IDENTITAS PASIEN Nama : Ny. S Umur : 46 tahun Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Wiraswasta Alamat : Bajangan 6/1 Sambirejo Bringin, Bringin Kab. Semarang Tanggal masuk RS : 01 Mei 2016 No. CM : 10xxxx-2016 Anamnesis ( autoanamnesis ) 3 Mei 2016 Keluahan Utama : Nyeri pinggang Riwayat Penyakit Sekarang : Sejak 1 hari SMRS pasien mengeluh nyeri pada pinggang kiri, nyeri dirasakan terus menerus, pasien mengatakan nyeri yang dirasa menjalar sampai ke perut dan paha, terasa seperti ditusuktusuk. Pasien mengatakan bahwa nyeri yang dirasa dapat berkurang dengan posisi berbaring dan kaki lurus, nyeri dirasa memberat apabila kaki diangkat. Saat diberikan skala nyeri, pasien memberikan angka 8 terhadap nyeri yang dirasakannya. Pasien mengatakan sebelumnya sering merasa pegal pegal pada pinggang, pegal pegal dirasakan sudah lama kurang lebih 1 tahun terakhir namun hilang timbul sehingga tidak dihiraukan oleh pasien. Pasien menyangkal adanya kebiasaan mengangkat beban berat. Pasien juga menyangkal adanya keluhan demam, kesemutan atau kebas pada anggota gerak. Pasien mnegaku BAB dan BAK normal dan lancar, tidak ada nyeri saat BAB maupun BAK disertai pasir, . Demam (-), kesemutan (-), baal (-), kelemahan anggota gerak (-). Nyeri tidak dirasakan memberat saat pasien bersin dan mengejan. 8 jam SMRS nyeri dirasakan semakin memberat saat pasien sedang mencuci piring dengan posisi jongkok dan saat bangun pasien tiba-tiba merasakan nyeri, sehingga pasien tidak bisa menggerakan kakinya dan hanya bisa berbaring, sehingga diputuskan untuk dibawa ke IGD 1 RSUD Ambarawa. Pasien mengatakan belum mengkonsumsi obat – obatan untuk mengatasi keluhan tersebut dan pasien juga tidak dalam pengobatan tertentu. Saat ditanyakan mengenai keluhan pasien dapat menjawab secara jelas dan berhubungan. Riwayat Penyakit Dahulu : Riwayat keluhan serupa sebelumnya nyeri pinggang disangkal Riwayat jatuh pada daerah pinggang disangkal Riwayat tekanan darah tinggi disangkal Riwayat penyakit kencing manis disangkal Riwayat stroke disangkal Riwayat penyakit jantung disangkal Riwayat penyakit ginjal disangkal Riwayat batuk lama Riwayat stress emosi disangkal Riwayat mengangkat beban berat disangkal Riwayat keganasan atau tumor disangkal Riwayat operasi disangkal Riwayat alergi obat disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Tidak ada anggota keluarga yang menderita sakit serupa dengan pasien. Disangkal adanya riwayat tekanan darah tinggi, kencing manis dan batuk lama Anamnesis Sistem: Sistem serebrospinal : tidak ada keluhan Sistem kardiovaskuler : tidak ada keluhan Sistem respirasi : tidak ada keluhan Sistem gastrointestinal : tidak ada keluhan Sistem musculoskeletal : Nyeri pinggang kiri menjalar sampai ke perut kiri 2 dan paha. Sistem integumentum : tidak ada keluhan Sistem urogenital : tidak ada keluhan Resume : Seorang pasien perempuan, berusia 46 tahun, datang dengan keluhan nyeri pinggang bawah kiri sejak 1 hari SMRS. Nyeri pinggang bawah kiri dirasakan seperti ditusuk – tusuk, tidak bisa bangun dari duduk, dirasakan sepanjang hari terutama saat duduk, tidak menjalar dan tidak memberat saat pasien bersin atau mengejan, dan berkurang saat pasien berbaring. NRS 7-8. Sebelum pasien masuk RS pasien masih bisa berjalan sendiri