HUBUNGAN SIKAP DUDUK DAN LAMA DUDUK TERHADAP KEJADIAN KELUHAN LOW BACK PAIN PADA MAHASISWA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS JAMBI ANGKATAN 2016 Diana Octavina*, Irawati Sukandar**, Mirna Marhami Iskandar *Mahasiswi Program Studi Kedokeran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi ** Dosen Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Email : [email protected] Abstract Background: Low back pain (LBP) is one of the musculoskeletal disorders resulting from incorrect ergonomics. Almost everyone has experienced LBP in their life. LBP causes a decrease in work productivity and disability. LBP can attack both young and elderly. LBP in students can lead to reduced productivity and decreased academic achievement. If this continues up to the level of professional education, the performance and concentration will be reduced so that the number of working days is also reduced. The long sitting habits of students during lectures will cause physical pain that interfere with activities, one of which is LBP. This study aims to determine the relationship between sitting attitude and length of sitting with the incidence of LBP. Methods: This study was an observational analytic study with cross sectional design and used a questionnaire filling method and observation sheets for all Medical Students of the Faculty of Medicine and Health Sciences, Jambi University Force of 2016. Results: After analyzing the data using the Chi-Square test, p-Value 0.001 and p-Value 0.047 were obtained. Conclusion: There is a relationship between sitting attitude with LBP complaints and there is a relationship between sitting time and LBP complaints at 2016 Jambi University Medical Students. Keywords: Sitting Attitude, Long Sitting, Low Back Pain (LBP) Abstrak Latar belakang : Low back pain (LBP) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. Hampir setiap orang pernah merasakan LBP dalam hidupnya. LBP menyebabkan penurunan produktivitas kerja dan disabilitas. Keluhan LBP dapat menyerang baik usia muda maupun lansia. LBP pada mahasiswa dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan menurunnya prestasi akademik. Apabila hal ini berlanjut sampai di tingkat pendidikan profesi maka kinerja dan konsentrasi akan berkurang sehingga jumlah hari kerja juga berkurang. Kebiasaan duduk yang lama pada mahasiswa saat perkuliahan akan menimbulkan keluhan fisik yang mengganggu aktivitas, salah satunya adalah LBP.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara sikap duduk dan lama duduk dengan kejadian keluhan LBP. Metode : Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional dan menggunakan metode pengisian kuesinoer dan lembar observasi terhadap seluruh Mahasiswa Kedokteran Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jambi Angkatan 2016. Hasil :Setelah dilakukan analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square maka didapatkan hasil p-Value 0.001 dan p-Value 0.047. Kesimpulan : Terdapat hubungan antara sikap duduk dengan kejadian keluhanLBP dan terdapat hubungan antara lama duduk dengan kejadian keluhan LBP pada Mahasiswa Kedokteran Universitas Jambi angkatan 2016. Kata Kunci :Sikap Duduk, Lama Duduk, Low Back Pain (LBP) 1 LATAR BELAKANG Low back pain (LBP) merupakan keluhanyang sering dijumpai dan umum dalam masyarakat. Low back pain merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal akibat dari ergonomi yang salah. Hampir setiap orang pernah merasakan LBP dalam hidupnya. Low Back Pain termasuk salah satu gangguan muskuloskeletal yang sering terjadi dan menyebabkan penurunan produktivitas kerja dan disabilitas. Keluhan LBP dapat menyerang siapa saja, baik usia muda maupun lansia. Low Back Pain merupakan salah satu keluhan yang dapat menurunkan produktivitas manusia, 80% penduduk di negara