PERATURAN DAERAH KABUPATEN NAGEKEO NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA WOLOWEA TIMUR, DESA WOLOWEA BARAT, DESA RAJA TIMUR, DESA RAJA SELATAN, DESA SELALEJO TIMUR, DESA WAJO TIMUR, DESA PAUMALI, DESA WAJOMARA, DESA RENDU TUTUBHADA, DESA WOKOWOE, DESA KOTAKEO I, DESA KOTAKEO II DAN DESA ODAUTE DALAM WILAYAH KABUPATEN NAGEKEO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NAGEKEO, Mengingat : a. bahwa dalam rangka mendekatkan pelayanan, mempercepat pembangunan dan pemberdayaan masyarakat guna peningkatan kesejahteraan rakyat, perlu aspirasi masyarakat yang derajat menindaklanjuti menghendaki pemekaran desa untuk membentuk desa-desa baru dalam wilayah Kabupaten Nagekeo; b. bahwa pembentukan desa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, wajib memperhatikan 1 syarat politis berupa dukungan aspirasi masyarakat dan syarat teknis berupa jumlah penduduk, luas wilayah, potensi desa serta sarana dan prasarana pemerintahan; c. bahwa berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun pembentukan 2005 desa menegaskan diatur dengan bahwa Peraturan Daerah; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pembentukan Desa Wolowea Timur, Desa Wolowea Barat, Desa Raja Timur, Desa Raja Selatan, Desa Selalejo Timur, Desa Wajo Timur, Desa Paumali, Desa Wajomara, Desa Rendu Tutubhada, Desa Wokowoe, Desa Kotakeo I, Desa Kotakeo II dan Desa Odaute Dalam Wilayah Kabupaten Nagekeo; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah Republik Indonesia Tahun (Lembaran Negara 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 2 2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 3. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kabupaten Nagekeo di Provinsi Nusa Tenggara Republik Timur Indonesia (Lembaran Tahun 2007 Negara Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4678); 4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Indonesia Nomor 4593); 3 Negara Republik 7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 27 Tahun 2006 tentang Penetapan dan Penegasan Batas Desa; 8. Peraturan Menteri Tahun 2006 Penghapusan, Dalam Negeri tentang Nomor 28 Pembentukan, Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan; 9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 30 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyerahan Urusan Pemerintahan Kabupaten/Kota Kepada Desa; 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa; 11. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 5 Tahun 2009 tentang Urusan Pemerintahan Yang Menjadi Kewenangan Kabupaten Nagekeo (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 5, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 5); 12. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 12 Tahun 2009 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 12); 13. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 13 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pencalonan Pemilihan Pengangkatan Pelantikan dan Pemberhentian Kepala Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 13; 4 14. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 14 Tahun 2009 tentang Pedoman Pembentukan dan Mekanisme Penyusunan Peraturan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 14); 15. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 15 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 15); 16. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 16 Tahun 2009 tentang Perangkat Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 16); 17. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 17 Tahun 2009 tentang Pembentukan Penghapusan Penggabungan Desa dan Perubahan Status Desa Menjadi Kelurahan (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 17); 18. Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo Nomor 18 Tahun 2009 tentang Keuangan Desa (Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo Tahun 2009 Nomor 18); 5 Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN NAGEKEO dan BUPATI NAGEKEO MEMUTUSKAN : Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PEMBENTUKAN DESA WOLOWEA TIMUR, DESA WOLOWEA BARAT, DESA RAJA TIMUR, DESA RAJA SELATAN, DESA SELALEJO TIMUR, PAUMALI, DESA DESA WAJO WAJOMARA, TIMUR, DESA DESA RENDU TUTUBHADA, DESA WOKOWOE, DESA KOTAKEO I, DESA KOTAKEO II DAN DESA ODAUTE DALAM WILAYAH KABUPATEN NAGEKEO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kabupaten Nagekeo. 2. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Nagekeo. 3. Bupati adalah Bupati Nagekeo. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Nagekeo. 5. Kecamatan adalah wilayah kerja Camat sebagai perangkat daerah. 6 6. Camat adalah perangkat daerah yang mempunyai wilayah kerja di tingkat Kecamatan. 7. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 8. Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asalusul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. 9. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 10. Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. 11. Pembentukan Desa adalah penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersandingan, atau pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih, pembentukan desa di luar desa yang telah ada. 12. Batas Wilayah adalah batas wilayah pelayanan administrasi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan. 13. Pusat Pemerintahan adalah pusat penyelenggaraan kegiatan kepemerintahan. 14. Lembaga Kemasyarakatan adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintahan Desa dalam memberdayakan masyarakat, yang meliputi Rukun Tetangga, Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat, Karang Taruna, Lembaga Adat, atau 7 dengan sebutan lainnya yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat dan ditetapkan oleh Pemerintah Desa. BAB II TUJUAN PEMBENTUKAN Pasal 2 Pembentukan Desa bertujuan untuk meningkatkan pelayananan publik guna mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat. BAB III PEMBENTUKAN, PUSAT PEMERINTAHAN DAN BATAS WILAYAH DESA BARU DAN BATAS WILAYAH DESA INDUK SETELAH PEMEKARAN Bagian Kesatu Pembentukan Desa Pasal 3 Dengan Peraturan Daerah ini dibentuk : a. Desa Wolowea Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Wolowea Kecamatan Boawae; b. Desa Wolowea Barat yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Wolowea Kecamatan Boawae; c. Desa Raja Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Raja Kecamatan Boawae; d. Desa Raja Selatan yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Raja Kecamatan Boawae; e. Desa Selalejo Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Selalejo Kecamatan Mauponggo; 8 f. Desa Wajo Timur yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Wajo Kecamatan Keo Tengah; g. Desa Paumali yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Pautola Kecamatan Keo Tengah; h. Desa Wajomara yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Renduteno Kecamatan Aesesa Selatan; i. Desa Rendu Tutubhada yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Langedhawe Kecamatan Aesesa Selatan; j. Desa Wokowoe yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Wokodekororo Kecamatan Nangaroro; k. Desa Kotakeo I yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Kotakeo Kecamatan Nangaroro; l. Desa Kotakeo II yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Kotakeo Kecamatan Nangaroro;dan m. Desa Odaute yang merupakan hasil pemekaran dari Desa Utetoto Kecamatan Nangaroro. Bagian Kedua Pusat Pemerintahan dan Batas Wilayah Desa Baru Pasal 4 (1) Pusat Pemerintahan Desa Wolowea Timur berkedudukan di Denaano. (2) Desa Wolowea Timur mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Raja, Kecamatan Boawae; b. Selatan dengan Desa Wea Au, Kecamatan Boawae; c. Timur dengan Desa Raja, Kecamatan Boawae; dan d. Barat dengan Desa Wolowea, Kecamatan Boawae. 