Dam Operational Improvement and Safety Project - 2 (DOISP phase II) Loan IBRD No. 8711 - ID and Loan AIIB No. 000010 - 1- IDN BUKU PANDUAN PENGADAAN BARANG/JASA BUKU 1 “ PANDUAN PENGADAAN “ PROJECT MANAGEMENT MANUAL FEBRUARI , 2018 PMM - CPMU DOISP - 2 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II DAFTAR ISI Kata Pengantar .................................................................................................................... i Daftar Isi ............................................................................................................................. ii BAB I 1.1 1.2 1.3 1.4 PENDAHULUAN Pendahuluan Dasar Hukum Tujuan Ruang Lingkup BAB II 2.1 2.2 2.3 2.4 2.5 2.6 2.7 KETENTUAN - KETENTUAN Umum …………………………………………………………. 4 Prinsip Pengadaan …………………………………………………………. 4 Etika Pengadaan …………………………………………………………. 5 Praktek Penipuan dan Korupsi …………………………………………. 5 Kebijakan Excecuting Agency ……………………………………………… 7 Pemangku Kepentingan Pengadaan barang / Jasa ………………………..…. 8 Koordinasi dan Koresprodensi Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa9 …………………………………………………………. …………………………………………………………. …………………………………………………………. …………………………………………………………. 1 2 2 2 BAB III PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DOISP –Phase II 3.1. Metode Pengadaan ................................................................................................ 11 3.2. Rencana Pengadaan ............................................................................................ 13 3.3. Pemumuman Pengadaan ……………………………...................................... 15 3.4. Standard Dokumen Pengadaan .......................................................................... 16 3.5. Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran ……………………………………… 16 3.6. Pemeriksaan oleh Bank ……………. ............................................................ 16 3.7. Misprocurement dan Penggantian Dana In eligibles.............................................18 3.8. Modifikasi untuk memenuhi ketentuan Procurement Guidlines ......................... 19 3.9. Jaminan - jaminan ................................................................................................ 20 BAB IV KONTRAK DAN PERUBAHANNYA 4.1. Bentuk Kontrak ....................................................................................................21 4.2. Perubahan / Modifikasi Kontrak …................................................................. 21 BAB V PENANGANAN SANGAHAN 5.1. Sangahan .............................................................................................................. 22 5.2. Pengaduan ……………………….. ................................................................. 23 LAMPIRAN-LAMPIRAN i Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II BAB I PENDAHULUAN 1.1 Pendahuluan Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan bahwa untuk mencapai dan memelihara ketahanan dibidang pangan diperlukan adanya program pembangunan bendungan sebagai landasan untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Namun demikian, disamping program pembangunan bendungan tersebut, Indonesia yang kini telah memiliki sejumlah bendungan, juga melakukan program lainnya yaitu berupa peningkatan/penyempurnaan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta peningkatan keamanan bendungan-bendungan yang sudah ada tersebut. Jumlah total bendungan yang ada di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 216 dan dikelola oleh Kementerian PUPR. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan jumlah ini akan bertambah dengan bendungan baru sebanyak 58 buah. Pemerintah Indonesia telah menerima Pinjaman dari International Bank for Reconstruction and Development (IBRD) No. 8711-ID dan Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) No. 000010-IDN untuk mendanai Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan – 2 (Dam Operational Improvement and Safety Project Phase II /DOISP Phase II). Proyek ini direncanakan akan dilaksanakan selama kurun waktu 5 Tahun yaitu dari tahun 2017 sampai dengan 2011 untuk mendukung program ketahanan pangan, sumber air dan energi. DOISP Phase II ini merupakan kelanjutan DOISP untuk mendukung penyelesaian pekerjaan perbaikan dan rehabilitasi bendungan, peningkatan operasi dan keamanan bendungan sebanyak 34 bendungan milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selain itu DOISP Phase II bertujuan untuk: a) Meningkatkan dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rehabilitasi pada bendunganbendungan yang sudah beroperasi untuk tetap mempertahankan kondisinya untuk mencapai fungsi yang telah ditetapkan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan program; b) Menurunkan tingkat kemungkinan resiko keruntuhan bendungan melalui berbagai standar keamanan bendungan; c) Menambah umur ekonomis bendungan dengan menyediakan biaya operasi dan pemeliharaan dan memprioritaskan peningkatan pengelolaan daerah tangkapan untuk memitigasi sedimentasi; d) Mengkonsolidasi, meningkatkan dan memperkuat kapasitas Institusi Sumber Daya Air dengan Pengembangan Teknologi dan Keamanan bendungan. Untuk mencapai tujuan proyek berbagai kegiatan pekerjaan sipil, pembelian barang, dan jasa konsultasi yang akan dilaksanakan oleh penyedia, Pemerintah Indonesia dan pemberi pinjaman (IBRD dan AIIB, untuk selanjutnya disebut “Bank”) telah Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 1 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II menyepakati prosedur dan metode pengadaan barang/jasa. Untuk meyakinkan pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan yang telah ditetapkan maka disusun pedoman pengadaan yang menjadi acuan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. 1.2 Dasar Hukum Pengelolaan pelaksanaan pengadaan pada DOISP Phase II ini, mengacu kepada ketentuan dan peraturan sebagai berikut : 1. The World Bank’s Guidelines on Procurement of Goods, Works and NonConsulting Services under IBRD Loans and IDA Credits and Grants by World Bank’s Borrower January 2011, revised July 2014. 2. The World Bank’s Guidelines on Selection and Employment of Consultants under IBRD Loans and IDA Credits and Grants by World Bank’s Borrower January 2011, revised July 2014. 3. Schedule 2, Section III Procurement dan/atau Annex to Schedule 2 dari Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) DOISP II antara Pemerintah Indonesia dengan IBRD dan AIIB 4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahan-perubahannya sebagaimana diubah terakhir dengan Peraturan presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-empat atas Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010. 