Uploaded by User37458

analisis risiko diazinon finish

advertisement
ANALISIS RISIKO KESEHATAN PAPARAN DIAZINON
LAPORAN
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Analisis Risiko Kesehatan
Oleh :
Muhammad Faris Ihsan
25317033
Badrun Ahmad
25316302
PROGRAM MAGISTER TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2018
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Penggunaan racun serangga (insektisida) dalam kehidupan sehari-hari sudah menjadi
hal yang biasa, baik di bidang pertanian maupun untuk kebutuhan rumah tangga. Di samping
dampak positif yang dihasilkan, penggunaan racun serangga juga dapat memberikan dampak
negatif. Pada tahun 2007 lebih dari 6000 kasus keracunan akut terjadi di kanada (W.A.Watson
et al, 2005). Setiap tahunnya sekitar tiga ribu kasus yang merupakan kasus berat. Kejadian
keracunan karena insektisida yang berakibat kematian lebih tinggi daripada kematian akibat
penyakit infeksi pada negara-negara berkembang. Dalam hal ini mortalitas akibat keracunan
insektisida diakibatkan karena tertelannya zat tersebut (Benbrook, 2005)
Insektisida terbagi atas beberapa golongan, dalam kehidupan sehari-hari dapat di
golongkan atas 3 golongan, yaitu organofosfat, carbamat dan organoklorin. Keracunan
insektisida golongan organofosfat disebabkan oleh asetilkolin yang berlebihan, mengakibatkan
perangsangan terus-menerus saraf muskarinik dan nikotinik. Residu pestisida diazinon dalam
makanan mengakibatkan terjadinya modifikasi sinyal kolinergik akibat dihambatnya
asetilkolinesterase. Karena sifat beracun dan beresiko terhadap kesehatan manusia, maka
pemerintah menetapkan batas maksimum residu pestisida untuk meminimalisir dampaknya
bagi kesehatan (Sartono, 2002). Menurut SNI 7313:2008 tentang batas maksimum residu
(BMR) pestisida pada hasil pertanian, diazinon terlampir pada tabel 1 sesuai dengan jenis
komoditas. Sebagai contoh : pada daging ayam nilai BMR nya sebesar 0,02 mg/kg Sedangkan
pada ceri BMR nya sebesar 1 mg/kg.
Di amerika pada tahun 1998 telah terjadi pencemaran 20 aliran sungai yang terkadung
zat diazinon (NAWQA, 1998). Penggunaan organofosfat senyawa diazinon di masyarakat
cukup banyak dikarenakan kebiasaan petani dalam menggunakan pestisida kadang-kadang
menyalahi aturan, selain dosis yang digunakan melebihi takaran, petani juga sering mencampur
beberapa jenis pestisida, dengan alasan untuk meningkatkan daya racunnya pada hama
tanaman.
Penggunaan diazinon yang termasuk golongan organofosfat akan menghambat kerja
enzim kholinesterase yaitu suatu bahan kimia esensial dalam mengantarkan impuls sepanjang
serabut syaraf. Menurut laporan kegiatan pemeriksaan aktifitas kholinesterase darah petani
yang menggunakan pestisida organofosfat Propinsi Jawa Tengah Tahun 1999, dari 240 orang
yang diperiksa menunjukkan bahwa keracunan pestisida 66,5% dengan rincian keracunan berat
2,5%, keracunan sedang 8,75%, keracunan ringan 55,26%. Selain dari penurunan kadar
kolinesterase dalam darah, pestisida jenis organofosfat juga dapat menimbulkan penurunan
kadar haemoglobin, penurunan fungsi hati. EPA melalui divisi efek kesehatan melaporkan
bahwa tahun 1966-1980 ditemukan 903 orang mengalami keracunan akibat terpapar senyawa
diazinon. Oleh karena itu pentingnya untuk mengidentifikasi besarnya risiko pada senyawa
diazinon di aktivitas pertanian.
I.2 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan ini yaitu :
1. Mengidentifikasi jalur portal entri dari suatu senyawa organofosfat khususnya diazinon
dalam aktivitas pertanian
2. Memperkirakan asupan harian (hazard quetiont dan hazard index) dari diazinon
3. Memperkirakan risiko non karsinogenik atau karsinogenik dari berbagai jalur paparan pada
pekerja.
1.3 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah penulisan ini yaitu :
1. Bagaimana jalur portal entri dari suatu senyawa organofosfat khususnya diazinon
dalam aktivitas pertanian?
2. Berapa asupan harian (hazard quetiont dan hazard index) dari diazinon?
3. Bagaimana risiko non karsinogenik atau karsinogenik dari berbagai jalur paparan pada
Pekerja?
I.4 Karakteristik diazinon
Diazinon dalam bentuk murni merupakan minyak tidak berwarna dengan kandungan aktif ≥
90% dalam larutan berwarna coklat, memiliki titik didih 830C –940C, tekanan uap 4,6 x 10-5
mmHg pada suhu 100C ; 1,40 x 10-4, 8,4 x 10-5 mmHg pada suhu 20 °C dan 1,1 x 10-3 mmHg
pada suhu 400C, bobot molekul 304,3 g/mol, kelarutan dalam air 0,04 g/L pada suhu 200 dan
300C, atau berkisar antara 0,054 - 0,069 g/L pada suhu 200-400C. Diazinon dapat terlarut
sempurna dalam aseton, benzen, etanol, toluen, xylen dan petroleum. Diazinon merupakan
insektisida non sistemik berspektrum lebar, digunakan untuk mengendalikan serangga dan
hama pada buah, sayuran, serta hasil pertanian. Gambar struktur molekul diazinon sebagai
berikut.
