Uploaded by ayu_wijani

PPT JURNAL NEONATUS

advertisement
LABORATORY VALIDATION AND FIELD USABILITY
ASSESMENT OF A POINT OF CARE TEST FOR SERUM
BILIRUBUN LEVELS IN NEONATES IN A TROPICAL SETTING
Laurence Thielemans ,Ahmar Hashmi ,Dah Dah Priscilla ,
Moo Kho Paw, Tekel Pimolsorntong, Thatsanun Ngerseng
Bart Van Overmeire , Stephane Proux,
François Nosten Rose McGready , Verena I Carrara, Germana
Bancone
Luh Ayu Asri Wijani
1
DAFTAR SINGKATAN
BS
: Bilistick System
FGD
: Focus Group Discussion
LOA
: Limit of Agreement
NH
: Neonatal Hyperbilirubinemia
NICE
: National Institute for Health and Care Excellence
POC
: Point Of Care
SBR
: Serum Bilirubin
SMRU
: Shoklo Malaria Research Unit
TCB
: Transcutaneus Bilirubinometers
2
PENDAHULUAN
Hiperbilirubinemia pada neonatal memiliki prognosis yg baik bila
ditangani dengan tepat, tetapi pada daerah akses terbatas
kesulitan mendiagnosa menyebabkan peningkatan morbiditas
dan mortalitas
Bhutani VK, Zipursky A, Blencowe H, et al
Dalam mendiagnosa neonatal hiperbilirubinemia pemeriksaan
konsentrasi serum bilirubin merupakan gold standard
Malsels MJ, Bhutani VK, Bogen D, et all, 2009 ; NICE , 2010
3
...Pendahuluan
Pemeriksaan konsentrasi serum bilirubin memerlukan
jumlah darah yg banyak dan fasilitas laboratorium yg lengkap
(tidak terpenuhi pada daerah dengan akses terbatas)
Penilaian ikterus melalui kramer sering tidak tepat ~ bilirubin
TcB menjadi alternatif pemeriksaan bilirubin noninvasif
- bilirubin ekstravaskuler tidak akurat pd post fototherapi
- dipengaruhi oleh usia post natal dan ras
Taylor JA, Burgos AE, Flaherman V, et all, 2015; Bosscharrt N, Kok JH, Newsum A,2012
4
...Pendahuluan
Petugas kesehatan di daerah akses terbatas,
memerlukan alat baru yang dapat dipercaya dan efisien
utk skrining awal neonatus berisiko
1. Studi di Malawi (Bilispect, r :0,97)
2. Studi di Italia (BS ~ SBR)
3. Studi di Cairo (BS pada drh vena ~ TcB)
Keahey PA, et all , 2017
Coda Zabetta, et all, 2013
Greco C, et all, 2018
Alat baru memiliki potensi yang menjanjikan dalam
mendiagnosa NH tetapi belum cukup bukti
→ rekomendasi yg kuat
5
TUJUAN
Untuk evaluasi Bilistick Sistem (BS) :
1. Tehnik akurasi (validasi) BS pada iklim tropis
2. Penilaian penggunaan BS oleh staf lokal pada daerah
dengan akses terbatas
6
METODE
METODE
• Metode
: Mixed
• Subjek
: Neonatus dengan umur gestasi ≥ 35 minggu
• Lokasi
: Shoklo Malaria Research Unit (SMRU) di klinik
Wang Pha , Thailand
• Etik
: disetujui oleh Dewan Etik Universitas Oxford
(UK) dan Fakultas Kedokteran Universitas
Mahidol, Thailand
• Waktu
: Januari - April 2017
Juni - Desember 2017
7
METODE
Kriteria inklusi :
Neonatal dengan umur gestasi ≥ 35 minggu dengan
kondisi :
1. Jaundice grade ≥ 3 secara visual (Kramer)
2. Kadar bilirubin sebelumnya ≤ 50 μmol/l NICE treshold
Kriteria Eksklusi :
1. Neonatus yang memiliki HCT ≥ 65%
2. Neonatus yang tidak diukur kadar HCT
8
METODE
Tehnik Validasi
• Dua sample darah diambil dari tumit
1. 50 μl + heparin → diukur HCT dan SBR
2. 25 μl non heparin, pengukuran bilirubin
menggunakan BS
• 90 konsekutive sampel HCT dibaca oleh 2 tenaga staf →
tidak ada perbedaan bermakna pada uji pasangan HCT
(Wilcoxon matched paired sign rank test, p= 0,089)
9
METODE
Penilaian dlm Penggunaan Alat BS
• Observasi dilakukan melalui :
1. Pengamatan prosedur pelaksanaan oleh tehnisi laborat
2. Penilaian bidan terhadap alat BS melalui grup diskusi
dan kuesioner
• Tehnisi laborat (3 org) mengunakan ceklist internal ~ SOP