5. Peraturan Kepala LKPP No. 21 Tahun 2015 tentang Harmonisasi Standar Dokumen Pengadaan untuk Pekerjaan Konstruksi melalui Pelelangan Umum/Pelelangan Langsung dengan Metode Satu Sampul (National Competitive Bidding/NCB) dengan SUmber Dana IBRD 6. Buku Project Management Manual – tentang Pedoman Pengadaan Proyek DOISP Phase II ini 1.3 Tujuan Pedoman Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk menyediakan panduan bagi seluruh pemangku kepentingan DOISP Phase II dalam melakukan perencanaan, dan pelaksanaan kegiatan pengadaan barang/jasa, agar sesuai norma, standar, ketentuan dan peraturan yang ditetapkan. 1.4 Ruang Lingkup Pedoman Pengadaan Barang/Jasa DOISP Phase II mencakup maksud, tujuan, ruang lingkup, ketentuan-ketentuan pengadaan, metode pengadaan, perencanaan dan penyusunan dokumen pengadaan, pelaksanaan pengadaan, dan penyusunan kontrak sesuai dengan jenis pekerjaannya. Untuk mempermudah Pedoman Pengadaan Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 2 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II Barang/Jasa DOISP Phase II, disusun dalam 4 (empat) buku yang terpisah sesuai dengan jenis pengadaan yaitu : - Buku 1 : Pengantar Pengadaan Buku 2 : Panduan Pengadaan Barang Buku 3 : Panduan Pengadaan Jasa Konstruksi Buku 4 : Panduan Seleksi Jasa Konsultansi Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa paket-paket pekerjaan yang dibiayai sebagian atau seluruhnya dengan dana pinjaman IBRD No. 8711-ID dan AIIB No. 000010-IDN pada Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan - Phase II (DOISP Phase II). Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 3 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II BAB II KETENTUAN 2.1 Umum Pelaksanaakan pengadaan pada Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan – Phase II diatur dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) antara lain sebagai berikut: Semua pembelian barang, pekerjaan sipil dan jasa non-konsultan yang diperlukan pada proyek ini dan akan didanai dari pinjaman, pengadaannya harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dalam Bank’s Procurement Guidelines serta ketentuan dalam naskah perjanjian pinjaman. Semua jasa konsultansi yang diperlukan pada proyek ini dan akan didanai dari pinjaman, pengadaannya harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dalam Bank’s Consultant Guidelines serta ketentuan dalam naskah perjanjian pinjaman. National Competitive Bidding harus menggunakan metode Pelelangan Umum atau Pemilihan Langsung/Pelelangan Sederhana mengacu pada Peraturan Presiden No. 54/2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa dan perubahan-perubahannya dengan perubahan terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4/2015, dengan mempertimbangkan Annex 2, schedule 3 dari naskah perjanjian pinjaman. 2.2 Prinsip Pengadaan Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada DOISP Phase II dilaksanakan dengan prinsip - prinsip sebagai berikut: Efisien, berarti bahwa pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran yang ditetapkan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, serta dapat dipertanggung jawabkan; Efektif, artinya pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan, dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran yang ditetapkan; Terbuka dan Bersaing, artinya pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa dan memenuhi syarat/kriteria tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan; Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan barang/jasa, termasuk syarat teknis, administrasi pengadaan, tata cara evaluasi, hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, bersifat terbuka bagi peserta penyedia barang/jasa yang berminat, serta bagi masyarakat luas pada umumnya; Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 4 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II Adil/tidak diskriminatif, memberikan perlakuan yang sama bagi calon penyedia barang/jasa, dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak tertentu, dengan cara dan/atau alasan apapun; Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan barang/jasa. 2.3 Etika Pengadaan Semua pemangku kepentingan termasuk pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus mematuhi etika pengadaan sebagai berikut: Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainyatujuan pengadaan barang/jasa; Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa; Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, untuk mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat; Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai dengan kesepakatan para pihak Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan pihak-pihak yang terkait, langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa; Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan negara dalam pengadaan barang/jasa; Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung atau tidak langsung merugikan Negara; Tidak menerima, tidak menawarkan, tidak menjanjikan untuk memberi atau menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa ini. 2.4 Praktek Penipuan dan Korupsi Merupakan kebijakan Bank Dunia untuk mengharuskan Peminjam (termasuk penerima manfaat dari pinjaman Bank Dunia), serta peserta lelang, pemasok, kontraktor dan subkontraktor atas kontrak yang dibiayai Bank Dunia, untuk mematuhi standar etika tertinggi selama pengadaan dan pelaksanaan kontrak tersebut. Dalam rangka menegakkan kebijakan ini, Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan Phase 2 (DOISP Phase II) : Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 5 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II mendefinisikan, untuk tujuan ketentuan ini, menurut ketentuan yang ditetapkan di bawah ini sebagai berikut : a. praktek korupsi adalah penawaran, memberi, menerima atau meminta, secara langsung atau tidak langsung, sesuatu yang berharga untuk mempengaruhi tindakan tidak benar dari pihak lain; b. praktek penipuan adalah perbuatan atau kelalaian, termasuk kesalahan penetapan, yang sengaja menyesatkan atau ceroboh, atau upaya untuk menyesatkan, suatu pihak untuk memperoleh keuntungan finansial atau lainnya atau untuk menghindari suatu kewajiban; c. Praktek kolusi adalah pengaturan antara dua atau lebih pihak yang dirancang untuk mencapai tujuan yang tidak tepat, termasuk untuk mempengaruhi tindakan tidak benar dari pihak lain; d. praktek pemaksaan adalah merusak atau merugikan, atau mengancam untuk merusak atau merugikan, secara langsung atau tidak langsung, pihak atau milik partai untuk mempengaruhi secara tidak benar tindakan dari pihak; e. praktek obstruktif adalah : (i) sengaja