Gambar 1.1 Struktur Molekul Diazinon
Insektisida ini masuk ke dalam tubuh manusia melalui kulit, saluran pencernaan dan saluran
pernapasan langsung mengikat enzim kholinesterase. Fungsi dari enzim kholinesterase ini
adalah mengatur bekerjanya saraf. Bila enzim yang berada dalam darah tersebut diikat maka
akan menimbulkan gejala-gejala yang secara nyata tampak pada sistem biologis yang dapat
menyebabkan kesakitan (salah satunya kegagalan pernapasan akut) sampai kematian. Tercatat
kasus-kasus keracunan akibat insektisida sejumlah 500.000an pada tahun 1972, dan
diperkirakan meningkat menjadi 25.000.000an pada awal 1990. Dan setiap tahunnya sekitar
tiga ribu kasus yang merupakan kasus berat. Dari sejumlah kasus yang tercatat disimpulkan
bahwa keracunan insektisida yang berakibat kematian lebih tinggi daripada kematian akibat
penyakit infeksi pada negara-negara berkembang.
I.5 Dampak diazinon Terhadap Kesehatan
Diazinon merupakan insektisida yang paling toksik diantara pestisida lainnya dan sering
menyebabkan keracunan pada manusia. Efek sistemik yang timbul pada manusia ataupun pada
binatang percobaan yang terpapar, baik secara inhalasi, oral, ataupun melalui kulit, terutama
disebabkan oleh penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) oleh Diazoxon, senyawa
metabolit aktif dari diazinon. Penghambatan enzim asetilkolinesterase (AChE) terjadi pada
hubungan antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap. Asetilkolin merupakan suatu
neurotransmiter dari impuls saraf pada post-ganglionik, serabut saraf parasimpatik, saraf
somatomotorik pada otot bergaris, serat saraf pre-ganglionik baik parasimpatis dan simpatis
serta sinap-sinap tertentu pada susunan saraf. Secara normal, asetilkolin dilepaskan melalui
perangsangan pada saraf, yang kemudian akan diteruskan dari motor neuron ke otot volunter,
misalkan pada bronkus atau jantung. Asetilkolin yang dilepaskan tersebut kemudian akan
dihidrolisis menjadi kolin dan asam asetat oleh enzim asetilkolinesterase.
Sebagai antikolinesterase organofosfat, diazinon menghambat AChE dengan membentuk
kompleks fosforilasi yang stabil, sehingga tidak mampu memecah asetilkoline pada hubungan
antara saraf dan otot, serta pada ganglion sinap, sehingga terjadi penumpukan asetilkoline pada
reseptorm asetilkolin, yang menyebabkan terjadinya stimulasi yang berlebihan dan
berkelanjutan pada serat-serta kolinergic pada parasimpatis postganglionik, hubungan
neuromuskular pada otot skeletal, dan hiperpolarisasi dan desentisasi sel-sel pada sistem saraf
pusat.
Efek sesudah terpapar diazinon antara lain lelah, sakit kepala, pusing, hilang selera makan,
mual, kejang perut, diare, penglihatan kabur, keluar: air mata, keringat, air liur berlebih, tremor,
pupil mengecil, denyut jantung lambat, kejang otot (kedutan), tidak sanggup berjalan, rasa
tidak nyaman dan sesak, buang air besar dan kecil tidak terkontrol, inkontinensi, tidak sadar
dan kejang-kejang.
BAB II
METODOLOGI PENELITIAN
II.1 Gambaran Umum
Makalah ini disusun untuk menentukan dosis diazinon yang masuk lewat paparan dermal,
inhalasi, dan oral kepada para petani serta masyarakat di desa X. Jumlah sampel diasumsikan
sebanyak 30 orang yang merupakan data sekunder yang didapat dari beberapa jurnal. Selain
itu, penentuan data paparan diazinon pada dermal, oral dan inhalasi menggunakan data luas
permukaan kulit (1,94 cm2 pria dewasa), konstanta permeabilitas (0,004), waktu pajanan,
frekuensi pajanan, durasi pajanan, berat badan dan rata-rata hari dalam satu tahun.
II. 2. Skema Metodologi
Data dalam makalah ini mengacu pada jurnal dan penelitian yang pernah dilakukan terhadap
insektisida diazinon. Data-data diperoleh dari jurnal dan penelitian tidak lengkap sehingga
menggunakan asumsi-asumsi berupa angka-angka konsentrasi paparan diazinon terhadap para
petani dan masyarakat di desa X yang mengacu kepada data penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya. Metodologi pengerjaan makalah analisis risiko ini sebagai berikut.
Gambar 2.1 langkah langkah analisis risiko
Sumber: Louvar, 1998
II. 2.1 Identifikasi Bahaya
Bahaya yang ada di area pertanian di desa X yaitu berupa insektisida diazinon. Diazinon
digunakan petani untuk menyemprotkan tanamannya yang terkena hama. Sehingga
kemungkinan petani terpapar diazinon melalui proses inhalasi, dermal dan proses pencernaan
lewat oral. Efek yang ditimbulkan adalah efek akut maupun efek kronis. Untuk itu perlu
diketahui dosis paparan melalui dermal, oral dan inhalasi.
II.2.1.2 Identifikasi Sumber
Data dosis didapat dari konsentrasi diazinon yang masuk ke dalam tubuh melalui dermal, oral
dan inhalasi Pada sumber oral diazinon masuk melalui sumber air minum yang dikonsumsi
keluarga petani. Pada Sumber inhalasi diazinon berasal dari insektisida yang digunakan petani
untuk menyemprot hama pada tanaman. Sedangkan pada dermal merupakan senyawa diazinon
yang terdapat pada permukaan tanah setelah insektisida disemprotkan. Perhitungan untuk
menentukan dosis yang masuk ke dalam tubuh petani melalui dermal, oral dan inhalasi.
Penentuan data paparan diazinon pada dermal, oral dan inhalasi menggunakan data luas
permukaan kulit (1,94 cm2 pria dewasa), waktu pajanan, frekuensi pajanan, durasi pajanan,
berat badan dan rata-rata hari dalam satu tahun. Pengujian secara dermal dan oral menggunakan
hewan uji.