industri pernah mengalami LBP, persentasenya meningkat seiring dengan bertambahnya usia.1,2 Angka kejadian LBP hampir sama pada semua populasi masyarakat di seluruh dunia, baik di negara maju maupun di negara berkembang. Diperkirakan 60%85% dari seluruh populasi masyarakat dunia pernah mengalami nyeri punggung bawah semasa hidupnya. Low Back Pain merupakan 1 dari 10 penyakit terbanyak di Amerika Serikat, dengan angka prevalensi berkisar antara 7,6-37%. Pada penderita LBP dewasa tua di Amerika Serikat, LBP dapat mengganggu aktivitas fisik sehari-hari pada 40% penderita, dan gangguan tidur 20%. 75% penderita LBP akan mencari pertolongan medis, 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut. Low Back Pain merupakan penyebab paling sering yang membatasi aktivitas penduduk pada usia <45 tahun (dengan prevalensi 45%), urutan ke-2 untuk alasan paling sering berkunjung ke dokter, urutan ke-5 untuk alasan perawatan di rumah sakit, dan alasan penyebab yang paling sering untuk dilakukannya tindakan operasi.3,4 Mahasiswa kedokteran sangat identik dengan padatnya aktivitas kuliah dan belajar. LBP pada mahasiswa dapat menyebabkan berkurangnya produktivitas dan menurunnya prestasi akademik di kampus. Apabila hal ini berlanjut sampai di tingkat pendidikan profesi, maka akan menghasilkan kinerja yang turun dan konsentrasi yang berkurang sehingga jumlah hari kerja juga berkurang. Kebiasaan duduk yang lama pada murid sekolah atau mahasiswa saat perkuliahan, tentunya akan menimbulkan keluhan fisik yang mengganggu aktivitas, salah satunya adalah LBP.5,6 Pada penelitian yang dilakukan di New Delhi, India pada tahun 2014 pada populasi mahasiswa kedokteran dengan jumlah subjek penelitian sebanyak 160 orang yang didapat dengan cara random sampling, menggunakan acute low back pain screening questionnaire, didapatkan prevalensi LBP dalam satu tahun terakhir sebanyak 47.5%. Dari data prevalensi di atas, terlihat bahwa keluhan LBP pada mahasiswa kedokteran di India cukup banyak dan menjadi salah satu keluhan penting yang dapat mengganggu aktivitas akademik yang akhirnya dapat berdampak pada penurunan prestasi akademik mahasiswa kedokteran tersebut.6 Sebuah studi dari Anand T beserta teman-teman yang disitasi oleh Nupur Aggarwal dan teman-teman pada penelitiannya menemukan bahwa jam ratarata yang dihabiskan oleh mahasiswa kedokteran dalam postur berbaring atau duduk adalah 9,5 (± 5,34) jam per hari. Pada penelitian tersebut, mereka juga menemukan bahwa faktor terbesar yang menyebabkan keluhan LBP dalam kegiatan atau kebiasaan sehari-hari adalah riwayat keluarga dan postur tubuh.5,6 2 LBP didefinisikan sebagai suatu kondisi tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan ketidaknyamanan pada atau di dekat daerah lumbosakral yang dapat disebabkan oleh inflamasi, proses degeneratif, keganasan, kelainan ginekologi, trauma, dan gangguan metabolik. Adapun faktor risiko terjadinya low back pain dapat dibedakan menjadi tiga faktor, pertama faktor individu yang terdiri dari usia, indeks massa tubuh (IMT), jenis kelamin, merokok, masa kerja.faktor pekerjaan yang terdiri dari beban kerja, lama duduk, posisi kerja, repetisi, sikap duduk dan yang terakhir faktor lingkungan fisik.7,8 Ergonomi merupakan suatu cabang ilmu yang sistematis untuk memanfaatkan informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam merancang suatu sistem kerja yang baik, efektif, aman dan nyaman, dengan tujuan agar manusia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan nyaman dan sehat. Maksud dan tujuan disiplin ergonomi adalah mendapatkan pengetahuan yang utuh tentang permasalahan-permasalahan interaksi manusia dengan lingkungan kerja.9 Sejumlah penelitian menunjukkan keterkaitan antara lama duduk dengan LBP. Prevalensi LBP sebesar 12,6% pada orang yang sering