• Kuesioner yang digunakan diterjemahan sesuai bahasa lokal
(skala kepuasan 1-5)
• Grup diskusi diadakan setelah 6 bulan penggunaan alat →
fasilitator
10
METODE
Analisis Data
• Pengukuran sampel size ~ 180
• Analisis statistik :
1. Mann-Whitney U test
2. Chi-square test
3. Bland Altman plot
membandingkan median
menggambarkan grafik perbedaan
• Guideline NICE digunakan untuk interpretasi neonatus
hiperbilirubinemia dan terapi
• Hasil dari grup diskusi dianalisa oleh 2 fasilitator yg berbeda
→ konsensus
11
HASIL PENELITIAN
Nilai median HCT saat rekrutmen 55% (55-60)
Suhu ruangan median 28,9 C
Kelembaban 67% (39-89%)
Figure 1. Studi Flowchart
12
Tabel 1. Karakteristik neonatus dan lingkungan saat
pengukuran bilirubin
HASIL PENELITIAN
TIPE KESALAHAN
• Tipe kesalahan alat>> hasil tidak terbaca karena kadar
hematokrit tidak sesuai dengan standar baku dari alat BS
14
Table 2. Tingkat Kesalahan Alat BS Terhadap Hematokrit
HCT range
All (173)
Total errors, n
(%)
Reader#1
(n:90)
Reader#2
(n:82)
31 ≤ 40
2
0 (0)
0/2 (0)
-
41 ≤ 55
87
19 (21,8)
9/42 (21,4)
10/45 (22,2)
56 ≤ 65
72
54 (75.0)
33/37 (89,2)
21/35 (60,0)
66 ≤ 75
11
11 (100.0)
9/9 (100,0)
2/2 (100,0)
• Pada kadar hematokrit >65% semua alat mengalami eror 100%
• Pada kadar hematokrit 56-65% , alat mengalami eror 75%
• Pada kadar hematokrit 41-55%, alat mengalami eror 22%
Table 3. Perbandingan Pengukuran Alat BS (Reader 1 & 2)
Terhadap Laboratorium Rutin Bilirubinometer
PEARSON COEFISIENT CORRELATION
READER 1 (r: 0,97)
READER 2 (r: 0,71)
READER 2
Pengukuran bilirubin menggunakan Reader 1 memiliki hubungan
yang lebih signifikan dibanding Reader 2 (sebaran titik menjauhi
sumbu)
Table 4. Hubungan Korelasi Pearson Terhadap Kelembaban dan
Kadar Hematokrit
• Hubungan korelasi BS dan bilirubinometer tergantung pada :
1. Kelembaban
2. Hematokrit
• Korelasi Pearson paling tinggi pada kelembaban <75%
dan HCT 30-55%
FIGURE 3. BLAND ALTMAN PLOT FOR BS VS LABORATORY BILIRUBINOMETER
HUMIDITY <75% (n = 52)
HUMIDITY >75% (n = 30)
• Pada kelembaban <75%, terdapat 1 sebaran titik di luar LOA (batas -20
μmol/l dengan LOA -59 sampai 18 μmol/l)
• Pada kelembaban >75%, terdapat 2 sebaran titik di luar LOA (batas -21
μmol/l dengan LOA -117 sampai 75 μmol/l)
HASIL PENELITIAN
HASIL PENGAMATAN PENGGUNAAN ALAT BS
9 mayor dan 3 minor
• Kesalahan tenaga kesehatan pada penggunaan alat BS (9 mayor,
3 minor) paling sering terjadinya gelembung udara saat darah
menetes di strip
20
HASIL PENELITIAN
DARI HASIL DISKUSI DAN KUESIONER DIDAPATKAN
• Kelemahan dari alat BS :
1. Satuan menggunakan mg/dl (biasanya menggunakan μmol/l)
2. Hasil tidak terbaca di layar → harus mengulang prosedur
(orangtua tidak setuju)
• Kelebihan alat BS :
1. Alat mudah dipakai, cocok untuk daerah akses terbatas
2. Alat lebih cepat mengeluarkan hasil dibanding dgn
laboratorium
3. Lebih cepat memberikan terapi pada kasus emergency
21
Diskusi
DISKUSI
• Studi ini menggunakan kriteria usia neonatus median 4 hari
dgn nilai median HCT kapiler 55%. Usia neonatus yg muda dan
penggunaan sampel darah dari kapiler menyebabkan nilai HCT
yg tinggi
Jopling J, Henry A,et all,2009; Gatti RA, 2009
• Penundaan klem tali pusat yang menjadi rutinitas klinik SMRU
( sesuai rekomendasi WHO) akan berpengaruh pada nilai HCT
Jopling J,et all,2009; Gatti RA, 2009 ; Kalaivani 2009
22
Diskusi
DISKUSI
• Dari studi terbaru didapatkan :
1. Keterbatasan penggunaan alat BS pada kadar HCT ≥ 55%
