LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI “BEDAH TIKUS PUTIH” Disusun Oleh: 1. 2. Ida Sari Dewi 16. 0576 Riska Putri Sandiyani 16.0558 3. Tiffany Pryllisya 16.0599 4. Gabriell Lauranita 16.0556 5. Kris Agustin 16.0585 6. Shayfull W. 16. AKADEMI FARMASI THERESIANA SEMARANG 2017 LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI “BEDAH TIKUS PUTIH” I. TUJUAN 1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi-fisiologi, struktur dan fungsi organ yang terdapat pada hewan uji tikus putih. 2. Mahasiswa mampu mengetahui letak organ pada hewan uji tikus putih. II. DASAR TEORI Anatomi tubuh manusia saling berhubungan antara bagian yang satu dengan lainnya. Struktur regional mempelajari letak geografis bagian tubuh dan setiap region atau daerah lainnya misalnya lengan, tungkai kepala dan seterusnya. Struktur otot, tulang, saraf dan pembuluh darah dapat dijumpai dalam sejumlah sistem jaringan yang berbeda. Mempelajari letak dan hubungan satu bagian tubuh yang tidak dapat terpisah dari pengamatan tentang keguanaan setiap struktur dan sistem jaringan struktur tertentu yang dapat dilihat dengan mata telanjang. Semua gambaran tubuh manusia didasarkan pada orang berdiri tegak dengan ekstrimitas disamping tubuh dan wajah serta tampak tangan mengarah kedepan. Bila tubuh berdiri tegak tubuh dalam keadaan keseimbangan labil karena bidang frontal yang melalui titik berat dan garis berat badan berpindah ke titik berat cranium, torak dan pelvis ke dorsal. Kaki melakukan tugas penting untuk menampung berat badan serta mempertahankan keseimbangan labil dan mendorong berat badan ke depan pada waktu berjalan (Syaifuddin, 2009). Bagian-bagian tubuh digambarkan melalui bidang imaginer yaitu : a. Bidang Median Sagital yaitu vertikal pertengahan tubuh membagi sisi kiri dan sisi kanan. b. Bidang Para Median yaitu di bagian median dan sejajar dengannya. c. Bidang Kronal yaitu vertikal, tegak lurus dengan bidang median, membagi sisi depan dan sisi belakang. d. Bidang horizontal/transversal yaitu tegak lurus dengan bidang median dan koronal membagi tubuh menjadi bagian atas bawah. Supaya dapat mengenali daerah tubuh secara tepat, digunakan istilah anatomi yang didefiniskan secara jelas. Istilah-istilah ini merujuk pada tubuh dalam posisi anantomi berdiri tegak mengahadap ke depan, lengan ke bawah, telapak tangan menghadap ke depan. Dalam posisi ini istilah-istilah berikut digunakan (Pack, 2003). Istilah interna dan externa digunakan untuk melukiskan jarak relatif sebuah organ atau struktur terhadap pusat sebuah rongga. Iga-iga misalya mempunyai permukaan interna yaitu yang menghadap ke dalam rongga dada dan permukaan eksterna ke sebelah luar. Istilah superficial (di permukaan) dan profunda (dalam) digunakan untuk menunjukkan jarak relatif dari permukaan tubuh. Istilah superior dan inferior menunjukkan letak relatif tinggi atau rendah khususnya dalam perbandingan dengan badan seperti permukaan superior dan inferior dari klavikula (tulang selangkang). Istilah anterior dan posterior merupakan sinonim dari ventral dan dorsal. Istilah-istilah ini hanya digunakan untuk orang dalam keadaan berdiri tegak atau posisi anatomi (Pearce, 2006). Superior (atas) atau kranial: lebih dekat dengan kepala. Contoh: mulut terletak superior terhadap dagu. Inferior (bawah) atau kaudal: lebih dekat pada kaki. Contoh: pusar terletak inferior terhadap payudara. Anterior (depan): lebih dekat ke depan. Contoh: lambung terletak anterior terhadap limpa. Posterior (belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh: jatung terletak posterior terhadap tulang rusuk. Superfisial: lebih dekat ke/di permukaan. Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya. Profunda: lebih jauh dari permukaan. Contoh: tulang hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah. Medial (dalam): lebih dekat ke bidang median. Contoh: jari manis terletak medial terhadap jari jempol. Lateral (luar): menjauhi bidang median. Contoh: telinga terletak lateral terhadap mata. Proksimal (atas): lebih dekat dengan batang tubuh/pangkal. Contoh: siku terletak proksimal terhadap telapak tangan. Istilah yang berkenaan dengan penampang atau bidang yaitu : 1. Bidang median yaitu yang membujur dari depan ke belakang yang membagi tubuh menjadi bagian kanan dan kiri secara seimbang 2. Bidang sagital/parasagital yaitu bidang yang membujur sejajar dengan bidang median. 3. Bidang coronal/frontal yaitu bidang membujur dari samping kiri ke kanan yang membagi tubuh menjadi belahan depan dan belahan belakang secara seimbang dan tegak lurus dengan bidang median. 4. Bidang transversal/horizontal yaitu bidang melintang yang membagi belahan atas dan belahan bawah tegak lurus dengan bidang median dan coronal. 5. Bidang longitudinal yaitu bidang yang mengikuti dimesi terpanjang dari organ tegak lurus terhadap bidang transversal. 6. Bidang oblique (sorong) yaitu bidang yang membuat sudut lebih kecil atau sudut lebih besar dengan bidang transversal. Potongan tubuh dan bidang-bidangnya digunakan untuk menggambarkan tubuh atau organ yang terbagi menjadi dua bagian. Potongan sagital membagi tubuh atau organ secara vertikal menjadi kiri dan kanan. Jika bagian kanan dan kiri sama maka itu disebut potongan midsagital; jika tidak potongan tersebut disebut potongan parasital. Potongan frontal (koronal) membagi tubuh atau organ secara vertikal menjadi dua bagian tubuh yaitu bagian depan dan belakang, potongan horizontal (melintang) membagi tubuh secara horizontal menjadi bagian atas dan bawah (Pack, 2003). Letak berbagai bagian tubuh dilukiskan dengan membuat perbandingan pada garisgaris dan bidang-bidang khayal misalnya bidang medial yang melalui sumbu tengah tubuh. Struktur yang letaknya lebih dekat pada bidang median tubuh daripada struktur lain dikatakan medial terhadap yang lain. Misalnya otot pangkal paha yang terletak di sebelah dalam paha adalah medial terhadap kelompok lainnya yang berada di sebelah luar yang disebut dengan lateral. Karena itu sisi dalam paham disebut aspek medial dan sisi luar disebut aspek lateral (Pearce, 2009). Macam-macam sistem pada manusia yaitu : 1. Sistem Ekskresi, berfungsi untuk memindahkan hasil metabolisme yang sudah tidak diperlukan keseimbangannya keluar terhadap tubuh sehingga lingkungan. sel-sel Terdiri tubuh atas dapat ginjal, menjaga paru-paru (karbondioksida) , hati (racun) dan kulit (keringat). 2. Sistem Respiratori/Pernafasan, yaitu sistem yang memiliki fungsi untuk mengambil oksigen, menyediakan oksigen dan mengeluarkan karbondioksida keluar tubuh. Terdiri dari hidung, faring, trakhea, bronki dan paru-paru. 3. Sistem Digesti/Pencernaan yaitu sistem yang berfungsi untuk melakukan proses makanan sehingga dapat diserap dan digunakan oleh sel-sel tubuh secara fisika maupun kimia. Terdiri dari mulut, kerongkongan, lambung, rectum, hati dan pankreas. 