Uploaded by silvaangraini

10 - Pengelolaan Kelas

advertisement
Pengelolaan Kelas
Oleh :
Dwi Septiana Rossy : 186310948
Haniyah Zahra
: 186310666
Nindi Oktriyani
: 186310641
Kelas 4.C
Lecturer
Marhamah S.Pd., M.Ed
Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Pendidikan Bahasa Inggris
Universitas Islam Riau
2020/2021
Kata Pengantar
Assamualaikum Wr.Wb
Pertama sekali kami ingin mengucapkan puji syukur kepada Allah SWT karena kami telah
menyelesaikan makalah ini. Serta tak lupa shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-nantikan syafa'at
nya di akhir nanti. Aadapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
kepemimpinan pendidikan. Makalah ini juga bertujuan untuk dapat menambah wawasan
mengenai “Menguasai Pengelolaan Kelas”
Dalam menulis makalah ini, kami sadar bahwa terdapat banyak kesalahan tetapi kami
persembahkan dengan sebaik-baik mungkin. Kami berhararap makalah ini dapat berguna
untuk mahasiswa keguruan. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini kami mohon maaf yang
sebesar-besarnya.
Pekanbaru, 11 Maret 2020
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar………………………………………………………………………………….
Daftar Isi………………………………………………………………………………………..
Bab 1 Pendahuluan…………………………………………………………………………….4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………………….4
1.2 Rumusan masalah………………………………………………………………………….4
1.3 Tujuan………………………………………………………………….............................4
Bab II Pembahasan……………………………………………………………………………5
2.1 Konsep pengelolaan kelas…………………………………………………………………5
2.2 Kegiatan pengelolaan kelas………………………………………………………………..9
2.3 Masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya……........................12
Bab III Penutup………………………………………………………………………………14
Kesimpulan………………………………………………………………………………......14
Referensi………………………………………………………………………......................15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Peranan guru sebagai manajer dalam kegiatan belajar di kelas sudah lama diakui
sebagai salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Guru
sebagai tenaga profesional, dituntut tidak hanya mampu mengelola pembelajaran saja
tetapi juga harus mampu mengelola kelas, yaitu menciptakan dan mempertahankan
kondisi belajar yang optimal bagi tercapainya tujuan pengajaran.
Oleh karena itu sejalan dengan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu di semua
jenjang pendidikan, penerapan strategi pengelolaan kelas dalam pembelajaran merupakan
salah satu alternatif yang diyakini dapat digunakan untuk memecahkan persoalan yang
mendasar dari permasalahan pendidikan di tanah air.
Dengan demikian pengelolaan kelas yang efektif adalah syarat bagi pengajaran yang
efektif. Tugas utama dan paling sulit bagi guru adalah pengelolaan kelas, karena tidak
ada satupun pendekatan yang dikatakan paling baik. Pengelolaan kelas adalah
keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar.
Kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal
bagi terjadinya poroses belajar mengajar.Yang termasuk kedalam hal ini misalnya
adalah, penghentian tingkah laku anak didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian hadiah bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa, atau penetapan
norma kelompok yang produktif.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja konsep pengelolaan kelas?
2. Apa saja kegiatan pengelolaan kelas?
3. Apa saja masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya?
1.3 Tujuan
2
Untuk mengetahui konsep pengelolaan kelas
3
Untuk mengetahui kegiatan pengelolaan kelas
4
Untuk mengetahui masalah-masalah dalam pengelolaan kelas dan cara mengatasinya
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep pengelolaan kelas
Latar Belakang Pengelolaan Kelas
Pendidikan merupakan kunci dari masa depan manusia yang dibekali dengan akal dan
pikiran. Oleh sebab itu, manusia dan pendidikan tidak dapat dipisahkan. Pendidikan
mempunyai peranan penting untuk menjamin perkembangan dan kelangsungan hidup suatu
bangsa,
karena
pendidikan
merupakan
wahana
untuk
meningkatkan
dan
mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan adalah suatu usaha sadar dan
bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia. Sebagai suatu kegiatan yang sadar akan
tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan
dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan Dalam pendidikan Indonesia yang berasaskan
pendidikan seumur hidup, semua materi pelajaran harus diprogramkan secara sistematis dan
berencana dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan untuk mengembangkan kepribadian
bangsa, membina kewarganegaraan, serta memelihara dan mengembangkan budaya bangsa.