dan masih bisa tidur di malam hari. Keluhan BAK dan BAB (-), demam (-), kesemutan (-), baal (-), kelemahan anggota gerak (-). Riwayat trauma/terjatuh (-), tumor (-), penurunan berat badan (-), penggunaan obat-obatan atau jamu-jamuan (-). Karena keluhannya dirasakan semakin berat, pagi harinya pasien berobat ke IGD RSUD Ambarawa. Diskusi I : Pada kasus ini nyeri pinggang bawah dirasakan seperti diiris-iris dan ditusuk-tusuk menjalar ke bagian pangkal paha. Nyeri dirasakan pasien sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit sehingga dapat dikategorikan sebgai nyeri pinggang bawah akut. Menurut teori, nyeri merupakan suatu pengalaman sensorik dan emosional yang tidak menyenangkan yang berkaitan dengan kerusakan jaringan yang sudah atau berpotensi terjadi atau digambarkan dalam bentuk kerusakan tersebut (International Association for the Study of Pain, 1994). Jika ditinjau dari sumbernya nyeri dapat diklasifikasikan menjadi nyeri somatik luar, somatik dalam, dan viseral. Nyeri yang timbul pada pinggang bawah ini dapat dicurigai sebagai nyeri somatik luar, nyeri somatik dalam dan nyeri viseral. Nyeri somatik luar dapat berasal dari kulit. Nyeri somatik dalam dapat berasal dari tulang, otot, dan sendi. Kemungkinan terjadinya nyeri 3 akibat sprain atau strain pada otot juga bisa dicurigai. Sedangkan nyeri viseral berasal dari organ viseral atau membran yang menutupinya. Jika ditinjau dari jenisnya, nyeri dapat dibedakan menjadi nyeri nosiseptif, neurogenik, dan psikogenik. Nyeri nosiseptif timbul karena adanya kerusakan pada jaringan somatik atau viseral sedangan nyeri neurogenik disebabkan oleh cedera pada jalur serat saraf perifer. Dari hal tersebut di atas kita dapat mencurigai nyeri pinggang bawah ini dapat berasal dari nyeri jenis neurogenik akibat cedera serabut saraf perifer atau nyeri viseral akibat organ viseral maupun membran yang menutupinya mengalami inflamasi Definisi Low Back Pain (LBP) Low back pain (LBP) adalah nyeri di daerah punggung antara sudut bawah kosta (tulang rusuk) sampai lumbosakral (sekitar tulang ekor). Nyeri juga bisa menjalar ke daerah lain seperti punggung bagian atas dan pangkal paha (Rakel, 2002). LBP atau nyeri punggung bawah merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002). Klasifikasi Low Back Pain (LBP) Menurut David (2008) banyak klasifikasi nyeri punggung bawah ditemukan dalam literatur, tetapi tidak ada yang benar benar memuaskan. Masing- masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Ada yang berdasarkan struktur anatomis (nyeri pinggang primer, sekunder, referal dan psikosomatik), ada yang berdasarkan sumber rasa nyeri (viserogenik, neurogenik, vaskulogenik, spondilogenik dan psikogenik), berdasarkan lama penyakitnya (akut, sub akut, kronis), berdasarkan etiologinya (spesifik dan non spesifik). 