Edema 1. Edema merupakan adanya cairan berlebihan di jaringan tubuh. 2. Edema dibagi menjadi 2,yaitu: a. Edema intrasel; b. Edema ekstrasel. 3. Edema intrasel bisa disebabkan oleh: a. Depresi sistem metabolisme jaringan; b. Sel tidak mendapat nutrisi yang adekuat. 4. Ketika aliran darah menurun, pengiriman oksigen & nutrisi berkurang, sehingga untuk mempertahankan metabolisme jaringan normal, pompa ion membran sel menjadi tertekan. Ion natrium yang masuk tidak bisa dipompa keluar dari sel & kelebihan ion natrium menyebabkan osmosis air ke dalam sel sehingga menyebabkan meningkatnya volume intrasel. 5. Edema ekstrasel bisa disebabkan oleh: a. Akumulasi cairan dalam ruang ekstrasel (ruang interstisial) yang disebabkan oleh kelebihan filtrasi kapiler; b. Kebocoran abnormal cairan dari plasma ke ruang interstisial melalui kapiler; c. Kegagalan sistem limfatik untuk menyeimbangkan cairan dari interstisium ke darah. Hemostasis 1. Hemostasis merupakan proses pencegahan hilangnya darah. 2. Hemostasis terjadi ketika pembuluh darah mengalami cedera atau ruptur dan hemostasis terjadi melalui: a. Konstriksi pembuluh darah; b. Pembentukan sumbat platelet; c. Pembentukan bekuan darah yang merupakan hasil dari pembekuan darah; d. Pertumbuhan jaringan fibrosa ke dalam bekuan darah untuk menutup lubang pada pembuluh darah secara permanen. 3. Proses konstriksi pembuluh darah: a. Ketika pembuluh darah ruptur, dinding pembuluh darah akan menyebabkan kontraksi otot polos pada dinding pembuluh darah; b. Aliran darah dari pembuluh darah yang rupur menjadi berkurang; c. Kontraksi otot polos disebabkan oleh: i. Spasme miogenik lokal – hebatnya berat kerusakan akan menentukan hebatnya spasme. ii. Faktor auitokoid lokal dari jaringan trauma & platelet darah; iii. Reflex saraf. 4. Selama spasme, berlangsung proses pembentukan sumbat platelet & pembekuan darah. 5. Pembentukan sumbat platelet: a. Terjadi ketika trombosit kontak dengan permukaan pembuluh dara yang rusak, terutama serabut kolagen di bagian luar dinding pembuluh darah (tunika advntisia); b. Trombosit berubah sifat menjadi membengkak, bentuk ireguler & melepaskan granula yang mengandung faktor aktif; c. Trombosit menjadi lengket & melekat pada kolagen dalam jaringan & pada protein, yaitu Faktor von Willebrand yang bocor dari plasma menuju ke jaringan yang trauma; d. Trombosit mensekresi ADP & enzim untuk membentuk Tromboksan A2; e. Sifat trombosit yang lengket menyebabkan trombosit melekat pada trombosit yang sudah aktif; f. Siklus aktivasi trombosit berlangsung berterusan sehingga jumlah trombosit meningkat & melekat dengan trombosit lain sehingga akhirnya membentuk subat trombosit. Mekanisme Pembekuan Darah 1. Pembekuan bisa terjadi karena: a. Trauma pada dinding pembuluh darah & jaringan yang berdekatan; b. Trauma pada darah; c. Kontak darah dengan sel endotel yang rusak. 2. Ringkasan faktor pembekuan: a. Faktor yang menyebabkan pembekuan akan merangsang pembentukan aktivator protrombin dan ianya akan digunakan untuk merubah protrombin menjadi trombin; b. Trombin akan digunakan untuk memecah molekul fibrinogen menjadi fibrin monomer dan selanjutnya fibrin monomer dan fibrin monomer yang lain akan berikatan menjadi benang-benang fibrin yang panjang; c. Namun ikatan yang terbentuk merupakan lemah dan mudah pecah sehingga terjadilah proses yang melibatkan Faktor Stabilisasi Fibrin (Faktor XIII) yang dilepaskan trombosit yang terperangkap dalam bekuan; d. Faktor XIII akan dikatifkan oleh trombin dan menyebabkan ikatan antara molekul fibrin monomer semakin banyak sehingga ikatan menjadi lebih kuat. 3. Proses pembentukan aktivator protrombin bisa dibagi menjadi dua dan dua-duanya saling berinteraksi, yaitu: a. Jalur intrinsik – terjadi ketika darah berkontak dengan lapisan kolagen pada pembuluh dara; b. Jalur ekstrinsik – terjadi ketika dinding pembuluh darah ruptur. 4. Proses jalur ekstrinsik: a. Pelepasan faktor jaringan. Jaringan luka akan melepaskan tromboplastin jaringan (Faktor III). Tromboplastin terdiri dari fosfolipid dan kompleks lipoprotein; b. Aktivasi Faktor X. Kompleks lipoprotein dari tromboplastin akan bergabung dengan Faktor VII (Prokonvertin) dan dengan adanya ion kalsium untuk mengaktivasi Faktor X; c. Faktor Xa (Faktor X teraktivasi) akan berikatan dengan fosfolipid dari tromboplastin dengan Faktor V untuk membentuk aktivator protrombin. d. Di dalam aktivator protrombin terdapat Faktor V tapi dalam bentuk inaktif. Tapi setelah proses pembekuan terjadi & trombin beraksi, Faktor V menjadi aktif. Faktor Va menjadi akselerator tambahan dalam pengaktifan protrombin. 5. Proses jalur intrinsik: a. Pengaktifan Faktor XII & pelepasan fosfolipid trombosit oleh darah yang terkena trauma. Ketika trauma, Faktor XII yang semula inaktif menjadi aktif dan trombosit melepaskan fosfolipid trombosit yang mengandung lipoprotein; b. Pengaktifan Faktor XI. Faktor XIIa akan mengaktivasi Faktor XI dan reaksi pengaktifan ini memerlukan adanya kininogen HMW (High Melcular Weight) & dipercepat oleh prekalikrein; c. Faktor XIa akan mengaktivasi Faktor IX; d. Faktor IXa bersama dengan Faktor VIIIa, fosfolipid trombosit dan tromboplastin akan mengaktivasi Faktor X; e. Terjadi reaksi yang sama seperti pada akhir jalur ekstrinsik.