4. Sistem Transportasi/Pengedaran yaitu sistem yang berfungsi untuk menjaga tubuh dari penyakit, menyebar sari makanan dan oksigen ke seluruh tubuh serta mengangkut zat-zat sisa keluar tubuh. Terdiri atas jantung, pembuluh arteri, pembuluh vena, pembuluh kapiler, pembuluh getah bening (limfa) dan kelenjar limfe. 5. Sistem Reproduksi adalah sistem yang digunakan untuk berkembangbiak. Terdiri dari testis, ovarium dan alat kelamin lainnya. 6. Sistem Otot adalah sistem tubuh yang memiliki fungsi seperti untuk alat gerak, menyimpan glikogen dan menentukan postur tubuh. Terdiri atas otot polos jantung dan otot rangka. 7. Sistem Saraf adalah sistem yang memiliki fungsi untuk menerima dan merespon rangsangan. Terdiri dari otak, saraf tulang belakang, simpul-simpul saraf dan serabut saraf. 8. Sistem Endokrin adalah sistem yang memiliki fungsi untuk memproduksi hormon yang mengatur aktivitas tubuh. Terdiri atas kelenjar tiroid, hipofisa/putuitari, kelenjar pankreas, kelenjar kelamin, kelenjar suprarenal, kelenjar paratiroid dan kelenjar buntu 9. Sistem Rangka adalah sistem yang meiliki fungsi untuk menyimpan bahan mineral, tempat pembentukan sel darah, tempat melekatnya otot rangka, melindungi tubuh yang lunak dan menunjang tubuh. Terdiri dari tengkorak, tulang rusuk, tulang belakang, rangka penopang tulang bahu, rangka penopang tulang pinggul, tulang anggota badan atas dan bawah. Macam-macam sistem pada tubuh tikus : 1) Sistem Pencernaan terdiri atas saluran pencernaan atau kelenjar-kelenjar yang berhubungan, berfungsi untuk : a. Ingesti dan Digesti makanan b. Absorbsi sari makanan c. Eliminasi sisa makanan Langkah-langkah proses pencernaan makanan : 1. Pencernaan di mulut dan di rongga mulut, makanan digiling menjadi kecil-kecil oleh gigi dan dibasahi oleh saliva. 2. Disalurkan melalui faring dan esophagus. 3. Pencernaan di lambung dan di usus halus. Dalam usus halus diubah menjadi asamasam amino, monosakarida, gliserida dan unsur-unsur dasar yang lain. 4. Absorbsi air dalam usus besar akibatnya isi yang tidak dicerna menjadi setengah padat (feses) 5. Feses dikeluarkan dari dalam tubuh melalui kloaka (bila ada) kemudian ke anus. 2) Sistem Ekskresi, sistem ekskresi mamalia ini sama dengan ekskresi pada manusia tetapi sedikit berbeda yang disebabkan oleh lingkungan tempat tinggalnya. Paruparu terletak di dalam rongga dada, dilindungi oleh struktur selangka dan diselaputi karung di dinding dikenal sebagai pelura. Bernafas kebanyakan dilakukan oleh diagfragma paru-paru berada mengembung. Sagkar selangka juga boleh menguncup sedikit ini menyebabkan udara tertarik ke dalam keluar paru-paru melalui trakhea dan bronkinal tubes yang bercabang dan mempunyai alveolus di ujung yaitu karung kecil di kapilari yang penuhi darah. Disini oksigen meresap banyak masuk kedalam darah dimana akan diangkut oleh hemoglobin. 3) Sistem Reproduksi Tahap pembentukan spematoza dibagi menjadi 3 tahap yaitu : a. Spermatogenesis yaitu merupakan tahap spermatogenea yang mengalami mitosis berkali-kali yang akan menjadi spermatosot primer. Spermatosit primer mengandung kromosomdiploid (2n) pada inti selnya dan mengalami meiosis. Satu spermatosit akan menghasilkan satu anak yaitu spermatosit sekunder. b. Tahapan meiosis, yaitu spermatosid primer menjauh dari lamina basalis, sitoplasma makin banyak dan segera mengalami meiosis 1 yang kemudian diikuti dengan meiosis 2. c. Tahapan Spermiogenesis, merupakan