merusak, memalsukan, mengubah atau menyembunyikan bahan bukti untuk penyelidikan atau membuat pernyataan palsu kepada penyidik untuk secara material menghalangi penyelidikan terhadap dugaan praktik, korup penipuan, pemaksaan atau kolusi, dan/atau mengancam, melecehkan atau mengintimidasi pihak agar tidak mengungkapkan pengetahuannya tentang hal-hal yang relevan dengan penyelidikan atau dari mengejar investigasi, atau (ii) perbuatan yang dimaksudkan untuk secara material menghalangi pelaksanaan pemeriksaan dan hak audit yang diatur Pedoman Pengadaan Bank Dunia. akan menolak suatu usulan pemenang jika Penawar yang direkomendasikan menjadi pemenang, secara langsung atau melalui agen, terlibat dalam korupsi, penipuan, kolusi, praktek pemaksaan atau obstruktif dalam berkompetisi untuk kontrak tersebut; akan dibatalkan bagian dari pinjaman yang dialokasikan untuk kontrak apabila wakil peminjam atau dari penerima manfaat dari pinjaman terlibat dalam korupsi, penipuan, kolusi, praktek pemaksaan atau obstruktif baik selama pengadaan atau pelaksanaan kontrak, kecuali Peminjam melakukan tindakan/upaya untuk memperbaiki secara cepat dan tepat yang dapat diterima oleh Pemberi Pinjaman; akan sanksi kepada perusahaan dan/atau individu, termasuk menyatakan mereka tidak memenuhi syarat (Daftar Hitam), baik selamanya atau untuk jangka waktu tertentu, untuk mendapatkan kontrak yang dibiayai Pemberi Pinjaman apabila mereka dinyatakan, secara langsung atau melalui agen, terlibat dalam praktik korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif pada baik saat proses Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 6 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II pengadaan, atau dalam melaksanakan kontrak yang dibiayai Pemberi Pinjaman, dan akan memberikan hak kepada Pemberi Pinjaman untuk mengharuskan ketentuan dimasukkan dalam dokumen pengadaan dan kontrak yang dibiayai sebagian atau seluruhnya dari pinjaman. Penawar, pemasok, kontraktor dan konsultan mengijinkan Pemberi Pinjaman untuk memeriksa rekening mereka, catatan dan dokumen lain yang berkaitan dengan penawaran dan kinerja kontrak untuk diaudit oleh auditor yang ditunjuk oleh Bank Dunia. 2.5 Kebijakan Executing Agency Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sebagai Executing Agency mengambil kebijakan pada pelaksanaan Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan Phase II (DOISP Phase II) sebagai berikut: a. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku dan pemangku kepentingan yang terlibat pada pelaksanaan proyek, akan dilaksanakan lokakarya/workshop pengelolaan pelaksanaan DOISP Phase II; b. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku/pemangku kepentingan pada kegiatan pengadaan barang/jasa DOISP Phase II akan dilaksanakan Pelatihan Internal (Inhouse Training) bagi kelompok kerja dari Unit Pelaksana Proyek (PIU) baik dari pusat maupun daerah secara berkala; c. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku/pemangku kepentingan pada kegiatan perencanaan dan pemrograman DOISP Phase II akan dilaksanakan Pelatihan Internal (Inhouse Training) bagi petugas perencanaan dan program dari Unit Pelaksana Proyek (PIU) baik dari pusat maupun daerah secara berkala sebagai bagian dari persiapan penganggaran tahunan. d. Procurement Specialist pada Technical Assistant for CPMU, bertugas untuk memberikan bantuan teknis kepada Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa baik pada PIU Pusat maupun Daerah, membantu dan memfasilitasi semua proses transaksi pengadaan antara PIU Pusat dan Daerah dengan Pemberi Pinjaman (Bank), meyakinkan proses pengadaan sesuai ketentuan dan kebijakan Pemberi Pinjaman, dan memantau (monitor) dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan pengadaan barang/jasa. e. Apabila terjadi perbedaan ketentuan, peraturan, atau pendapat antara ketentuan nasional dengan Pemberi Pinjaman (Bank), maka akan dipakai ketentuan, peraturan, pendapat dari yang diatur dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) yang merupakan kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia (sebagai Peminjam) dengan Pemberi Pinjaman (Bank). e. Dalam pengadaan barang/jasa dan seleksi konsultan, wakil masyarakat yang menjadi anggota Dewan SDA Provinsi atau anggota TKPSDA Wilayah Sungai atau LSM sebagai Pengguna/end user dapat diikutsertakan sebagai pengamat yang Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 7 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II akan diundang untuk menghadiri pembukaan penawaran apabila diperlukan. f. Untuk mengantisipasi keterlambatan pelaksanaan proyek, dapat dilakukan pelelangan dini untuk paket-paket pekerjaan yang dinilai strategis dan/atau kritis yang sudah masuk dalam rencana pengadaan (Procurement Plan) sebelum DIPA disetujui. g. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik melalui aplikasi SPSE pada LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. 2.6 Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa Pelaksanaan pengadaan barang/jasa akan dilakukan di setiap Unit Pelaksana Proyek (PIU) baik di tingkat pusat maupun di daerah sebagaimana telah digambarkan dalam Organisasi Pelaksanaan Proyek pada Buku Utama Project Management Manual ini. Pemangku kepentingan pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada DOISP Phase II, antara lain namun tidak terbatas berikut ini: a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan ditunjuk di setiap PIU berdasarkan Surat Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran dengan mempertimbangkan persyaratan sesuai dengan ketentuan yang berlaku; b. Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan, yang ditunjuk dan ditetapkan pada masing-masing PIU akan menjalankan proses pengadaan barang/jasa. Penunjukan pokja harus mempertimbangkan persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku dan kecakapan atau pengalaman dalam melaksanakan proses pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang didanai dari pinjaman/hibah dari Lembaga Donor; c. Ahli Pengadaan Barang/Jasa (Procurement Specialist) pada Technical Assistance for CPMU yang ditunjuk oleh PMU akan memberikan bantuan teknis kepada seluruh PIU yang melaksanakan pengadaan barang/jasa dan melakukan pemantauan pelaksanaan pengadaan barang/jasa; d. Technical Assistance for CPIU sebagai Ahli Teknis akan memberikan bantuan teknis kepada seluruh PIU DOISP Phase II pada aspek teknis dan substansi pelakaksanaan DOISP Phase II; e. Penyedia, baik orang perorangan maupun badan usaha berhak untuk berpartisipasi pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penyedia Asing yang akan berpartisipasi, harus memenuhi perijinan untuk berusaha di Negara Indonesia sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku. Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 8 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 2.7 Koordinasi dan Korespondensi Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa Pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa DOISP Phase II agar dapat berjalan efektif maka perlu diatur tata kelola koordinasi dan korespondensi antara pelaku/pemangku dalam organisasi pelaksanaan proyek. Tata kelola koordinasi dan korespondensi pelaksanaan pengadaan barang/jasa mengikuti alur koordinasi sebagai berikut: Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 9 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II Penanggung jawab No. Kegiatan PIU 1 Penyusunan Pengadaan Plan) 2 Penyusunan Rencana (Consolidated Plan) 3 Pengajuan No Objection Letter (NOL), meliputi : - Konsep Dokumen Lelang - Konsep Permintaan Proposal (Request for Proposal/RFP) - Konsep Undangan Lelang untuk jasa konstruksi, barang, dan jasa nonkonsultasi atau Undangan Penyampaian Minat untuk jasa konsultasi (Request Expression of Interest/REOI) - Hasil Evaluasi - Usulan Pemenang 4 5 Rencana (Procurement CPMU PP Konsolidasi Pengadaan Procurement CPP NOL Pengantar NOL F 384/C Usulan Salinan Kontrak : - Kontrak Prior Review Kontrak Kontrak - Kontrak Post Review Kontrak Kontrak - Perubahan Kontrak Prior Review Kontrak Kontrak Laporan Konsolidasi Laporan-laporan Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan Bank F 384/C 10 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II BAB III PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DOISP Phase II 3.1 Metode Pengadaan Sebagaimana telah diatur dalam Schedule 2 Section III dari Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement), pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan Phase II (DOISP Phase II) dapat dibedakan menjadi: 3.1.1 Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lain Non-Konsultansi Metode pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lain non-konsultansi adalah sebagai berikut: Internasional Competitve Bidding (Pelelangan Umum Internasional) Nasional Competitive Bidding (Pelelangan Umum Nasional) Shopping (Pengadaan Langsung) Direct Contracting (Penunjukan Langsung) Force Account (Swakelola) Community Participating (Berbasis Masyarakat) 3.1.2 Pengadaan Jasa Konsultansi Pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat menunjuk perusahaan konsultan maupun orang perorangan dengan metode seleksi sebagai berikut: a. Perusahaan Konsultan Quality and Cost Based Selection (QCBS, Seleksi Berdasarkan Kualitas dan Biaya) Quality Based Selection (QBS, Seleksi Berdasarkan Kualitas) Selection Based on Consultant’s Qualification (CQS, Seleksi Berdasarkan kualifikasi Konsultan) Single Source Selection (Penunjukan Langsung) b. Individual/ Perseorangan Competitive (Dengan Pembanding/kompetitif) Single Source Selection (Penunjukan Langsung) Metode pengadaan maupun pemilihan harus ditetapkan dalam Rencana Pengadaan (Procurement Plan) Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 11 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II PENGADAAN BARANG/JASA PENGADAAN BARANG PENGADAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI INTERNATIONAL COMPETITIVE BIDDING PENGADAAN JASA LAIN NON-KONSULTAN PENGADAAN JASA KONSULTANSI PERUSAHAAN (BADAN HUKUM) ORANG PERORANGAN (INDIVIDUAL) NATIONAL COMPETITIVE BIDDING (NCB) SHOPPING (REQUEST FOR QUOTATION/RFQ) QCBS KOMPETISI (MINIMAL 3 PEMBANDNG) QBS SINGLE SOURCE SELECTION CQS DIRECT CONTRACTING SINGLE SOURCE SELECTION Gambar 3.1 Metode Pengadaan Barang/Jasa Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 12 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 3.2 Rencana Pengadaan Rencana Pengadaan (Procurement Plan) merupakan suatu perangkat yang disepakati bersama antara Pemberi Pinjaman (IBRD dan AIIB) dengan Pemerintah Indonesia (cq. Ditjen SDA) sebagai acuan bagi pelaksanaan dan pemantauan proses pengadaan barang/jasa khususnya dan pemantauan keberhasilan pelaksanaan proyek pada umumnya. CPMU telah menyusun Rencana Pengadaan (Procurement Plan) pada tanggal 24 Januari 2017 sebagai rencana pengadaan awal yang telah disetujui oleh Pemberi Pinjaman untuk 18 (delapan belan) bulan dan akan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan proyek. Untuk memperbaharui/mengupdate rencana pengadaan, masing-masing PIU (baik pusat dan daerah) setiap tahun dan/atau pada saat diperlukan harus menyusun Rencana Pengadaan (Procurement Plan) dan diserahkan ke CPMU yang akan dikonsolidasikan kedalam satu Konsolidasi Rencana Pengadaan (Consolidated Procurement Plan) DOISP- Phase II dan disampaikan kepada Pemberi Pinjaman (Bank) untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL) melalui aplikasi STEP1 (Systematic Tracking of Exchanges in Procurment). Rencana pengadaan (Procurement Plan) yang disusun sekuarangkurangnya harus berisi: 1) Deskripsi singkat paket-paket rencana kontrak barang, pekerjaan sipil, dan jasa konsultansi yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek dalam kurun waktu satu tahun (12 bulan); 2) Metode pemilihan penyedia barang, jasa konstruksi, jasa non-konsultasi, dan jasa konsultasi yang telah ditentukan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement); 3) Persyaratan peninjauan (review) oleh Pemberi Pinjaman (Bank); 4) Perkiraan Biaya Paket Pekerjaan; dan 5) Perkiraan jadwal dan waktu untuk tiap tahap pengadaan (pengumuman, pemasukan penawaran, evaluasi/negosiasi, tandatangan kontrak, dan penyelesaian kontrak). Rencana Pengadan (Procurement Plan) yang sudah diberikan ketidakberatan (NOL) oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terdapat pada lampiran 3.1 sebagai acuan setiap PIU dalam menyusun Rencana Pengadaan. Setiap ada pembaharuan/updated dan modifikasi rencana pengadaan harus disampaikan ke pemberi pinjaman (Bank) untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL) Rencana Pengadaan tersebut akan dipublikasikan di web-site Ditjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dengan alamat: www.sda.pu.go.id dan/atau melalui 1 STEP adalah sistem aplikasi berbasiskan internet yang berfungsi untuk membantu memastikan kepatuhan, melacak kinerja dan mengelola pekerjaan dengan mengkonsolidasikan pengadaan menjadi satu ruang kerja elektronik terpadu. Sistem STEP ini merupakan sistem yang “hidup” dan WAJIB DIGUNAKAN UNTUK SEMUA PROYEK PEMBIAYAAN DUNIA BANK di bawah Pembiayaan Proyek Investasi (IPF) – Hutang IBRD dan Recepient Exceuted Trust Fund (RETF). Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 13 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II SIRUP (Sistem Inforrmasi Rencana Umum Pengadaan) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Paket pekerjaan yang belum dimasukkan ke dalam Rencana Pengadaan dan/atau belum mendapatkan NOL dari Pemberi Pinjaman TIDAK BOLEH untuk dilaksanakan, apabila dilaksanakan Pemberi Pinjaman dapat menyatakan misprocurement dan menolak pendanaan untuk paket tersebut. Untuk itu pastikan bahwa paket pengadaan barang/jasa sudah masuk dalam Consolidated Procurement Plan seperti alur pada Gambar 3.2 di bawah. Mulai Suda h terca ntum di PP? Tidak Usulkan untuk dimasukkan dalam PP Ya Cek metode, HPS, persyaratan prior review, jadwal, dll Ya Disetujui? Proses pengadaan sampai dengan kontrak Perbaharui PP dengan data kontrak Tidak Selesai Gambar 3.2 Alur Pengadaan Barang/Jasa Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 14 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 3.3 Pengumuman Pengadaan Rencana pengadaan dan pengumuman pengadaan harus disusun dan dipublikasikan untuk menjamin kompetisi dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa. - General Procurement Notice (GPN) GPN merupakan notifikasi/pemberitahuan awal secara luas dan bersifat umum mengenai kesempatan paket-paket kontrak yang didanai dari Pinjaman Bank Dunia yang ditayangkan di United Nation Development Business (UNDB) online. GPN memuat informasi mengenai peminjam, nilai dan tujuan dari pinjaman dan lingkup pekerjaan untuk paket ICB, nama yang dapat dihubungi, telepon/fax, alamat dari peminjam dan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengadaan serta alamat web-site-nya. Sedangkan untuk jasa konsultan isinya termasuk juga mengenai paket-paket jasa konsultan yang akan dilaksanakan. General Procurement Notice untuk Project ID No. P156386 (Dam Operational Improvement and Safety Project Phase 2/ DOISP Phase II) sudah dipublikasikan pada 28 April 2016 sebagaimana pada lampiran 3.2. - Specific Procurement Notice (SPN) Pengumuman Pengadaan Khusus (SPN) merupakan pengumuman/undangan kepada penyedia berupa Invitation For Bid (IFB)/Undangan Pelelangan untuk pengadaan barang/jasa konstruksi/jasa non-konsultan dan Request Expression of Interest (REOI)/Undangan Penyampaian Pernyataan Minat untuk pengadaan jasa konsultansi. Untuk International Competitive Bidding (Pengadaan Barang dengan nilai lebih dari atau sama dengan USD 2 Juta dan Pekerjaan Sipil dengan nilai lebih dari atau sama dengan USD 25 Juta) dan Seleksi Konsultan dengan perkiraan nilai kontrak lebih dari atau sama dengan USD 300 Ribu, Special Procurement Notice berupa Invitation For Bid atau Request Expression of Interest harus diumumkan melalui : 1. Website LPSE (www.pu.go.id); Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat 2. UNDB Online (akan difasilitasi Bank Dunia - Jakarta); 3. Dikirimkan kepada penyedia yang memberikan respon terhadap GPN yang sudah dipublikasikan. Sedangkan untuk National Competitive Bidding (Pengadaan Barang dengan nilai dibawah USD 2 Juta dan Pekerjaan Sipil dengan nilai dibawah USD 25 Juta) dan Seleksi Konsultan dengan perkiraan nilai kontrak di bawah USD 300 Ribu, Special Procurement Notice berupa Invitation For Bid atau Request Expression of Interest harus diumumkan melalui Website LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (www.pu.go.id). Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 15 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 3.4 Standar Dokumen Pengadaan Dokumen Pengadaan yang digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang seluruhnya atau sebagian dibiayai oleh Bank Dunia adalah dokumen pengadaan yang sudah disetujui oleh Pemberi Pinjaman. Adapun standar dokumen pengadaan yang telah disetujui oleh Pemberi Pinjaman (Bank) adalah sebagai berikut: a) ICB: Standard Bidding Documents Procurement of Goods (April 2015) ; b) ICB: Standard Bidding Procurement of Works (April 2015, updated January 2017); c) Standard Procurement Documents Request for Bids Non-Consulting Services; d) Standard Procurement Documents Standard Request for Proposals Selection of Consultants (April 2015, updated January 2017); e) NCB: Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan Kosntruksi (Harmonisasi Dokumen Pengadaan). f) NCB: Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Barang (Harmonisasi Dokumen Pengadaan) 3.5 Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 57/SE/M/2015 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara Elektronik (e-Procurement), untuk itu pendaftaran penyedia dan pemasukan dokumen baik dokumen kualifikasi maupun dokumen penawaran secara elekatronik pada LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (www.lpse.pu.go.id). Pendaftaran penyedia asing untuk paket jasa konsultasi dengan metode QCBS juga harus secara elektronik pada LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (www.lpse.pu.go.id) dan memenuhi persyaratan berusaha di Indonesia sesuai pertauran perundang-undangan yang berlaku. 3.6 Tinjauan Oleh Bank (Review Bank) a. Prior Review Prior review adalah proses tinjauan oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terhadap rangkapain/tahapan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa. Sebelum Bank Dunia memberikan No Objection Letter, tahapan pengadaan barang/jasa selanjutnya tidak dibenarkan untuk dilaksanakan. Prior review akan dilakukan terhadap semua metode pengadaan yang dinyatakan sebagai paket kontrak prior review dalam rencana pengadaan (procurement plan). Dokumen-dokumen yang harus mendapatkan No Objection Letter dari Bank Dunia terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan tahap berikutnya adalah sebagai berikut: - Proses Pengadaan, meliputi: 1) Rencana Pengadaan/Procurement Plan; 2) Dokumen Prakualifikasi (apabila dipilih metode prakualifikasi); Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 16 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 3) Draft Pengumuman Prakualifikasi (Request Expression of Interest untuk Seleksi Konsultan); 4) Hasil Evaluasi Kualifikasi dan Usulan Penyedia yang dinyatakan memenuhi kuaklifikasi untuk diundang; 5) Dokumen Pengadaan (Dokumen Proposal/RFP) dan perubahannya; Pelelangan, Dokumen Permintaan 6) Perpanjangan masa berlaku penawaran (untuk perpanjangan pertama kali yang melebihi 4 minggu, dan setiap perpanjangan berikutnya); 7) Hasil evaluasi teknis untuk seleksi konsultan (Technical Evaluation Report); 8) Hasil evaluasi pelelangan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lain non-konsultan (Bid Evaluation Report) beserta rekomendasi pemenang atau draft kontrak hasil negosiasi untuk pengadaan jasa konsultansi. 