Kelas, merupakan suatu lingkungan belajar yang diciptakan berdasarkan kesadaran kolektif
dari suatu komunitas siswa yang relatif memiliki tujuan yang sama. Kesamaan tujuan
merupakan kekuatan potensial pengelolaan kelas dan aktualitasnya adalah proses
pembelajaran yang akseptabel (acceptable).
Guru, merupakan pemegang peranan utama dalam proses belajar mengajar. Proses
belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan
siswa atau dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan. Guru juga berperan sebagai pengelola proses belajar-mengajar, bertindak
selaku fasilitator yang berusaha menciptakan kondisi belajar-mengajar yang efektif sehingga
memungkinkan proses belajar-mengajar, mengembangkan bahan pelajaran dengan baik, dan
meningkatkan kemampuan siswa untuk menyimak pelajaran dan menguasai tujuan-tujuan
pendidikan yang harus mereka capai.
Proses belajar-mengajar dalam kelas hakikatnya akan melibatkan semua unsur yang ada
dalam sekolah yang bersangkutan akan tetapi secara langsung akan terlibat hal-hal sebagai
berikut:
1. Guru sebagai pendidik
2. Murid sebagai yang dididik
3. Alat-alat yang dipakai
4. Situasi dalam dan lingkungan kelas
5. Kelas itu sendiri
6. Dan hal lainnya yang sewaktu-waktu terjadi”.
Seorang guru dituntut untuk dapat mengembangkan program pembelajaran yang optimal,
sehingga terwujud proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Belajar merupakan proses
yang sangat penting dilakukan siswa . Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di
dalam kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi siswa untuk
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk menciptakan suasana yang dapat
menumbuhkan semangat belajar, meningkatkan prestasi belajar siswa, dan lebih
memungkinkan guru memberikan bimbingan dan bantuan terhadap siswa dalam belajar,
diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Peranan dan kompetensi guru dalam
proses belajar-mengajar meliputi berbagai hal sebagaimana yang dikemukan oleh Adams dan
Decey dalam Basic Principles of Student Teaching, antara lain guru sebagai pengajar,
pemimpin kelas, pembimbing, pengatur lingkungan, partisipan, ekspeditor, perencana,
supervisor, motivator, dan konselor.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007
Tetang Standar Proses Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Dalam Permendiknas
No 41 Tahun 2007 bahwasannya pengelolaan kelas harus meliputi:
1. Guru mengatur tempat duduk sesuai karakteristik peserta didik dan mata pelajaran, serta
aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan;
2. Volume dan intonasi suara guru dalam proses pembelajaran harus dapat didengar dengan baik
oleh peserta didik;
3. Tutur kata guru santun dan dapat dimengerti oleh peserta didik;
4. Guru menyesuaikan materi pelajaran dengan kecepatan dan kemampuan belajar peserta didik;
5. Guru menciptakan ketertiban, kedisiplinan, kenyamanan, keselamatan, dan keputusan pada
peraturan dalam menyelenggarakan proses pembelajaran;
6. Guru memberikan penguatan dan umpan balik terhadap respons dan hasil belajar peserta
didik selama proses pembelajaran berlangsung;
7. Guru menghargai peserta didik tanpa memandang latar belakang agama, suku, jenis kelamin
dan status sosial ekonomi;
