MODUL PERKULIAHAN AGRESI Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi Fakultas Program Studi Fakultas Psikologi Psikologi Tatap Muka 14 Kode MK Disusun Oleh 61119 Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.Ikom Abstract Kompetensi Mendeskripsikan Diri Pribadi Mahasiswa mampu memahami dan mengkomunikasikan tentang Diri Pribadi Pengertian Agresi Agresi merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang atau institusi terhadap orang atau institusi lain yang sejatinya disengaja. Pemicu umum dari agresi adalah ketika seseorang mengalami satu kondisi tertentu yang sering terlkihat adalah emosi marah. Perasaan marah berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya dalam suatu bentuk tertentu pada objek tertentu. Marah adalah sebuah pernyataan yang disimpulkan dan perasaan yang ditunjukkan yang sering disertai dengan konflik atau frustasi. Teori Agresi Menurut Sarwono (2002), teori agresi terbagi dalam beberapa kelompok, yaitu: 1. Teori Bawaan. Teori Bawaan atau bakat ini terdiri atas teori Psikoanalisa dan teori Biologi. a. Teori Naluri --- Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam ketidaksadaran, khususnya pada bagian dari kepribadian yang disebut Id yang pada prinsipnya selalu ingin agar kemauannya dituruti. b. Teori Biologi --- Teori biologi ini menjelaskan perilaku agresi, baik dari proses faal maupun teori genetika (illmu keturunan). Proses faal adalah proses tertentu yang terjadi otak dan susunan saraf pusat. 2. Teori Lingkungan. Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang terjadi di lingkungan. a. Teori Frustrasi-Agresi Klasik, yaitu: agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi. b. Teori Frustrasi-Agresi Baru, yaitu: frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang menimbulkan frustrasi itu. c. Teori Belajar Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial. 3. Teori Kognitif 2016 14 Psikologi Sosial Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifat-sifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan. Pengaruh Agresi a. SOSIAL Frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya mencapai tujuan, kerap menjadi penyebab agresi. Agresi tidak selalu muncul karena frustasi. Manusia dapat melakukan agresi karena alasan lain. Namun, frustasi dapat menimbulkan agresi ika penyebab frustasi dianggap tidak sah atau tidak dibenarkan. Provokasi verbal atau fisik adalah salah satu penyebab agresi. Manusia cenderung untuk membalas dengan derajat agresi yang sama atau lebih tinggi dari pada yang diterimanya/ balas dendam. b. Personal Pola tingkah laku juga berdasarkan pada kepribadian. Hal lainnya yang perlu disperhatikan adalah perbedaan jenis kelamin. Sering diungkapkan bahwa laki-laki lebih agresif daripada perempuan. c. Kebudayaan Nilai dan norma masyarakat berpengaruh dalam agresivitas suatu kelompok. Menurut ahli dari bidang ilmu antropologi dan psikologi, masyarakat yang hidup di lingkungan geografis seperti pantai dan pesisir, mempunyai karakter yang lebih keras daripada masyarakat yang hidup di pedalaman. d. Situasional Penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa ketidaknyamanan akibat panas dapat menyebabkan kerusuhan dan bentuk agresi lainnya. e. Sumber Daya Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan sumber daya dan kebutuhan hidup manusia tidak selalu mencukupi. 2016 14 Psikologi Sosial Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id f. Media Masa Beberapa penelitian tentang media dan kekerasan telah banyak dilakukan, baik di luar maupun di dalam negeri. Menurut Ade E. Mardiana, tayangan dari televise berpotensi besar diimitasi oleh penonton. CARA MENGURANGI AGRESI Agresi adalah sebuah tingkah laku menyerang orang lain baik fisik, psikis maupun psikologis. Agresi dapat membuat kerusakan secara materil maupun immateril. Agresi bisa dilakukan oleh seorang anak ataupun seorang dewasa. Agresi merupakan tingkah laku yang dipelajari dari lingkungan, dan merupakan respon dari sebuah peristiwa yang dianggap mengancam keberadaan individu. Ada beberapa cara untuk meredam atau menghilangkan sebuah tingkah laku yang bersifat agresif. Cara-cara mengatasi agesi itu adalah sebagai berikut: a. Pengamatan tingkah laku yang baik Budaya, pendidikan, tontonan yang selalu menampilkan perilaku agresif akan membuat seseorang mengimitasi perilaku tersebut. Untuk mengurangi perilaku agresif ini bisa dengan menampilkan tingkah laku yang memberikan teladan yang baik b. Hukuman Sejarah manusia lebih banyak mencatat hukuman sebagai cara penanganan terhadap agresi. Pada individu, para pelaku kekerasan seperti pemerkosa dan pembunuh akan dihukum penjara atau hukuman mati. c. Mengelola Kemarahan Kemarahan dan rangsangan afektif negatif memainkan peran kunci dalam banyak pengekspresian perilaku agresif. Dengan demikian pemberian kemungkinan untuk mengontrol kemarahan mestinya efektif dalam mengurangi agresi bermusuhan seseorang d. Katarsis Seseorang yang perlu mereduksi dorongan agresinya, maka dibutuhkan saluran untuk menyalurkan agresi tersebut. Ingin memukul teman bisalnya, 2016 14 Psikologi Sosial Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dialihkan pada memukul meja. Perilaku ini, oleh Freud disebut dengan katarsis. e. Kognitif Bisa dibayangkan ketika seseorang berbuat kesalahan pada orang lain, maka tak ayal lagi orang yang dizalimi akan marah. Bagaimana jika ternyata orang yang dizalimi tadi ternyata memaafkan si pembuat kesalahan? Hal ini menjadi mungkin ketika kognisi orang yang dizalimi tadi diisi oleh informasi bahwa perlunya memaafkan orang yang menzalimi. Daftar Pustaka Ahmadi, abu. 2007, psikologi sosial, Jakarta: rineka cipta Dyakisni, tri & hudaniah. 2009, psikologi sosial, malang: umm press Nina w. Syam, M.S, Psikologi sebagai akar ilmu komunikasi, 2011, Simbiosa Rekatama Media, Bandung Sarwono, sarlito wirawan. 2006, teori-teori psikologi sosial, Jakarta: rajawali pers Sarwono, Sarlito W., dan Meinarno,Eko A., Psikologi Sosial, Salemba Humanika, Jakarta, 2009. 2016 14 Psikologi Sosial Sri Wahyuning Astuti, S.Psi, M.Ikom Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id