BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam upaya membuat pemberian pelayanan kesehatan makin merata dan bermutu, ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar sangat diperlukan. Sampai dengan akhir tahun 2005 telah tersedia 7.550 Puskesmas, sekitar 22.000 Puskesmas Pembantu, dan 6.132 Puskesmas Keliling. Hampir seluruh Kabupaten/Kota telah memiliki Rumah Sakit, baik milik pemerintah maupun swasta. Meskipun demikian, banyak golongan masyarakat terutama penduduk miskin belum sepenuhnya dapat mengakses pelayanan kesehatan karena kendala biaya, jarak dan transportasi. Namun tidak dapat dipungkiri, peran Puskesmas sangatlah penting dan strategis sebagai Pelayanan kesehatan ujung tombak di Indonesia. Oleh karenanya dibutuhkan pengeloalaan yang professional dan menyeluruh. Namun pada kenyataanya puskesmas masih memiliki kelemahan. Dapat dilihat, Penyakit infeksi menular masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat yang menonjol. Sejalan dengan ini, penyakit degeneratif mulai menunjukkan kecenderungan meningkat. Hal ini berkaitan dengan keadaan lingkungan dan perilaku masyarakat yang masih belum mendukung pola hidup bersih dan sehat. Angka kesakitan masih cukup tinggi, terutama pada anak-anak dan pada usia di atas 55 tahun, dengan tingkat morbiditas lebih tinggi pada perempuan. Pola penyakit menular seperti demam berdarah dengue (DBD), HIV/AIDS, tuberkulosis paru, malaria, diare dan infeksi saluran pernafasan tetap tinggi. Beberapa penyakit degeneratif seperti jantung dan hipertensi, juga cenderung menunjukkan peningkatan. Selain itu muncul penyakit baru (emerging diseases) yang berpotensi menjadi pandemi yaitu flu burung. Dalam rangka penanggulangan penyakit, terutama penyakit menular, berbagai upaya perlu terus ditingkatkan antara lain melalui peningkatan cakupan imunisasi, meningkatkan surveilans epidemiologi dan penanggulangan wabah, serta upaya untuk meningkatkan kesehatan lingkungan dan pengendalian vektor. Status gizi masyarakat yang rendah juga tetap harus menjadi fokus perhatian. Selain prevalensi gizi kurang dan gizi buruk yang tinggi, berbagai masalah gizi utama lain yaitu anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium, kurang vitamin A, dan kurang zat gizi mikro lainnya perlu ditingkatkan upaya pencegahan dan penanggulangannya. Saat ini terdapat 10 provinsi dengan prevalensi gizi kurang diatas 30 persen, bahkan di 4 propinsi yaitu Gorontalo, NTB, NTT, dan Papua, diatas 40 persen. Kasus gizi buruk terus terjadi, terutama pada penduduk miskin. Masalah gizi lainnya terutama diderita oleh golongan rawan seperti ibu hamil, bayi dan anak balita dari keluargamiskin. Masalah ini telah banyak mendapat perhatian pemerintah melalui berbagai programnya. Namun pada tataran teknis, tetap yang memegang peranan penting adalah puskesmas sebagai penyedia layanan kesehatan esensial. Aspek penyangga yang tak kalah penting dan sering bermasalah di internal puskesmas adalah masalah manajemen logistik. Karena logistic memegang peranan yang cukup besar, diantaranya adalah untuk memastikan persediaan logistic yang ada demi kelancaran fungsi pelayanan untuk masyarakat. Oleh karenanya diperlukan adanya suatu pengamatan mengenai pelaksanaan manajemen logistic sebagai salah satu pilar penyangga pelaksanaan fungsi puskesmas sebagai pemberi pelayanan kesehatan kuratif, promotif , preventif, dan rehabilitatif. Bukti dari semua itu adalah masalah obat dan perbekalan kesehatan yang merupakan komponen penting dalam pelayanan kesehatan. Ketersediaan dan keterjangkauan obat esensial untuk pelayanan kesehatan masih menjadi masalah tak berujung di bidang kesehatan. Di sisi lain meningkatnya ketersediaan obat generik esensial diharapkan dapat mendorong pemakaian obat generik esensial oleh masyarakat umum terutama bagi kelompok miskin, karena lebih terjangkau oleh masyarakat dengan syarat pengelolaan yang baik. Upaya ini akan bersinergi dengan upaya peningkatan akses serta prasarana pelayanan kesehatan dasar terkait dengan manajemen logistik. Dengan sinergitas ini, masyarakat diharapkan akan lebih mudah dalam menjangkau fasilitas kesehatan, mendapatkan pelayanan yang bermutu, dan harga obat yang terjangkau. Berkaitan dengan hal ini maka diperlukan adanya pengamatan mengenai manajemen logistik di puskesmas. 