8. Guru menghargai pendapat peserta didik;
9. Guru memakai pakaian yang sopan, bersih, dan rapi;
10. Pada tiap awal semester, guru menyampaikan silabus mata pelajaran yang diampunya; dan
11. Guru memulai dan mengakhiri proses pembelajaran sesuai dengan waktu yang dijadwalkan.
Dalam perannya sebagai pengelola kelas, guru hendaknya mampu mengelola kelas
sebagai lingkungan belajar serta merupakan aspek dari lingkungan sekolah yang perlu
diorganisasi. Lingkungan yang baik ialah bersifat menantang dan memacu siswa untuk
belajar, memberikan rasa ramah dan kepuasan dalam mencapai tujuan. Dengan mengkaji
konsep dasar pengelolaan kelas, mempelajari berbagai pendekatan pengelolaan kelas dan
mencobanya dalam berbagai situasi kemudian dianalisis, diharapkan agar guru akan dapat
mengelola proses belajar mengajar secara lebih baik.
Pengelolaan kelas lebih lanjut, bukan hanya mencangkup kemampuan guru
menciptakan dan mengendalikan keadaan kelas yang tertib, aman dan tenang, melainkan
mencangkup pula kegiatan perencanaan pengadministrasian, pengaturan,
penataan,
pelaksanan, dan pengawasan terhadap seluruh kelas yang terdapat seluruh kelas yang terdapat
dalam lingkungan lembaga pendidikan baik dari segi kualitas maupun kuantitas,
penggunaannya dan lain sebagainya. Meskipun pengelolaan kelas berkedudukan penting
seperti dijelaskan di atas, namun banyak aspek pengelolaan kelas yang diabaikan guru.
Sehingga hal itu mempunyai efek negatif terhadap proses belajar siswa baik dari segi
menurutnya motivasi belajar, menurunnya kedisplinan murid, serta hal-hal yang tidak
diharapkan.
Dengan demikian, dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya memiliki
pengetahuan untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut untuk memiliki
kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam
artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas
yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata management. Terbawa oleh dasarnya
penambahan kata ke dalam Bahasa Indonesia, istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan,
istilah Inggris tersebut lalu di Indonesiakan menjadi manajemen atau menejemen”.
Menurut Winarno Hamiseno, yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto bahwa pengelolaan
adalah substantifa dari mengelola. Sedangkan mengelola berarti suatu tindakan yang dimulai
dari penyusunan data, merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan sampai dengan
pengawasan dan penilaian. Sementara itu, Suharsimi menyebutkan bahwa kelas berarti
sekelompok siswa dalam waktu yang sama menerima pengajaran dari guru yang sama.
Pengelolaan kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi
belajar yang optimal, dan mengendalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajar
mengajar. Dengan kata lain, ialah kegiatan-kegiatan untuk menciptakan dan mempertahankan
Pengelolaan kelas menurut Ahmad Rohani adalah Menujuk kepada kegiatan-kegiatan yang
menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar
(pembinaan, penghentian tigkah laku peserta didik yang menyelewengkan perhatian kelas,
pemberian ganjaran bagi ketetapan waktu penyelesaian tugas, dan sebagainya).
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan
belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga
dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas merupakan suatu proses seleksi tindakan yang dilakukan guru dalam
fungsinya sebagai penanggung jawab kelas dan seleksi pengggunaan alat-alat belajar yang
tepat sesuai masalah yang ada dan karakteristik kelas yang dihadapi
Menurut Sri Esti Wuryani Djiwandono, bahwa pengelolaan kelas adalah suatu rangkaian
tingkah laku yang kompleks, di mana guru dituntut untuk mengembangkan dan mengatur
kondisi kelas yang akan memungkinkan siswa mencapai tujuan belajar yang efisien
Indikator pengelolaan kelas yang baik adalah:
1. Kondisi belajar yang optimal, kondisi belajar yang nyaman, tenang, sejuk sehingga sangat
membantu perhatian siswa pada materi pelajaran.