II.2.2 Analisis Dosis Respon
Analisis dosis respon, merupakan tahap analisis risiko kesehatan lingkungan untuk menetukan
nilai toksisitas diazinon. Analisis dosis respon merupakan hubungan antara jumlah total suatu
diazinon yang memapari organisme. Data dari jurnal menunjukan bahwa diazinon adalah
insektisida yang bersifat nonkarsinogenik. Risiko nonkarsinogenik didefinisikan sebagai rasio
dari asupan harian rata-rata dikalikan dengan konsentrasi referensi (Rfd).
π‘π‘œπ‘›π‘π‘Žπ‘Ÿπ‘π‘–π‘›π‘œπ‘”π‘’π‘›π‘–π‘ π‘…π‘–π‘ π‘˜ (𝑅) =
πΌπ‘›π‘‘π‘Žπ‘˜π‘’
𝑅𝑓𝐷
Dimana nilai RfD didapat dari peraturan dan pedoman yang digunakan sebesar 0,009. Untuk
paparan beberapa nonkarsinogenik, indeks skor bahaya untuk semua nonkarsinogenik
dijumlahkan untuk memberikan hasil akhir dari risiko (HI). Jika jumlah indeks bahaya melebihi
1,0 berati kontaminan memiliki efek buruk terhadap kesehatan yang bersifat non karsinogenik.
II.2.3 Analisis Pemajanan
Data dosis digunkan untuk mengitung intake yang masuk ke dalam tubuh petani dan
masyarakat di desa X. Data dosis ini diambil dari 30 sampel petani. Selanjutnya dilakukan
perhitungan intake dengan menggunakan rumus di bawah ini.
Tabel 2.1 Rumus Intake diazinon
Jalur pajanan
Intake Harian Rata-rata
Oral (ingestion) dari tanah,
air, dan tanaman
Kontak
kulit
(Dermal
Contact) dari tanah
Pernapasan (inhalation)
II.2. 4 Karakterisasi Risiko
Karakterisasi risiko merupakan integrasi informasi dari komponen sebelumnya dan melakukan
sintesa sehingga dapat membuat kesimpulan yang menyeluruh, integratif, tentang risiko yang
lengkap, informatif dan bermanfaat. Cara menentukan karakteristik risiko adalah intake dibagi
dengan RfD untuk bahan non karsinogenik. Suatu senyawa dinyatakan berisiko apabila nilai
HQ (Hazard Quotient) bahan non karsinogenik > 1.
II. 2. 5 Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah upaya yang didasarkan pada informasi tentang risiko kesehatan yang
diperoleh melalui suatu analisis risiko, untuk mencegah, menanggulangi, atau memulihkan
efek yang merugikan kesehatan oleh paparan zat toksik.
II. 2. 6 Komunikasi Risiko
Komunikasi risiko yaitu upaya untuk menginformasikan dan menyarankan masyarakat tentang
hasil analisis risiko dan dampaknya, mendengar reaksi mereka, dan melibatkan mereka dalam
perencanaan pengelolaan risiko.
BAB III
PEMBAHASAN
III. 1
Pembahasan Paparan Lewat Oral
Data hasil pengukuran merupakan data sekunder yang didapatkan dari jurnal Peter
dkk (2010), Zohre dkk, dan Ali Reza (2002). Sampel terdiri dari data para petani penyemprot
pestisida organofosfat yang mengandung diazinon. Sample sebanyak 30 orang. Hasil
perhitungan intake dapat dilihat pada grafik.
Gambar 3.1 grafik intake oral diazinon
Dari gambar 3.1 di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor
13 sebesar 0,00197 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 0,00112
mg/kg/hari. Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain
paparan total yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan. Sedangkan standar deviasi
dari intake adalah 0,0003429. Sehingga perbandingan mean±standar deviasi adalah
0,001±0,0003. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat
digunakan sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang
representatif untuk 30 sampel adalah 0,00112. Untuk contoh perhitungan intake menggunakan
rumus berikut.
I=
Cx IRx EF x ED
BW x AT
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rumus di atas sebagai berikut:
C = konsentrasi diazinon pada air minum (Moghiseh,dkk. 2015)
IR = Laju pencernaan digunakan 2 L air/h untuk 90 persentil digunakan karena
konsumsi manusia dewasa diaggap 2 L air per hari. (Soemirat, 2013)
EF= frekuensi pajanan dianggap 365 hari /tahun karena dalam setiap hari petani
terpapar sepanjang tahun (Soemirat, 2013)
ED = Durasi pajanan dianggap 70 tahun usia harapan hidup petani (Soemirat, 2013)
Berikut adalah contoh perhitungan yang dilakukan:
I=
0,0003
π‘šπ‘”
mg
L
hari
x 2 x 365
x70 tahun 0,0006 π‘˜π‘”
L
h
tahun
=
70 kg x 365 hari
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan
rumus berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = Intake masing-masing sampel
= Intake rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi Intake untuk oral ditampilkan dalam tabel berikut
No
Tabel 3.1 data intake oral diazinon
Intake Oral (X)
X(X-
)2
1
0,0006
-0,00052
0,000000273
2
0,000888889
-0,00023
0,000000055
3
0,001060606
-0,00006
0,000000004
4
0,001423729
0,00030
0,000000091
5
0,001129032
0,00001
0,000000000
6
0,0016
0,00048
0,000000228
7
0,0014
0,00028
0,000000077
8
0,0016
0,00048
0,000000228
9
0,001507692
0,00038
0,000000148
10
0,00109375
-0,00003
0,000000001
11
0,001076923
-0,00005
0,000000002
12
0,001292308
0,00017
0,000000029
13
0,00196875
0,00085
0,000000716
14
0,001111111
-0,00001
0,000000000
15
0,001044776
-0,00008
0,000000006
16
0,0006
-0,00052
0,000000273
17
0,000861538
-0,00026
0,000000068
18
0,001060606
-0,00006
0,000000004
19
0,0006
-0,00052
0,000000273
20
0,000823529
-0,00030
0,000000090
21
0,00142029
0,00030
0,000000089
22
0,0012
0,00008
0,000000006
23
0,001647059
0,00052
0,000000275
24
0,00109375
-0,00003
0,000000001
25
0,001076923
-0,00005
0,000000002
26
0,000823529
-0,00030
0,000000090
27
0,001217391
0,00009
0,000000009
28
0,001029412
-0,00009
0,000000009
29
0,001
-0,00012
0,000000015
30
0,000430769
Mean
-0,00069
0
0,000000479
0,001122745
Mean ±Standar Deviasi
0,0011±0,000349
Jumlah
Jumlah /n-1
Standar
Deviasi
0,000003538
0,000000122
0,000349298
Maka standar deviasi intake sebesar 0,00035. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung
standar deviasi.