1. Klasifikasi Berdasarkan Sumber Rasa Nyeri Sementara klasifikasi sumber nyeri pinggang bawah (NPB) menurut Macnab (2007) dapat dibagi atas beberapa jenis yaitu: Viserogenik 4 Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber oleh adanya kelainan pada organ dalam (viseral) seperti gangguan ginjal, usus, dan lain-lain. Neurogenik Merupakan NPB yang bersumber dari adanya penekanan pada saraf punggung bawah. Vaskulogenik Merupakan NPB yang bersumber dari adanya gangguan vaskuler disekitar punggung bawah. Spondilogenik Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan pada struktur tulang maupun persendian tulang punggung bawah. Psikogenik Merupakan nyeri punggung bawah yang bersumber dari adanya gangguan psikologis pasien 2. Klasifikasi menurut Onset Akut low back pain Acute low back pain ditandai dengan rasa nyeri yang menyerang secara tiba-tiba dan rentang waktunya hanya sebentar, antara beberapa hari sampai beberapa minggu. Rasa nyeri ini dapat hilang atau sembuh. Acute low back pain dapat disebabkan karena luka traumatik seperti kecelakaan mobil atau terjatuh, rasa nyeri dapat hilang sesaat kemudian. Kejadian tersebut selain dapat merusak jaringan, juga dapat melukai otot, ligamen dan tendon. Pada kecelakaan yang lebih serius, fraktur tulang pada daerah lumbal dan spinal dapat masih sembuh sendiri. Sampai saat ini penatalaksanan awal nyeri pinggang akut terfokus pada istirahat dan pemakaian analgesik. Chronic Low Back Pain Rasa nyeri pada chronic low back pain bisa menyerang lebih dari 3 bulan. Rasa nyeri ini dapat berulang-ulang atau kambuh kembali. Fase ini biasanya memiliki 5 onset yang berbahaya dan sembuh pada waktu yang lama. Chronic low back pain dapat terjadi karena osteoarthritis, rheumatoidarthritis, proses degenerasi discus intervertebralis dan tumor Setelah mempertimbangkan dari jenis dan sumber nyeri. Kecurigaan terhadap nyeri neurogenik dan nyeri viseral didukung oleh klasifikasi nyeri pinggang bawah yang dapat berupa NPB viserogenik, vaskulogenik, neurogenik, spondilogenik, dan psikogenik. Dari nyeri yang dirasakan pasien dapat dicurgai merupakan nyeri pinggang bawah tipe viserogenik, neurogenik, dan spondilogenik. NPB spondilogenik yang terjadi akibat gangguan struktur tulang dapat menimbulkan NPB neurogenik. Penyebab Low Back Pain (LBP) Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya LBP, antara lain: 1. Kelainan Tulang Punggung (Spine) Sejak Lahir Keadaan ini lebih dikenal dengan istilah Hemi Vertebrae. Menurut Soeharso (1978) kelainan-kelainan kondisi tulang vertebra tersebut dapat berupa tulang vertebra hanya setengah bagian karena tidak lengkap pada saat lahir. Hal ini dapat menyebabkan timbulnya low back pain yang disertai dengan scoliosis ringan. Selain itu ditandai pula adanya dua buah vertebra yang melekat menjadi satu, namun keadaan ini tidak menimbulkan nyeri. Terdapat lubang di tulang vertebra dibagian bawah karena tidak melekatnya lamina dan keadaan ini dikenal dengan Spina Bifida. Penyakit spina bifida dapat menyebabkan gejala- gejala berat sepert club foot, rudimentair foof, kelayuan pada kaki, dan sebagainya. namun jika lubang tersebut kecil, tidak akan menimbulkan keluhan. Beberapa jenis kelainan tulang punggung (spine) sejak lahir adalah: Penyakit Spondylisthesis Pada spondylisthesis merupakan kelainan pembentukan korpus vertebrae, dimana arkus vertebrae tidak bertemu dengan korpus vertebrae (Bimariotejo, 2009). Walaupun kejadian ini terjadi sewaktu bayi, namun ketika berumur 35 tahun baru menimbulkan nyeri akibat kelinan-kelainan degeneratif. Nyeri pinggang ini 6 berkurang atau hilang bila penderita duduk atau tidur dan akan bertambah, bila penderita itu berdiri atau berjalan (Bimariotejo, 