Dampak Pemekaran Wilayah Kecamatan Dalam Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Kecamatan Balantak Selatan Sam Kris Rumondor NIM, 070813101 Abstrak Pada hakekatnya pemekaran adalah merupakan upaya untuk memberikan nilai tambah dari apa yang dimiliki untuk meningkatkan kualitas hidup. Sedangkan wilayah dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya, yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau asfek fungsional. Pemekaran wilayah tidak lain bertujuan untuk memperpendek rentang kendali pemerintahan, membuka ketimpangan-ketimpangan pembangunan wilayah dan menciptakan perekonomian wilayah yang kuat demi tercapainya kesejahtraan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian sosial yang berusaha mendekati kenyataan sosial secara empirik dari dalam sebagai rangkaian proses sosial yang saling membentuk kenyataan dengan menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata, gambaran dan catatan dalam tampilan apa adanya tentang Dampak Pemekaran Wilayah Kecamatan Dalam Peningkatan Ekonomi Kerakyatan. Dan yang mejadi wilayah penelitian untuk mengetahui dampak dari pemekaran wilayah dalam peningkatan ekonomi kerakyatan adalah Kecamatan Balantak Selatan dengan Ibukota kecamatan Tongke yang memiliki jumlah penduduk sebesar 6002 jiwa dengan luas wilayah 21.325 Ha, dan memiliki potensi sumberdaya alam yang lebih mengandalkan bidang pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, dan pertambangan. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara. Observasi diadakan secara partisipatif, dimana peneliti langsung membaur dengan masyarakat yang menjadi sasaran penelitian. Hasil penelitian membuktikan bahwa pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan yang dilihat aspek perekonomian yang bertumpu pada bidang pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan dan pertambangan, serta aspek luas wilayah, infrastruktur maupun aspek sosial budaya telah mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi baik 1 ekonomi regional maupun ekonomi masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kata Kunci : pemekaran wilayah, dampak, peningkatan ekonomi kerakyatan Pendahuluan Alasan dimekarkan kecamatan tersebut merupakan imbas dari dominan pola kekuasaan di wilayah induk sehingga masyarakat lebih banyak merasa tergantung pada wilayah induk dalam proses pembangunan, dari segi pelayanan publik dianggap kurang maksimal, pusat pertumbuhan maupun pengembangan ekonomi masyarakat serta proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan justru banyak mengalami hambatan akibatnya masyarakat diwilayah tersebut banyak yang dirugikan bahkan proses pembangunannya bersifat stagnan dibanding dengan wilayah induk. Alasan inilah yang mendorong penulis mengangkat topik pemekaran wilayah Kecamatan Balantak Selatan karena Kecamatan Balantak Selatan dengan Ibukota kecamatan Tongke yang memiliki jumlah penduduk sebesar 6002 jiwa dengan luas wilayah 21.325 Ha, dan memiliki potensi sumberdaya alam yang lebih mengandalkan bidang pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, dan pertambangan yang secara langsung mampu mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dari segi ekonomi regional maupun ekonomi masyarakat. Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apa saja yang menjadi dasar pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan, 2. Bagaimana dampak pemekaran wilayah terhadap peningkatan ekonomi Kerakyatan di Kecamatan Balantak Selatan, 3. Peluang dan kendala apa saja yang dihadapi dalam proses pemekaran wilayah di Kecamatan. Adapun tujuan dan manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui berbagai alasan Pemekaran Wilayah Kecamatan Balantak Selatan b. Mengetahui dampak dari pemekaran wilayah terhadap peningkatan Ekonomi masyarakat di Kecamatan Balantak Selatan. c. Mengetahui peluang dan kendala yang dihadapi dalam proses pemekaran wilayah. 