transformer spermatid menjadi spermatozoa yang memiliki 4 fase yaitu fase golgi, fase tulup, fase akrosom dan fase pematangan. Hasil akhir berupa empat spermatozoa masuk. III. HASIL Sebelum pembedahan. Setelah pembedahan. Setelah pembedahan. Jantung (cor). Paru-paru (pulmo). Hati (hepar). Lambung (stomach/ventrikulus). Limfa (spleen). Ginjal (kidney/ren). Testis (bagian eksternal). Testis (bagian internal). Male Urogenital System (vas deferens). Usus halus (small intestines). Colon. IV. PEMBAHASAN Acara praktikum ini adalah pengenalan tentang berbagai organ dalam tubuh serta pengenalan mengenai struktur unit tubuh terkecil atau sel. Praktikum kali ini melakukan pembedahan dengan seekor tikus (yang telah di euthanasia sebelumnya), dengan alasan karena tikus memiliki organ yang membentuk suatu sistem yang letaknya dapat diketahui melalui terminologi anatomi, sama halnya dengan manusia. Selain itu juga reaksi-reaksi di dalam tubuh tikus lebih sesuai dengan manusia sehingga hasilnya akan lebih cocok daripada menggunakan spesies lain. Alasan lain dipilihnya tikus sebagai hewan percobaan yaitu karena tikus merupakan hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari dan tidur pada siang lain sehingga lebih memudahkan dalam proses pembedahan. Dalam praktikum ini dilakukan pembedahan terhadap tikus, sehingga dapat dibandingkan antara organ-organ tikus yang telah diamati saat pembedahan dengan organ-organ manusia. Pembedahan yang bagus yaitu tidak terdapatnya darah saat pembedahan. Sayatan tidak boleh terlalu dalam, harus sangat hati-hati agar peredaran darah yang ada di kulit tidak terpotong dan organ-organ dalam tidak tertusuk. Bagian luar dari tubuh tikus terdiri dari kulit (integumen). Kulit merupakan bagian tubuh yang terluas dan membungkus seluruh bagian tubuh. Kulit mempunyai beberapa fungsi : 1) Fungsi proteksi, kulit melindungi bagian dalam tubuh dari gangguan fisik maupun mekanik, seperti gesekan, tarikan, gangguan kimia yang dapat menimbulkan iritasi. 2) Fungsi absorbs, yaitu memungkinkan kulit mengabsorbsi oksigen, mengeluarkan CO2 dan uap air. 3) Fungsi pengaturan suhu tubuh, untuk mengatur suhu tubuh kulit mengeluarkan keringat. Jika udara panas, maka kulit akan mengeluarkan keringat lebih banyak. 4) Fungsi ekskresi, kelenjar-kelenjar pada kulit mengeluarkan zat-zat metabolisme tubuh yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh seperti urea, NaCl, asam urat dan amonia. Kelenjar lemak dan kelenjar keringat menyebabkan keasaman kulit. Sistem digestoria pada tikus dan manusia hampir sama yang terdiri atas lambung, usus besar (colon) dan usus halus. Lambung tersusun atas 3 bagian, yaitu kardia, fundus dan antrum. Makanan yang masuk ke dalam lambung melalui kerongkonan serta melewati otot sfingter. Lambung mempunyai fungsi yaitu untuk menampung makanan,, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah lambung. Usus besar tikus terdiri dari kolon asendens (menurun) dan kolon sigmoid (yang berhubungan dengan rektum). Usus besar menghasilkan sekret yang berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Pada saat mencapai usus besar, isi usus berisi cairan, namun pada saat mencapai rektum bentuknya menjadi padat. Usus duabelas jari (duadenum) tikus adalah bagian pertama dari usus halus. Makanan yang masuk kedalam duodenum dapat dicerna oleh usus halus. Jika duodenum sudah penuh, maka duodenum akan memberikan sinyal