I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jenis-jenis tertentu komoditas perikanan terutama yang berasal dari laut memiliki potensi kadar toksin seperti ciguatoksin, skombrotoksin dan tetrodotoksin. Dari beberapa kasus keracunan, skombrotoksin merupakan penyebab yang paling sering terjadi (Dwiyitno et al., 2004). Skombrotoksin merupakan toksin yang dihasilkan terutama oleh ikan-ikan famili scombroidae (Arisman, 2009). Toksin yang dihasilkan oleh ikan pada famili ini antaralain Cadavarine, Putrecine dan Histamin. Salah satu senyawa yang paling sering ditemui adalah histamin, suatu senyawa hasil perombakan asam amino histidin bebas (free amino acid). Keracunan yang disebabkan olah histamin atau yang disebut histamin fish poisoning (HFP) terjadi setelah mengkonsumsi ikan yang mengkonsumsi ikan yang mengandung histidin bebas. Histidin bebas ini merupakan prekusor histamin yang menyebabkan keracunan pada manusia jika dikonsumsi (Mangunwardoyo et al., 2007). Menurut Suliantri et al. (1994), histamin merupakan senyawa biogenik amin yang terbentuk karena adanya proses dekarboksilasi asam amino histidin yang terdapat dalam jaringan daging ikan. Terdapat dua jenis histidin dalam daging ikan yaitu histidin bebas dan histidin tidak bebas. Histamin hanya akan diubah dari histidin bebas, sedangkan histidin yang tidak bebas tidak dapat diubah menjadi histamin oleh bakteri penghasil enzim L-histidine decarboxylase. Histidin diubah menjadi histamin oleh enzim L-histidine dekarboksilase yang dihasilkan oleh bakteri-bakteri pembentuk histamin (Rawles et. al., 1996 cit. Dwiyitno et. al, 2004). Ikan-ikan famili scombroidae memiliki kadar daging merah yang lebih banyak dari jenis ikan lain, yang umumnya mengandung asam amino histidin bebas yang tinggi (Dwiyitno et al., 2004). Beberapa contoh ikan yang termasuk dalam golongan ikan scombroidae antara lain bandeng, tongkol, tuna, kembung dan mahi-mahi. 1 Enzim L-histidine decarboxylase yang mampu mengubah histidin menjadi histamin sebenarnya sudah terdapat dalam jaringan daging ikan namun aktifitas pengubahan menjadi histamin lebih rendah daripada aktifitas oleh bekteri (Kusmarwati & Indriati, 2008). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembentukan histamin oleh adanya kontaminasi bakteri pembentuk histamin tergolong tinggi dan mampu menyebabkan keracunan histamin karena kadar histamin melebihi batas yaitu 50-100 mg/100 gr (Subaryono et al., 2004). Sampai saat ini, telah banyak bahan-bahan yang telah teruji dapat menghambat pertumbuhan bakteri penghasil histamin atau menurunkan kadar histamin seperti ekstrak daun sirih yang mengandung senyawa kavikol (Indriarti & Kusmarwati, 2008), ekstrak biji picung yang mengandung phenol, flavonoid, alkaloid, tanin dan senyawa anionik (Kusmarwati & Indriarti, 2008), serta penggunaan arang pada pembuatan ikan pindang (Subaryono et al., 2004). Selain itu, proses pengolahan dan pengawetan juga dapat menurunkan potensi terbentuknya histamin yang tinggi. Penelitian yang dilakukan Wijaya (2012) dan Maduriana&Sudira (2009) menunjukkan bahwa Gracilaria sp. memiliki aktifitas antibakteri baik terhadap bakteri gram positif maupun negatif. Anti bakteri yang terdapat dalam Gracilaria sp. tergolong dalam senyawa fenol ( Shanmughapriyal et al., 2008; Punglisi et al., 2007). Diharapkan ekstrak Gracilaria sp. yang digunakan pada penelitian ini dapat menekan pertumbuhan bakteri pembentuk histamin sehingga secara tidak langsung akan menekan pengeluaran L-histidine decarboxylase yang dapat mengubah histidin menjadi histamin. B. Tujuan Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak Gracilaria sp. terhadap pertumbuhan Bakteri Pembentuk Histamin pada ikan Kembung (Rastrelliger sp) pada suhu ruang. Selain untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak Gracilaria sp. terhadap pertumbuhan bakteri pembentuk histamin, penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui 2 pengaruh penambahn ekstrak Gracilaria sp. terhadap nilai pH, Angka Lempeng Total dan kadar histamin ikan kembung. C. Manfaat Dengan adanya penelitian ini, diharapakan akan didapatkan informasi mengenai pengaruh pemberian ekstrak Gracilaria sp. pada ikan kembung untuk menekan pertumbuhan bakteri pembentuk histamin yang secara tidak langsung dapat mempengaruhi kadar histamin pada ikan kembung (Rastrelliger sp.) pada suhu ruang. 3