Uploaded by darel.benjerman

BUKU 1 PANDUAN PENGADAAN (PMM DOISP PHASE II)

advertisement
Dam Operational Improvement and Safety Project - 2 (DOISP phase II)
Loan IBRD No. 8711 - ID
and
Loan AIIB No. 000010 - 1- IDN
BUKU PANDUAN PENGADAAN BARANG/JASA
BUKU 1 “ PANDUAN PENGADAAN “
PROJECT MANAGEMENT MANUAL
FEBRUARI , 2018
PMM - CPMU DOISP - 2
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .................................................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................................................. ii
BAB I
1.1
1.2
1.3
1.4
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Dasar Hukum
Tujuan
Ruang Lingkup
BAB II
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
KETENTUAN - KETENTUAN
Umum
…………………………………………………………. 4
Prinsip Pengadaan …………………………………………………………. 4
Etika Pengadaan
…………………………………………………………. 5
Praktek Penipuan dan Korupsi
…………………………………………. 5
Kebijakan Excecuting Agency ……………………………………………… 7
Pemangku Kepentingan Pengadaan barang / Jasa ………………………..…. 8
Koordinasi dan Koresprodensi Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa9
………………………………………………………….
………………………………………………………….
………………………………………………………….
………………………………………………………….
1
2
2
2
BAB III PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DOISP –Phase II
3.1. Metode Pengadaan ................................................................................................ 11
3.2. Rencana Pengadaan ............................................................................................ 13
3.3. Pemumuman Pengadaan ……………………………...................................... 15
3.4. Standard Dokumen Pengadaan .......................................................................... 16
3.5. Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran ……………………………………… 16
3.6. Pemeriksaan oleh Bank
……………. ............................................................ 16
3.7. Misprocurement dan Penggantian Dana In eligibles.............................................18
3.8. Modifikasi untuk memenuhi ketentuan Procurement Guidlines ......................... 19
3.9. Jaminan - jaminan ................................................................................................ 20
BAB IV KONTRAK DAN PERUBAHANNYA
4.1. Bentuk Kontrak ....................................................................................................21
4.2. Perubahan / Modifikasi Kontrak …................................................................. 21
BAB V PENANGANAN SANGAHAN
5.1. Sangahan .............................................................................................................. 22
5.2. Pengaduan ……………………….. ................................................................. 23
LAMPIRAN-LAMPIRAN
i
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Pendahuluan
Pemerintah Indonesia telah menetapkan kebijakan bahwa untuk mencapai dan
memelihara ketahanan dibidang pangan diperlukan adanya program pembangunan
bendungan sebagai landasan untuk merealisasikan kebijakan tersebut. Namun demikian,
disamping program pembangunan bendungan tersebut, Indonesia yang kini telah
memiliki sejumlah bendungan, juga melakukan program lainnya yaitu berupa
peningkatan/penyempurnaan kegiatan operasi dan pemeliharaan serta peningkatan
keamanan bendungan-bendungan yang sudah ada tersebut. Jumlah total bendungan yang
ada di Indonesia saat ini telah mencapai lebih dari 216 dan dikelola oleh Kementerian
PUPR. Dalam kurun waktu 5 tahun kedepan jumlah ini akan bertambah dengan
bendungan baru sebanyak 58 buah.
Pemerintah Indonesia telah menerima Pinjaman dari International Bank for
Reconstruction and Development (IBRD) No. 8711-ID dan Asian Infrastructure
Investment Bank (AIIB) No. 000010-IDN untuk mendanai Proyek Peningkatan Operasi
dan Keamanan Bendungan – 2 (Dam Operational Improvement and Safety Project
Phase II /DOISP Phase II). Proyek ini direncanakan akan dilaksanakan selama kurun
waktu 5 Tahun yaitu dari tahun 2017 sampai dengan 2011 untuk mendukung program
ketahanan pangan, sumber air dan energi. DOISP Phase II ini merupakan kelanjutan
DOISP untuk mendukung penyelesaian pekerjaan perbaikan dan rehabilitasi bendungan,
peningkatan operasi dan keamanan bendungan sebanyak 34 bendungan milik
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, selain itu DOISP Phase II
bertujuan untuk:
a) Meningkatkan dan menyelesaikan berbagai pekerjaan rehabilitasi pada bendunganbendungan yang sudah beroperasi untuk tetap mempertahankan kondisinya untuk
mencapai fungsi yang telah ditetapkan untuk mendukung pelaksanaan kebijakan
program;
b) Menurunkan tingkat kemungkinan resiko keruntuhan bendungan melalui berbagai
standar keamanan bendungan;
c) Menambah umur ekonomis bendungan dengan menyediakan biaya operasi dan
pemeliharaan dan memprioritaskan peningkatan pengelolaan daerah tangkapan
untuk memitigasi sedimentasi;
d) Mengkonsolidasi, meningkatkan dan memperkuat kapasitas Institusi Sumber Daya
Air dengan Pengembangan Teknologi dan Keamanan bendungan.
Untuk mencapai tujuan proyek berbagai kegiatan pekerjaan sipil, pembelian barang, dan
jasa konsultasi yang akan dilaksanakan oleh penyedia, Pemerintah Indonesia dan
pemberi pinjaman (IBRD dan AIIB, untuk selanjutnya disebut “Bank”) telah
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
1
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
menyepakati prosedur dan metode pengadaan barang/jasa. Untuk meyakinkan
pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai ketentuan yang telah ditetapkan maka disusun
pedoman pengadaan yang menjadi acuan pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
1.2
Dasar Hukum
Pengelolaan pelaksanaan pengadaan pada DOISP Phase II ini, mengacu kepada
ketentuan dan peraturan sebagai berikut :
1. The World Bank’s Guidelines on Procurement of Goods, Works and NonConsulting Services under IBRD Loans and IDA Credits and Grants by World
Bank’s Borrower January 2011, revised July 2014.
2. The World Bank’s Guidelines on Selection and Employment of Consultants under
IBRD Loans and IDA Credits and Grants by World Bank’s Borrower January 2011,
revised July 2014.
3. Schedule 2, Section III Procurement dan/atau Annex to Schedule 2 dari Naskah
Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) DOISP II antara Pemerintah Indonesia
dengan IBRD dan AIIB
4. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah dan perubahan-perubahannya sebagaimana diubah terakhir
dengan Peraturan presiden Nomor 4 Tahun 2015 tentang Perubahan ke-empat atas
Peraturan Presiden No. 54 Tahun 2010.
5. Peraturan Kepala LKPP No. 21 Tahun 2015 tentang Harmonisasi Standar Dokumen
Pengadaan untuk Pekerjaan Konstruksi melalui Pelelangan Umum/Pelelangan
Langsung dengan Metode Satu Sampul (National Competitive Bidding/NCB)
dengan SUmber Dana IBRD
6. Buku Project Management Manual – tentang Pedoman Pengadaan Proyek DOISP
Phase II ini
1.3
Tujuan
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa bertujuan untuk menyediakan panduan bagi seluruh
pemangku kepentingan DOISP Phase II dalam melakukan perencanaan, dan pelaksanaan
kegiatan pengadaan barang/jasa, agar sesuai norma, standar, ketentuan dan peraturan
yang ditetapkan.