1.2 Rumusaan Masalah Adapun rumusan masalah dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Apa yang di maksud dengan manajemen logistik di puskesmas? 2. Bagaimana cara perencanaan manajemen logistik di puskesmas ? 3. Bagaimana cara penganggaran manajemen logistik di puskesmas ? 4. Bagaimana cara pengadaan manajemen logistik di puskesmas ? 5. Bagaimana cara penyimpanan manajemen logistik di puskesmas ? 6. Bagaimana cara pendistribusian manajemen logistik di puskesmas ? 7. Bagaimana cara penghapusan manajemen logistik di puskesmas ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan dapat di uraikan sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan manajemen logistik di puskesmas? 2. Untuk mengetahui Bagaimana cara perencanaan manajemen logistik di puskesmas ? 3. Untuk mengetahui Bagaimana cara penganggaran manajemen logistik di puskesmas ? 4. Untuk mengetahui Bagaimana cara pengadaan manajemen logistik di puskesmas ? 5. Untuk mengetahui Bagaimana cara penyimpanan manajemen logistik di puskesmas ? 6. Untuk mengetahui Bagaimana cara pendistribusian manajemen logistik di puskesmas ? 7. Untuk mengetahui Bagaimana cara penghapusan manajemen logistik di puskesmas ? BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Manajemen Logistik Manajemen logistik merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Ciri-ciri utama logistik adalah integrasi berbagai dimensi dan tuntutan terhadap pemindahan (movement) dan penyimpanan (storage) yang strategis.Tujuan logistik adalah menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, dan dengan total biaya yang terendah. Adapun Siklus Manajemen Logistik adalah sebagai berikut: Perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran, pedoman dan dasar ukuran untuk penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan Pengadaan merupakan proses pemenuhan kebutuhan barang atau jasa dengan kualitas yang terbaik dan harga yang minimal Penyimpanan adalah penyelenggaraan pengurusan barang agar pada saat diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Pendistribusian adalah proses dimana dilakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai (user). Penghapusan adalah penelitian barang dan pelaksanaan penghapusan sehingga barangtersebut dihapuskan dari tata usaha material. Pengendalian adalah tindakan yang memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencanayang ditentukan dengan menggunakan umapn balik untuk meyakinkan bahwa tujuan tercapai. Pengertian Puskesmas menurut Trihono dalam buku “Arrimes Manajemen Puskesmas Berbasis Paradigma Sehat” pengertian puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. Dengan rincian masing-masing sebagai berikut : 1) Unit pelaksana teknis Sebagai unit pelaksana teknis (UPTD) dinas kesehatan kabupaten/kota, puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksanan tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2) Pembangunan kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3) Pertanggungjawaban penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannnya. 4) Wilayah kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka tanggung jawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada dinas kesehatan kabupaten/kota. Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional, yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas, agar terwujud derajat kesehatan yang setinggitingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat 2010.Ada tiga fungsi puskesmas, yaitu : 1) Pusat penggerak pembanguanan berwawasan kesehatan Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sector termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2) Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masrakat untuk hidup sehat, berperan aktif adalah memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga, dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khusunya social budaya masyarakat setempat. 