9 Pasal 5 (1) Pusat Pemerintahan Desa Wolowea Barat berkedudukan di Beza. (2) Desa Wolowea Barat mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Wolowea, Kecamatan Boawae; b. Selatan dengan Desa Wea Au dan Desa Kelimado, Kecamatan Boawae; c. Timur dengan Desa Wolowea, Kecamatan Boawae; dan d. Barat dengan Kelurahan Rega, Kecamatan Boawae. Pasal 6 (1) Pusat Pemerintahan Desa Raja Timur berkedudukan di Malaboa. (2) Desa Raja Timur mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Rendu Butowe Kecamatan, Aesesa Selatan; b. Selatan dengan Desa Raja dan Desa Raja Selatan, Kecamatan Boawae; c. Timur dengan Desa Ulupulu 1 dan Ulupulu 2, Kecamatan Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Raja, Kecamatan Boawae. Pasal 7 (1) Pusat Pemerintahan Desa Raja Selatan berkedudukan di Nunubeza. (2) Desa Raja Selatan mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Raja Timur, Kecamatan Boawae; b. Selatan dengan Desa Wea Au dan Desa Kotakeo, Kecamatan Boawae dan Kecamatan Nangaroro; c. Timur dengan Desa Raja dan Desa Wolowea, Kecamatan Boawae; dan 10 d. Barat dengan Desa Kotakeo dan Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro. Pasal 8 (1) Pusat Pemerintahan Desa Selalejo Timur berkedudukan di Ndadho Sale. (2) Desa Selalejo Timur mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Keli, Kecamatan Keo Tengah; b. Selatan dengan Desa Ngera, Kecamatan Keo Tengah; c. Timur dengan Desa Kotakeo, Kecamatan Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Selalejo, Kecamatan Mauponggo. Pasal 9 (1) Pusat Pemerintahan Desa Wajo Timur berkedudukan di Daratuka. (2) Desa Wajo Timur mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Kotakeo, Kecamatan Nangaroro; b. Selatan dengan Desa Pautola, Kecamatan Keo Tengah ; c. Timur dengan Desa Ladolima, Kecamatan Keo Tengah; dan d. Barat dengan Desa Wajo, Kecamatan Keo Tengah. Pasal 10 (1) Pusat Pemerintahan Desa Paumali berkedudukan di Paundena. (2) Desa Paumali mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Podenura, Kecamatan Nangaroro; b. Selatan dengan Desa Kotodirumali, Kecamatan Keo Tengah; c. Timur dengan Desa Riti Kecamatan, Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Kotodirumali dan Desa Pautola, Kecamatan Keo Tengah. 11 Pasal 11 (1) Pusat Pemerintahan Desa Wajomara berkedudukan di Wajomara. (2) Desa Wajomara mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Rendu Teno, Kecamatan Aesesa Selatan; b. Selatan dengan Desa Tengatiba dan Desa Alorawe, Kecamatan Aesesa Selatan dan Kecamatan Boawae; c. Timur dengan Desa Langedhawe dan Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan; dan d. Barat dengan Desa Tedakisa dan Desa Nagerawe, Kecamatan Aesesa dan Kecamatan Boawae. Pasal 12 (1) Pusat Pemerintahan Desa Rendu Tutubhada berkedudukan di Wolo Amerame. (2) Desa Rendu Tutubhada mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Langedhawe, Kecamatan Aesesa Selatan; b. Selatan dengan Desa Tengatiba, Kecamatan Aesesa Selatan; c. Timur dengan Desa Ngegedhawe, Kecamatan Aesesa; dan d. Barat dengan Desa Renduteno, Kecamatan Aesesa Selatan. Pasal 13 (1) Pusat Pemerintahan Desa Wokowoe berkedudukan di Ombofeo. (2) Desa Wokowoe mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Degalea, Kecamatan Nangaroro ; b. Selatan dengan Desa Wokodekororo, Kecamatan Nangaroro; c. Timur dengan Desa Woe Wutu, Kecamatan Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Ladolima, Kecamatan Keo Tengah. 12 Pasal 14 (1) Pusat Pemerintahan Desa Kotakeo I berkedudukan di Wesa Wa. (2) Desa Kotakeo I mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Persiapan Raja Selatan, Kecamatan Boawae; b. Selatan dengan Desa Kotakeo dan Desa Persiapan Kotakeo II, Kecamatan Nangaroro; c. Timur dengan Desa Pagomogo, Kecamatan Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Wea Au, Kecamatan Boawae. Pasal 15 (1) Pusat Pemerintahan Desa Kotakeo II berkedudukan di Ate Lako. (2) Desa Kotakeo II mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Kotakeo, Kecamatan Nangaroro; b. Selatan dengan Desa Wajo, Kecamatan Keo Tengah; c. Timur dengan Ladolima Timur, Kecamatan Keo Tengah; dan d. Barat dengan Desa Selalejo, Kecamatan Mauponggo. Pasal 16 (1) Pusat Pemerintahan Desa Odaute berkedudukan di Wodomia. (2) Desa Odaute mempunyai batas wilayah : a. Utara dengan Desa Utetoto, Kecamatan Nangaroro; b. Selatan dengan Kelurahan Nangaroro, Kecamatan Nangaroro; c. Timur dengan Desa Nataute, Kecamatan Nangaroro; dan d. Barat