BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Typhoid abdominalis atau demam typhoid dan paratifoid merupakan salah satu penykit infeksi endemis di Asia, Afrika, Amerika Latin, Karibia, Oceania dan jarang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa. Menurut data WHO terdapat 16 juta hingga 30 juta kasus typhoid diseluruh dunia dan diperkirakan sekitar 500.000 orang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Asia menempati urutan tertinggi pada kasus typhoid ini, dan terdapat 13 juta kasus dengan 400.000 kematian tiap tahunnya. 91% kasus typhoid mendera anak-anak berusia 3-19 tahun dan angka kematian 20.000/tahunnya. Di Indonesia 14% demam enteritis ini disebabkan oleh S. Paratyphi A ( Suratun, 2010:hal. 120). Kejadian typhoid dapat dialami pada segala usia dan berdasarkan data yang diperoleh dari ruang Cemara II Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Jakarta jumlah seluruh pasien dirawat dari Januari 2015 hingga April 2015 berjumlah 176 orang, dengan penderita typhoid berjumlah 62 orang (35,22%). Kegawatan penyakit typhoid jika tidak segera ditangani dapat terjadi perdarahan usus, perforasi usus, dan peritonitis. Walaupun presentase penyakit typhoid kecil tapi jika tidak ditangani dengan cepat dan segera dapat menyebabkan kamatian. Dengan melihat timbulnya masalah typhoid tersebut maka perlu adanya peran perawat dalam pencegahan typhoid diantaranya usaha promotif, yaitu dengan memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit typhoid. Sedangkan 1