2. Manfaat Penelitian 2 a). Manfaat Praktis. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan bahan masukan dan informasi bagi pemerintah Daerah dalam pelaksanaan Otonomi Daerah khususnya dalam kaitan dengan pemekaran Wilayah Kecamatan Balantak Selatan untuk memaksimalkan proses desentralisasi di Daerah Kabupaten Banggai. Selain itu hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memperpendek rentan kendali dalam proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. b). Manfaat Ilmiah. Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan kontribusi dalam pengembangan Ilmu khususnya manajemen pemerintahan yang berbasis kewilayahan dalam memperkuat proses desentralisasi dalam pelaksanaan Otonomi Daerah. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, berangkat dari rumusan masalah dan disesuaikan dengan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini menggunakan jenis atau metode penelitian kualitatif. Model penelitian kualitatif ini biasanya digunakan dalam pengamatan dan penelitian sosial. Penentuan Informan dan Fokus Penelitian Kualitatif Karena penelitian ini lebih bersifat kualitatif, maka penentuan cara untuk memperoleh data dan informasi yang lebih akurat dan absah, maka dibutuhkan berbagai informasi penting yakni melalui Informan. Melalui Informan penulis akan dapat mewawancarai secara mendalam dari sumber Informan kunci yang dianggap mampu memberikan keterangan dan informasi yang berkaitan dengan Dalam pemekaran Wilayah dalam hal ini dititikberatkan pada Pemekaran Wilayah dalam kaitan dengan peningkatan ekonomi kerakyatan. Penentuan Informan akan dipilih sesuai dengan Fokus yang akan dibahas dalam penelitian ini. Informan dapat ditetapkan sebanyak 10 informan yakni Aparat Kecamatan 3 orang, anggota masyarakat 4 orang, kepala Desa didesa terpencil 1 orang , unsur pemerintah daerah (Eksekutif) 1 orang, dan 1 orang Pejabat Legislatif. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kecamatan Balantak Selatan Kabupaten Banggai. Instrumen Penelitian 3 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan atau yang disebut dengan pedoman wawancara. Teknik Pengumpulan dan Pengolahan Data Teknik pengumpulan data adalah observasi dan wawancara. Observasi diadakan secara partisipatif, dimana peneliti langsung membaur dengan masyarakat yang menjadi sasaran penelitian. Teknik Analisa Data Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini lebih menekankan pada analisis kualitatif. Oleh karena itu data kualitatif yang dikumpulkan akan dianalisis dengan menggunakan penjelasan kualitatif. Dalam analisis ini, apa yang ditemukan tidak hanya cukup dijelaskan, dengan apa adanya, tetapi penulis juga menginterpretasikannya. Sebagaimana layaknya dalam penelitian sosial maka data dapat dideskripsikan, diinterpretasikan,dan diverifikasi kemudian dilakukan penarikan kesimpulan. Hasil Penelitian dan Pembahasan Dasar pemekaran wilayah. 