LAPORAN MAGANG INDUSTRI DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................................... I Daftar Tabel............................................................................................................. II Daftar Gambar ........................................................................................................ II Bab I Pendahuluan................................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1 1.2 Tujuan Masalah .................................................................................................... 2 1.3 Ruang Lingkup Masalah ...................................................................................... 2 Bab II Tinjauan Pustaka ......................................................................................... 3 2.1 Formalin .............................................................................................................. 3 2.2 Perak ................................................................................................................... 3 2.3 Katalis perak ....................................................................................................... 4 2.4 Perak Nitrat ......................................................................................................... 5 2.5 Regenerasi ........................................................................................................... 6 2.6 Elektrolisis dan Hukum Faraday ......................................................................... 7 2.7 Elektrolisis Perak Nitrat ...................................................................................... 9 2.8 Metode Penentuan Konsentrasi AgNO3 (Metode Morh) ................................... 9 Bab III Metodologi ................................................................................................. 11 3.1 Langkah Penyusunan ........................................................................................ 11 3.1.1 Pengambilan Data ................................................................................. 11 3.1.2 Penentuan Konsentrasi AgNO3 dengan Titrasi Metode Morh .............. 11 Bab IV Hasil dan Pembahasan ............................................................................. 13 4.1 Data Hasil Pengamatan ..................................................................................... 13 4.2 Pembahasan ....................................................................................................... 13 Bab V Kesimpulan ................................................................................................. 16 5.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 16 5.2 Saran ................................................................................................................... 16 Daftar Pustaka ........................................................................................................ 17 I LAPORAN MAGANG INDUSTRI DAFTAR TABEL Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Proses Sylver Catalyst ................................... 5 Tabel 4.1.1 Data Proses Regenerasi ......................................................................... 12 Tabel 4.1.2 Data Konsentrasi Larutan AgNO3......................................................... 