Uploaded by User47613

RM

advertisement
1. feses hitam dan lunak
Melena adalah pengeluaran feses yang berwarna hitam seperti ter yang disebabkan oleh adanya
perdarahan saluran cerna bagian atas. Pada melena,dalam perjalanannya melalui usus ,
darahmenjadi berwarna merahgelap bahkan hitam. Perubahan warna ini disebabkan oleh H
CL lambung,pepsin,dan warna hitam inididuga karena adanya pigmen porfirin.
Kadang-kadang pada perdarahan saluran cerna bagian bawah dari usus halus ( kolon
asenden ), feses dapat berwarna merah, terang / gelap.Diperkirakan darah yang muncul dari
duodenum
dan
jejunum
akan
tertahan
pada
saluranc e r n a s e k i t a r 6 8 jamuntuk merubah warna feses menjadi hitam. Paling sedikit perdarahan
sebanyak 50-100cc baru akan dijumpai keadaan melena. Feses tetap berwarna hitam
seperti ter selama 48-72 jam setelah perdarahan berhenti. Ini bukan berarti keluarnya feses yang
berwarnahitam tersebut menandakan perdarahan massif berlangsung. Darah yang
tersembunyi terdapat pada feses selama 7-10 hari setelah episode perdarahan tunggal
.
3.
- kesadaran
7 (tujuh) penilaian tingkat kesadaran dan nilai GCS yang mewakilinya:
1. Compos mentis adalah kondisi sadar sepenuhnya. Pada kondisi ini, respon pasien
terhadap diri sendiri dan lingkungan sangat baik. Pasien juga dapat menjawab pertanyaan
penanya dengan baik. Nilai GCS untuk compos mentis adalah 15-14.
2. Apatis adalah kondisi di mana seseorang tidak peduli atau merasa segan terhadap
lingkungan sekitarnya. Nilai GCS untuk apatis adalah 13-12.
3. Delirium adalah kondisi menurunnya tingkat kesadaran yang disertai dengan kekacauan
motorik. Pada kondisi ini pasien mengalami gangguan siklus tidur, merasa gelisah,
mengalami disorientasi, merasa kacau, hingga meronta-ronta. Nilai GCS adalah 11-10.
4. Somnolen adalah kondisi mengantuk yang cukup dalam namun masih bisa dibangunkan
dengan menggunakan rangsangan. Ketika rangsangan tersebut berhenti, maka pasien
akan langsung tertidur kembali. Nilai GCS untuk somnolen adalah 9-7.
5. Sopor adalah kondisi mengantuk yang lebih dalam dan hanya dapat dibangunkan melalui
rangsangan yang kuat seperti rangsangan nyeri. Meskipun begitu pasien tidak dapat
bangun dengan sempurna dan tidak mampu memberikan respons verbal dengan baik.
Nilai GCS adalah 6-5.
6. Semi-koma atau koma ringan adalah kondisi penurunan kesadaran di mana pasien tidak
dapat memberikan respons pada rangsangan verbal dan bahkan tidak dapat dibangunkan
sama sekali. Tetapi jika diperiksa melalui mata maka masih akan terlihat refleks kornea
dan pupil yang baik. Pada kondisi ini respons terhadap rangsangan nyeri tidak cukup
terlihat atau hanya sedikit. Nilai GCS untuk semi-koma adalah 4.
7. Koma adalah kondisi penurunan tingkat kesadaran yang sangat dalam. Dalam kondisi ini
tidak ditemukan adanya gerakan spontan dan tidak muncul juga respons terhadap
rangsangan nyeri. Nilai GCS untuk koma adalah 3.
Setelah mengetahui berbagai tingkatan kesadaran, selanjutnya Anda akan mengetahui bagaimana
cara mengukur penilaian tingkat kesadaran dengan menggunakan nilai GCS.
Cara Mengukur Nilai GCS
Metode GCS adalah metode untuk menilai tingkat kesadaran yang sudah ada sejak tahun 1974.
Metode ini diperkenalkan oleh Graham Teasdale dan Bryan Jennett. Seperti yang sudah
disebutkan sebelumnya bahwa cara mengukur tingkat kesadaran adalah dengan cara memeriksa
tiga aspek yaitu mata, respons verbal, dan gerakan tubuh.
Cara mengukur nilai GCS pada orang dewasa tentunya berbeda dengan cara mengukur nilai GCS
pada anak-anak. Pada anak-anak di bawah usia 2 tahun dapat diberikan berbagai jenis
GCS. Penilaian tingkat kesadaran ini disebut Children’s Coma Scale (CCS).
CCS digunakan untuk anak yang belum bisa berbicara atau bergerak sebaik orang dewasa.
Metode ini akan menentukan seberapa baik anak membuka matanya sendiri, mengoceh, dan
menangis.
Berikut adalah nilai GCS berdasarkan respons yang diberikan pasien dewasa maupun bayi atau
anak-anak.
Cara Mengukur Tingkat Kesadaran Orang Dewasa
1. Mata




Nilai (4) untuk mata terbuka dengan spontan.
Nilai (3) untuk mata terbuka ketika diberikan respons suara atau diperintahkan membuka
mata.
Nilai (2) untuk mata terbuka ketika diberikan rangsangan nyeri.
Nilai (1) untuk mata tidak terbuka meskipun diberikan rangsangan.
2. Respons verbal





Nilai (5) untuk mampu berbicara normal dan sadar terhadap lingkungan sekitarnya.
Nilai (4) untuk cara bicara yang tidak jelas atau diulang-ulang, serta mengalami
disorientasi atau tidak mengenali lingkungannya.
Nilai (3) untuk mampu berbicara tapi tidak dapat berkomunikasi
Nilai (2) untuk bersuara namun tidak berkata-kata atau hanya mengerang saja.
Nilai (1) untuk tidak bersuara sama sekali.
3. Gerakan tubuh


Nilai (6) untuk dapat mengikuti semua perintah yang diinstruksikan.
Nilai (5) untuk dapat menjangkau atau menjauhkan stimulus ketika diberikan rangsangan
nyeri.




Nilai (4) untuk dapat menghindari atau menarik tubuh menjauhi stimulus ketika diberi
rangsangan nyeri.
Nilai (3) untuk satu atau kedua tangan menekuk (abnormal flexion) ketika diberikan
rangsangan nyeri.
Nilai (2) untuk satu atau kedua tangan lurus (abnormal extension) ketika diberikan rasa
nyeri.
Nilai (1) untuk tidak ada respons sama sekali.
-Shifting dullness
Shifting
dullness
mendeskripsikan
suara
pekak
berpindah- pindah pada saat perkusi akibat adanya cairan bebas di dalam ronggaabdomen. Ca
iran bebas dalam rongga abdomen tersebut disebut asites. Asitesdisebabkan oleh hipertensi
portal dan
hipoalbuminemia. Tidak
hanya
asites,hipertensi porta
juga dapat
bermanifestasi menjadi caput medusa.
Download