Antihistamine:
Pharmacology Perpective
I Made Jawi
Dep. Farmakologi FK UNUD
Pendahuluan
• HISTAMIN
• RESEPTOR HISTAMIN
• FARMAKOLOGI ANTIHISTAMIN
HISTAMIN dan FUNGSINYA
• Histamin Ada pada hampir semua jaringan dan sel dengan kadar
rendah, Mast seldan basophil kadarnya tinggi
•
Histamine merupakan neuromediator pada otak.
Diperkirakan ada 64 000 neuron yang memproduksi histamin (
histaminergic neuron)
•
Stimulasi
H1-receptors dalam otak meliputi cerebrum,
cerebellum, posterior pituitary and spinal meningkatkan
kewaspadaan ( arousal ), sleep/wake cycle, learning and memory,
mengatur keseimbangan cairan, napsu makan, suhu tubuh,
kardiovaskuler, mengatur hormone serta pelepasan endorpin.
• Peran histamin lain hematopoiesis, proliferasi sel,
diferensiasi sel, regenerasi dan penyembuhan luka,
perkembangan embrio. Histamin juga memiliki efek
antikonvulsi
Efek Farmakologis Histamin
RESEPTOR HISTAMIN(H1,H2,H3,H4)
H1- antihistamin, bertindak sebagai inverse agonis bukan antagonis
reseptor histamin H1 (G-protein couple reseptor).
Antihistamin Generasi 1
H 1- antihistamin menembus ke dalam otak sehingga menyebabkan
sedasi, mengantuk, kelelahan dan gangguan konsentrasi dan ingatan
karena selektivitas reseptor buruk dan sering berinteraksi dengan
reseptor biologik amina lainnya yang menyebabkan efek
antimuskarinik, anti-adrenergik, dan antiserotonin. yang menyebabkan
efek merugikan pada proses belajar pada anak-anak.
Pada orang dewasa menurunnya kemampuan bekerja dan mengemudi.
Antihamine generasi 2 (1980)yang lebih baru lebih aman, tidak menembus BBB,
efek sedasi kurang dan lebih berkhasiat. Tiga obat yang banyak digunakan
untuk meringankan gejala pada urtikaria, desloratadine, levocetirizine dan
fexofenadine. levocetirizine dapat menyebabkan somnolen pada individu yang
rentan, sedangkan fexofenadine memiliki durasi aksi yang relatif singkat dan
mungkin perlu diberikan dua kali sehari untuk semua perlindungan harian
putaran. Meskipun desloratadine kurang manjur, namun memiliki kelebihan
jarang menyebabkan rasa somnolen dan memiliki durasi aksi yang lama.
Antihistamin generasi ketiga (1990) Yang termasuk antihistamin generasi
ketiga yaitu feksofenadin, norastemizole dan deskarboetoksi loratadin (DCL),
ketiganya adalah merupakan metabolit antihistamin generasi kedua. Tujuan
mengembangkan antihistamin generasi ketiga adalah untuk menyederhanakan
farmakokinetik dan metabolismenya, serta menghindari efek samping yang
berkaitan dengan obat sebelumnya
Sebagai prototipe golongan ini
Aktivitas antikolinergik signifikan (dapat memperbesar
pemblokan H1 pd sekresi eksokrin)
ESO : kantuk
kemampuan penetrasi ke sawar darah otak
& menduduki reseptor H1 sentral
Efek terapetik
Difenhidramin Hidroklorida, USP (Benadryl)
Efek :
- Antihistamin
- Antiemetik
- Antitusif
- Sedatif
Penggunaan :
Antihistamin: urtikaria, rinitis musiman (hay fever), dermatosis
Antispasmodik
Efek samping : kantuk, penggunaan bersama dg minuman
beralkohol & depresan SSP harus dihindari
Dosis
• Dosis lazim dewasa oral: 25–50 mg; I.M/ I.V : 10–50 mg
• Bentuk Sediaan : kapsul, eliksir, sirup, tablet, injeksi
Dimenhidrinat, USP (Dramamine)
Penggunaan :
Mual mabuk perjalanan
½ jam sebelum perjalanan
Hiperemesis gravidarum (mual kehamilan)
Dosis lazim :
Dosis dewasa
oral: 50–100 mg/ 4 jam; I.M/ I.V : 50 mg/
4 jam; rektal : 100 mg q.d / b.i.d
Bentuk Sediaan : eliksir, sirup, tablet, injeksi, supositoria
Ciri :