12 II LAPORAN MAGANG INDUSTRI DAFTAR GAMBAR Gambar 2.2 Katalis Perak ..........................................................................................5 Gambar 2.7 Hasil titrasi AgNO3 dengan metode mohr..............................................10 III LAPORAN MAGANG INDUSTRI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Borneo Karya Persada merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi formalin di Kalimantan Timur sebanyak 35.000 ton/tahun. Formalin dapat dimanfaatkan secara langsung sebagai bahan pengawet, desinfektan, atau digunakan sebagai bahan baku utama pada produksi resin (urea formaldehyde, melamin urea formaldehyde dan phenol formaldehyde) yang juga diproduksi di perusahaan ini. Formalin yang dihasilkan oleh PT. Borneo Karya Persada merupakan hasil proses oksidasi katalitik methanol dengan dua proses yaitu proses katalis perak dan Proses Haldor Topsoe. Proses katalis perak merupakan proses yang paling efektif karena katalis perak yang telah digunakan dalam pembuatan formalin dapat digunakan kembali dengan cara diregenerasi, salah satu metode yang dapat digunakan untuk memurnikan katalis perak adalah metode elektrolisis. Metode ini digunakan karena dapat memurnikan katalis dengan prinsip dekomposisi atau pengendapan dengan bantuan aliran listrik, sehingga katalis dapat terbebas dari zat-zat impurities atau komponen yang menempel dari proses sebelumnya. Pada pengamatan kali ini dilakukan perhitungan efisiensi perak dari massa hasil proses regenerasi sehingga diketahui kapasitas produksi setiap harinya. Kapasitas produksi ini digunakan sebagai acuan dalam menghitung waktu yang diperlukan untuk memproduksi perak murni sebanyak 130 kg sesuai kebutuhan perusahaan saat produksi formalin. 1 LAPORAN MAGANG INDUSTRI 1.2 Tujuan Masalah Adapun tujuan yang diharapkan dari tugas ini, antara lain: 1. Mengevaluasi dan menghitung efisiensi massa hasil proses regenerasi katalis perak dengan metode elektrolisis sebagai bahan pendukung pembuatan formalin di PT. Borneo Karya Persada. 2. Membandingkan konsentrasi larutan AgNO3 sebelum dan sesudah proses regenerasi katalis perak. 1.3 Ruang lingkup Masalah Ruang lingkup masalah dari tugas khusus ini yaitu parameter analisa effisiensi massa hasil proses regenerasi katalis perak dan kebutuhan katalis murni untuk produksi formalin. 2 LAPORAN MAGANG INDUSTRI BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Formalin Senyawa kimia formaldehida (juga disebut metanal, atau formalin), merupakan aldehida dengan rumus kimia H2CO, yang berbentuknya gas, atau cair yang dikenal sebagai formaldehid, atau padatan yang dikenal sebagai paraformaldehyde atau trioxane. Formaldehida awalnya disintesis oleh kimiawan Rusia Aleksandr Butlerov tahun 1859, tapi diidentifikasi oleh Hoffman tahun 1867. Pada umumnya, formaldehida terbentuk akibat reasi oksidasi katalitik pada metanol. Oleh sebab itu, formaldehida bisa dihasilkan dari pembakaran bahan yang mengandung karbon dan terkandung dalam asap pada kebakaran hutan, knalpot mobil, dan asap tembakau. Dalam atmosfer bumi, formaldehida dihasilkan dari aksi cahaya matahari dan oksigen terhadap metana dan hidrokarbon lain yang ada di atmosfer. Formaldehida dalam kadar kecil sekali juga dihasilkan sebagai metabolit kebanyakan organisme, termasuk manusia. Formaldehid merupakan cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai desinfektan, pembasmi serangga, dan pengawet yang digunakan dalam industri tekstil dan kayu. Formalin memiliki bau yang sangat menyengat, dan mudah larut dalam air maupun alkohol. Formaldehid mempunyai banyak nama atau sinonim, seperti formol, morbicid, methanal, formic aldehyde, methyl oxide, oxymethylene, methyl aldehyde, oxomethane, formoform, formalith, oxomethane, karsan, methylene glycol, paraforin, polyoxymethylene glycols, superlysoform, tetraoxymethylene dan trioxane. 