TUGAS MAKALAH KELOMPOK 2 MANAJEMEN KEUANGAN AGRIBISNIS PT. DHARMA SAMUDERA FISHING INDUSTRY TBK Disusun oleh: Kelompok 2 AHMAD DUROWI (174210...) AJIB PRAYOGA (174210...) AMBROSIUS ADVENTARIA (174210...) MUHAMMAD ALFIAN (174210253) RIKI IRWANTO (174210...) YOSE FRANS VALENTINO (174210...) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM RIAU 2020 KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga penyusun dapat menyelesaikan Tugas Kelompok Manajemen Keuangan Agribisnis ini dengan baik. Penyusun mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing Manajemen Keuangan Agribisnis Bapak Dr.Fahrial,SP,SE,ME. Yang telah memberikan saran dan pengarahan selama perkuliahan manajemen keuangan agribisnis dan penyusunan tugas makalah kelompok ini. Semoga semua kebaikan, keikhlasan dan upaya yang telah diberikan kepada penyusun dibalas oleh Allah SWT. Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan makalah kelompok ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi materi maupun dari segi cara penyusunannya. Oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah kelompok ini menjadi lebih baik. Penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca. Pekanbaru,Mei 2020 Penyusun DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ ii KATA PENGANTAR ................................................................................ ii DAFTAR ISI ............................................................................................... iii DAFTAR TABEL ....................................................................................... iv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................. 2 2.1. Manajemen Keuangan ........................................................... 2.2. Investasi ................................................................................. 2.3. Neraca Keuangan ................................................................... 2.3.1. Aktiva........................................................................... 2.3.2. Pasiva ........................................................................... 2.3.3. Penyusutan ................................................................... 2.3.4. Biaya Hutang ............................................................... 2.3.5. Modal ........................................................................... 2.4. Laporan Laba Rugi ............................................................... 2.4.1. Biaya Produksi ............................................................. 2.4.2. Pendapatan ................................................................... 2.4.3. Pajak............................................................................. 2.4.4. Earning Before Interest and Tax ................................ 2.4.5. Earning Before Tax ...................................................... 2.4.6. Earning After Tax ....................................................... 2.5. Operating Cash Flow............................................................. 2 2 3 3 4 4 4 5 5 6 6 7 7 7 8 8 BAB III METODOLOGI ............................................................................ 9 3.1. Metode Pengumpulan Data .................................................... 3.2. Metode Analisis Data ............................................................. 9 9 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................... 12 4.1. Gambaran Umum Perusahaan................................................ 4.2. Investasi .......... ...................................................................... 4.3. Neraca Keuangan ................................................................... 4.4. Laporan Laba Rugi ................................................................ 4.5. Operating Cash Flow............................................................. 12 14 17 18 19 BAB V SIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 21 5.1. Simpulan ............................................................................. 5.2. Saran ...................................................................................... 21 21 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 22 LAMPIRAN .............................................................................................. 23 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Investasi ............................................................................................... 15 2. Penyusutan ........................................................................................... 16 3. Neraca Keuangan ................................................................................. 17 DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1. Halaman Neraca Keuangan ............................................................................ 25 2. Laporan Laba Rugi .......................................................................... 