1.4
Ruang Lingkup
Pedoman Pengadaan Barang/Jasa DOISP Phase II mencakup maksud, tujuan, ruang
lingkup, ketentuan-ketentuan pengadaan, metode pengadaan, perencanaan dan
penyusunan dokumen pengadaan, pelaksanaan pengadaan, dan penyusunan kontrak
sesuai dengan jenis pekerjaannya. Untuk mempermudah Pedoman Pengadaan
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
2
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
Barang/Jasa DOISP Phase II, disusun dalam 4 (empat) buku yang terpisah sesuai dengan
jenis pengadaan yaitu :
-
Buku 1 : Pengantar Pengadaan
Buku 2 : Panduan Pengadaan Barang
Buku 3 : Panduan Pengadaan Jasa Konstruksi
Buku 4 : Panduan Seleksi Jasa Konsultansi
Pedoman ini berlaku untuk pelaksanaan pengadaan barang/jasa paket-paket pekerjaan yang
dibiayai sebagian atau seluruhnya dengan dana pinjaman IBRD No. 8711-ID dan AIIB No.
000010-IDN pada Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan - Phase II (DOISP Phase II).
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
3
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
BAB II
KETENTUAN
2.1
Umum
Pelaksanaakan pengadaan pada Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan
Bendungan – Phase II diatur dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement)
antara lain sebagai berikut:
 Semua pembelian barang, pekerjaan sipil dan jasa non-konsultan yang diperlukan
pada proyek ini dan akan didanai dari pinjaman, pengadaannya harus mengikuti
persyaratan dan ketentuan dalam Bank’s Procurement Guidelines serta ketentuan
dalam naskah perjanjian pinjaman.
 Semua jasa konsultansi yang diperlukan pada proyek ini dan akan didanai dari
pinjaman, pengadaannya harus mengikuti persyaratan dan ketentuan dalam Bank’s
Consultant Guidelines serta ketentuan dalam naskah perjanjian pinjaman.
 National Competitive Bidding harus menggunakan metode Pelelangan Umum atau
Pemilihan Langsung/Pelelangan Sederhana mengacu pada Peraturan Presiden No.
54/2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa dan perubahan-perubahannya
dengan perubahan terakhir dengan Peraturan Presiden No. 4/2015, dengan
mempertimbangkan Annex 2, schedule 3 dari naskah perjanjian pinjaman.
2.2
Prinsip Pengadaan
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada DOISP Phase II dilaksanakan dengan
prinsip - prinsip sebagai berikut:
 Efisien, berarti bahwa pengadaan barang/jasa harus diusahakan dengan
menggunakan dana dan daya yang dimiliki untuk mencapai sasaran yang
ditetapkan, dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, serta dapat dipertanggung
jawabkan;
 Efektif, artinya pengadaan barang/jasa harus sesuai dengan kebutuhan yang telah
ditetapkan, dan dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan
sasaran yang ditetapkan;
 Terbuka dan Bersaing, artinya pengadaan barang/jasa harus terbuka bagi
penyedia barang/jasa yang memenuhi persyaratan dan dilakukan melalui
persaingan yang sehat diantara penyedia barang/jasa dan memenuhi syarat/kriteria
tertentu berdasarkan ketentuan dan prosedur yang jelas dan transparan;
 Transparan, berarti semua ketentuan dan informasi mengenai pengadaan
barang/jasa, termasuk syarat teknis, administrasi pengadaan, tata cara evaluasi,
hasil evaluasi, penetapan calon penyedia barang/jasa, bersifat terbuka bagi peserta
penyedia barang/jasa yang berminat, serta bagi masyarakat luas pada umumnya;
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
4
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
 Adil/tidak diskriminatif, memberikan perlakuan yang sama bagi calon penyedia
barang/jasa, dan tidak mengarah untuk memberikan keuntungan kepada pihak
tertentu, dengan cara dan/atau alasan apapun;
 Akuntabel, berarti harus mencapai sasaran baik fisik, keuangan, maupun manfaat
bagi kelancaran pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pelayanan masyarakat
sesuai dengan prinsip-prinsip serta ketentuan yang berlaku dalam pengadaan
barang/jasa.
2.3
Etika Pengadaan
Semua pemangku kepentingan termasuk pengguna barang/jasa, penyedia barang/jasa
dan para pihak yang terkait dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa harus
mematuhi etika pengadaan sebagai berikut:
 Melaksanakan tugas secara tertib, disertai rasa tanggung jawab untuk mencapai
sasaran, kelancaran dan ketepatan tercapainyatujuan pengadaan barang/jasa;
 Bekerja secara profesional dan mandiri atas dasar kejujuran, serta menjaga
kerahasiaan dokumen pengadaan barang/jasa yang seharusnya dirahasiakan untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengadaan barang/jasa;
 Tidak saling mempengaruhi baik langsung maupun tidak langsung, untuk
mencegah dan menghindari terjadinya persaingan tidak sehat;
 Menerima dan bertanggung jawab atas segala keputusan yang ditetapkan sesuai
dengan kesepakatan para pihak
 Menghindari dan mencegah terjadinya pertentangan pihak-pihak yang terkait,
langsung maupun tidak langsung dalam proses pengadaan barang/jasa;
 Menghindari dan mencegah terjadinya pemborosan dan kebocoran keuangan
negara dalam pengadaan barang/jasa;
 Menghindari dan mencegah penyalahgunaan wewenang dan/atau kolusi dengan
tujuan untuk keuntungan pribadi, golongan, atau pihak lain, yang secara langsung
atau tidak langsung merugikan Negara;
 Tidak menerima, tidak menawarkan, tidak menjanjikan untuk memberi atau
menerima hadiah, imbalan berupa apa saja kepada siapapun yang diketahui atau
patut diduga berkaitan dengan pengadaan barang/jasa ini.
2.4
Praktek Penipuan dan Korupsi
Merupakan kebijakan Bank Dunia untuk mengharuskan Peminjam (termasuk
penerima manfaat dari pinjaman Bank Dunia), serta peserta lelang, pemasok,
kontraktor dan subkontraktor atas kontrak yang dibiayai Bank Dunia, untuk mematuhi
standar etika tertinggi selama pengadaan dan pelaksanaan kontrak tersebut. Dalam
rangka menegakkan kebijakan ini, Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan
Bendungan Phase 2 (DOISP Phase II) :
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
5
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
 mendefinisikan, untuk tujuan ketentuan ini, menurut ketentuan yang ditetapkan di
bawah ini sebagai berikut :
a. praktek korupsi adalah penawaran, memberi, menerima atau meminta, secara
langsung atau tidak langsung, sesuatu yang berharga untuk mempengaruhi
tindakan tidak benar dari pihak lain;
b. praktek penipuan adalah perbuatan atau kelalaian, termasuk kesalahan
penetapan, yang sengaja menyesatkan atau ceroboh, atau upaya untuk
menyesatkan, suatu pihak untuk memperoleh keuntungan finansial atau lainnya
atau untuk menghindari suatu kewajiban;
c. Praktek kolusi adalah pengaturan antara dua atau lebih pihak yang dirancang
untuk mencapai tujuan yang tidak tepat, termasuk untuk mempengaruhi
tindakan tidak benar dari pihak lain;
d. praktek pemaksaan adalah merusak atau merugikan, atau mengancam untuk
merusak atau merugikan, secara langsung atau tidak langsung, pihak atau milik
partai untuk mempengaruhi secara tidak benar tindakan dari pihak;
e. praktek obstruktif adalah :
(i) sengaja merusak, memalsukan, mengubah atau menyembunyikan bahan
bukti untuk penyelidikan atau membuat pernyataan palsu kepada penyidik
untuk secara material menghalangi penyelidikan terhadap dugaan praktik,
korup penipuan, pemaksaan atau kolusi, dan/atau mengancam, melecehkan
atau mengintimidasi pihak agar tidak mengungkapkan pengetahuannya
tentang hal-hal yang relevan dengan penyelidikan atau dari mengejar
investigasi, atau
(ii) perbuatan
yang dimaksudkan untuk secara material menghalangi
pelaksanaan pemeriksaan dan hak audit yang diatur Pedoman Pengadaan
Bank Dunia.
