ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAPARAN DIAZINON LAPORAN Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Analisis Risiko Kesehatan Oleh : Muhammad Faris Ihsan 25317033 Badrun Ahmad 25316302 PROGRAM MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2018 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penggunaan racun serangga (insektisida) dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi hal yang biasa, baik di bidang pertanian maupun untuk kebutuhan rumah tangga. Di samping dampak positif yang dihasilkan, penggunaan racun serangga juga dapat memberikan dampak negatif. Pada tahun 2007 lebih dari 6000 kasus keracunan akut terjadi di kanada (W.A.Watson et al, 2005). Setiap tahunnya sekitar tiga ribu kasus yang merupakan kasus berat. Kejadian keracunan karena insektisida yang berakibat kematian lebih tinggi daripada kematian akibat penyakit infeksi pada negara-negara berkembang. Dalam hal ini mortalitas akibat keracunan insektisida diakibatkan karena tertelannya zat tersebut (Benbrook, 2005) Insektisida terbagi atas beberapa golongan, dalam kehidupan sehari-hari dapat di golongkan atas 3 golongan, yaitu organofosfat, carbamat dan organoklorin. Keracunan insektisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, mengakibatkan perangsangan terus-menerus saraf muskarinik dan nikotinik. Residu pestisida diazinon dalam makanan mengakibatkan terjadinya modifikasi sinyal kolinergik akibat dihambatnya asetilkolinesterase. Karena sifat beracun dan beresiko terhadap kesehatan manusia, maka pemerintah menetapkan batas maksimum residu pestisida untuk meminimalisir dampaknya bagi kesehatan (Sartono, 2002). Menurut SNI 7313:2008 tentang batas maksimum residu (BMR) pestisida pada hasil pertanian, diazinon terlampir pada tabel 1 sesuai dengan jenis komoditas. Sebagai contoh : pada daging ayam nilai BMR nya sebesar 0,02 mg/kg Sedangkan pada ceri BMR nya sebesar 1 mg/kg. Di amerika pada tahun 1998 telah terjadi pencemaran 20 aliran sungai yang terkadung zat diazinon (NAWQA, 1998). Penggunaan organofosfat senyawa diazinon di masyarakat cukup banyak dikarenakan kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida kadang-kadang menyalahi aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, petani juga sering mencampur beberapa jenis pestisida, dengan alasan untuk meningkatkan daya racunnya pada hama tanaman. Penggunaan diazinon yang termasuk golongan organofosfat akan menghambat kerja enzim kholinesterase yaitu suatu bahan kimia esensial dalam mengantarkan impuls sepanjang serabut syaraf. Menurut laporan kegiatan pemeriksaan aktifitas kholinesterase darah petani yang menggunakan pestisida organofosfat Propinsi Jawa Tengah Tahun 1999, dari 240 orang yang diperiksa menunjukkan bahwa keracunan pestisida 66,5% dengan rincian keracunan berat 2,5%, keracunan sedang 8,75%, keracunan ringan 55,26%. Selain dari penurunan kadar kolinesterase dalam darah, pestisida jenis organofosfat juga dapat menimbulkan penurunan kadar haemoglobin, penurunan fungsi hati. EPA melalui divisi efek kesehatan melaporkan bahwa tahun 1966-1980 ditemukan 903 orang mengalami keracunan akibat terpapar senyawa diazinon. Oleh karena itu pentingnya untuk mengidentifikasi besarnya risiko pada senyawa diazinon di aktivitas pertanian. I.2 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan ini yaitu : 1. Mengidentifikasi jalur portal entri dari suatu senyawa organofosfat khususnya diazinon dalam aktivitas pertanian 2. Memperkirakan asupan harian (hazard quetiont dan hazard index) dari diazinon 3. Memperkirakan risiko non karsinogenik atau karsinogenik dari berbagai jalur paparan pada pekerja. 1.3 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah penulisan ini yaitu : 1. Bagaimana jalur portal entri dari suatu senyawa organofosfat khususnya diazinon dalam aktivitas pertanian? 2. Berapa asupan harian (hazard quetiont dan hazard index) dari diazinon? 3. Bagaimana risiko non karsinogenik atau karsinogenik dari berbagai jalur paparan pada Pekerja? I.4 Karakteristik diazinon Diazinon dalam bentuk murni merupakan minyak tidak berwarna dengan kandungan aktif ≥ 90% dalam larutan berwarna coklat, memiliki titik didih 830C –940C, tekanan uap 4,6 x 10-5 mmHg pada suhu 100C ; 1,40 x 10-4, 8,4 x 10-5 mmHg pada suhu 20 °C dan 1,1 x 10-3 mmHg pada suhu 400C, bobot molekul 304,3 g/mol, kelarutan dalam air 0,04 g/L pada suhu 200 dan 300C, atau berkisar antara 0,054 - 0,069 g/L pada suhu 200-400C. Diazinon dapat terlarut sempurna dalam aseton, benzen, etanol, toluen, xylen dan petroleum. Diazinon merupakan insektisida non sistemik berspektrum lebar, digunakan untuk mengendalikan serangga dan hama pada buah, sayuran, serta hasil pertanian. Gambar struktur molekul diazinon sebagai berikut. Gambar 