2.2 Perak Perak adalah unsur logam dengan nomor atom 47. Simbolnya adalah Ag, dari bahasa Latin argentum. Sebuah logam transisi lunak, putih, dan berkilau, perak memiliki konduktivitas listrik, konduktivitas termal dan reflektivitas tertinggi di antara semua logam. Logam ini terjadi secara alamiah dalam bentuk murni, bentuk bebas (perak asli), sebagai paduan dengan emas dan logam lainnya, dan dalam mineral seperti argentit dan 3 LAPORAN MAGANG INDUSTRI klorargirit. Kebanyakan perak diproduksi sebagai produk samping penambangan tembaga, emas, timah, dan seng. Perak merupakan salah satu logam tambang yang sering ditemukan bersama dengan logam emas pada saat penggalian bahan baku, pada umumnya perak berwarna putih. Mineral-mineral yang terpenting yang mengandung perak adalah Perak alam (Ag), Argentite (Ag2S), Cerrargyrite (AgCl), Polybasite (Ag16Sb2S11), Proustite (Ag2AsS3) dan Pyrargyrite (Ag3SbS3). Perak murni memiliki warna putih yang terang. Unsur ini sedikit lebih keras dibanding emas dan sangat lunak dan mudah dibentuk. Perak murni memiliki konduktivitas kalor dan listrik yang sangat tinggi diantara semua logam dan memiliki resistansi kontak yang sangat kecil. Elemen ini sangat stabil di udara murni dan air, tetapi langsung ternoda ketika diekspos pada ozon, hidrogen sulfida atau udara yang mengandung belerang. Perak memiliki beberapa isotop, namun isotop paling stabil diantaranya 105Ag, 106Ag, 107Ag, 108Ag, 109Ag, dan 111Ag. Perak sendiri tersebar di Amerika Serikat, Peru, Cina, Australia, Rusia, Chile, Polandia, Argentina. Di Indonesia, perak bisa ditemukan di wilayah Sumatera, Jawa, Sulawesi, Nusa Tenggara, dan papua. 2.3 Katalis Perak Katalis perak adalah katalis yang berbentuk kristal-kristal perak atau spherical. Katalis perak adalah katalis yang terbentuk dari proses elektolisis. Katalis perak dapat digunakan untuk membuat formalin. Tepatnya pada PT. Borneo Karya Persada menggunakan katalis perak sebagai bahan dalam proses pembuatan formalin. Pada proses digunakan katalis perak dalam reaktor fixed bed multitube. Katalis ini mempunyai umur sekitar 8–12 bulan dan mudah teracuni oleh sulfur dan beberapa logam dari golongan transisi. reaksi terjadi pada tekanan atmosfer dengan suhu yang tinggi yaitu sekitar 600650℃. Reaksi yang terjadi adalah: a. Oksidasi 𝐴𝑔 (𝑃=1.5 𝑎𝑡𝑚, 𝑇=600𝑜 𝐶) CH3OH + ½ O2 → HCHO + H2O ∆H = - 37,3kkal/mol b. Dehidrogenasi CH3OH 𝐴𝑔 (𝑃=1.5 𝑎𝑡𝑚, 𝑇=600𝑜 𝐶) → HCHO + H2 4 ∆H = 20,3kkal/mol LAPORAN MAGANG INDUSTRI Gambar 2.2 Katalis Perak Katalis perak dalam reaksi ini berfungsi untuk mengarahkan reaksi pada pembentukan formalin. Proses oksidasi metanol dengan katalis perak banyak digunakan dalam industri secara komersial karena katalis perak (Ag) memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan yaitu: Kelebihan Kekurangan 1. Tekanan atmosferik 1. Suhu operasi tinggi (600-650℃) 2. Katalis dapat diregenerasi 2. Umur katalis pendek 3. Proses berlangsung pada tekanan 3. Yieldnya rendah (89,1%) rendah 4. Mampu menghasilkan produk dengan 4. Konversinya rendah (65%) konsentrasi 37-55% Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Proses Sylver Catalyst 2.4 