 akan menolak suatu usulan pemenang jika Penawar yang direkomendasikan
menjadi pemenang, secara langsung atau melalui agen, terlibat dalam korupsi,
penipuan, kolusi, praktek pemaksaan atau obstruktif dalam berkompetisi untuk
kontrak tersebut;
 akan dibatalkan bagian dari pinjaman yang dialokasikan untuk kontrak apabila
wakil peminjam atau dari penerima manfaat dari pinjaman terlibat dalam korupsi,
penipuan, kolusi, praktek pemaksaan atau obstruktif baik selama pengadaan atau
pelaksanaan kontrak, kecuali Peminjam melakukan tindakan/upaya untuk
memperbaiki secara cepat dan tepat yang dapat diterima oleh Pemberi Pinjaman;
 akan sanksi kepada perusahaan dan/atau individu, termasuk menyatakan mereka
tidak memenuhi syarat (Daftar Hitam), baik selamanya atau untuk jangka waktu
tertentu, untuk mendapatkan kontrak yang dibiayai Pemberi Pinjaman apabila
mereka dinyatakan, secara langsung atau melalui agen, terlibat dalam praktik
korupsi, penipuan, kolusi, pemaksaan atau obstruktif pada baik saat proses
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
6
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
pengadaan, atau dalam melaksanakan kontrak yang dibiayai Pemberi Pinjaman,
dan
 akan memberikan hak kepada Pemberi Pinjaman untuk mengharuskan ketentuan
dimasukkan dalam dokumen pengadaan dan kontrak yang dibiayai sebagian atau
seluruhnya dari pinjaman. Penawar, pemasok, kontraktor dan konsultan
mengijinkan Pemberi Pinjaman untuk memeriksa rekening mereka, catatan dan
dokumen lain yang berkaitan dengan penawaran dan kinerja kontrak untuk diaudit
oleh auditor yang ditunjuk oleh Bank Dunia.
2.5
Kebijakan Executing Agency
Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat sebagai Executing Agency mengambil kebijakan pada
pelaksanaan Proyek Peningkatan Operasi dan Keamanan Bendungan Phase II
(DOISP Phase II) sebagai berikut:
a. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku dan pemangku kepentingan yang terlibat
pada pelaksanaan proyek, akan dilaksanakan lokakarya/workshop pengelolaan
pelaksanaan DOISP Phase II;
b. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku/pemangku kepentingan pada kegiatan
pengadaan barang/jasa DOISP Phase II akan dilaksanakan Pelatihan Internal
(Inhouse Training) bagi kelompok kerja dari Unit Pelaksana Proyek (PIU) baik
dari pusat maupun daerah secara berkala;
c. Untuk meningkatkan kapasitas pelaku/pemangku kepentingan pada kegiatan
perencanaan dan pemrograman DOISP Phase II akan dilaksanakan Pelatihan
Internal (Inhouse Training) bagi petugas perencanaan dan program dari Unit
Pelaksana Proyek (PIU) baik dari pusat maupun daerah secara berkala sebagai
bagian dari persiapan penganggaran tahunan.
d. Procurement Specialist pada Technical Assistant for CPMU, bertugas untuk
memberikan bantuan teknis kepada Kelompok Kerja Pengadaan Barang/Jasa baik
pada PIU Pusat maupun Daerah, membantu dan memfasilitasi semua proses
transaksi pengadaan antara PIU Pusat dan Daerah dengan Pemberi Pinjaman
(Bank), meyakinkan proses pengadaan sesuai ketentuan dan kebijakan Pemberi
Pinjaman, dan memantau (monitor) dan mengevaluasi kemajuan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa.
e. Apabila terjadi perbedaan ketentuan, peraturan, atau pendapat antara ketentuan
nasional dengan Pemberi Pinjaman (Bank), maka akan dipakai ketentuan,
peraturan, pendapat dari yang diatur dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan
Agreement) yang merupakan kesepakatan antara Pemerintah Republik Indonesia
(sebagai Peminjam) dengan Pemberi Pinjaman (Bank).
e. Dalam pengadaan barang/jasa dan seleksi konsultan, wakil masyarakat yang
menjadi anggota Dewan SDA Provinsi atau anggota TKPSDA Wilayah Sungai
atau LSM sebagai Pengguna/end user dapat diikutsertakan sebagai pengamat yang
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
7
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
akan diundang untuk menghadiri pembukaan penawaran apabila diperlukan.
f. Untuk mengantisipasi keterlambatan pelaksanaan proyek, dapat dilakukan
pelelangan dini untuk paket-paket pekerjaan yang dinilai strategis dan/atau kritis
yang sudah masuk dalam rencana pengadaan (Procurement Plan) sebelum DIPA
disetujui.
g. Pelaksanaan pengadaan barang/jasa secara elektronik melalui aplikasi
SPSE pada LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
2.6
Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa
Pelaksanaan pengadaan barang/jasa akan dilakukan di setiap Unit Pelaksana
Proyek (PIU) baik di tingkat pusat maupun di daerah sebagaimana telah
digambarkan dalam Organisasi Pelaksanaan Proyek pada Buku Utama
Project Management Manual ini. Pemangku kepentingan pelaksanaan
pengadaan barang/jasa pada DOISP Phase II, antara lain namun tidak terbatas
berikut ini:
a. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) akan ditunjuk di setiap PIU
berdasarkan Surat Keputusan Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna
Anggaran dengan mempertimbangkan persyaratan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku;
b. Kelompok Kerja (Pokja) Unit Layanan Pengadaan, yang ditunjuk dan
ditetapkan pada masing-masing PIU akan menjalankan proses pengadaan
barang/jasa. Penunjukan pokja harus mempertimbangkan persyaratan
sesuai ketentuan yang berlaku dan kecakapan atau pengalaman dalam
melaksanakan proses pengadaan barang/jasa untuk kegiatan yang didanai
dari pinjaman/hibah dari Lembaga Donor;
c. Ahli Pengadaan Barang/Jasa (Procurement Specialist) pada Technical
Assistance for CPMU yang ditunjuk oleh PMU akan memberikan bantuan
teknis kepada seluruh PIU yang melaksanakan pengadaan barang/jasa dan
melakukan pemantauan pelaksanaan pengadaan barang/jasa;
d. Technical Assistance for CPIU sebagai Ahli Teknis akan memberikan
bantuan teknis kepada seluruh PIU DOISP Phase II pada aspek teknis dan
substansi pelakaksanaan DOISP Phase II;
e. Penyedia, baik orang perorangan maupun badan usaha berhak untuk
berpartisipasi pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa sesuai syarat dan
ketentuan yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Penyedia Asing yang akan berpartisipasi, harus memenuhi
perijinan untuk berusaha di Negara Indonesia sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku.
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
8
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
2.7
Koordinasi dan Korespondensi Pemangku Kepentingan Pengadaan Barang/Jasa
Pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa DOISP Phase II agar dapat berjalan efektif
maka perlu diatur tata kelola koordinasi dan korespondensi antara pelaku/pemangku
dalam organisasi pelaksanaan proyek.
Tata kelola koordinasi dan korespondensi pelaksanaan pengadaan barang/jasa
mengikuti alur koordinasi sebagai berikut:
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
9
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
Penanggung jawab
No.