3) Pusat pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi : 1. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehtan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. 2. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat public (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, pemberatasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa masyarakat serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya. Jadi dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen logistik puskesmas adalahmanajemen yang memanfaatkan barang dan jasa yang berada di puskesmas, serta proses pengelolaan, pemindahan yang strategis dan penyimpanan barang yang berada di puskesmas sehingga dapat tercapai derajat kesehatan masyarakat setinggi-tinggi nya. Selain itu manajemen logistik puskesmas merupakan kegiatan-kegiatan manajemen diamana didalamnya dilakukan unit pelaksana teknis yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. 2.2 Fungsi-fungsi Manajemen Logistik 2.2.1 Perencanaan Kebutuhan Fungsi perencanaan ini pada dasarnya adalah menghitung berapa besar kebutuhan bahan logistik yang diperlukan untuk periode waktu tertentu, biasanya untuk satu tahun. Menurut Hartono (2004 ) ada dua cara pendekatan yang digunakan dalam perencanaan kebutuhan obat, yaitu : 1. Dengan mengetahui atau menghitung kebutuhan yang telah dengan nyata dipergunakan dalam periode waktu yang lalu : a) Jumlah sisa/persediaan pada awal periode b) Jumlah pembelian pada periode waktu. c) Jumlah bahan logistik yang terpakai selama periode. d) Jumlah sisa bahan logistik pada akhir periode e) Membuat analisis efisiensi penggunaan bahan logistik, dikaitkan dengan kinerja yang dicapai. f) Membuat analisis kelancaran penyediaan bahan logistik, misalnya frekuensi barang yang di minta “habis” atau tidak ada persediaan, jumlah barang yang menumpuk, serta penyebab terjadinya keadaan tersebut. Metode ini sering disebut dengan metode konsumsi, yaitu melihat besarnya penggunaan periode lalu 2. Dengan melihat program kerja yang akan datang : a) Membuat analisa kebutuhan untuk dapat menunjang pelaksana kegiatan pada periode waktu yang akan datang, yang berorientasi kepada program pelayanan, pola penyakit, target kinerja pelayanan b) Memperhatikan kebijakan pimpinan mengenai standarisasi bahan, ataupun kebijakan dalam pengadaan. (Untuk obat misalnya ada formalarium, untuk pengadaan di RS dan puskesmas milik Pemerintah diatur oleh Keppres c) Menyesuaikan perhitungan dengan memperhatikan persediaan awal, baik meliputi jenis, jumlah maupun spesifikasi bahan logistik d) Memperhatikan kemampuan gudang tempat penyimpanan barang metode ini sering diistilahkan dengan metode epidemiologi Dalam perhitungan dilapangan, biasanya kedua metode ini dipergunakan secara simultan dalam arti untuk saling melengkapi. Keracunan yang sering terjadi adalah istilah perencanaan kebutuhan disamakan dengan perencanaan pengadaan, karena keduanya memang membuat perhitungan kebutuhan, hanya tujuannya berbeda. Perhitungan kebutuhan diatas dilaksanakan secara berjenjang dan bertahap yaitu dimulai dari unit / satuan kerja terkecil, kemudian sesuai dengan hierarki diteruskan ke atas melalui bidang /bagan untuk dikompilasi dan dianalisa, menjadi suatu usulan /rencana kebutuhan rumah sakit atau puskesmas. Kebutuhan tadi dibuat dalam bentuk matriks sehingga terlihat besar kebutuhan perjenis barang dan kapan harus disediakan (alokasi jumlah dan waktu). 