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air. Perak nitrat dapat dibuat dengan cara melarutkan perak mentah dengan asam nitrat, namun perak merupakan logam reaktif yang sukar larut dalam asam yang memiliki konsentrasi rendah. Oleh karena itu oksidator diperlukan untuk mengoksidasi perak menjadi ion-ion perak. Asam nitrat merupakan asam kuat yang bersifat oksidator sehingga dapat melarutkan perak. Tetapi asam nitrat pada suhu ruangan tidak dapat melarutkan perak karena energi yang dibutuhkan untuk melarutkan perak sangat besar, sehingga dilakukan dengan pemanasan asam nitrat sampai suhu 90 ℃ (Anonim, 2011). Adapun reaksi pelarutannya adalah : 4Ag + 6HNO3 4AgNO3 + 3H2O + NO3 + NO (U.S. patent.No.5.000.928, 1991) Beberapa penggunaan perak nitrat dalam industri : 5 LAPORAN MAGANG INDUSTRI a. Plating : Perak nitrat secara efektif digunakan dalam proses elektroplating. Perak nitrat biasanya digunakan untuk penyepuhan pada nikel dengan menggunakan listrik. Jenis plating biasanya digunakan untuk memproduksi jewelery jam tangan. b. Cermin : Salah satu proses paling terkemuka yang menggunakan perak nitrat, adalah “ Reagent Tollen”, di mana perak nitrat digunakan pada sisi belakang cermin untuk memberikan refleksi yang jelas dan rinci. Lapisan perak nitrat yang diterapkan kecermin dikenal sebagai 'reflektor'. c. Pewarna dan Tinta : Selain menggunakan industri seperti plating, perak nitrat juga digunakan dalam berbagai pewarna dan tinta yang termasuk pewarna rambut. d. Bahan Peledak : Perak nitrat juga digunakan dalam berbagai bahan peledak yang meliputi silver acetylide dan silver azida. e. Fotografi : Perak nitrat digunakan untuk membuat basis film pada kimia fotografi. f. Keramik : Perak nitrat juga digunakan dalam keramik untuk membuat warna yang berbeda (Anonim, 2010). 2.5 Regenerasi Pada proses regenerasi ini digunakan metode elektrolisis yang menjadi metode pengolahan perak yang paling banyak digunakan, hal ini disebabkan metode ini dapat memproduksi perak dengan tingkat kemurnian lebih besar hingga 98% (Masebinu, et al., 2015). Dalam proses regenerasi katalis perak, katalis perak dari reaktor di keluarkan dan dihaluskan karena katalis yang keluar dari reaktor dalam keadaan mengeras sehingga diperlukan pengecilan ukuran, katalis perak tersebut kemudian ditempatkan pada filter bag dan dielektrolisis dengan larutan elektrolit AgNO3 sehingga diperoleh katalis yang telah diregenerasi. Proses regenerasi ini dilakukan untuk menghilangkan impurities yang menempel atau pun yang bereaksi dengan katalis ketika berada di dalam reaktor agar tidak menggangu proses pembuatan formalin, karena pada proses pembuatan formalin peran katalis sangat diperhatikan karena memiliki fungsi yang sangat besar pada produksi formalin. 6 LAPORAN MAGANG INDUSTRI Berikut adalah proses regenerasi katalis perak: 1. Pemasukkan katalis perak ke dalam filter bag Proses pemasukkan katalis perak ini diawali dengan pengecilan ukuran katalis dari reaktor yang memadat dengan cara digerus yang kemudian disaring hingga menghasilkan bentuk yang lebih halus. Katalis yang berbentuk halus kemudian di masukkan ke dalam filter bag yang berada di dalam bak proses. 