bekerja duduk selama lebih dari 4 jam, 1,2% kadang-kadang duduk, dan 25,9% jarang duduk dengan waktu kurang dari 2 jam. Orang yang bekerja dengan posisi duduk selama setengah hari waktu kerja atau lebih memiliki risiko relative 1,6 lebih besar untuk terjadinya LBP, dimana risiko semakin besar pada pekerja yang lebih tua. LBP tidak meningkat selama duduk satu jam per hari, namun LBP berkaitan dengan duduk lebih dari 4 jam. Berdasarkan penelitian Dalope, Kawatu dan Joseph (2013), ditemukan bahwa sopir yang duduk menyetir selama ≥ 4 jam mengalami LBP sebesar 42,5% dan yang duduk menyetir < 4 jam mengalami LBP sebesar 20%.10 METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan siakp duduk dan lama duduk dengan kejadian low back pain pada Mahasiswa Kedokteran FKIK Universitas Jambi. Populasi penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa Program Studi Kedokteran FKIK UNJA Angkatan 2016. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode total sampling. Berdasarkan hasil survei data awal yang telah saya lakukan didapatkan jumlah sampel sebanyak 97 orang. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang didapat dari pengisian kuesioner yang telah tervalidasi dan pengamatan langsung terhadap responden mengenai sikap duduk saat belajar, lama waktu belajar dalam posisi duduk dan nyeri punggung bawah yang dirasakan oleh responden. Sedangkan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini adalah data jumlah seluruh Mahasiswa Kedokteran FKIK UNJA Angkatan 2016. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dengan menggunakan analisis statistik deskriptif untuk mengetahui karakteristik mahasiswa/i berdasarkan posisi tubuh saat duduk, lama waktu duduk, dan keluhan LBP. Serta analisis bivariat menggunakan chi-square untuk mengetahui hubungan antara dua variabel yang akan disajikan 3 dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan tabel silang. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kriteria eksklusi, total sampel dalam penelitian ini diperoleh 91 orang responden. Data (tabel 1) menunjukan responden yang berusia 21 tahun merupakan karakteristik usia terbanyak pada penelitian ini yaitu 56 (61.5%), hal ini hampir serupa dengan penelitian mengenai LBP pada mahasiswa oleh Nupur Aggarwal dan teman-teman di New Dehi, India (2014) dimana usia rata-rata respondennya adalah 20.6 tahun.. Berdasarkan jenis kelamin pada tabel jumlah responden yang berjenis kelamin perempuan lebih banyak yaitu berjumlah 72 (79.1%), hal ini serupa dengan penelitian Irine di Surakarta (2010) yang memiliki responden perempuan lebih banyak daripada laki-laki dengan jumlah responden perempuan 35 dari 54 (64.8%).6,11 Berdasarkan sikap duduk jumlah responden dengan sikap duduk yang tidak ergonomis lebih banyak yaitu berjumlah 49 (53.8), hal ini hampir serupa dengan peneltian Fonseca di Brazil (2016), dimana responden yang memiliki sikap duduk tidak ergonomis lebih banyak daripada yang ergonomis yaitu sebanyak 445 responden (89.9%).12 Berdasarkan lama duduk jumlah responden yang lama waktu duduknya lama lebih banyak yaitu berjumlah 72 (79.1%), hal ini hampir sama dengan penelitian Ghina Widiasih di Jakarta (2015) yang pada penelitiannya besar responden yang duduk dalam waktu yang lama berjumlah 124 dari 225 (55.11%) responden. Berdasarkan keluhan LBP jumlah reponden yang memiliki keluhan LBP lebih banyak yaitu berjumlah 54 (59.3%), hal ini hampir sama dengan penelitian Eko Arma di Yogyakarta (2017), jumlah responden yang mengalami keluhan LBP lebih banyak sebesar 35 dari 51 (68.6%) responden.5, 13 Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristi Jumlah k Responde % n Usia 18 1 1.1% 20.9 20 19 % 61.5 21 56 % 16.4 22 14 % 23 1 1.1% Jenis Perempua 79.1 72 Kelamin n % 20.9 Laki-laki 19 % Keluhan 59.3 Ya 54 LBP % 40.7 