PERBEDAAN SIKAP KERJA DUDUK ERGONOMIS DAN TIDAK ERGONOMIS TERHADAP KELUHAN NYERI OTOT PINGGANG PADA PEKERJA TENUN KERAJINAN TIKAR MENDONG DI DESA KAMULYAN MANONJAYA TASIKMALAYA Dede Ahmad S 1) Yuldan Faturahman dan Sri Maywati 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Universitas Siliwangi ([email protected]) 1) Dosen Pembimbing Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Siliwangi 2) ABSTRAK Nyeri otot pinggang (Low Back Pain) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh karena bekerja pada kondisi yang tidak ergonomis. Nyeri otot pinggang lebih banyak terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak yang dilakukan dengan sikap kerja duduk. Duduk lama dengan posisi yang salah akan menyebabkan otototot pinggang menjadi tegang. Hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan pada jaringan otot punggung terutama otot bagian lumbal. Industri kerajinan tikar mendong merupakan salah satu usaha disektor informal yang sebagian besar kegiatan proses produksinya dilakukan dengan sikap kerja duduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap keluhan nyeri otot pinggang pada pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan. Desain penelitian yang dipakai adalah metode survey dengan pendekatan secara croos sectional dengan jumlah sampel yang diambil secara pourposive sebanyak 37 orang dari 47 orang populasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 19 orang (51,4%) responden mengalami keluhan nyeri otot pinggang. Hasil analisis data dengan menggunakan uji chi square dengan tingkat kemaknaan 95% didapatkan nilai p value sebesar 0,032 pada alpha 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap keluhan nyeri otot pinggang pada pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya KabupatenTasikmalaya. Disarankan kepada pekerja untuk tidak memaksakan diri dengan terus bekerja jika sudah merasakan keluhan nyeri pada pinggang dengan diselangi istirahat merelaksasikan otot-otot yang tegang. Kata kunci Kepustakaan : Duduk, Ergonomis, Nyeri otot pinggang, Tenun : 8 (1996-2010) ABSTRACT Low back pain is one of a muskuloskeletal problem that caused by working is not in ergonomic condition. Low back pain more happen when they work or having a lot activity by sitting. Sit for a long time in the wrong position can cause the muscle of back becomes strained. It ensues a fatigue and strained in the muscle of low back. Mat weaving craft industry is one of informal industry that the most activity process is done by sitting. The purpose of this research is to find out the difference in work ergonimic position and not ergonomic position of the problem of low back pain in mat weaving workers in Kamulyan Village. The research design that used is survey method with the approach according to croos sectional with the number of sample that taken as pourposive as many as 37 peoples from 47 peoples of the population. The reseach result refers that as many as 19 peoples (51,4)% responden have a problem with the low back pain. The data of analysis result uses a chi square test with the 95% significance level p value of 0,032 obtained at 0,05 alpha so can be concluded that there is a difference in work ergonomic position and not ergonomic position of the problem low back pain in Kamulyan Village, Manonjaya subsdistrict of Tasikmalaya districs. Advised the workers not to force theirself to keep working if they have felt the low back pain, it should take a rest and relax the muscles of the low back tense. Key word :Sitting, Ergonomic, Low back pain, weave. Bibiliography : 10 (1996-2010) I. Pendahuluan Nyeri punggung bawah atau (Low back pain) merupakan salah satu gangguan muskuloskeletal yang disebabkan oleh aktivitas tubuh yang kurang baik (Maher, Salmond & Pellino, 2002) dalam Purnama (2010) Low Back Pain dapat disebabkan oleh berbagai penyakit