2. Pemurnian Pemurnian katalis perak dilakukan secara elektrolisis. Pada elektrolisis katalis perak pada filter bag akan bereaksi dengan larutan elektrolit (AgNO3). Pada proses elektrolisis Perak hanya menempel pada salah satu elektrode yang berperan sebagai katode dengan asumsi bahwa anion dalam sampel merupakan sisa asam oksi (air teroksidasi) atau sisa asam lain (anion teroksidasi) maka reaksi yang terjadi saat elektrolisis di katode adalah sebagai berikut. Katode : 4Ag+(aq) + 4e- 4Ag(s) Anode : 2H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4e 4Ag(aq) + 2H2O(1) 4Ag(s) + 4H (aq) + O2(g) Dari proses ini diperoleh endapan katalis perak yang murni dari pengotornya, katalis yang dihasilkan dari proses ini perlu dilakukan pencucian dengan pure water untuk menghilangkan sisa asam dari larutan elektrolit yang digunakan serta perlu dilakukan pengeringan dengan oven sehingga katalis dapat digunakan untuk proses pembuatan formalin. 2.6 Elektrolisis dan Hukum Faraday Elektrolisis merupakan proses kimia yang menggunakan energi listrik agar reaksi kimia nonspontan dapat terjadi, dimana arus listrik langsung mengalir mengalir melalui larutan yang banyak mengandng perak diterapkan antara dua elektroda, yaitu katoda dan anoda. Katoda merupakan elektroda yang menerima aliran elekton dari luar dan mengalami proses reduksi, sedangkan elektroda tempat terjadinya oksidasi disebut anoda. 7 LAPORAN MAGANG INDUSTRI Komponen utama yang dibutuhkan dalam elektrolisis meliputi: a. Elektrolit Elektrolit adalah zat yang mengandung ion bebas yang merupakan pembawa arus listrik dalam elektrolit. b. Sumber Arus Listrik Searah (DC) Sumber Arus Listrik Searah (DC) ini berfungsi sebagai penyedia energi yang diperlukan untuk membuat ataiu melepaskan ion dalam elektolit. Dimana arus listrik di bawaoleh elektron dalam sirkuit eksternal. c. Elektroda Elektroda merupakan sebuah penghantar listrik antara sumber listrik atau rangkaian listrik sebagai penyedia energi dan elektolit. Secara umum elektroda terbuat dari logam, garafit, dan bahan semikonduktor lainnya. Pengendapan atau deposisi akibat pegaruh listrik disebut juga elektodeposisi. Elektrodeposisi tersebut diatur oleh dua hukum elektolisis dari Faraday (1833-1834). Kedua hukum Faraday tersebut adalah: 1. Banyaknya zat yang dibebaskan pada elektroda-elektroda dari suatu sel berbanding lurus dengan kuantitas arus listrik yang mengalir melalui larutannya. 2. Banyaknya zat yang berlainan yang diendapkan, atau dibebaskan , oleh kuantitas listrik yang sama, adalah sebanding dengan ekuivalen kimia zat-zat tersebut. Faraday menyatakan bahwa sel elektolisis dapat digunakan banyaknya zat yang bereaksi dan muatan listrik yang terlibat dalam rentang waktu tertentu. Dalam sel elektrolisis terdapat hubungan kuantitatif antara jumlah zat yang bereaksi dan muatan listrik terlibat dalam reaksi redoks, pernyataan ini merupakan prinsip dasar hukum Faraday (1), yaitu: Dalam sel elektrokimia, massa zat yang diendapkan pada suatu elektrode sebanding dengan besarnya muatan listrik yang terlibat dalam sel massa molar zat tersebut. w= e×i×t F Dimana : w = massa zat yang dihasilkan (gram) e = massa ekivalen i = kuat arus listrik (ampere) t = waktu 8 LAPORAN MAGANG INDUSTRI F = tetapan Faraday, 1F=96.500 coulomb Pada Hukum Faraday biasanya nilai Ar diketahui sehingga nilai e diubah menjadi e= Ar n dengan Ar = massa atom relatif dan n = jumlah elektron yang diterima atau dilepas. Sehingga persamaan Hukum Faraday (1) menjadi, w= Ar n × i×t 𝑤= F 𝑀𝑟 𝑛 × 𝑖×𝑡 𝐹 2.7 Elektrolisis Perak Nitrat Elektrolisis merupakan salah satu penerapan elektrokimia dimana arus langsung mengalir melalui larutan yang banyak mengandung perak diterapkan antara dua elektroda, katoda dan anoda (Masebiu, et al., 2014). Larutan perak nitrat mengandung ion perak dan ion nitrat. Karena perak merupakan logam yang skurang reaktif, maka pada elektrolisis larutan perak nitrat akan dihasilkan endapan perak di katoda akibat dari refuksi ion Ag+, dengan reaksi: Ag+(ag) + e- Ag(s) Jika anoda menggunakan elektroda inert seperti platina, ada 2 kemungkinan reaksi oksidasi yang akan terjadi di anoda, yaitu ion hidroksida menjadi gas oksigan dan/ perak (I) menjadi perak (III). Ion NO3- tidak mengalami oksidasi di anoda hal ini dikarenakan ion tersebut merupakan ion sisa asam beroksigen. Sehingga rekasi oksidasi menjadi: 4OH-(aq) 2H2O(l) + 4e- Ag+ Ag3+(aq) + 2e- 2.8 Metode Penentuan Konsentrasi AgNO3 (Metode Mohr) Pada metode ini, titrasi halide dengan AgNO3 dilakukan dengan K2CrO4. Pada titrasi ini akan terbentuk endapan baru yang berwarna. Pada titik akhir titrasi, ion Ag+ yang berlebih diendapkan sebagai Ag2CrO4 yang berwarna merah bata. Larutan harus bersifat netral atau sedikit bas, tetapi tidak boleh terlalu basa sebab Ag akan diendapkan sebagai Ag(OH)2. Jika larutan terlalu asam maka titik akhir titrasi tidak terlihat sebab konsentrasi CrO4- berkurang. 9 LAPORAN MAGANG INDUSTRI Gambar 2.7. Hasil titrasi AgNO3 dengan metode mohr Pada kondisi yang cocok, metode mohr cukup akurat dan dapat digunakan pada konsentrasi klorida yang rendah. Pada jenis titrasi ini, endapan indikator berwarna harus lebih larut disbanding endapan utama yang terbentuk selama titrasi. Indikator tersebut biasanya digunakan pada titrasi sulfat dengan BaCl2, dengan titik akhir akhir terbentuknya endapan garam Ba berwarna merah. (Khopkar, 1990) 10 LAPORAN MAGANG INDUSTRI BAB III METODOLOGI 3.1 Langkah Penyusunan Dalam menyusun laporan tugas khusus diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: 3.1.1 Pengambilan Data Untuk mengevaluasi kinerja proses regenerasi katalis perak dilakukan dengan menghitung massa hasil proses regenerasi. Data-data yang digunakan dalam perhitungan meliputi: a. Data massa katalis perak hasil proses regenerasi. b. Data konsentrasi larutan AgNO3 sebelum dan sesudah proses regenerasi. 3.1.2 Penentuan Konsentrasi AgNO3 dengan Titrasi Metode Morh Alat: Statif dan Klem Pipet tetes Beaker glass 50 ml, 100 ml Labu ukur 100 ml Erlenmeyer 250 ml Spatula Buret 50 ml Bahan: Indikator K2CrO4 5% Nacl Aquadest Larutan AgNO3 (sebelum dan sesudah proses regenerasi) Prosedur: a) Pembuatan indikator K2CrO4 5% 1. Menimbang padatan K2CrO4 sebanyak 5 gr dengan menggunakan beaker glass 100 ml 2. Menyiapkan labu ukur 100 ml 11 LAPORAN MAGANG INDUSTRI 3. Memasukkan padatan K2CrO4 yang telah ditimbang kedalam labu ukur 4. Membilas beaker glass dengan aquadest 5. Memasukkan air bilasan kedalam labu ukur 6. Menambahkan aquadest kedalam labu ukur hingga tanda batas 7. Homogenkan b) Standarisasi Lartan AgNO3 1. Menimbang padatan NaCl sebanyak 0.5 gr kedalam beaker glass 50 ml 2. Menambahkan 30 ml aquadest kedalam beaker glass yang berisi NaCl kemudian homogenkan 3. Memasukkan larutan NaCl kedalam erlenmeyer 250 ml 4. Menambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 dengan pipet tetes kedalam erlenmeyer 5. Melakukan titrasi hingga terbentuk endapan merah bata 6. Melakukan secara duplo 12 LAPORAN MAGANG INDUSTRI BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Hasil Pengamatan Tabel 4.1 Data Proses regenerasi No. 1. 