S=√
0,000000122
= 0,000349
30 − 1
Sedangkan untuk melihat apakah sample yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak
negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ. Gambar berikut
menunjukkan grafik besaran nilai HQ yang diterima oleh setiap sampel.
2,5
Grafik HQ pada paparan lewat Oral
2
HQ
1,5
1
0,5
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Sampel
Gambar 3.2 grafik HQ oral diazinon
Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai
contoh sebagai berikut.
mg
0,0006
Intake
kg. hari
HQ =
=
= 0,6667
RfD
0,0009
Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus
dibandingkan dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari
mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya
maka standar deviasi yang digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka
didapatkan nilai rata-rata (mean) dari nilai HQ adalah 1,25. Sedangkan penentuan
standar deviasi HQ digunakan rumus sebagai berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = HQ masing-masing sampel
= HQ rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk oral ditampilakn dalam tabel
berikut:
Tabel 3.2 data HQ oral diazinon
X-
HQ Oral (X)
1
0,666666667
-0,5808283
0,337361498
2
0,987654321
-0,2598406
0,067517154
3
1,178451178
-0,0690438
0,004767043
4
1,581920904
0,33442595
0,111840717
5
1,254480287
0,00698533
4,87949E-05
6
1,777777778
0,53 028282
0,281199874
7
1,555555556
0,3080606
0,094901335
8
1,777777778
0,53028282
0,281199874
9
1,675213675
0,42771872
0,182943305
10
1,215277778
-0,0322172
0,001037946
11
1,196581197
-0,0509138
0,002592211
12
1,435897436
0,18840248
0,035495496
13
2,1875
0,94000505
0,883609488
14
1,234567901
-0,0129271
0,000167109
15
1,160862355
-0,0866326
0,007505207
16
0,666666667
-0,5808283
0,337361498
17
0,957264957
-0,29023
0,08423345
18
1,178451178
-0,0690438
0,004767043
19
0,666666667
-0,5808283
0,337361498
20
0,91503268
-0,3324623
0,110531163
21
1,578099839
0,33060489
0,109299591
22
1,333333333
0,08583838
0,007368228
23
1,830065359
0,58257041
0,339388279
24
1,215277778
-0,0322172
0,001037946
25
1,196581197
-0,0509138
0,002592211
26
0,91503268
-0,3324623
0,110531163
27
1,352657005
0,10516205
0,011059057
28
1,14379085
-0,1037041
0,010754541
29
1,111111111
-0,1363838
0,018600552
30
0,478632479
-0,7688625
0,591149504
Mean
1,247494953
Jumlah
(X-
)2
No
4,368222777
Maka standar deviasi HQ adalah 0,388. Berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi.
S=√
4,3682
= 0,388
30 − 1
Perbandingan nilai mean/rata-rata ± standar deviasi adalah 1,25±0,39 menunjukan
bahwa nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan mean maka nilai mean dapat digunakan
sebagai representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai HQ yang representatif
adalah sebesar 1,25. Ini menunjukan bahwa nilai HQ lebih besar 1 maka tentunya air yang
dikonsumsi petani atau masyarakat di sekitar lahan pertanian berbahaya, karena konsentrasi
diazinon pada air cukup tinggi.
III. 2 Pembahasan Paparan Lewat Dermal
Pajanan melalui kulit dapat terjadi saat petani menyemprot diazinon sehingga terbawa
angin dan menempel ke kulit. Diazinon yang diabsorpsi kulit dapat menembus epidermis,
kemudian memasuki kapiler darah dalam kulit, sehingga terbawa sampai ke paru-paru dan
organ vital lainnya seperti otak dan otot. Berikut adalah grafik konsentrasi intake melalui kulit
dari 30 sampel.
Grafik Intake Dermal
6E-10
5E-10
Intake
4E-10
3E-10
2E-10
1E-10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Sampel
Gambar 3.3 grafik intake dermal diazinon
Dari gambar di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor 14
dan 15 sebesar 5 x 10-10 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 3,452 x
10-10 mg/kg/hari. Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara
lain paparan total yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan.
Sedangkan standar deviasi dari intake adalah 1,13 x 10-10. Sehingga perbandingan
mean±standar deviasi adalah 3,45E-10±1,13E-10. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi
lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data
(Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang representatif untuk 30 sampel adalah 3,45E-10.
Untuk contoh perhitungan intake menggunakan rumus berikut.
I=
Cw x CF x SA x AF x ABS x EF x ED
BW x AT
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam rumus di atas sebagai berikut:
CW = Konsentrasi diazinon pada permukaan tanah (Ghassempour, 2018)
CF = Faktor konversi volumetrik air dianggap dianggap 0,001 L/m3
EF = Frekuensi pajanan dianggap 365 hari /tahun (Soemirat, 2013)
ED = Durasi pajanan dianggap 70 tahun sesuai angka harapan hidup (Soemirat, 2013)
SA= luas permukaan kulit yang terkontak 1,94 cm2(ATSDR,2008)
AF= faktor melekatnya tanah pada kulit 0,52
π‘šπ‘”
π‘π‘š2
(ATSDR,2008)
ABS = faktor absorpsi diazinon 0,01 (ATSDR,2008)
Berikut contoh menghitung intake diazinon melalui dermal.
I =
π‘šπ‘”
π‘šπ‘”
𝐿
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
x 0,001
x 1,94 cm2 x 0,52
x 0,01 x 365
x 70 tahun
𝐿
π‘‘π‘Žβ„Žπ‘’π‘›
π‘π‘š2
π‘π‘š2
70 kg x 365 hari
= 1,31π‘₯10−10
π‘šπ‘”
π‘˜π‘”. β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
0,000013
Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan
rumus berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = Intake masing-masing sampel
= Intake rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi intake untuk dermal ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.3 data intake dermal diazinon
No
Intake Dermal (X)
X-
(X-
)2
1
1,31144E-10
-2,14022E-10
4,58054E-20
2
1,23298E-10
-2,21868E-10
4,92255E-20
3
1,60491E-10
-1,84675E-10
3,41049E-20
4
2,39376E-10
-1,05790E-10
1,11915E-20
5
3,07521E-10
-3,76447E-11
1,41712E-21
6
3,5308E-10
7,91403E-12
6,26319E-23
7
4,47235E-10
1,02069E-10
1,04180E-20
8
4,23696E-10
7,85300E-11
6,16697E-21
9
4,23696E-10
7,85300E-11
6,16697E-21
10
3,42046E-10
-3,11972E-12
9,73264E-24
11
4,45424E-10
1,00258E-10
1,00517E-20
12
4,23696E-10
7,85300E-11
6,16697E-21
13
4,74451E-10
1,29285E-10
1,67147E-20
14
5,15609E-10
1,70443E-10
2,90508E-20
15
5,16445E-10
1,71279E-10
2,93366E-20
16
1,5132E-10
-1,93846E-10
3,75763E-20
17
3,47648E-10
2,48203E-12
6,16048E-24
18
1,49792E-10
-1,95374E-10
3,81712E-20
19
3,42992E-10
-2,17397E-12
4,72614E-24
20
2,59618E-10
-8,55483E-11
7,31852E-21
21
2,86558E-10
-5,86083E-11
3,43493E-21
22
3,5308E-10
7,91403E-12
6,26319E-23
23
4,25773E-10
8,06070E-11
6,49748E-21
24
3,86181E-10
4,10153E-11
1,68225E-21
25
3,47648E-10
2,48203E-12
6,16048E-24
26
3,84234E-10
3,90681E-11
1,52632E-21
27
3,58197E-10
1,30311E-11
1,69810E-22
28
3,84234E-10
3,90681E-11
1,52632E-21
29
3,83344E-10
3,81780E-11
1,45756E-21
30
4,67152E-10
1,21986E-10
1,48806E-20
Mean
3,45166E-10
Mean ±Standar Deviasi
3,45E-10 ±1,13E-10
0
Jumlah
3,70210E-19
Jumlah /n-1
1,27659E-20
Standar Deviasi
1,12986E-10
Maka standar deviasi intake sebesar 1,129E-10. Berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi.
S=√
3,70𝐸 − 19
= 1,129E − 10
30 − 1
Sedangkan untuk melihat apakah sampel yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak
negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ. Gambar berikut
menunjukkan grafik besaran nilai HQ yang diterima oleh setiap sampel.
Grafik HQ Dermal
7,00E-07
6,00E-07
5,00E-07
HQ
4,00E-07
3,00E-07
2,00E-07
1,00E-07
0,00E+00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Sampel
Gambar 3.4 grafik HQ Dermal diazinon
Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai contoh
sebagai berikut.
mg
1,31144E − 10
Intake
kg. hari
HQ =
=
= 1,46E − 07
RfD
0,0009
Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus dibandingkan
dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat
digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya maka standar deviasi yang
digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai rata-rata (mean)
dari nilai HQ adalah 3,84E-07. Sedangkan penentuan standar deviasi HQ digunakan rumus
sebagai berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = HQ masing-masing sampel
= HQ rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk inhalasi ditampilkan dalam
tabel berikut:
Tabel 3.4 data HQ dermal diazinon
No
HQ Dermal (X)
X-
(X-
)2
1
1,46E-07
-2,38E-07
5,65E-14
2
1,37E-07
-2,47E-07
6,08E-14
3
1,78E-07
-2,05E-07
4,21E-14
4
2,66E-07
-1,18E-07
1,38E-14
5
3,42E-07
-4,18E-08
1,75E-15
6
3,92E-07
8,79E-09
7,73E-17
7
4,97E-07
1,13E-07
1,29E-14
8
4,71E-07
8,73E-08
7,61E-15
9
4,71E-07
8,73E-08
7,61E-15
10
3,80E-07
-3,47E-09
1,20E-17
11
4,95E-07
1,11E-07
1,24E-14
12
4,71E-07
8,73E-08
7,61E-15
13
5,27E-07
1,44E-07
2,06E-14
14
5,73E-07
1,89E-07
3,59E-14
15
5,74E-07
1,90E-07
3,62E-14
16
1,68E-07
-2,15E-07
4,64E-14
17
3,86E-07
2,76E-09
7,61E-18
18
1,66E-07
-2,17E-07
4,71E-14
19
3,81E-07
-2,42E-09
5,83E-18
20
2,88E-07
-9,51E-08
9,04E-15
21
3,18E-07
-6,51E-08
4,24E-15
22
3,92E-07
8,79E-09
7,73E-17
23
4,73E-07
8,96E-08
8,02E-15
24
4,29E-07
4,56E-08
2,08E-15
25
3,86E-07
2,76E-09
7,61E-18
26
4,27E-07
4,34E-08
1,88E-15
27
3,98E-07
1,45E-08
2,10E-16
28
4,27E-07
4,34E-08
1,88E-15
29
4,26E-07
4,24E-08
1,80E-15
30
5,19E-07
1,36E-07
1,84E-14
Mean
3,84E-07
Jumlah
J/29
SD
4,57E-13
1,58E-14
1,2554E-07
Maka standar deviasi HQ representatif adalah 1,2554E-07. Berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi (nilai HQ representatif).
S=√
4,57𝐸 − 13
= 𝟏, πŸπŸ“πŸ“πŸ’π„ − πŸŽπŸ•
30 − 1
Perbandingan
nilai
mean/rata-rata
±
standar
deviasi
adalah
4,57x10-13
±
1,2554x10-7 Ini menunjukan bahwa nilai HQ kurang dari 1 maka tentunya diazinon yang
terkontak dengan kulit petani tidak cukup bahaya. Namun walau begitu, petani perlu
menggunakan alat pelindung diri untuk tindakan pengendalian bahaya yang lebih besar.
III. 3
Paparan Lewat Inhalasi
Secara epidemiologi cara masuk diazinon ke dalam tubuh yang paling berbahaya melalui
inhalasi berbentuk gas atau partikel, sehingga memudahkan masuk ke peredaran darah. Selain
itu, saluran pernafasan langsung mengalami kelainan karena tertimbun di alveoli dan sulit
dikeluarkan bila masuk ke dalam tubuh. Konsentrasi diazinon yang masuk ke dalam tubuh
melalui inhalasi disajikan dalam grafik sebagai berikut.
0,000250
Grafik Intake Inhalasi
Intake Inhalsi
0,000200
0,000150
0,000100
0,000050
0,000000
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Sampel
Gambar 3.5 grafik intake inhalasi diazinon
Dari gambar di atas terlihat nilai intake paling besar terdapat pada sampel nomor 7 sebesar
0,000222 mg/kg/hari. Nilai rata-rata intake yang diterima petani sebesar 0,000149 mg/kg/hari.
Besarnya nilai intake di setiap sample ini dipengaruhi beberapa faktor antara lain paparan total
yang diterima, luas area paparan, dan durasi paparan.
Sedangkan standar deviasi dari intake adalah 4,609E-05. Sehingga perbandingan
mean±standar deviasi adalah 0,000149 ±4,609E-05. Dalam statistik, jika nilai standar deviasi
lebih kecil dari mean maka mean dapat digunakan sebagai representasi keseluruhan data
(Yuliandra,2012). Sehingga nilai intake yang representatif untuk 30 sampel adalah 0,000149.
Untuk contoh perhitungan intake menggunakan rumus berikut.
I=
CA x IR x ET x EF x ED
BB x AT
Asumsi-asumsi yang digunakan paparan inhalasi berdasar rumus di atas sebagai
berikut:
CA= Konsentrasi diazinon pada pernapasan (Raynor, 2010)
IR = Laju inhalasi digunakan untuk orang dewasa sebesar 20 m3/ h (Soemirat, 2013)
ET = Waktu pajanan yang digunakan 2/24= 0,083 jam/hari (Raynor, 2010)
EF = Frekuensi pajanan digunakan 365 hari dalam setahun (Soemirat, 2013)
ED = Durasi pajanan sebesar 70 tahun yang merupakan usia harapan hidup (Soemirat,
2013)
Berikut contoh menghitung intake diazinon melalui inhalasi
0,0021
I =
π‘šπ‘”
mg
π‘š3
Jam
hari
x
20
x 0,083
x 365
x70 tahun 0,000054 π‘˜π‘”
jam
hari
tahun
m3
=
65 kg x 365 hari x 70 tahun
β„Žπ‘Žπ‘Ÿπ‘–
Sedangkan perhitungan untuk mencari nilai standar deviasi intake menggunakan
rumus berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = Intake masing-masing sampel
= Intake rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi intake untuk inhalasi ditampilkan dalam tabel berikut.
Tabel 3.5 data intake inhalasi diazinon
No
1
2
3
4
5
6
Intake Inhalasi (X)
0,000136
0,000156
0,000157
0,000209
0,000180
0,000188
X-0,0000131
0,0000073
0,0000078
0,0000602
0,0000313
0,0000393
(X)2
0,000000000171
0,000000000053
0,000000000060
0,000000003630
0,000000000981
0,000000001545
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Mean
0,000222
0,000143
0,000200
0,000201
0,000167
0,000179
0,000188
0,000198
0,000204
0,000107
0,000087
0,000187
0,000195
0,000103
0,000140
0,000112
0,000132
0,000089
0,000110
0,000105
0,000109
0,000130
0,000076
0,000054
0,000149
Mean ±Standar Deviasi
0,0125 ±0,00387
0,0000734
-0,0000059
0,0000512
0,0000517
0,0000179
0,0000307
0,0000387
0,0000496
0,0000552
-0,0000417
-0,0000616
0,0000381
0,0000464
-0,0000459
-0,0000087
-0,0000369
-0,0000164
-0,0000603
-0,0000385
-0,0000434
-0,0000401
-0,0000189
-0,0000726
-0,0000949
0
Jumlah
Jumlah /n-1
Standar
Deviasi
0,000000005392
0,000000000035
0,000000002622
0,000000002676
0,000000000319
0,000000000942
0,000000001498
0,000000002462
0,000000003046
0,000000001735
0,000000003796
0,000000001450
0,000000002157
0,000000002102
0,000000000076
0,000000001361
0,000000000270
0,000000003630
0,000000001485
0,000000001884
0,000000001608
0,000000000357
0,000000005271
0,000000009015
6,16286E-08
2,12513E-09
4,60991E-05
Maka standar deviasi intake sebesar 4,609E-05. Berikut rumus yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi.
S=√
6,1628𝐸 − 08
= 4,609E − 05
30 − 1
Sedangkan untuk melihat apakah sampel yang melebihi baku mutu dapat terkena dampak
negatif dari paparan diazinon, maka dapat dilihat melalui nilai HQ pada grafik berikut.
Grafik HQ Inhalasi
0,30
0,25
HQ
0,20
0,15
0,10
0,05
0,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31
Sampel
Gambar 3.6 grafik intake inhalasi diazinon
Nilai HQ ini dapat dihitung berdasarkan nilai intake menggunakan rumus yang disertai contoh
sebagai berikut.
mg
0,000054
Intake
kg. hari
HQ =
=
= 0,0598
RfD
0,0009
Untuk menentukan data HQ yang representatif dari 30 sampel maka harus dibandingkan
dengan nilai mean (rata-rata). Jika nilai standar deviasi lebih kecil dari mean maka mean dapat
digunakan sebagai representasi keseluruhan data, sebaliknya maka standar deviasi yang
digunakan (Yuliandra,2012). Berdasarkan perhitungan maka didapatkan nilai rata-rata (mean)
dari nilai HQ adalah 0,1653. Sedangkan penentuan standar deviasi HQ digunakan rumus
sebagai berikut.