9) Usulan lelang/seleksi ulang (bila ada): (i) Tidak ada penyedia yang berminat / menyampaikan penawaran; (ii) Tidak terjadi kompetisi yang efektif; dan (iii) Semua penawaran yang masuk dinyatakan tidak responsive. - Proses pelaksanaan: 1) Dokumen Kontrak 2) Usulan amandemen kontrak, meliputi : a. Perpanjangan masa pelaksanaan atau masa kontrak yang mengakibatkan penambahan total masa kontrak melebihi 15% dari kontrak awal. b. Perubahan syarat-syarat kontrak/lingkup kontrak c. Perubahan kuantitas pekerjaan yang mengakibatkan penambahan total biaya melebihi 15% dari Nilai Kontrak Awal b. Post Review Post review adalah tinjauan oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terhadap keseluruhan rangkaian proses pengadaan dan pelaksanaan kontrak yang dilakukan sekaligus pada saat pelaksanaan dan/atau setelah pelaksanaan kontrak terhadap paket-paket kontrak yang dinyatakan post review dalam rencana pengadaan (procurement plan). Pada umumnya paket-paket kontrak dengan perkiraan nilai pekerjaan lebih dari atau sama dengan USD 5 Juta untuk pekerjaan konstruksi, lebih dari USD 500 ribu untuk barang, jasa non-konsultan, dan jasa konsultan merupakan paket kontrak post review. Seluruh dokumentasi pengadaan dari paket-paket kontrak post review tersebut disimpan dan diarsipkan dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan 2 (dua) tahun setelah berakhirnya Naskah Perjanjian Pinjaman/Loan Agreement untuk keperluan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh Misi Bank Dunia sewaktuwaktu. Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 17 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II c. Perubahan dari Post ke Prior Review Perubahaan metode tinjauan/review Bank dapat berubah apabila: 1) Pemberi Pinjaman dapat meminta untuk melakukan prior review terhadap paket kontrak meskipun perkiraan nilai pekerjaan di bawah batasan nilai (threshold) yang sudah ditentukan untuk paket pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi. 2) Perubahan perkiraan nilai pekerjaan yang membuat nilai pekerjaan tersebut menjadi diatas atau dibawah batasan nilai (threshold) prior review Bank. Perubahan-perubahan tersebut harus tertuang dalam revisi konsolidasi rencana pengadaan (Consolidated Procurement Plan) dan mendapatkan No Objection (NOL) dari Bank. metode 3.7 Misprocurement dan Penggantian Dana In-eligible a. Misprocurement Misprocurement adalah pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dinyatakan tidak sesuai prosedur dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) dan Rencana Pengadaan (Procurement Plan). Meskipun paket kontrak prior review yang sudah mendapatkan No Objection Letter (NOL) dari Bank, apabila dinilai informasi yang diberikan kepada Bank Dunia terkait dengan permohonan NOL ternyata tidak lengkap, tidak akurat atau menyimpang, maka Bank Dunia dapat menyatakan pengadaan tersebut misprocurement. Apabila terjadi misprocurment maka Bank Dunia dapat: 1) Tidak membiayai kontrak untuk barang, pekerjaan jasa konstruksi atau jasa konsultansi yang pengadaannya tidak sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) dan rencana Pengadaan (Procurement Plan) yang telah disetujui Bank Dunia dan/atau membatalkan bagian pinjaman yang dialokasikan untuk barang dan pekerjaan yang pengadaannya menyalahi ketentuan yang berlaku (akan dinyatakan sebagai misprocurement) dan dananya dinyatakan in-eligible. b. Mekanisme Penggantian Dana In-Eligible Jika ternyata sebagian dari alokasi dana pinjaman telah diserap, maka Bank Dunia akan mendiskusikan dengan Executing Agency mengenai pengembalian dana yang terpaksa Pemerintah Indonesia dalam hal ini PIU yang bersangkutan diminta untuk "mengganti” seluruh pengeluaran atas kontrak-kontrak yang ditolak oleh Bank Dunia. Bank Dunia akan menerbitkan surat pernyataan misprocurement yang ditujukan kepada Menteri Keuangan RI. Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 18 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II Atas pernyataan tersebut maka PIU yang bersangkutan diminta menyediakan dana pengganti melalui penyediaan dana pada dokumen anggaran yang berlaku di PIU tersebut pada tahun yang bersangkutan atau berikutnya, senilai dana in-eligible tersebut. Kemudian PIU yang bersangkutan harus menyetorkan dana tersebut kerekening Kas Negara. Selanjutnya bukti/copy atas dokumen setoran Ineligible Expenditures yang telah disetor ke Kas Negara dilaporkan ke CPMU untuk digabungkan dengan data PIU lainnya untuk disetorkan kepada Direktorat Pengelola Kas Negara untuk dilakukan refund (disetor kembali ke Rekening khusus / Reksus DOISP Phase II yang ada di di Bank Indonesia. 3.8 Modifikasi Untuk Memenuhi Ketentuan Procurement Guidelines Metode pengadaan National Competitive Bidding (NCB) dapat dilakukan dengan Pelelangan Umum dan/atau Pemilihan Langsung/Pelelangan Sederhana sebagaimana diatur dalam Perpres No. 54/2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah dan perubahannya dengan perubahan terakhir dengan Perpres No. 4/2015, yang dimodifikasi untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Procurement Guideines dibawah ini : a) Pengelola pengadaan harus menggunakan standar dokumen pengadaan yang dapat diterima oleh Pemberi Pinjaman (Bank). Ketentuan pada Bagian 1.16 (Praktek Kecurangan dan Korupsi) dalam Bank’s Procurement Guidelines dan Bagian 1.23 dalam Bank’s Selection Guidelines harus diacu dan setiap dokumen pengadaan dan kontrak paket pekerjaan yang dibiayai dari pinjaman ini harus mencantumkan ketentuan-ketentuan praktek kecurangan dan korupsi sebagaimana ditentukan dalam Guidelines. b) Penyedia asing tidak boleh dibatasi untuk mengikuti pelelangan. Apabila proses pendaftaran diperlukan, penyedia asing yang menyampaikan penawaran terendah terkoreksi yang responsive harus diberikan waktu yang cukup untuk mendaftarkan usahanya. Penyedia asing tidak harus membentuk konsorsium (joint venture) atau sub-kontrak sebagian pemasokan barang, jasa lain no-konsultan maupun pekrjaan konstruksi sebagai persyaratan mengajukan penawaran. Dokumen pengadaan harus dapat disediakan untuk peserta internasional. c) Tidak ada preferensi yang diberikan kepada setiap penawar. d) Untuk metode Pelelangan Umum, penyedia harus diberikan waktu sekurangkurangnya 21 (dua puluh satu) hari sejak Undangan Pelelangan untuk menyiapkan Dokumen Penawarannya, sedangkan untuk Pelelangan Sederhana harus diberikan waktu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari. e) Penawaran untuk metode Pelelangan Umum harus disampaikan dalam 1 (satu) amplop dan akan dievaluasi dengan pasca-kualifikasi. f) Tidak ada penolakan penawaran hanya berdasarkan membandingkan dengan Harga Perkiraan Sendiri tanpa ada persetujuan dari Pemberi Pinjaman (Bank). g) Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan dan merupakan pilihan dari peminjam), harus berbentuk Letter of Credit atau Bank Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 19 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II Garansi/Surety yang diterbitkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan yang bereputasi baik (yang memiliki ijin dari OJK) dan tanpa pengecualian harus menggunakan bentuk jaminan yang pada Dokumen Pengadaan. h) Semua penawaran tidak boleh ditolak dan menerima penawaran ulang tanpa persetujuan dari pemberi pinjaman (Bank). i) Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) diperbolehkan mengikuti pengadaan sepanjang memenuhi persyaratan paragraph 1.8(b) dari Bank’s Procurement Guidelines dan 1.13(b) dari Bank’s Consultant Guidelines. 