BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bayi baru lahir atau neonatus meliputi umur 0 – 28 hari. Kehidupan pada masa neonatus ini sangat rawan karena memerlukan penyesuaian fisiologi agar bayi di luar kandungan dapat hidup sebaikbaiknya. Hal ini dapat dilihat dari tingginya angka kesakitan dan angka kematian neonatus. Diperkirakan 2/3 kematian bayi di bawah umur satu tahun terjadi pada masa neonatus. Peralihan dari kehidupan intrauterin ke ekstrauterin memerlukan berbagai perubahan biokimia dan faali. Dengan terpisahnya bayi dari ibu, maka terjadilah awal proses fisiologik. Banyak masalah pada bayi baru lahir yang berhubungan dengan gangguan atau kegagalan penyesuaian biokimia dan faali yang disebabkan oleh prematuritas, kelainan anatomik, dan lingkungan yang kurang baik dalam kandungan, pada persalinan maupun sesudah lahir. Setiap tahun diperkirakan 4 juta bayi meninggal di dunia pada bulan pertama kehidupan dan dua pertiganya meninggal pada minggu pertama. Penyebab utama kematian pada minggu pertama kehidupan adalah komplikasi kehamilan dan persalinan seperti asfiksia, sepsis dan komplikasi berat lahir rendah. Kurang lebih 98% kematian ini terjadi di negara berkembang dan sebagian besar kematian ini dapat dicegah dengan pencegahan dini dan pengobatan yang tepat. Masalah pada neonatus biasanya timbul sebagai akibat yang spesifik terjadi pada masa perinatal. Tidak hanya merupakan penyebab kematian tetapi juga kecacatan. Masalah ini timbul sebagai akibat buruknya kesehatan ibu, perawatan kehamilan yang kurang memadai, manajemen persalinan yang tidak tepat dan tidak bersih, kurangnya perawatan bayi baru lahir. Kalau ibu meninggal pada waktu melahirkan, si bayi akan mempunyai kesempatan hidup yang kecil. Salah satu masalah 1 yang sering terjadi pada bayi dan cukup berbahaya adalah perdarahan tali pusat. Tali pusat atau funiculus umbilicalis adalah saluran kehidupan bagi janin selama dalam kandungan. Dikatakan saluran kehidupan karena saluran inilah yang selama kehamilan menyuplai zat-zat gizi dan oksigen ke janin. Tetapi begitu bayi lahir, saluran ini sudah tak diperlukan lagi sehingga harus dipotong dan diikat atau dijepit. Perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombus normal. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi. Waktu terbaik untuk pengikatan tali pusat telah menjadi perdebatan selama beberapa dasawarsa dan definisi pengikatan tali pusat dini serta tertunda bervariasi. Namun saat ini, menurut ulasan kolaborasi Cochrane sebagian besar peneliti mendefinisikan pengikatan tali pusat dini bila dilakukan dalam 15 detik setelah lahir, sedangkan tertunda jika dilakukan 45 detik sampai 5 menit setelah lahir dimana pada rentang waktu tersebut terjadi perpindahan darah yang bermakna dari plasenta ke bayi (Kusmiyati, 2009). B. Rumusan Masalah 1. Mahasiswa mampu atau mengerti tentang pengertian perdarahan tali pusat 2. Mahasiswa mampu atau mengerti tentang penyebab perdarahan tali pusat 3. Mahasiswa mampu atau mengerti tentang gejala perdarahan tali pusat 4. Mahasiswa mampu atau mengerti tentang faktor resiko perdarahan tali pusat 5. Mahasiswa mampu atau mengerti tentang penatalaksanaan perdarahan tali pusat 2 6. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data subjektif pada bayi baru lahir Ny. “W”. 7. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data objektif pada bayi baru lahir Ny.