Protokol pemberian cairan sebagai komponen utama penatalaksanaan DBD dewasa mengikuti 5 protokol, mengacu pada protokol WHO. Protokol ini terbagi dalam 5 kategori sebagai berikut (Sudoyo. AW, dkk. 2014): 1. Penanganan Tersangka (Probable) DBD Dewasa Tanpa Syok. Seseorang yang tersangka menderita DBD Unit Gawat Darurat dilakukan pemeriksaan hemoglobin (Hb), hematocrit (Hct), dan Trombosit, bila: A. Hb, Hct, dan trombosit normal atau trombosit antara 100.000-150.000, pasien dapat dipulangkan dengan anjuran control atau berobat jalan ke poliklinik dalam waktu 24 jam berikutnya (dilakukan pemeriksaan Hb, Ht leukosit dan trombosit tiap 24 jam) atau bila keadaan penderita memburuk segera kembali ke Unit Gawat Darurat. B. Hb, Hct normal tetapi trombosit <100.000 dianjurkan untuk dirawat C. Hb, Hct meningkat dan trombosit normal atau turun juga dianjurkan untuk dirawat. 2. Pemberian Cairan pada Tersangka DBD Dewasa di Ruang Rawat. Pasien yang tersangka DBD tanpa perdarahan spontan dan massif tanpa syok maka di ruang rawat diberikan cairan kristaloid. Setelah pemberian cairan dilakukan pemeriksaan Hb, Hct tiap 24 jam: A. bila Hb, Hct meningkat 10-20% dan trombosit <100.000 pemberia cairan dipertahankan tetapi pemantauan Hb, Hct, trombosit dilakukan 12 jam. B. Bila Hb, Hct meningkat >20% dan trombosit <100.000 maka pemberian cairan sesuai dengan protocol penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Hct >20%. 3. Penatalaksanaan DBD dengan peningkatan Hct >20% Meningkatnya Hct >20% menunjukan bahwa tubuh mengalami defisit cairan sebanyak 5%. Pada keadaan ini terapi awal pemberian