Uploaded by User47139

1 CEDERA OTAK RINGAN

advertisement
PANDUAN PRAKTIK KLINIS
BEDAH SARAF
CEDERA OTAK RINGAN
1.
2.
No.ICD-10
Pengertian
(Defenisi)
3.
Anamnesa
4.
Pemeriksaan
Fisik
S06.0
Cedera Otak Ringan adalah cedera otak yang diklasifikasikan
berdasarkan tingkat kesadaran yang diukur dengan
menggunakan skala GCS (Glasgow Coma Scale) 13-15 yang
diukur setelah 30 menit setelah trauma.
– Identitas pasien: Nama, Umur, Jenis kelamin, Suku,
Agama, Pekerjaan, Alamat
– Keluhan utama: nyeri kepala (PQRST), penurunan
kesadaran (13-14), kejang, vertigo
– Mekanisma trauma
– Waktu kejadian dan perjalanan trauma kepala
– Riwayat pernah pingsan > 15 menit atau sadar kembali
setelah trauma
– Amnesia retrograde atau antegrade
– Riwayat mabuk, alkohol, narkotika
– Penyakit penyerta : epilepsi, jantung, asma, riwayat
operasi kepala, hipertensi diabetes melitus dan
gangguan faal pembekuan darah
– Riwayat allergi obat.
Primary Survey
Pemeriksaan
Evaluasi
Perhatikan, catat,
dan
perbaiki
A. Airway
Patensi saluran
Obstruksi ?
napas ?
Suara tambahan ?
B. Breathing
Apakah oksigenasi Laju dan dalam
Efektif…. ?
gerakan dada
Patensi udara
masuk
Sianosis
C. Circulation
Apakah perfusi
Laju dan volume
Adekuat …..?
kuat angkat
Warna kulit
Capilarry return
Perdarahan aktif
Tekanan darah
Produksi urine 1
jam pertama
D. Disability
Apakah ada
Tingkat kesadaran
( status neurologis kecacatan atau
menggunakan
)
defisit neurologis
sistem GCS
…?
atau AVPU.
Pupil (besar,
bentuk, reflek
cahaya,
bandingkan kanankiri)
Defisit neurologis
lain (Hemiparesis,
paresis wajah, dan
lain-lain)
E. Exposure
Explorasi jejas dan Jejas, deformitas,
(buka seluruh
kemungkinan
dan
pakaian dan
cedera organ
keterbatasan
pakaikan selimut)
lain… ?
gerakan
ekstremitas.
1
Secondary Survey
Pemeriksaan dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi,
serta pemeriksaan khusus
untuk menentukan kelainan patologis, dengan metode:
– Dari ujung rambut sampai dengan ujung kaki atau,
– Per organ B1 – B6 (Breath, Blood, Brain, Bowel, Bladder,
Bone)
Pemeriksaan fisik yang berkaitan erat dengan cedera otak dan
tulang belakang adalah:
1. Pemeriksaan kepala
Mencari gejala dan tanda :
a) Jejas di kepala meliputi; hematoma sub kutan, sub
galeal, luka terbuka, luka tembus dan benda asing
(peluru, benda tajam, dan lain-lain).
b) Tanda patah tulang dasar tengkorak : ekimosis periorbita
(brill hematoma), ekimosis post auricular (battle sign),
rhinorhoe, dan otorhoe serta perdarahan di membrane
timpani atau leserasi kanalis auditorius.
c) Tanda patah tulang wajah meliputi: fraktur maxilla (Lefort
I - III), fraktur rima orbita, fraktur zygoma, fraktur
mandibula
d) Tanda trauma pada mata meliputi; perdarahan
konjungtiva, perdarahan bilik mata depan, kerusakan
pupil dan jejas lain di mata.
e) Auskultasi pada arteri karotis untuk menentukan adanya
bruit yang berhubungan dengan diseksi karotis
2. Pemeriksaan pada leher dan tulang belakang.
Mencari tanda adanya cedera pada tulang servikal dan tulang
belakang. Pemeriksaan meliputi jejas, deformitas, status motorik,
sensorik, dan autonomik.
5.
Pemeriksaan
Penunjang
3.Pemeriksaan Status Neurologis
Pemeriksaan status neurologis terdiri dari :
a) Tingkat kesadaran : berdasarkan skala Glasgow Coma
Scale (GCS) yang dinilai setelah stabilisasi primary
survey ABC tercapai. Klasifikasikan cedera otak ringan
jika GCS paska resusitasi stabilisasi ABC adalah skor
GCS 13 – 15
b) Saraf kranial, terutama:
Saraf II-III, yaitu pemeriksaan pupil : besar & bentuk,
reflek cahaya, reflek konsensuil dan bandingkan kanankiri
Saraf VII : Tanda-tanda lesi saraf VII perifer.
