Uploaded by User47613

2.2

advertisement
Fisiologi pankreas
Pankreas merupakan organ eksokrin dan organ endokrin sehingga memiliki 2fungsi utama,
yaitu:1. Pankreas Sebagai Organ EksokrinKetika makanan mulai keluar dari lambung menuju ke
usus halus pertama atauduodenum, duodenum akan menghasilkan hormon kolesistokinin yang
akanmerangsang pankreas untuk mengeluarkan enzim
enzimnya (getah pankreas) melaluiduktus pankreatikus. Getah pankreas atau enzim-enzim
pencernaan tadi dihasilkanoleh asini yang merupakan kumpulan sel pankreas. Beberapa
kandungan getah pankreas antara lain:
NaCHO3
adalah adalah cairan yang berfungsi memberikan suasana basa padamakanan yang masuk ke
duodenum, karena makanan yang berasal darilambung bersifat asam akibat pengaruh asam
lambung. Apabila makanan initerus bersifat asam saat melewati usus maka dapat melukai
dinding usus.
Selain itu suasana asam juga dapat menyebabkan enzim lain dari getah pankreas tidak aktif
Lipase Pankreas
merupakan enzim yang berfungsi untuk memecah lemakmenjadi asam lemak+gliserol. Selain
berperan dalam pencernaan lemak,lipase juga dapat mengatur simpanan lemak agar tidak terlalu
berlebihandalam tubuh.
Tripsinogen
merupakan komponen proteinase (pemecah) protein yang belumaktif. Ketika aktif, dia akan
berubah menjadi enzim tripsin dan berfungsiuntuk memecah pepton menjadi beberapa asam
amino
Amilase Pankreas
adalah enzim yang berfungsi mengubah amilum yangmerupakan poliksarida menjadi
monosakarida (zat gula paling sederhana). Halini dilakukan karena tubuh hanya bisa menyerap
gula dalam bentukmonosakarida.
Enzim Karbohidrase Pankreas
merupakan enzim yang berfungsi untukmemecah gula dalam makanan. Berbagai enzim ini
berfungsi memecahdisakarida menjadi 2 monosakarida (bentuk gula paling sederhana). Hal
inidilakukan karena tubuh hanya bisa menyerap gula dalam bentukmonosakarida. Contoh enzim
karbohidrase pankreas adalah maltase, laktase,sukrase, dll.
Fatty liver
“fatty liver” adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menunjukkan kondisi ketika terdapat
penumpukan lemak yang berlebihan pada hati. Kondisi tersebut membuat organ hati menjadi sulit
bekerja. Penyakit perlemakan hati biasanya terjadi akibat konsumsi minuman beralkohol secara
berlebihan. Namun, kamu juga bisa terkena penyakit ini bahkan bila kamu tidak minum banyak
alkohol.
Faktor Risiko Penyakit Perlemakan Hati
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang mengidap penyakit perlemakan hati, antara
lain:

Konsumsi alkohol yang berlebihan.

Obesitas.

Hiperlipidemia (tinggi kolesterol dan terutama trigliserida).

Diabetes.

Memiliki riwayat penyakit perlemakan hati di keluarga.

Malnutrisi.

Sindrom metabolik.

Tidak berolahraga.

Konsumsi obat-obatan melebihi dosis yang dianjurkan (seperti konsumsi obat penurun
panas berlebihan)
Penyebab Penyakit Perlemakan Hati
Penyakit perlemakan hati seringkali dikaitkan sebagai akibat dari konsumsi alkohol yang
berlebihan (alcoholic fatty liver). Meski begitu, penyakit ini juga dapat muncul pada orang yang
tidak mengonsumsi alkohol (non-alcoholic fatty liver disease atau NAFLD).
Gejala Penyakit Perlemakan Hati
Dalam banyak kasus, penyakit perlemakan hati tidak menimbulkan gejala yang signifikan. Namun,
pengidap mungkin akan merasa kelelahan dan rasa tidak nyaman di sisi kanan atas perut. Namun,
penelitian menunjukkan bahwa 20 persen dari pengidap penyakit ini mengalami gejala yang lebih
buruk. Pengidap akan menunjukkan gejala sebagai berikut:

Kehilangan nafsu makan.