Kegiatan
PIU
1
Penyusunan
Pengadaan
Plan)
2
Penyusunan
Rencana
(Consolidated
Plan)
3
Pengajuan No Objection Letter
(NOL), meliputi :
- Konsep Dokumen Lelang
- Konsep
Permintaan
Proposal (Request for
Proposal/RFP)
- Konsep Undangan Lelang
untuk jasa konstruksi,
barang, dan jasa nonkonsultasi atau Undangan
Penyampaian Minat untuk
jasa konsultasi (Request
Expression
of
Interest/REOI)
- Hasil Evaluasi
- Usulan Pemenang
4
5
Rencana
(Procurement
CPMU
PP
Konsolidasi
Pengadaan
Procurement
CPP
NOL
Pengantar
NOL
F 384/C
Usulan
Salinan Kontrak :
- Kontrak Prior Review
Kontrak
Kontrak
-
Kontrak Post Review
Kontrak
Kontrak
-
Perubahan Kontrak Prior
Review
Kontrak
Kontrak
Laporan
Konsolidasi
Laporan-laporan
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
Bank
F 384/C
10
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
BAB III
PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA DOISP Phase II
3.1
Metode Pengadaan
Sebagaimana telah diatur dalam Schedule 2 Section III dari Naskah Perjanjian Pinjaman
(Loan Agreement), pelaksanaan pengadaan barang/jasa pada Proyek Peningkatan
Operasi dan Keamanan Bendungan Phase II (DOISP Phase II) dapat dibedakan menjadi:
3.1.1 Pengadaan Barang, Pekerjaan Konstruksi dan Jasa Lain Non-Konsultansi
Metode pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lain non-konsultansi adalah
sebagai berikut:
 Internasional Competitve Bidding (Pelelangan Umum Internasional)
 Nasional Competitive Bidding (Pelelangan Umum Nasional)
 Shopping (Pengadaan Langsung)
 Direct Contracting (Penunjukan Langsung)
 Force Account (Swakelola)
 Community Participating (Berbasis Masyarakat)
3.1.2 Pengadaan Jasa Konsultansi
Pemilihan penyedia jasa konsultansi dapat menunjuk perusahaan konsultan maupun
orang perorangan dengan metode seleksi sebagai berikut:
a. Perusahaan Konsultan
 Quality and Cost Based Selection (QCBS, Seleksi Berdasarkan Kualitas dan
Biaya)
 Quality Based Selection (QBS, Seleksi Berdasarkan Kualitas)
 Selection Based on Consultant’s Qualification (CQS, Seleksi Berdasarkan
kualifikasi Konsultan)
 Single Source Selection (Penunjukan Langsung)
b. Individual/ Perseorangan
 Competitive (Dengan Pembanding/kompetitif)
 Single Source Selection (Penunjukan Langsung)
Metode pengadaan maupun pemilihan harus ditetapkan dalam Rencana Pengadaan
(Procurement Plan)
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
11
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
PENGADAAN
BARANG/JASA
PENGADAAN BARANG
PENGADAAN PEKERJAAN
KONSTRUKSI
INTERNATIONAL
COMPETITIVE BIDDING
PENGADAAN JASA LAIN
NON-KONSULTAN
PENGADAAN JASA
KONSULTANSI
PERUSAHAAN
(BADAN HUKUM)
ORANG PERORANGAN
(INDIVIDUAL)
NATIONAL COMPETITIVE
BIDDING (NCB)
SHOPPING
(REQUEST FOR QUOTATION/RFQ)
QCBS
KOMPETISI
(MINIMAL 3 PEMBANDNG)
QBS
SINGLE SOURCE
SELECTION
CQS
DIRECT CONTRACTING
SINGLE SOURCE
SELECTION
Gambar 3.1 Metode Pengadaan Barang/Jasa
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
12
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
3.2
Rencana Pengadaan
Rencana Pengadaan (Procurement Plan) merupakan suatu perangkat yang disepakati
bersama antara Pemberi Pinjaman (IBRD dan AIIB) dengan Pemerintah Indonesia (cq.
Ditjen SDA) sebagai acuan bagi pelaksanaan dan pemantauan proses pengadaan
barang/jasa khususnya dan pemantauan keberhasilan pelaksanaan proyek pada
umumnya.
CPMU telah menyusun Rencana Pengadaan (Procurement Plan) pada tanggal 24
Januari 2017 sebagai rencana pengadaan awal yang telah disetujui oleh Pemberi
Pinjaman untuk 18 (delapan belan) bulan dan akan diperbaharui sesuai dengan
kebutuhan pelaksanaan proyek.
Untuk memperbaharui/mengupdate rencana pengadaan, masing-masing PIU (baik pusat
dan daerah) setiap tahun dan/atau pada saat diperlukan harus menyusun Rencana
Pengadaan (Procurement Plan) dan diserahkan ke CPMU yang akan dikonsolidasikan
kedalam satu Konsolidasi Rencana Pengadaan (Consolidated Procurement Plan)
DOISP- Phase II dan disampaikan kepada Pemberi Pinjaman (Bank) untuk mendapatkan
No Objection Letter (NOL) melalui aplikasi STEP1 (Systematic Tracking of Exchanges
in Procurment). Rencana pengadaan (Procurement Plan) yang disusun sekuarangkurangnya harus berisi:
1) Deskripsi singkat paket-paket rencana kontrak barang, pekerjaan sipil, dan jasa
konsultansi yang dibutuhkan untuk melaksanakan proyek dalam kurun waktu satu
tahun (12 bulan);
2) Metode pemilihan penyedia barang, jasa konstruksi, jasa non-konsultasi, dan jasa
konsultasi yang telah ditentukan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan
Agreement);
3) Persyaratan peninjauan (review) oleh Pemberi Pinjaman (Bank);
4) Perkiraan Biaya Paket Pekerjaan; dan
5) Perkiraan jadwal dan waktu untuk tiap tahap pengadaan (pengumuman, pemasukan
penawaran, evaluasi/negosiasi, tandatangan kontrak, dan penyelesaian kontrak).
Rencana Pengadan (Procurement Plan) yang sudah diberikan ketidakberatan (NOL)
oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terdapat pada lampiran 3.1 sebagai acuan setiap PIU
dalam menyusun Rencana Pengadaan.
Setiap ada pembaharuan/updated dan modifikasi rencana pengadaan harus disampaikan
ke pemberi pinjaman (Bank) untuk mendapatkan No Objection Letter (NOL)
Rencana Pengadaan tersebut akan dipublikasikan di web-site Ditjen Sumber Daya Air
Kementerian Pekerjaan Umum dengan alamat: www.sda.pu.go.id dan/atau melalui
1
STEP adalah sistem aplikasi berbasiskan internet yang berfungsi untuk membantu memastikan kepatuhan,
melacak kinerja dan mengelola pekerjaan dengan mengkonsolidasikan pengadaan menjadi satu ruang kerja
elektronik terpadu. Sistem STEP ini merupakan sistem yang “hidup” dan WAJIB DIGUNAKAN UNTUK
SEMUA PROYEK PEMBIAYAAN DUNIA BANK di bawah Pembiayaan Proyek Investasi (IPF) – Hutang IBRD
dan Recepient Exceuted Trust Fund (RETF).
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
13
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
SIRUP (Sistem Inforrmasi Rencana Umum Pengadaan) Kementerian Pekerjaan Umum
dan Perumahan Rakyat.