2009). Soeharso (1978) menyebutkan gejala klinis dari penyakit ini adalah: o Penderita memiliki rongga badan lebih pendek dari semestinya. Antara dada dan panggul terlihat pendek. o Pada punggung terdapat penonjolan processus spinosus vertebra yang menimbulkan skoliosis ringan. o Nyeri pada bagian punggung dan meluas hingga ke ekstremitas bawah. o Pemeriksaan X-ray menunjukan adanya dislokasi, ukuran antara ujung spina dan garis depan corpus pada vertebra yang mengalami kelainan lebih panjang dari garis spina corpus vertebrae yang terletak diatasnya. Penyakit Kissing Spine Penyakit ini disebabkan karena dua tau lebih processus spinosus bersentuhan. Keadan ini bisa menimbulkan gejala dan tidak. Gejala yang ditimbulkan adalah low back pain. Penyakit ini hanya bisa diketahui dengan pemeriksaan X-ray dengan posisi lateral (Soeharso, 1978). Sacralisasi Vertebrae Lumbal Ke V Penyakit ini disebabkan karena processus transversus dari vertebra lumbal ke V melekat atau menyentuh os sacrum dan/atau os ileum (Soeharso, 1978). 2. Low Back Pain karena Trauma Trauma dan gangguan mekanis merupakan penyebab utama LBP (Bimariotejo, 2009). Pada orang-orang yang tidak biasa melakukan pekerjaan otot atau melakukan aktivitas dengan beban yang berat dapat menderita nyeri pinggang bawah yang akut. Gerakan bagian punggung belakang yang kurang baik dapat menyebabkan kekakuan dan spasme yang tiba-tiba pada otot punggung, mengakibatkan terjadinya trauma punggung sehingga menimbulkan nyeri. Kekakuan otot cenderung dapat sembuh dengan sendirinya dalam jangka waktu tertentu. Namun pada kasus-kasus yang berat memerlukan pertolongan medis agar tidak mengakibatkan gangguan yang lebih lanjut (Idyan, 2008). Menurut Soeharso (1978), secara patologis anatomis, pada low back pain yang disebabkan karena trauma, dapat ditemukan beberapa keadaan, seperti: 7 Perubahan pada sendi Sacro-Iliaca Gejala yang timbul akibat perubahan sendi sacro-iliaca adalah rasa nyeri pada os sacrum akibat adanya penekanan. Nyeri dapat bertambah saat batuk dan saat posisi supine. Pada pemerikasaan, lassague symptom positif dan pergerakan kaki pada hip joint terbatas. Perubahan pada sendi Lumba Sacral Trauma dapat menyebabkan perubahan antara vertebra lumbal V dan sacrum, dan dapat menyebabkan robekan ligamen atau fascia. Keadaan ini dapat menimbulkan nyeri yang hebat di atas vertebra lumbal V atau sacral I dan dapat menyebabkan keterbatasan gerak. 3. Low Back Pain karena Perubahan Jaringan Kelompok penyakit ini disebabkan karena terdapat perubahan jaringan pada tempat yang mengalami sakit. Perubahan jaringan tersebut tidak hanya pada daerah punggung bagian bawah, tetapi terdapat juga disepanjang punggung dan anggota bagian tubuh lain (Soeharso, 1978). Beberapa jenis penyakit dengan keluhan LBP yang disebabkan oleh perubahan jaringan antara lain: Osteoartritis (Spondylosis Deformans) Dengan bertambahnya usia seseorang maka kelenturan otot- ototnya juga menjadi berkurang sehingga sangat memudahkan terjadinya kekakuan pada otot atau sendi. Selain itu juga terjadi penyempitan dari ruang antar tulang vetebra yang menyebabkan tulang belakang menjadi tidak fleksibel seperti saat usia muda. Hal ini dapat menyebabkan nyeri pada tulang belakang hingga ke pinggang (Idyan, 