Uploaded by buyunghamzah

Hemostasis in Aviation Medicine

advertisement
Hemostasis in Aviation
Medicine
Oleh: dr. Buyung A. Hamzah, SpPD
Pendahuluan
• Hemostasis (haima=darah,
stasis=tetap,berhenti)  darah tetap
berada dalam sistem pembuluh darah.
• Hemostasis mekanisme alami dari tubuh
untuk menghentikan kehilangan darah
yang berlebihan
• terdapat beberapa komponen dalam
mekanisme hemostasis, yaitu: trombosit,
endotel vaskuler, prokoagulan plasma
protein faktor, protein antikoagulan natural ,
protein fibrinolitik dan protein antifibrinolitik.
Pendahuluan
• Sistem yang terlibat pada hemostasis adalah :
- sistem vaskular
- sistem trombosit
- sistem koagulasi
- sistem fibrinolisis
• Diperlukan keseimbangan antara keempat sistem
tersebut untuk mendapatkan faal hemostasis yang
baik. Jika terjadi kelebihan menyebabkan
timbulnya trombosis dan bila terjadi kekurangan
menyebabkan timbul perdarahan (Bakta, 2001;
Verhamme and Hoylaerts, 2009).
Pendahuluan
• Proses hemostasis yang berlangsung
untuk memperbaiki kerusakan pada
pembuluh darah dapat dibagi atas
beberapa tahapan, yaitu
– Hemostasis primer yang dimulai dengan
aktivasi trombosit hingga terbentuknya sumbat
trombosit.
– Hemostasis sekunder dimulai dengan aktivasi
koagulasi hingga terbentuknya bekuan fibrin
yang mengantikan sumbat trombosit.
– Hemostasis tertier dimulai dengan diaktifkannya
sistem fibrinolisis hingga pembentukan kembali
tempat yang luka setelah perdarahan berhenti
Mekanisme Hemostasis
Mekanisme Hemostasis
Patofisiologi Timbulnya Perdarahan
• Perdarahan timbul jika terdapat kelainan
pada faktor yang berperan dalam proses
pembekuan, yaitu:
• Kelainan pembuluh darah
• Trombositopenia
• Gangguan Faal trombosit
• Defisiensi faktor2 koagulasi
(ekstrinsik/intrinsik)
• Aktivitas fibrinolisis yang berlebihan
Kelainan pembuluh darah
• Pembuluh darah rapuh dan mudah
tergores  perdarahan
• Perdarahan  ptechiae, purpura, ekimosis
• Terjadi pada penyakit
–
–
–
–
–
–
Simple brusing = fragilitas vaskuler meningkat
Senile purpura
Infeksi dan obat2an
Henoch Schoenlein Syndrome
Scurvey
Cushing Disease
Trombositopenia
• Kegagalan produksi trombosit
–
–
–
–
Aplasia Sumsum tulang
Obat2an dan bahan kimia
Depresi sumsum tulang akibat keganasan
Anemia megaloblastik
• Berkurangnya survival trombosit
–
–
–
–
ITP, TTP
AIHA, SLE
Infeksi akut, DIC
Hipersensitif thd obat2an dan bahan kimia
• Peningkatan timbunan trombosit akibat
splenomegali
Gangguan Faal Trombosit
• Gangguan faal trombosit bisa terjadi
secara primer-sekunder atau acquiredkongenital.
• Obat2an misal Aspirin
• Sindroma myeloproliferatif
• Uremia
• Hipergammaglobulinemia
Defisiensi Faktor Koagulasi
• Hemofilia A-B (defisiensi faktor VIII-IX)
• Penyakit Von Willebrand, BT memanjang,
defisiensi faktor VIII dan gangguan faal
trombosit
• Defisiensi Vit K
• Penyakit Hati
• DIC
Aktivitas Fibrinolisis yang
berlebihan
• Primer: penyakit hati, keganasan
• Sekunder: DIC
Kapan diperlukan tes hemostasis ?