Paket pekerjaan yang belum dimasukkan ke dalam Rencana Pengadaan dan/atau belum
mendapatkan NOL dari Pemberi Pinjaman TIDAK BOLEH untuk dilaksanakan,
apabila dilaksanakan Pemberi Pinjaman dapat menyatakan misprocurement dan menolak
pendanaan untuk paket tersebut. Untuk itu pastikan bahwa paket pengadaan barang/jasa
sudah masuk dalam Consolidated Procurement Plan seperti alur pada Gambar 3.2 di
bawah.
Mulai
Suda h
terca ntum
di PP?
Tidak
Usulkan untuk
dimasukkan dalam
PP
Ya
Cek metode, HPS,
persyaratan prior
review, jadwal, dll
Ya
Disetujui?
Proses pengadaan
sampai dengan
kontrak
Perbaharui PP
dengan data
kontrak
Tidak
Selesai
Gambar 3.2 Alur Pengadaan Barang/Jasa
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
14
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
3.3
Pengumuman Pengadaan
Rencana pengadaan dan pengumuman pengadaan harus disusun dan dipublikasikan
untuk menjamin kompetisi dalam pelaksanaan pengadaan barang/jasa.
- General Procurement Notice (GPN)
GPN merupakan notifikasi/pemberitahuan awal secara luas dan bersifat umum
mengenai kesempatan paket-paket kontrak yang didanai dari Pinjaman Bank Dunia
yang ditayangkan di United Nation Development Business (UNDB) online.
GPN memuat informasi mengenai peminjam, nilai dan tujuan dari pinjaman dan
lingkup pekerjaan untuk paket ICB, nama yang dapat dihubungi, telepon/fax, alamat
dari peminjam dan pihak yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pengadaan
serta alamat web-site-nya. Sedangkan untuk jasa konsultan isinya termasuk juga
mengenai paket-paket jasa konsultan yang akan dilaksanakan.
General Procurement Notice untuk Project ID No. P156386 (Dam Operational
Improvement and Safety Project Phase 2/ DOISP Phase II) sudah dipublikasikan pada
28 April 2016 sebagaimana pada lampiran 3.2.
- Specific Procurement Notice (SPN)
Pengumuman Pengadaan Khusus (SPN) merupakan pengumuman/undangan kepada
penyedia berupa Invitation For Bid (IFB)/Undangan Pelelangan untuk pengadaan
barang/jasa konstruksi/jasa non-konsultan dan Request Expression of Interest
(REOI)/Undangan Penyampaian Pernyataan Minat untuk pengadaan jasa konsultansi.
Untuk International Competitive Bidding (Pengadaan Barang dengan nilai lebih dari
atau sama dengan USD 2 Juta dan Pekerjaan Sipil dengan nilai lebih dari atau sama
dengan USD 25 Juta) dan Seleksi Konsultan dengan perkiraan nilai kontrak lebih dari
atau sama dengan USD 300 Ribu, Special Procurement Notice berupa Invitation For
Bid atau Request Expression of Interest harus diumumkan melalui :
1. Website LPSE
(www.pu.go.id);
Kementerian
Pekerjaan
Umum
dan
Perumahan
Rakyat
2. UNDB Online (akan difasilitasi Bank Dunia - Jakarta);
3. Dikirimkan kepada penyedia yang memberikan respon terhadap GPN yang sudah
dipublikasikan.
Sedangkan untuk National Competitive Bidding (Pengadaan Barang dengan nilai
dibawah USD 2 Juta dan Pekerjaan Sipil dengan nilai dibawah USD 25 Juta) dan
Seleksi Konsultan dengan perkiraan nilai kontrak di bawah USD 300 Ribu, Special
Procurement Notice berupa Invitation For Bid atau Request Expression of Interest
harus diumumkan melalui Website LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat (www.pu.go.id).
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
15
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
3.4
Standar Dokumen Pengadaan
Dokumen Pengadaan yang digunakan untuk pengadaan barang/jasa yang seluruhnya
atau sebagian dibiayai oleh Bank Dunia adalah dokumen pengadaan yang sudah
disetujui oleh Pemberi Pinjaman. Adapun standar dokumen pengadaan yang telah
disetujui oleh Pemberi Pinjaman (Bank) adalah sebagai berikut:
a) ICB: Standard Bidding Documents Procurement of Goods (April 2015) ;
b) ICB: Standard Bidding Procurement of Works (April 2015, updated January 2017);
c) Standard Procurement Documents Request for Bids Non-Consulting Services;
d) Standard Procurement Documents Standard Request for Proposals Selection of
Consultants (April 2015, updated January 2017);
e) NCB: Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Pekerjaan
Kosntruksi (Harmonisasi Dokumen Pengadaan).
f) NCB: Standar Dokumen Pengadaan Secara Elektronik Pengadaan Barang
(Harmonisasi Dokumen Pengadaan)
3.5
Pendaftaran dan Pemasukan Penawaran
Sesuai dengan Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No.
57/SE/M/2015 tentang Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Secara
Elektronik (e-Procurement), untuk itu pendaftaran penyedia dan pemasukan dokumen
baik dokumen kualifikasi maupun dokumen penawaran secara elekatronik pada LPSE
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (www.lpse.pu.go.id).
Pendaftaran penyedia asing untuk paket jasa konsultasi dengan metode QCBS juga
harus secara elektronik pada LPSE Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat (www.lpse.pu.go.id) dan memenuhi persyaratan berusaha di Indonesia sesuai
pertauran perundang-undangan yang berlaku.
3.6
Tinjauan Oleh Bank (Review Bank)
a. Prior Review
Prior review adalah proses tinjauan oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terhadap
rangkapain/tahapan dalam kegiatan pengadaan barang/jasa. Sebelum Bank Dunia
memberikan No Objection Letter, tahapan pengadaan barang/jasa selanjutnya tidak
dibenarkan untuk dilaksanakan. Prior review akan dilakukan terhadap semua metode
pengadaan yang dinyatakan sebagai paket kontrak prior review dalam rencana
pengadaan (procurement plan).
Dokumen-dokumen yang harus mendapatkan No Objection Letter dari Bank Dunia
terlebih dahulu sebelum dilanjutkan dengan tahap berikutnya adalah sebagai berikut:
- Proses Pengadaan, meliputi:
1) Rencana Pengadaan/Procurement Plan;
2) Dokumen Prakualifikasi (apabila dipilih metode prakualifikasi);
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
16
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
3) Draft Pengumuman Prakualifikasi (Request Expression of Interest untuk
Seleksi Konsultan);
4) Hasil Evaluasi Kualifikasi dan Usulan Penyedia yang dinyatakan memenuhi
kuaklifikasi untuk diundang;
5) Dokumen Pengadaan (Dokumen
Proposal/RFP) dan perubahannya;
Pelelangan,
Dokumen
Permintaan
6) Perpanjangan masa berlaku penawaran (untuk perpanjangan pertama kali yang
melebihi 4 minggu, dan setiap perpanjangan berikutnya);
7) Hasil evaluasi teknis untuk seleksi konsultan (Technical Evaluation Report);
8) Hasil evaluasi pelelangan untuk pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa
lain non-konsultan (Bid Evaluation Report) beserta rekomendasi pemenang
atau draft kontrak hasil negosiasi untuk pengadaan jasa konsultansi.
9) Usulan lelang/seleksi ulang (bila ada):
(i) Tidak ada penyedia yang berminat / menyampaikan penawaran;
(ii) Tidak terjadi kompetisi yang efektif; dan
(iii) Semua penawaran yang masuk dinyatakan tidak responsive.