Dimana: n= Jumlah sampel (30 sampel)
S= Standar deviasi
Xi = HQ masing-masing sampel
= HQ rata-rata
Contoh perhitungan standar deviasi Hazard Quotient (HQ) untuk inhalasi ditampilkan dalam
tabel berikut:
No
Tabel 3.6 data HQ inhalasi diazinon
HQ Inhalasi (X)
X(X-
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
Mean
0,150794
0,173427
0,173962
0,232266
0,200119
0,208995
0,246914
0,158730
0,222222
0,222801
0,185185
0,199430
0,208333
0,220459
0,226645
0,119048
0,096866
0,207632
0,216931
0,114379
0,155663
0,124339
0,147059
0,098380
0,122507
0,117102
0,120773
0,144336
0,084656
0,059829
0,165326
-0,014532
0,008101
0,008636
0,066940
0,034793
0,043669
0,081588
-0,006596
0,056896
0,057475
0,019859
0,034104
0,043007
0,055133
0,061319
-0,046278
-0,068460
0,042306
0,051605
-0,050947
-0,009663
-0,040987
-0,018267
-0,066946
-0,042819
-0,048224
-0,044553
-0,020991
-0,080670
-0,105497
Jumlah
J/29
SD
)2
0,000211
0,000066
0,000075
0,004481
0,001211
0,001907
0,006657
0,000044
0,003237
0,003303
0,000394
0,001163
0,001850
0,003040
0,003760
0,002142
0,004687
0,001790
0,002663
0,002596
0,000093
0,001680
0,000334
0,004482
0,001833
0,002326
0,001985
0,000441
0,006508
0,011130
0,076084745
0,002623612
0,051221205
Maka standar deviasi HQ adalah 0,0512. Berikut perhitungan yang digunakan untuk
menghitung standar deviasi.
0,07608
= 0,0512
30 − 1
S=√
Perbandingan nilai mean/rata-rata ± standar deviasi adalah 0,165±0,051 menunjukan bahwa
nilai standar deviasi lebih kecil dibandingkan mean maka nilai mean dapat digunakan sebagai
representasi keseluruhan data (Yuliandra,2012). Sehingga nilai HQ yang representatif adalah
sebesar 0,165. Ini menunjukan bahwa nilai HQ masih di bawah 1 sehingga tidak terlalu bahaya
namun petani perlu menggunakan alat pelindung diri untuk mengurangi risiko.
III.4
Analisis Dosis Respon
Pada analisis dosis respon ini mengambil data penelitian sood, 2018. Di penelitian ini
menggunakan ikan sebagai hewan uji percobaan dengan melihat indikasi apakah adanya
perubahan pada darah ikan Channa Punctata setelah dimasukkan diazinon kedalam tubuhnya.
Mereka terus diberi makan oleh pelet komersial (35% protein dan 2% biomassa). Jumlah total
ikan yang diuji coba sebanyak 30 ekor. Konsentrasi diazinon dimasukkan secara bertahap
mulai dari 5 ppm hingga 50 ppm dan mendapatkan hasil seperti pada gambar
Gambar 3.7 grafik Konsentrasi diazinon pada ikan 5 ppm
Gambar 3.8 grafik Konsentrasi diazinon pada ikan 50 ppm
Angka terendah ditunjukkan pada saat 24 jam dengan konsentrasi RBC dan Hb berturut-turut
sebesar 1,04 106/mikroliter dan 7,3 106/mikroliter. Efek diazinon setelah diamati 24 jam
menyebabkan kerusakan sel dan munculnya penyakit anemia
III.5
Karakterisasi Risiko
Secara kuantitatif karakterisasi risiko disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 3.7 Karakterisasi risiko diazinon
Sumber
Jalur
Pajanan
Oral
Intake rata-rata
HQ rata-rata
RfD
RfD
0,0011±0,000349 1,25±0,39
Efek
Lelah, sakit kepala, pusing, hilang
selera makan, mual, kejang perut,
Inhalasi
0,0125 ±0,00387
0,165±0,051
diare, penglihatan kabur, keluar: air
0,0009
Dermal
EPA
mata, keringat, air liur berlebih,
3,45E-10±1,13E-
4,57x10-13 ±
tremor,
pupil
mengecil,
10
1,2554x10-7
jantung lambat, kejang otot (kedutan),
tidak sanggup berjalan,
Hazard Index atau HI pada makalah ini sama dengan HQ rata-rata pada masing-masing pajanan
dikarenakan diambil dari masing-masing jurnal yang berbeda lokasi.
III.6
Manajemen Risiko
Manajemen risiko diazinon dapat dilakukan dengan cara mensubtitusi diazinon dengan produk
lain yang tidak berbahaya seperti ; Deltagard, Talstar, dan Serangan gencar.
Delatgard adalah alternatif Diazinon yang efektif yang kekuatannya terletak pada kelarutan
airnya. Butiran kecilnya mudah tersebar di tanaman dan melalui penutup vegetatif yang tebal
tanpa merusak hewan peliharaan yang bersarang atau bersarang. Deltagard tahan terhadap
kerusakan partikel dan tidak merusak tanaman atau beton. Deltagard mengendalikan semut
(ladang jagung, pemotong daun, trotoar, piramida, pemanen, Argentina), cacing tentara,
kelabang, jangkrik, laba-laba, kalajengking, hama daun, kutu, kutu (kayu, bintang tunggal,
rusa, anjing cokelat, beruang dan hitam -terdiri), nakhoda pemadam kebakaran, dan kumbang
Jepang dewasa. Ini dapat diterapkan pada permukaan rumput umum dan tanaman vegetatif.