26 3. Operating Cash Flow ...................................................................... 27 4. Perhitungan Biaya Penyusutan........................................................ 28 5. Dokumentasi ................................................................................... 29 BAB I PENDAHULUAN Manajemen keuangan merupakan upaya yang dilakukan suatu perusahaan berupa perencanaan, penganggaran, pemeriksaan pengelolaan, pengendalian, dan penyimpanan untuk mencapai tujuan perusahaan. Manajemen keuangan mempermudah proses pengambilan keputusan seperti investasi, kebijakan modal kerja dan upah. Manajemen keuangan yang baik akan memudahkan suatu perusahaan dalam menjalankan perusahaannya karena semua kegiatan yang berhubungan dengan dana akan tercatat sehingga dapat diketahui dengan jelas berapa dana yang masuk dan keluar. Manajemen keuangan yang baik akan memudahkan perusahaan untuk mengembangkan usahanya lebih luas lagi PT. Dharma Samudera Industry Tbk mencakup bidang perikanan dan yang terkait di dalamnya, seperti mengumpulkan, menangkap, mengolah, menjual dan juga melakukan usaha-usaha yang terkait dengan perdagangan hasil perikanan. Tujuan dari makalah Manajemen Keuangan ini yaitu untuk mengetahui dan dapat menghitung neraca keuangan, laporan laba rugi, operating cash flow, perhitungan biaya penyusutan, dan mengetahui manajemen keuangan yang terdapat pada PT. Dharma Samudera Industry Tbk. Manfaat dari makalah ini yaitu mahasiswa dapat mengetahui dan menghitung manajemen keuangan agribisnis yang meliputi neraca keuangan, laporan laba rugi, operating cash flow dan penyusutan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan (Ahmad dan Halim, 2009). Tujuan adanya manajemen keuangan yaitu untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas dalam suatu perusahaan sebagai pertanggung jawaban atas penggunaan sumberdaya yang dipercayakan suatu perusahaan (Sugianto dan Nugraha, 2017) 2.2. Investasi Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha atau kegiatan usaha. Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang (Tandeilin, 2010). Investasi seperti lahan, bangunan, peralatan dan bahan termasuk investasi riil. Investasi dapat berupa investasi riil yang berbentuk fasilitas untuk kegiatan produksi perusahaan seperti tanah, bangunan dan peralatan, sedangkan investasi finansial merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang tidak berkontribusi langsung terhadap produksi perusahaan, seperti saham, obligasi dan lain sebagainya (Nasuha et al., 2013). 2.3. Neraca Keuangan Neraca keuangan merupakan riwayat dari segala aktiva, pasiva dan ekuitas pemegang saham pada suatu periode tertentu. Neraca yaitu riwayat keuangan yang menggambarkan kondisi dan posisi finansial suatu perusahaan pada suatu waktu tertentu atau periode tertentu (Tandeilin, 2010). Neraca terdiri dari aktiva dan pasiva, aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap sedangkan pasiva terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang dan modal. Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan pada periode waktu tertentu, pada umumnya pada akhir tahun anggaran perusahaan, neraca keuangan memuat semua informasi mengenai semua sumber dana dan equity (Arifin, 2009). 2.3.1. Aktiva Aktiva merupakan sumber daya atau kekayaan yang memiliki nilai ekonomis baik harta bergerak ataupun tetap yang diharapkan mampu untuk menunjang perusahaan (Hani dan Rahmi, 2014). Aktiva terdiri dari beberapa jenis, yaitu aktiva lancar yang berupa kas atau aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas dan aktiva tetap yang merupakan kekayaan jangka pajang yang dimiliki oleh perusahaan (Zimmerer et al., 2009). Aktiva merupakan sumber daya perusahaan yang digunakan untuk memperoleh penghasilan atau pendapatan. Menuruk wujudnya aktiva terbagi menjadi aktiva barang berwujud seperti tanah, gedung, peralatan, uang tunai, simpanan dibank dan aktiva tidak berwujud seperti hak paten, royalty, dan lain-lain (Shatu, 2016). 2.3.2. Pasiva Pasiva merupakan kewajiban atau utang yang dimiliki, baik yang jatuh tempo kurang dari satu tahun maupun lebih dari satu tahun, pasiva lancar yaitu hutang yang harus segera dikembalikan dalam kurun waktu satu tahun sedangkan pasiva jangka panjang dapat dikembalikan dalam kurun waktu lebih dari satu tahun (Ramdhan, 2015). Pasiva disebut juga liabilities yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga untuk melakukan pembayaran uang atau penyerahan barang atau jasa pada kurun waktu tertentu (Priyatno, 2009). 2.3.3. Penyusutan Penyusutan dapat diartikan sebagai metode perhitungan biaya yang dikeluarkan dalam satu periode dari pembelian suatu investasi. Aset tetap menjadi beban penyusutan dalam laporan rugi laba secara konstan atau tetap selama umur manfaat aset tetap tersebut (Mairuhu dan Tinangon, 2014). Investasi memiliki umur atau usia pemakaian yang semakin waktu akan semakin berkurang nilai jual investasi tersebut, hal tersebut dikatakan bahwa investasi atau aset mengalami penyusutan (Pontoh, 2013). 