2. Menunjukkan sikap tanggap, perilaku positif atau negatif yang muncul di dalam kelas harus
dapat disikapi dengan baik sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
3. Memusatkan perhatian kelompok, dengan memusatkan perhatian secara terus menerus
terhadap siswa dapat mempertahankan konsentrasi siswa disebabkan oleh ketidak pahaman
siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
4. Memberikan petunjuk dan tujuan yang jelas, sering terjadi kurangnya konsentrasi siswa
disebabkan oleh ketidak pahaman siswa terhadap arah dan sasaran yang akan dicapai.
5. Memberikan teguran dan penguatan, teguran diberikan untuk mengarahkan tingkah laku
siswa, dan penguat perlu dilakukan untuk memberikan respon positif dengan cara
memberikan pujian dan penghargaan.
Dengan demikian, pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan
dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar.
Kemudian dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang
melakukan berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar,
atau suatu kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran,
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang kreatif,
variatif, dan inovatif.
Tujuan Pengelolaan Kelas
Menurut Usman pengelolaan kelas mempunyai dua tujuan yaitu:
1. Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas belajar
untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik.
2. Tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat
belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta
membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan
Menurut Ahmad Sabri, bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar maupun sebagai
kelompok belajar yang memungkinkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
semaksimal mungkin.
2. Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya interaksi belajar
mengajar.
3. Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional, dan intelektual
siswa dalam kelas.
4. Membina dan membimbing sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, budaya serta sifatsifat individunya.
Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto berpendapat bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah
agar setiap anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efisien. Menurutnya, sebagai indikator dari sebuah kelas yang
tertib adalah apabila:
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu
akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anak akan
bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada
anak yang walaupun tahu dan dapat melaksanakan tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang
semangat dan mengulur waktu bekerja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan,
menciptakan, dan memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat
belajar dan bekerja dengan baik.
2.2 Kegiatan Manajemen Kelas
Kegiatan manajemen kelas (pengelolaan kelas) meliputi dua kegiatan yang secara garis besar
terdiri dari:
1. Pengaturan Orang (siswa)
Siswa adalah orang yang melakukan aktivitas dan kegiatan di kelas yang ditempatkan
sebagai objek dan arena perkembangan ilmu pengetahuan dan kesadaran manusia, maka
siswa bergerak kemudian menduduki fungsi sebagai subjektif. Artinya siswa bukan barang
atau objek yang hanya dikenai akan tetapi juga merupakan objek yang memiliki potensi dan
pilihan untuk bergerak. Pergerakan yang terjadi dalam konteks pencapaian tujuan tidak
sembarang, artinya dalam hal ini fungsi guru tetap memiliki proporsi yang benar untuk dapat
membimbing, mengarahkan dan memandu setiap aktivitas yang harus dilakukan siswa. Oleh
karena itu pengaturan orang atau siswa adalah bagaimana mengatur dan menempatkan siswa
dalam kelas sesuai dengan potensi intelektual dan perkembangan emosionalnya. Siswa
diberikan kesempatan untuk memperoleh posisi dalam belajar yang sesuai dengan minat dan
keinginannya.
2. Pengaturan Fasilitas
Aktivitas dalam kelas baik guru maupun siswa dalam kelas kelangsungannya akan
banyak dipengaruhi oleh kondisi dan situasi fisik lingkungan kelas. Oleh karena itu
lingkungan fisik kelas berupa sasaran dan prasarana kelas harus dapat memenuhi dan
mendukung interaksi yang terjadi, sehingga harmonisasi kehidupan kelas dapat berlangsung
dengan baik dari permulaan masa kegiatan belajar mengajar sampai akhir - akhir masa belajar
mengajar.
Pengaturan fasilitas juga terkandung didalamnya dalam pengelolaan ruang kelas
secara efektif yang maksudnya adalah ruang kelas yang berlangsung secara lancer, dengan
sedikit
sekali
kebingungan
dan
keterhambatan,
dan
memaksimalkan
kesempatan
pembelajaran siswa. Tidak mungkin seorang guru untuk menyelenggarakan pembelajaran,
atau bagi para siswa untuk bekerja secara produktif jika mereka tidak memiliki panduan
tentang bagaiamana mereka berperilaku, kapan dan bagaimana bergerak disekitar ruangan,
dimana harus duduk, kapan mereka boleh dan tidak boleh menginterupsi guru, dan jumlah
keberisikan yang bisa diterima.
