TERMODINAMIKA KIMIA MICHELL JEANESTEEN M011191236 A. Sistem Dan Lingkungan Jika kita mempelajari termodinamika maka kita menyorot suatu bagian tertentu dari alam semesta yang disebut sistem. Segala sesuatu yang berada disekitar atau diluar sistem disebut lingkungan. Sistem dan lingkungannya dipisahkan oleh batas-batas tertentu yang dapat nyata atau tidak nyata. Pertukaran energi dan materi/massa dapat terjadi antara sistem dan lingkungannya. Karena adanya pertukaran ini, sistem dapat dibagi dalam tiga kelompok yaitu: a. Sistem tersekat apabila antara sistem dan lingkungan tidak terjadi pertukaran energi dan/atau pertukaran materi misalnya termos air yang ideal (isolator berfungsi dengan sempurna). b. Sistem tertutup jika pertukaran energi antara sistem dan lingkungan dapat terjadi tetapi tidak tejadi pertukaran materi antara keduanya. Contoh sebuah gas dalam silinder yang dilengkapi dengan pengisap c. Sistem terbuka jika pertukaran energi dan pertukaran materi dapat terjadi, misalnya zat atau campuran zat dalam gelas kimia terbuka. B. Hukum Pertama Termodinamika Jika sebongkah batu dijatuhkan, energi potensialnya diubah menjadi energi kinetik, sebaliknya jika ‘barbel’ diangkat maka energi kinetiknya diubah menjadi energi potensial. Secara umum, energi dapat diubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. Energi tidak dapat diciptakan atau dimusnakan: energi total yang hilang oleh suatu sistem sama dengan energi total yang diberikan oleh lingkungannya. Demikian juga energi total yang diberikan oleh sistem yang sama dengan energi yang hilang oleh lingkungan. Pertanyaan penting ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi. Karena hukum ini merupakan konsep dari termodinamika paling dasar maka hukum ini disebut hukum pertama termodinamika. 1. Energi Dalam Energi total sistem merupakan jumlah semua energi kinetik dan energi potensial dari tiap komponennya. Untuk sistem seperti Gambar 8.1, energi total mencakup tidak hanya gerakan dan interaksi molekul-molekul H2 dan O2 tetapi juga komponen-komponen inti dan elektronnya. Gambar 8.1. Gas–gas hidrogen dan oksigen dalam silinder Energi total ini disebut energi dalam sistem. Karena ada banyak jenis gerakan dan interaksi, energi yang tetap dari suatu sistem tidak dapat ditentukan. Pengukuran perubahan energi dalam yang menyertai proses kimia dan proses fisika dapat dilakukan. Perubahan energi dalam dinyatakan sebagai perbedaan antara energi dalam yang dinyatakan sebagai E, didefenisikan sebagai perbedaan antara energi dalam sistem pada akhir proses dan energi dalam sistem pada awal proses. ΔE = Eakhir – Eawal Besaran termodinamika seperti E terdiri atas 3 bagian; bilangan, satuan dan tanda. E positif jika E akhir > E awal; menunjukkan bahwa sistem memberikan energi kelingkungannya. Dalam reaksi kimia, keadaan awal sistem merujuk pada pereaksi dan keadaan akhir hubungan dengan hasil. Jika hidrogen dan oksigen bereaksi membentuk air, sistem kehilangan energi; kandungan energi hasil lebih kecil dari pereaksi, E proses negatif. Ini berarti energi dalam hidrogen dan oksigen lebih besar dari energi dalam air seperti terlihat pada Gambar 8.2. 2. Hubungan EΔE dengan = q + W panas (q) dan kerja (W) jika sistem menerima panas, q mempunyai tanda positif (+), kerja dilakukan pada sistem W positif (+) terlihat pada Gambar 8.3. Panas diberikan pada sistem dan kerja dilakukan pada sistem keduanya menaikkan energi dalam. Sebaliknya jika sistem melepaskan panas dan melakukan kerja, E negatif. Contoh, jika sistem menyerap 50 J panas dan 10 J kerja dilakukan pada lingkungannya, maka ΔE = q + w = 50 J + (-10 J) = 40 J. Kadang–kadang persamaan di atas dituliskan sebagai ΔE = q – w. Jika dituliskan demikian, maka kerja yang dilakukan oleh sistem diberi tanda positif. 3. Fungsi Keadaan Kondisi yang mempengaruhi energi ini termasuk temperatur, tekanan. Sebagai tambahan, energi dalam total sistem berbanding lurus dengan jumlah total materi dalam sistem; energi merupakan merupakan sifat ekstensif (sifat yang nilainya bergantung pada jumlah materi). Misalkan suatu sistem dari atas 50 gram air pada 25 ‘C separti terlihat pada gambar sistem ini dapat dicapai melalui pendinginan 50 g air dari 100’C atau pancairan 50 g es dan selanjutnya pemanasan air sampai 25’C Contoh berikut dapat digunakan untuk menjelaskan perbedaan antara besaran– besaran yang merupakan fungsi keadaan dan bukan fungsi keadaan. Misalkan kita melakukan perjalanan antara A dan B. A berada 660 kaki di atas permukaan laut, sedangkan B berada 5280 kaki di atas permukaan laut. Jalan manapun yang ditempuh, perbedaan ketinggian dari permukaan laut akan sama, 4620 kaki. Tetapi jarak yang ditempuh akan bergantung pada jalan yang dilalui. Ketinggian dari permukaan laut analog dengan fungsi keadaan, sedangkan jarak yang dilalui bukan merupakan fungsi keadaan. Beberapa besaran termodinamika merupakan fungsi keadaan. Beberapa besaran termodinamika merupakan fungsi keadaan (energi dalam, entalpi, entropi, energi bebas gibbs) dan beberapa bukan merupakan fungsi keadaan (panas, kerja). Jika reaksi atau perubahan fisik tejadi dimana sistem menyerap panas, panas 4.proses Panas dan perubahan entalpi disebut endotermis (endo, awalan yang berarti ke dalam). Pada kasus ini panas mengalir ke dalam sistem dari lingkungannya. Misalkan proses endotermis terjadi dalam bejana yang pada awalnya berada pada temperatur kamar kemudian kita sebagai bagian dari lingkungan menyentuh bejana tersebut, maka kita merasa dingin karena panas dipindahkan dari tangan kita ke bejana. Proses yang melepaskan panas adalah eksotermis (exo, awalan yang berarti keluar). Jadi panas mengalir ke luar dari sistem dan masuk ke lingkungannya. Jika kita menyentuh bejana dimana reaksi eksotermis terjadi, kita merasa hangat karena panas mengalir dari bejana ke tangan. Pembakaran bensin merupakan proses eksotermis, pencairan es adalah proses endortemis. 4.1 Entalpi Untuk menghitung panas yang mengalir kedalam atau keluar sistem pada tekanan tetap, ahli kimia menggunakan konsep entalpi yang diberi symbol H dan didefinisikan sebagai E + PV. Tetapi sebenarnya perubahan entalpi (ΔH) yang diukur sebagai selisih antar entalpi hasil dan entalpi pereaksi, dengan kata lain ΔH sama dengan panas yang dilepaskan atau diserap, hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : ΔH = Hhasil - Hpereaksi Entalpi reaksi dapat positif atau negatif tergantung pada proses. Untuk proses endotermis (panas diserap oleh sistem dari lingkungannya), ΔH positif (ΔH > 0). Untuk proses eksotermis (panas didilepaskan oleh sistem dari lingkungan), ΔH negatif (ΔH < 0). Aplikasi perubahan entalpi dapat terjadi pada 2 proses umum, pertama yang melibatkan perubahan fisika dan yang kedua melibatkan perubahan kimia. Pada 0˚C dan tekanan 1 atm, es mencair membentuk air. Pengukuran menunjukkan bahwa untuk tiap mol es yang dicairkan pada kondisi ini, 6,01 kJ energi diserap oleh sistem (es). Karena H yang positif, proses ini adalah endotermis Gambar 8.5 dan persamaan reaksi perubahan ini dapat dituliskan sebagai H2O (p) → H2O (c) ΔH = 6,01 kJ. Contoh lain adalah pembakaran metana (CH4) sebagai komponen gas alam. CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (c) ΔH = - 890,4 kJ Dari pengalaman kita tahu pembakaran gas alam melepaskan panas ke lingkungan sehingga proses adalah eksotermis dan ΔH mempunyai nilai negatif Gambar 8.6. Petunjuk dalam menuliskan dan menginterpretasikan persamaan termokimia: 1. Koefisien stoikiometri selalu merujuk pada jumlah mol tiap zat. Jadi persamaan yang menunjukkan pencairan es dapat diinterpretasikan sebagai berikut : jika 1 mol air terbentuk dari 1 mol es pada 0˚C, perubahan energi adalah 6,01 kJ. Untuk pembakaran CH4 jika 1 mol gas metana dengan 2 mol gas oksigen membentuk 1 mol gas CO2 dan 2 mol H2O, perubahan entalpi adalah -890,4 kJ. 2. Jika persamaan dibalik, fungsi pe reaksi diubah menjadi hasil. Akibatnya besar untuk persamaan ini tetap tetapi tandanya berbeda H 2 O (c) H2O ?H . ? H = -6,01 kJ CO 2 (g) + 2 H 2 O (c) CH 4 (g) + 2 O 2 (g) ? H = 890,4 kJ Jadi dengan membalikkan pencairan es dan pembakaran met ana, persamaan termokimia berubah dari endotermis menjadi eksotermis dan sebaliknya. 3. Jika kedua sisi persamaan dikalikan dengan faktor n, maka ? H juga berubah dengan faktor yang sama. Jadi untuk pencairan es, jika n = 2, maka 2H 2 O (p) 2H 2 O (c) ?H = 2 (6,01 kJ) = 12,02 kJ Dan jika n = ½ maka ½ H 2 O (p) ½ H 2 O (c) ? H = ½ (6,01 kJ) = 3,005 kJ 4. Pada penulisan persamaan termokimia, keadaan fisik dari pereaksi dan hasil reaksi harus dituliskan karena keadaan fisik tersebut m embantu menentukan perubahan entalpi sebenarnya. Sebagai contoh, dalam persamaan untuk pembakaran metana, jika uap air yang digunakan mengganti air sebagai hasil, CH 4 (g) + 2 O 2 (g) perubahan entalpi adalah CO 2 (g) + 2 H 2 O (g) -802,4 kJ (bukan -890,4 kJ) karena 88,0 kJ energi diperlukan untuk mengubah 2 mol air menjadi uap air, jadi 2 H 2 O (c) 2 H 2 O (g) ?H = 88,0 kJ 5. Entalpi zat bergantung pada suhu, dan perubahan entalpi juga bergantung pada suhu tertentu. H biasanya diekspresikan untuk suhu standar (25 ?C) 4.2 Entalpi Pembentukan Standard dan Entalpi Reaksi Standar Nilai standar semua ekspresi entalpi disebut entalpi standar (ΔHOf) yang didefinisakan sebagai perubahan panas yang menyertai perubahan satu mol zat dari unsur unsurnya pada tekanan 1 atm. Pada 1 atm unsur unsur dikatakan berada dalam keadaan standar oleh karena itu istilah entalpi standar digunakan. Tanda o menunjukkan bahwa pengukuran dilakukan pada keadaan standar 1 atm dan fungsi f singkatan dari formation (pembentukan). Meskipun keadaan standar tidak menunjukkan suhu, nilai ΔH˚f selalu diukur pada 25 ˚C. kegunaan entalpi pembentukan standar bahwa jika nilai entalpi ini diketahui maka entalpi reaksi dapat dihitung. Contoh : CH4 (g) + 2 O2 (g) CO2 (g) + 2 H2O (c) Entalpi reaksi yang dilakukan pada keadaan standar disebut entalpi reaksi standar, Δ H˚rxn. Δ H˚rxn. = [ 1 x ΔH˚f (CO2) + 2 x ΔH˚f (H2O) – [ 1 x ΔH˚f (CH4) + 2 x ΔH˚f (O2) dimana 1,2,1 dan 2 merupakan koefisien stoikiometri CO2, H2O, CH4 dan O2 yang mempunyai satuan mol. Rumus di atas dapat dituliskan secara umum sebagai: ΔH˚rxn. = n ΔH˚f (hasil reaksi) – m ΔH˚f (pereaksi) dimana m dan n masing-masing menunjukkan koefisien stoikiometri pereaksi dan hasil reaksi. Persamaan tersebut menunjukkan bagaimana ΔH˚rxn dihitung dari nilainilai ΔH˚f zat-zat. Melalui konvensi, entalpi pembentukan standar unsur-unsur dalam bentuk yang paling stabil adalah nol 4.2.1 Metode Langsung Misalkan kita ingin mengetahui entalpi pembentukan karbon dioksida, untuk ini pengukuran entalpi reaksi karbon (grafit) dengan oksigen dalam keadaan standar membentuk karbon dioksida (CO2) diperlukan. CO2 (g) ΔH˚rxn = - 393,5 kJ C (grafit) + O2 (g) ΔH˚rxn = [1 mol) ΔH˚f (CO2, g)] – [(1 mol) ΔH˚f (C,grafit) + (1 mol) ΔH˚f (O2,g)] = - 393,5 kJ Karena grafit dan oksigen merupakan bentuk yang stabil maka ΔH˚f (C,grafut) dan ΔH˚f (O2,g) = 0 sehingga ΔH˚rxn = ( 1 mol ) ΔH˚f (CO2,g) = -393,5 kJ Atau ΔH˚f (CO2,g) = -393,5 kJ Senyawa – senyawa yang dapat dipelajari dengan metode langsung adalah SF6 dan CS2 S (rombik) + 3 F2 (g) SF 6 (g) C (grafit) + 2 S (rombik) CS2 (c) 4.2.2 Metode Tidak Langsung misalkan reaksi pembentukan gas metana (CH4) : C (grafit) + 2 H2 (g) CH4 (g) Reaksi tidak terjadi seperti yang tertulis, jadi kita tidak dapat mengukur perubahan entalpi secara langsung. Untuk menentukan panas pembentukan CH4 maka digunakan reaksi – reaksi berikut : (a) C (grafit) + O2 (g) (b) 2 H2 (g) + O2 (g) (c) CH4 (g) + 2 O2 (g) ΔH˚f = -393,5 kJ CO2 (g) 2H2O (c) ΔH˚f = -571,6 kJ CO2 (g) + 2H2O (c) ΔH˚f = -890,4 kJ Karena persamaan yang hanya mengandung C dan H2 sebagai pereaksi dan CH4 sebagai hasil reaksi diinginkan maka persamaan (c) dibalik menjadi (d) CO2 (g) + 2 H2O (c) CH4 (g) + 2 O2 (g) ΔH˚f = +890,4 kJ Selanjutnya persamaan (a), (b), dan (d) ditambahkan diperoleh : (a) C (grafit) + O2 (g) (b) 2 H2 (g) + O2 (g) (d) CO2 (g) + 2 H2O (c) CO2 (g) 2H2O (c) CH4 (g) + 2 O2 (g) ΔH˚f = -393,5 kJ ΔH˚f = -571,6 kJ ΔH˚f = +890,4 kJ - (e) C (grafit) + 2 H2 (g) CH4 (g) ΔH˚f = -74,7 kJ 4.3 Entalpi dan Hukum I Termodinamika Bagaimana mengaplikasikan hukum termodinamika pertama kedalam proses Persamaan tersebut menyatakan bahwa perubahan entalpi proses merupakan yang dilakukan pada tekanan tetap dan volume tetap. Jika reaksi dijalankan pada jumlah perubahan energi sistem dan kerja yang dilakukan (apakah pada sistem oleh reaksi tetap, maka ΔV = 0, tidak ada kerja yang dilakukan sehingga diperoleh: lingkungan atau pada lingkungan pada sistem). Dengan demikian, entalpi sistem dapat ∆E = q + W =qv didefinisikan sebagai berikut: Jadi perubahan energi sama dengan panas yang diserap atau dilepaskan pada V tetap. Umumnya reaksi terjadi pada tekanan tetap (pada tekanan atmosfir). Jika reaksi yang dilakukan pada tekanan tetap menghasilkan kenaikan jumlah total mol gas, maka sistem akan melakukan kerja terhadap lingkungannya (ekspansi). Sebaliknya, jika lebih ganyak mol gas yang digunakan daripada yang dihasilkan, maka kerja akan dilakukan oleh lingkungan terhadap sistem (kompresi). Untuk reaksi H = E + PV dimana E = energi dalam sistem, P = tekanan dan V = volume sistem. Karena E dan hasil kali PV mempunyai satuan energi. Selain itu, karena E, P, dan V merupakan fungsi keadaan, perubahan dalam (E+PV) bergantung hanya pada keadaan awal dan akhir. Sehingga perubahan entalpi juga bergantung hanya pada keadaan awal dan yang tidak melibatkan evolusi atau konsumsi gas, perubahan volume akan sangat akhir dan H merupakan fungsi keadaan. Persamaan di atas dapat digunakan untuk kecil sehingga dapat dianggap bahwa ΔV = 0. Pada tekanan tetap, panas reaksi sama menghitung perubahan energi dalam (∆E) reaksi yang melibatkan gas-gas. Secara