muskuloskeletal, gangguan psikologis dan mobilitas yang salah. Menurut Rakel (2002) dalam Purnama (2010) Low Back Pain adalah nyeri punggung bawah yang berasal dari tulang belakang, otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut. Dengan demikian Low Back Pain adalah gangguan muskuloskeletal yang pada daerah punggung bawah yang disebabkan oleh berbagai penyakit dan aktivitas tubuh yang kurang baik. Masalah Low Back Pain yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini (Idyan, 2006). Menurut Chang (2006) dalam Idyan (2006) menyebutkan bahwa Low Back Pain karena masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak yang dilakukan duduk. Duduk lama dalam posisi yang salah akan menyebabkan otot-otot pinggang menjadi tegang (Samara, 2004). Hal ini karena tulang punggung beserta jaringan tendon dan otot dipaksa untuk menjaga tubuh bagian atas secara berlebihan sehingga dapat menyebabkan kelelahan dan ketegangan pada jaringan otot punggung terutama otot bagian lumbal yang menyebabkan terjadinya LBP (Wira, 2007). Lebih dari 70% manusia dalam hidupnya pernah mengalami LBP, dengan rata-rata puncak kejadian berusia 35-55 tahun. Prevalensi Low Back Pain masyarakat pekerja pada sebuah industri tekstil India ditemukan sebesar 11,1 %, dengan sampel pekerja sejumlah 514 orang (Kristiawan, 2009). Berdasarkan penelitian Rahmat (2009) yang menunjukkan masalah nyeri punggung bawah yang timbul akibat duduk lama menjadi fenomena yang sering terjadi saat ini. 60% orang dewasa mengalami nyeri punggung bawah karna masalah duduk yang terjadi pada mereka yang bekerja atau yang aktivitasnya lebih banyak dilakukan dengan duduk. Penerapan ergonomi dalam bentuk pengaturan sikap, tata cara kerja dan perencanaan kerja yang tepat adalah syarat penting bagi tercapainya efisiensi, produktivitas yang tinggi serta jaminan pemeliharaan kesejahteraan dan kesehatan kerja (Suma’mur, 1989 : 2). Kerajinan tikar mendong merupakan salah satu usaha disektor informal yang sebagian besar kegiatan proses produksinya tergolong tradisional alat yang digunakan berupa alat tenun dan dilakukan dengan kerja duduk. Tempat duduk yang digunakan berupa kursi terbuat dari kayu yang berbentuk segi empat dengan desain tanpa melihat dan memperhitungkan antropomerti pemakainya. II. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan cross sectional. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sikap kerja duduk. Variabel terikatnya yaitu keluhan nyeri otot pinggang. Pelaksanaan penelitian ini menggunakan lembar kuesioner, pita roll (meteran logam) sampel yang diambil sebanyak 37 orang. Sikap kerja ergonomis yaitu sikap kerja yang dapat menyesuaikan dengan lingkungan pekerjaannya, sehingga orang yang bekerja mendapatkan kedudukan yang mantap dan nyaman, memberikan relaksasi otot-otot yang sedang dipakai untuk bekerja serta memberikan penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas tubuh lainnya, sedangkan sikap kerja tidak ergonomis yaitu sikap kerja yang tidak memperhatikan atau menghiraukan posisi kerja, sehingga orang yang bekerja tidak mendapatkan kedudukan yang mantap dan tidak memberikan relaksasi otot-otot yang sedang dipakai untuk bekerja serta memberikan penekanan pada bagian tubuh yang dapat mengganggu sirkulasi darah dan sensibilitas tubuh lainnya (Suma’mur, 1996 : 172). Nyeri pinggang atau Low Back Pain (LBP) adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku di daerah pinggang yaitu di pinggir bawah iga sampai lipatan bawah bokong (plica glutea inferior), dengan atau tanpa disertai penjalaran rasa nyeri ke daerah tungkai (sciatica) (Harrianto, 2010 : 217). Menurut Rakel (2002) dalam Purnama (2010) LBP adalah nyeri punggung bawah yang berasal dari tulang belakang,otot, saraf atau struktur lain pada daerah tersebut. Menurut Samara dalam Idyan (2006) sikap kerja duduk baik tegak ataupun membungkuk