(sebagai prototipe)
N (X) : atom penghubung
Rantai 2 atom C : penghubung gugus diaril inti dengan
gugus amino tersier
Antagonis H1 yg sangat efektif
Depresan SSP & efek samping GI yang relatif tinggi
ESO : kantuk
Bentuk garam
(N-amino terminal)
{toksik, potensi <<}
Mempunyai daya anestesi lokal : ≠ dikunyah, diminum bersama makan
Ciri :
X : gugus CHN
Gugus piperazin
Mrp antihistamin berpotensi sedang, kantuk <<
Golongan obat ini : awal kerja lambat & durasi kerja lama
Menunjukkan aktivitas antimuskarinik periferal & sentral
Antiemetik & antivertigo
Penggunaan: antiemetik & antimual (antinausea)
Obat profilaksis & mabuk
perjalanan
Garam laktatnya : injeksi I.M
Dosis lazim: oral 50 mg/4-6 jam
I.M : 50 mg/4-6 jam
Penggunaan
• Urtikaria
• Hay fever
• Alergi lainnya
• Feniramin : gugus fenil, gugus 2-piridil aril & gugus
dimetilamino terminal
• Mrpk antihistamin H1 paling aktif, efek sedasi <<
• Memiliki sedikit kerja antiemetik
• Aktivitas antikolinergik signifikan (< aminoalkil eter)
Enantiomer dextro
• Waktu paruh : 12–15 jam
• Dosis lazim
oral : 4 mg/4-6 jam
Lepas lambat: 8-12 mg/8-12 jam
I.M, I.V/S.K : 5-40 mg
ESO : kantuk
Penggunaan bersama minuman
beralkohol & depressan SSP
harus dihindari
(1) Metdilazin, USP
• Digunakan sebagai tablet kunyah
(kelarutan dlm air rendah)
• Terjadi anestesi lokal, jika tablet
dikunyah & tidak segera ditelan
(2) Prometazin HCl
• Kerja: antihistamin, antiemetik, antikolinergik & sedatif yg poten
• Signifikan: memperkuat kerja obat analgesik & sedatif
• Dosis lazim, Oral : 12,5 mg/4-6 jam atau 35 mg q.d.d
I.M/ I.V : 12,5-25 mg/4-6 jam
• Bentuk sediaan : sirup, tablet, injeksi, suppositoria
Analog Fenotiazin
Vinil isosterik
• Antihistamin Agen antipruritik
• Antiserotonin: nafsu makan
• ESO: sedasi, hilang
setelah 3-4 hari pengobatan
• Antihistamin lama yg poten
• Aktivitas : antiserotonin
• Potensi : 3 x CTM
• Dosis lazim, oral: 1-2 mg b.i.d
≠ efek sedasi pd dosis tx
penetrasi SSP buruk & afinitas
thd reseptor histamin pusat, kolinergik & adrenergik rendah
Pertama di Amerika
Antagonis H1 kerja lama (> 12 jam) selektif
krn disosiasi
lambat pd reseptornya.
Sedikit afinitas thd reseptor muskarinik, serotonik /
adrenergik (gugus difenilmetilpiperidin).
Interaksi : antifungi imidazol (ketokonazol, itrakonazol,
flukonazol) & AB makrolida (Eritromisin, Klaritromisin)
Menghambat metabolisme: kadar obat
proaritmia
Metabolit oksidatif
primer terfenadin
Blocker reseptor H1 selektif (antihistamin ≈ terfenadin)
Efek antikolinergik ≠ signifikan.
Interaksi : ≠ abnormalitas ritme jantung
Hanya 5 % dari total dosis yg dimetabolisme
diekskresi dalam empedu & urin
T ½ 14 jam
Dosis lazim, Oral : 60 mg b.i.d
sisanya
Loratadin
Cetirizine
Sangat poten (>> terfenadin)
Kelebihan : dosis 1 x sehari,
Antagonis H1 periferal
selektif.
Aktivitas serotonergik >>
Efek SSP/otonom <<
T ½ 8–15 jam
Dosis lazim : oral, 10–40
mg sehari
onzet cepat (20–60 menit), efek
SSP << & efek aritmia jantung <
(bersama antifungi imidazol & AB
makrolida).
ESO : sifat tidur ≈ dosis, lelah,
mulut kering, faringitis, pusing, px
insufisiensi ginjal (eliminasi lewat
ginjal).
Makanan memperlambat laju
absorpsinya
Dosis, Oral : 5-10 mg q.d
HISTAMIN ADA DL JARINGAN
DAN SSP
KADAR BERLEBIHAN PERLU DIBLOK
RESEPTOR H1,H2,H3,H4
RESEPTOR HISTAMIN
FARMAKOLOGI ANTIHISTAMIN H1 GENERASI 1,2,3
GEN 1 ADA 6 GOLONGAN MENEMBUS BBB, KURANG SELEKTIF
GEN 2 DAN 3 TIDAK MENEMBUS BBB, LEBIH SELEKTIF H1