- Proses pelaksanaan:
1) Dokumen Kontrak
2) Usulan amandemen kontrak, meliputi :
a. Perpanjangan masa pelaksanaan atau masa kontrak yang mengakibatkan
penambahan total masa kontrak melebihi 15% dari kontrak awal.
b. Perubahan syarat-syarat kontrak/lingkup kontrak
c. Perubahan kuantitas pekerjaan yang mengakibatkan penambahan total biaya
melebihi 15% dari Nilai Kontrak Awal
b. Post Review
Post review adalah tinjauan oleh Pemberi Pinjaman (Bank) terhadap keseluruhan
rangkaian proses pengadaan dan pelaksanaan kontrak yang dilakukan sekaligus pada
saat pelaksanaan dan/atau setelah pelaksanaan kontrak terhadap paket-paket kontrak
yang dinyatakan post review dalam rencana pengadaan (procurement plan).
Pada umumnya paket-paket kontrak dengan perkiraan nilai pekerjaan lebih dari atau
sama dengan USD 5 Juta untuk pekerjaan konstruksi, lebih dari USD 500 ribu untuk
barang, jasa non-konsultan, dan jasa konsultan merupakan paket kontrak post
review.
Seluruh dokumentasi pengadaan dari paket-paket kontrak post review tersebut
disimpan dan diarsipkan dengan baik selama pelaksanaan pekerjaan sampai dengan
2 (dua) tahun setelah berakhirnya Naskah Perjanjian Pinjaman/Loan Agreement
untuk keperluan pemeriksaan yang akan dilakukan oleh Misi Bank Dunia sewaktuwaktu.
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
17
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
c. Perubahan dari Post ke Prior Review
Perubahaan metode tinjauan/review Bank dapat berubah apabila:
1) Pemberi Pinjaman dapat meminta untuk melakukan prior review terhadap paket
kontrak meskipun perkiraan nilai pekerjaan di bawah batasan nilai (threshold)
yang sudah ditentukan untuk paket pekerjaan yang mempunyai resiko tinggi.
2) Perubahan perkiraan nilai pekerjaan yang membuat nilai pekerjaan tersebut
menjadi diatas atau dibawah batasan nilai (threshold) prior review Bank.
Perubahan-perubahan tersebut harus tertuang dalam revisi konsolidasi rencana
pengadaan (Consolidated Procurement Plan) dan mendapatkan No Objection (NOL)
dari Bank.
metode
3.7
Misprocurement dan Penggantian Dana In-eligible
a. Misprocurement
Misprocurement adalah pelaksanaan pengadaan barang/jasa yang dinyatakan tidak
sesuai prosedur dan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan dalam Naskah
Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) dan Rencana Pengadaan (Procurement
Plan).
Meskipun paket kontrak prior review yang sudah mendapatkan No Objection Letter
(NOL) dari Bank, apabila dinilai informasi yang diberikan kepada Bank Dunia
terkait dengan permohonan NOL ternyata tidak lengkap, tidak akurat atau
menyimpang, maka Bank Dunia dapat menyatakan pengadaan tersebut
misprocurement.
Apabila terjadi misprocurment maka Bank Dunia dapat:
1) Tidak membiayai kontrak untuk barang, pekerjaan jasa konstruksi atau jasa
konsultansi yang pengadaannya tidak sesuai dengan prosedur yang
ditetapkan dalam Naskah Perjanjian Pinjaman (Loan Agreement) dan rencana
Pengadaan (Procurement Plan) yang telah disetujui Bank Dunia dan/atau
membatalkan bagian pinjaman yang dialokasikan untuk barang dan pekerjaan
yang pengadaannya menyalahi ketentuan yang berlaku (akan dinyatakan
sebagai misprocurement) dan dananya dinyatakan in-eligible.
b. Mekanisme Penggantian Dana In-Eligible
Jika ternyata sebagian dari alokasi dana pinjaman telah diserap, maka Bank Dunia
akan mendiskusikan dengan Executing Agency mengenai pengembalian dana yang
terpaksa Pemerintah Indonesia dalam hal ini PIU yang bersangkutan diminta untuk
"mengganti” seluruh pengeluaran atas kontrak-kontrak yang ditolak oleh Bank
Dunia.
Bank Dunia akan menerbitkan surat pernyataan misprocurement yang ditujukan
kepada Menteri Keuangan RI.
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
18
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
Atas pernyataan tersebut maka PIU yang bersangkutan diminta menyediakan dana
pengganti melalui penyediaan dana pada dokumen anggaran yang berlaku di PIU
tersebut pada tahun yang bersangkutan atau berikutnya, senilai dana in-eligible
tersebut. Kemudian PIU yang bersangkutan harus menyetorkan dana tersebut
kerekening Kas Negara. Selanjutnya bukti/copy atas dokumen setoran Ineligible
Expenditures yang telah disetor ke Kas Negara dilaporkan ke CPMU untuk
digabungkan dengan data PIU lainnya untuk disetorkan kepada Direktorat Pengelola
Kas Negara untuk dilakukan refund (disetor kembali ke Rekening khusus / Reksus DOISP Phase II yang ada di di Bank Indonesia.
3.8
Modifikasi Untuk Memenuhi Ketentuan Procurement Guidelines
Metode pengadaan National Competitive Bidding (NCB) dapat dilakukan dengan
Pelelangan Umum dan/atau Pemilihan Langsung/Pelelangan Sederhana sebagaimana
diatur dalam Perpres No. 54/2010 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
dan perubahannya dengan perubahan terakhir dengan Perpres No. 4/2015, yang
dimodifikasi untuk memenuhi ketentuan-ketentuan Procurement Guideines dibawah ini :
a) Pengelola pengadaan harus menggunakan standar dokumen pengadaan yang dapat
diterima oleh Pemberi Pinjaman (Bank). Ketentuan pada Bagian 1.16 (Praktek
Kecurangan dan Korupsi) dalam Bank’s Procurement Guidelines dan Bagian 1.23
dalam Bank’s Selection Guidelines harus diacu dan setiap dokumen pengadaan dan
kontrak paket pekerjaan yang dibiayai dari pinjaman ini harus mencantumkan
ketentuan-ketentuan praktek kecurangan dan korupsi sebagaimana ditentukan dalam
Guidelines.
b) Penyedia asing tidak boleh dibatasi untuk mengikuti pelelangan. Apabila proses
pendaftaran diperlukan, penyedia asing yang menyampaikan penawaran terendah
terkoreksi yang responsive harus diberikan waktu yang cukup untuk mendaftarkan
usahanya. Penyedia asing tidak harus membentuk konsorsium (joint venture) atau
sub-kontrak sebagian pemasokan barang, jasa lain no-konsultan maupun pekrjaan
konstruksi sebagai persyaratan mengajukan penawaran. Dokumen pengadaan harus
dapat disediakan untuk peserta internasional.
c) Tidak ada preferensi yang diberikan kepada setiap penawar.
d) Untuk metode Pelelangan Umum, penyedia harus diberikan waktu sekurangkurangnya 21 (dua puluh satu) hari sejak Undangan Pelelangan untuk menyiapkan
Dokumen Penawarannya, sedangkan untuk Pelelangan Sederhana harus diberikan
waktu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) hari.
e) Penawaran untuk metode Pelelangan Umum harus disampaikan dalam 1 (satu)
amplop dan akan dievaluasi dengan pasca-kualifikasi.
f) Tidak ada penolakan penawaran hanya berdasarkan membandingkan dengan Harga
Perkiraan Sendiri tanpa ada persetujuan dari Pemberi Pinjaman (Bank).
g) Jaminan Penawaran (apabila disyaratkan dalam Dokumen Pengadaan dan
merupakan pilihan dari peminjam), harus berbentuk Letter of Credit atau Bank
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
19
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
Garansi/Surety yang diterbitkan oleh Bank atau Lembaga Keuangan yang bereputasi
baik (yang memiliki ijin dari OJK) dan tanpa pengecualian harus menggunakan
bentuk jaminan yang pada Dokumen Pengadaan.
h) Semua penawaran tidak boleh ditolak dan menerima penawaran ulang tanpa
persetujuan dari pemberi pinjaman (Bank).
i) Badan Usaha Milik Negara/Daerah (BUMN/D) diperbolehkan mengikuti pengadaan
sepanjang memenuhi persyaratan paragraph 1.8(b) dari Bank’s Procurement
Guidelines dan 1.13(b) dari Bank’s Consultant Guidelines.