2.3.4. Biaya Hutang Hutang merupakan salah satu cara memperoleh dana dari pihak eksternal yaitu kreditor. Dana yang diberikan oleh kreditor dalam hal pendanaan terhadap perusahaan tersebut menimbulkan biaya hutang bagi perusahaan, dimana biaya hutang (cost of debt) merupakan tingkat bunga yang diterima oleh kreditor sebagai tingkat pengembalian yang diisyaratkan (Yunita, 2012). Kondisi perusahaan dengan keadaan biaya hutang yang tinggi maka perusahaan berusaha menutupi keadaan perusahaan yang sebenarnya agar tidak terjadi peristiwa penurunan harga saham (Juniarti dan Sentosa, 2009). 2.3.5 Modal Modal adalah salah satu faktor penting produksi perusahaan yang dapat berbentuk uang maupun barang, misalnya mesin, barang-barang dagangan dan lain sebagainya yang mendukung jalannya usaha. Jenis modal dibagi menjadi 2 yaitu modal asing atau utang dan modal sendiri (Riyanto, 2010). Modal merupakan bagian hak pemilik dalam perusahaan berupa selisih antara aktiva dan dan utang (Bahri, 2016). 2.4. Laporan Laba Rugi Perusahaan dalam keberjalanannya membutuhkan pencatatan terhadap keadaan keuangan. Laporan laba rugi adalah laporan yang memberikan informasi tentang komposisi keuangan penjualan, harga pokok, dan biaya perusahaan selama periode tertentu (Pongoh, 2013). Laporan laba rugi sengaja dibuat agar dapat menampilkan evaluasi dari kinerja perusahaan. Laporan laba rugi berfungsi sebagai pemberi informasi bagi perusahaan untuk melakukan pertimbangan dalam mengambil keputusan di masa yang akan datang (Sembiring dan Azhar, 2015). Laporan laba rugi dalam penyusunannya, terdapat beberapa komponen. Laporan laba rugi terdiri dari penjualan bersih, harga pokok penjualan, laba (rugi) kotor, beban usaha, penghasilan (beban) lain-lain, laba (rugi) sebelum pajak penghasilan, beban (manfaat) pajak penghasilan, dan laba (rugi) setelah pajak penghasilan (Sulistiyowati, 2010). Laporan laba rugi memiliki dua bentuk utama. Bentuk single step yang menggabungkan seluruh penghasilan dan biaya yang termasuk pokok dan di luar pokok, sedangkan bentuk multiple step yang memisahkan antara komponen usaha pokok dan di luar pokok (Pongoh, 2013). 2.4.1 Biaya Produksi Biaya produksi merupakan faktor penting dalam produksi produk. Biaya produksi adalah sebagian dari total faktor produksi yang dikorbankan dalam menghasilkan suatu produk (Batubara, 2013). Biaya produksi dibagi menjadi biaya tetap, biaya variabel, dan biaya total. Biaya tetap adalah biaya yang nilainya tetap dan tidak terpengaruh produksi, biaya variabel adalah biaya yang berubah nilainya dan terpengaruh produksi, dan biaya total adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variabel (Ngamel, 2012). 2.4.2. Pendapatan Pendapatan bagi perusahaan sangatlah penting karena menyangkut pemasukan atau penerimaan bagi kas perusahaan. Pendapatan adalah segala penghasilan yang didapatkan oleh perusahaan dari kegiatan penjualan barang dan jasa pada periode tertentu (Mosal, 2013). Pendapatan dapat dihitung dengan mencari penerimaan dari total penjualan produk atau jasa perusahaan terlebih dahulu. Pendapatan mempunyai rumus yaitu selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan perusahaan (Fauzan, 2016). 2.4.3. Pajak Perusahaan Perusahaan dalam mendapatkan laba mempunyai kewajiban kepada negara berupa pajak. Pajak perusahaan adalah kewajiban yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada negara atas nilai pendapatan yang disdapatkan perusahaan tersebut dalam kegiatan penjualan (Kurniasih dan Sari, 2013). Pajak perusahaan memiliki beberapa jenis dengan nilai yang berbeda-beda. Pajak perusahaan dibagi menjadi Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) (Gunadi, 2009). 2.4.4. Earning Before Interest and Tax (EBIT) Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan. Pendapatan perusahaan berupa laba kotor yang masih belum dipotong bunga hutang dan pajak pada negara disebut sebagai Earning Before Interest and Tax (EBIT) (Likumahua, 2013). Pendapatan tersebut perlu dihitung nilainya. EBIT didapatkan dari laba kotor perusahaan yang belum dikurangi oleh bunga hutang dan pajak (Adiwiratama, 2012). 2.4.5. Earning Before Tax (EBT) Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan. Pendapatan perusahaan berupa laba kotor yang masih belum dipotong pajak pada negara disebut sebagai Earning Before Tax (EBT) (Rosyadi, 2017). Pendapatan tersebut perlu dihitung nilainya. EBT didapatkan dari selisih antara laba kotor perusahaan dikurangi dengan kewajiban lain selain pajak (Alim, 2009). 2.4.6. Earning After Tax (EAT) Pendapatan perusahaan tidak selalu langsung masuk ke kas perusahaan sebelum melunasi kewajiban yang ada. Pendapatan perusahaan berupa laba yang sudah dikurangi oleh pajak disebut sebagai Earning After Tax (EAT) dan merupakan pendapatan bersih perusahaan (Egam et al., 2017). Pendapatan tersebut perlu dihitung nilainya. EAT didapatkan dari selisih antara laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak (Arifin, 2018). 