Uploaded by Fiqi Maulinda

Manajemen Farmakologi Asma Kronis

advertisement
Subtitle
Manajemen Farmakologi
Asma Kronis
Pengertian Asma Kronis
Asma kronis adalah asma yang terkontrol dalam
jangka waktu yang panjang.
Asma terkontrol adalah kondisi stabil minimal
dalam waktu satu bulan
Penatalaksanaan Asma Jangka Panjang

Untuk obat asma jangka panjang, terdiri dari obat pelega dan
pengontrol.

Obat pelega diberikan saat serangan asma, sedangkan obat
pengontrol
ditujukan
untuk pencegahan
serangan
asma
dan
diberikan dalam jangka panjang dan terus menerus.

Untuk mengontrol asma digunakan antiinflamasi (kortikosteroid
inhalasi).
Pengontrol Asma

Obat asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain:
1.
2.
3.
4.
Kortikosteroid inhalasi
Antileukotrien
β2 agonis kerjalama
Kortikosteroid sistemik
Pengontrol Asma
1.
Kortikosteroid inhalasi
◦ Medikasi jangka panjang yang paling efektif untuk mengontrol asma
◦ Steroid inhalasi menghasilkan perbaikan faal paru, menurunkan hiperesponsif
jalan napas, mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan berat serangan serta
memperbaiki kualitas hidup pasien.
◦ Steroid inhalasi adalah pilihan bagi pengobatan asma persisten (ringan sampai
berat)
Pengontrol Asma
2.
Antileukotrien
◦ Antisma dengan pemberian oral
◦ Mekanisme kerjanya dengan menghambat 5-lipooksigenase sehingga memblok
sintesis semua leukotrien atau memblok reseptor- reseptor leukotrien sisteinil
pada target. Mekanisme tersebut menghasilkan efek bronkodilatasi minimal dan
menurunkan bronkokonstriksi akibat alergen, sulfuroksida dan exercise. Selain
brokodilator, juga memiliki efek antiinflamasi.
◦ Penambahan antileukotrien dapat menurunkan kebutuhan dosis kortikosteroid
inhalasi penderita asma persisten sedang sampai berat, mengontrol asma pada
penderita dengan asma yang tidak terkontrol.
◦ Sebagai terapi tambahan, antileukotrien tidak seefektif agonis β2 kerja lama.
Pengontrol Asma
3.
β2 agonis kerjalama
◦ Mempunyai efek relaksasi otot polos, meningkatkan pembersihan
mukosilier,
menurunkan
permeabilitas
pembuluh
darah
dan
memodulasi pelepasan mediator dari sel mast dan basofil.
◦ Inhalasi agonis β2 agonis kerjalama yang diberikan dalam jangka
waktu yang lama mempunyai efek protektif terhadap rangsangan
bronkokonstriktor.
◦ Menghasilkan efek bronkodilatasi lebih baik dibanding preparat oral.
Pengontrol Asma
4.
Kortikosteroid sistemik
◦ Penggunaan terbatas mengingat risiko efek samping penggunaan
sistemik.
◦ Pemberian kortikosteroid sistemik diberikan dengan pertimbangan:
a. Gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon minimal,
waktu paruh pendek dan efek striae pada otot minimal.
b. Bentuk oral, bukan parenteral.
c. Penggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari.
Pelega Asma

Obat asma yang digunakan sebagai pengontrol antara lain:
1.
2.
3.
4.
β2 agonis kerja cepat
Antikolinergik
Metilsantin
Kortikosteroid sistemik
Pelega Asma
1. β2 agonis kerja cepat
 Mempunyai mula kerja yang cepat
 Pemberian dapat melalui oral atau inhalasi, pemberian inhalasi
mempunyai onset lebih cepat dan ESO minimal/tidak ada.
 Mekanisme kerja dengan merelaksasi otot polos saluran napas,
menginkatkan bersihan mukosilier, menurunkan permeabilitas
pembuluh darah dan memodulasi pelepasan mediator dari sel
mast.
 Terapi pilihan pada serangan akut dan bermanfaat sebagai
praterapi pada exercise-induced asthma.
 Apabila kebutuhannya meningkat, menandakan terjadi perburukan
asma dan diperlukan terapi antiinflamasi.
 Jika gagal melegakan jalan napas atau respon tidak sesuai terapi,
maka diperlukan kortikosteroid oral.
Pelega Asma
2. Antikolinergik
 Pemberian secara inhalasi
 Mekanisme kerja dengan memblok pelepasan Ach dari saraf
kolinergik pada jalan napas. Menimbulkan bronkodilatasi dengan
menurunkan tonus kolinergik vagal intrinsik, menghambat refleks
bronkokonstriksi yang disebabkan oleh iritan.
 Tidak mempengaruhi reaksi alergi tipe cepat maupun lambat dan
juga tidak berpengaruh terhadap inflamasi.
Pelega Asma
3. Metilsantin
 Termasuk ke dalam obat bronkodilator
 Mempunyai efek memperkuat fungsi otot pernapasan dan
mempertahankan respon terhadap β2 agonis kerja cepat.
Pelega Asma
4. Kortikosteroid sistemik
◦ Penggunaan terbatas mengingat risiko efek samping penggunaan
sistemik.
◦ Pemberian kortikosteroid sistemik diberikan dengan pertimbangan:
a. Gunakan prednison, prednisolon, atau metilprednisolon minimal,
waktu paruh pendek dan efek striae pada otot minimal.
b. Bentuk oral, bukan parenteral.
c. Penggunaan selang sehari atau sekali sehari pagi hari.
Pengobatan berdasarkan derajat berat asma

Pengobatan yang lazim adalah agonis beta-2 kerja singkat hanya jika
dibutuhkan atau sebelum exercise pada exercise-induced asthma,
dengan alternatif antileukotrien atau setelah pajanan alergen dengan
alternatif kromolin.

Bila terjadi serangan, obat pilihan agonis beta-2 kerja singkat inhalasi,
alternatif agonis beta-2 kerja singkat oral, kombinasi metilsantin
kerja
singkat
dan
antikolinergik inhalasi.
agonis
beta-2
kerja
singkat
oral
atau
Pengobatan berdasarkan derajat berat asma
Pengobatan berdasarkan derajat berat asma
Download