Penurunan berat badan.

Nyeri perut.

Lemas.

Kelemahan fisik.

Nyeri kepala.
Ketika penyakit perlemakan hati sudah berprogres lebih jauh dan mengarah pada penyakit sirosis
hati, maka gejala lain akan muncul, meliputi:

Pembesaran perut yang berisi cairan.

Kuning pada tubuh (kulit dan mata).

Perdarahan abnormal, misalnya muntah darah.
Diagnosis Penyakit Perlemakan Hati
Untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati, dokter akan melakukan wawancara medis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang. Pada wawancara medis, dokter akan menggali
riwayat keluhan pasien, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, serta riwayat sosial
dan kebiasaan, seperti ada atau tidaknya kebiasaan dalam mengonsumsi alkohol dalam jumlah
berlebihan. Informasi tersebut berguna untuk mencari tahu faktor risiko dan keterkaitan keluhan
terhadap penyakit yang diidap pasien. Sedangkan pembesaran pada hati dapat diketahui melalui
pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang yang sering digunakan untuk mendiagnosis penyakit perlemakan hati
adalah pemeriksaan laboratorium darah untuk mengukur ada atau tidaknya peningkatan enzim
serta fungsi hati. Selain itu, pemeriksaan pencitraan, seperti USG, CT Scan, maupun MRI juga
sering dilakukan untuk memberikan gambaran ada atau tidak perlemakan pada hati yang abnormal.
Namun, pemeriksaan pencitraan ini tidak dapat mendeteksi tingkat kerusakan sel-sel hati yang
telah terjadi.
Pemeriksaan penunjang terbaik adalah dengan biopsi hati. Melalui biopsi, dokter dapat melihat
dan mengukur progresivitas dari penyakit dan mengetahui sejauh mana kerusakan pada sel-sel hati
yang sudah terjadi.
Komplikasi Penyakit Perlemakan Hati
Komplikasi utama perlemakan hati adalah sirosis atau jaringan parut hati. Ketika hati mencoba
untuk menghentikan peradangan yang terjadi, ia akan menghasilkan area bekas luka. Ketika
peradangan menyebar dan begitu juga dengan bekas luka, hati akhirnya tidak bisa melakukan
fungsinya dengan baik lagi. Kondisi ini akan menyebabkan:

Penumpukan cairan di perut.

Pembengkakan pembuluh darah di kerongkongan yang bisa pecah dan berdarah.

Kebingungan dan rasa kantuk.

Kanker hati.

Gagal hati.
Pengobatan Penyakit Perlemakan Hati
Sampai saat ini, penanganan pertama pada penyakit perlemakan hati ini berupa kombinasi dari
gaya hidup dan mengurangi faktor risiko. Berikut beberapa cara yang bisa dilakukan untuk
mengatasi perlemakkan hati:

Membatasi atau menghindari minuman beralkohol.

Menjaga kadar kolesterol dalam darah.

Mengurangi asupan gula dan lemak.

Menurunkan berat badan.

Mengontrol kadar gula dalam darah.

Berolahraga secara teratur dan meningkatkan aktivitas fisik.
Sementara penanganan dengan menggunakan obat-obatan sampai saat ini masih dalam penelitian.
Pencegahan Penyakit Perlemakan Hati
Menjaga dan melindungi kesehatan organ hati merupakan hal terbaik dalam upaya pencegahan
penyakit perlemakan hati dan komplikasinya. Cara mencegah perlemakan hati yang dapat
dilakukan, antara lain:

Membatasi konsumsi alkohol atau tidak mengonsumsi alkohol sama sekali.

Konsumsi makanan yang sebat dengan diet seimbang.

Mengontrol diabetes khusus untuk pengidap diabetes.

Berolahraga minimal 30 menit setiap hari.
Download