dengan Desa Woedoa, Kecamatan Nangaroro. Pasal 17 13 (1) Batas Wilayah desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (2), Pasal 5 ayat (2), Pasal 6 ayat (2), Pasal 7 ayat (2), Pasal 8 ayat (2), Pasal 9 ayat (2), Pasal 10 ayat (2), Pasal 11 ayat (2), Pasal 12 ayat (2), Pasal 13 ayat (2), Pasal 14 ayat (2) , Pasal 15 ayat (2), Pasal 16 ayat (2), tercantum dalam Peta Desa yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (2) Batas Wilayah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan secara musyawarah mufakat dan dituangkan dalam Keputusan Bersama Batas Desa. Bagian Ketiga Batas Wilayah Desa Induk Setelah Pemekaran Pasal 18 Desa Wolowea dengan batas wilayah : a. Utara berbatasan dengan Desa Gero dan Desa Raja; b. Selatan berbatasan dengan Desa Wea Au dan Desa Kelimado; c. Timur berbatasan dengan Desa Wolowea Timur;dan d. Barat berbatasan dengan desa Kelurahan Rega. Pasal 19 Desa Raja dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Rendu Butowe; b. Selatan berbatasan dengan Desa Wolowea Timur dan Desa Raja Selatan; c. Timur berbatasan dengan Desa Raja Timur dan Raja Selatan;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Wolowea Timur dan Desa Gero Dhere. 14 Pasal 20 Desa Selalejo dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Keli Tuka; b. Selatan berbatasan dengan Desa Ua; c. Timur berbatasan dengan Desa Selalejo;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Woewolo. Pasal 21 Desa Wajo dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Kotakeo; b. Selatan berbatasan dengan Desa Kotowuji Barat; c. Timur berbatasan dengan Desa Wajo Timur;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Lewangera. Pasal 22 Desa Pautola dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Ladolima; b. Selatan berbatasan dengan Desa Kotowuji Barat; c. Timur berbatasan dengan Desa Paumali;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Wajo. Pasal 23 Desa Rendu Teno dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Tedakisa; b. Selatan berbatasan dengan Desa Wajomara; c. Timur berbatasan dengan Desa Langedhawe;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Alorawe. 15 Pasal 24 Desa Langedhawe dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Kelurahan Dhawe; b. Selatan berbatasan dengan Desa Tengatiba; c. Timur berbatsan dengan Desa Rendu Tutubhada; d. Barat berbatasan dengan Kelurahan Dhawe. Pasal 25 Desa Wokodekororo dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Degalea; b. Selatan berbatasan dengan Desa Tonggo dan Desa Riti; c. Timur berbatasan dengan Desa Wokowoe dan Laut Sawu; dan d. Barat berbatasan dengan Desa Ladolima. Pasal 26 Desa Kotakeo dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Kotakeo I; b. Selatan berbatasan dengan Desa Kotakeo II; c. Timur berbatasan dengan Desa Degalea;dan d. Barat berbatasan dengan Desa Kotakeo II. Pasal 27 Desa Utetoto dengan batas wilayah: a. Utara berbatasan dengan Desa Tendatoto; b. Selatan berbatasan dengan Desa Odaute; c. Timur berbatasan dengan Kabupaten Ende; dan d. Barat berbatasan dengan Desa Bidoa dan Desa Woedoa. 16 BAB IV ORGANISASI PEMERINTAHAN DESA Pasal 28 (1) Desa-Desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 wajib membentuk Organisasi Pemerintahan Desa. (2) Tata Cara pembentukan Organisasi Pemerintahan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai peraturan perundang-undangan. BAB V JUMLAH PENDUDUK, LUAS WILAYAH DAN CAKUPAN WILAYAH Bagian Kesatu Jumlah Penduduk Pasal 29 (1) Jumlah penduduk Desa Wolowea sebelum pemekaran 2.338 (dua ribu tiga ratus tiga puluh delapan) jiwa, sesudah pemekaran 752 (tujuh ratus lima puluh dua) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Wolowea Timur 777 (tujuh ratus tujuh puluh tujuh) jiwa. (3) Jumlah penduduk Desa Wolowea Barat 809 (delapan ratus sembilan) jiwa. Pasal 30 (1) Jumlah penduduk Desa Raja sebelum pemekaran 3.600 (tiga ribu enam ratus) jiwa, sesudah pemekaran 1.611 (seribu enam ratus sebelas) jiwa. 17 (2) Jumlah penduduk Desa Raja Timur 987 (sembilan ratus delapan puluh tujuh) jiwa. (3) Jumlah Penduduk Desa Raja Selatan 