2.2.2 Penganggaran Penganggaran adalah semua kegiataan dan usaha untuk merumuskan perincian penetuan kebutuhan dalam suatu skala standar tertentu, yaitu skala mata uang dan jumlah biaya, dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku baginya. Fungsi penganggaran terdiri dari kegiatan- kegiatan dan usaha-usaha untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yakni skala mata uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan pembatasan yang berlaku terhadapnya. Dalam usaha penyempurnaan anggaran perlengkapan atau logistik diharapkan adanya berbagai macam anggaran sebagai berikut : Anggaran pembelian Anggaran perbaikan dan pemeliharan Anggaran penyimpanan dan penyaluran Anggaran penelitian dan pengembangan barang Anggaran penyempurnaan administrasi barang Anggaran pengawasan barang Anggaran penyedian dan peningkatan mutu personil. Siklus Anggaran ini terdiri atas 5 tahap yaitu: Tahap Pertama = Perencanan dan Penyusunan Anggaran Negara Tahap Kedua = Pengesahan Anggaran Negara Tahap Ketiga = Pelaksanaan Anggaran Negara Tahap Empat = Pengawasan dan Pemeriksaan Anggaran Negara Tahap Kelima = Pertanggungjawaban Anggaran Negara 2.2.3 Pengadaan I. Pengadaan manajemen logistik Sistem pengadaan logistik meliputi : Sistem sentralisasi (cara pengadaan logistik dimana kewenangan dalam pengadaan logistik bagi seluruh unit kerja dalam organisasi diberikan pada salah satu unit tertentu sehingga segala macam pengadaan logistik dalam organisasi hanya dilayani oleh satu unit kerja/bagian tertentu saja) Sistem desentralisasi (sistem pengadaan dimana kewenangan pengadaan logistik diserahkan pada masing – masing unit kerja) Prinsip pengadaan barang sebagai berikut : Mempertahankan kualitas material Membeli material dengan harga termurah dan kualitas serta service yang dibutuhkan Optimasi persediaan Menghindari waste, duplikasi Mempertahankan posisi kompetitif perusahaan Ketersediaan terjamin dan biaya pengadaan efisien Mencari material baru yangmemungkinkan dilakukan peningkatan efisiensi dan produktifitas perusahaan. Pengadaan Logistik adalah aktifitas paling menentukan dalam rangkaian logistik 50% kinerja unit pada logistik dan fungsi pengadaan adalah serangkaian kegiatan untuk menyediakan logistik sesuai kebutuhan terkait jenis dan spesifikasi, jumlah, waktu maupun tempat dengan harga dan sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan pengadaan logistik di Puskesmas agar obat yang dibutuhkan untuk puskesmas dapat terjamin. Kegiatan pengadaan meliputi: a. Pengadaan Rutin, dilakukan sesuai dengan jadwal yang disusun dan disepakati oleh GFK b. Pengadaan khusus, dilakukan di luar jadwal rutin yang disebabkan karena kebutuhan yang meningkat dan atau kekosongan Prosedur dalam pengadaan obat dipuskesmas : Puskesmas Tim Perencanaan Obat Kabupaten/ Kota Draf Usulan Ke Pemda Pengadaan Tender Uji Mutu Balai POM 2 Kali Distribusi Ke Gudang Distribusi Ke Puskesmas 2.2.4 Penyimpanan Penyimpanan merupakan suatu kegiatan dan usaha untuk melakjkan pengurusan penyelenggaraan dan pengeturan barang-barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Berdasarkan Permendagri No. 17 Tahun 2007 penyimpanan merupakan kegiatan melakukan penerimaan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan, pemeliharaan barang dan pengeluaran dari tempat penyimpanan. Sedangkan menurut subagya (198:68) penyimpanan diartikan sebagai suatu kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengeturan barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Penyimpanan dapat juga diartika sebagai kegiatan dan usaha untuk melakukan pengurusan dalam penyelenggaraan dan pengaturan barang-barang persediaan di dalam ruang penyimpanan. Berikut ini adalah kegiatan dari penyimpanan meliputi : a. Menerima, menyimpan, mengatur dan menjaga keutuhan barang dalam gudang atau ruang penyimpanan agar dapat digunakan sesuai dengan rencana secara rapi dan aman. b. Menyelenggarakan administrasi penyimpanan atau perguudangan atas semua barang yang ada dalam gudang. c. Melakukan stock opname secara berkala atau pun insidentil terhadap barang persediaan yang ada di dalam gudang agar persediaan dapat memenuhi kebutuhan. d. Membuat laporan secara berkala atas persedian yang ada di gudang, penyimpanan yaitu menjamin penjadwalan yang telah ditetapkan dalam fungsi-fungsi sebelumnya dengan pemenuhan setepat-tepatnya dan biaya serendah mungkin. e. Pergudangan