2008). Penyakit Fibrositis Penyakit ini juga dikenal dengan Reumatism Muskuler. Penyakit ini ditandai dengan nyeri dan pegal di otot, khususnya di leher dan bahu. Rasa nyeri memberat saat beraktivitas, sikap tidur yang buruk dan kelelahan (Dieppe,1995 dalam Idyan, 2008). Penyakit Infeksi 8 Menurut Diepee (1995) dalam Idyan (2008), infeksi pada sendi terbagi atas dua jenis, yaitu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri dan infeksi kronis, disebabkan oleh bakteri tuberkulosis. Infeksi kronis ditandai dengan pembengkakan sendi, nyeri berat dan akut, demam serta kelemahan. 4. Low Back Pain karena Pengaruh Gaya Berat Gaya berat tubuh, terutama dalam posisi berdiri, duduk dan berjalan dapat mengakibatkan rasa nyeri pada punggung dan dapat menimbulkan komplikasi pada bagian tubuh yang lain, misalnya genu valgum, genu varum, coxa valgum dan sebagainya (Soeharso, 1987). Beberapa pekerjaan yang mengaharuskan berdiri dan duduk dalam waktu yang lama juga dapat mengakibatkan terjadinya LBP (Klooch, 2006 dalam Shocker, 2008). Kehamilan dan obesitas merupakan salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya LBP akibat pengaruh gaya berat. Hal ini disebabkan terjadinya penekanan pada tulang belakang akibat penumpukan lemak, kelainan postur tubuh dan kelemahan otot (Bimariotejo, 2009). Faktor Resiko Low Back Pain (LBP) Faktor resiko nyeri pinggang meliputi usia, jenis kelamin, berat badan, etnis, merokok, pekerjaan, paparan getaran, angkat beban yang berat yang berulang-ulang, membungkuk, duduk lama, geometri kanal lumbal spinal dan faktor psikososial (Bimariotejo, 2009). Sifat dan karakteristik nyeri yang dirasakan pada penderita LBP bermacam-macam seperti nyeri terbakar, nyeri tertusuk, nyeri tajam, hingga terjadi kelemahan pada tungkai (Idyan, 2008). Nyeri ini terdapat pada daerah lumbal bawah, disertai penjalaran ke daerah-daerah lain, antara lain sakroiliaka, koksigeus, bokong, kebawah lateral atau posterior paha, tungkai, dan kaki (Bimariotejo, 2009). Diagnosis Sementara : Diagnosis Klinis : nyeri pinggang kiri menjalar ke paha dan kaki Diagnosis Topik : Radiks nervus spinosus lumbosacral Diagnosis Etiologi : LBP dd/ viserogenik, spondilogenik Pemeriksaan ( tanggal 3 mei 2016 ) 9 Status Generalis Keadaan Umum : Tampak sakit sedang, kesan status gizi cukup Tanda Vital : Kesadaran compos mentis, GCS: E4V5M6 TD : 150/80 mmHg R : 22x/menit Nilai VAS : N : 88x/mnt 8 Kulit Kepala : : Mata : Telinga Hidung Mulut Leher : : : : Dada : S : 36,4’C Turgor kulit baik Normocephal, rambut hitam, distribusi merata, tidak mudah dicabut Edema palpebra -/-, konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil isokor diameter 3/3 mm, reflek cahaya Normal/Normal, reflek kornea Normal/Normal Bentuk normal, simetris, serumen -/Bentuk normal, tidak ada septum deviasi, sekret -/Bibir kering, faring tidak hiperemis, Tonsil T1-T1 tenang Simetris, tidak tampak pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada deviasi trakhea, tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening, kaku kuduk (-), meningeal sign (-) Pulmo : I : Normochest, dinding dada simetris P : Fremitus taktil kanan=kiri, ekspansi dinding dada simetris P : Sonor di kedua lapang paru A : Vesikuler (Normal/Normal), rh (-/-), wh (-/-) Cor : I : Tidak tampak ictus cordis P : Iktus cordis teraba P : Batas atas ICS III linea parasternal sinistra Batas kiri ICS V linea midklavicula sinistra Batas kanan ICS IV linea stemalis dextra A : BJ I dan II reguler, Gallop (-), Murmur (-) 10 Abdomen : I : Datar, supel, bekas luka herpes zooster di regio hipokondrica sinistra dari ventral sampai ke dorsal P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan lien tidak teraba membesar, tidak ada nyeri tekan abdomen Nyeri ketok CVA (-/-) P : Timpani Ekstremitas : A : Bising usus (+) normal Edema (-), sianosis (-), atrofi otot (-), capillary refill <2detik, akral hangat (+) : : : Agak condong ke depan (-) Normocephal Status Neurologis Sikap Tubuh Gerakan Abnormal Kepala Saraf otak : Tabel Pemeriksaan Nervus Kranialis NERVUS CRANIALIS Daya Penghidu N.I Daya Penglihatan N.II Penglihatan Warna N.III Kanan Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Lapang Pandang Normal/Normal Ptosis Gerakan mata ke medial Gerakan mata ke atas Gerakan mata ke bawah Ukuran Pupil Reflek cahaya Langsung Reflek cahaya konsensuil -/Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal + (3 mm) + + Strabismus divergen -/- Kiri + (3mm) + + 11 N.IV N.V N.VI Gerakan mata ke lateral bawah Strabismus konvergen Menggigit +/+ -/Normal/Normal Membuka mulut Normal/Normal Sensibilitas muka Reflek kornea Normal/Normal + Trismus -/- Gerakan mata ke lateral bawah +/+ Strabismus konvergen -/- N.VII Kedipan mata Lipatan nasolabial Sudut mulut Mengerutkan dahi Menutup mata Meringis Menggembungkan pipi Daya kecap lidah 2/3 depan Mendengar suara berbisik Mendengar detik arloji N.VIII Tes Rinne Tes Schawabach Tes Weber Arkus Faring N.IX Daya kecap lidah 1/3 belakang + Normal/Normal Simetris/simetris Simetris/simetris Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal +/+ +/+ Tidak dilakukan Tidak dilakukan Tidak dilakukan Normal/Normal Normal/Normal 12 Reflek muntah Sengau Tersedak Denyut nadi Arkus Faring N.X Bersuara Menelan Memalingkan kepala Sikap bahu N.XI Mengangkat bahu Trofi otot bahu Sikap Lidah Artikulasi Tremor Lidah N.XII Menjulurkan Lidah Trofi otot lidah Fasikulasi Lidah + – – 88x/mnt regular Simetris/simetris Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Normal/Normal Eutrofi/Eutrofi Normal/Normal Normal/Normal -/Normal/Normal Eutrofi/Eutrofi -/- Sensibilitas : normal Fungsi Vegetatif : BAB dan BAK normal PEMERIKSAAN KHUSUS Posisi terlentang : Lasegue : (-/+) Braggard : (-/+) Patrick : (-/-) Kontra patrick : (/+) Valsava : (-) Posisi telungkup Gibbus : (-) Nyeri ketok CVA (-) Posisi tegak Deformitas : pasien agak condong ke depan 13 Pelvis : simetris Atrofi gluteal, paha, betis : eutrofi Spasme otot : tidak ada Jongkok berdiri : tidak dilakukan Berjalan jinjit atau tumit : tidak dilakukan LABORATORIUM TANGAL 2 mei 2016 Pemeriksaan Hematologi Hasil Nilai Rujukan Darah Rutin Hemoglobin Leukosit Eritrosit Hematokrit Trombosit MCV MCH MCHC RDW MPV 14,9 6,8 4,84 43,0 196 88,2 28,8 32,6 14,1 7,5 14,0-18,0 g/dl 4,0-10 ribu 4,0-6,2 juta 40-58 % 200-400 ribu 80-90 mikro m3 27-34 pg 32-36 g/dl 10-16 % 7-11 mikro m3 Kimia Klinik Glukosa puasa Glukosa 2 Jam PP Ureum Creatinin SGOT SGPT Asam Urat 281 H 231 H 41,7 0,92 34 34 5,57 82-115 mg/dl < 120 mg/dl 10-50 mg/dl 0,62-1,1 mg/dl 