1.002 (seribu dua) jiwa. Pasal 31 (1) Jumlah penduduk Desa Selalejo sebelum pemekaran 2.383 (dua ribu tiga ratus delapan puluh tiga) jiwa, sesudah pemekaran 1.400 (seribu empat ratus) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Selalejo Timur 983 (sembilan ratus delapan puluh tiga) jiwa. Pasal 32 (1) Jumlah penduduk Desa Wajo sebelum pemekaran 1.564 (seribu lima ratus enam puluh empat) jiwa, sesudah pemekaran 799 (tujuh ratus sembilan puluh sembilan) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Wajo Timur 765 (tujuh ratus enam puluh lima) jiwa. Pasal 33 (1) Jumlah penduduk Desa Pautola sebelum pemekaran 1.713 (seribu tujuh ratus tiga belas) jiwa, sesudah pemekaran 905 (sembilan ratus lima) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Paumali 808 (delapan ratus delapan) jiwa. Pasal 34 (1) Jumlah penduduk Desa Renduteno sebelum pemekaran 1.565 (seribu lima ratus enam piluh lima) jiwa, sesudah pemekaran 813 (delapan ratus tiga belas) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Wajomara 752 (tujuh ratus lima puluh dua). 18 Pasal 35 (1) Jumlah penduduk Desa Langedhawe sebelum pemekaran 1.539 (seribu lima ratus tiga puluh sembilan) jiwa, sesudah pemekaran 772 (tujuh ratus tujuh puluh dua) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Rendu Tutubhada 767 (tujuh ratus enam puluh tujuh) jiwa. Pasal 36 (1) Jumlah penduduk Desa Wokodekororo sebelum pemekaran 1.588 (seribu lima ratus delapan puluh delapan) jiwa, sesudah pemekaran 808 (delapan ratus delapan jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Wokowoe 780 (tujuh ratus delapan puluh) jiwa. Pasal 37 (1) Jumlah penduduk Desa Kotakeo sebelum pemekaran 2.598 (dua ribu lima ratus sembilan puluh delapan) jiwa, sesudah pemekaran 789 (tujuh ratus delapan puluh sembilan) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Kotakeo I 948 (sembilan ratus empat) jiwa. (3) Jumlah penduduk Desa Kotakeo II 861 (delapan ratus enam puluh satu) jiwa. Pasal 38 (1) Jumlah penduduk Desa/Kelurahan sebelum pemekaran 5.127 (lima ribu seratus dua puluh tujuh) jiwa, sesudah pemekaran 4.373 (empat ribu tiga ratus tujuh puluh tiga) jiwa. (2) Jumlah penduduk Desa Odaute 754 (tujuh ratus lima puluh empat) jiwa. 19 Bagian Kedua Luas Wilayah Pasal 39 (1) Luas Wilayah Desa Wolowea sebelum pemekaran 20,82 (dua puluh koma delapan puluh dua) Km², sesudah pemekaran 6,05 (enam koma lima) km². (2) Luas Wilayah Desa Wolowea Timur 9,47 (sembilan koma empat puluh tujuh) km². (3) Luas Wilayah Desa Wolowea Barat 5,30 (lima koma tiga puluh) km². Pasal 40 (1) Luas Wilayah Desa Raja sebelum pemekaran 39,80 (tiga puluh sembilan koma delapan puluh) Km², sesudah pemekaran 13,5 (tiga belas koma lima) km². (2) Luas Wilayah Desa Raja Timur 13,20 (tiga belas koma dua puluh) km². (3) Luas Wilayah Desa Raja Selatan 13,10 (tiga belas koma sepuluh) km². Pasal 41 (1) Luas Wilayah Desa Selalejo sebelum pemekaran 11,44 (sebelas koma empat puluh empat) km², sesudah pemekaran 3,44 (tiga koma empat puluh empat) km². (2) Luas Wilayah Desa Selalejo Timur 8 (delapan) km². Pasal 42 (1) Luas Wilayah Desa Wajo sebelum pemekaran 6,25 (enam koma dua puluh lima) km², sesudah pemekaran 3,20 (tiga koma dua puluh) km². (2) Luas Wilayah Desa Wajo Timur 3,05 (tiga koma nol lima) km². 20 Pasal 43 (1) Luas Wilayah Desa Pautola sebelum pemekaran 56 (lima puluh enam) km², sesudah pemekaran 26 (dua puluh enam) km². (2) Luas Wilayah Desa Paumali 30 (tiga puluh) km². Pasal 44 (1) Luas Wilayah Desa Renduteno sebelum pemekaran 9,6 (sembilan koma enam) Km², sesudah pemekaran 5,3 (lima koma tiga) km². (2) Luas Wilayah Desa Wajomara 4,3 (empat koma tiga) km². Pasal 45 (1) Luas Wilayah Desa Langedhawe sebelum pemekaran 9,13 (sembilan koma tiga belas) km², sesudah pemekaran 4 (empat) km². (2) Luas Wilayah Desa Rendu Tutubhada 5,13 (lima koma tiga belas) km². Pasal 46 (1) Luas Wilayah Desa Wokodekoro sebelum pemekaran 18,130 (delapan belas koma seratus tiga puluh) km², sesudah pemekaran 7,252 (tujuh koma dua ratus lima puluh dua) km². (2) Luas Wilayah Desa Wokowoe 10,878 (sepuluh koma delapan ratus tujuh puluh