kepada lambung untuk berhenti menyuplai sari makanan. Usus halus memiliki fungsi untuk menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-kapiler darah dan saluran-saluran limpa. Sistem Kardiovaskular pada tikus adalah jantung yang berada di atas rongga dada di atas sebelah kiri, di atas diafragma. Jantung terdiri dari 4 ruang dan terbungkus selaput pericardia. Pericardia tersusun atas 2 lapisan yaitu lamina parietalis dan lamina viseralis. Di antara lapisan kedua tersebut terdapat cavum pericardia yang berisi cairan pericardia. Jantung tikus tersusun atas 4 ruang, yakni 2 atrium (serambi) dan 2 ventrikel (bilik). Sistem Respiratori pada tikus adalah paru-paru yang lokasinya berada di dalam rongga dada sebelah kanan dan kiri jantung. Paru-paru bagian kanan terdiri atas 3 kelompok alveolus yang merupakan dua lobus paru-paru. Di bagian dalam paru-paru, bronkus bagian kanan memiliki 3 cabang. Cabang dari bronkus dinamakan bronkiolus. Fungsi utama dari paru-paru adalah menukar oksigen dari udara dengan karbondioksida dari darah. Sistem Genitalia pada tikus jantan berfungsi menghasilkan gama jantan. Alat kelamin jantan tersusun atas alat kelamin dalam dan luar. Alat kelamin luar berupa penis dan skrotum, sementara alat kelamin dalam berupa testis, saluran reproduksi, kelenjar kelamin. Sistem reproduksi tikus betina terdiri atas beberapa organ yaitu ovarium, saluran telur (oviduct atau tuba falopi), uterus (endometrium), vagina dan klitroris. Ovarium berbentuk bulat, kecil, melekat pada dinding tubuh oleh selaput mesovarium. Klitoris merupakan penonjolan kecil, anterior dari vulva dan tempat bermuaranya uretra. Klitoris merupakan organ yang equivalent pada tikus jantan. Sistem Ekskresi pada tikus adalah hati tikus berfungsi sebagai homeostatis yang berperan dalam proses metabolisme. Warna hati coklat kemerahan yang terletak di bagian diafragma. Fungsi hati tikus yakni mengubah zat makanan yang diserap oleh usus dan di simpan di organ tubuh lain; mengubah hasil metabolisme untuk diekskresikan kedalam empedu dan urin. Sistem Urinaria pada tikus adalah ginjal yang terdiri dari sepasang organ dengan bentuk seperti kacang dan letaknya berada di rektroperitoneal di bagian kedua sisi tulang punggung. Ginjal tikus tidak melekat langsung pada bagian dinding tubuh namun dilapisi oleh jaringan lemak. Pada bagian ginjal kanan memiliki ukuran lebih besar, lebih berat dan letaknya lebih anterior. Ginjal tikus jantan memiliki massa lebih berat dan lebih besar. V. KESIMPULAN 1. Morfologi dasar tikus terbagi atas bagian kepala (caput), leher, tubuh (teruncus) dan bagian ekor (cauda). 2. Anatomi pada tikus memiliki kemiripan dengan struktur anatomi pada manusia yaitu tersususun atas bagian jantung (cor), hati (hepar), paru-paru (pulmo), lambung (ventriculus), pankreas, ginjal (ren), usus (intestinum) yang terbagi menjadi usus halus (intestinum tennue) dan usus besar ( intestinum crassum) serta testis. DAFTAR PUSTAKA Adil, E. I. M, L.Sjahfirdi, N. Anita dan D. Kusmana. 2005. Pengantar praktikum struktur hewan. Pack, Phillip E, 2003. Anatomi dan Fisiologi. Bandung: Pakar Raya Pearce, Evelyn C, 2006. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedis. Jakarta: Gramedia Pearce, Evelyn, 2009. Anatomi dan Fisiologis Untuk Paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Syaifuddin, 2009. Anatomi Tubuh Manusia Untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika