Soal nomor 2 Berikan penjelasan tentang energi bebas, entalpi dan entropi, serta hubungan antara ketiganya. Jawab Konsep Energi Bebas Energi bebas menyatakan banyaknya energi yang tersedia di dalam suatu sistem untuk melakukan suatu kerja yang bermanfaat dalam suatu proses pada suhu dan tekanan konstan. Energi bebas merupakan suatu konsep termodinamika yang berguna untuk mengetahui arah suatu perubahan kimia atau fisika yang bersifat serta-merta (spontan). Proses serta-merta akan menyebabkan sistem menjadi lebih stabil. Setelah kestabilan maksimum tercapai, energi bebas tidak dapat berkurang lagi pada kondisi tersebut dan tercapailah kesetimbangan. Energi ini dapat diukur dalam kalorimeter maupun secara listrik. Energi Bebas Gibbs dari Segi Matematis merupakan perbedaan antara entalpi (H) dengan energi yang tidak digunakan untuk kerja berupa entropi (S) pada temperatur absolut (T). Maka, dapat dituliskan sebagai berikut. šŗ = š» − šš Semua besaran dalam persamaan merujuk ke sistem dan T merupakan suhu sistem. Untuk merumuskan proses kespontanan maka G merupakan fungsi keadaan: ļ· Pada temperatur konstan: āšŗ = āš» − šāš ļ· Pada temperatur dan tekanan konstan (keadaan standar): āšŗ° = āš»° − šāš° Energi bebas dalam keadaan standar telah diukur untuk setiap senyawa dan telah ditabulasikan secara global sehingga perubahan energi gibbs (ΔG) suatu reaksi anorganik, dapat dihitung dengan rumus: āšŗ° = Σāšŗ°ššššš¢š − Σāšŗ°š šššš”šš Dari persamaan tersebut dapat diketahui hal-hal seperti berikut: ļ· ļ· ļ· ΔG < 0, reaksi berjalan secara spontan ΔG > 0, reaksi berjalan tidak spontan ΔG = 0, reaksi dalam keadaan setimbang ΔG dapat diekspresikan dalam suatu reaksi kimia: šš“+ššµ → šš¶ +šš· Maka, energi bebas dari reaksi tersebut adalah: āšŗ = āšŗ° + š ššš(š) atau [š¶]š [š·]š āšŗ = āšŗ° + š ššš( š š ) [š“] [šµ] Ket: Q adalah hasil bagi Produk/Reaktan Energi bebas Gibbs pembentukan standar pada suatu senyawa adalah perubahan energi bebas Gibbs yang menyertai pembentukan 1 mol zat tersebut dari unsur penyusunnya, pada keadaan standar (keadaan unsur yang paling stabil pada suhu 25 °C dan tekanan 1 atmosfer). Simbolnya adalah ΔGĖ. Semua unsur dalam keadaan standarnya (gas diatomik, grafit, dll.) memiliki energi bebas Gibbs pembentukan standar sama dengan nol, seperti tidak ada perubahan yang terlibat. Pada kesetimbangan, ΔG = 0 dan Q = Keq sehingga persamaan menjadi: āšŗ° = −š ššš(š¾) Dengan: āšŗ°= Energi bebas suatu zat pada tekanan 1 atm (J/mol) T = Suhu absolut (K) R = Konstanta gas (0,082 L atm/mol K) K = Konstanta Kesetimbangan Faktor-faktor Pembentukan Energi Bebas Gibbs Energi bebas menunjukkan perubahan entropi total dari sistem. Terdapat dua faktor pendorong yang menyebabkan reaksi kimia terjadi adalah : 1. Pembentukan produk yang lebih stabil (energi rendah) dari reaktan yang kurang stabil (energi tinggi) di dalam reaksi eksotermis (ΔH <0). 2. Pembentukan produk yang mempunyai entropi lebih tinggi dari reaktan (ΔS>0) Entalpi Entalpi adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari suatu sistem termodinamika. Entalpi adalah properti ekstensif yang berarti untuk sistem homogen, besarnya berbanding lurus dengan ukuran sistem. Satuan SI dari entalpi adalah joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalor. Entalpi dalam suatu sistem yang homogen didefinisikan sebagai: š» = š +Pš dimana H adalah entalpi sistem, U adalah energi dalam, P adalah tekanan dari sistem, dan V adalah volume sistem. Total entalpi (H) tidak bisa diukur langsung. Sama seperti pada mekanika klasik, hanya perubahannya yang dapat dinilai. Entalpi merupakan potensial termodinamika, maka untuk mengukur entalpi suatu sistem, kita harus menentukan titik reference terlebih dahulu, baru kita dapat mengukur perubahan entalpi