0-50 U/L 0-50 IU/L 2-7 mg/dl <200 dianjurkan Cholesterol 137 200-239 resiko sedang 14 HDL – Cholesterol LDL – Cholesterol Trigliserida 21 L 86,2 163 H >240 resiko tinggi 31 – 75 <150 30 – 150 X-Foto LumboSacral AP-Lateral : Kesan : alignment kurang lordosis Spondilosis Lumbalis Pemipihan VL5 Sakralisasi VL5 DISKUSI II Dari hasil pemeriksaan fisik neurologis tidak didapatkan adanya kelemahan motorik. Begitupula pada pemeriksaan nervi kranialis tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan khusus Valsava dan Braggard didapatkan hasil negatif. Hal ini disebabkan karena saat pemeriksaan dilakukan, pasien sudah mendapatkan terapi analgetik sehari sebelumnya sehingga berpengaruh pada rasa nyeri yang sudah mulai berkurang. Namun masih didapatkan hasil positif pada pemeriksaan Lasague dan kontra Patrick, Pada pemeriksaan khusus kontrapatrick ekstremitas inferior dextra menunjukkan hasil positif. Pemeriksaan ini menunjukan kelainan pada daerah coxae. Hal ini didukung oleh pemeriksaan rontgen vertebrae lumbosakral menunjukkan adanya spondilois lumbalis, pemipihan VL5 dan sacralisasi VL5. Nyeri yang dirasakan sesuai dengan dermatom persarafannya yakni pada daerah pangkal paha namun tidak sampai menjalar ke bagian kaki. 15 Pemeriksaan rontgen pada vertebra lumbo-sakral dapat digunakan untuk menentukan penyebab LBP, dimana dapat menyingkirkan penyebab-penyebab lain selain HNP, namun tidak dapat mendiagnosis HNP itu sendiri. Pada pasien ini tidak didapatkan kesan penyempitan pada diskus intervertebralis dan tidak terdapat kesan listesis, stenosis, maupun neoplasma, sehingga kemungkinan penyebab lain berupa HNP bisa disingkirkan. Diagnosis Akhir Diagnosis Klinis : LBP acute on cronic Diagnosis Topik : Radiks nervus lumbosacral Diagnosis Etiologik : radikulopati entrapment Diagnosis Tambahan : hiperglikemia, dislipidemia TERAPI Pada penderita ini diberikan terapi : 1. Farmakologis o RL 20 tpm o Inj. Ranitidin 2×1 amp o Inj. Ketorolac 2 x 30 mg o Inj. Meticobalamin 1x1 o Amitriptilin 2 x ½ o Diazepam 2 x 2 mg 2. Non Farmakologis o Tirah baring o Menghindari faktor risiko 16 Planning Usg Abdomen Konsul Sp. Penyakit Dalam EMG vertebre Lumbo Sacral Program rehab medik (fisioterapi): Positioning Alih baring Back exe Mobilisasi bertahap Edukasi pasien dan keluarga DISKUSI III Sebagian besar penderita nyeri punggung bawah akut hanya memerlukan terapi simptomatis saja. Lebih dari 60% penderita nyeri punggung bawah akut akan menunjukkan perbaikan yang nyata pada minggu pertama terapi (Bratton, 1999; Patel, 2000). Pada penderita ini didapatkan gejala yang mengarah pada nyeri nosiseptif dan nyeri neuropati. Pemeriksaan fisik menunjukkan adanya bangkitan nyeri pada prasat pemeriksaan fisik dan spasme otot yang jelas. Sehingga, pada penderita ini terapi yang digunakan adalah kombinasi analgesia dan muscle relaxant agent. Ketorolac 2×30 mg Ketorolac adalah obat anti inflamasi nonsteroid (NSAID). Indikasi penggunaan ketorolac adalah untuk inflamasi akut dalam jangka waktu penggunaan maksimal selama 5 hari. Pada kasus ini, ketorolac digunakan sebagai anti inflamasi dan efek analgesik untuk mengurangi rasa nyeri yang dirasakan pasien 17 Ranitidin 2×1 amp Ranitidin adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam lambung. Pada kasus ini diberikan ranitidin sebagi pencegah terjadinya iritasi lambung akibat pengeluaran berlebihan asam lambung sebagai efek dari pemberian ketorolac. Meticobalamin 1×1 amp Meticobalamin adalah golongan cobalamin, bentuk dari vitamin B12. Bentuk ini berbeda dengan cyanocobalamin yang memiliki gugus sianida sedangkan meticobalamin memiliki gugus metil. Meticobalamin berbentuk kristal berwarna merah. Pada kasus ini diberikan meticobalamin sebagai vitamin untuk melindungi saraf dari kerusakan akibat terjadinya inflamasi di organ viseral sekitar saraf. Diazepam 2x2mg Diazepam merupakan turunan bezodiazepin. Kerja utama diazepam yaitu potensiasi inhibisi neuron dengan asam gamma-aminobutirat (GABA) sebagai mediator pada sistim syaraf pusat. Diazepam diberikan sebagai muscle relaxant pada kasus ini. Amitriptilin 2 x ½ Amitriptilin , nerupakan jenis obat anti depresan, yang biasa juga digunakkan untuk mengurngi rasanyri pada bagian persarafab, mekanisme keja dg menghambat re uptake neurotransmiter dan penghancuran enzime oleh monoamin oxidase Follow up Tanggal / SOAP S O 02/05/2016 Nyeri pinggang kiri (+), batuk (+) pilek (+) mual dan muntah (-) TD : 120/89 mmHg N : 80x/menit 03/05/2016 04/05/2016 Nyeri pinggang berkurang, batuk (-) Nyeri (-) TD : 126/ 104 mmHg N : 85 x/ menit TD : 157/ 100mmHg N : 81x / menit 18 A P S : 36,5֯C LBP LBP LBP Inj. Ketorolac 2x30mg Inj. Ketorolac 2x30mg BLPL Inj. Ranitidin 2x1 Inj. Ranitidin 2x1 Resep Pulang Inj. Meticobalamin 1x1 Inj. Meticobalamin Meloxicam 1 x 15 Diazepam 2x 2 mg 1x1 Diazepam 2 x 2 Amitriptilin 2 x ½ Diazepam 2x 2 mg mg Amitriptilin 2 x ½ Omeprazole 1x1 Planning : Ambroxol 3 x 1 Amitriptilin 2x ½ Lab Lengkap Meticobalamin 2 x Tunggu hasil Hasil Lab ( + ) 500 mg Hasil Ro VLS ( + ) Rontgen VLS Planning Konsul FT DAFTAR PUSTAKA Bimariotejo. (2009). Low Back Pain (LBP). Diambil 22 Januari 2014 dari www.backpainforum.com. Daniel. (2006). OAINS Konvensional Masih Jadi Pilihan. Diambil 22 Januari 2014 dari http://www.majalah.farmacia.com/default.asp. Guyton, A C & Hall, J E. (1997). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, editor Bahasa Indonesia : Irawati Setiawan Edisi 9. Jakarta: EGC. Hakim. (1990). Nyeri Pinggang Bawah. Diambil 22 Januari 2014 dari www.emidicine.com. Ismiyati, S W & Cit, C R. (1997). Latihan Dengan Metode William Dan Mc Kenzie Pada Nyeri Pinggang Bawah. Jakarta: TITAFI XIII. Idyan, Z. (2008). Hubungan Lama duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low Back Pain. Diambil 22 Januari 2014dari http://inna-ppni.or.id. Maher, S & Pellino. (2002). Aktivitas Tubuh penyebab LBP. Diambil 22 Januari 2014 dari www.healtcare.uiowa.edu. 19 Mook, E & Chin, P W. (2004). The Effects of Slow-Stroke Back Massage on Anxiety and Shoulder Pain in Elderly Stroke Patients. Diambil 22 Januari 2014 dari http://www.scincedirect.com/science. Priharjo, R. (1993). Perawatan Nyeri: Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien. Jakarta: EGC. Setyawan. (2008). Nyeri Pinggang Bawah (Low Back Pain). Diambil 22 Januari 2014 dari www.artikel_nyeri.com. Setyohadi, B. (2005). Etiopatogenesis Nyeri Pinggang, Temu Ilmiah Rematologi Dan Kursus Nyeri. Jakarta: IRA. Sudjana. (2002). Metode Statistika, Ed. Revisi Cetakan 6. Bandung: Tursita. 20