“W” C. Tujuan 1. Bagi Penulis Dapat meningkatkan pengetahuan, dan menerapkan pada permasalahan yang didapat dari data Subyektif dan Obyektif pada bayi baru lahir Ny “W” dengan Pendarahan tali pusat. 2. Bagi Institusi Dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien Pendarahan tali pusat 3. Bagi Lahan Praktik Dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan kepada pasien dengan Pendarahan tali pusat. 4. Bagi Klien Dapat menambah pengetahuan tentang pendarahan tali pusat dan memahami tentang keadaan yang dialaminya dan klien diharapkan bisa lebih kooperatif dengan tenaga kesehatan. 3 BAB II PEMBAHASAN A. PENGERTIAN PERDARAHAN TALI PUSAT Perdarahan tali pusat adalah perdarahan yang terjadi pada tali pusat bisa timbul sebagai akibat dari pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukan trombus normal. Selain itu, perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagai petunjuk adanya penyakit pada bayi. Adanya cairan (darah) yang keluar di sekitar tali pusat bayi akibat dari trauma pengikatan tali pusat yang kurang baik atau kegagalan proses pembentukkan trombusnormal (Dewi, Nani Lia Dewi. 2010). Dalam istilah medis ini disebut dengan Hemorhagic Disease of the Newborn (HDN). Tetapi merupakan hal yang normal apabila pendarahan yang terjadi disekitar tali pusat dalam jumlah yang sedikit. Dimana, pendarahan tidak melebihi luasan uang logam dan akan berhenti melalui penekanan yang halus selama 5 menit. Selain itu perdarahan pada tali pusat juga bisa sebagi petunjuk adanya penyakit pada bayi. B. PENYEBAB PERDARAHAN TALI PUSAT Perdarahan tali pusat dapat terjadi karena robekan umbilkus, robekan pembuluh darah, setelah plcenta previa, dan abrupsio placenta. 1. Robekan umbilikus normal a. Partus presipitatus b. Adanya trauma atau lilitan tali pusat c. Umbilikus pendek, sehingga menyebabkan terjadinya tarikan yang berlebihan pada saat persalianan. d. Kelalaian penolong persalinan yang dapat menyebabkan tersayatnya dinding umbilikus atau plasenta sewaktu SC. 4 2. Robekan umbilikus normal a. Adanya hematoma pada umbilikus yang kemudian hematoma tersebut pecah, namun perdarahan yang terjadi masuk kembali ke dalam plasenta. Hal ini sangat berbahaya bagi bayi karna dapat menimbulkan kematian pada bayi. b. Varises juga dapat menyebabkan perdarahan ketika varises tersebut pecah. c. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus, yaitu terjadi pelebaran pembuluh darah setempat saja karna salah dalam proses perkembangan atau terjadi kemunduran dinding pembuluh darah. Pada aneurisma, pembuluh darah menyebabkan pembuluh darah rapuh dan mudah pecah. 3. Robekan pembuluh darah abnormal a. Pembuluh darah abdomen yang mudah pecah karena dindingnya tipis dan tidak ada perlindungan jely wharton. b. Insersi velamentosa tali pusat, yaitu pecanya pembuluh darah pada percabangan tali pusat sampai ke membran tempat masuknya plasenta. Umbilikus dengan kelainan insersi ini sering terdapat pada kehamilan ganda. c. Plasenta multilobularis, perdarahan terjadi pada pembuluh darah yang menghubungkan masing – masing lobus dengan jaringan plasenta karena bagian tersebut sangat rapuh dan mudah peceah. 