2. Tanggal Tanggal Kuat Arus Ag masuk Ag keluar masuk keluar (A) (Kg) (Kg) 06/08/19 09/08/19 4 10 19/08/19 10 10,9 22/08/19 Tabel 4.2 Data konsentrasi larutan AgNO3 Sebelum Proses Regenerasi Setelah Proses Regenerasi Tanggal proses Massa Volume Konsentrasi Rata- Massa Volume Konsentrasi Rataregenerasi Nacl AgNO3 AgNO3 rata Nacl AgNO3 AgNO3 rata 0609/08/19 1922/08/19 0,5118 16,7 0,524 0,5108 16,9 0,517 0,523 0,5075 16,6 0,523 0,5114 16,8 0,521 0,514 0,5109 17,1 0,511 0,5164 17,3 0,511 0,508 0,5149 17,8 0,495 0,506 0,5153 17,6 0,501 4.2 Pembahasan Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengevaluasi proses regenerasi katalis perak untuk meghitung efisiensi dari proses regenerasi dengan metode elektrolisis. Evaluasi ini dilakukan dengan cara mengamati massa umpan dan massa setelah proses elektrolisis serta konsentrasi larutan elektrolit yang digunakan. Pada awal proses sebanyak 10 kg katalis perak dimasukkan ke dalam 8 unit filter bag yang berada dalam bak reaksi yang berisi larutan AgNO3 berkapasitas 300 L dengan dua unit plat elektrode berbahan stainless steel dengan dimensi 15 in x 14 in x 0,25 in, rapat arus yang digunakan sebesar ±4A yang berfungsi mengelektrolisis 10 kg katalis perak yang berada pada filter bag sehingga menjadi perak murni. 13 LAPORAN MAGANG INDUSTRI Pada proses elektrolisis Perak hanya menempel pada salah satu elektrode yang berperan sebagai katode dengan asumsi bahwa anion dalam sampel merupakan sisa asam oksi (air teroksidasi) atau sisa asam lain (anion teroksidasi) maka reaksi yang terjadi saat elektrolisis di katode adalah sebagai berikut. Reaksi Ionisasi : 4AgNO3 (aq) 4Ag+(aq) + 4NO3-(aq) Katode : 4Ag+(aq) + 4e- 4Ag(s) Anode : 2H2O(l) 4H+(aq) + O2(g) + 4e 4AgNO3(aq) + 2H2O(1) 4Ag(s) + 4HNO3(aq) + O2(g) Pada pengamatan kali ini dilakukan dua kali proses regenerasi yang dilakukan pada tanggal 06 agustus 2019 dengan umpan 10 kg dihasilkan katalis murni sebanyak 10 kg dan pada tanggal 19 agustus 2019 dengan umpan 10 kg dihasilkan katalis murni sebanyak 10,9 kg (Tabel 4.1). Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat dihitung bahwa proses regenerasi bereaksi sempurna 100 % bahkan lebih, akan tetapi (berdasarkan Masebinu, et al., 2015) kemurnian proses elektrolisis perak hanya 98%. Tingginya tingkat kemurnian perak dari proses elektrolisis kali ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu a.) masih terdapat perak umpan pada filter bag sehingga massa umpan tersebut menjadi lebih besar dari 10 kg dan b.) masih terdapat endapan yang menempel pada elektroda dari proses sebelumnya sehingga endapan tersebut akan ikut terambil ketika pengambilan endapan perak murni. Berdasarkan hasil pengamatan dari proses regenerasi ini diperoleh katalis perak murni sebanyak 2,5 kg perhari, sehingga waktu untuk mendapatkan adalah 52 hari. Waktu tersebut belumsesuai dengan harapan dimana PT. Borneo Karya Persada menginginkan 130 kg perak murni dapat tersedia dalam waktu 30 hari, Oleh karena itu dapat dilakukan beberapa hal sesuai dengan teori yaitu: menaikkan kuat rapat arus (A) karena menurut hukum Faraday (1) massa yang dihasilkan suatu elektrode akan berbanding lurus dengan kuat arus yang digunakan, meningkatkan luas area elektroda karena semakin luas area elektroda yang dialiri arus listrik yang menyentuh elektrolit maka semakin mempermudah suatu elektrolit untuk mentransfer elektronnya dan meningkatkan konsentrasi larutan elektrolit karena menurut persamaan molaritas larutan semakin besar molaritas larutan maka akan semakin besar pula massa zat terlarut untuk volume yang