3.9
Jaminan-Jaminan
a) Jaminan Penawaran
Jaminan Penawaran (Bid Security) hanya berlaku apabila dinyatakan dalam
Dokumen Pengadaan. Apabila diperlukan, jaminan penawaran dapat berupa Bank
Garansi dari Bank bereputasi baik atau Surety Bond yang diterbitkan oleh Lembaga
Keuanga yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan (OJK) – Kementerian Keuangan
Republik Indonesia. Nilai jaminan penawaran sebear 1 – 3% dari perkiraan nilai
pekerjaan.
b) Jaminan Pelaksanaan.
Jaminan pelaksanaan atau Performance Security diperlukan untuk melindungi
pengguna barang/jasa konstruksi dari penyalahgunaan atau pelanggaran pekerjaan
yang dilakukan oleh penyedia jasa/rekanan. Paling lambat dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari setelah menerima format kontrak, pemenang pengadaan harus
melengkapi jaminan pelaksanaan sesuai dengan ketentuan dalam dokumen
pengadaan.
Surat jaminan dalam bentuk bank garansi diterbitkan oleh Bank yang mempunyai
reputasi baik. Masa berlaku surat jaminan pelaksanaan dibuat melampaui tanggal
penyelesaian pekerjaan (hal ini terutama untuk pekerjaan konstruksi) karena terkait
dengan masa pemeliharaan. Besaran jaminan pelaksanaan umumnya sebesar 5%dari
nilai kontrak, ika nilai kontrak jauh lebih kecil dari HPS, maka nilai jaminan
pelaksanaan menjadi lebih tinggi untuk mengamankan kontrak tersebut.
c) Jaminan Uang Muka
Jaminan Uang Muka atau Advance Payment Security diperlukan untuk melindungi
pengguna barang/jasa dari tidak dikembalikannya uang muka oleh penyedia
jasa/rekanan. Setelah mengajukan permohonan uang muka (Advance Payment)
kepada pengguna barang/jasa, penyedia jasa diwajibkan untuk menyerahkan jaminan
uang muka senilai uang muka yang diminta, yaitu antara 10-20% dari nilai kontrak.
Jaminan uang muka diterbitkan oleh Bank Umum yang bereputasi baik dan diakui
oleh pengguna barang/jasa
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
20
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
BAB IV
KONTRAK DAN PERUBAHANNYA
4.1
Bentuk Kontrak
Bentuk Kontrak harus merujuk pada Dokumen Pengadaan yang telah disampaikan
kepada penawar yang terdiri dari:
1) Surat Perjanjian Kerja;
2) Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK);
3) Syarat-syarat Khusus Kontrak (SSKK) / Data Kontrak;
4) Lampiran-lampiran dan format-format.
Untuk paket kontrak prior review, salinan dokumen kontrak yang sudah ditanda tangani
disampaikan ke Pemberi Pinjaman (Bank) untuk diarsipkan dan mendapatkan Form
384.Semua salinan Dokumen Kontrak harus disampaikan ke CPMU untuk diarsipkan.
4.2
Perubahan/Modifikasi Kontrak
Perubahan Kontrak Pengadaan Barang/Jasa dapat dilakukan dengan Adendum Kontrak.
Perubahan kontrak harus disetujui para pihak dalam kontrak, antara lain terhadap:
1) Perubahan pekerjaan disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh para pihak
dalam kontrak sehingga mengubah lingkup pekerjaan dalam kontrak;
2) perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan;
dan/atau
3) perubahan nilai kontrak akibat adanya perubahan pekerjaan, perubahan jadwal
pelaksanaan pekerjaan, dan/atau penyesuaian harga.
Perubahan terhadap kontrak awal harus dituangkan dalam Addendum. Copy dari
Addendum harus dikirim ke Bank Dunia.
Perubahan kontrak yang sifatnya prior review harus mendapatkan No Objection Letter
apabila:
1) Perubahan nilai kontrak yang melebihi 15 (lima belas) persen dari nilai kontrak
awal/semula;
2) Perubahan waktu pekerjaan yang melebihi 15 (lima belas) persen dari jadwal
awal/semula;
3) ada perubahan mendasar dari syarat-syarat kontrak; atau
4) Perubahan ruang lingkup pekerjaan.
Perubahan kontrak tidak dapat dilakukan untuk bagian lump sum dari kontrak gabungan
lump sum dan harga satuan.
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
21
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
BAB V
PENANGANAN SANGGAHAN DAN PENGADUAN
5.1
Sanggahan
Prosedur sanggahan harus merujuk pada ketentuan-ketentuan dalam Perpres No.54/2010
dan perubahan-perubahannya dengan perubahan terkahir dengn Perpres No.4/2015.
Sanggahan perlu ditindaklanjuti oleh pejabat yang berwenang dalam proses pengadaan
yang bersangkutan. Unit Monitoring& Evaluation (ME) harus memonitor penanganan
sanggahan sampai tuntas. Semua dokumen sanggahan dan penanganannya disimpan dan
dimonitor oleh unit Impact Monitoring & Evaluation serta dimungkinkan untuk
diketahui masyarakat.
Prosedur penanganan sanggahan adalah sebagai berikut :
No
Permasalahan
Penanganan
1
Apabila ada surat sanggahan
- Pejabat yang berwenang menetapkan pemenang
peserta lelang yang diterima
lelang wajib memberikan jawaban maksimal 5
setelah hasil evaluasi penawaran (lima) hari kerja sejak surat sanggahan diterima
diumumkan
- Surat sanggahan dilampiri dengan jawabannya,
dilaporkan ke unit Monitoring&Evaluation (ME)
dan 1 (satu) copy dikirim ke Bank Dunia
2
Apabila ada surat sanggahan
banding terhadap jawaban
pengguna barang/jasa
- Jawaban selambat-lambatnya dikirim 15 (lima
belas) hari kerja sejak surat sanggahan banding
diterima.
- Surat sanggahan banding dilampiri dengan jawaban
pengguna barang/jasa ditembuskan ke unit IME dan
Bank Dunia.
3
Apabila terbukti bahwa
pelaksanaan evaluasi tidak
sesuai dengan ketentuan karena
kesalahan/kelalaian POKJA
pengadaan Barang/Jasa
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
- Angota POKJA pengadaan barang/jasa yang
melakukan kesalahan atau kelalaian diberhentikan
dari keanggotaannya di POKJA pengadaan
barang/jasa
- Pejabat yang berwenang memerintahkan kepada
POKJA Pengadaan barang/jasa yang baru untuk
melakukan evaluasi ulang dengan meminta ijin ke
Bank Dunia dahulu sesuai prosedur yang telah
ditetapkan
22
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
5.2
Pengaduan
Aspek penting dalam pengelolaan pelaksanaan DOISP- Phase II adalah penekanan
dalam peningkatan efektifitas proyek dengan cara mengurangi kesempatan timbulnya
penyalahgunaan dana publik. Salah satu tindakannya adalah dengan meningkatkan
transparansi dalam pengambilan keputusan public dan partisipasi masyarakat.