2.5. Operating Cash Flow Operatimg cash flow adalah kas yang timbul dari sebuah kegiatan operasional perusahaan yang berkaitan dengan penerimaan, pengeluaran, dan biaya-biaya. Operating cash flow merupakan suatu proses yang didalamnya terjadi aliran kas masuk dan aliran kas keluar akibat operasi perusahaan (Pancawardani, 2009). Fungsi operating cash flow sangat penting bagi perusahaan yaitu salah satunya untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Fungsi operating cash flow adalah sebagi indikator perusahaan dalam menghasilkan arus kas yang cukup dalam kegiatan operasional perusahaan tersebut (Jemmi, 2010). BAB III MATERI DAN METODE Tugas makalah kelompok Manajemen Keuangan Agribisnis ini dibuat dikirim pada hari Sabtu,02 mei 2020. Tugas kelompok manajemen keuangan agribisnis ini dilaksankan melalui online/sistem daring dan dibuat oleh masingmasing anggota kelompok di rumahnya masing-masing. 3.1. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dalam tugas makalah kelompok ini adalah data sekunder. Data diperoleh melalui sumber data penelitian yang diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan secara umum, diantaranya adalah sejarah perusahaan, jumlah modal, jumlah investasi, biaya produksi, dan penerimaan perusahaan. 3.2. Metode analisis data Metode analisis data yaitu rumus yang dibutuhkan antara lain rumus penyusutan, biaya produksi, pendapatan, EBT dan EAT. 3.2.1. Penyusutan Rumus penyusutan adalah sebagai berikut : Penyusutan = Harga perolehan – Nilai Residu Umur Ekonomi (Mairuhu dan Tinangon, 2014) ................................................ (1) 3.2.2. Biaya Produksi Rumus biaya produksi adalah sebagai berikut : TC = FC + VC ....................................................................................... (2) Keterangan : TC : total cost FC : fix cost / biaya tetap VC : variable cost / biaya variabel (Supartama et al., 2013) 3.2.3. Pendapatan Rumus pendapatan adalah sebagai berikut : I = TR – TC ......................................................................................... (3) (Laila et al., 2012) Keterangan I TR TC 3.2.4 : : income / pendapatan : total revenue / penerimaan : total cost Earning Before Tax (EBT) Eainign before tax (EBT) adalah pendapat kotor sebelum pajak yang dihitung sebelum dikurangi pajak penghasilan dan sudah dikurangi bunga pinjaman. EBT = Pendapatan – (Pendapatan x Bunga) .................................................... (4) 3.2.5 Earning After Tax (EAT) EAT adalah pendapatan bersih atau pendapatan yang diperoleh setelah pengurangan pajak dan bunga. EAT = EBIT – pajak .......................................................................... (5) (Hermanto, 2009) BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum PT Dharma Samudera Fishing Industries Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1973 berdasarkan akta Notaris Tan Thong Kie No. 3. Akta pendirian ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.Y.A.5/41/9 tanggal 6 Februari 1974, dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 18, Tambahan No. 93 tanggal 1 Maret 1974. Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir berdasarkan akta Notaris No. 120 tanggal 23 Mei 2008 oleh Dr. Irawan Soerodjo, SH, Msi., untuk menyesuaikan dengan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan mengenai peningkatan modal dasar perseroan. Perubahan anggaran dasar ini telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-68270.AH.01.02 Tahun 2008, tanggal 23 September 2008. Sesuai dengan Pasal 3 anggaran dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan usaha Perusahaan meliputi bidang perikanan termasuk mengambil, mengolah, menjual serta menjalankan usahausaha di bidang perdagangan hasil perikanan. Perusahaan dan pabriknya berkedudukan di jalan Laks. R.E. Martadinata 1, Tanjung Priok, Jakarta, dan mempunyai cabang-cabang di Kendari dan Kupang, Perusahaan memulai usaha komersial pada tahun 1983. Pada tanggal 28 Februari 2000, DSFI memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham DSFI (IPO) kepada masyarakat sebanyak 50.000.000 dengan nilai nominal Rp500,- per saham dengan harga penawaran Rp900,- per saham dan disertai 25.000.000 Waran seri I dan periode pelaksanaan mulai dari 26 September 2000 sampai dengan 24 Maret 2003 dengan harga pelaksanaan sebesar Rp900,- per saham. Saham dan Waran Seri I tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 24 Maret 2000. Sejarah Pencatatan Saham nya Sebagai berikut : Jenis Pencatatan Saham Perdana @ Rp900,Pencatatan Saham Pendiri (Company Listing) Waran Seri I (2000 s/d 2002) Saham Tgl Pencatatan 50.000.000 24-Mar-2000 125.000.000 24-Mar-2000 41.103.750 Pemecahan Saham (Stock Split) 712.464.000 22-Jan-2001 Penawaran Terbatas (Right Issue I) 928.567.750 24-Jul-2007 Secara umum, DSFI sebenarnya bergerak dalam bidang perikanan dan segala yang terkait di dalamnya. Perusahaan ini sudah beroperasi selama 40 tahun. Dalam menjalankan usahanya