dengan ∆H (qp = ∆H). Jadi pada tekanan tetap, diperoleh hubungan sebagai berikut : umum, perubahan dalam entalpi (H) dapat dituliskan sebagai berikut : ∆H = ∆E + ∆(PV) ∆E = qp + w = ∆H – P ∆V Atau ∆H = ∆E + P ∆V Atau ∆E = ∆H - ∆(PV) Tabel 8.1 Entalpi Pembentukan Standar Beberapa Zat Anorganik pada 25 oC Zat ΔHᵒf (kJ/mol) Zat ΔHᵒf (kJ/mol) Ag (p) AgCl (p) Al (p) Al2O3 (p) Br2 (c) HBr (g) C (grafit) CO (g) CO2 (g) Ca (p) CaO (p) CaCO3 (p) Cl2 (g) HCl (g) Cu (p) CuO (p) F2 (g) HF (g) H2 (g) H2O (g) H2O (c) 0 -127,04 0 -1669,8 0 -36,2 0 -110,5 -393,5 0 -635,6 -1206,9 0 -92,3 0 -155,2 0 -268,61 0 -241,8 -285,8 H2O2 (c) Hg (c) I2 (p) HI (p) Mg (p) MgO (p) MgCO3 (p) N2 (g) NH3 (g) NO (g) NO2 (g) N2O4 (g) N2O (g) O2 (g) O3 (g) S (rombik) SO2 (g) SO3 (g) H2S (g) ZnO (p) -187,6 0 0 25,94 0 -601,8 -1112,9 0 -46,3 90,4 33,85 9,66 81,56 0 142,2 0 -296,1 -395,2 -20,15 -347,98 Jika dianggap gas bersifat ideal dan pada temperatur tetap, maka diperoleh: ∆E = ∆H - ∆(nRT) ∆E = ∆H – RT (∆n) dimana ∆n = jumlah mol gas hasil reaksi (produk) – jumlah mol gas pereaksi (reaktan). Contoh: Hitung perubahan energi dalam jika 2 mol gas CO diubah menjadi 3 mol gas CO2 pada 1 atm dan 25 C Pembahasan: ∆n = 2-3 = -1 mol ∆E = ∆H – RT (∆n) = -566 kJ – (8,314 J/mol) (298 K ) -1 mol = - 563,5 kJ 5. Proses Spontan dan Entropi 5.1 Proses Spontan Salah satu tujuan mempelajari termodinamika adalah untuk memprediksi apakah reaksi akan terjadi atau tidak jika pereaksi bergabung bersama pada kondisi tertentu. Reaksi yang terjadi pada kondisi tertentu disebut reaksi spontan. Reaksi yang tidak terjadi pada kondisi tertentu disebut reaksi non-spontan. Proses fisika dan kimia yang spontan dapat diamati sehari-hari termasuk contoh di bawah ini : Air terjun jatuh ke bawah secara spontan tetapi tidak sebaliknya Gula melarut secara spontan dalam secangkir kopi, tetapi gula yang terlarut tidak diperoleh kembali secara spontan dalam bentuk awalnya Air membeku secara spontan pada suhu dibawah 0˚C, dan es mencair secara spontan pada suhu diatas 0˚C (pada 1 atm) Ekspansi gas ke dalam bola vakum merupakan proses spontan Gambar 8.7a). proses sebaliknya yakni penyatuan molekul – molekul dalam satu bola tidak spontan (Gambar 8.7b) • Sepotong logam natrium bereaksi dengan air untuk membentuk natrium hidroksida dan gas hidrogen. Tetapi gas hidrogen tidak dapat bereaksi dengan natrium hidroksida untuk membentuk air dan natrium. • Besi yang diekspos ke air dan oksigen akan membentuk oksidasinya, tetapi oksida besi tidak dapat berubah secara spontan membentuk besi jika diletakkan di udara terbuka. 5.2 Entropi Perubahan entalpi dan entropi sistem perlu diketahui untuk memprediksi spontanitas dari proses tersebut. Entropi (S) merupakan ukuran langsung dari ketidak teraturan sistem. Dengan kata lain entropi menjelaskan tingkat pada mana atom-atom, molekul-molekul atau ion-ion distribusikan secara tidak teratur pada daerah tertentu. Makin besar ketidak teraturan sistem, makin besar entropi. Sebaliknya, makin teratur sistem makin kecil entropi. Jadi untuk setiap zat, entropi selalu bertambah dalam urutan berikut : Spadat < Scair < Sgas Sama halnya dengan energi dan entalpi, entropi merupakan fungsi keadaan. ∆S = ASakhir - Sawal Jika perubahan menghasilkan kenaikan ketidakteraturan, maka Sakhir > Sawal atau ∆S > 0. jika kristal gula dilarutkan dalam air, struktur yang teratur dari padatan dan sebagian struktur air yang teratur menjadi rusak. Akibatnya larutan mempunyai ketidakaturan yang lebih besar daripada zat terlarut murni dan pelarut murni. 