Modul ke: AGRESI Pengertian agresi, teori-teori agresi, pengaruh terhadap agresi, cara mengurangi agresi. Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom Pengertian Agresi • Agresi merupakan tindakan melukai yang disengaja oleh seseorang atau institusi terhadap orang atau institusi lain yang sejatinya disengaja. • Pemicu umum dari agresi adalah ketika seseorang mengalami satu kondisi tertentu yang sering terlihat adalah emosi marah. Perasaan marah berlanjut pada keinginan untuk melampiaskannya dalam suatu bentuk tertentu pada objek tertentu. Teori Agresi 1. Teori Bawaan. Teori Bawaan atau bakat ini terdiri atas teori Psikoanalisa dan teori Biologi. 2. Teori Lingkungan. Inti dari teori lingkungan adalah perilaku agresi merupakan reaksi terhadap peristiwa atau stimulus yang terjadi di lingkungan. 3. Teori Kognitif memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan, atribusi dan penilaian 1. Teori bawaan • Teori Naluri --- Freud dalam teori Psikoanalisis klasiknya mengemukakan bahwa agresi adalah satu dari dua naluri dasar manusia. Naluri agresi atau tanatos ini merupakan pasangan dari naluri seksual atau eros. Naluri seks berfungsi untuk melanjutkan keturunan sedangkan naluri agresi berfungsi mempertahankan jenis. Kedua naluri tersebut berada dalam alam ketidaksadaran • Teori Biologi --- Teori biologi ini menjelaskan perilaku agresi, baik dari proses faal maupun teori genetika (illmu keturunan). Proses faal adalah proses tertentu yang terjadi otak dan susunan saraf pusat. 2. Teori Lingkungan • Teori Frustrasi-Agresi Klasik, yaitu: agresi dipicu oleh frustrasi. Frustrasi artinya adalah hambatan terhadap pencapaian suatu tujuan. Berdasarkan teori tersebut, agresi merupakan pelampiasan dari perasaan frustrasi. • Teori Frustrasi-Agresi Baru, yaitu: frustrasi menimbulkan kemarahan dan emosi, kondisi marah tersebut memicu agresi. Marah timbul jika sumber frustrasi dinilai mempunyai alternatif perilaku lain daripada yang menimbulkan frustrasi itu. • Teori Belajar Sosial, yaitu lebih memperhatikan faktor tarikan dari luar. Bandura menekankan kenyataan bahwa perilaku agresi, perbuatan yang berbahaya, perbuatan yang tidak pasti dapat dikatakan sebagai hasil bentuk dari pelajaran perilaku sosial. 3. Teori Lingkungan • Teori kognitif ini memusatkan proses yang terjadi pada kesadaran dalam membuat penggolongan (kategorisasi), pemberian sifatsifat (atribusi), penilaian, dan pembuatan keputusan. Pengaruh Agresi SOSIAL • Frustasi, terhambatnya atau tercegahnya upaya mencapai tujuan, kerap menjadi penyebab agresi. Agresi tidak selalu muncul karena frustasi. Manusia dapat melakukan agresi karena alasan lain. Namun, frustasi dapat menimbulkan agresi ika penyebab frustasi dianggap tidak sah atau tidak dibenarkan. Personal • Pola tingkah laku juga berdasarkan pada kepribadian. Hal lainnya yang perlu disperhatikan adalah perbedaan jenis kelamin. Sering diungkapkan bahwa laki-laki lebih agresif daripada perempuan. Kebudayaan • Nilai dan norma masyarakat berpengaruh dalam agresivitas suatu kelompok. Masyarakat yang hidup di lingkungan geografis seperti pantai dan pesisir, mempunyai karakter yang lebih keras daripada masyarakat yang hidup di pedalaman Situasional • Penelitian terkait dengan cuaca dan tingkah laku menyebutkan bahwa ketidaknyamanan akibat panas dapat menyebabkan kerusuhan dan bentuk agresi lainnya. Sumber Daya • Manusia selalu ingin memenuhi kebutuhan hidupnya. Sedangkan sumber daya dan kebutuhan hidup manusia tidak selalu mencukupi. • Media Masa • Beberapa penelitian tentang media dan kekerasan telah banyak dilakukan, baik di luar maupun di dalam negeri. Menurut Ade E. Mardiana, tayangan dari televise berpotensi besar diimitasi oleh penonton. Cara mengurangi agresi • Ada beberapa cara untuk meredam atau menghilangkan sebuah tingkah laku yang bersifat agresif. Cara-cara mengatasi agesi itu adalah sebagai berikut: Pengamatan tingkah laku yang baik • Budaya, pendidikan, tontonan yang selalu menampilkan perilaku agresif akan membuat seseorang mengimitasi perilaku tersebut. Untuk mengurangi perilaku agresif ini bisa dengan menampilkan tingkah laku yang memberikan teladan yang baik Hukuman • Sejarah manusia lebih banyak mencatat hukuman sebagai cara penanganan terhadap agresi. Pada individu, para pelaku kekerasan seperti pemerkosa dan pembunuh akan dihukum penjara atau hukuman mati. Mengelola Kemarahan • Kemarahan dan rangsangan afektif negatif memainkan peran kunci dalam banyak pengekspresian perilaku agresif. Dengan demikian pemberian kemungkinan untuk mengontrol kemarahan mestinya efektif dalam mengurangi agresi bermusuhan seseorang Katarsis • Seseorang yang perlu mereduksi dorongan agresinya, maka dibutuhkan saluran untuk menyalurkan agresi tersebut. Ingin memukul teman bisalnya, dialihkan pada memukul meja. Perilaku ini, oleh Freud disebut dengan katarsis. Kognitif • Bisa dibayangkan ketika seseorang berbuat kesalahan pada orang lain, maka tak ayal lagi orang yang dizalimi akan marah. Bagaimana jika ternyata orang yang dizalimi tadi ternyata memaafkan si pembuat kesalahan? Hal ini menjadi mungkin ketika kognisi orang yang dizalimi tadi diisi oleh informasi bahwa perlunya memaafkan orang yang menzalimi.