dalam jangka waktu lebih dari 30 menit dapat berpotensi untuk terjadinya Low Back Pain (LBP). Roger (2006) mengklasifikasikan LBP ke dalam 2 kelompok yaitu akut dan kronik, LBP akut terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu, sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 3 bulan. Instrumen dalam penelitian ini berupa kuisioner dan pita roll dimana pengisian kuesioner akan dilaksanakan dengan wawancara langsung kepada responden yaitu pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan dan pita roll (meteran logam) digunakan untuk mengukur antropometri pekerja, kursi serta meja kerja. Data dianalisis menggunakan uji chi square untuk menentukan ada atau tidaknya perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat terhadap keluhan nyeri otot pinggang pada pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. III. Hasil dan Pembahasan Tikar mendong merupakan salah satu produk dari industri kerajinan mendong yang terdapat di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya. Mayoritas masyarakat di Desa Kamulyan ini, bekerja pada sentral usaha kerajinan tikar mendong, industri kerajinan tikar mendong termasuk kedalam jenis usaha di sektor informal, karena proses pembuatan tikar mendong tersebut masih menggunakan alat-alat tradisional serta pola kegiatan khususnya pengaturan waktu kerja masih belum teratur. Mayoritas pekerja tenun pada industri kerajinan tikar mendong ini berjenis kelamin wanita yang diketahui pada saat pelaksanaan observasi sebanyak 37 orang dari populasi pekerja tenun sebanyak 47 orang. Semua proses pekerjaan penenunan dilakukan oleh tenaga kerja yang dilakukan dengan sikap kerja duduk dengan interval waktu kerja 4-8 jam. Istirahat biasa dilakukan pada saat adzan dzuhur antara pukul 12.00 atau 13.00 WIB. untuk melaksanakan shalat, makan serta keperluan lainnya. Hasil analisis menunjukan bahwa karakteristik responden rata-rata berusia 44 tahun, usia minimum responden 29 tahun dan usia maksimum responden 60 tahun dengan semua responden berjenis kelamin perempuan. Distribusi Frekuensi Kesesuaian Antara Antropometri Pekerja dengan Alat kerja Pada Pekerja Tenun Kerajinan Tikar Mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Tasikmalaya Tahun 2013 diketahui bahwa jumlah pekerja yang tempat duduknya tidak memakai sandaran sebanyak 36 orang (97,3 %) dan yang sesuai sebanyak 1 orang (2,7%). Distribusi Frekuensi Sikap Kerja Duduk pada Pekerja Tenun Kerajinan Tikar Mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013 bahwa sebagian besar (59,5%) atau sebanyak 22 orang responden memiliki sikap kerja tidak ergonomis dan sebanyak 15 orang (40,5%) memiliki sikap kerja ergonomis. Distribusi Frekuensi Keluhan Nyeri Otot Pinggang (Low Back Pain) pada Pekerja Tenun Kerajinan Tikar Mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013bahwa dari 37 responden 19 orang diantaranya mengalami keluhan Nyeri otot pinggang (51,4%) dan sebanyak 18 orang (48,6%) tidak mengalami keluhan Nyeri otot pinggang atau Low Back Pain. Distribusi Frekuensi Perbedaan Sikap Kerja Duduk Ergonomis dan Tidak Ergonomis pada Pekerja Tenun Kerajinan Tikar Mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2013. Hasil analisis diperoleh bahwa ada sebanyak 4 (26,7%) responden yang duduk ergonomis mengalami keluhan nyeri otot pinggang. Sedangkan diantara responden yang duduk tidak ergonomis, ada 15 (68,2%) mengalam keluhan nyeri otot pinggang. Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,032 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian keluhan nyeri otot pinggang (Low Back Pain) antara responden yang duduk tidak ergonomis dengan responden yang duduk ergonomis (ada perbedaan yang signifikan antara sikap kerja duduk dengan kejadian keluhan nyeri otot pinggang (Low Back Pain)). Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR =5,893, artinya pekerja yang duduk tidak ergonomis mempunyai resiko 5,893 kali lebih besar untuk terjadi LBP dibanding yang duduk ergonomis. Penelitian ini sesuai dengan yang dilakukan oleh Primastiyo (2010) yang menunjukan p value = 0,001 pada tenaga kerja wanita bagian proses produksi pengemasan dan pengepakan di pabrik kecap lele pati Jawa Tengah, yang artinya ada hubungan signifikan antara sikap kerja duduk dengan keluhan nyeri otot pinggang. IV. Kesimpulan dan Saran 1. Identifikasi sikap kerja duduk ergonomis, tidak ergonomis dan keluhan nyeri otot pinggang pada pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan Manonjaya Tasikmalaya diperoleh hasil sebanyak 22 orang (59,5%) pekerja tenun memiliki sikap kerja duduk yang tidak ergonomis 15 orang (40,5%) pekerja memiliki sikap kerja duduk ergonomis dan sebanyak 19 orang (51,4%) mengalami keluhan nyeri otot pinggang dari 37 pekerja. 2. keluhan nyeri otot pinggang pada pekerja tenun kerajinan tikar mendong di Desa Kamulyan Kecamatan Manonjaya Kabupaten Tasikmalaya dengan nilai Ada perbedaan sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis terhadap p sebesar 0,032 pada alpha 0,05. 1. Bagi Peneliti Selanjutnya a) Untuk membuktikan apakah ada perbedan antara sikap kerja duduk ergonomis dan tidak ergonomis dengan terjadinya keluhan nyeri otot pinggang (Low Back Pain), Penelitian selanjutnya diharapkan mengikutsertakan variabel-variabel lain yang diduga berhubungan dengan keluhan low back pain yang tidak diteliti pada penelitian ini, dan melengkapi keterbatasan yang terdapat pada penelitian ini. b) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk melakukan penelitian dengan desain studi lain yang disesuaikan dengan kondisi di lapangan, agar diperoleh hasil yang akurat, karena berbagai macam desain studi memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. 2. Bagi Pekerja Tenun a) Agar pekerja menyesuaikan posisis bekerja dengan sarana kerjanya, sehingga posisis bekerja menjadi nyaman dan meminimalisir resiko terjadinya nyeri otot pinggang (Low Back Pain) b) Tidak memaksakan diri untuk terus bekerja jika sudah merasakan keluhan nyeri pada bagian otot pinggang dan selangi dengan istirahat sejenak. c) Agar pekerja membiasakan atau menyempatkan olahraga ringan untuk pencegahan terhadapkeluhan nyeri otot pinggang Daftar Pustaka Purnama, SM., Hubungan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Nyeri Punggung Bawah Pada Pasien Klinik Fisiotherapi Rumah Sakit Imanuel Bandung Periode Januari 2009-Desember 2009, 2010 Zamna Idyan, Hubungan antara Lama Duduk Saat Perkuliahan dengan Keluhan Low Back Pain (LBP) pada Mahasiswa Ekstensil Ilmu Keperawatan UI, 2006, http://www.inna-ppni.or.id Samara, Dina., Duduk Lama Sebabkan Nyeri Punggung Bawah, 2004, http://www.kompas.com Wira., Dari berbagai referensi, mengatasi nyeri pinggang, 2007, http://www.wiramandiri.wodpress.com Kristiawan, Basuki., Prevalensi Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Bagian Penjahitan di PT Intigarmindo Persada Jakarta, FKM USU download tanggal 15 Desember 2012. Harrianto, Ridwan., Buku ajaran Kesehatan Kerja, Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 2010. Rahmat HS., Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Nyeri Punggung bawah pada Penarik-Penarik Becak, FKM USU download tanggal 15 Desember 2012. Suma’mur., Higene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta : PT. Gunung Agung, Jakarta, 1996 Suma’mur., Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja, PT. Gunung Agung, Jakarta, 1989. Primastiyo, Agustin., Hubungan Antara Sikap Kerja Duduk Dengan Kejadian Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) Pada Tenaga Kerja Wanita Bagian Proses Produksi Pengemasan dan Pengepakan di Pabrik Kecap Lele Pati JawaTengah Tahun 2010. Under Graduates thesis, unnes. http://lib.unnes.ac.id/9998/ tanggal akses 10 oktober 2013.