Uploaded by mutimutmainnah12

CAMPAK

advertisement
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.
2. Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d penumpukan secret
pada nasofaring.
3. Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
4. Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
5. Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
6. Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak kurang baik.
4
INTERVENSI KEPERAWATAN
Dx I: Gangguan termoregulasi b/d penyakit yang dialami.
Tujuan : pemeliharaan (mempertahankan) suhu tubuh dalam rentang yang normal.
Dengan kriteria hasil :
a. Suhu tubuh anak dalam rentang yang normal.
b. Anak bebas dari demam.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Monitor perubahan suhu tubuh, Sebagai pengawasan terhadap adanya
denyut nadi.
perubahan keadaan umum pasien sehingga
dapat diakukan penanganan dan perawatan
secara cepat dan tepat.
2
Lakukan tindakan yang dapat Upaya – upaya tersebut dapat membantu
menurunkan suhu tubuh sperti menurunkan suhu tubuh pasien serta
lakukan kompres, berikan pakaian meningkatkan kenyamanan pasien.
tipis dalam memudahkan proses
penguapan.
3
Libatkan keluarga dalam perawatan Meningkatkan rasa nyaman anak.
serta ajari cara menurunkan suhu
dan mengevaluasi perubahan suhu
tubuh.
4
Kaji sejauh mana pengetahuan Mengetahui kebutuhan infomasi dari pasien
keluarga
dan
anak
tentang dan keluarga mengenai perawatan pasien
hypertermia
dengan hypertemia.
5
Kolaborasi dengan dokter dengan Antipiretik menurunkan/mempertahankan
memberikan
antipiretik
dan suhu tubuh anak.
antibiotic sesuai dengan ketentuan.
Dx II:Ketidak efektifan jalan napas : ketidak mampuan mengeluarkan secret b/d penumpukan
secret pada nasofaring.
Tujuan : bersihan jalan napas efektif
Dengan kriteria hasil :
a. Tidak mengalami aspirasi
b. Menunjukkan batuk yang efektif dan peningkatan pertukaran udara dalam paru.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Kaji fungsi pernapasan, contoh bunyi
napas, kecepatan, irama dan
kedalaman dan penggunaan otot
aksesori.
Ronci, mengi menunjukkan akumulasi secret/
ketidakmampuan untuk membersihkan jalan
napas yang dapat menimbulkan penggunaan
otot aksesori pernapasan dan peningkatan kerja
pernapasan.
2
Catat kemampuan
efektif.
3
Berikan posisi semi fowler tinggi. Posisi membantu memaksimalkan ekspansi
Bantu klien untuk batuk dan latihan paru dan menurunkan upaya pernapasan.
napas dalam.
4
Bersihkan secret dari mulut dan Mencegah obstruksi atau aspirasi. Pengisapan
trakea ; pengisapan sesuai keperluan. dilakukan
bila
klien
tidak
mampu
mengeluarkan secret.
5
Pertahankan masukan cairan
Pemasukan tinggi cairan membantu untk
mengencerkan secret.
6
Berikan lingkungan yang aman
Meningkatkan kenyamanan untuk anak
untuk
batuk Pengeluaran secret sulit bila secret sangat tebal
(mis. Efek infeksi dan atau tidak adekuat
hidrasi).
Dx III: Kerusakan integritas kulit b/d infeksi virus morbili.
Tujuan : keutuhan structural dan fungsi fisiologis dari kulit dan membrane mukosa.
Dengan kriteria hasil:
a. Terbebas dari adanya lesi jaringan.
b. Suhu, elastisitas, hidrasi dan warna jaringan dalam rentang yang diharapkan.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Pantau kulit dari adanya: ruam dan Mengetahui perkembangan penyakit dan
lecet, warna dan suhu, kelembaban mencegah terjadinya komplikasi melalui
dan kekeringan yang berlebih, area deteksi dini pada kulit.
kemerahan dan rusak.
2
Mandikan dengan air hangat dan Mempertahankan
sabun ringan
mengiritasi kulit.
3
Dorong klien untuk menghindari Membantu mencegah friksi / trauma kulit.
menggaruk dan menepuk kulit.
4
Balikkan atau ubah posisi dengan Meningkatkan sirkulasi dan mencegah tekanan
sering
pada kulit / jaringan yang tidak perlu.
5
Ajarkan anggota keluarga / memberi Mengetahui terjadinya infeksi / komplikasi
asuhan tentang tanda kerusakan kulit, lebih cepat.
jika diperlukan.