Pergudangan merupakan kegiatan untuk penampungan, penyimpanan, pengamanan dan pedistribusian atau penyaluran barang-baran yang menjadi kebutuhan. f. Penggudangan Penggudangan ialah serangkaian kegiatan dalam penyimpanan logistik mulai dari kegiatan, pencatatan, pemasukan, penyimpanan, pengaturan, pembukuan,pemeliharaan, pengeluaran dan pedistribusian hingga kegiatan pertanggunggjawaban pengelolaan gudang (pembuatan laporan-laporan) bertujuan mendukung kontinuitas kerja unit serta mendukung efektivitas dan efisiensi. Dalam penyimpanan logistik harus memperhatikan beberapa faktor, yang berkaitan dengan efektivitas dan efisiensi penyimpanan barang yaitu : 1. Pemilihan lokasi Dalam pemilihan lokasi ini harus di perhatikan seperti untuk memperlancar serta mempertimbangkan jalur yang cepat.lokasi yang mudah serta mempersipkan kematangan penyimpanan barang 2. Barang Dalam penyimpanan barang harus diperhatikan mengenai klasifikasi dan jenis barang. Barang-barang harus diklasifikasikan sesuai dengan jenisnya. 3. Pengaturan ruang Ruangan untuk penyimpanan barang mesti mematuhi segala aturan ruangan yang telah di tentukan. Jangan sampai barang itu rusak karena penataan ruangan yang tidak benar. 4. Prosedur atau sistem penyimpanan 5. Penggunaan alat bantu 6. Pengamanan dan keselamatan Berikut ini adalah tujuan dari penyimpanan yaitu : 1. Untuk menerima berbagai macam alat-alat, material komponen dan segala sesuatu yang berhubungan dengan logistik. 2. Untuk menjaga kelayakan, kualitas dan keawetan barang –barang logistik. 3. Untuk mengatur keluarnya barang secara wajar kepada konsumen. 4. Untuk meminimalisir berbagai kerusakan barang-barang logistik 5. Untuk mengukur dan meneliti jumlah barang logistik 6. Untuk melakukan pengamanan terhadap barang logistik dari berbagai ancaman Ruang penyimpanan atau gedung dapat digolongkan yaitu sebagai berikut: a. Gedung terbuka Gedung terbuka dibedakan menjadi 2 yaitu : Gedung terbuka yang tidak diolah adalah gedung yang berupa lapangan terbuka yang permukaannya diratakan tanpa diperkeras, biasanya digunakan untuk menyimpan barang logistik yang tidak terpengaruh perubbahan cuaca untuk penyimpanan Gedung terbuka diolah merupakan lapangan terbuka yang diratakan. Gedung terbuka ini digunakan untuk menyimpan barang logistik yang tidak cepat terpengaruh oleh perubahan cuaca b. Gedung semi tertutup Merupakan bangunan beratap tanpa dinding-dinding ujung yang lengkap dan digunakan untuk logistik yang memerlukan pertukaran udara maksimum, tidak memerlukan perlindungnn lengkap terhadap udara. c. Gedung tertutup Gedung tertutup dibedakan dalam beberapa jenis seperti gedung serba guna, gedung kedap suara, gedung pendinginan, tangki kering dan gedung penyimpanan tahan api 2.2.5 Pendistribusian Penyaluran atau pendistribusian merupakan kegiatan atau usaha untuk mengelola pemindahan barang dari satu tempat ke tempat lainnya. Faktor yang mempengaruhi penyaluran barng antara lain: 1) Proses administrasi 2) Proses penyimpanan berita (data-data informasi) 3) Proses pengeluaran fisik barang 4) Proses angkutan 5) Proses pembongkaran dan pemuatan 6) Pelaksanaan rencana-rencana yang telah ditentukan 7) Ketelitian dan disiplin yang ketat dalam menangani masalah penyaluran merupakan unsur yang sangat penting untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Contohnya saja di pendistribusian obat merupakan kegiatan pengeluaran dan penyerahan obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan sub unit/satelit puskesmas dan jaringannya. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan obat sub unit pelayanan kesehatan yang ada diwilayah kerja Puskesmas dengan jenis, mutu, jumlah dan waktu yang tepat. Pendistribusian obat mencakup kegiatan pengeluaran dan pengiriman obat - obatan yang bermutu, terjamin keabsahannya serta tepat jenis dan jumlah dari gudang obat secara merata dan teratur untuk memenuhi kebutuhan unit - unit pelayanan kesehatan. Mekanisme pendistribusian obat yang dilakukan di Puskesmas mengikuti protap yang ada. Pendistribusian obat yang di mulai dari dinas kesehatan yang kemudian menyalurkan ke puskesmas dan dipuskesmas nantinya akanmenyalurkan ke pasien dari unit – unit maupun ke posyandu ataupun pustu. 