TATALAKSANA Bayi dan anak yang mengalami perdarahan akibat kekuranagn vitamin k harus segera mendapatkan vitamin k. Vitamin k tidak boleh diberikan secara intramuskular karena di tempat suntikan akan terbentuk hematoma, sebaiknya diberikan secara subkutan karena absrobsinya cepat dan efeknya hanya sedikit lebih lambat dibandingkan dengan pemberian secara sistemik. Bila diberikan secara subkutan, dosis yang diberikan sebesar 5-10 mg subkutan dengan dosis tunggal biasanya memberikan perbaikan PT dalam waktu 12-24 jam. Pemberian secara intravena dapat juga diberikan, tetapi harus hati-hati karena dapat terjadi reaksi anafilaksis, dan bila diberikan secara intravena dosis vitamin k sebesar 1 mg untuk 2-3 kali pemberian dengan interval waktu 6-8 jam. Jenis vitamin k yang diberikan sebaiknya vitamin k1, karena relatif lebih aman dan efek sampingnya lebih kecil dibandingkan vitamin k3. Apabila terjadi perdarahan hebat, disamping pemberian vitamin k juga harus segera diberikan fresh frozen plasma dengan dosis 10-15 ml/kg berat badan. Respon terhadap pemberian vitamin k terjadi dalam waktu 4-6 jam, ditandai dengan terhentinya perdarahan dan membaiknya mekanisme pembekuan darah. Jika pemberian vitamin k tidak dapat mengatasi perdarahan, maka perlu dipikirkan diagnosis penyakit lain misalnya penyakit hati. Untuk mencegah terjadinya perdarahan akibat defisiensi vitamin k pada bayi setelah lahir, vitamin k profilaksis diberikan kepada yang memiliki risiko seperti ibu hamil yang meminum obat anti konvulsan (fenobarbital, fenitoin), harus mendapatkan vitamin k profilaksis dengan dosis 5 mg peroral/hari selama trimester ke 3 kehamilannya, lalu pada bayinya harus segera dilakukan pemeriksaan PT, PTT serta trombosit sambil diberikan vitamin K 1 mg intramuskular dan diulang 24 jam berikutnya. Untuk mencegah timbulnya HDN bentuk lambat yang mungkin timbul terutama pada bayi yang mendapatkan pengobatan antibiotik spektrum luas atau bayi dengan malabsorbsi, perlu mendapat profilaksis vitamin k 1 mg peroral/minggu selam 3 bulan pertama kehidupan bayi. Health Technologi Assessment (HTA) Departemen kesehatan RI (2003) mengajukan rekomendasi dalam rangka mencegah timbulnya HDN untuk memberikan vitamin k1 profilaksis bagi semua bayi baru lahir dan kegiatan ini dijadikan program nasional sesuai anjuran WHO. REFERENSI 1. Permono HB, Sutaryono, Ugrasena IDG, Endang W, Abdulsalam M.Ikatan dokter anak indonesia (IDAI). Buku Ajar Hematologi-Onkologi Anak.2005. 186-7