 Jika ada tanda-tanda perdarahan
 Jika ada riwayat perdarahan
 Pasien pra-operasi
 Monitoring pengobatan antikoagulan oral
Laboratorium
• Tes untuk mengetahui kemampuan
pembuluh darah
– Rumple Leede  Tornikuet, Petechiometer
– Bleeding Time  Template Bleeding Time
Apparatus
• Tes untuk mengetahui kemampuan
trombosit
– Hitung jumlah trombosit, Masa perdarahan,
Retraksi bekuan, tes agregasi
• Tes untuk menguji Faal Koagulasi
– Masa Pembekuan (Clotting Time), PPT Jalur
ekstrinsik+bersama, APTT (jalur
intrinsik+bersama)
D-dimer
• D-dimer merupakan hasil akhir pemecahan
fibrin oleh plasmin.
• Jadi pemeriksaan D-dimer akan sangat
bermanfaat baik secara langsung ataupun
tidak langsung untuk mengetahui adanya
pembentukan maupun pemecahan
trombus
• Hasil normal : negatif atau kurang dari 300
ng/ml
Diagnosis
• Anamnesis: Tanda2 perdarahan, multiple
site bleeding (perdarahan gusi, epistaksis,
menoragia, ptekiae, ekimosis, hematuri,
melena dll), riwayat keluarga
• Pemeriksaan Fisik: Hepatosplenomegali,
Limfadenopati, Rumple Leede
• Pemeriksaan penunjang: Tes Lab rutin,
Tes penapisan, tes hemostasis khusus
Farmakologi
•
•
•
•
Hemostatik
Antikogulan
Antitrombotik
Trombolitik
Hemostatik
Hemostatik merupakan zat atau obat yang digunakan
menghentikan perdarahan.
a. Vasokonstriktor  Epinefrin dan norepinefrin.
b. Asam Aminokaproat dan Asam Traneksamat
untuk
zat sintetik yang menghambat aktivasi plasminogen, mengontrol
keadaan fibrinolitik. Asam traneksamat merupakan analong asam
aminokaproat namun 10 kali lebih potent dengan efek samping lebih
ringan.
c. Protamin Sulfat
Mengantagonis efek antikoagulan heparin
d. Vitamin K
Membentuk faktor pembekuan yang sangat penting yaitu protombin, faktor
IX, faktor X dan faktor VII
e. Zat pengganti faktor
Zat pengganti faktor :
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
1. I : Fibrinogen
2. II : Konsentrat Protrombin
3. III : Tromboplastin
4. IV : Tablet, injeksi Kalsium
5. V (VI) : Proaselerin
6. VII : Prokonvertin
7. VIII : Konsentrat Faktor VIII
8. IX : Konsentrat Faktor IX
9. X : f Stuart – Power
10. XI : Plasma Thrombopplastin – antecedent Factor (PTA, Faktor
Rosenthal)
11. XII : Fibrin Stabilizing Factor ( FSF, f laki-lorand)
12. XIII : Faktor Trombosit 3 ( faktor pembeku 3)
Catatan : sangat jarang terjadi anti bodi faktor VIII
Antikoagulan
Indikasi : trombosis vena, emboli paru, PJR, penyakit jantung
iskemik.
1. Indirect Trombin Inhibitor
– Heparin
• Bekerja tidak langsung dengan terikat pada antitrombin III
menyebabkan efek antikoagulan yang cepat.
– Warfarin
• Mampu mengantagonis fungsi kofaktor vit. K.
– Rivaroxaban
2. Direct Trombin Inhibitor
– Bivalirudin, Hirudin, Lepirudin, Argatroban
– Dabigatran, Ximelagatran
Antitrombotik
Indikasi : pencegahan trombosis pada TIA/
stroke, infark miokard, bedah
kardiovaskular, Raynound’s phenomen.
• Aspirin
• Dipiridamol
• Tiklopidin
• Klopidogrel
• Epoprostenil (PGI2)
• Abcixmab
Trombolitik
Trombolitik bekerja melarutkan trombus yang
sudah terbentuk. Obat ini digunakan untuk
AMI, trombosis vena dalam, emboli paru,
tromboemboli arteri, melarutkan bekuan
darah pada katup jantung buatan dan
kateter intravena.