Dharma Samudera melakukan kerjasama dengan ribuan nelayan. Hal tersebut dilakukan guna menjamin tersedianya pasokan ikan yang berkelanjutan dan sistematis. Adapun tipe saham DSFI adalah termasuk dalam kategori saham second bahkan third liner. Pergerakan harganya di bursa juga terbilang volatile (naik-turunnya drastis). Sekalipun begitu, banyak juga trader ulung yang sering bermain dan cuan di saham ini karena walu terkadang ia tidur sangat lama, tapi begitu bergerak bisa langsung masuk UMA karena kenaikan harganya yang tajam. Seperti pada tanggal 21 Maret 2018, saham DSFI bahkan naik hingga 34% dalam sehari. Di bawah ini adalah profil saham DSFI berdasarkan nama, tempat usaha,bidang usaha,Produk yang ditawarkan dan kontaknya yang bisa dihubungi. Nama PT : Dharma Samudera Fishing Ind. Tbk Alamat Kantor : Jl. Laks. RE Martadinata I Tanjung Priok Jakarta Bidang Usaha Utama : Perikanan dan pengolahan hasil Laut Sektor : TRADE, SERVICES & INVESTMENT Sub Sektor : OTHERS Visi & Misi Dalam menjalankan usahanya, Dharma Samudera menekankan prinsip-prinsip yang terarah dan terpadu berikut ini: Visi Pengembangan lini produksi untuk reexport ke pasar di seluruh dunia, dan mengembangkan jaringan penjualan dan ekspor baru. Secara berkelanjutan menjaga sumber daya alam Indonesia, khususnya keanekaragaman hayati lautnya. Misi Membangun hubungan baik dengan nelayan dan masyarakat pesisir di Nusantara bersamaan dengan melakukan Kerjasama Operasional dengan para pemasok untuk menghasilkan produk kualitas terbaik sesuai permintaan pasar serta memotong biaya produksi. Menjadi produsen dan pengolah produk makanan laut yang memiliki keunggulan yang kompetitif, dan berkelanjutan, serta mampu memberi manfaat optimal bagi perusahaan dan semua masyarakat terkait. Bekerja sama dengan pemerintah dalam membangun kesejahteraan ekonomi dan sosial di Negara Indonesia. 4.2. Modal Berdasarkan hasil praktikum manajemen keuangan di perusahaan Peternakan Watur Simbar didaptkan hasil total modal sebesar Rp. Rp 8.771.978.333. Modal merupakan sebuah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) yang berpendapat bahwa adalah jumlah dari asset peusahaan untuk memprodusi suatu barang.Faktor yang mempengaruhi besar kecilnya suatu modal adalah keperluan perusahaan itu sendiri besar atau kecilnya, siklus perusahaan, piutung perusahaan dan resiko penurunan modal. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sutrisno (2006) yang menyatakan bahwa jumlah besar kecilnya subuah modal dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain sifat atau jenis perusahaan, waktu yang diperlukan, tingkat perputaran persediaan, tingkat perputaran piutang, siklus usaha, dan resiko kemungkinan penurunan harga aktiva lancar. 4.3 Biaya Produksi 4. Investasi Berdasarakan praktikum yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 1. Investasi Jenis Investasi Lahan Bangunan Peralatan : Autoclave besar Mesin penyortir Vacum besar Etalase pendingin Pisau Ember wadah ikan 15 Nilai Awal (Rp) 4.500.000.000 5.400.000.000 30.000.000 5 60.000.000 1 5.000.000 5 5.000.000 Buah 2 100.000.000 5 200.000.000 Set 1 35.000.000 8 35.000.000 Buah Buah Buah 120 45 25 20.000 25.000 90.000 1 1 3 2.400.000 1.125.000 2.250.000 Satuan Jumlah m2 m2 1.800 1.800 Buah 2 Buah Harga Satuan (Rp) 2.500.000 3.000.000 Umur (tahun) Etalase Set 3 150.000.000 5 450.000.000 penjualan Mixer Buah 3 10.000.000 5 30.000.000 instalasi air Set 1 50.000.000 10 50.000.000 Mobil box Buah 10 110.000.000 5 1.100.000.000 Jumlah 495.635.000 11.835.775.000 Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Keuangan Agribisnis, 2019. Berdasarkan tabel diketahui bahwa jumlah investasi adalah sebesar Rp 11.835.775.000,- yang digunakan untuk mendirikan perusahaan dan menunjang proses produksi ikan bandeng. Hal ini sesuai dengan pendapat Tandeilin (2010) yang menyatakan bahwa Investasi adalah biaya yang dikeluarkan untuk memulai suatu usaha. Investasi dapat berupa investasi riil yang berbentuk fasilitas untuk kegiatan produksi perusahaan seperti tanah, bangunan dan peralatan, sedangkan investasi finansial merupakan bukti kepemilikan perusahaan yang tidak berkontribusi langsung terhadap produksi perusahaan, seperti saham, obligasi dan lain sebagainya. Hal ini sesuai dengan pendapat Nasuha et al (2013) yang menyatakan bahwa investasi dapat berupa investasi riil dan investasi finansial. Tabel 2. Penyusutan. Jenis Nilai Akhir Investasi (Rp) Lahan Bangunan 50.000.000 Peralatan : Autoclave 5.000.000 besar Mesin 800.000 penyortir Vacum besar 8.000.000 Etalase 1.200.000 pendingin Pisau 240.000 Ember 100.000 wadah ikan 150.000 Etalase 50.000.000 Penyusutan (unit) 198.148 Penyusutan (Rp) 356.666.667 2 5.500.000 11.000.000 buah 1 840.000 840.000 buah 2 19.200.000 38.400.000 Set 1 4.225.000 4.225.000 buah buah buah Set 120 45 25 3 18.000 22.778 28.000 26.666.667 2.160.000 1.025.000 700.000 80.000.000 Satuan Jumlah m2 m2 1800 1800 buah penjualan Mixer 600.000 buah 3 1.960.000 5.880.000 instalasi air 1.000.000 Set 1 4.900.000 4.900.000 Mobil box 60.000.000 buah 10 20.800.000 208.000.000 Jumlah 177.090.000 84.358.593 713.796.667 Sumber: Data Primer Praktikum Manajamen Keuangan Agribisnis, 2019. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa total nilai penyusutan persediaan perusahaan sebesar Rp 593.796.667,- nilai penyusutan didapat dari perhitungan selisih antara nilai awal dikurangi nilai akhir dan dibagi dengan lama penyusutan suatu barang. Hal ini sesuai dengan pendapat Kusrianto (2010) yang menyatakan bahwa rumus dalam mencari penyusutan yaitu nilai awal dikurangi nilai akhir suatu barang dan dibagi dengan lama penyusutannya. Penyusutan sangat berpengaruh terhadap kondisi Break Even Point suatu perusahaan karena termasuk dalam biaya tetap perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Malombeke (2013) yang menyatakan bahwa analisis Break Even Point mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume aktivitas. 4.3. Neraca Keuangan Perusahaan Berdasarakan praktikum yang dilakukan diperoleh hasil neraca keuangan perusahaan sebagai berikut: Tabel 3. Neraca Keuangan Perusahaan Aktiva Hutang Aktiva Lancar Kas Rp 850.000.000 Hutang Bank Total Aktiva Lancar Rp 850.000.000 Total Hutang Pasiva Rp 3.200.000.000 Rp 3.200.000.000 Aktiva Tetap Modal Lahan Rp 4.500.000.000 Modal sendiri Rp 8.771.978.333 Bangunan Rp 5.400.000.000 Total Modal Rp 8.771.978.333 Autoclave besar Rp 60.000.000 Mesin penyortir Rp 5.000.000 Vacum besar Rp 200.000.000 Etalase Pendingin Rp 35.000.000 Pisau Rp 2.400.000 Ember Rp 1.125.000 Wadah ikan Rp 2.250.000 Etalase Penjualan Rp 450.000.000 Mixer Rp 30.000.000 Instalasi air Rp 50.000.000 Mobil Box Rp 1.100.000.000 Penyusutan Rp 713.796.667 Total AktivaTetap Rp11.121.978.333 Total Aktiva Rp11.971.978.333 Total Pasiva Rp11.971.978.333 Sumber: Data Primer Praktikum Manajemen Keuangan, 2019. Berdasarkan hasil praktikum yang dilaksanakan bahwa neraca keuangan Elrina aktiva dan pasiva sebesar Rp 11.971.978.333,- (lampiran 1). Neraca perusahaan terdiri dari aktiva dan pasiva. Aktiva merupakan sumber ekonomi dari suatu perusahaan dan pasiva yaitu kewajiban yang harus ditanggung suatu perusahaan pada masa yang akan datang. Hal ini sesuai dengan pendapat Hani dan Rahmi (2014) yang menyatakan bahwa aktiva merupakan sumber daya ekonomi yang diharapkan memberikan kontribusi secara langsung maupun tidak langsung kepada arus kas perusahaan di masa yang akan datang. Hal ini didukung oleh pendapat Priyatno (2009) yang menyatakan bahwa pasiva disebut juga liabilities yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga untuk melakukan pembayaran uang atau penyerahan barang atau jasa pada kurun waktu tertentu Total aktiva besarnya sama dengan total pasiva, total aktiva diperoleh dari aktiva lancar dan aktiva tetap sedangkan total pasiva diperoleh dari hutang lancar dan modal. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2009) yang menyatakan bahwa neraca terdiri dari aktiva dan pasiva, aktiva terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap sedangkan pasiva terdiri dari hutang lancar, hutang jangka panjang, dan modal. Hal ini didukung oleh pendapat Zimmerer et al. (2009) yang menyatakan bahwa aktiva lancar terdiri dari kas dan aktiva lain yang dapat diubah menjadi kas dalam waktu satu tahun atau dala siklus operasi normal perusahaan sedangkan aktiva tetap yaitu aktiva yang diperoleh untuk pemakaian jangka panjang dalam perusahaan. 4.4. Laporan Laba Rugi Berdasarkan Lampiran 2 didapatkan hasil bahwa nilai laba bersih dari penjualan bandeng olahan pada periode tahun 2018 sebesar Rp 6.073.851.300,bahwa laba bersih diperoleh dari selisih antara laba sebelum kotor dikurangi dengan pajak. Hal ini sesuai dengan pendapat Arifin (2018) yang menyatakan bahwa pendapatan setelah pajak didapatkan dari selisih antara laba sebelum pajak dikurangi dengan pajak. Pendapatan akhir suatu perusahaan yaitu kondisinya sudah dikurangi dengan pajak, sangat mempengaruhi nilainya terhadap evaluasi akhir bahwa perusahaan sedang rugi atau untung. Hal ini sesuai dengan pendapat Fauzan (2016) yang menyatakan bahwa pendapatan mempunyai rumus yaitu selisih antara total penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan perusahaan. 