3.9 Jaminan-Jaminan a) Jaminan Penawaran Jaminan Penawaran (Bid Security) hanya berlaku apabila dinyatakan dalam Dokumen Pengadaan. Apabila diperlukan, jaminan penawaran dapat berupa Bank Garansi dari Bank bereputasi baik atau Surety Bond yang diterbitkan oleh Lembaga Keuanga yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) – Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Nilai jaminan penawaran sebear 1 – 3% dari perkiraan nilai pekerjaan. b) Jaminan Pelaksanaan. Jaminan pelaksanaan atau Performance Security diperlukan untuk melindungi pengguna barang/jasa konstruksi dari penyalahgunaan atau pelanggaran pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia jasa/rekanan. Paling lambat dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari setelah menerima format kontrak, pemenang pengadaan harus melengkapi jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen pengadaan. Surat jaminan dalam bentuk bank garansi diterbitkan oleh Bank yang mempunyai reputasi baik. Masa berlaku surat jaminan pelaksanaan dibuat melampaui tanggal penyelesaian pekerjaan (hal ini terutama untuk pekerjaan konstruksi) karena terkait dengan masa pemeliharaan. Besaran jaminan pelaksanaan umumnya sebesar 5%dari nilai kontrak, ika nilai kontrak jauh lebih kecil dari HPS, maka nilai jaminan pelaksanaan menjadi lebih tinggi untuk mengamankan kontrak tersebut. c) Jaminan Uang Muka Jaminan Uang Muka atau Advance Payment Security diperlukan untuk melindungi pengguna barang/jasa dari tidak dikembalikannya uang muka oleh penyedia jasa/rekanan. Setelah mengajukan permohonan uang muka (Advance Payment) kepada pengguna barang/jasa, penyedia jasa diwajibkan untuk menyerahkan jaminan uang muka senilai uang muka yang diminta, yaitu antara 10-20% dari nilai kontrak. Jaminan uang muka diterbitkan oleh Bank Umum yang bereputasi baik dan diakui oleh pengguna barang/jasa Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 20 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II BAB IV KONTRAK DAN PERUBAHANNYA 4.1 Bentuk Kontrak Bentuk Kontrak harus merujuk pada Dokumen Pengadaan yang telah disampaikan kepada penawar yang terdiri dari: 1) Surat Perjanjian Kerja; 2) Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK); 3) Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK) / Data Kontrak; 4) Lampiran-lampiran dan format-format. Untuk paket kontrak prior review, salinan dokumen kontrak yang sudah ditanda tangani disampaikan ke Pemberi Pinjaman (Bank) untuk diarsipkan dan mendapatkan Form 384.Semua salinan Dokumen Kontrak harus disampaikan ke CPMU untuk diarsipkan. 4.2 Perubahan/Modifikasi Kontrak Perubahan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dapat dilakukan dengan Adendum Kontrak. Perubahan kontrak harus disetujui para pihak dalam kontrak, antara lain terhadap: 1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak; 2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan; dan/atau 3) perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga. Perubahan terhadap kontrak awal harus dituangkan dalam Addendum. Copy dari Addendum harus dikirim ke Bank Dunia. Perubahan kontrak yang sifatnya prior review harus mendapatkan No Objection Letter apabila: 1) Perubahan nilai kontrak yang melebihi 15 (lima belas) persen dari nilai kontrak awal/semula; 2) Perubahan waktu pekerjaan yang melebihi 15 (lima belas) persen dari jadwal awal/semula; 3) ada perubahan mendasar dari syarat-syarat kontrak; atau 4) Perubahan ruang lingkup pekerjaan. Perubahan kontrak tidak dapat dilakukan untuk bagian lump sum dari kontrak gabungan lump sum dan harga satuan. Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 21 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II BAB V PENANGANAN SANGGAHAN DAN PENGADUAN 5.1 Sanggahan Prosedur sanggahan harus merujuk pada ketentuan-ketentuan dalam Perpres No.54/2010 dan perubahan-perubahannya dengan perubahan terkahir dengn Perpres No.4/2015. Sanggahan perlu ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang dalam proses pengadaan yang bersangkutan. Unit Monitoring& Evaluation (ME) harus memonitor penanganan sanggahan sampai tuntas. Semua dokumen sanggahan dan penanganannya disimpan dan dimonitor oleh unit Impact Monitoring & Evaluation serta dimungkinkan untuk diketahui masyarakat. Prosedur penanganan sanggahan adalah sebagai berikut : No Permasalahan Penanganan 1 Apabila ada surat sanggahan - Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang peserta lelang yang diterima lelang wajib memberikan jawaban maksimal 5 setelah hasil evaluasi penawaran (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima diumumkan - Surat sanggahan dilampiri dengan jawabannya, dilaporkan ke unit Monitoring&Evaluation (ME) dan 1 (satu) copy dikirim ke Bank Dunia 2 Apabila ada surat sanggahan banding terhadap jawaban pengguna barang/jasa - Jawaban selambat-lambatnya dikirim 15 (lima belas) hari kerja sejak surat sanggahan banding diterima. - Surat sanggahan banding dilampiri dengan jawaban pengguna barang/jasa ditembuskan ke unit IME dan Bank Dunia. 