Fundoskopi dicari tanda-tanda edema pupil, perdarahan
pre retina, retinal detachment.
c) Motoris & sensoris, bandingkan kanan dan kiri, atas dan
bawah mencari tanda
lateralisasi.
d) Autonomik: bulbocavernous reflek, cremaster reflek,
spingter reflek, reflek tendon, reflek patologis dan tonus
spingter ani.
No Pemeriksaan
Rekomendasi
GR Ref
Laboratorium
1
Darah rutin
Jika disertai trauma
multiorgan darah rutin
dapat dilakukan secara
serial
2
Cross Match
Jika potensial akan
dilakukan tindakan
pembedahan
2
3
Khusus jika
ditemukan
riwayat
1. Faal Hemostasis :
penggunaan obat
anti koagulasi
2. KGD jika riwayat
DM type 2
3. Faal hati jika
riwayat hepatitis
4. Faal ginjal jika
riwayat penyakit
ginjal
Radiologi
1.
CT Scan
2
CT Scan
direkomendasikan pada
pasien dengan COR. CT
Scan dipilih untuk
evaluasi di IGD. Pada
beberapa literatur
disebutkan, kelainan CT
Scan pada 5% pasien
dengan GCS 15 dan 30%
pada pasien dengan GCS
13. Insiden kelainan CT
Scan pada COR yang
membutuhkan tindakan
bedah 1%.
CT Scan dikerjakan pada
pasien COR dengan salah
satu kelainan berikut:
- GCS <15 2 jam
setelah cedera
- curiga fraktur
tulang kepala
terbuka atau
impresi
- tanda FBC:
hemotimpanum,
racoon eyes,
Battle’s sign, atau
kebocoran LCS
- dua atau lebih
episode muntah
saat observasi
- usia 65 tahun
atau lebih
- lupa ingatan
sebelum kejadian
30 menit atau
lebih
- mekanisme
terjadinya cedera
CT Scan serial jika
ditemukan deteriorasi
neurologis dan perkiraan
evolusi hematom
intrakranial
MRI lebih sensitif untuk
menunjukkan area
perdarahan kecil
kontusional, cedera
aksonal, dan perdarahan
kecil ekstra
aksial.
MRI
3
1B
2,4,9,
10
1B
1B
4,8
3
6.
7.
8.
Diagnosa
Banding
Kriteria
Diagnosa
Manajemen
X Ray tulang
belakang
(sesuai level)
Pada pasien COR,
didapatkan sebanyak 15%
kelainan MRI yang pada
CT
Scan-nya normal.
Jika pasien mengeluhkan
nyeri sepanjang tulang
belakang dan disertai
defisit neurologis. Level
ditentukan pemeriksaan
sensorik dan motorik
- Intoksikasi alkohol
- Stroke (Iskemik atau Perdarahan)
1. Anamnesis sesuai diatas
2. Pemeriksaan klinis sesuai diatas
3. Pemeriksaan imaging
No
1
Terapi
Pembedahan
2
Konservatif Observasional
Prosedur
bila didapatkan lesi
intrakranial dengan
indikasi untuk dilakukan
operasi (perdarahan
epidural, perdarahan
subdural, perdarahan
intraserebral)
Rekomendasi indikasi
dirawat jika
1. GCS <15
2. CT Scan
abnormal:
perdarahan
intrakranial,
edema serebri
3. kejang
4. kelainan
parameter
perdarahan
dengan
pemakaian
antikoagulasi.
Prosedur perawatan dan
pengobatan yang
diperhatikan :
- Head Up 30o
- Terapi cairan
secukupnya
(normal saline)
untuk resusitasi
korban dengan
target
normovolemia,
atasi hipotensi
yang terjadi dan
berikan transfusi
darah jika Hb
kurang dari 10
gr/dl.
- Periksa dan
obeservasi rutin
tanda vital,
adanya cedera di
bagian anggota
4
GR
1B
Ref
3,7,12
1B
3,7,12
2B
1B
2B
2B
-
-
-
-
-
-
5
tubuh lain, GCS
dan pemeriksaan
batang otak
secara rutin
periodik.
Berikan obatobatan analgetik
(misal:
acetaminophen,
ibuprofen untuk
nyeri ringan dan
sedang) bila
didapatkan
keluhan nyeri
pada penderita.
Berikan obatobatan anti
muntah (misal:
metoclopramide
atau
ondansentron)
dan anti ulkus
gastritis H2
bloker (misal:
ranitidin atau
omeprazole) jika
penderita muntah
Berikan cairan
hipertonik
(Mannitol 20%),
bila tampak
edema atau
cedera yang tidak
operable pada
CT Scan.