6
Konsultasi pada ahli gizi tentang Perbaikan nutrisi klien agar terhindar dari
makanan tinggi protein, mineral, infeksi karena kulit dapat menjadi barier utama
kalori dan vitamin.
yang dapat memperberat kondisi anak.
kebeersihan
tanpa
Dx IV: Kekurangan volume cairan tubuh b/d demam, diare, muntah.
Tujuan : intike cairan seimbang, keseimbangan volume cairan dalam tubuh.
Dengan criteria hasil :
Memperlihatkan tidak adanya tanda dan gejala kekurangan volume cairan.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Pantau
berat
badan,
suhu, Mengontrol keseimbangan output.
kelembaban pada rongga oral,
volume konsentrasi urin.
2
Ukur berat jenis urine
Menunjukkan status hidrasi dan perubahan
pada fungsi ginjal, yang mewaspadakan
terjadinya gagal ginjal akut pada respon
terhadap hipovolemia.
3
Observasi kulit/membrane mukosa Hipovolemia, perpindahan cairan dan
untuk kekeringan, turgor.
kekurangan nutrisi memperburuk turgor kulit.
4
Hilangkan tanda bau dari lingkungan Menurunkan rangsangan pada gaster dan
respon muntah.
5
Ubah posisi dengan sering, berikan Adanya gangguan
perawatan kulit dengan sering dan merusak kulit.
pertahankan tempat tidur kering dan
bebas lipatan.
6
sirkulasi
cenderung
Berikan :
Menarik minat anak agar mau minum banyak.
a. Bentuk-bentuk cairan yang menarik
(sari buah, sirup tanpa es, susu)
Dx V: Gangguan rasa aman dan nyaman b/d rasa gatal.
Tujuan : anak merasa nyaman
Dengan kriteria hasil :
a. Anak dapat beristirahat dengan nyaman.
b. Rewel berkurang.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Tubuh anak dibedaki dengan bedak Mengurangi rasa gatal.
salisil 1% atau lainya (atas resep
dokter)
2
Tidurkan anak ditempat yang agak Mencegah silau dan menambah kenyamanan
jauh dari lampu (jangan tepat anak.
dibawah lampu)
Dx VI: Resiko terjadinya komplikasi : bronkopneumonia b/d keadaan umum anak kurang baik.
Tujuan : mengurangi dan mencegah terjadinya komplikasi, mempercepat penyembuhan.
Dengan kriteria hasil :
a. Anak bisa sembuh tanpa keluhan tambahan
b. Penyakit anak tidak bertambah parah.
Intervensi:
No
Intervensi
Rasional
1
Cuci tangan sebelum dan sesudah Mengurangi risiko kontaminasi silang.
kontak
perawatan
dilakukan.
Intruksikan klien / orang terdekat untik
memcuci tangan sesuai indikasi
2
Berikan lingkungan yang bersih dan Mengurangi pathogen pada system imun
berventilasi baik.
dan mengurangi kemungkinan pasien
mengalami infeksi nosokomial.
3
Diskusikan tingkat dan rasional isolasi Meningkatkan kerja sama dengan cara
pencegahan dan mempertahankan hidup dan mengurangi rasa terisolasi.
kesehatan pribadi.
4
Pantau tanda-tanda vital
Memberikan informasi data-data dasar,
awian atau peningkatan suhu secara
berulang-ulang dari demam yang terjadi
untuk menunjukkan bahwa tubuh bereaksi
pada proses infeksi.
5
Kaji frekuensi /kedalaman pernapasan,
perhatikan batuk spasmodic kering pada
inspirasi dalam, perubahan karakteristik
sputum dan adanya mengi atau ronchi.
Lakukan isolasi pernapasan bila etiologi
batuk produktif tidak diketahui.
Kongesti / distress pernapasan dapat
mengindikasikan perkembangan PCP,
penyakit yang umum terjadi.meskipun
demikian, TB paru mengalami peningkatan
dan infeksi jamur lainnya, viral, dan bakteri
yang dapat terjadi yang membahayakan
system pernapasan.
6
Ubah sikap baring beberapa kali sehari Mencegah penyebaran infeksi bertambah
dan berikan bantal utnuk meninggikan parah dan mencegah terjadinya dekubitus.
kepala
7
Dudukkan anak pada waktu minum
Mencegah aspirasi
8
Berikan obat yang tepat
Mencegah penyakit bertambah parah
9
Bawa berobat kembali jika anak terlihat Untuk menentukan tindakan pengobatan
selalu tidur, tidak mau makan minum, selanjutnya.
semakin lemah, suhu tetap tinggi,
kesadaran menurun.
Download