4.5. Operating Cash Flow Berdasarkan praktikum manajemen keungan didapatkan total operating cash flow selama 3 tahun terakhir adalah sebesar Rp 15.407.393.301,- Operating cash flow adalah aliran kas dari sebuah kegiatan perusahaan. Hal ini sesusai dengan pendapat Pancawardani (2009) yang menyatakan bahwa operating cash flow merupakan aliran kas masuk dan kas keluar akibat dari operasi perusahaan yang dilakukan. Operating cash flow yang ada dapat dijadikan indikator keungan suatu perusahaan untuk melakukan kegiatan operasional. Hal ini sesuai dengan pendapat Jemmi (2010) yang menyatakan bahwa hasil dari Operating cash flow dapat berfungsi sebagai indikator perusahaan dalam menghasilkan kas guna untuk kegiatan operasional perusahaan itu sendiri. BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan praktikum dapat disimpulkan bahwa PT. merupakan perusahaan yang memproduki produk olahan bandeng yang berlokasi di Jalan Pandanaran No. 57, Kota Semarang. Perusahaan ini berdiri sejak tahun 1991 yang dipimpin oleh Bapak Daniel. Berdasarkan hasil praktikum yang diketahui bahwa perusahan PT. Bandeng Juwan Elrina menghasilkan total aktiva Rp 11.971.978.333,-. Laba bersih Rp 5.317.003.333,- total operating cash flow selama periode tiga tahun berturut-turut adalah sebesar Rp 15.407.393.301,- dan biaya penyusutan Rp 713.796.667,-. dapat dikatakan memiliki manajemen keuangan yang baik karena nilai pendapatan bersih yang dihasilkan telah sesuai atau diatas standar. 5.2. Saran Saran yang diberikan adalah sebaiknya praktikum dilakukan pada perusahaan yang tidak terlalu besar agar trasnparan dalam memberi informasi keungan perusahaan. Wawancara sebaiknya dilakukan dengan disiplin karena merupakan berhubungan denga suatu lembaga resmi. DAFTAR PUSTAKA Adiwiratama, J. 2012. Pengaruh informasi laba, arus kas dan size perusahaan terhadap return saham (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bei). J. Ilmiah Akuntansi dan Humanika. 2 (1): 1 – 25. Ahmad, Y. dan J. Halim. 2009. Memahami manajemen keuangan dalam teknologi informasi. J. SAINTIKOM 5 (2) : 197-210 Alim, S. 2009. Manajemen laba dengan motivasi pajak pada badan usaha manufaktur di indonesia. J. Keuangan dan Perbankan. 13 (3): 444 – 461. Arifin, J. 2009. Solusi Total Bisnis UKM Berbasis Komputer dengan Microsoft Excel. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Arifin, J. 2018. Mengupas Kedahsyatan Fungsi TEXT Microsoft Excel. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Bahri, S. 2016. Pengantar Akuntansi. Penerbit CV. Andi Offset, Yogyakarta. Batubara, H. 2013. Penentuan harga pokok produksi berdasarkan metode full costing pada pembuatan etalase kaca dan alumunium di ud. Istana alumunium manado. J. EMBA. 1 (3): 217 – 224. Egam, G. E. Y., V. Ilat dan S. Pangerapan. 2017. Pengaruh return on asset (roa), return on equity (roe), net profit margin (npm), dan earning per share (eps) terhadap harga saham perusahaan yang tergabung dalam indeks lq45 di bursa efek indonesia periode tahun 2013-2015. J. EMBA. 5 (1): 105 – 114. Fauzan, M. 2016. Pendapatan, risiko, dan efisiensi ekonomi usahatani bawang merah di kabupaten bantul. J. Agraris. 2 (2): 107 – 117. Gunadi. 2009. Akuntansi Pajak. Grasindo, Jakarta. Hani, S dan D. A. Rahmi. 2014. Analisis pertumbuhan penjualan dan struktur aktiva terhadap struktur pendanaan eksternal. J. Manajemen dan Bisnis. 1 (14): 89 – 97. Jemmi, B. K. (2010). Pengaruh cash flow terhadap leverage dan investasi serta dampaknya terhadap nilai perusahaan. J. Ekonomi dan Kewirausahaan 10 (2): 93 – 108. Juniarti dan A. A. Sentosa. 2009. Pengaruh good corporate governance, voluntary disclosure terhadap biaya utang (cost of debt). J. Akuntansi Keuangan. 11 (2): 88 – 100. Kurniasih, T. dan M. M. R. Sari. 2013. Pengaruh return on assets, leverage, corporate governance, ukuran perusahaan dan kompensasi rugi fiskal pada tax avoidance. J. Buletin Studi Ekonomi. 18 (1): 58 – 66. Laila, N., Z. Ana, dan J. Achmad. 2012. Analisis pendapatan usahatani padi (Oryza sativa L.) benih varietas Ciherang yang bersertifikasi dan tidak bersertifikasi di Kecamatan Labuan Amas Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. J. Media Sains. 4 (1): 72 – 81. Likumahua, D. 2013. Analisis kebangkrutan bank terhadap harga saham pada perusahaan perbankan yang terdaftar dibursa efek indonesia. J. Keuangan dan Bisnis. 11 (1): 120 – 144. Mairuhu, S. dan J. J. Tinangon. 2014. Analisis penerapan metode penyusutan aktiva tetap dan implikasinya terhadap laba perusahaan pada PERUM BULOG Divre Sulut dan Gorontalo. J. Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 2 (4) : 404 – 412. Mosal, M. M. 2013. Analisis efektivitas, kontribusi pajak parkir terhadap pendapatan asli daerah (pad) dan penerapa akuntansi di kota manado. J. Ekonomi Manajemen Bisnis Akuntasi. 1 (4): 374 – 382. Nasuha, R., M. Dzulkirom, dan Z. A. Zahroh. 2013. Analisis metode capital asset pricing model dalam upaya pengambilan keputusan terhadap investasi saham. J. Administrasi Bisnis. 5 (1): 1-8. Ngamel, A. K. 2012. Analisis finansial usaha budidaya rumput laut dan nilai tambah tepung karaginan di kecamatan kei kecil, kabupaten maluku tenggara. J. Sains Terapan. 2 (1): 68 – 83. Pancawardani, N. L. (2009). Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan metode analisa cash flow ratio. J. Ilmiah Ekonomi. 4 (2): 20 – 31. Pongoh, M. 2013. Analisis laporan keuangan untuk menilai kinerja keuangan pt. bumi resources tbk. J. EMBA. 1 (3): 669 – 679. Priyatno, D. 2009. Akuntansi Sederhana untuk UKM dengan MS Excel. Penerbit Mediakom, Yogyakarta. Pontoh, W. 2013. Akuntansi Konsep dan Aplikasi. Penerbit Moeka. Jakarta. Ramdhan, H. 2015. Startupreneur. Penebar Plus, Jakarta. Riyanto, B. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. BPPE, Yogyakarta Rosyadi, I. 2017. Komparasi efisiensi perbankan syariah dan perbankan konvensional di indonesia. J. Riset Akuntansi dan Keuangan Indonesia. 2 (1): 61 – 74. Sembiring, M. A. dan Z. Azhar. 2015. Implementasi metode rough set untuk menganalisa laba/rugi pada suatu perusahaan distributor (studi kasus : usaha kita ps payakumbuh). J. Teknologi dan Sistem Informasi. 2 (1): 1 – 6. Shatu, Y. P. 2016. Kuasai Detail Akutansi Laba dan Rugi. Pustaka Ilmu Semesta, Yogyakarta. Sugianto, I. dan Nugraha. 2017. Analisis komparatif metode rasio keuangan dan economic value added untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. J. Economica 2 (2) : 1-14. Sulistiyowati, L. 2010. Panduan Praktis Memahami Laporan Keuangan. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Supartama, M., M. Antara, dan A. R.Rustam. 2013. Analisis pendapatan dan kelayakan usahatani padi sawah di Subak Baturiti Desa Balinggi Kecamatan Balinggi Kabupaten Parigi Moutong. J. Agrotekbis. 1 (2): 166 – 172. Tandeilin, E. 2010. Portofolio dan Investasi. Penerbit Kanisius, Yogyakarta. Yunita, N. 2012. Pengaruh corporate governance terhadap voluntary disclosure dan biaya hutang. J. Ilmiah Mahasiswa Akuntansi. 1 (1): 90 – 96 . Zimmerer, T. W., N. M. Scarborough dan D. Wilson. 2009. Kewirausahaan dan Manajemen Usaha Kecil. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. LAMPIRAN Lampiran 1. Neraca Keuangan Aktiva Pasiva Aktiva Lancar Kas Hutang Rp 850.000.000 Hutang Bank Rp 3.200.000.000 Total Aktiva Lancar Rp 850.000.000 Total Hutang Rp 3.200.000.000 Aktiva Tetap Lahan Bangunan Autoclave besar Mesin penyortir Vacum besar Etalase Pendingin Pisau Ember Wadah ikan Etalase Penjualan Mixer Instalasi air Mobil Box Penyusutan Total AktivaTetap Total Aktiva Modal Rp 4.500.000.000 Modal sendiri Rp 8.771.978.333 Rp 5.400.000.000 Total Modal Rp 8.771.978.333 Rp 60.000.000 Rp 5.000.000 Rp 200.000.000 Rp 35.000.000 Rp 2.400.000 Rp 1.125.000 Rp 2.250.000 Rp 450.000.000 Rp 30.000.000 Rp 50.000.000 Rp 1.100.000.000 Rp 713.796.667 Rp11.121.978.333 Rp11.971.978.333 Total Pasiva Rp11.971.978.333 Lampiran 2. Laporan Laba Rugi PT. Laporan Laba Rugi per Desember 2018 Penerimaan Jumlah penjualan x Harga/unit(108.000 kg x Rp 120.000) Biaya Biaya Tetap a. Gaji Karyawan b. Penyusutan c. PBB Biaya Variabel a. Ikan Bandeng b. Bumbu dapur c. Bahan bakar d. Dus kemasan e. Listrik f. Plastik g. Gas LPG Total Biaya Total Biaya Per Tahun Laba bersih sebelum pajak (EBT) Pajak (1 %) Laba bersih (EAT) 12.960.000.000 3.227.000.000 713.796.667 16.200.000 180.000.000 34.500.000 11.250.000 33.000.000 4.200.000 750.000 19.200.000 4.239.896.667 5.317.003.333 53.170.033 5.263.833.300 5.317.003.333 Lampiran 3. Operating Cash Flow Tahun 2016 2017 2018 Investasi (Rp) 11.835.775.000 Penerimaan Biaya Penyusutan (Rp) (Rp) (Rp) 8.425.000.000 5.642.000.000 713.796.667 11.250.000.000 5.950.000.000 713.796.667 12.960.000.000 7.351.796.667 713.796.667 Tahun Pajak (1%) 2016 2017 2018 27.830.000 53.000.000 53.170.033 Operating Cash Flow EAT (Rp) 2.755.170.000 5.247.000.000 5.263.833.300 EBT (Rp) 2.783.000.000 5.300.000.000 5.317.003.333 EAT + Penyusutan 3.468.966.667 5.960.796.667 5.977.629.967 15.407.393.301 Lampiran 4. Perhitungan Biaya Penyusutan Jenis Investasi Nilai Awal Nilai Akhir Umur Penyusutan ---------------(Rp)-----------(Tahun) -------(Rp)------4.500.000.000 5.400.000.000 50.000.000 15 356.666.667 Lahan Bangunan Peralatan : Autoclave besar 60.000.000 5.000.000 Mesin penyortir 5.000.000 800.000 Vacum besar 200.000.000 8.000.000 Etalase pendingin 35.000.000 1.200.000 Pisau 2.400.000 240.000 Ember 1.125.000 100.000 wadah ikan 2.250.000 150.000 Etalase penjualan 450.000.000 50.000.000 Mixer 30.000.000 600.000 instalasi air 50.000.000 1.000.000 Mobil box 1.100.000.000 60.000.000 Jumlah 11.835.775.000 177.090.000 5 5 5 8 1 1 3 5 5 10 5 Nilai awal-Nilai akhir Rumus Penyusutan = Biaya Penyusutan Bangunan 5.400.000.000-50.000.000 = 15 lama masa penyusutan = Rp 356.666.667 Biaya Penyusutan Autoclave besar 60.000.0000-5.000.000 = 5 = Rp 11.000.000 5.000.000-800.000 Biaya Penyusutan Mesin Pernyortir = 5 = Rp 840.000 \ Lampiran 4. (Lanjutan). 11.000.000 840.000 38.400.000 4.225.000 2.160.000 1.025.000 700.000 80.000.000 5.880.000 4.900.000 208.000.000 713.796.667 Biaya Penyusutan Vacum Besar 200.000.000-8.000.000 = 5 = Rp 38.400.000 35.000.000-1.200.000 Biaya Penyusutan Etalase Pendingin = 8 = Rp 4.225.000 Biaya Penyusutan Pisau 2.400.000-240.000 = 1 = Rp 2.160.000 Biaya Penyusutan Ember 1.125.000-100.000 = 1 = Rp 1.025.000 Biaya Penyusutan Wadah Ikan 2.250.000-150.000 = 3 = Rp 700.000 450.000.000-50.000.000 Biaya Penyusutan Etalase Penjualan = 5 = Rp 80.000.000 Biaya Penyusutan Mixer 30.000.000-600.000 = 5 = Rp 5.880.000 Biaya Penyusutan Instalasi Air 50.000.000-1.000.000 = 10 = Rp 4.900.000 Lampiran 4. (Lanjutan). Biaya Penyusutan Mobil Box 1.100.000-60.000.000 = 5 = Rp 208.000.000