3 Apabila terbukti bahwa pelaksanaan evaluasi tidak sesuai dengan ketentuan karena kesalahan/kelalaian POKJA pengadaan Barang/Jasa Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan - Angota POKJA pengadaan barang/jasa yang melakukan kesalahan atau kelalaian diberhentikan dari keanggotaannya di POKJA pengadaan barang/jasa - Pejabat yang berwenang memerintahkan kepada POKJA Pengadaan barang/jasa yang baru untuk melakukan evaluasi ulang dengan meminta ijin ke Bank Dunia dahulu sesuai prosedur yang telah ditetapkan 22 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II 5.2 Pengaduan Aspek penting dalam pengelolaan pelaksanaan DOISP- Phase II adalah penekanan dalam peningkatan efektifitas proyek dengan cara mengurangi kesempatan timbulnya penyalahgunaan dana publik. Salah satu tindakannya adalah dengan meningkatkan transparansi dalam pengambilan keputusan public dan partisipasi masyarakat. Mekanisme penanganan pengaduan yang efektif merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suatu prosedur keterbukaan publik. Perhatian dan pengaduan masyarakat pada setiap aspek pelaksanaan proyek termasuk pada proses pengadaan menjadi perhatian yang berwenang dan harus ditindaklanjuti. - Prosedur Penanganan Pengaduan a) Tanggung jawab Penanganan Pengaduan, Klarifikasi dan Keputusan CPMU akan bertanggung jawab akan memfasilitasi penanganan semua pengaduan diwilayah tanggung jawabnya secara profesioonal dan menyeluruh, menjaga hak penuh dalam kerahasiaan kegiatan ini. Tanggung jawab juga meliputi memfasilitasi pelaksanaan klarifikasi dan membuat rekomendasi (apabila diperlukan). Untuk tindakan lebih lanjut, akan ditentukan hasil rekomendasi apakah akan ada tindakan lanjut sampai pemberian sanksi atau penyelesaian secara hokum. CPMU akan menindaklanjuti semua pengaduan yang diterima dan akan mengkaji rekomendasi/menetapkan tindkan yang diperlukan. b) Mekanisme Penyampaian Pengaduan Untuk mempermudah menjaring pengaduan yang kemungkinan timbul, Monitoring dan Evaluasi akan secara proaktif menerima dan menjaring segala bentuk pengaduan : 1) melalui email, surat, fax, telepon disampaikan langsung kepada CPMU maupun PIU-PIU di pusat maupun daerah 2) Identitas penyampai pengaduan akan dirahasiakan agar tidak mempengaruhi klarifikasi dan pengambilan kebutusan untuk tindakan selanjutnya 3) Semua pengaduan harus diperhatikan dan ditindaklanjuti secepatnya 4) Pengaduan yang sudah diklarifikasi secara rinci apabila dianggap berpotensi atau ditemukan indikasi akan terjadi penyimpangan atau pelanggaran yang serius akan disampaikan secepatnya kepada lembaga audit independen atau instansi pemerintah yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan sebagaimana mestinya dna dilaporkan. Status penanganan pengaduan akan dicatat dan dikonsolidasikan ke dalam laporan CPMU yang harus disampaikam kepada Executing Agency, Inspektorat Jenderal dan Pemberi Pinjaman (Bank). Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 23 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II LAMPIRAN 3.1 [lampirkan Consolidated Procurement Plan DOISP- Phase II tanggal 24 Januari 2017] REKAPITULASI ANNUAL WORK PLAN (AWP) TERKONSOLIDASI TA 2017 DAM OPERATIONAL IMPROVEMENT AND SAFETY PROJECT (DOISP) FASE II Loan IBRD No. 8711-ID dan AIIB No. 000010-IDN Alokasi Biaya (x Rp 1.000) No Unit Pelaksana Proyek (PIU) DIT. BINA OPERASI & PEMELIHARAAN 2 BALAI BENDUNGAN 1 TOTAL BIAYA PEKERJAAN (Rp) BIAYA (Rp) (Th.2017) 238,680,390 75,673,528 10,910,000 10,910,000 3 PUSLITBANG SDA 1,100,000 4 BWS SUMATERA I LOAN (Rp) * WB AIIB PP ** O&M - - 730,000 730,000 9,450,000 - 1,100,000 550,000 550,000 - - 7,420,550 5,320,550 2,250,000 2,250,000 - 820,550 5 BWS SUMATERA IV 73,969,991 26,619,991 9,775,000 9,775,000 1,310,991 5,759,000 6 BBWS MESUJI SEKAMPUNG 14,419,800 12,869,800 775,000 775,000 7 BBWS CITARUM 100,254,925 10,759,985 4,919,993 4,919,993 - 920,000 8 BBWS CIMANUK CISANGGARUNG 8,075,000 8,075,000 1,275,000 1,275,000 - 5,525,000 9 BBWS PEMALI JUANA 85,000,000 47,500,000 10 BBWS SERAYU OPAK 15,750,000 9,750,000 1,825,000 1,825,000 - 11 BBWS BENGAWAN SOLO 78,439,507 28,799,240 6,489,902 6,489,902 - 15,819,437 12 BWS KALIMANTAN III 44,632,832 41,188,086 13 BBWS POMPENGAN JENEBERANG 27,350,000 13,500,000 14 BWS BALI PENIDA 43,908,197 25,821,070 15 BWS NUSA TENGGARA I 27,650,000 22,150,000 3,850,000 3,850,000 - 14,450,000 16 BWS NUSA TENGGARA II 7,046,000 3,571,000 1,225,500 1,225,500 - 1,120,000 17 BAPPENAS 734,506 1,469,012 734,506 734,506 - - 785,341,698 345,077,262 TOTAL 37,836,764 37,836,764 GOI 15,500,000 15,500,000 - 11,319,800 - 16,500,000 17,881,718 17,881,718 1,444,650 4,150,000 4,150,000 6,100,000 3,980,000 - 5,200,000 10,726,557 10,726,557 2,911,020 1,456,937 120,494,939 120,494,939 15,116,661 88,970,724 *) 1 USD ≈ Rp 13.500,**) PP = Pembiayaan Paralel Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 24 Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II LAMPIRAN 3.2 GENERAL PROCUREMENT NOTICE INDONESIA The 2nd Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP 2) Water Resources GENERAL PROCUREMENT NOTICE Loan No: TBC Project ID No. P156386. The Government of Indonesia has applied for financing in the amount of US$ 250 million equivalent from the World Bank toward the cost of the 2nd Dam Operation and Rehabilitation and Safety Improvement Project and it intends to apply part of the proceeds to payments for goods, works, related services and consulting services to be procured under this project. The project will include the following main components: Rehabilitation of existing dams, improvement of dam safety management, and institution capacity building. The project will procure consulting services for project management, technical supports and studies. About 100 dams will be rehabilitated and provided with safety facilities. Large works contract and technical specific facilities will be procured using ICB method. Procurement of contracts financed by the World Bank will be conducted through the procedures as specified in the World Bank's Guidelines: Procurement under IBRD Loans and IDA Credits (current edition), and is open to all eligible bidders as defined in the guidelines. Consulting services will be selected in accordance with the World Bank's Guidelines: Selection and Employment of Consultants by World Bank Borrowers (current edition). Specific procurement notices for contracts to be bid under the World Bank's international competitive bidding (ICB) procedures and for contracts for consultancy services will be announced, as they become available, in United Nations Development Business (UNDB online) as well as in national English newspapers and eprocurement system Interested eligible bidders who wish to be included on the mailing list to receive invitations to prequalify/bid under ICB procedures, and interested consultants who wish to receive a copy of advertisement requesting expressions of interest for consultancy contracts, or those requiring additional information, should contact the address below. Directorate of Operation and Maintenance Directorate General of Water Resources Ministry of Public Works & Public Housing Attn : Ir. Joko Mulyono, M.E Head of Sub Directorate of Operation and Maintenance for Dam and Lake Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110, Indonesia Phone : (+62) 21 7395500 Fax : (+62) 21 724 6312 E-mail : [email protected] Website: www.pu.go.id Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan 25