2. Tingkat kesalahan menggunakan darah vena sebesar 6,8%,
sedang pada studi ini tingkat kesalahan 48,6% (kesalahan reader)
Greco C, et all, 2018
Jadi alat BS tidak cocok bila digunakan pada usia awal neonatus
(HCT tinggi) atau pada pengambilan sampling melalui kapiler
Jopling J,et all,2009; Gatti RA, 2009 ; Kalaivani 2009
23
Diskusi
DISKUSI
• Dari studi ini, akurasi dari kedua reader pada kelembaban
≤ 75% ~ akurasi dari transcutaneus bilirubinometer (TcB)
Greco C, et ad all, 2017
• Akurasi dari BS jauh berkurang pada keadaan :
1. Peningkatan nilai HCT (>55%)
2. Kelembaban yang tinggi (≥ 75%)
• Pada penggunaan BS hanya satu neonatus terbukti positif
dan menjalani terapi fototerapi (sesuai kriteria NICE)
• Pada pengukuran SBR, 5 neonatus terbukti positif dan
menjalani fototerapi
24
Diskusi
KETERBATASAN
1. Alat BS tidak dibandingkan dengan gold standard dari
pemeriksaan bilirubinometer (sampel diambil dari tumit kaki,
bukan dari vena )
2. Ketersediaan strip yang terbatas dan penggunaan 2 alat
(reader 1 dan 2) menyebabkan tingkat kesalahan tinggi
sehingga jumlah total sampel kecil
25
Diskusi
KESIMPULAN
• Alat BS mudah dipakai tetapi tidak memiliki akurasi yang tepat
bila digunakan pada :
1. Usia neonatus yang muda (≤ 4 hari)
2. Kelembaban yang tinggi
3. Nilai HCT yang tinggi
Alat BS tidak dapat digunakan untuk skrining dalam mendeteksi
neonatus hiperbilirubinemia pada daerah tropis
26
TERIMA KASIH
27
Pertanyaan Klinis
• Pada neonatus di daerah tropis, apakah pemeriksaan
Bilistick System cukup baik dibandingkan dengan
laboratorium bilirubinometer dalam penapisan
neonatal hiperbilirubinemia?
Formulasi PICO
Population
Index
Control
Outcome
Pada neonatal
Pemeriksaan
Bilistick System
pemeriksaan
laboratorium
bilirubinometer
Penapisan neonatal
hiperbilirubinemia
Relevansi PICO
PICO Pertanyaan Klinis
Jurnal yang diperoleh
P
Pada neonatus di Kriteria inklusi:
Neonatal dengan umur gestasi ≥ 35 minggu dengan kondisi :
daerah tropik
1. Jaundice grade ≥ 3 secara visual (Kramer)
2. Kadar bilirubin sebelumnya ≤ 50 μmol/l NICE treshold
I
apakah
Studi di Italia dan Mesir, BS dibandingkan dengan pemeriksaan
Pemeriksaan
laboratorium dengan sampel plasma darah menunjukkan hasil yang
Bilistick
System dapat diterima dengan rata2 kadar SBR 10,3 mol/l (CI 95%)
cukup baik
C
dibandingkan
dengan
pemeriksaan
laboratorium
bilirubinometer
Penapisan
neonatal
hiperbilirubinemia
O
Pemeriksaaan laboratorium bilirubinometer menggunakan dual
wavelength BR-501 bilirubinometer yang memiliki akurasi 5% dengan
interval (0-30mg/dl))
Serum bilirubin  Gold standar pada pemeriksaan neonatal
hiperbilirubinemia (menggunakan laboratorium kolorimeter)
Telaah Kritis / Critical Appraisal
• Validity
• Importancy
• Applicability
Validity
Recruitment – apakah uji diagnostik dilakukan dengan mencakup semua spektrum pasien (seperti
akan digunakan dalam praktik?)
Apa yang terbaik?
Di mana saya menemukan informasi tersebut?
o Ideal jika uji diagnostik diaplikasikan
terhadap spektrum pasien
keseluruhan – dengan gangguan
ringan, parah, kasus baru, dan lama.
o Ditemukan pada methods.
o Sangat bagus jika pasien diseleksi
secara acak atau berurutan dari
admisi, sehingga bias seleksi dapat
diminimalisasi.
o Ditemukan pada Methods dan Result
Makalah ini: Ya √ Komentar: cukup jelas
Allocation & Maintenance – Apakah tes akhir standar baku dikenakan untuk semua subjek?
Apa yang terbaik?
Di mana saya menemukan informasi tersebut?
