Pengelolaan Kelas Oleh : Dwi Septiana Rossy : 186310948 Haniyah Zahra : 186310666 Nindi Oktriyani : 186310641 Kelas 4.C Lecturer Marhamah S.Pd., M.Ed Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Riau 2020/2021 Kata Pengantar Assamualaikum Wr.Wb Pertama sekali kami ingin mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena kami telah menyelesaikan makalah ini. Serta tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa'at nya di akhir nanti. Aadapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas kepemimpinan pendidikan. Makalah ini juga bertujuan untuk dapat menambah wawasan mengenai “Menguasai Pengelolaan Kelas” Dalam menulis makalah ini, kami sadar bahwa terdapat banyak kesalahan tetapi kami persembahkan dengan sebaik-baik mungkin. Kami berhararap makalah ini dapat berguna untuk mahasiswa keguruan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Pekanbaru, 11 Maret 2020 Penulis DAFTAR ISI Kata Pengantar…………………………………………………………………………………. Daftar Isi……………………………………………………………………………………….. Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………….4 1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….4 1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………….4 1.3 Tujuan………………………………………………………………….............................4 Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………5 2.1 Konsep pengelolaan kelas…………………………………………………………………5 2.2 Kegiatan pengelolaan kelas………………………………………………………………..9 2.3 Masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya……........................12 Bab III Penutup………………………………………………………………………………14 Kesimpulan………………………………………………………………………………......14 Referensi………………………………………………………………………......................15 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran. Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air. Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, karena tidak ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya poroses belajar mengajar.Yang termasuk kedalam hal ini misalnya adalah, penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan norma kelompok yang produktif. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja konsep pengelolaan kelas? 2. Apa saja kegiatan pengelolaan kelas? 3. Apa saja masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya? 1.3 Tujuan 2 Untuk mengetahui konsep pengelolaan kelas 3 Untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kelas 4 Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya BAB II PEMBAHASAN 2.1 Konsep pengelolaan kelas Latar Belakang Pengelolaan Kelas Pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan pikiran. Oleh sebab itu, manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu bangsa, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan Dalam pendidikan Indonesia yang berasaskan pendidikan seumur hidup, semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan berencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan untuk mengembangkan kepribadian bangsa, membina kewarganegaraan, serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa. Kelas, merupakan suatu lingkungan belajar yang diciptakan berdasarkan kesadaran kolektif dari suatu komunitas siswa yang relatif memiliki tujuan yang sama. Kesamaan tujuan merupakan kekuatan potensial pengelolaan kelas dan aktualitasnya adalah proses pembelajaran yang akseptabel (acceptable). Guru, merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan pendidikan yang harus mereka capai. Proses belajar-mengajar dalam kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada dalam sekolah yang bersangkutan akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai berikut: 1. Guru sebagai pendidik 2. Murid sebagai yang dididik 3. Alat-alat yang dipakai 4. Situasi dalam dan lingkungan kelas 5. Kelas itu sendiri 6. Dan hal lainnya yang sewaktu-waktu terjadi”. Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal, sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses yang sangat penting dilakukan siswa . Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk menciptakan suasana yang dapat menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar, diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Peranan dan kompetensi guru dalam proses belajar-mengajar meliputi berbagai hal sebagaimana yang dikemukan oleh Adams dan Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar, pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana, supervisor, motivator, dan konselor. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 Tetang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Permendiknas No 41 Tahun 2007 bahwasannya pengelolaan kelas harus meliputi: 1. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan; 2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik oleh peserta didik; 3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik; 4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik; 5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran; 6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung; 7. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin dan status sosial ekonomi; 8. Guru menghargai pendapat peserta didik; 9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi; 10. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dan 11. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan. Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu diorganisasi. Lingkungan yang baik ialah bersifat menantang dan memacu siswa untuk belajar, memberikan rasa ramah dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Dengan mengkaji konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan kelas dan mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, diharapkan agar guru akan dapat mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik. Pengelolaan kelas lebih lanjut, bukan hanya mencangkup kemampuan guru menciptakan dan mengendalikan keadaan kelas yang tertib, aman dan tenang, melainkan mencangkup pula kegiatan perencanaan pengadministrasian, pengaturan, penataan, pelaksanan, dan pengawasan terhadap seluruh kelas yang terdapat seluruh kelas yang terdapat dalam lingkungan lembaga pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas, penggunaannya dan lain sebagainya. Meskipun pengelolaan kelas berkedudukan penting seperti dijelaskan di atas, namun banyak aspek pengelolaan kelas yang diabaikan guru. Sehingga hal itu mempunyai efek negatif terhadap proses belajar siswa baik dari segi menurutnya motivasi belajar, menurunnya kedisplinan murid, serta hal-hal yang tidak diharapkan. Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya memiliki pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut untuk memiliki kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Pengertian Pengelolaan Kelas Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Terbawa oleh dasarnya penambahan kata ke dalam Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi manajemen atau menejemen”. Menurut Winarno Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa pengelolaan adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan pengawasan dan penilaian. Sementara itu, Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pengajaran dari guru yang sama. Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah Menujuk kepada kegiatan-kegiatan yang menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (pembinaan, penghentian tigkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas, pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas, dan sebagainya). Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan. Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi pengggunaan alat-alat belajar yang tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu rangkaian tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut untuk mengembangkan dan mengatur kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar yang efisien Indikator pengelolaan kelas yang baik adalah: 1. Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk sehingga sangat membantu perhatian siswa pada materi pelajaran. 2. Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. 3. Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus menerus terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai. 4. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai. 5. Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif dengan cara memberikan pujian dan penghargaan. Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang kreatif, variatif, dan inovatif. Tujuan Pengelolaan Kelas Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu: 1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik. 2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut: 1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin. 2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar mengajar. 3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual siswa dalam kelas. 4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifatsifat individunya. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila: 1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya. 2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang semangat dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. 2.2 Kegiatan Manajemen Kelas Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara garis besar terdiri dari: 1. Pengaturan Orang (siswa) Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjektif. Artinya siswa bukan barang atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak sembarang, artinya dalam hal ini fungsi guru tetap memiliki proporsi yang benar untuk dapat membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa. Oleh karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan keinginannya. 2. Pengaturan Fasilitas Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu lingkungan fisik kelas berupa sasaran dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir - akhir masa belajar mengajar. Pengaturan fasilitas juga terkandung didalamnya dalam pengelolaan ruang kelas secara efektif yang maksudnya adalah ruang kelas yang berlangsung secara lancer, dengan sedikit sekali kebingungan dan keterhambatan, dan memaksimalkan kesempatan pembelajaran siswa. Tidak mungkin seorang guru untuk menyelenggarakan pembelajaran, atau bagi para siswa untuk bekerja secara produktif jika mereka tidak memiliki panduan tentang bagaiamana mereka berperilaku, kapan dan bagaimana bergerak disekitar ruangan, dimana harus duduk, kapan mereka boleh dan tidak boleh menginterupsi guru, dan jumlah keberisikan yang bisa diterima. Ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru dalam manajemen kelas : 1. Mengecek Kehadiran Siswa Siswa dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik. 2. Mengumpulkan, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas kerja yang sudah dilakukan. 3. Pendistribusian bahan dan alat Jika ada alat atau bahan yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan dalam proses belajarnya 4. Mengumpulkan informasi dari siswa Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan. 5. Mencatat data Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa. 6. Pemeliharaan arsip Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapih dan dipelihara sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru maupun bagi siswa. 7. Menyampaikan materi pelajaran Tugas utama seorang guru adalah memberikan informasi bahan belajar yang harus dilakukan siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada di dalam kelas. 8. Memberikan tugas atau PR Penugasan adalah proses meberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri. 2.3 Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain: 1) Kondisi Fisik Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal mendukung meningkatnya intensitas belajar dan mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Kondisi fisik yang dimaksudkan meliputi: a) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar b) Pengaturan tempat duduk c) Ventilasi dan pengaturan cahaya d) Pengaturan penyimpanan barang-barang Perlengakapan sekolah juga menjadi faktor didalam manajamen kelas, secara garis besar, ada dua jenis perlengakapan disekolah , yaitu sarana dan prasarana sekolah. Sarana sekolah adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana sekolah adalah semua kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dengan sarana dan prasarana yang lengkap akan sangat menunjang dalam keerhasilan proses belajar mengajar di dalam kelas. 2) Kondisi Sosio-Emosional Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan pengajaran. Kondisi sosio-emosional itu meliputi: a) Tipe Kepimimpinan b) Sikap guru c) Suara guru d) Pembinaan Hubungan baik Yang memiliki peran penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar adalah seorang guru, bagaimana seorang guru mampu mengendalikan sosio-emosionalnya dengan baik. Dikarenakan seorang guru adalah sebagai demonstrator, guru sebagai pengolah kelas, guru sebagai motivator dan fasilitator, guru juga sebagai evaluator. 3) Kondisi Organisasional Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik, kegiatan rutinitas tersebut antara lain : a) Pargantian Pengajaran b) Guru berhalangan hadir c) Masalah antar siswa d) Upacara bendera e) Kegiatan lain 4) Faktor Situasi Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar. Termasuk dalam pengertian ini adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, seperti; kelelahan dan semangat belajar. Juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas-kelas pengajaran yang berdekatan yang mungkin mengganggu atau terganggi karena penggunaan suatu metode. Didalam faktor situasi, iklim kelas juga sangat berpengaruh yang mana iklim kelas dipahami sebagai segala sesuatu yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dirinci menjadi beberapa skala yang dikemukakan beberapa ahli dengan istilah kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas, kesulitan, dan demokrasi. BAB III PENUTUP 3.3 Kesimpulan Dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut juga untuk memiliki kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran, meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang kreatif, variatif, dan inovatif. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja dengan baik. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 1986. Pengelolaan Kelas dan Siswa Sebuah Pendekatan Evaluatif. Jakarta: Rajawali. Bintangbangsaku. Standar Proses – Permendiknas No. 41 Tahun 2007 (online), http://www.bintangbangsaku.com/artikel/standar-proses-permendiknas-no-41tahun-2007. Diakses pada tanggal 20 Februari 2015. Daradjat, Zakiah. 1999. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Diana Widyarani. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran Efektif Pada Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tanggerang Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. Jakarta: Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah. Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.