Ada beberapa kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang guru dalam manajemen kelas :
1. Mengecek Kehadiran Siswa
Siswa dilihat dari keberadaannya satu persatu terutama diarahkan untuk melihat kesiapannya
dalam mengikuti proses belajar mengajar, kesiapan secara fisik terutama mental karena
dengan perhatian dari awal akan memberikan dorongan kepada mereka untuk dapat
mengikuti kegiatan dalam kelas dengan baik.
2. Mengumpulkan, memeriksa dan menilai hasil pekerjaan siswa
Pekerjaan yang sudah diberikan hendaknya dengan cepat dikumpulkan dan diberikan
komentar singkat sehingga rasa penghargaan yang tinggi dapat memberikan motivasi atas
kerja yang sudah dilakukan.
3. Pendistribusian bahan dan alat
Jika ada alat atau bahan yang harus didistribusikan maka secara adil dan proporsional setiap
siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan praktik atau menggunakan alat dan bahan
dalam proses belajarnya
4. Mengumpulkan informasi dari siswa
Banyak informasi yang berguna bagi guru dan bagi siswa itu sendiri yang dapat diperoleh
dari siswa baik yang berupa informasi tentang pribadi siswa maupun berkaitan dengan
pekerjaan-pekerjaan siswa yang harus dan sudah dikerjakan.
5. Mencatat data
Data-data siswa baik secara perorangan maupun kelompok yang menyangkut individu
maupun pekerjaan sangat penting untuk dicatat karena akan mendukung guru dalam
memberikan evaluasi akhir terhadap pencapaian hasil pekerjaan siswa.
6. Pemeliharaan arsip
Arsip-arsip tentang kegiatan dalam kelas disimpan dan ditata dengan rapih dan dipelihara
sebagai tanggungjawab bersama sehingga dapat memberikan informasi baik bagi guru
maupun bagi siswa.
7. Menyampaikan materi pelajaran
Tugas utama seorang guru adalah memberikan informasi bahan belajar yang harus dilakukan
siswa dengan teratur dan dapat menggunakan berbagai media dan informasi yang ada di
dalam kelas.
8. Memberikan tugas atau PR
Penugasan adalah proses meberikan tanggungjawab kepada siswa untuk melakukan kegiatan
secara mandiri dan dapat mengevaluasi kemampuan secara sendiri.
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Kelas
Berhasilnya manajemen kelas dalam memberikan dukungan terhadap pencapaian tujuan
pembelajaran yang akan dicapai, banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor
tersebut melekat pada kondisi fisik kelas dan pendukungnya, juga dipengaruhi oleh faktor
non fisik (sosio-emosional) yang melekat pada guru. Untuk mewujudkan pengelolaan kelas
yang baik, ada beberapa faktor yang mempengaruhinya, antara lain:
1) Kondisi Fisik
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil
pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatnya intensitas belajar dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pengajaran. Kondisi fisik yang dimaksudkan meliputi:
a) Ruangan tempat berlangsungnya proses belajar mengajar
b) Pengaturan tempat duduk
c) Ventilasi dan pengaturan cahaya
d) Pengaturan penyimpanan barang-barang
Perlengakapan sekolah juga menjadi faktor didalam manajamen kelas, secara garis besar,
ada dua jenis perlengakapan disekolah , yaitu sarana dan prasarana sekolah. Sarana sekolah
adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung digunakan dalam
proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana sekolah adalah semua kelengkapan dasar
yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Dengan
sarana dan prasarana yang lengkap akan sangat menunjang dalam keerhasilan proses belajar
mengajar di dalam kelas.