• Streptokinase
• Urokinase
• Tissue plasminogen activator (u-PA, t-PA)
ICAO (Rekomendasi Aeromedis)
UK CAA (Rekomendasi Aeromedis)
Jepang (Rekomedasi Aeromedis)
Jepang (Rekomendasi Aeromedis)
Tes penyaring hemostasis
•
•
•
•
•
•
•
Bleeding time (BT)
Tourniquet test
Hitung trombosit
Prothrombin time (PT)
Activated partial thromboplastin time (APTT)
Thrombin time (TT)
Tes penyaring untuk F XIII
Bleeding time (BT)
Kegunaan :
- Untuk menilai keadaan vaskuler dan trombosit
(jumlah dan fungsi)
Cara :
- Pasang manset pada 40 mmHg
- Buat insisi menggunakan lancet pada bagian
volar lengan bawah
- Setiap 30 detik isap darah menggunakan kertas
saring
Prothrombin time (PT)
Kegunaan :
• Menilai jalur ekstrinsik dan jalur bersama
(VII, X, V, II, I)
• Monitoring pengobatan antikoagulan oral,
lapor dalam INR (international normalized ratio)
PT memanjang
defisiensi atau ada inhibitor terhadap jalur
ekstrinsik atau jalur bersama
Activated partial thromboplastin time (APTT)
Kegunaan :
• Menilai jalur intrinsik dan jalur bersama
• Monitoring pengobatan dengan heparin,
hasil berkisar 1,5 – 2,5 X kontrol
APTT memanjang
defisiensi atau ada inhibitor terhadap jalur
intrinsik atau jalur bersama
Thrombin time (TT)
Kegunaan :
• Menilai perubahan fibrinogen menjadi fibrin
• Monitoring pengobatan heparin
TT memanjang
- Hipofibrinogenemia
- Disfibrinogenemia
- Inhibitor dari thrombin (FDP, heparin)
Tes Skrining Fungsi Hemostasis
Untuk menilai
Vaskuler dan Trombosit
Percobaan
pembendungan (RL)
Masa perdarahan
(Bleeding Time / BT)
Hitung trombosit:
Manual
Automatik
Sediaan hapus
darah tepi
 Fibrinogen
Untuk menilai
Faktor Pembekuan
Masa protrombin
plasma (PPT)
Masa tromboplastin
parsial teraktivasi
(APTT)
Masa Trombin (TT)
Retraksi bekuan
Masa Pembekuan
(Clotting Time / CT)
 D-dimer
TES RUMPEL LEEDE (RL)
• Menguji ketahanan kapiler darah dengan
bendungan vena sehingga darah menekan
kapiler
• RL (+):
– Kelainan vaskuler
– Trombositopenia
– Gangguan fungsi trombosit
BLEEDING TIME (BT)
• Mengukur waktu yang diperlukan untuk
menghentikan perdarahan setelah dilukai
pembuluh darah kecil yang superfisial
• Nilai normal: 1 – 6 menit
• Abnormal pada:
– Kelainan vaskuler
– Trombositopenia
– Gangguan fungsi trombosit
Hitung Trombosit
• Nilai normal : 150.000 – 400.000/ul
• Cara hitung:
– Manual
• Menggunakan kamar hitung
• Larutan Rees Ecker atau Amonium Oksalat
– Automatik
• Menggunakan hematology analyzer
• Prinsip: impedansi
– Sediaan hapus darah tepi
• Untuk konfirmasi jumlah trombosit
• Melihat morfologi trombosit
PPT
– Menguji jalur ekstrinsik dan jalur bersama
– Nilai normal: 11 – 15 detik
– PT memanjang karena defisiensi faktor koagulasi
jalur ekstrinsik dan jalur bersama jika kadarnya
<30%.
Pemanjangan PT :
• penyakit hati (sirosis hati, hepatitis, abses hati,
kanker hati, ikterus)
• Afibrinogenemia
• defisiensi faktor koagulasi (II, V, VII, X)
• disseminated intravascular coagulation (DIC)
• Fibrinolisis
• obat-obatan :
– vitamin K antagonis
– antibiotik (penisilin, streptomisin, karbenisilin,
kloramfenikol, kanamisin, neomisin, tetrasiklin)
– antikoagulan oral (warfarin, dikumarol), klorpromazin,
klordiazepoksid, difenilhidantoin , heparin, metildopa),
mitramisin, reserpin, fenilbutazon , quinidin, salisilat/
aspirin, sulfonamide
PT memendek
•
•
•
•
Tromboflebitis
infark miokardial
embolisme pulmonal
Obat : barbiturate, digitalis, diuretik,
difenhidramin, kontrasepsi oral, rifampisin
dan metaproterenol.