1.1 Struktur Molekul Diazinon Insektisida ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, saluran pencernaan dan saluran pernapasan langsung mengikat enzim kholinesterase. Fungsi dari enzim kholinesterase ini adalah mengatur bekerjanya saraf. Bila enzim yang berada dalam darah tersebut diikat maka akan menimbulkan gejala-gejala yang secara nyata tampak pada sistem biologis yang dapat menyebabkan kesakitan (salah satunya kegagalan pernapasan akut) sampai kematian. Tercatat kasus-kasus keracunan akibat insektisida sejumlah 500.000an pada tahun 1972, dan diperkirakan meningkat menjadi 25.000.000an pada awal 1990. Dan setiap tahunnya sekitar tiga ribu kasus yang merupakan kasus berat. Dari sejumlah kasus yang tercatat disimpulkan bahwa keracunan insektisida yang berakibat kematian lebih tinggi daripada kematian akibat penyakit infeksi pada negara-negara berkembang. I.5 Dampak diazinon Terhadap Kesehatan Diazinon merupakan insektisida yang paling toksik diantara pestisida lainnya dan sering menyebabkan keracunan pada manusia. Efek sistemik yang timbul pada manusia ataupun pada binatang percobaan yang terpapar, baik secara inhalasi, oral, ataupun melalui kulit, terutama disebabkan oleh penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) oleh Diazoxon, senyawa metabolit aktif dari diazinon. Penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) terjadi pada hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap. Asetilkolin merupakan suatu neurotransmiter dari impuls saraf pada post-ganglionik, serabut saraf parasimpatik, saraf somatomotorik pada otot bergaris, serat saraf pre-ganglionik baik parasimpatis dan simpatis serta sinap-sinap tertentu pada susunan saraf. Secara normal, asetilkolin dilepaskan melalui perangsangan pada saraf, yang kemudian akan diteruskan dari motor neuron ke otot volunter, misalkan pada bronkus atau jantung. Asetilkolin yang dilepaskan tersebut kemudian akan dihidrolisis menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim asetilkolinesterase. Sebagai antikolinesterase organofosfat, diazinon menghambat AChE dengan membentuk kompleks fosforilasi yang stabil, sehingga tidak mampu memecah asetilkoline pada hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap, sehingga terjadi penumpukan asetilkoline pada reseptorm asetilkolin, yang menyebabkan terjadinya stimulasi yang berlebihan dan berkelanjutan pada serat-serta kolinergic pada parasimpatis postganglionik, hubungan neuromuskular pada otot skeletal, dan hiperpolarisasi dan desentisasi sel-sel pada sistem saraf pusat. Efek sesudah terpapar diazinon antara lain lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar: air mata, keringat, air liur berlebih, tremor, pupil mengecil, denyut jantung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan, rasa tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak sadar dan kejang-kejang. BAB II METODOLOGI PENELITIAN II.1 Gambaran Umum Makalah ini disusun untuk menentukan dosis diazinon yang masuk lewat paparan dermal, inhalasi, dan oral kepada para petani serta masyarakat di desa X. Jumlah sampel diasumsikan sebanyak 30 orang yang merupakan data sekunder yang didapat dari beberapa jurnal. Selain itu, penentuan data paparan diazinon pada dermal, oral dan inhalasi menggunakan data luas permukaan kulit (1,94 cm2 pria dewasa), konstanta permeabilitas (0,004), waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan dan rata-rata hari dalam satu tahun. II. 2. Skema Metodologi Data dalam makalah ini mengacu pada jurnal dan penelitian yang pernah dilakukan terhadap insektisida diazinon. Data-data diperoleh dari jurnal dan penelitian tidak lengkap sehingga menggunakan asumsi-asumsi berupa angka-angka konsentrasi paparan diazinon terhadap para petani dan masyarakat di desa X yang mengacu kepada data penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya. Metodologi pengerjaan makalah analisis risiko ini sebagai berikut. Gambar 2.1 langkah langkah analisis risiko Sumber: Louvar, 1998 II. 2.1 Identifikasi Bahaya Bahaya yang ada di area pertanian di desa X yaitu berupa insektisida diazinon. Diazinon digunakan petani untuk menyemprotkan tanamannya yang terkena hama. Sehingga kemungkinan petani terpapar diazinon melalui proses inhalasi, dermal dan proses pencernaan lewat oral. Efek yang ditimbulkan adalah efek akut maupun efek kronis. Untuk itu perlu diketahui dosis paparan melalui dermal, oral dan inhalasi. II.2.1.2 Identifikasi Sumber Data dosis didapat dari konsentrasi diazinon yang masuk ke dalam tubuh melalui dermal, oral dan inhalasi Pada sumber oral diazinon masuk melalui sumber air minum yang dikonsumsi keluarga petani. Pada Sumber inhalasi diazinon berasal dari insektisida yang digunakan petani untuk menyemprot hama pada