Tidak 37 % Lama 20.9 Sedang 19 Duduk % 79.1 Lama 72 % Sikap 46.2 Ergonomis 42 Duduk % Non 53.8 49 Ergonomis % Hubungan Sikap Duduk Dengan Keluhan LBP Dari hasil analisis antara hubungan sikap duduk dengan keluhan LBP didapatkan bahwa 75.5% responden dengan posisi duduk tidak ergonomis memiliki keluhan LBP dan responden dengan sikap duduk yang ergonomis didapatkan bahwa 27.5% tidak memiliki keluhan LBP. Berdasarkan hasil uji statistik ChiSquare, nilai p-value yang diperoleh adalah 0.001. dikatakan ada hubungan jika p-value <0.05. Jadi pada penelitian ini didapatkan 4 bahwa terdapat hubungan antara sikap duduk dengan keluhan LBP. Tabel 2. Hubungan Sikap Duduk Dengan Keluhan LBP dengan nyeri punggung bawah pengemudi antarkota yang memiliki 52 reponden. Hasil penelitinnya menyebutkan bahwa responden yang duduk tidak ergonomis dan memiliki keluhan LBP sebanyak 30 dari 52 (88.2%) responden.15 Kategori SD * Keluhan LBP Crosstabulation Kate gori Sikap Dudu k Total No n Erg ono mis Count Expected Count % within Kategori % of Total Erg oon omi s Count Expected Count % within Kategori % of Total Count Expected Count % within Kategori % of Total pKeluhan LBP Tidak Ya Total Value 12 37 49 19.9 29.1 49.0 24.5 % 13.2 % 25 75.5 100.0 % % 40.7 53.8 % % 17 42 0.001 17.1 24.9 59.5 % 27.5 % 37 40.5 100.0 % % 18.7 46.2 % % 54 91 37.0 54.0 40.7 % 40.7 % 59.3 100.0 % % 59.3 100.0 % % 42.0 Hubungan Lama Duduk Dengan Keluhan LBP Dari hasil analisis antara hubungan lama duduk dengan keluhan LBP didapatkan bahwa 63.2% responden dengan waktu duduk yang singkat tidak memiliki keluhan LBP dan responden dengan waktu duduk yang lama didapatkan bahwa 59.3% memiliki keluhan LBP. Berdasarkan hasil uji statistik ChiSquare, nilai p-value yang diperoleh adalah 0.047. dikatakan ada hubungan jika p-value <0.05. Jadi pada penelitian ini didapatkan bahwa terdapat hubungan antara lama duduk dengan keluhan LBP. 91.0 Pada orang dengan LBP dimana terjadi nyeri dan kekakuan pada otot ektensor lumbal dan ekstensor hip akan sulit melakukan gerakan membungkuk maupun berdiri dari posisi membungkuk. Lumbopelvic rhythm dapat terganggu akibat kebiasaan postur yang jelek, keterbatasan panjang otot atau fascia, atau injury. Otototot ekstensor lumbal dan ekstensor hip akan bekerja/berkontraksi sangat berat untuk mempertahankan postur tubuh. Dengan demikian otot akan lebih mudah mengalami kelelahan apabila digunakan secara berlebihan.14 Hasil penelitian ini juga sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Dian Friska di Jambi tahun 2015`yang meneliti tentang posisi duduk dan lama duduk Tabel 3. Hubungan Lama Duduk Dengan Keluhan LBP Kategori LD * Keluhan LBP Crosstabulation pLBP/Non Tida Value k Ya Total Kateg Se Count 12 7 19 ori LD da Expected 7.7 11.3 19.0 ng Count % within 63.2 36.8 100. Kategori % % 0% LD % of Total 13.2 20.9 7.7% % % La Count 25 47 72 0.047 ma Expected 29.3 42.7 72.0 Count % within 34.7 65.3 100. Kategori % % 0% LD % of Total 27.5 51.6 79.1 % % % Total Count 37 54 91 Expected 37.0 54.0 91.0 Count 5 % within Kategori LD % of Total 40.7 59.3 100. % % 0% 40.7 59.3 100. % % 0% Duduk yang lama menyebabkan pemendekan otot fleksor panggul, terutama otot psoas. Otot ini melekat dari femur ke vertebra lumbar dan memendek saat duduk. Otot psoas memendek ini dapat menyebabkan LBP. Jika kebiasaan duduk lama ini tidak diubah, otot dan diskus invertebralis akan terus menerus menahan beban sehingga keadaan ini dapat menyebabkan LBP konik.16 Sejumlah penelitian menunjukkan keterkaitan antara lama duduk dengan LBP. Diana Samara dkk pada tahun 2005 meneliti tentang Duduk Statis Sebagai Faktor Risiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Perempuan dan hasilnya adalah lama duduk statis 91-300 menit memiliki risiko untuk terjadinya NPB 2,63 kali lebih besar dibandingkan dengan 5-90 menit. Penelitian tersebut juga menyimpulkan bahwa salah satu faktor yang terbukti sebagai faktor risiko timbulnya NPB pada pekerja perempuan adalah duduk statis selama 90-300 menit (1,5-5 jam).10 KESIMPULAN Terdapat hubungan antara sikap duduk dan lama duduk terhadap kejadian keluhan low back pain pada Mahasiswa Kedokteran FKIK UNJA Angkatan 2016. DAFTAR PUSTAKA 1. Ginting, N. B. R. 2010. Karakteristik Penderita Nyeri Punggung Bawah (NPB) yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Santa Elisabeth Medan Tahun 2004-2009. Skripsi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan. 2. Umami AR, Hartatnti RI, Dewi A. 2014. Hubungan Antara Karakteristik Responden dan Sikap Kerja Duduk dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Pekerja Batik Tulis. eJurnal Pustaka Kesehatan. 2(1):72-8. 3. Lubis I.2003. Epidemiologi Nyeri Punggung Bawah. Dalam: Meliala L. Suryamiharja A. Purba JS. Sadeli HA. Editors. Nyeri Punggung Bawah, Jakarta. Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (PERDOSSI), 2003: p; 1-3 4. Wheeler, A.H. Pathophysiology of Chronik Backpain. Diambil Maret 2019 dari http://www.emedicine.com/neuro/topic5 16.htm. 5. Widiasih,Ghina. 2015. Hubungan Posisi Belajar dan Lama Duduk dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah Mahasiswa PSPD FKIK UIN Jakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Ilmu Kesehatan UIN Jakarta. Jakarta. 6. Aggarwal, N., Anand, T., Kishore, J., Ingle, G. K. 2014. Low Back Pain and Associated Risk Factors Among Undergraduate Students of A Medical College in Delhi. Thesis. Department of Community Medicine Maulana Azal Medical College. New Delhi, India. 7. Munir S. 2012.Analisis Nyeri Punggung BawahPekerja Bagian Final Packing dan Part Supply di PT.X Tahun 2012 [Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia. 8. Herbert, M., & Lanctot-Herbert, M. (2005). Low back pain. In S. Mahadevan & G. Garmel (Authors), An Introduction to Clinical Emergency Medicine: Guide for Practitioners in the Emergency Department (pp. 413-426). Cambridge: Cambridge University Press. doi:10.1017/CBO9780511544811.030 9. Tarwaka, Sholichul, Lilik Sudiajeng, 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA PRESS. 10. Samara D, Basuki B, Jofizal J. 2005. Duduk Statis Sebagai Risiko Terjadinya Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja 6 Perempuan. Universa Medicina. Vol.24. No.2. 2005 11. Dwitasari, Irine. 2010. Hubungan Lama dan Sikap Duduk Perkuliahan Terhadap Keluhan Nyeri Punggung Bawah Miogenik Pada Mahasiswa di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. (diakses 10 november 2019). Diunduh dari https://jurnal.unikal.ac.id/index.php/pena /article/viewFile/149/149 12. Fonseca CD, Candotti CT, Nol M, Luz AMH, Santos ACD, Corso CO. Prevalance of back pain among high school students in a municipality in southern Brazil. Fisioter. Mov (serial online). Diunduh dari URL : http://www.scielo.br/pdf/fm/v29nl/19805918-fm-29-01-00137.pdf 13. Arma Eko, Hariyono W. 2017. Masa Kerja Sikap Kerja dan Keluhan Low Back Pain Pada Pekerja Bagian Produksi PT Surya Besindo Sakti Serang. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan. 14. Prianthara IM. 2017. Mulligan Bent Leg Raise Lebih Meningkatkan Lingkup Gerak Sendi Lumbosakral Dan Menurunkan Disabilitas Dibandingkan Dengan Slump Stretching Pada Pengrajin Genteng Dengan Mechanical Low Back Pain Di Desa Darmasaba. (Tesis). Fakultas Kedokteran Universitas Udayana: Denpasar. 15. Friska, Dian. 2015. Hubungan Posisi Duduk dan Lama Waktu Duduk Dengan Nyeri Punggung Bawah Pada Pengemudi Antar Kota Travel Ratu Intan Kota Jambi. Skripsi. Jambi: Universitas Jambi. 16. Jannis J. Pathophysiology event on low back pain. Jakarta: Bagian Neurologi FKUI/RSUPN-CM; 2 Oktober 1999. Dalam pertemuan PERDOSSI JAYA. 7