delapan) km². Pasal 47 (1) Luas Wilayah Desa Kotakeo sebelum pemekaran 34 Km², sesudah pemekaran 9 (sembilan) km². (2) Luas Wilayah Desa Kotakeo I 17 (tujuh belas) km². (3) Luas Wilayah Desa Kotakeo II 8 (delapan) km². Pasal 48 (1) Luas Wilayah Desa-Desa/Kelurahan induk dari desa Odaute sebelum pemekaran 100,01 (seratus koma nol satu) km², sesudah pemekaran 75,01 (tujuh puluh lima koma nol satu) km². 21 (2) Luas Wilayah Desa Odaute 24,7 (dua puluh empat koma tujuh) km². Bagian Ketiga Cakupan Wilayah Pasal 49 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Wolowea sebelum pemekaran meliputi 5 (lima) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Wolowea Timur meliputi 5 (lima) dusun Goma dan dusun Denaano. (3) Cakupan wilayah kerja Desa Wolowea Barat meliputi dusun Hobopadu I, dusun Hobopadu II dan dusun Hobopadu III. Pasal 50 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Raja sebelum pemekaran meliputi 6 (enam) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Raja Timur meliputi dusun Wolokota dan dusun Pau Menge. (3) Cakupan wilayah kerja Desa Raja Selatan meliputi dusun Dorameli dan dusun Puu Feo. Pasal 51 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Selalejo sebelum pemekaran meliputi 4 (empat) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Selalejo Timur meliputi dusun Obhosawa dan dusun Lokatunga. Pasal 52 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Wajo sebelum pemekaran meliputi 5 (lima) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 3 (tiga) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Wajo Timur meliputi dusun Daratuka dan dusun Witu. 22 Pasal 53 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Pautola sebelum pemekaran meliputi 5 (lima) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 3 (tiga) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Paumali meliputi dusun Mabha dan dusun Joa. Pasal 54 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Renduteno sebelum pemekaran meliputi 4 (empat) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Wajomara meliputi dusun Wolowaja dan dusun Boamara. Pasal 55 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Langedhawe sebelum pemekaran meliputi 4(empat) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Rendu Tutubhada meliputi dusun Tutubhada dan dusun Tasikapa. Pasal 56 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Wokodekororo sebelum pemekaran meliputi 4 (empat) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Wokowoe meliputi dusun Dombu dan dusun Bheda. Pasal 57 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Kotakeo sebelum pemekaran meliputi 6 (enam) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 2 (dua) dusun. (2) Cakupan wilayah kerja Desa Kotakeo I meliputi dusun Gezu dan dusun Mabharobo. (3) Cakupan wilayah kerja Desa Kotakeo II meliputi dusun Koli dan dusun Dombe. Pasal 58 (1) Cakupan wilayah kerja Desa Utetoto sebelum pemekaran meliputi 4 (empat) dusun dan sesudah pemekaran meliputi 3 (tiga) dusun. 23 (2) Cakupan wilayah kerja Desa Odaute meliputi dusun Kopodako, Dusun Wodomia, Dusun Wakaatu dan dusun Kekadeki. BAB VI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA Pasal 59 (1) Untuk menyelesaikan tugas penyelenggaraan pemerintahan desa, Bupati mengangkat Penjabat Kepala Desa dengan Keputusan Bupati. (2) Penjabat Kepala Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersama BPD segera melaksanakan pemilihan Kepala Desa definitif sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (3) Penjabat Kepala Desa yang diangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) melaksanakan tugas paling lama 1 (satu) tahun terhitung mulai tanggal pengangkatannya. (4) Apabila sampai batas waktu akhir masa jabatan Penjabat Kepala Desa belum terpilih Kepala Desa definitif, maka Bupati dapat mengangkat Penjabat Kepala Desa yang baru untuk melaksanakan tugas kepala desa dan memfasilitasi pemilihan kepala desa definitif. Pasal 60 Penjabat Kepala Desa sebagaimana dalam Pasal 59 ayat (1) memfasilitasi pembentukan panitia musyawarah pembentukan BPD. BAB VII