HISTAMIN DAN ANTIHISTAMIN FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN KELOMPOK 5 1. JAJANG NURJAMAN 2. KHAIRUL YUDA PRATAMA 3. LINA ROSMIATI 4. LUSI SUSILAWATI DEWI 5. M FARIS Present by Farmasi 2B HISTAMIN Histamin adalah zat kimia yang terdapat secara alami dalam jaringan tubuh yang dengan dosis kecil dan memiliki kerja yang nyata dan bergam pada otot, kapiler darah serta sekersi lambung. Histamin berperan terhadap berbagai proses fisiologis yaitu mediator kimia yang dikeluarkan pada alergi seperti asma, urtikaria dan anfilaksis. Histamin dibentuk oleh histidin dengan bantuaan enzim histidine decarboxylase ( HDC), selanjutnya histamin yang terbentuk akan diinaktivasi dan disimpan dalam granul mast cell dan basofil ( sel darah putih ). Pelepasan Histamin 1. Antigen – Mediated Histamin Release Proses ini dimulai dari adanya alergen / antigen yang ditangkap oleh makrofag. 2. Non – Antigen – Mediated Histamin Release Selain dilepaskan karena adanya respon imunologis histamine juga dapat dilepaskan karena obat, racun, atau senyawa lain yang dapat mengganggu bahkan merusak dinding sel dan memancing pelepasan histamin atau bisa juga diakibatkan suhu /rangsangan mekanis lain. Fungsi Histamin Sebagai neurotransmiter Kontrol neuroendokrin Regulasi kardiovaskuler Pengatur suhu Berperan pada sekresi asam lambung Berperan dalam reaksi alegi / anafilaksis ANTIHISTAMIN Alergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang diangap asing oleh tubuh. Proses terbentuknya alergi: Alergen masuk ke dalam tubuh membuat antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE) terikat pada sel mast terutama pada tempattempat yang sering kontak dengan lingkungan seperti selaput lendir hidung, saluran nafas/bronkus, kulit, mata, mukosa usus, dll.”. memicu pelepasan histamin reaksi tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas (pada penderita asma), batuk, dll., bahkan sampai pada reaksi yang terberat yaitu hilangnya kesadaran yang disebut syok anafilaksis Pengobatan Alergi Antihistamin adalah obat yang mempunyai efek melawan histamin dengan cara menghambat reseptor histamin khususnya reseptor H1. Antihistamin pada umumnya tidak dapat mencegah produksi histamin. Reaksi Hipersensitifitas Reaksi hipersensitivitas adalah aktivasi berlebihan oleh antigen atau gangguan mekanisme pertahanan tubuh baik humoral maupun selular tergantung pada aktivasi sel B dan sel T, akan menimbulkan suatu keadaan imunopatologik. Menurut Gell dan Coombs reaksi hipersensitifitas ada 5 tipe, yaitu: 1. Tipe I hipersensitif anafilaktik 2. Tipe II hipersensitif sitotoksik yang bergantung antibody. 3. Tipe III hipersensitif yang diperani kompleks imun. 4. Tipe IV hipersensitif cell-mediated (hipersensitif tipe lambat). 5. Tipe V atau stimulatory hipersensitivity. Penggolongan Antihistamin Berdasarkan hambatan pada reseptor yang khas antihistamin dibagi menjadi 5 kelompok yaitu: 1. Antagonis H-1, terutama digunakan untuk pengobatan pengobatan gejala-gejala akibat reaksi alergi. Mekanisme Kerja: Mengantagonir histamine dengan jalan memblok reseptor H-1 diotot licin dari dinding pembuluh, bronchi dan saluran cerna, kandung kemih dan rahim. Penggolongan dari antagonis H-1 dibagi kedalam 2 kelompok atas dasar kerjanya terhadap SSP, yakni: a. Obat generasi ke-1 : prometazin, oksomemazin, tripelennamin, klorfeniramin. Difenhidramin, klemastin (tavegil), siproheptadin (periactin), azelastin (allergodil), sinarizin, meklozin, hidroksizin, ketotifen (Zediten) dan oksatomida (Tinset). b. Obat generasi ke-2 : astemizol, terfenadin, fexofenadine, akrivastin (semprex), setirizin, loratidin, levokabastin (livocab) dan emesdastin (emadin). 