1. Aspek Perekonomian Wilayah Perkembangan wilayah merupakan integral dari pertumbuhan ekonomi yang secara kontinu merupakan suatu faktor utama yang mempengarui perkembangan suatu wilayah. Perkembangan ekonomi yang dapat diukur dan obyektif, adanya perluasan tenaga kerja, modal, serta volume perdagangan dan konsumsi, perkembangan ekonomi dapat dipergunakan untuk menggambarkan faktor-faktor penentu yang mendasari pertumbuhan ekonomi, seperti perubahan dalam teknik produksi, sikap masyarakat dan lembaga lembaga (Jhingan, 2010). Aktivitas perekonomian masyarakat pada sektor riil akan meningkatkan pendapatan keluarga, terutama ekonomi basis (Ricardson dalam Tarigan, 2005). Hal ini merupakan aktivitas ekonomi yang dapat mempengaruhi perkembangan suatu wilayah. Dari segi pengembangan sumberdaya alam salah satu aspek penting yang turut mendapatkan perhatian adalah aspek Ekonomi. Aspek Ekonomi wilayah merupakan aspek yang menentukan pertumbuhan dan pergerakan suatu wilayah. Oleh karena itu aspek ekonomi adalah merupakan aspek yang dominan mempengaruhi skala pergerakan suatu wilayah. 4 Dilihat dari aspek Ekonomi maka Kecamatan Balantak Selatan memiliki potensi ekonomi yang cukup diandalkan sebagai dasar dalam pemekaran wilayah. Potensi yang menjadi prioritas adalah Potensi Pertanian, Peternakan dan Perikanan Laut, usaha perdagangan, dan pertambangan. 2. Aspek Penduduk 3. Aspek Luas Wilayah 4. Aspek Infra Struktur 5. Aspek Sosial Budaya Dampak Pemekaran Wilayah terhadap Peningkatan Ekonomi Kerakyatan Pemekaran wilayah dianggap sebagai cara untuk meningkatkan pembangunan di daerah miskin, khususnya dalam kasus pembentukan kabupaten baru. Adanya pemekaran dinilai akan memberi kesempatan kepada daerah miskin untuk memperoleh lebih banyak subsidi dari pemerintah pusat (khususnya melaluiskema DAU dan beberapa DAK), hal ini akan mendorong peningkatan pendapatan per kapita di daerah tersebut. Pembentukan Daerah Otonom Baru banyak melahirkan kemajuan yang cukup pesat dalam implementasinya, walaupun mungkin masih banyak kekurangan dan kelemahan serta kendala yang dihadapi. Tapi dengan pemekaran wilayah tersebut mampu menumbuhkan semangat demokrasi bagi masyarakat di daerah, dimana rakyat daerah dapat menentukan nasibnya sendiri walaupun mungkin masih memiliki ketergantungan dengan pusat soal pendanaannya. Salah satu kemajuan penting dari proses pemekaran wilayah berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat. Dampak dari pemekaran wilayah telah melahirkan masyarakat yang Demokratis hal ini terbukti dengan proses pelayanan yang lebih cepat, proses penyelenggaraan pembangunan menjadi lebih lancar, tingkat partisipasi mayarakat lebih meningkat serta berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat di wilayah Kecamatan Balantak Selatan dan juga dapat menciptakan tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Jadi dampak pemekaran wilayah ini turut mempengaruhi aktivitas masyarakat dibidang perekonomian, dan bukan hanya tingkat pendapatan dan kesejahteraan masyarakat yang meningkatkan tetapi dasar pemekaran wilayah ini juga berdampak pada aspek yang lain seperti kemudahan masyarakat untuk mengakses bidang pelayanan, karena sebelum ada pemekaran maka seluruh proses administrasi dan pelayanan publik, dianggap menjadi salah satu kendala bagi masyarakat. Jadi betul-betul proses pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan 5 memiliki dampak yang sangat positif bagi kemajuan pembangunan, penyelenggaraan pemerintahan, serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peluang dan Kendala Pemekaran Wilayah Pemekaran wilayah merupakan bentuk kewenangan yang dilakukan oleh pemerintah daerah dengan tujuan untuk memperlancar proses penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan lebih mendekatkan proses pelayanan kepada masyarakat. Selain itu pemekaran wilayah juga dilakukan untuk memperbaiki berbagai ketertinggalan yang telah dilalui selama ketergantungan dengan wilayah yang ada diatas. Pemekaran wilayah mempunyai sisi positif ketimbang sisi negatifnya. Dari segi positif dasar pemekaran wilayah adalah terakomodirnya sumberdaya dan kekayaan yang ada diwilayah tersebut