2.2.6 Penghapusan Penghapusan adalah kegiatan atau usaha pembebasan barang dari pertanggung jawaban sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku (Subagya: 1994). Alasan penghapusan barang antara lain : 1. Barang hilang, akibat kesalahan sendiri, kecelakaan, bencana alam, administrasi yang salah, tercecer atau tidak ditemukan 2. Teknis dan ekonomis: Setelah nilai barang dianggap tidak ada manfaatnya. Keadaan tersebut disebabkan faktor-faktor: Kerusakaan yang tidak dapat diperbaiki, obsolete (meningkatkan efisiensi atau efektifitas), kadaluarsa yaitu suatu barang tidak boleh dipergunakan lagi menurut ketentuan waktu yang ditetapkan, aus atau deteriorasi yaitu barang mengurang karena susut, menguap atau hadling, Busuk karena tidak memenuhi spesifikasi sehingga barang tidak dapat dipergunakan lagi. 3. Surplus danekses 4. Tidak bertuan: Barang-barang yang tidak diurus 5. Rampasan yaitu barang-barang bukti dari suatu perkara Program penghapusan dapat ditinjau dari dua aspek antara lain: a. Aspek yuridis, administrasi dan prosedur b. Dalam aspek yuridis mencakup hal-ha: Pembentukan panitia penilai, identifikasi dan inventarisasi peraturan-peraturan yang mengikat, persyaratan atau ketentuan terhadap barang yang dihapus, penyelesaian kewajiban sebelum barang dihapus. c. Aspek rencana pelaksana tekhnis BAB III 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pemaparan makalah diatas maka dapat diambil kesimpun bahwa Manajemen logistik merupakan kegiatan-kegiatan manajemen yang bertujuan untuk mencapai daya guna (efisiensi) yang optimal di dalam memanfaatkan barang dan jasa. Logistik modern dapat didefinisikan sebagai proses pengelolaan yang strategis terhadap pemindahan dan penyimpanan barang, suku cadang dan barang-jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas perusahaan dan kepada para langganan. Adapun Siklus Manajemen Logistik adalah sebagai berikut: Perencanaan merupakan proses menetapkan sasaran, pedoman dan dasar ukuran untuk penyelenggaraan pengelolaan perlengkapan Pengadaan merupakan proses pemenuhan kebutuhan barang atau jasa dengan kualitas yang terbaik dan harga yang minimal Penyimpanan adalah penyelenggaraan pengurusan barang agar pada saat diperlukan dapat dilayani dengan cepat dan tepat. Pendistribusian adalah proses dimana dilakukan pengurusan, penyelenggaraan dan pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat pemakai (user). Penghapusan adalah penelitian barang dan pelaksanaan penghapusan sehingga barangtersebut dihapuskan dari tata usaha material. Pengendalian adalah tindakan yang memastikan pelaksanaan sesuai dengan rencanayang ditentukan dengan menggunakan umapn balik untuk meyakinkan bahwa tujuan tercapai. Manajemen logistik di puskesmas harus mencangkup siklus-siklus manajemen logistik agar dapat memenuhi palayanan yang baik bagi masyarakat. 3.2 Saran Manajemen logistik merupakan hal yang amat penting di terapkan sesuai dengan siklus-siklus dari manajemen logistik itu sendiri, untuk itu diharapkan manajemen logistik dipuskesmas yang ada di indonesia dapat menerpkan manajemen logistik yang baik sesuai dengan siklus-siklus dari manajemen logistik. DAFTAR PUSTAKA 1. https://www.slideshare.net/Fantho/manajemen-logistik-puskesmas-dan-rs 2. Dwiantara, Lukas, Sumarto, Rumsari.2005. Manajemen logistik. Jakarta: Grasindo 3. Kesehatanmasyarakat: manajemen logistic di rumahsakitdanpuskesmas. 2017 [ 16Desember 2018 ]. Available from: http://kesmasnews.blogspot.com/201710/manajemen-logistik-rs-dan-puskesmas. 4. https://id.scribd.com/presentation/336959595/manaj-logistik-puskesmas 5. https://mandaazzahra.wordpress.com/2008/06/10/manajemen-logistik-di-puskesmas/ (Diakses pada tanggal 16 Desember 2018) 6. Ayu, Ratu. Bahan Kuliah Manajemen Logistik Farmasi. Departemen AKK Fakultas Kesehatan Masyarakat UI 2007