Tes akhir standar baku (misalnya apakah
Ditemukan pada Methods dan Result.
subjek memiliki penyakit atau tidak) harus
diukur untuk semua subjek. Dalam kasus
di mana tergantung periode waktu tindak
lanjut (lamanya tergantung pada penyakit
yang diteliti) untuk melihat apakah subjek
benar – benar tidak mengalami penyakit,
maka tindak lanjut ini harus cukup lama
untuk memastikan hasilnya.
Makalah ini: Ya √ Komentar: cukup jelas
Measurement – apakah penilai disamarkan (Blinding) terhadap hasil tes dan/atau apakah tes akhir
standar baku bersifat Objektif?
Apa yang terbaik?
Di mana saya menemukan informasi tersebut?
o Tes standar baku dan tes indeks yang
dinilai harus dikerjakan pada setiap
pasien secara independen dan
disamarkan. Mereka yang
menginterpretasi kan hasil tes harus
tidak mengetahui hasil tes lainnya.
o Akhirnya, makalah ini harus juga
menjelaskan tes indeks dengan
lengkap sehingga memungkinkan
replikasi dan interpretasi hasil.
o Ditemukan pada Methods.
Makalah ini: Ya √ Komentar: cukup jelas
Importancy
Telaah
Importancy
(Screening)
Jawaban
sesuai
worksheet
Bukti pada Jurnal
Apakah
kemaknaan
statistik
dan
kemaknaan klinis
dari
hasil
penelitian
tergambar
dengan baik?
Ya
Kemaknaan Statistik
(next slide)
Kemaknaan Klinis
(next slide)
Pengukuran apa Sensitivity,
yang digunakan Specificity,
dan
seberapa PPV, NPV
dampak
perlakuannya?
(Sn, Sp, LH, PPV,
NPV)
Pada results tercantum dalam tabel
(next slide)
Kemaknaan Statistik
Applicability
No.
Telaah Applicability
1 Apakah alat skrining tersedia di setting
klinis kita?
2 Apakah penyakit yang diskrining ada
terapinya setelah terdeteksi?
3 Apakah penyakit yang dideteksi sangat
penting dan besar bebannya untuk
dilakukan skrining?
4 Apakah outcomes penelitian ini penting
bagi pasien anda?
5 Akankah potensi manfaat lebih besar
dibanding potensi merugikan bila indeks
ini diaplikasikan pada pasien anda?
6 Apakah hasil penelitian ini dapat
diintegrasikan dengan nilai-nilai serta
harapan pasien anda?
Jawaban
Ya☐ Tidak Tidak jelas ☐
YaTidak ☐Tidak jelas ☐
YaTidak ☐Tidak jelas ☐
YaTidak ☐Tidak jelas ☐
YaTidak ☐Tidak jelas ☐
YaTidak ☐Tidak jelas ☐
Kesimpulan
• Penelitian yang dilaporkan dalam jurnal
tersebut VALID
• IMPORTANCY dalam penelitian tersebut
tergambar dalam jurnal.
• Hasil penelitian yang dilaporkan dalam
jurnal tersebut bersifat LESS APPLICABLE
untuk pasien
Bilirubin metabolism
Physiological Jaundice in 50 healthy term infants
100 umol/l
80 umol/l = visable
jaundice
Pathological Jaundice newborn infants
To early (24 hrs), to high levels TSB, to long
high production of bilirubin: all causes of hemolysis
e.g. bruising, blood group incompatibility, G6PDdef
slow metabolism of bilirubin: immature enzymes
e.g. prematurity, liver diseases, breastfeeding?
slow elimination of bilirubin: often conjugated
e.g. liver diseases, TPN, constipation
68
136
204
272
340 umol/L
Bilirubin in mg/dL
Visual estimation by Kramer Score – not so good
20
340
15
255
10
170
5
85
0
0
1
2
3
4
CCS
Kramer 1969
Ebbesen 1975
Szabo 2004
Keren 2009
Maisels 2014
5
Phototherapy Thresholds
Exchange transfusion thresholds
METODE
Tehnik Validasi
• Sampel darah kedua digunakan untuk studi alat BS
• Alat Bilistick terdiri dari : 1. Bilistick Reader
2. Bilistick strip tes
• Alat dikalibrasi 1 minggu sekali, kelembaban strip tes dijaga
• Setelah strip dimasukkan, sampel darah dlm waktu ≤ 2menit
hrs segera diteteskan. Bila tidak strip hrs dikeluarkan →
sampel klot
• Hasil dibaca → suhu dan kelembaban dicatat
51
KELEMAHAN
KELEMAHAN ALAT BS
• Pada 8/3/2017 reader 1 mengalami kerusakan → error tinggi (strip
mendekati expired) → diganti strip baru,kesalahan tetap tinggi →
produsen mengirim reader baru pada Juni 2017
53
Download