Uploaded by Erfin

bagian erfin 4

advertisement

Pemeriksaan Status Mental
Pemeriksaan status mental bertujuan untuk menilai bagaimana klien menjalankan fungsi
pada saat evaluasi. Wawancara dalam hal pemeriksaan status mental menghasilkan sebuah
paragraph singkat yang menangkap proses-proses psikologis dan kognitif atau bisa
dikatakann gambaran psikologis dari “individu” tersebut. Saat wawancara, pertanyaan
yang diajukan dan tekhnik spesifiknya bervariasi dikarenakan format pemeriksaan mental
tidak distandarisasikan sepenuhnya. Namun meskipun begitu, biasanya mecakup beberapa
kategori yaitu :
1. Penampilan
2. Perilaku/aktivitas motorik
3. Sikap terhadap pemeriksa
4. Perasaan dan suasana hati
5. Pembicaraan dan pikiran
6. Gangguan perseptual
7. Orientasi tentang orang serta tempat dan waktu
8. Ingatan dan intelegensi
9. Realibilitas serta pertimbangan dan pandangan
Pemeriksaan status mental tidak dimaksudkan sebagai sebuah alat diagnostik
komprehensif yang rumit, namun dimaksudkan untuk administrasi singkat dan fleksibel
yang tidak membutuhkan buku panduan atau bahan-bahan penyerta lain. Pemeriksaan
status mental lazim digunakan di rumah sakit untuk membuat estimasi cepat tingkat fungsi
klien saat ini.

Wawancara Krisis
Wawancara krisis bertujuan untuk menilai masalah yang menuntut perhatian utama seperti
bunuh diri atau mencelakai diri sendiri atau juga orang lain), tetapi juga untuk menyediakan
intervensi segera dan efektif untuk masalah itu. Wawancara krisis bisa dilakukan dengan
tatap muka langsung atau dengan telepon melalui hotline bunuh diri, telepon krisis, dan
pelayan-pelayan serupa. Untuk melakukan wawancara krisis, pewawancara harus
membangun hubungan baik dengan cepat dan mengekspresikan empati dengan baik
kepada klien yang memiliki kecendrungan bunuh diri. Ketika mewawancarai klien yang
memiliki kecendrungan bunuh diri aktif, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan yaitu
:
1. Seberapa depresikah klien tersebut?
2. Apakah klien memiliki pikiran bunuh diri?
3. Apakah klien memiliki rencana bunuh diri?
4. Seberapa besar pengendalian-diri yang saat ini tampak dimiliki klien?
5. Apakah klien memiliki maksud bunuh diri yang definit?
KOMPONEN BUDAYA
 Mengapresiasi Konteks Budaya

Kata-kata dan tindakan klien selama wawancara klinis, terjadi di dalam sebuah konteks
budaya. Pewawancara memiliki keharusan untuk mempertahankan perspektif budaya
ketika mengobservasi dan mendengarkan klien. Pewawancara seharusnya memiliki
pengetahuan akan budayanya sendiri maupun budaya klien agar dapat memahami makna
materi wawancara di dalam konteks budaya yang tepat. Perilaku, pikiran, atau emosi yang
dianggap abnormal oleh suatu budaya, belum tentu juga dianggap abnormal oleh budaya
lain. Oleh karena itu, pewawancara harus lebih hati-hati agar tidak terlalu
mematologisasikan dengan menerapkan nilai-nilai budayanya sendiri. Psikolog klinis
seharusnya mampu mengapresiasi klien dari perspektif yang mempertimbangkan budaya
klien sendiri. Pewawancara yang kompeten secara kultural tentu seharusnya tidak
berasumsi bahwa setiap orang dari sebuah budaya memiliki nilai-nilai identik. Sebagai
kelompok, para anggota sebuah budaya mungkin cenderung bertindak, percaya atau
merasa dengan cara tertentu, tetapi variabilitas yang amat sangat besar sering kali terjadi
di antara individu-individu di dalam kelompok budaya tersebut.
Mengakui Perbedaan Budaya
Pebedaan budaya antara pewawancara dan klien cukup sering terjadi. Diskusi terbuka dan
menghormagti variabel-variabel budaya dapat meningkatkan hubungan baik dan
meningkatkan kemauan klien untuk berbagi informasi sehingga membantu pewawancara
untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan akurat mengenai masalah yang
sedang dihadapi oleh klien. Pewawancara juga bisa menyelidiki latar belakang budaya
klien secara langsung agar dapat lebih mengetahui perspektif klien. Klien dapat menjadi
sumber informasi yang mencerahkan tentang budayanya sendiri, tetapi pewawancara
seharusnya tidak terlalu menyandarkan diri pada klien karena maksud dari wawancara
bukanlah mengedukasi pewawancara. Pewawancara harus mencari sumber-sumber
informasi lain tentang budaya-budaya tertentu dalam bentuk tertulis, pengalaman, atau
lainnya yang berfungsi untuk meningkatan kesadaran budayanya.
Download