2) Kondisi Sosio-Emosional
Kondisi sosio-emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar
terhadap proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan
pengajaran. Kondisi sosio-emosional itu meliputi:
a)
Tipe Kepimimpinan
b)
Sikap guru
c)
Suara guru
d)
Pembinaan Hubungan baik
Yang memiliki peran penting dalam keberhasilan proses belajar mengajar adalah
seorang guru, bagaimana seorang guru mampu mengendalikan sosio-emosionalnya dengan
baik. Dikarenakan seorang guru adalah sebagai demonstrator, guru sebagai pengolah kelas,
guru sebagai motivator dan fasilitator, guru juga sebagai evaluator.
3) Kondisi Organisasional
Kegiatan rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat
sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin diatur secara
jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa secara terbuka sehingga jelas pula bagi
mereka, akan menyebabkan tertanamnya pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik, kegiatan
rutinitas tersebut antara lain :
a)
Pargantian Pengajaran
b)
Guru berhalangan hadir
c)
Masalah antar siswa
d)
Upacara bendera
e)
Kegiatan lain
4) Faktor Situasi
Yang dimaksud situasi disini adalah suasana belajar. Termasuk dalam pengertian ini
adalah suasana yang berkaitan dengan peserta didik, seperti; kelelahan dan semangat belajar.
Juga keadaan cuaca, keadaan guru, keadaan kelas-kelas pengajaran yang berdekatan yang
mungkin mengganggu atau terganggi karena penggunaan suatu metode.
Didalam faktor situasi, iklim kelas juga sangat berpengaruh yang mana iklim kelas
dipahami sebagai segala sesuatu yang muncul akibat hubungan antara guru dan peserta didik
atau hubungan antar peserta didik yang menjadi ciri khusus dari kelas dan mempengaruhi
proses belajar mengajar. Situasi disini dapat dirinci menjadi beberapa skala yang
dikemukakan beberapa ahli dengan istilah kekompakan, kepuasan, kecepatan, formalitas,
kesulitan, dan demokrasi.
BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan
Dalam proses belajar-mengajar, seorang guru tidak hanya dituntut memiliki pengetahuan
untuk diberikan kepada murid-muridnya. Tetapi guru dituntut juga untuk memiliki
kemampuan untuk memanage atau mengelola kelas baik secara fisik maupun kelas dalam
artian siswa di kelas, ketika guru dapat mengelola kelas, maka akan tercipta suasana kelas
yang kondusif sehingga mendukung kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien.
Pengelolaan kelas adalah merupakan kegiatan yang berupaya menciptakan dan
mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar mengajar. Kemudian
dalam pengelolaan kelas ini termasuk pula menertibkan peserta didik yang melakukan
berbagai kegiatan yang tidak ada hubungnya dengan kegiatan belajar mengajar, atau suatu
kegiatan yang mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
Dengan adanya pengelolaan kelas maka dapat meningkatkan kegiatan pembelajaran,
meningkatkan prestasi siswa dalam belajar, menerapkan pendekatan belajar yang kreatif,
variatif, dan inovatif. Tujuan pengelolaan kelas adalah menyediakan, menciptakan, dan
memelihara kondisi yang optimal di dalam kelas sehingga siswa dapat belajar dan bekerja
dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto,
Suharsimi.
1986. Pengelolaan
Kelas
dan
Siswa
Sebuah
Pendekatan
Evaluatif. Jakarta: Rajawali.
Bintangbangsaku. Standar
Proses
–
Permendiknas
No.
41
Tahun
2007 (online), http://www.bintangbangsaku.com/artikel/standar-proses-permendiknas-no-41tahun-2007. Diakses pada tanggal 20 Februari 2015.
Daradjat, Zakiah. 1999. Metodologi Pengajaran Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara.
Diana Widyarani. 2011. Pengaruh Pengelolaan Kelas Terhadap Pembelajaran Efektif Pada
Mata Pelajaran IPS di SMP Al-Mubarak Pondok Aren Tanggerang Selatan. Skripsi tidak
diterbitkan. Jakarta: Program Sarjana UIN Syarif Hidayatullah.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2005. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Djiwandono, Sri Esti Wuryani. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Gramedia.
Download