tanaman. Sedangkan pada dermal merupakan senyawa diazinon yang terdapat pada permukaan tanah setelah insektisida disemprotkan. Perhitungan untuk menentukan dosis yang masuk ke dalam tubuh petani melalui dermal, oral dan inhalasi. Penentuan data paparan diazinon pada dermal, oral dan inhalasi menggunakan data luas permukaan kulit (1,94 cm2 pria dewasa), waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan dan rata-rata hari dalam satu tahun. Pengujian secara dermal dan oral menggunakan hewan uji. II.2.2 Analisis Dosis Respon Analisis dosis respon, merupakan tahap analisis risiko kesehatan lingkungan untuk menetukan nilai toksisitas diazinon. Analisis dosis respon merupakan hubungan antara jumlah total suatu diazinon yang memapari organisme. Data dari jurnal menunjukan bahwa diazinon adalah insektisida yang bersifat nonkarsinogenik. Risiko nonkarsinogenik didefinisikan sebagai rasio dari asupan harian rata-rata dikalikan dengan konsentrasi referensi (Rfd). πππππππππππππππ π ππ π (π ) = πΌππ‘πππ π ππ· Dimana nilai RfD didapat dari peraturan dan pedoman yang digunakan sebesar 0,009. Untuk paparan beberapa nonkarsinogenik, indeks skor bahaya untuk semua nonkarsinogenik dijumlahkan untuk memberikan hasil akhir dari risiko (HI). Jika jumlah indeks bahaya melebihi 1,0 berati kontaminan memiliki efek buruk terhadap kesehatan yang bersifat non karsinogenik. II.2.3 Analisis Pemajanan Data dosis digunkan untuk mengitung intake yang masuk ke dalam tubuh petani dan masyarakat di desa X. Data dosis ini diambil dari 30 sampel petani. Selanjutnya dilakukan perhitungan intake dengan menggunakan rumus di bawah ini. Tabel 2.1 Rumus Intake diazinon Jalur pajanan Intake Harian Rata-rata Oral (ingestion) dari tanah, air, dan tanaman Kontak kulit (Dermal Contact) dari tanah Pernapasan (inhalation) II.2. 4 Karakterisasi Risiko Karakterisasi risiko merupakan integrasi informasi dari komponen sebelumnya dan melakukan sintesa sehingga dapat membuat kesimpulan yang menyeluruh, integratif, tentang risiko yang lengkap, informatif dan bermanfaat. Cara menentukan karakteristik risiko adalah intake dibagi dengan RfD untuk bahan non karsinogenik. Suatu senyawa dinyatakan berisiko apabila nilai HQ (Hazard Quotient) bahan non karsinogenik > 1. II. 2. 5 Manajemen Risiko Manajemen risiko adalah upaya yang didasarkan pada informasi tentang risiko kesehatan yang diperoleh melalui suatu analisis risiko, untuk mencegah, menanggulangi, atau memulihkan efek yang merugikan kesehatan oleh paparan zat toksik. II. 2. 6 Komunikasi Risiko Komunikasi risiko yaitu upaya untuk menginformasikan dan menyarankan masyarakat tentang hasil analisis risiko dan dampaknya, mendengar reaksi mereka, dan melibatkan mereka dalam perencanaan pengelolaan risiko. BAB III PEMBAHASAN III. 1 Pembahasan Paparan Lewat Oral Data hasil pengukuran merupakan data sekunder yang didapatkan dari jurnal Peter dkk (2010), Zohre dkk, dan Ali Reza (2002). Sampel terdiri dari data para petani penyemprot pestisida organofosfat yang mengandung diazinon. Sample sebanyak 30 orang. Hasil perhitungan intake dapat dilihat pada grafik. Gambar 3.1 grafik intake oral diazinon Dari gambar 3.1 di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor 13 sebesar 0,00197 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 0,00112 mg/kg/hari. Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain paparan total yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan. Sedangkan standar deviasi dari intake adalah 0,0003429. Sehingga perbandingan mean±standar deviasi adalah 0,001±0,0003. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang representatif untuk 30 sampel adalah 0,00112. Untuk contoh perhitungan intake menggunakan rumus berikut. I= Cx IRx EF x ED BW x AT Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rumus di atas sebagai berikut: C = konsentrasi diazinon pada air minum (Moghiseh,dkk. 2015) IR = Laju pencernaan digunakan 2 L air/h untuk 90 persentil digunakan karena konsumsi manusia dewasa diaggap 2 L air per hari. (Soemirat, 2013) EF= frekuensi pajanan dianggap 365 hari /tahun karena dalam setiap hari petani terpapar sepanjang tahun (Soemirat, 2013) ED = Durasi pajanan dianggap 70 tahun usia harapan hidup petani (Soemirat, 2013) Berikut adalah contoh perhitungan yang dilakukan: I= 0,0003 ππ mg L hari x 2 x 365 x70 tahun 0,0006 ππ L h tahun = 70 kg x 365 hari βπππ Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan rumus berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = Intake masing-masing sampel = Intake rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi Intake untuk oral ditampilkan dalam tabel berikut No Tabel 3.1 data intake oral diazinon Intake Oral (X) X(X- )2 1 0,0006 -0,00052 0,000000273 2 0,000888889 -0,00023 0,000000055 