Mannitol
dapat diberikan
sebagai bolus 0,5
– 1 g/kg. BB
pada keadaan
tertentu, atau
dosis kecil
berulang,
misalnya (4-6) x
0,25 g/kgBB
manitol 20%
dalam 24 jam.
Penghentian
Mannitol secara
gradual.
Berikan
Phenytoin (PHT)
profilaksis pada
pasien dengan
resiko tinggi
kejang dengan
dosis 300 mg/hari
atau 5-10 mg / kg
BB/hari selama
10 hari.
Bila telah terjadi
kejang, PHT
diberikan sebagai
1B
1B
terapi.
9.
Prognosa
10. Edukasi
11. Kepustakaan
Ad Vitam (Hidup) : Dubia ad bonam
Ad Sanationam (sembuh) : Dubia ad bonam
Ad Fungsionam (fungsi) : Dubia ad bonam
Prognosis dipengaruhi:
- Usia
- Status Neurologis awal
- Jarak antara trauma dan tindakan bedah
- Edema cerebri
- Kelainan intrakranial lain seperti kontusional, hematom
subarachnoid.
- Faktor ekstrakranial : Multitrauma, Gangguan elektrolit
dan lain-lain
Penjelasan kepada pasien dan keluarganya:
- Tentang diagnosis penyakit dan sifat penyakit yang
merupakan suatu proses yang memerlukan observasi
klinis.
- Risiko dan komplikasi selama observasi, kemungkinan
CT Scan serial serta tatalaksananya
- Perkiraan harapan dengan ketentuan edukasi ulang
terhadap kondisi pasien saat observasi dan paska bedah
1. Practice parameter: the management of concussion in sports
(summary statement). Report of the Quality Standards
Subcommittee. Neurology 1997; 48:581
2. Stein SC, Ross SE. The value of computed tomographic
scans in patients with lowrisk head injuries.Neurosurgery
1990; 26:638
3. Servadei F, Teasdale G, Merry G, Neurotraumatology
Committee of the World Federation of Neurosurgical
Societies. Defining acute mild head injury in adults: a
proposal based on prognostic factors, diagnosis, and
management. J Neurotrauma 2001; 18:657
4. Uchino Y, Okimura Y, Tanaka M, et al. Computed
tomography and magnetic resonanceimaging of mild head
injury is it appropriate to classify patients with Glasgow
Coma Scale score of 13 to 15 as "mild injury"? Acta
Neurochir (Wien) 2001; 143:1031
5. Culotta VP, Sementilli ME, Gerold K, Watts CC.
Clinicopathological heterogeneity in the classification of mild
head injury. Neurosurgery 1996; 38:245
6. Dacey RG Jr, Alves WM, Rimel RW, et al. Neurosurgical
complications after apparently minor head injury.
Assessment of risk in a series of 610 patients. J Neurosurg
1986; 65:203.
7. The management of minor closed head injury in children.
Committee on Quality Improvement, American Academy of
Pediatrics. Commission on Clinical Policies and Research,
American Academy of Family Physicians. Pediatrics 1999;
104:1407
8. Hughes DG, Jackson A, Mason DL, et al. Abnormalities on
magnetic resonance imaging seen acutely following mild
traumatic brain injury: correlation with neuropsychological
tests and delayed recovery. Neuroradiology 2004; 46:550.
9. Borg J, Holm L, Cassidy JD, et al. Diagnostic procedures in
mild traumatic brain injury results of the WHO Collaborating
Centre Task Force on Mild Traumatic Brain Injury. J Rehabil
Med 2004; :61.
10. Atzema C, Mower WR, Hoffman JR, et al. Defining
"therapeutically inconsequential" head computed
tomographic findings in patients with blunt head trauma. Ann
6
Emerg Med 2004; 44:47.
11. Nishijima DK, Offerman SR, Ballard DW, et al. Immediate
and delayed traumatic intracranial hemorrhage in patients
with head trauma and preinjury warfarin or clopidogrel use.
Ann Emerg Med 2012; 59:460.
12. Menditto VG, Lucci M, Polonara S, et al. Management of
minor head injury in patients receiving oral anticoagulant
therapy: a prospective study of a 24 hour observation
protocol. Ann Emerg Med 2012; 59:451.
13. Jiang L, Ma Y, Jiang S, Ye L, Zheng Z, Xu Y, et al.
Comparison of whole-body computed tomography vs
selective radiological imaging on outcomes in major trauma
patients: a meta analysis. Scandinavian Journal of Trauma,
Resuscitation and Emergency Medicine 2014, 22:54.
7
Download