SARANA PRASARANA DAN KEKAYAAN DESA Pasal 61 (1) Kepala Desa menginventarisir, Induk bersama mengatur, Penjabat melaksanakan Kepala Desa baru pemindahan dan penyerahan sarana prasarana, aset serta dokumen kepada pemerintah desa baru. (2) Sarana, prasarana, aset dan dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : 24 a. barang milik desa baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak yang sedang dimanfaatkan oleh Pemerintah Desa induk yang berada dalam wilayah Pemerintahan Desa baru; b. badan Usaha Milik Desa yang berkedudukan, kegiatan dan lokasinya berada di wilayah desa baru; c. utang piutang desa induk yang kegunaannya untuk desa baru menjadi tanggung jawab desa baru; dan d. dokumen serta arsip yang karena sifatnya diperlukan oleh desa baru. (3) Apabila pemindahan dan penyerahan aset serta dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak dilaksanakan oleh desa induk, maka Camat wajib memfasilitasinya. (4) Pelaksanaan pemindahan dan penyerahan aset serta dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan paling lama 3 (tiga) bulan sejak ditetapkannya Peraturan Daerah ini dan pelaksanaannya dilaporkan kepada Bupati melalui Camat. BAB VIII PEMBINAAN DAN PENGAWASAN Pasal 62 (1) Pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan Desa dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah. (2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakukan melalui pemberian pedoman umum, bimbingan, pelatihan, arahan, dan supervisi. 25 BAB IX KETENTUAN PERALIHAN Pasal 63 Dengan diundangkannya Peraturan Daerah ini, BPD ditetapkan sebagai BPD desa pemekaran dan tetap melaksanakan tugasnya sampai akhir masa jabatannya. Pasal 64 (1) Desa yang ada pada saat ini, tetap sebagai desa sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini sepanjang masih memenuhi persyaratan. (2) Dengan ditetapkannya Peraturan Daerah ini, desa yang tidak lagi memenuhi persyaratan diberikan waktu paling lama 3 (tiga) tahun untuk memenuhi persyaratan sebagai desa definitif. (3) Apabila dalam waktu paling lama 3 (tiga) tahun desa tidak dapat memenuhi persyaratan sebagai desa definitif, maka desa tersebut harus digabung atau dihapus. Pasal 65 Segala sesuatu yang berkaitan dengan pembentukan 13 (tiga belas) desa dimaksud akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati sepanjang mengenai pelaksanaannya. 26 BAB X KETENTUAN PENUTUP Pasal 66 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Nagekeo. Ditetapkan di Mbay pada tanggal 27 September 2011 BUPATI NAGEKEO, JOHANES SAMPING AOH Diundangkan di Mbay pada tanggal.... Tahun 2011 PLT. SEKRETARIS DAERAH, WANGGOL LUDOVIKUS LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NAGEKEO TAHUN 2011 NOMOR ..... 27 PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN NAGEKEO NOMOR : 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN DESA WOLOWEA TIMUR, DESA WOLOWEA BARAT, DESA RAJA TIMUR, DESA RAJA SELATAN, DESA SELALEJO TIMUR, DESA WAJO TIMUR, DESA PAUMALI, DESA WAJOMARA, DESA RENDU TUTUBHADA, DESA WOKOWOE, DESA KOTAKEO I, DESA KOTAKEO II DAN DESA ODAUTE DALAM WILAYAH KABUPATEN NAGEKEO I. UMUM Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah, merupakan tonggak baru penataan Pemerintah Daerah di Indonesia. Undang-Undang ini menggunakan filosofi keanekaragaman dalam kesatuan, dengan pendekatan persuasif–kultural yang mengakui dan mengakomodir karakteristik lokal. Maka dengan itu perlu dibuatkan Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo sebagai langkah awal menjawab aspirasi masyarakat untuk memperoleh peningkatan kualitas pelayanan di tingkat Pemerintahan Desa demi kesejahteraan masyarakat. Hal ini sejalan dengan tujuan pemberian otonomi, yakni peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang optimal; pengembangan kehidupan demokrasi di tingkat masyarakat lokal; distribusi pelayanan publik yang semakin baik, merata dan adil; penghormatan terhadap budaya lokal; serta perhatian terhadap potensi dan keanekaragaman daerah termasuk desa di dalamnya. Dengan demikian wujud nyata atas aspirasi masyarakat tersebut maka ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Nagekeo tentang 28 Pembentukan Desa Wolowea Timur, Desa Wolowea Barat, Desa Raja Timur, Desa Raja Selatan, Desa Selalejo Timur, Desa Wajo Timur, Desa Paumali, Desa Wajomara, Desa Rendu Tutubhada, Desa Wokowoe, Desa Kotakeo I, Desa Kotakeo II dan Desa Odaute dalam wilayah Kabupaten Nagekeo. II. PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jelas. Pasal 2 Cukup jelas. Pasal 3 Cukup jelas. Pasal 4 Cukup jelas. Pasal 5 Cukup jelas. Pasal 6 Cukup jelas. Pasal 7 Cukup jelas. Pasal 8 Cukup jelas. Pasal 9 Cukup jelas. 