Uploaded by Lina Ekawati

SURVEILANS SKABIES-1

advertisement
Disusun oleh :
Onik Anggita Sari
D12.2016.00006
Alsda PMPA
D12.2016.00007
Agil Yusa M
D12.2016.00009
Novita Adyanti
D12.2016.00012
Ria Heriani
D12.2016.00068
Scabies atau dikenal juga dengan nama kudis adalah penyakit kulit akibat tungau
bernama sarcoptes scabiei. Serangga berkaki delapan ini berukuran sangat kecil sehingga tidak bisa
dilihat dengan mata telanjang.
Dari permukaan kulit, tungau masuk ke lapisan dalam kulit untuk bertelur, hidup, dan
makan. Kondisi ini bisa menyebabkan kulit terasa sangat gatal di area yang terinfeksi sebagai reaksi
alergi. Di malam hari, rasa gatal biasanya akan meningkat. Tungau yang sangat kecil itu bahkan bisa
berada di dalam kulit sampai dua bulan.
Scabies dianggap sebagai penyakit menular yang dapat menyebar dengan cepat melalui kontak
fisik yang dekat dalam keluarga, play group anak, kelas sekolah, panti jompo, atau penjara.
TELAAH PUSTAKA :
1.
“Faktor resiko skabies pada siswa pondok pesantren (Kajian di Pondok Pesantren Darul Hijrah,
Kelurahan Cindai Alus, Kecamatan Martapura, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan)”
(A. Nelly, 2012)
2.
“Faktor risiko kejadian scabies di Pondok Pesantren Nurul Islam Jember” (N. Novita, 2016)
3.
“Faktor sanitasi lingkungan yang berhubungan dengan skabies di Pondok Pesantren Qomaruddin
Kabupaten Gresik” (F. Ummu, 2017)
4.
“Hubungan karakteristik, faktor lingkungan dan perilaku dengan kejadian scabies di Pondok
Pesantren Darul Amanah Desa Kabunan Kecamatan Sukorejo Kabupaten Kendal” (Nanda, 2014)
FAKTOR LINGKUNGAN
PENYEBAB SKABIES
1.
Rendahnya tingkat kebersihan
2.
Kepadatan hunian dalam suatu rumah
3.
Rendahnya kualitas air bersih
4.
Kurangnya pencahayaan alami
5.
Tingginya kelembaban
6.
Hygiene sanitasi
7.
Ventilasi yang tidak memenuhi syarat
PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL MENURUT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
829/MENKES/SK/VII/1999
1.
Bahan bangunan
a.
Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan zat-zat yang dapat membahayakan
kesehatan
b.
Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme
patogen.
PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL MENURUT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
829/MENKES/SK/VII/1999
2.
Komponen dan penataan ruang rumah komponen rumah harus memenuhi persyaratan fisik dan
biologis sebagai berikut:
a.
Lantai kedap air dan mudah dibersihkan;
b.
Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah
dibersihkan;
c.
Langit-langit harus mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan;
d.
Bumbung rumah yang memiliki tinggi 10 meter atau lebih harus dilengkapi dengan
penangkal petir;
e.
Ruang di dalam rumah harus ditata agar berfungsi sebagai ruang tamu, ruang keluarga,
ruang makan, ruang tidur, ruang dapur, ruang mandi dan ruang bermain anak;
f.
Ruang dapur harus dilengkapi dengan sarana pembuangan asap.
PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL MENURUT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
829/MENKES/SK/VII/1999
3.
Pencahayaan
Pencahayaan alam atau buatan langsung atau tidak langsung dapat menerangi seluruh bagian
ruangan minimal intensitasnya 60 lux dan tidak menyilaukan.
4.
Kualitas udara
Kualitas udara di dalam rumah tidak melebihi ketentuan sebagai berikut :
a.
Suhu udara nyaman berkisar antara l8°c sampai 30°c;
b.
Kelembaban udara berkisar antara 40% sampai 70%;
c.
Konsentrasi gas SO2 tidak melebihi 0,10 ppm/24 jam;
d.
Pertukaran udara;
e.
Konsentrasi gas CO tidak melebihi 100 ppm/8 jam;
f.
Konsentrasi gas formaldehide tidak melebihi 120 mg/m3 .
PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL MENURUT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
829/MENKES/SK/VII/1999
5.
Ventilasi
Luas penghawaan atau ventilasi alamiah yang permanen minimal 10% dari luas lantai.
6.
Binatang penular penyakit
Tidak ada tikus bersarang di rumah.
7.
Penyediaan air bersih
a.
Tersedia sarana air bersih dengan kapasitas minimal 60 l/orang/hari;
b.
Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih dan/atau air minum sesuai
dengan permenkes 416 tahun 1990 dan permenkes 907 tahun 2002.
PERSYARATAN KESEHATAN RUMAH TINGGAL MENURUT
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR :
829/MENKES/SK/VII/1999
8.
Sarana penyimpanan makanan
Tersedianya sarana penyimpanan makanan yang aman dan hygiene.
9.
10.
Limbah
a.
Limbah cair berasal dari rumah, tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau dan
tidak mencemari permukaan tanah.
b.
Limbah padat harus dikelola agar tidak menimbulkan bau, tidak menyebabkan pencemaran
terhadap permukaan tanah dan air tanah
Kepadatan hunian ruang tidur
Luas ruang tidur minimal 8m2 dan tidak dianjurkan digunakan lebih dari dua orang tidur dalam
satu ruang tidur, kecuali anak dibawah umur 5 tahun.
KESIMPULAN
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi tungau
Sarcoptes Scabiei varian Horminis dan produknya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
penyakit ini adalah lingkungan yang kurang bersih dan personal hygiene.
Dari keempat jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sanitasi lingkungan
yang buruk, umur, kelembaban, suhu, pencahayaan, kebersihan tangan dan kuku dengan kejadian
skabies.
Untuk itu upaya PHBS serta ketrsediaan air bersih dan tempat hunian yang sehat sangat berperan
penting dalam pencegahan penyakit Skabies.
BAGAN OPERASIONAL
INPUT
1.
1. Air Bersih
2. Kepadatan Hunian
3. Ventilasi
4. Pencahayaan
Rendahnya kualitas air
bersih
Menjaga kebersihan tempat penampungan
air, dan menjaga sumber air dari cemaran
1
Menggunakan air bersih yang memenuhi
baku mutu
2.
Padat penghuni
3.
Ventilasi tidak
memenuhi syarat
4.
Kurang akses
CEO
pencahayaan
alami
3
5.
Kurang akses aliran
udara keluar masuk
4
Menambah akses penerangan alami seperti
genteng kaca
6.
Kesadaran akan
kebersihan diri
5
Membuka pintu dan jendela setiap pagi
6
Praktek PHBS
5. Suhu
6. Kelembaban
SARAN
MASALAH
7. Hygiene Sanitasi
2
Jumlah penghuni disesuaikan dengan luas
ruangan
Menambah ventilasi buatan
Memperbaiki lubang ventilasi
TERIMAKASIH . . .
Download