sama. Pada proses regenerasi dilakukan pengecekan konsentrasi larutan elektrolit berupa AgNO3, bedasarkan hasil pengecekan konsentrasi larutan elektrolit tidak mengalami 14 LAPORAN MAGANG INDUSTRI perubahan setelah dipakai untuk proses elektrolisis (Tabel 4.2). berdasarkan info dari PT. Borneo Karya Persada larutan elektrolit tersebut dibuat pada tanggal 1 april 2019 dengan konsentrasi 0,5 N. 15 LAPORAN MAGANG INDUSTRI BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Adapun kesimpulan yang diperoleh setelah mengerjakan tugas ini, antara lain: 1. Massa yang dihasilkan dari proses regenerasi katalis perak dengan metode elektrolisis memiliki massa yang sama bahkan lebih dengan massa umpan yaitu 10 kg dan 10,9 kg dengan efisiesi sebesar 100% dan 109%. 2. Terdapat faktor yang mempengaruhi hasil efisiensi antara lain masih terdapat perak umpan di dalam filter bag dan masih terdapat endapan yang menempel pada elektroda dari proses sebelumnya. 3. Konsentrasi larutan AgNO3 yang digunakan sebelum dan sesudah proses regenerasi tidak mengalami perubahan. 5.2 Saran Adapun saran yang dapat diberikan setelah mengerjakan tugas ini, antara lain: 1. Melakukan analisa ulang dengan syarat kondisi filter bag bebas dari pengotor dan plat elektroda bebas dari endapan yang menempel. 2. Melakukan pengecekan konsentrasi larutan elektrolit 6 bulan sekali untuk menjaga kualitas larutan elektrolisis. 3. Mengganti water filter bag apabila katalis sudah mulai lambat mengalami regenerasi. 4. Meningkatkan kapasitas bak elektrolisis, plate elektroda, dan water filter bag untuk meningkatkan massa endapan perak untuk kebutuhan produksi formalin. 16 LAPORAN MAGANG INDUSTRI DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2011. “Pembuatan Perak Nitrat”. Chapter (II) , Universitas Sumatera Utara Anonim. 2014. “Pemurnian Tembaga Secara Elektrolisis”. Http://www.academia.edu, diakses tannggal 6 september 2019. Chehade, Y., Siddique, A., Alayan, H., Sadasivan. H., Sadasivan. N., Nusri. S.,& Ibrahim., 2012. “Recovery of gold, silver, palladium, and chopperfrom waste printed circuit Board” .(ICCEE)/ 22-24 maret 2012. Herianto, Eko., (2011). “ Prarancangan Pabrik Formaldehyde dari Methanol dan Udara dengan Proses Mixed Oxide kapasitas 15.000 ton/tahun” Tugas Akhir, Universitas sebelas maret, Surakarta, Jawa Tengah. Kowalska, S., Lukomska, A., Los, & Wozniak, B. 2015. “potential controlled electrolysis as an effective methode of selective silver electrowinning from complex matrix leaching solution of copper concetrate. International Journal Of electrochemical sciece. Vol. 10 hal. 1186-1198. Othmer, Fredericck and Krik E. Raymond, (1964). “Encyclopediaof Chemical Thecnology.” Edisi 2, Vol. 11, John Wiley & Sonc Inc, Hl.493. Rizal, M.N., (2012), “Pengaruh Jenis Luas Penampang Elektroda pada proses Electrolisis”. Abstrak Hasil Penelitian, Politeknik Negeri Bandung, Bandung, Jawa Barat. 17 LAPORAN MAGANG INDUSTRI LAMPIRAN LAPORAN MAGANG INDUSTRI PERHITUNGAN 1. Penentuan Konsentrasi AgNO3 dengan Metode Mohr Diketahui: m NaCl = 0,5118 gr V AgNO3 = 16,5 ml Mr NaCl = 58,44 gr/gmol Ditanya: N AgNO3 =............? Jawab: N AgNO3 = = M NaCl x 1000 V AgNO3 x 54,88 0,5118 gr x 1000 16,5 ml x 54,88 gr/gmol = 0,531 N 2. Peritungan efisiensi massa hasil regenerasi Massa proses elektrolisis: Massa input = Massa output 10 kg = 10 kg Persentase perbandingan massa: Massa output % Efisiensi = Massa Input % Efisiensi = 10 kg 10 kg = 100 % x 100% x 100%