2. Antagonis H-2, Senyawa ini banyak digunakan pada terapi tukak lambung usus guna mengurangi sekresi HCl dan pepsin, juga sebagai zat pelindung tambahan pada terapi dengan kortikosteroida. Contoh obat simetidin, ranitidine, famotidine, nizatidin dan roksatidin yang merupakan senyawa-senyawa heterosiklik dari histamine. 3. Antagonis H-3, masih dalam penelitian lebih lanjut dan kemungkinan berguna dalam pengaturan kardiovaskuler, pengobatan alergi dan kelainan mental. 4. Antagonis Reseptor Histamin H4, Contohnya adalah obat antidepresan trisiklik dan antipsikotik. Senyawa-senyawa lain seperti cromoglicate dan nedocromil, mampu mencegah penglepasan histamin dengan cara menstabilkan sel mast, sehingga mencegah degranulasinya. 5. Obat lain dengan khasiat mirip dengan antihistamin, Golongan antihistamin generasi baru yaitu setirizin, akrivastin, astemizol, levokobastin, loratadin, akrivastin, astemizol, levokobastin dan terfenadin. Menurut struktur kimianya antihistamin dapat dibagi dalam beberapa kelompok, sebagai berikut: 1. Derivat Etanolamin (X = O) a. Difenhidramin : Benadryl b. Kiemastin: Tavegyl (Sandos) 2. Derivat Etilendiamin (X=N), Obat-obat dari kelompok ini umumnya memiliki data sedative yang lebih ringan. a. Antazolin : fenazolin, antistin (Ciba) b. Tripelenamin (Tripel, Corsa-Azaron, Organon) c. Mepirin (Piranisamin) d. Klemizol ( Allercur, Schering) 3. Derivat Propilamin (X=C) a. Feniramin : Avil (Hoechst), turunannya: Klorfenamin (Klorfeniramin. Dl-, Methyrit, SKF), Bromfeniramin (komb.Ilvico, Merck), dll. b. Tripolidin : Pro-Actidil. 4. Derivat Piperazin a. Siklizin : Marzine, turunannya: Meklozin (Meklizin, Postafene/Suprimal®), Buklizin (longifene, Syntex), dll. b. Sinarizin : Sturegon (J&J), Cinnipirine(KF) 5. Derivat Fenotiazin Mekanisme Kerja dan Farmakokinetik Antihistamin Secara Umum Mekanisme Kerja: Antihistamin bekerja dengan cara kompetisi dengan histamine untuk suatu reseptor yang spesifik pada permukaan sel. Farmakokinetik: Absorbsi AH1 berjalan sangat cepat setelah pemberian secara oral menyebabkan efek sistemik dalam waktu kurang dari 30 menit. Hepar merupakan tempat metabolism utama (70-90%), dengan sedikit obat yang dieksresi dalam urin dalam bentuk yang tidak berubah. Penggunaan Klinis Antihistamin 1. Rintis alergik musiman dan rhinitis alergik perennial. 2. Urtikaria akut 3. Reaksi anafilaksis akut 4. Asma yang bersifat alergi 5. Sengatan serangga khususnya tawon dan lebah 6. Stimulasi nafsu makan 7. Penyakit Parkinson berdasarkan daya antikolinergisnya 8. Mabuk jalan dan Pusing (vertigo) 9. Shock anafilaksis KESIMPULAN 1. Histamin adalah zat kimia yang terdapat secara alami dalam jaringan tubuh yang dengan dosis kecil dan memiliki kerja yang nyata dan beragam pada otot, kapiler darah serta sekresi lambung. Reseptor histamin dalam tubuh ada H1, H2, dan H3. H1 dalam sel-sel otot brankhial, H2 di dalam sel lambung yang mengekskresikan asam lambung. 2. Antihistamin adalah obat yang mempunyai efek melawan histamin dengan cara menghambat reseptor histamin khususnya reseptor H1. 3. Penggolongan antihistamin berdasarkan hambatan reseptor yang khas ada 3 dan berdasarkan struktur kimianya ada 5. TERIMA KASIH ATAS PERHATIANNYA SEMOGA BERMANFAAT UNTUK KITA SEMUA AMIN…..