4. Perdarahan akibat plasenta previa dan aprupsio plasenta Perdarahan akibat placenta previa dan abrupsio plasenta dapat membahayakan bayi. Plasenta previa cenderung menyebabkan anemia, sedangkan pada kasus abrupsio plasenta lebih sering mengakibatkan kematian intrauterin karena dapat 5 terjadi anoreksia. Lakukan pengamatan plasenta dengan teliti untuk menentukan adanya perdarahan pada bayi baru lahir dan lakukan pemeriksaan hemoglobin secara berkala pada bayi barui lahir dengan kelainan placenta atau dengan SC (Dewi, Nani Lia Dewi. 2010). C. GEJALA PERDARAHAN TALI PUSAT a. Ikatan tali pusat lepas atau klem pada tali pusat lepas tapi masih menempel pada tali pusat. b. Kulit di sekitar tali pusat memerah dan lecet. c. Ada cairan yang keluar dari tali pusat. Cairan tersebut bisa berwarna kuning, hijau, atau darah. d. Timbul sisik di sekitar atau pada tali pusat. D. FAKTOR RESIKO Faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya perdarahan tali pusat antara lain ibu yang selama kehamilan mengkonsumsi obat-obatan yang mengganggu metabolisme vitamin K seperti, obat antikoagulan oral (warfarin), obat-obat antikonvulsan (fenobarbital, fenitoin, karbamazepin), obat-obat antituberkulosis (INH, rifampicin), sintesis vitamin K yang kurang oleh bakteri usus (pemakaian antibiotik, khususnya pada bayi kurang bulan), gangguan fungsi hati (kolestasis), kurangnya asupan vitamin K dapat terjadi pada bayi yang mendapat ASI eksklusif, karena ASI memiliki kandungan vitamin K yang rendah yaitu <20 ug/L bila dibandingkan dengan susu sapi yang memiliki kandungan vitamin K 3 kali lipat lebih banyak (60 ug/L). Selain itu asupan vitamin K yang kurang juga disebabkan sindrom malabsorpsi dan diare kronik (Waspodo, Djoko.2009). 6 E. PENATALAKSANAAN PERDARAHAN TALI PUSAT 1. Penanganan disesuaikan dengan penyebab dari perdarahan tali pusat yang terjadi. 2. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat. a. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. Kenakan popok di bawah tali pusat. b. Biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin. c. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Gunakan kapas atau cotton bud dan cairan alkohol 70% yang dapat dibeli di apotek. d. Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. Alkohol yang digunakan tidak menyengat. Bayi akan menangis karena alkohol terasa dingin. Membersihkan tali pusat dengan alkohol dapat membantu mencegah terjadinya infeksi. Hal ini juga akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat. e. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian. f. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat. 3. Segera lakukan inform consent pada keluarga pasien untuk dilakukan rujukan. Hal ini dilakukan bila terjadi gejala berikut: a. Tali pusat belum terlepas dalam waktu 3 minggu. b. Klem pada pangkal tali pusat terlepas. 7 c. Timbul garis merah pada kulit di sekitar tali pusat. d. Bayi menderita demam. e. Adanya pembengkakan atau kemerah-merahan di sekitar tali pusat. f. Timbul bau yang tidak enak di sekitar tali pusat. g. Timbulnya bintil-bintil atau kulit melepuh di sekitar tali pusat. h. Terjadi pendarahan yang berlebihan pada tali pusat. Pendarahan melebihi ukuran luasan uang logam. i. Pendarahan pada tali pusat tidak berhenti walaupun sudah di tekan (Pusdiknakes, 2003). 