sehingga mempengaruhi percepatan pertumbuhan baik dari segi pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan penduduk, pertumbuhan geografis, serta mempermudah peluang investasi. Dari sisi pemekaran wilayah maka terdapat peluang dan kendala yang menjadi pokok perhatian bagi para stakeholder maupun pemerintah daerah dan swasta. Adapun peluang dan kendala tersebut dapat dijabarkan berikut ini: 1). Peluang dari pemekaran Wilayah Dasar pemekaran wilayah memiliki peluang yang sangat positif bagi kelangsungan masyarakat diwilayah tersebut yang dapat dilihat sebagai berikut : Dari segi Ekonomi. Kecamatan Balantak Selatan lebih mempriotaskan potensi ekonomi dengan andalan bidang pertanian, khususnya lebih memprioritaskan sektor perkebunan melalui tanaman produktif seperti tanaman tahunan yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain hasil bumi dari tanaman kelapa yang sampai saat ini dianggap mampu mendongkrak perekonomian rakyat, sebagai salah satu hasil utama petani dengan hasil produksinya yang cukup besar dengan sumbangan nyata 95,66 % dari total produksi tanaman perkebunan. Sumbangan nyata perekonomian wilayah juga akan dapat didongkrak dengan intensifikasi lahan melalui tanaman Kopi, Cengkih , Coklat dan Pala. Keempat jenis tanaman ini juga akan memberikan kontribusi yang sangat besar apabila pemerintah Daerah memberikan perhatian khusus dalam proses pembinaan, pendanaan maupun penyediaan pasar. Untuk tanaman pangan peluang swasembada beras juga masih cukup terbuka apabila 6 para petani dan dinas PPL ikut berpartisipasi secara langsung. Karena peluang tersebut didukung oleh potensi wilayah Kecamatan yang cukup luas, sehingga kalau diitensifkan proses pengelolaannya maka mendongkrak perekonomian petani, sehingga menjadikan petani akan mampu hidup mandiri dan dampaknya juga bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan keluarga petani. Selain dibidang pertanian/perkebunan ada juga dibidang perikanan, peternakan, perdagangan, dan juga dibidang pertambangan. Dari Segi Pertumbuhan Penduduk dan pertumbuhan wilayah Dari Segi Pelayanan Dari Segi Sosial Budaya 2). Kendala dalam Pemekaran Wilayah Selain peluang dari akibat pemekaran wilayah sebagaimana dikemukakan diatas maka terdapat berbagai kendala yang turut mempengaruhi, diantaranya : Latar Belakang Pendidikan Masyarakat Latar belakang pendidikan juga dijadikan salah satu aspek penting untuk mendongkrak proses pemekaran wilayah. Rendahnya pendidikan akan mempengaruhi rendahnya wawasan dan pengetahuan. Contohnya dalam berusaha masyarakat harus memiliki kepekaan dalam membaca peluang-peluang. Untuk menciptakan peluang-peluang tersebut setiap masyarakat harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai sehingga akan mempengaruhi wawasan dan pengetahuan dalam berwirausaha. Hasil penelitian ditemukakan bahwa latar belakang pendidikan bagi masyarakat nelayan dan petani secara umum masih cukup rendah. Rendahnya latar belakang pendidikan secara langsung juga akan mempengaruhi lemahnya masyarakat dalam berusaha. Oleh karena itu proses terbentuknya pemekaran wilayah juga akan perlu mempertimbangan aspek pendidikan masyarakat khususnya dalam pengembangan sumberdaya manusia, melalui berbagai bentuk pelatihan, temu karya, symposium, maupun study banding sehingga ada pengalaman dan wawasan yang luas bagi masyarakat cdalam berusaha. Sikap mental Pemekaran wilayah juga tidak selamanya, berdampak pada proses pembentukan sikap mental, khususnya sikap mental yang mandiri. Contohnya sikap mental yang mandiri dalam berusaha dengan memanfaatkan peluang-peluang investasi seperti menabung, berani mengambil resiko, memanfaatkan