ΔH. . Perubahan ΔH bernilai positif untuk reaksi endoterm dan negatif untuk eksoterm. Untuk proses dengan tekanan konstan, ΔH sama dengan perubahan energi dalam sistem ditambah kerja yang dilakukan sistem pada lingkungannya. Maka, perubahan entalpi pada kondisi ini adalah panas yang diserap atau dilepas melalui reaksi kimia atau perpindahan panas eksternal. Maka dapat dirumuskan: Dimana: āH = perubahan entalpi (KJ/mol) Q = kalor (J) W = kerja (J) āš» = š − š tanda: -Q +Q -W +W = kalor dikeluarkan dari sistem = kalor diterima sistem = sistem melakukan kerja = sistem menerima kerja Untuk sistem tak homogen, entalpi adalah penjumlahan entalpi dari beberapa subsistem: š» = Σš š»š dengan k merujuk pada beberapa subsistem. Entropi Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa: “Entropi total sebuah sistem harus meningkat bila proses ingin berlangsung spontan”. Entropi merupakan derajat ketidakteraturan atau keteracakan pada sistem. Semakin besar ketidakteraturan sistem, maka semakin besar pula entropinya. Entropi akan mencapai taraf maksimal di dalam sistem seiring sistem mendekati keadaan seimbang yang sejati. Dalam kondisi suhu dan tekanan konstan, hubungan antara perubahan energi bebas (ΔG) pada sebuah sistem yang bereaksi, dengan perubahan entropi semesta (sistem dan lingkungan) (ΔS). Jika suatu reaksi kimia berjalan menuju kearah keseimbangan, maka āS selalu meningkat, sehingga āS selalu berharga positif dalam keadaan yang nyata. Ketika āS semesta meningkat selama reaksi, āG sistem yang sedang bereaksi mengalami penurunan. Oleh sebab itu āG sistem yang sedang bereaksi selalu bertanda negatif, bila peningkatan entalpi (āG) tidak melampaui peningkatan entropi. Kespontanan reaksi juga bergantung pada ketidakteraturan molekul (āš). Tingkat ketidakteraturan suatu molekul dipengaruhi oleh berbagai faktor. Entropi dipengaruhi oleh fasa. Ketika suatu objek berfasa solid atau liquid berubah fasa menjadi gas maka entropi akan meningkat. Kedua, entropi akan meningkat jika objek berfasa liquid atau solid larut dalam air. Lalu peningkatan masa molekular atom juga akan meningkatkan entropi. Kemudian jenis ikatan senyawa akan mempengaruhi nilai entropinya. Selanjutnya adalah kompleksitas struktur senyawa dapat berpengaruh kepada besar kecilnya nilai entropi. Berdasarkan persamaan energi bebas Gibbd kita dapat menyatakan bahwa jika āš» semakin negatif (eksotermik) dan āš semakin positif (semakin tidak beraturan) maka nilai energi gibs akan semakin negatif, artinya reaksi berjalan dengan spontan dan ketersediaan energi akan semakin banyak. Hubungan antara perubahan entropi lingkungan dengan perubahan entalpi sistem dapat dinyatakan: āšš š¢šš = −āš» š Oleh karena ΔH merupakan perubahan entalpi pada sistem, maka nilai positif atau negatif akan berpengaruh. ļ· ļ· Dalam reaksi eksotermis: sistem melepaskan energi ke lingkungan. Karena ΔH negatif, maka ΔSsurr bernilai positif. Dalam reaksi endotermis: sistem mengambil energi dari lingkungan. Karena ΔH positif, maka ΔSsurr bernilai negatif. Tabel X. Hubungan Antara Entropi, Entalpi, dan Energi Bebas Gibbs dan Pengaruhnya ke Reaksi (Sumber: https://fdokumen.com/document/termodinamika-entropi-dan-hk-kedua.html) Daftar Pustaka Dincer, Y., -, Bioenergetics, <http://194.27.141.99/dosya-depo/ders-notlari/yildizdincer/BIOENERGETICS.ppt>, diakses pada 24 September 2019 Goenarso, D., -, Modul 1: Proses Kehidupan di Dalam Sel, <repository.ut.ac.id>, diakses pada 29 September 2019 Nelson, D.L. dan Michael M.C., 2008, Principles of Biochemistry, New York, W.H. Freeman and Company Page, D.S., 1997, Prinsip-Prinsip Biokimia (Terjemahan), Edisi kedua, Jakarta, Penerbit Erlangga Sukmawati, N. M. S., 2016, Bioenergetika, <simdos.unud.ac.id>, diakses pada 29 September 2019