8 BAB III TINJAUN KASUS ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR Ny “W” UMUR 1 HARI PERDARAHAN TALI PUSAT DI RUANG “P” RSUD “K” PENGKAJIAN Tanggal : 02 Desember 2013 Jam : 12.05 WIB Tempat : Di Ruang “P” A. DATA SUBYEKTIF a. Identitas Nama bayi : Bayi Ny W Umur bayi : 1 hari Tanggal/Jam/Lahir : 01 Desember 2013 jam : 09.05 WIB. Jenis kelamin : perempuan Anak ke :1 No.Reg : 059442 Berat badan : 2640 gram Panjang badan : 47 cm Nama Ibu : Ny W Umur : 21 th Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMP Pekerjaan : Swasta Alamat : RT/RW 27/29 Ds. H, Kec. G, Kab.C 9 Nama Ayah : Tn J Umur : 29 th Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SMA Pekerjaan : Wiraswast Alamat : RT/RW 27/29 Ds. H, Kec. G, Kab. C b. Keluhan Utama Ibu mengatakan bayinya mengalami perdarahan pada tali pusat sejak tadi pagi Jam 06.30 WIB c. Riwayat Penyakit Kehamilan Perdarahan : Tidak ada Pre-eklamsi : Tidak ada Eklampsia : Tidak ada Penyakit kelamin : Tidak ada Lain-lain : Tidak ada d. Kebiasaan Waktu Hamil Pola Nutrisi Sebelum Hamil Makan : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk,sayur dan buah) Minum : 5-7 gelas/hari (air putih, teh) Selama Hamil Makan : 3x sehari porsi sedang (nasi, lauk, sayur) Minum : 5-8 gelas/hari (air putih, teh) 10 Pola Aktivitas Sebelum Hamil Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri seperti menyapu, mencuci, dan memasak. Selama Hamil Ibu biasa mengerjakan pekerjaan rumah sendiri tetapi tidak terlalu berat. Pola Istirahat Sebelum Hamil Tidur siang : jam 12.00-13.00 (+ 1 jam/hari) Tidur malam : jam 21.00-04.00 (+ 7-8 jam/hari ) Selama Hamil Tidur siang : jam 12.00-13.30 (+ 1-2 jam/hari) Tidur malam : jam 21.00-04.30 (+ 7-8 jam/hari ) Pola Eliminasi Sebelum hamil BAK 5x /hari, warna kuning, bau khas BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak. Selama hamil BAK 6-7x /hari, warna kuning, bau khas BAB 1x/hari, warna kuning, konsistensi lunak, bau khas e. Riwayat Persalinan Sekarang 1. Jenis persalinan :Spontan belakang kepala. 2. Ditolong oleh :Bidan 3. Lama persalinan - Kala I : 12 jam - Kala II : 2 jam - Kala III : 10 Menit 11 4. Pengeluaran pervaginam. 5. Darah lendir : ada lochea rubra 6. Air ketuban : pecah jam 11.10 WIB, Warna jernih, bau khas 7. Laserasi / robekan perineum : Tidak ada 8. Darah : Ada sekitar + 150 CC f. Komplikasi persalinan Ibu : Tidak ada Bayi : Tidak ada g. Keadaan Bayi Baru Lahir. Nilai Apgar Skor : 8-9 Menit 1 Appeance (warna kulit) :1 Pulse (Frek nadi) :2 Grimace (ransangan) :1 Activity (tonus otot) :2 Respiration (pernafasan) :2 Menit 5 Appeance (warna kulit) :2 Pulse (Frek nadi) :2 Grimace (ransangan) :1 Activity (tonus otot) :2 Respiration (pernafasan) :2 h. Resusitasi Penghisapan lendir : Ya Oksigen : Tidak Terapi : Penghangatan dengan lampu 12 Keterangan : Untuk menghangatkan tubuh bayi sehingga bayi tidak hipotermi B. DATA OBYEKTIF 1. Pemeriksaan fisik umum Keadaan Umum : Composmentis Suhu : 36,8 0C Pernafasan : 46 x/menit Nadi : 120x/menit Berat badan sekarang : 2640 gram Panjang badan : 48 cm 2. Pemeriksaan khusus. Inspeksi Kepala : Simetris,Rambut hitam,ada lanugo, kulit rambut bersih Ubun-ubun : Datar Muka : Simetris, Tidak ada oadem, kemerahan pada mukanya Mata : Simetris, Konjungtiva merah muda, sklera putih. Telinga : Simetris, tidak ada serumen Mulut : Simetris, tidak ada bibir sumbing. Hidung : Simetris, tidak ada secret, tidak ada pernapasan cuping hidung Leher : Tidak ada tyroid, tidak ada pembengkakan. Dada : Simetris, gerakan rongga dada teratur, tidak ada tarikan intercostae Abdomen : Simetris, tidak kembung, Tali pusat terbungkus kasa steril, terlihat perdarahan Punggung : Simetris, tidak ada sipina bifida 13 Ekstremitas : Jari-jari ekstremitas atas dan bawah lengkap, tidak ada polydaktil, syndaktil, brakidaktyl, bentuk ekstremitas kanan dan kiri simetris. Genetalia : Terlihat Labia mayora menutupi labia minora. Anus : Terdapat lubang anus. Palpasi Kepala : Tidak ada benjolan, UUB datar, UUK belum menutup Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan limfe Reflek Reflek moro : Ada Reflek Rooting : Ada Reflek Graphs/plantar : Ada Reflek Sucking : Ada Reflek Walking : Tidak ada Antropometri Lingkar kepala FO : 34 cm MO : 35 cm SOB : 32 cm Lingkar dada : 32 cm Lingkar lengan atas : 11 cm Eliminasi Miksi : Sudah, jam : 11.25 WIB Meconium : Sudah, Warna : Hijau Kehitaman Tgl : 23 Mei 2011 , 14 Jam :12.10 WIB Pemeriksaan Penunjang : - C. ANALISIS Bayi Ny. “W” 1 hari post partum dengan perdarahan talipusat fisiologis D. PENATALAKSANAAN 1. Untuk penanganan awal, harus dilakukan tindakan pencegahan infeksi pada tali pusat misalnya mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi 2. Melakukan observasi TTV 3. Kenakan popok di bawah tali pusat, biarkan tali pusat terbuka, tidak tertutup pakaian bayi sesering mungkin. 4. Angkat tali pusat dan bersihkan tepat pada area bertemunya pangkal tali pusat dan tubuh. Tidak perlu takut hal ini akan menyakiti bayi Anda. 5. Bersihkan area di sekitar tali pusat. Lakukan setiap kali Anda mengganti popok. Bungkus tali pusat dengan kasa steril. Hal ini akan mempercepat pengeringan dan pelepasan tali pusat. 6. Jaga agar tali pusat tetap kering setiap saat. 7. Jangan basahi tali pusat sampai tidak terjadi pendarahan lagi. Tali pusat akan terlepas, dimana seharusnya tali pusat aka terlepas dalam waktu 1-2 minggu. Tapi, yang perlu diingat adalah jangan menarik tali pusat, walaupun sudah terlepas setengah bagian. 8. Hindari penggunaan bedak atau losion di sekitar atau pada tali pusat. 9. Memberikan kehangatan pada bayi dengan cara : menggedong, memberi selimut, dan memberi penutup/topi pada kepala 15 10. Ganti pakian yang basah dengan pakaian kering Ganti popok setiap BAK/BAB 11. Menganjurkan pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan dan pemberian ASI sesering mungkin agar bayi mendapatkan nutrisi yang cukup Memberikan ASI setiap 2 jam sekali atau sesering mungkin 12. Melakukan konseling kepada ibu tentang tanda-tanda bahaya BBL dengan kriteria kegawatan , seperti : Bayi tidak mau menetek, tampak lesu, pernapasan lambat, suhu naik, terjadi perdarahan/ keluar cairan berbau pada tali pusat. 13. Segera lakukan inform consent dan inform choise pada keluarga pasien apabila dilakukan rujukan 14. Menganjurkan ibu pergi ke tenaga kesehatan jika terjadi tanda-tanda bahaya pada BBL 16 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Pada tanggal 2 Desember 2013 jam 12.00 WIB, dilakukan Asuhan Kebidanan pada pasien bayi baru lahir Ny.”W”, mahasiswa mampu melaksanakan Asuhan Kebidanan pada suatu kasus, sehingga dapat menerapkan teori secara alamiah kedalam bentuk Asuhan Kebidanan, mahasiswa juga memperoleh gambaran yang nyata dalam melaksanakan Asuhan Kebidanan pada pasien dengan Pendarahan tali pusat di ruang “P” RSUD “K”. Didapatkan data subyektif yaitu Ibu mengatakan bayinya mengalami perdarahan pada tali pusat sejak tadi pagi Jam 06.30 WIB. Data obyektif yaitu Keadaan Umum : Composmentis, Suhu : 36,8ºC, Pernafasan : 46 x/menit, Nadi : 120x/menit. Berdasarkan data yang diperoleh maka dapat ditarik kesimpulan bahwa bayi baru lahir Ny ”W” dengan pendarahan pada tali pusat. B. Saran a. Bagi Penulis Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan, menerapkan pada permasalahan yang didapat dari Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir Ny. “W” dengan pendarahan pada tali pusat. b. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi atau kepustakaan bagi yang membutuhkan serta sebagai bahan acuan perbandingan dalam penanganan pada pasien Pendarahan tali pusat c. Bagi Lahan Praktik Diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan acuan dalam memberikan asuhan kepada pasien. 17 SOAL KASUS 1. Seorang perempuan umur 35 tahun GII PI A 0 datang ke BPM pada jam 10.00 WIB untuk bersalin. Ibu mengatakan kencing-kencing sejak jam 07.00 WIB, mengeluarkan cairan berwarna jernih jam 09.00 WIB. Hasil pemeriksaan KU: baik, TD: 120/80 mmHg, P: 88 x/menit, R: 20 x/menit, S: 36ºC, HIS: 3 kali dalam 10 menit lamanya 45 detik, DJJ: 144 x/menit, Hasil VT pembukaan: 8 cm, KK negative, teraba tali pusat disamping kepala. Diagnosa yang tepat untuk kasus diatas adalah.... a. Inpartu kala1 KPD b. Inpartu kala 1 fisiologi c. Inpartu kala 1 tali pusat terkemuka d. Inpartu kala 1 fase aktif termuka e. Inpartu kala 1 tali pusat menumbung 2. Bayi “B” umur 3 hari datang ke klinik bersalin medika BBL 3000 gram sekarang 2900 gram.bayi menyusui kuat tali pusat tidak ada tanda tanda infeksi. Sebenarnya prinsip utama yang harus diperhatikan dalam penanganan tali pusat adalah.... a. Steril b. Bersih c. Dibungkus rapat d. Di beri antiseptik e. Bersih dan kering 3. Bayi “A” lahir aterm di rumah dengan berat badan lahir 3000 gram. Panjang badan lahir 50cm, lingkar kepala 34cm, lahir secara spontan. Setelah umur 2 hari tali pusat merah berair keluar nanah . Ibunya membawa ke polindes untuk di periksa karna selurug tubuhnya teraba panas, pada pemeriksaan di dapatkan suhu tubuh 18 37,6derajatcelcius,gerakan kurang normal,terdapat skrema. Apa peran bidan dalam mengtasi kasus diatas .... a. Metode lamgguru b. Mencegah infeksi dan merawat tali pusat c. Pemberian cairan d. Pemberian antisetik e. Memberikan asi 4. Seorang bayi di BPM, BBL: 3200 gram, PBL: 49 cm. Adanya yang keluar dari tali pusat berupa darah berlebihan dan tidak berhenti walaupun sudah ditekan. Tindakan apakah yang harus diberikan bidan..... a. Membiarkan tali pusatdalam keadaan terbuka b. Periksa lalu segera rujuk bayi c. Berikan obat untuk menghentikan perdarahan d. Lakukan penanganan langsung di BPM e. Lakukan infom consent segera 5. Bayi “M” lahir spontan 1 jam yang lalu, aktif , BB 2500 gram, PB 48 cm, RR 40 x/menit, dan usia kehamilan saat lahir 36 minggu. Dari hasil pemeriksaan terjadi perdarahan namun masuk kembali ke dalam plasenta. Diagnosa yang tepat untuk perdarahan tersebut dikarenakan... a. Varises yang pecah b. Aneurisma pembuluh darah pada umbilikus c. Hematoma pada umbilikus pecah d. Adanya trauma atau lilitan tali pusat e. Patus precipitatus 19 DAFTAR PUSTAKA Dewi, Nani Lia Dewi. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Salemba Medika. Pusdiknakes, 2003. Asuhan Bayi Baru Lahir, Depkes RI. Jakarta: JHIPIEGO. Waspodo, Djoko.2009. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Sarwono Prawihardjo. Kusmiyati , dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta: Fitramaya. 20