Mekanisme penanganan pengaduan yang efektif merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari suatu prosedur keterbukaan publik. Perhatian dan pengaduan
masyarakat pada setiap aspek pelaksanaan proyek termasuk pada proses pengadaan
menjadi perhatian yang berwenang dan harus ditindaklanjuti.
- Prosedur Penanganan Pengaduan
a) Tanggung jawab Penanganan Pengaduan, Klarifikasi dan Keputusan
CPMU akan bertanggung jawab akan memfasilitasi penanganan semua pengaduan
diwilayah tanggung jawabnya secara profesioonal dan menyeluruh, menjaga hak
penuh dalam kerahasiaan kegiatan ini. Tanggung jawab juga meliputi
memfasilitasi pelaksanaan klarifikasi dan membuat rekomendasi (apabila
diperlukan). Untuk tindakan lebih lanjut, akan ditentukan hasil rekomendasi
apakah akan ada tindakan lanjut sampai pemberian sanksi atau penyelesaian secara
hokum. CPMU akan menindaklanjuti semua pengaduan yang diterima dan akan
mengkaji rekomendasi/menetapkan tindkan yang diperlukan.
b) Mekanisme Penyampaian Pengaduan
Untuk mempermudah menjaring pengaduan yang kemungkinan timbul,
Monitoring dan Evaluasi akan secara proaktif menerima dan menjaring segala
bentuk pengaduan :
1) melalui email, surat, fax, telepon disampaikan langsung kepada CPMU
maupun PIU-PIU di pusat maupun daerah
2) Identitas penyampai pengaduan akan dirahasiakan agar tidak mempengaruhi
klarifikasi dan pengambilan kebutusan untuk tindakan selanjutnya
3) Semua pengaduan harus diperhatikan dan ditindaklanjuti secepatnya
4) Pengaduan yang sudah diklarifikasi secara rinci apabila dianggap berpotensi
atau ditemukan indikasi akan terjadi penyimpangan atau pelanggaran yang
serius akan disampaikan secepatnya kepada lembaga audit independen atau
instansi pemerintah yang memiliki kewenangan penyidikan dan penuntutan
sebagaimana mestinya dna dilaporkan.
Status penanganan pengaduan akan dicatat dan dikonsolidasikan ke dalam laporan
CPMU yang harus disampaikam kepada Executing Agency, Inspektorat Jenderal
dan Pemberi Pinjaman (Bank).
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
23
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
LAMPIRAN 3.1
[lampirkan Consolidated Procurement Plan DOISP- Phase II tanggal 24 Januari 2017]
REKAPITULASI ANNUAL WORK PLAN (AWP) TERKONSOLIDASI TA 2017
DAM OPERATIONAL IMPROVEMENT AND SAFETY PROJECT (DOISP) FASE II
Loan IBRD No. 8711-ID dan AIIB No. 000010-IDN
Alokasi Biaya (x Rp 1.000)
No
Unit Pelaksana Proyek (PIU)
DIT. BINA OPERASI &
PEMELIHARAAN
2 BALAI BENDUNGAN
1
TOTAL BIAYA
PEKERJAAN (Rp)
BIAYA (Rp)
(Th.2017)
238,680,390
75,673,528
10,910,000
10,910,000
3 PUSLITBANG SDA
1,100,000
4 BWS SUMATERA I
LOAN (Rp) *
WB
AIIB
PP **
O&M
-
-
730,000
730,000 9,450,000
-
1,100,000
550,000
550,000
-
-
7,420,550
5,320,550
2,250,000
2,250,000
-
820,550
5 BWS SUMATERA IV
73,969,991
26,619,991
9,775,000
9,775,000 1,310,991
5,759,000
6 BBWS MESUJI SEKAMPUNG
14,419,800
12,869,800
775,000
775,000
7 BBWS CITARUM
100,254,925
10,759,985
4,919,993
4,919,993
-
920,000
8 BBWS CIMANUK CISANGGARUNG
8,075,000
8,075,000
1,275,000
1,275,000
-
5,525,000
9 BBWS PEMALI JUANA
85,000,000
47,500,000
10 BBWS SERAYU OPAK
15,750,000
9,750,000
1,825,000
1,825,000
-
11 BBWS BENGAWAN SOLO
78,439,507
28,799,240
6,489,902
6,489,902
- 15,819,437
12 BWS KALIMANTAN III
44,632,832
41,188,086
13 BBWS POMPENGAN JENEBERANG
27,350,000
13,500,000
14 BWS BALI PENIDA
43,908,197
25,821,070
15 BWS NUSA TENGGARA I
27,650,000
22,150,000
3,850,000
3,850,000
- 14,450,000
16 BWS NUSA TENGGARA II
7,046,000
3,571,000
1,225,500
1,225,500
-
1,120,000
17 BAPPENAS
734,506
1,469,012
734,506
734,506
-
-
785,341,698
345,077,262
TOTAL
37,836,764 37,836,764
GOI
15,500,000 15,500,000
- 11,319,800
- 16,500,000
17,881,718 17,881,718 1,444,650
4,150,000
4,150,000
6,100,000
3,980,000
-
5,200,000
10,726,557 10,726,557 2,911,020
1,456,937
120,494,939 120,494,939 15,116,661 88,970,724
*) 1 USD ≈ Rp 13.500,**) PP = Pembiayaan Paralel
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
24
Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP) phase II
LAMPIRAN 3.2
GENERAL PROCUREMENT NOTICE INDONESIA
The 2nd Dam Operational Improvement and Safety Project (DOISP 2)
Water Resources
GENERAL PROCUREMENT NOTICE Loan No: TBC Project ID No. P156386.
The Government of Indonesia has applied for financing in the amount of US$ 250 million
equivalent from the World Bank toward the cost of the 2nd Dam Operation and Rehabilitation
and Safety Improvement Project and it intends to apply part of the proceeds to payments for
goods, works, related services and consulting services to be procured under this project. The
project will include the following main components: Rehabilitation of existing dams,
improvement of dam safety management, and institution capacity building. The project will
procure consulting services for project management, technical supports and studies. About 100
dams will be rehabilitated and provided with safety facilities. Large works contract and
technical specific facilities will be procured using ICB method. Procurement of contracts
financed by the World Bank will be conducted through the procedures as specified in the World
Bank's Guidelines: Procurement under IBRD Loans and IDA Credits (current edition), and is
open to all eligible bidders as defined in the guidelines. Consulting services will be selected in
accordance with the World Bank's Guidelines: Selection and Employment of Consultants by
World Bank Borrowers (current edition). Specific procurement notices for contracts to be bid
under the World Bank's international competitive bidding (ICB) procedures and for contracts
for consultancy services will be announced, as they become available, in United Nations
Development Business (UNDB online) as well as in national English newspapers and eprocurement system Interested eligible bidders who wish to be included on the mailing list to
receive invitations to prequalify/bid under ICB procedures, and interested consultants who wish
to receive a copy of advertisement requesting expressions of interest for consultancy contracts,
or those requiring additional information, should contact the address below. Directorate of
Operation and Maintenance Directorate General of Water Resources Ministry of Public Works
& Public Housing Attn : Ir. Joko Mulyono, M.E Head of Sub Directorate of Operation and
Maintenance for Dam and Lake Jl. Pattimura No.20, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan 12110,
Indonesia Phone : (+62) 21 7395500 Fax
: (+62) 21 724 6312 E-mail :
[email protected] Website: www.pu.go.id
Lampiran PMM // Buku 1, Pengantar Pengadaan
25
Download