peluang-peluang. Dampak dari lemahnya sikap mental ini juga akan mempengaruhi kemandirian ekonomi bagi masyarakat dan 7 berakibat pada proses pertumbuhan yang lain seperti berdampak pada proses pertumbuhan desa, tidak terpenuhinya kebutuhan baik primer maupun sekunder. Karena salah satu indeks yang diukur dalam proses pemekaran wilayah maupun pertumbuhan wilayah salah satunya adalah aspek ekonomi khususnya dari segi pendapatan masyarakat, maupun daya beli, serta aspek sumberdaya manusia. Peluang dan Kendala dalam pemekaran wilayah sebagaimana dikemukakan diatas dijadikan patokan sebagai dasar evaluasi yang selama ini menjadi agenda pemekaran. Peluang pemekaran wilayah akan memungkinkan pengembangan potensi baik potensi ekonomi maupun potensi sumberdaya manusia, memperlancar proses pelayanan public, mampu menciptakan tata kelola penyelenggaraan system pemerintahan dengan harapan terciptanya system penyelenggaraan pemerintahan yang baik (Good Governance) melalui proses transparansi, Akuntablitas, keadilan, dinamis serta bertanggungjawab. Sedangkan dari segi kendala akan menjadi bahan pertimbangan serta evaluasi dalam meminimalisir berbagai proses kegagalan dari dampak pemekaran wilayah. Kesimpulan 1. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemekaran wilayah Kecamatan Balantak Selatan dengan Ibukota Kecamatan Tongke adalah memiliki jumlah penduduk sebesar 6002 jiwa dengan luas wilayah sebesar 21.325 Ha , memiliki sumberdaya alam yang potensial dengan mengandalkan potensi pada bidang pertanian, perikanan, peternakan, perdagangan, dan pertambangan yang secara langsung telah mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik dari segi ekonomi regional maupun ekonomi masyarakat. Dari segi sumberdaya manusia wilayah ini memiliki potensi penduduk yang mampu menggerakan perekonomian sedangkan dari segi kondisi fisik geografis yang sangat strategis, serta tersedianya Organisasi Perangkat daerah yang memadai, didukung oleh kondisi sosial budaya masyarakat yang mampu menciptakan hubungan kerjasama harmonis antara pemerintah dan masyarakat sehingga turut mempengaruhi pemerintahan daerah yang lebih dinamis, transpran, akuntabel, tata kelola dan tata dalam menciptakan Otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab. 2. Dasar hukum dari proses pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan dituangkan dalam UU RI. No. 51 tahun 1999, dan UU. No. 11 tahun 2000, UU No. 10 Tahun 2004, UU No. 32 tahun 2004, UU No. 12 tahun 2008, UU No. 33 tahun 2004, UU No. 38 Tahun 2007, UU No. 19 tahun 2008 dan Perda No. 9 tahun 2008.Dan dasar hukum pembentukan kecamatan di Kabupaten Banggai, Peraturan Daerah Kabupaten Banggai 8 Nomor 21 Tahun 2009. Pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan juga didasari dari kemauan dan keinginan masyarakat untuk memajukan serta membangun daerah sebagai akibat dari keterisolasian wilayah maupun ketergantungan dengan wilayah Induk. 3. Proses Pemekaran wilayah telah melahirkan masyarakat yang demokratis karena bertumpu pada pola pelayanan yang lebih cepat, proses penyelenggaraan pembangunan menjadi lebih lancar, tingkat partisipasi mayarakat lebih meningkat serta dampaknya dapat dirasakan bagi peningkatan ekonomi masyarakat diwilayah tersebut yang akhirnya mampu menciptakan peluang terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat. Pemekaran wilayah di Kecamatan Balantak Selatan juga diupayakan untuk memperpendek rentan kendali pemerintahan, serta membuka ketimpangan-ketimpangan pembangunan wilayah demi tercapainya kesejahteraan masyarakat. Saran 1. Untuk meningkatkan pertumbuhan pembangunan dan penyelenggaraan pemerintahan di Kecamatan Balantak Selatan maka proses pengelolaan dan pemanfaatan sumberdaya alam perlu dioptimalkan dengan lebih menambah sumber pembiayaan melalui peningkatan PAD dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk itu diperlukan peningkatan kuantitas dan kualitas SDM bagi masyarakat dan Aparat pemerintah diwilayah Kecamatan. 