Uploaded by User57533

PAJAK INTERNASIONAL 6I (TUGAS MEMBUAT TOPIK Transfer Pricing)

advertisement
Nama
: Alya Alda Lena Prasetyo
Kelas
: 6i – Akuntansi
Nim
: 1702015062
Matkul
: Pajak Internasional
Tulisan Dibawah Ini Akan Menjelaskan Tentang Apa Itu Yang Dimaksud Dengan Transfer
Pricing Beserta Contohnya.
A. DEFINISI TRANSFER PRICING
Berikut Beberapa Definisi Tranfer Pricing Dari Beberapa Sumber Yang Saya Dapat :
Transfer Pricing Merupakan Salah Satu Kebijakan Perusahaan Dalam Menentukan Harga
Transfer Atas Transaksi Barang, Jasa, Harta Tidak Berwujud Maupun Transaksi Finansial
Yang Menjadi Aktivitas Perusahaan. Https://Sarjanaekonomi.Co.Id/Transfer-Pricing/
Transfer Pricing Adalah Suatu Kebijakan Perusahaan Dalam Menentukan Harga Transfer
Suatu Transaksi Baik Itu Barang, Jasa, Harta Tak Berwujud, Atau Pun Transaksi Finansial
Yang Dilakukan Oleh Perusahaan. Https://Www.Kemenkeu.Go.Id/
Transfer Pricing Adalah Suatu Kebijakan Yang Diatur Oleh Perusahaan Untuk Menentukan
Harga Transfer Atas Suatu Transaksi, Baik Harga Atas Barang, Jasa, Harta Tak Berwujud,
Ataupun Transaksi Finansial Yang Dilakukan Oleh Perusahaan. Transfer Pricing Bisa Juga
Diartikan Sebagai Besaran Harga Yang Dibebankan Satuan Usaha Individu Pada Perseroan
Multi Satuan Atas Transaksi Yang Terjadi Di Antara Mereka. Https://Www.OnlinePajak.Com/Transfer-Pricing
Dari Beberapa Definisi Diatas Maka Saya Pribadi Menyimpulkan Bahwa Transfer Pricing
Merupakan Salah Satu Keputusan / Kebijakan Salah Satu Perusahaan Dalam Segi
Menentukan Harga Barang , Jasa . Baik Itu Dalam Satu Perusahaan Tersebut Ataupun Dari
Perusahaan Dengan Perusahaan Lainnya Diperuntukan Untuk Maju , Perkembangnya
Perusahaan Tersebut .Juga Transfer Pricing Dibagi Menjadi Dua Kelompok Yaitu Intra –
Company Transfer Pricing Dan Inter-Company Transfer Pricing . Intra- Company Transfer
Pricing Yaitu Transfer Pricing Yang Dilakukan Antar Divisi Dalam Suatu Perusahaan .
Sedangkan Inter-Company Transfer Pricing Yaitu Transfer Pricing Yang Dilakukan Oleh
Beberapa Perusahaan Yang Berhubungan Baik Dengan Tujuan Bekerjasama Untuk
Memajukan Bidang Dalam Perusahaan Tersebut. Inter-Company Transfer Pricing Dibagi
Menjadi Dua Kelompok Yaitu Domestic Transfer Pricing (Kegiatan Yang Masih Berada
Dalam Satu Negara Namun Berbeda Perusahaan ) Dan International Transfer Pricing (
Kegiatan Transfer Pricing Antara Beberapa Perusahaan Dengan Berbeda Kedudukan /
Negara ).
Intra- Company
Transfer Pricing
Domestic
Transfer Pricing
Transfer
Pricing
Inter- Company
Transfer Pricing
International
Transfer Pricing
Tranfer Pricing Mempunyai Hubungan Khusus Dengan Peraturan Perpajakan Indonesia
Sesuai Dengan Peraturan Tentang Transfer Pricing Secara Umum Diatur Dalam Pasal 18 UU
Nomor 36 Tahun 2008 Tentang Pajak Penghasilan (UU Pph). Pasal 18 Ayat (3) UU Pph
Menyebutkan Bahwa Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Berwenang Untuk Menentukan
Kembali Besarnya Penghasilan Kena Pajak Bagi Wajib Pajak Yang Mempunyai Hubungan
Istimewa Dengan Wajib Pajak Lainnya Sesuai Dengan Kewajaran Dan Kelaziman Usaha
Yang Tidak Dipengaruhi Oleh Hubungan Istimewa (Arm’s Length Principle) Dengan
Menggunakan Metode Perbandingan Harga Antara Pihak Yang Independen, Metode Harga
Penjualan Kembali, Metode Biaya-Plus, Atau Metode Lainnya.
B. CONTOH TANSFER PRICING
Sebagaimana Dijelaskan Diatas Transfer Pricing Dibagikan Menjadi Beberapa Kelompok ,
Berikut Contoh Dari Beberapa Tranfer Pricing :
1. Contoh Intra- Company Transfer Pricing
PT. ABC Meruapakan Salah Satu Perusahaan Besar Di Indonesia Dan Memiliki Anak
Perusahaan Yang Terletak Di Beberapa Daerah Diindonesia, Dalam Kasus Ini PT.
ABC Memberikan Ataupun Mengirim Dana , Biaya Ataupun Jasa Kepada Anak
Perusahaan Tersebut Untuk Memenuhi Kekurangan Atau Keperluan Operasional
Suatu Bidang Tersebut Dalam Suatu Tujuan Yang Sama Tercapainya Target
Perusahaan Tersebut.
2. Contoh Inter – Company Transfer Pricing
Misalkan X Corp Tidak Bertransaksi Langsung Dengan Anak Perusahaan Di
Indonesia, Tetapi Menjual Dulu Kepada Anak Perusahaan Yang Berkedudukan Di
Filipina. Lalu, Dari Filipina Barang Tersebut Dijual Ke Perusahaan Yang Ada Di
Malaysia, Baru Setelah Itu Perusahaan Di Malaysia Melakukan Transaksi
Dengan Perusahaan Di Indonesia. Sehingga Ketika Sampai Di Indonesia,
Harganya Sudah Naik Berkali-Kali Lipat. Dengan Begitu, Jelas Saja PT ABC
Yang Berkedudukan Di Indonesia Akan Menderita Kerugian Karena Ia Harus
Membayar Bahan Baku Dengan Harga Yang Jauh Lebih Tinggi Dari Pada
Harga Wajar. Sehingga Potensi Pajak Yang Seharusnya Dibayarkan Oleh PT
ABC Ke Negara Menjadi Hilang Karena PT ABC Mencatat Kerugian Atau
Keuntungannya Mengecil Karena Praktik Transfer Pricing.
Download