29 Pasal 10 Cukup jelas. Pasal 11 Cukup jelas. Pasal 12 Cukup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Cukup jelas. Pasal 15 Cukup jelas. Pasal 16 Cukup jelas. Pasal 17 Cukup jelas. Pasal 18 Cukup jelas. Pasal 19 Cukup jelas. Pasal 20 30 Cukup jelas. Pasal 21 Cukup jelas. Pasal 22 Cukup jelas. Pasal 23 Cukup jelas. Pasal 24 Cukup jelas. Pasal 25 Cukup jelas. Pasal 26 Cukup jelas. Pasal 27 Cukup jelas. Pasal 28 Cukup jelas. Pasal 29 Cukup jelas. Pasal 30 Cukup jelas. 31 Pasal 31 Cukup jelas. Pasal 32 Cukup jelas. Pasal 33 Cukup jelas. Pasal 34 Cukup jelas. Pasal 35 Cukup jelas. Pasal 36 Cukup jelas. Pasal 37 Cukup jelas. Pasal 38 Ayat (1) Yang dimaksud dengan desa-desa/kelurahan induk adalah Desa Utetoto, Desa Nataute dan Kelurahan Nangaroro dengan jumlah penduduk masing-masing sebelum pemekaran adalah sebagai berikut: Desa Utetoto 1.215 (seribu dua ratus lima belas) jiwa, Desa Nataute 918 (sembilan ratus delapan belas) jiwa dan Kelurahan Nangaroro 2.994 (dua ribu sembilan ratus sembilan puluh empat) jiwa, jumlah penduduk masing-masing desa setelah pemekaran adalah sebagai berikut: Desa Utetoto 724 32 (tujuh ratus dua puluh empat) jiwa, Desa Nataute 801 (delapan ratus satu) jiwa. Dan jumlah penduduk calon desa persiapan sebagai berikut dari desa utetoto 491 (empat ratus sembilan puluh satu) jiwa, dari Desa Nataute 117 (seratus tujuh belas) jiwa dan dari Kelurahan Nangaroro 146 (seratus empat puluh enam) jiwa sehingga totalnya menjadi 754 (tujuh ratus lima puluh empat) jiwa. Pasal 39 Cukup jelas Pasal 40 Cukup jelas. Pasal 41 Cukup jelas Pasal 42 Cukup jelas. Pasal 43 Cukup jelas. Pasal 44 Cukup jelas. Pasal 45 Cukup jelas. Pasal 46 Cukup jelas. 33 Pasal 47 Cukup jelas Pasal 48 Yang dimaksud dengan luas wilayah desa-desa/kelurahan induk adalah luas wilayah Desa Utetoto yaitu 56.26 (lima puluh enam koma dua puluh enam)km², Desa Nataute 20 (dua puluh) km² dan Kelurahan Nangaroro 23,75 (dua puluh tiga koma tujuh puluh lima)km² dan luas wilayah desa-desa/kelurahan induk setelah pemekaran adalah Desa Utetoto menjadi 41,26 (empat puluh satu koma dua puluh enam) km², Desa Nataute 15 (lima belas) km² dan Kelurahan Nangaroro 18,75 (delapan belas koma tujuh puluh lima) km², luas wilayah calon desa persiapan Desa Odaute diambil 15 (lima belas) km² dari Desa Utetoto 5 (lima) km² dari Desa Nataute dan 4,7 (empat koma tujuh) km² dari Kelurahan Nangaroro. Sehingga luas keseluruhan Desa Odaute menjadi 24,7 (dua puluh empat koma tujuh)km². Pasal 49 Cukup jelas. Pasal 50 Cukup jelas. Pasal 51 Cukup jelas. Pasal 52 Cukup jelas. Pasal 53 Cukup jelas. 34 Pasal 54 Cukup jelas. Pasal 55 Cukup jelas. Pasal 56 Cukup jelas. Pasal 57 Cukup jelas. Pasal 58 Yang dimaksud dengan jumlah dusun desa/kelurahan induk adalah desa Utetoto, desa Nataute dan kelurahan Nangaroro dengan jumlah dusun wilayah desa Utetoto sebagai desa induk terdiri dari 4 (empat) dusun yaitu dusun Malapadhu, Dusun Koekobho, dusun Kojamata dan dusun Wodomia. Setelah pemekaran, desa Utetoto terdiri dari 3 (tiga) dusun yaitu Malapadhu, dusun Koekobho dan dusun Kojamata. Jumlah dusun di calon desa persiapan Odaute sebanyak 4 (empat) dusun yaitu dusun Wodomia, dusun Wekaatu (desa Utetoto), dusun Kekadeki (desa Nataute) dan dusun Kopodako (Kelurahan Nangaroro). Pasal 59 Cukup jelas. Pasal 60 Cukup jelas. Pasal 61 Cukup jelas. 35 Pasal 62 Cukup jelas. Pasal 63 Cukup jelas. Pasal 64 Cukup jelas. Pasal 65 Cukup jelas. Pasal 66 Cukup jelas. TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN NAGEKEO NOMOR 7 36