3 0,001060606 -0,00006 0,000000004 4 0,001423729 0,00030 0,000000091 5 0,001129032 0,00001 0,000000000 6 0,0016 0,00048 0,000000228 7 0,0014 0,00028 0,000000077 8 0,0016 0,00048 0,000000228 9 0,001507692 0,00038 0,000000148 10 0,00109375 -0,00003 0,000000001 11 0,001076923 -0,00005 0,000000002 12 0,001292308 0,00017 0,000000029 13 0,00196875 0,00085 0,000000716 14 0,001111111 -0,00001 0,000000000 15 0,001044776 -0,00008 0,000000006 16 0,0006 -0,00052 0,000000273 17 0,000861538 -0,00026 0,000000068 18 0,001060606 -0,00006 0,000000004 19 0,0006 -0,00052 0,000000273 20 0,000823529 -0,00030 0,000000090 21 0,00142029 0,00030 0,000000089 22 0,0012 0,00008 0,000000006 23 0,001647059 0,00052 0,000000275 24 0,00109375 -0,00003 0,000000001 25 0,001076923 -0,00005 0,000000002 26 0,000823529 -0,00030 0,000000090 27 0,001217391 0,00009 0,000000009 28 0,001029412 -0,00009 0,000000009 29 0,001 -0,00012 0,000000015 30 0,000430769 Mean -0,00069 0 0,000000479 0,001122745 Mean ±Standar Deviasi 0,0011±0,000349 Jumlah Jumlah /n-1 Standar Deviasi 0,000003538 0,000000122 0,000349298 Maka standar deviasi intake sebesar 0,00035. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi. S=√ 0,000000122 = 0,000349 30 − 1 Sedangkan untuk melihat apakah sample yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ. Gambar berikut menunjukkan grafik besaran nilai HQ yang diterima oleh setiap sampel. 2,5 Grafik HQ pada paparan lewat Oral 2 HQ 1,5 1 0,5 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Sampel Gambar 3.2 grafik HQ oral diazinon Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai contoh sebagai berikut. mg 0,0006 Intake kg. hari HQ = = = 0,6667 RfD 0,0009 Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus dibandingkan dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya maka standar deviasi yang digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai HQ adalah 1,25. Sedangkan penentuan standar deviasi HQ digunakan rumus sebagai berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = HQ masing-masing sampel = HQ rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk oral ditampilakn dalam tabel berikut: Tabel 3.2 data HQ oral diazinon X- HQ Oral (X) 1 0,666666667 -0,5808283 0,337361498 2 0,987654321 -0,2598406 0,067517154 3 1,178451178 -0,0690438 0,004767043 4 1,581920904 0,33442595 0,111840717 5 1,254480287 0,00698533 4,87949E-05 6 1,777777778 0,53 028282 0,281199874 7 1,555555556 0,3080606 0,094901335 8 1,777777778 0,53028282 0,281199874 9 1,675213675 0,42771872 0,182943305 10 1,215277778 -0,0322172 0,001037946 11 1,196581197 -0,0509138 0,002592211 12 1,435897436 0,18840248 0,035495496 13 2,1875 0,94000505 0,883609488 14 1,234567901 -0,0129271 0,000167109 15 1,160862355 -0,0866326 0,007505207 16 0,666666667 -0,5808283 0,337361498 17 0,957264957 -0,29023 0,08423345 18 1,178451178 -0,0690438 0,004767043 19 0,666666667 -0,5808283 0,337361498 20 0,91503268 -0,3324623 0,110531163 21 1,578099839 0,33060489 0,109299591 22 1,333333333 0,08583838 0,007368228 23 1,830065359 0,58257041 0,339388279 24 1,215277778 -0,0322172 0,001037946 25 1,196581197 -0,0509138 0,002592211 26 0,91503268 -0,3324623 0,110531163 27 1,352657005 0,10516205 0,011059057 28 1,14379085 -0,1037041 0,010754541 29 1,111111111 -0,1363838 0,018600552 30 0,478632479 -0,7688625 0,591149504 Mean 1,247494953 Jumlah (X- )2 No 4,368222777 Maka standar deviasi HQ adalah 0,388. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi. S=√ 4,3682 = 0,388 30 − 1 Perbandingan nilai mean/rata-rata ± standar deviasi adalah 1,25±0,39 menunjukan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan mean maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai HQ yang representatif adalah sebesar 1,25. Ini menunjukan bahwa nilai HQ lebih besar 1 maka tentunya air yang dikonsumsi petani atau masyarakat di sekitar lahan pertanian berbahaya, karena konsentrasi diazinon pada air cukup tinggi. III. 2 Pembahasan Paparan Lewat Dermal Pajanan melalui kulit dapat terjadi saat petani menyemprot diazinon sehingga terbawa angin dan menempel ke kulit. Diazinon yang diabsorpsi kulit dapat menembus epidermis, kemudian memasuki kapiler darah dalam kulit, sehingga terbawa sampai ke paru-paru dan organ vital lainnya seperti otak dan otot. Berikut adalah grafik konsentrasi intake melalui kulit dari 30 sampel. Grafik Intake Dermal 6E-10 5E-10 Intake 4E-10 3E-10 2E-10 1E-10 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Sampel Gambar 3.3 grafik intake dermal diazinon Dari gambar di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor 14 dan 15 sebesar 5 x 10-10 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 3,452 x 10-10 mg/kg/hari. Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain paparan total yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan. Sedangkan standar deviasi dari intake adalah 1,13 x 10-10. Sehingga perbandingan mean±standar deviasi adalah 3,45E-10±1,13E-10. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang representatif untuk 30 sampel adalah 3,45E-10. Untuk contoh perhitungan intake menggunakan rumus berikut. I= Cw x CF x SA x AF x ABS x EF x ED BW x AT Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rumus di atas sebagai berikut: CW = Konsentrasi diazinon pada permukaan tanah (Ghassempour, 2018) CF = Faktor konversi volumetrik air dianggap dianggap 0,001 L/m3 EF = Frekuensi pajanan dianggap 365 hari /tahun (Soemirat, 2013) ED = Durasi pajanan dianggap 70 tahun sesuai angka harapan hidup (Soemirat, 2013) SA= luas permukaan kulit yang terkontak 1,94 cm2(ATSDR,2008) AF= faktor melekatnya tanah pada kulit 0,52 ππ ππ2 (ATSDR,2008) ABS = faktor absorpsi diazinon 0,01 (ATSDR,2008) Berikut contoh menghitung intake diazinon melalui dermal. I = ππ ππ πΏ βπππ x 0,001 x 1,94 cm2 x 0,52 x 0,01 x 365 x 70 tahun πΏ π‘πβπ’π ππ2 ππ2 70 kg x 365 hari = 1,31π₯10−10 ππ ππ. βπππ 0,000013 Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan rumus berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = Intake masing-masing sampel = Intake rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi intake untuk dermal ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 3.3 data intake dermal diazinon No Intake Dermal (X) X- (X- )2 1 1,31144E-10 -2,14022E-10 4,58054E-20 2 1,23298E-10 -2,21868E-10 4,92255E-20 3 1,60491E-10 -1,84675E-10 3,41049E-20 4 2,39376E-10 -1,05790E-10 1,11915E-20 5 3,07521E-10 -3,76447E-11 1,41712E-21 6 3,5308E-10 7,91403E-12 6,26319E-23 7 4,47235E-10 1,02069E-10 1,04180E-20 8 4,23696E-10 7,85300E-11 6,16697E-21 9 4,23696E-10 7,85300E-11 6,16697E-21 10 3,42046E-10 -3,11972E-12 9,73264E-24 11 4,45424E-10 1,00258E-10 1,00517E-20 12 4,23696E-10 7,85300E-11 6,16697E-21 13 4,74451E-10 1,29285E-10 1,67147E-20 14 5,15609E-10 1,70443E-10 2,90508E-20 15 5,16445E-10 1,71279E-10 2,93366E-20 16 1,5132E-10 -1,93846E-10 3,75763E-20 17 3,47648E-10 2,48203E-12 6,16048E-24 18 1,49792E-10 -1,95374E-10 3,81712E-20 19 3,42992E-10 -2,17397E-12 4,72614E-24 20 2,59618E-10 -8,55483E-11 7,31852E-21 21 2,86558E-10 -5,86083E-11 3,43493E-21 22 3,5308E-10 7,91403E-12 6,26319E-23 23 4,25773E-10 8,06070E-11 6,49748E-21 24 3,86181E-10 4,10153E-11 1,68225E-21 25 3,47648E-10 2,48203E-12 6,16048E-24 26 3,84234E-10 3,90681E-11 1,52632E-21 27 3,58197E-10 1,30311E-11 1,69810E-22 28 3,84234E-10 3,90681E-11 1,52632E-21 29 3,83344E-10 3,81780E-11 1,45756E-21 30 4,67152E-10 1,21986E-10 1,48806E-20 Mean 3,45166E-10 Mean ±Standar Deviasi 3,45E-10 ±1,13E-10 0 Jumlah 3,70210E-19 Jumlah /n-1 1,27659E-20 Standar Deviasi 1,12986E-10 Maka standar deviasi intake sebesar 1,129E-10. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi. S=√ 3,70πΈ − 19 = 1,129E − 10 30 − 1 Sedangkan untuk melihat apakah sampel yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ. Gambar berikut menunjukkan grafik besaran nilai HQ yang diterima oleh setiap sampel. Grafik HQ Dermal 7,00E-07 6,00E-07 5,00E-07 HQ 4,00E-07 3,00E-07 2,00E-07 1,00E-07 0,00E+00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Sampel Gambar 3.4 grafik HQ Dermal diazinon Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai contoh sebagai berikut. mg 1,31144E − 10 Intake kg. hari HQ = = = 1,46E − 07 RfD 0,0009 Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus dibandingkan dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya maka standar deviasi yang digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai HQ adalah 3,84E-07. Sedangkan penentuan standar deviasi HQ digunakan rumus sebagai berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = HQ masing-masing sampel = HQ rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk inhalasi ditampilkan dalam tabel berikut: Tabel 3.4 data HQ dermal diazinon No HQ Dermal (X) X- (X- )2 1 1,46E-07 -2,38E-07 5,65E-14 2 1,37E-07 -2,47E-07 6,08E-14 3 1,78E-07 -2,05E-07 4,21E-14 4 2,66E-07 -1,18E-07 1,38E-14 5 3,42E-07 -4,18E-08 1,75E-15 6 3,92E-07 8,79E-09 7,73E-17 7 4,97E-07 1,13E-07 1,29E-14 8 4,71E-07 8,73E-08 7,61E-15 9 4,71E-07 8,73E-08 7,61E-15 10 3,80E-07 -3,47E-09 1,20E-17 11 4,95E-07 1,11E-07 1,24E-14 12 4,71E-07 8,73E-08 7,61E-15 13 5,27E-07 1,44E-07 2,06E-14 14 5,73E-07 1,89E-07 3,59E-14 15 5,74E-07 1,90E-07 3,62E-14 16 1,68E-07 -2,15E-07 4,64E-14 17 3,86E-07 2,76E-09 7,61E-18 18 1,66E-07 -2,17E-07 4,71E-14 19 3,81E-07 -2,42E-09 5,83E-18 20 2,88E-07 -9,51E-08 9,04E-15 21 3,18E-07 -6,51E-08 4,24E-15 22 3,92E-07 8,79E-09 7,73E-17 23 4,73E-07 8,96E-08 8,02E-15 24 4,29E-07 4,56E-08 2,08E-15 25 3,86E-07 2,76E-09 7,61E-18 26 4,27E-07 4,34E-08 1,88E-15 27 3,98E-07 1,45E-08 2,10E-16 28 4,27E-07 4,34E-08 1,88E-15 29 4,26E-07 4,24E-08 1,80E-15 30 5,19E-07 1,36E-07 1,84E-14 Mean 3,84E-07 Jumlah J/29 SD 4,57E-13 1,58E-14 1,2554E-07 Maka standar deviasi HQ representatif adalah 1,2554E-07. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi (nilai HQ representatif). S=√ 4,57πΈ − 13 = π, πππππ − ππ 30 − 1 Perbandingan nilai mean/rata-rata ± standar deviasi adalah 4,57x10-13 ± 1,2554x10-7 Ini menunjukan bahwa nilai HQ kurang dari 1 maka tentunya diazinon yang terkontak dengan kulit petani tidak cukup bahaya. Namun walau begitu, petani perlu menggunakan alat pelindung diri untuk tindakan pengendalian bahaya yang lebih besar. III. 3 Paparan Lewat Inhalasi Secara epidemiologi cara masuk diazinon ke dalam tubuh yang paling berbahaya melalui inhalasi berbentuk gas atau partikel, sehingga memudahkan masuk ke peredaran darah. Selain itu, saluran pernafasan langsung mengalami kelainan karena tertimbun di alveoli dan sulit dikeluarkan bila masuk ke dalam tubuh. Konsentrasi diazinon yang masuk ke dalam tubuh melalui inhalasi disajikan dalam grafik sebagai berikut. 0,000250 Grafik Intake Inhalasi Intake Inhalsi 0,000200 0,000150 0,000100 0,000050 0,000000 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Sampel Gambar 3.5 grafik intake inhalasi diazinon Dari gambar di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor 7 sebesar 0,000222 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 0,000149 mg/kg/hari. Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain paparan total yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan. Sedangkan standar deviasi dari intake adalah 4,609E-05. Sehingga perbandingan mean±standar deviasi adalah 0,000149 ±4,609E-05. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang representatif untuk 30 sampel adalah 0,000149. Untuk contoh perhitungan intake menggunakan rumus berikut. I= CA x IR x ET x EF x ED BB x AT Asumsi-asumsi yang digunakan paparan inhalasi berdasar rumus di atas sebagai berikut: CA= Konsentrasi diazinon pada pernapasan (Raynor, 2010) IR = Laju inhalasi digunakan untuk orang dewasa sebesar 20 m3/ h (Soemirat, 2013) ET = Waktu pajanan yang digunakan 2/24= 0,083 jam/hari (Raynor, 2010) EF = Frekuensi pajanan digunakan 365 hari dalam setahun (Soemirat, 2013) ED = Durasi pajanan sebesar 70 tahun yang merupakan usia harapan hidup (Soemirat, 2013) Berikut contoh menghitung intake diazinon melalui inhalasi 0,0021 I = ππ mg π3 Jam hari x 20 x 0,083 x 365 x70 tahun 0,000054 ππ jam hari tahun m3 = 65 kg x 365 hari x 70 tahun βπππ Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan rumus berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = Intake masing-masing sampel = Intake rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi intake untuk inhalasi ditampilkan dalam tabel berikut. Tabel 3.5 data intake inhalasi diazinon No 1 2 3 4 5 6 Intake Inhalasi (X) 0,000136 0,000156 0,000157 0,000209 0,000180 0,000188 X-0,0000131 0,0000073 0,0000078 0,0000602 0,0000313 0,0000393 (X)2 0,000000000171 0,000000000053 0,000000000060 0,000000003630 0,000000000981 0,000000001545 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Mean 0,000222 0,000143 0,000200 0,000201 0,000167 0,000179 0,000188 0,000198 0,000204 0,000107 0,000087 0,000187 0,000195 0,000103 0,000140 0,000112 0,000132 0,000089 0,000110 0,000105 0,000109 0,000130 0,000076 0,000054 0,000149 Mean ±Standar Deviasi 0,0125 ±0,00387 0,0000734 -0,0000059 0,0000512 0,0000517 0,0000179 0,0000307 0,0000387 0,0000496 0,0000552 -0,0000417 -0,0000616 0,0000381 0,0000464 -0,0000459 -0,0000087 -0,0000369 -0,0000164 -0,0000603 -0,0000385 -0,0000434 -0,0000401 -0,0000189 -0,0000726 -0,0000949 0 Jumlah Jumlah /n-1 Standar Deviasi 0,000000005392 0,000000000035 0,000000002622 0,000000002676 0,000000000319 0,000000000942 0,000000001498 0,000000002462 0,000000003046 0,000000001735 0,000000003796 0,000000001450 0,000000002157 0,000000002102 0,000000000076 0,000000001361 0,000000000270 0,000000003630 0,000000001485 0,000000001884 0,000000001608 0,000000000357 0,000000005271 0,000000009015 6,16286E-08 2,12513E-09 4,60991E-05 Maka standar deviasi intake sebesar 4,609E-05. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung standar deviasi. S=√ 6,1628πΈ − 08 = 4,609E − 05 30 − 1 Sedangkan untuk melihat apakah sampel yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ pada grafik berikut. Grafik HQ Inhalasi 0,30 0,25 HQ 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Sampel Gambar 3.6 grafik intake inhalasi diazinon Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai contoh sebagai berikut. mg 0,000054 Intake kg. hari HQ = = = 0,0598 RfD 0,0009 Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus dibandingkan dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya maka standar deviasi yang digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai HQ adalah 0,1653. Sedangkan penentuan standar deviasi HQ digunakan rumus sebagai berikut. Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel) S= Standar deviasi Xi = HQ masing-masing sampel = HQ rata-rata Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk inhalasi ditampilkan dalam tabel berikut: No Tabel 3.6 data HQ inhalasi diazinon HQ Inhalasi (X) X(X- 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Mean 0,150794 0,173427 0,173962 0,232266 0,200119 0,208995 0,246914 0,158730 0,222222 0,222801 0,185185 0,199430 0,208333 0,220459 0,226645 0,119048 0,096866 0,207632 0,216931 0,114379 0,155663 0,124339 0,147059 0,098380 0,122507 0,117102 0,120773 0,144336 0,084656 0,059829 0,165326 -0,014532 0,008101 0,008636 0,066940 0,034793 0,043669 0,081588 -0,006596 0,056896 0,057475 0,019859 0,034104 0,043007 0,055133 0,061319 -0,046278 -0,068460 0,042306 0,051605 -0,050947 -0,009663 -0,040987 -0,018267 -0,066946 -0,042819 -0,048224 -0,044553 -0,020991 -0,080670 -0,105497 Jumlah J/29 SD )2 0,000211 0,000066 0,000075 0,004481 0,001211 0,001907 0,006657 0,000044 0,003237 0,003303 0,000394 0,001163 0,001850 0,003040 0,003760 0,002142 0,004687 0,001790 0,002663 0,002596 0,000093 0,001680 0,000334 0,004482 0,001833 0,002326 0,001985 0,000441 0,006508 0,011130 0,076084745 0,002623612 0,051221205 Maka standar deviasi HQ adalah 0,0512. Berikut perhitungan yang digunakan untuk menghitung standar deviasi. 0,07608 = 0,0512 30 − 1 S=√ Perbandingan nilai mean/rata-rata ± standar deviasi adalah 0,165±0,051 menunjukan bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan mean maka nilai mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai HQ yang representatif adalah sebesar 0,165. Ini menunjukan bahwa nilai HQ masih di bawah 1 sehingga tidak terlalu bahaya namun petani perlu menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko. III.4 Analisis Dosis Respon Pada analisis dosis respon ini mengambil data penelitian sood, 2018. Di penelitian ini menggunakan ikan sebagai hewan uji percobaan dengan melihat indikasi apakah adanya perubahan pada darah ikan Channa Punctata setelah dimasukkan diazinon kedalam tubuhnya. Mereka terus diberi makan oleh pelet komersial (35% protein dan 2% biomassa). Jumlah total ikan yang diuji coba sebanyak 30 ekor. Konsentrasi diazinon dimasukkan secara bertahap mulai dari 5 ppm hingga 50 ppm dan mendapatkan hasil seperti pada gambar Gambar 3.7 grafik Konsentrasi diazinon pada ikan 5 ppm Gambar 3.8 grafik Konsentrasi diazinon pada ikan 50 ppm Angka terendah ditunjukkan pada saat 24 jam dengan konsentrasi RBC dan Hb berturut-turut sebesar 1,04 106/mikroliter dan 7,3 106/mikroliter. Efek diazinon setelah diamati 24 jam menyebabkan kerusakan sel dan munculnya penyakit anemia III.5 Karakterisasi Risiko Secara kuantitatif karakterisasi risiko disajikan dalam tabel berikut. Tabel 3.7 Karakterisasi risiko diazinon Sumber Jalur Pajanan Oral Intake rata-rata HQ rata-rata RfD RfD 0,0011±0,000349 1,25±0,39 Efek Lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan, mual, kejang perut, Inhalasi 0,0125 ±0,00387 0,165±0,051 diare, penglihatan kabur, keluar: air 0,0009 Dermal EPA mata, keringat, air liur berlebih, 3,45E-10±1,13E- 4,57x10-13 ± tremor, pupil mengecil, 10 1,2554x10-7 jantung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan, Hazard Index atau HI pada makalah ini sama dengan HQ rata-rata pada masing-masing pajanan dikarenakan diambil dari masing-masing jurnal yang berbeda lokasi. III.6 Manajemen Risiko Manajemen risiko diazinon dapat dilakukan dengan cara mensubtitusi diazinon dengan produk lain yang tidak berbahaya seperti ; Deltagard, Talstar, dan Serangan gencar. Delatgard adalah alternatif Diazinon yang efektif yang kekuatannya terletak pada kelarutan airnya. Butiran kecilnya mudah tersebar di tanaman dan melalui penutup vegetatif yang tebal tanpa merusak hewan peliharaan yang bersarang atau bersarang. Deltagard tahan terhadap kerusakan partikel dan tidak merusak tanaman atau beton. Deltagard mengendalikan semut (ladang jagung, pemotong daun, trotoar, piramida, pemanen, Argentina), cacing tentara, kelabang, jangkrik, laba-laba, kalajengking, hama daun, kutu, kutu (kayu, bintang tunggal, rusa, anjing cokelat, beruang dan hitam -terdiri), nakhoda pemadam kebakaran, dan kumbang Jepang dewasa. Ini dapat diterapkan pada permukaan rumput umum dan tanaman vegetatif. Talstar adalah pestisida sintetis yang diproduksi dalam bentuk granular dan cair. Ini aman untuk digunakan di sekitar mamalia, reptil dan burung dan bertahan lebih lama daripada berbagai pestisida berbasis organophosphate lainnya seperti Acephate, Malathion, Dursban dan denyut Diazinon. Hal ini efektif dalam mengendalikan sejumlah tanaman hias dan rumput, termasuk serangga kutu, jangkrik mol, kutu dan semut. Serangan gencar adalah insektisida yang secara efektif mengelola dan mengendalikan lebih dari 200 serangga dan serangga yang ditemukan di dalam dan di sekitar rumah, bangunan industri dan komersial. Aman, tidak berbau dan dapat digunakan dengan nyaman untuk aplikasi indoor dan outdoor. Obat ini dikapsulasi mikro dan bahan aktifnya secara perlahan menghilang di lingkungan dari waktu ke waktu, menghasilkan pengendalian hama residu jangka panjang. Hama yang dikendalikan oleh Onslaught termasuk serangga (semut, tungau, lipan, millipedes, laba-laba, rayap, kecoak dan jangkrik), serangga terbang (lalat, ngengat dan nyamuk), menggigit / menyengat hama (lebah, kutu busuk, kutu, lebah, dan caplak), hama produk yang disimpan (cadelles, kumbang rokok, kumbang tepung yang membingungkan dan cacing tepung yang gelap), hama tanaman (kutu daun, cacing tentara, lalat buah, cowpea curculous dan tingkatan daun) dan hama peternakan hewan (chiggers, lalat muka, lalat tanduk dan cacing makan lebih rendah). Sumber: dari situs https://ind.roomsdecorating.com/diazinonsubstitutes_39419 Selain itu manajemen risiko diazinon didapat juga dengan bekerja secara berganti (shift kerja) dan menggunakan alat pelindung diri lengkap seperti menggunakan sepatu boot, baju tertutup, dan masker untuk meminimalisasi paparan diazinon ke dalam tubuh. III.7 Komunikasi Risiko Cara untuk menghilangkan risiko pajanan diazinon adalah dengan menghilangkan sumbernya sehingga tidak memungkinkan terjadinya kontak atau para petani perlu menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu dan kacamata. Penulis menyarankan agar para petani diberikan sosialisasi terkait bahaya dan risiko penggunaan diazinon secara rutin. Sosialisasi dan penyuluhan penggunaan pestisida yang tepat ini dapat dilakukan oleh dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, kementerian kesehatan maupun lembaga swadaya masyarakat (LSM) lingkungan. III.8 Faktor ketidakpastian οΆ Pada konsentrasi diazinon melalui oral, dermal, dan inhalasi didapatkan dari 3 jurnal internasional yang berbeda kegiatannya, sehingga nilai konsentrasi masing masing pajanan berbeda signifikan οΆ Pada analisis resiko ini menggunakan asumsi umum pada variabel umur, berat badan οΆ Jarang dilakukan penelitian diazinon di Indonesia sehingga tidak terdapat karakteristik dan kondisi lingkungan di indonesia BAB IV KESIMPULAN οΆ Diazinon dapat masuk melalui tiga portal entry (oral, inhalasi, dan dermal) οΆ HQ rata rata diazinon berturut turut pada pajanan oral, inhalasi, dan dermal yaitu ; 1,25±0,39, 0,165±0,051 ,dan 4,57x10-13 ± 1,2554x10-7. HI sama dengan HQ pada masing masing jalur pajanan οΆ Diazinon termasuk senyawa non karsinogen (EPA), tetapi mempunyai bahaya setelah diamati 24 jam menyebabkan kerusakan sel dan munculnya penyakit anemia DAFTAR PUSTAKA ATSDR.2008. diakses dari https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp86-c3.pdf pada tanggal 20 November 2018 Ghassempour, dkk. 2002. Monitoring of the pesticide diazinon in soil, stem and surface water of rice fields. Japan. The japan Society for analytical chemistry Vol. 18 Katzung, B.G & Trevor, A.J. 2002. Introduction to Toxicology in: Pharmacology, Examination and Board Review. 6th ed. United States of America; Lange Medical Book/McGraw Hill. Louvar,dkk. 1998. Health and Environmental Risk Analysis: Fundamentals with applications : Prentice Hall PTR. Moghiseh,dkk. 2015. Estimation of the Concentration of Diazinon Pesticide in Drinking Water Resources in Summer Areas of Mashhad. Iran. Research Center for Environmental Pollutants, Qom University of Medical Sciences Volume 4, Number 1, Winter 2015 Pengganti diazinon. 2018. Diakses dari https://ind.roomsdecorating.com/diazinon- substitutes_39419 pada tanggal 02 November 2018 Raynor,dkk.2010. Airborne Diazinon Concentrations During and After Outdoor Spray Application. Minneapolis. Journal of Occupational and Environmental Hygiene, 7: 506– 515.ISSN: 1545-9624 print / 1545-9632 online Soemirat, Juli dan Herto Dwi Ariesyadi. 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Sood, Somali.,Shammi, QJ. 2018. Study of haematological alterations induced by exposure to diazinon in Channa punctatus (Bloch). India.International Journal of Zoology Studies ISSN: 2455-7269 Impact Factor: RJIF 5.14. Volume 3; Issue 2; March 2018; Page No. 334-338 U.S. Environmental Protection Agency. 2008. Diakses dari https://www3.epa.gov/pesticides/chem_search/cleared_reviews/csr_PC-057801_26-Mar08_a.pdf pada tanggal 02 November 2018 Yuliandra. 2012. Diakses dari http://yoriyuliandra.com/site/2012/07/05/standard-deviasi-ataustandard-error/ pada tanggal 08 Desember 2018.