2. Setiap daerah pemekaran hendaknya lebih memperbesar porsi anggaran bagi pembangunan, khususnya untuk pelayanan dasar seperti kesehatan, pendidikan dan perizinan dan fasilitas umum, sehingga kualitas pembangunan manusia di daerah akan meningkat yang akan turut memacu pembangunan daerah di masa mendatang dengan SDM yang sehat, cerdas dan terampil. 3. Hendaknya pemerintah Kecamatan membuat terobosan baru dalam perbaikan kualitas pelayanan publik dengan pelayanan dengan bertumpu pada pelayanan prima, karena dengan pelayanan yang baik akan menciptakan iklim usaha yang kondusif untuk mewujudkan kemandirian dan kemajuan serta peningkatan kesejahteraan masyarakat. 4. Perlu dilakukannya sosialisasi dan transparansi program pemerintah untuk meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah sesuai dengan peran dan fungsinya masing-masing untuk mewujudkan pembangunan yang partisipatif. 9 DAFTAR PUSTAKA Adisubrata S.W. 2005, Otonomi Daerah , Penerbit CV Rajawali Press. Agus Dwiyanto, 2009, Otonomi daerah , PT Gramedia Jakarta. Akil, Sjarifuddin., 2003, Tinjauan Umum Pengembangan Wilayah dan Penataan Ruang, PT Gramedia Jakarta. Adji Sakti Adisasmita, 2011, Transportasi dan Pengembangan Wilayah, Graha Ilmu Jakarta. Agus Pramusinto dan Erwin Agus Purwanto, 2009, Pembangunan Perkotaan dengan Pendekatan Penataan Ruang : Implikasi dan Prospeknya, Ghalia Ilmu Jakarta. Cristaller, 1933, Urban and use Planning. Urbana Illionois University Press. Douglass 1970, Urban land Policy, A world Bank Publication New York: Oxford University Press. Friedman. J, 1964, Regional Development and Planning, A Reader , Cambrige,Massachusetts, the M.I.T. Press. Glasson. J. 1974, An Introduction to Regional Planning London Hutchinton Educational. Manan B., 2004, Hubungan Antara Pusat dan Daerah Menurut UUD 1945 ,Pustaka Sinar Harapan. Moleong Lexy. J. 2004, Metodologi Penelitian Kualitatif, Rosdakarya bandung. MT Zen, 2003 Tiga Pilar Pengembangan Wilayah, Pradnya Paramita. Tarigan Robinson, 2005, Perencanaan Pembangunan Wilayah, Penerbit Bumi Aksara Jakarta. Mercado. B.R. 2002, Benefit Monitoring and Evaluation, Manila Asian Development Bank. 10 Myrdal 1953, Urban Transport Planning, London Croom Helm. Rustiadi, 2006, Strategi Nasional Pengembangan Perkotaan (SNPP), Cv Rajawali Jakarta. Rondinelli, 1985, An Introduction to Town Planning Techniques, London Of Hutchinson. Said Saile, 2009, Pemekaran wilayah sebagai buah Demokrasi di Indonesia, Restu Agung Jakarta. Saefulhakim dkk, 2002, Prospek pengembangan Wilayah, GGraha ilmu Jakarta. Syamsuddin Harris, 2007, Prospek Otonomi daerah Yayasan Dian Desa. Sugiono, 2002, Metode Penelitian Administrasi, PT Gramedia Jakarta. Suprayogo, Metodologi Penelitian Kualitatif, PT Graha Purna Ilmu Jakarta. Sutami , 1974, Pengembangan Wilayah, Alumni Bandung. Unwin, 1989, Model in Planning, Oxford, Pergamon Press. Sumber-sumber lain : - UU No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, - UU No. 12 tahun 2008, Amandemen UU Otonomi daerah - UU RI No. 10 tahun 2007 tentang Pemekaran wilayah di Indonesia. - UU No. 24 tahun 1992, tentang Penataan Ruang, - Peraturan Daerah Kabupaten Banggai Nomor 21 Tahun 2009 tentang Pembentukan Kecamatan. - Peraturan Pemerintah RI No. 15 tahun 2010 tentang penyelenggaraan Penataan Ruang, Penerbit CV Novion Pustaka Mandiri Jakarta, 2010. 11