Talstar adalah pestisida sintetis yang diproduksi dalam bentuk granular dan cair. Ini aman
untuk digunakan di sekitar mamalia, reptil dan burung dan bertahan lebih lama daripada
berbagai pestisida berbasis organophosphate lainnya seperti Acephate, Malathion, Dursban dan
denyut
Diazinon. Hal ini efektif dalam mengendalikan sejumlah tanaman hias dan rumput, termasuk
serangga kutu, jangkrik mol, kutu dan semut.
Serangan gencar adalah insektisida yang secara efektif mengelola dan mengendalikan lebih
dari 200 serangga dan serangga yang ditemukan di dalam dan di sekitar rumah, bangunan
industri dan komersial. Aman, tidak berbau dan dapat digunakan dengan nyaman untuk aplikasi
indoor dan outdoor. Obat ini dikapsulasi mikro dan bahan aktifnya secara perlahan menghilang
di lingkungan dari waktu ke waktu, menghasilkan pengendalian hama residu jangka panjang.
Hama yang dikendalikan oleh Onslaught termasuk serangga (semut, tungau, lipan, millipedes,
laba-laba, rayap, kecoak dan jangkrik), serangga terbang (lalat, ngengat dan nyamuk),
menggigit / menyengat hama (lebah, kutu busuk, kutu, lebah, dan caplak), hama produk yang
disimpan (cadelles, kumbang rokok, kumbang tepung yang membingungkan dan cacing tepung
yang gelap), hama tanaman (kutu daun, cacing tentara, lalat buah, cowpea curculous dan
tingkatan daun) dan hama peternakan hewan (chiggers, lalat muka, lalat tanduk dan cacing
makan lebih rendah). Sumber: dari situs https://ind.roomsdecorating.com/diazinonsubstitutes_39419
Selain itu manajemen risiko diazinon didapat juga dengan bekerja secara berganti (shift kerja)
dan menggunakan alat pelindung diri lengkap seperti menggunakan sepatu boot, baju tertutup,
dan masker untuk meminimalisasi paparan diazinon ke dalam tubuh.
III.7
Komunikasi Risiko
Cara untuk menghilangkan risiko pajanan diazinon adalah dengan menghilangkan
sumbernya sehingga tidak memungkinkan terjadinya kontak atau para petani perlu
menggunakan alat pelindung diri (APD) seperti sepatu dan kacamata. Penulis menyarankan
agar para petani diberikan sosialisasi terkait bahaya dan risiko penggunaan diazinon secara
rutin. Sosialisasi dan penyuluhan penggunaan pestisida yang tepat ini dapat dilakukan oleh
dinas kesehatan, dinas lingkungan hidup, kementerian kesehatan maupun lembaga swadaya
masyarakat (LSM) lingkungan.
III.8
Faktor ketidakpastian
 Pada konsentrasi diazinon melalui oral, dermal, dan inhalasi didapatkan dari 3 jurnal
internasional yang berbeda kegiatannya, sehingga nilai konsentrasi masing masing
pajanan berbeda signifikan
 Pada analisis resiko ini menggunakan asumsi umum pada variabel umur, berat badan
 Jarang dilakukan penelitian diazinon di Indonesia sehingga tidak terdapat karakteristik
dan kondisi lingkungan di indonesia
BAB IV
KESIMPULAN
 Diazinon dapat masuk melalui tiga portal entry (oral, inhalasi, dan dermal)
 HQ rata rata diazinon berturut turut pada pajanan oral, inhalasi, dan dermal yaitu ;
1,25±0,39, 0,165±0,051 ,dan 4,57x10-13 ± 1,2554x10-7. HI sama dengan HQ pada
masing masing jalur pajanan
 Diazinon termasuk senyawa non karsinogen (EPA), tetapi mempunyai bahaya setelah
diamati 24 jam menyebabkan kerusakan sel dan munculnya penyakit anemia
DAFTAR PUSTAKA
ATSDR.2008. diakses dari https://www.atsdr.cdc.gov/toxprofiles/tp86-c3.pdf pada tanggal 20
November 2018
Ghassempour, dkk. 2002. Monitoring of the pesticide diazinon in soil, stem and surface water
of rice fields. Japan. The japan Society for analytical chemistry Vol. 18
Katzung, B.G & Trevor, A.J. 2002. Introduction to Toxicology in: Pharmacology, Examination
and Board Review. 6th ed. United States of America; Lange Medical Book/McGraw Hill.
Louvar,dkk. 1998. Health and Environmental Risk Analysis: Fundamentals with applications
: Prentice Hall PTR.
Moghiseh,dkk. 2015. Estimation of the Concentration of Diazinon Pesticide in Drinking Water
Resources in Summer Areas of Mashhad. Iran. Research Center for Environmental
Pollutants, Qom University of Medical Sciences Volume 4, Number 1, Winter 2015
Pengganti
diazinon.
2018.
Diakses
dari
https://ind.roomsdecorating.com/diazinon-
substitutes_39419 pada tanggal 02 November 2018
Raynor,dkk.2010. Airborne Diazinon Concentrations During and After Outdoor Spray
Application. Minneapolis. Journal of Occupational and Environmental Hygiene, 7: 506–
515.ISSN: 1545-9624 print / 1545-9632 online
Soemirat, Juli dan Herto Dwi Ariesyadi. 2003. Toksikologi Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Sood, Somali.,Shammi, QJ. 2018. Study of haematological alterations induced by exposure to
diazinon in Channa punctatus (Bloch). India.International Journal of Zoology Studies
ISSN: 2455-7269 Impact Factor: RJIF 5.14. Volume 3; Issue 2; March 2018; Page No.
334-338
U.S.
Environmental
Protection
Agency.
2008.
Diakses
dari
https://www3.epa.gov/pesticides/chem_search/cleared_reviews/csr_PC-057801_26-Mar08_a.pdf pada tanggal 02 November 2018
Yuliandra. 2012. Diakses dari http://yoriyuliandra.com/site/2012/07/05/standard-deviasi-ataustandard-error/ pada tanggal 08 Desember 2018.
Download