APTT:
– Menguji jalur intrinsik dan jalur bersama
– Nilai normal: 20 – 40 detik
APTT memanjang
1. Defisiensi bawaan
• Jika PPT normal kemungkinan kekurangan Faktor VIII, IX, XI dan XII
• Jika faktor-faktor koagulasi tersebut normal, kemungkinan kekurangan
HMW kininogen (Fitzgerald factor) Defisiensi vitamin K, defisiensi
protrombin, hipofibrinogenemia.
2. Defisiensi didapat dan kondisi abnormal seperti :
• sirosis hepatis
• Leukemia (mielositik, monositik)
• Penyakit von Willebrand (hemophilia vaskular)
• Malaria
• disseminated intravascular coagulation (DIC)
• Circulating anticoagulant (antiprothrombinase atau circulating anticoagulant
terhadap suatu faktor koagulasi)
• Selama terapi antikoagulan oral atau heparin
Thrombin time (TT)
– Menguji jalur bersama
– Nilai normal: 16 – 20 detik
• TT memanjang :
– Hypofibrinogenemia
– Dysfibrinogenemia
– FDP
Menilai Faktor Pembekuan
(cont):
• Retraksi Bekuan
– Menilai fibrinogen dan fungsi retraksi
trombosit
– Penilaian :
• Volume serum: 40 – 60%
• Konsistensi: kenyal dan tidak rapuh
• Clotting Time (CT)
– Menguji pembekuan secara keseluruhan
– Nilai normal :
• Cara Lee and White: 9 – 15 menit
• Cara kaca objek: 2 – 6 menit
Gangguan hemostasis herediter
 resesif X-linked
 dominan otosomal
 resesif otosomal
Gangguan hemostasis didapat
 defisiensi vit. K dependent factors
 penyakit hati
 pemakaian antikoagulan sistemik
 disseminated intravascular coagulation
 fibrinogenolisis
Hemofilia A
 x-linked recessive (lelaki penderita, wanita carrier)
 defisiensi/disfungsi F VIII
 hemarthrosis, hematoma dan perdarahan lama
 berat : VIII < 1%, sedang : 1 - 5% dan ringan 5 - 20 %
Laboratorium
 BT, PT, dan TT normal
 APTT memanjang
 aktivitas F VIII rendah
 von Willebrand’s factor normal
Hemofilia B (christmas disease)
 resesif x -linked
 defisiensi atau disfungsi F IX
 klinis menyerupai hemofilia A
Laboratorium
 BT, PT dan TT normal
 APTT memanjang
 Aktivitas F IX rendah
von Willebrand’s disease
 Otosomal dominan
 Defisiensi atau disfungsi vWF
 Bleeding time memanjang
 Aggregasi trombosit dengan ristocetin abnormal
 PT, TT normal
 APTT : normal or memanjang
 Aktivitas VIII : normal or rendah
Gangguan hemostasis didapat
 defisiensi vit. K dependent factors
 penyakit hati
 antikoagulan sistemik
 disseminated intravascular coagulation
 fibrinogenolisis
Disseminated Intravascular Coagulation
• Abnormalitas sistem koagulasi
• Faktor koagulasi dan trombosit menurun
karena konsumsi meningkat
• Terbentuknya bekuan intravakuler pada
seluruh tubuh
• Dipicu karena masuknya aktivator ke dalam
sirkulasi
Penyebab DIC
• Solutio placentae
• intra uterine fetal death
• emboli cairan ketuban
• sepsis
• luka bakar
• leukemia akut ( tipe M3)
• trauma berat dan luas
• gigitan ular
Laboratorium
• Akut :
– Jumlah trombosit
menurun
– TT, APTT dan PT
memanjang
– Kadar fibrinogen dan
AT III menurun
– D dimer meningkat
• Kronis :
– D dimer meningkat
– Faktor koagulasi dan
trombosit normal
(compensated DIC)
Plasminogen
in clot
Free plasminogen
PAI
Plasminogen activator
Plasmin
antiplasmin
in clot
Fibrin
FDP
D dimer (+)
Free plasmin
Fibrinogen
F V, F VIII
FDP
D dimer (-)
Download