6. Hukum Kedua Termodinamika Hubungan antara entropi dan kespontanan reaksi yang dinyatakan oleh hukum kedua termodinamika : entropi dari alam semesta bertambah dalam proses spontan dan tidak berubah pada proses keseimbangan. Karena alam semesta terdiri atas sistem dan lingkungan, perubahan entropi sistem dan perubahan entropi lingkungan. Proses spontan ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk > 0 Proses kesetimbangan ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk = 0 Untuk proses spontan hukum ini menyatakan bahwa harus lebih dari nol, tetapi tidak menjelaskan tentang entropi sistem atau entropi lingkungan. Jadi mungkin entropi sistem atau entropi lingkungan akan negatif 7. PERUBAHAN ENTROPI SISTEM Untuk menghitung ∆Stotal , kita perlu mengetahui ∆Ssis dan ∆Slingk. Diskusi berikut ini akan menjelaskan bagaimana menghitung ∆Ssis. Misalkan suatu sistem dinyatakan oleh reaksi berikut : aA + bB cC + dD sama halnya dengan entalpi reaksi, maka perubahan entropi, ∆S˚ diberikan oleh ∆S˚rxn = [ cS˚(C) + d S˚(D) – [aS˚(A) + b S˚(B)] atau secara umum dapat dituliskan sebagai ∆S˚rxn = ∑ n S˚ (hasil reaksi) - ∑ m S˚ (pereaksi) 7.1 Entropi Lingkungan Perubahan entropi lingkungan, Slingk, sebanding dengan ΔHsis ( Slingk -ΔHsis) Tanda negatif diperlukan karena jika proses eksotermis, ΔHsis negatif Ssis positif (berhubungan dengan kenaikan entropi). Sebaliknya untuk proses endotermis, ΔHsis positif dan tanda negatif menunjukkan bahwa entropi lingkungan berkurang. Perubahan entropi untuk sejumlah panas yang diberikan juga bergantung pada suhu, jika lingkungan berada pada suhu yang tinggi berbagai jenis gerakan molekul cukup energik. Sehingga, peyerapan panas dari peruses eksotermis dalam sistem akan mempunyai sedikit pengaruhpada gerakan molekul dan kenaikan entropi akan menjado kecil. Dari hubungan terbalik antara ΔSlingk dan suhu T (dalam Kelvin), yakni makin tinggi suhu makin kecil ΔSlingk dan sebaliknya, diperoleh hubungan sebagai berikut. Slingk Hsis T Contoh : Tentukan ΔSlingk dan ΔStotal untuk reaksi pembentukan amonia pada 25 ˚ N2 (g) + 3 H2 (g) 2 NH3 (g) ∆H = 0 92,6 kJ Pembahasan : Slingk Hsis (92,6 1000) J 311J / K T 298K Dari contoh soal sebelumnya diperoleh ∆sis = - 199 J/K Perubahan entropi total: ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk = - 199 J/K + 311 J/K = 112 J/K 8. Hukum Ketiga Termodinamika Hal penting dari hukum ketiga termodinamika adalah bahwa entropi mutlak dari zat dapat ditentukan dengan hukum ini. Dengan pengetahuan bahwa entropi zat kristal murni adalah nol pada suhu nol mutlak, kita dapat mengukur kenikan entropi zat jika dipanaskan. Perubahan entropi diberikan oleh: ∆S = Sakhir – Sawal ∆S = Sakhir – 0, jadi ∆S = Sakhir (karena Sawal = 0) 8.1 Energi Bebas Gibbs Hukum kedua termodinamika menyatakan bahwa reaksi spontan terjadi jika terjadi kenaikan entropi alam semesta. Jadi Stotal > 0. Untuk menentukan tanda dari Stotal , ΔSsis dan Slingk harus diketahui. Untuk proses spontan, diperoleh hubungan: ∆Stotal = ∆Ssis + ∆Slingk > 0 Stotal Ssis Hsis 0 T atau T ∆Stotal = -∆Hsis + T∆Ssis > 0 Kriteria kespontanan reaksi dapat diekspresikan berdasarakan sifat sistem (ΔHsis dan Ssis) dan tidak lagi memperhatikan lingkungan. Persamaan di atas dapat dituliskan sebagai berikut: T ∆Stotal = ∆Hsis – T∆Ssis < 0 Untuk menyatakan kespontanan reaksi secara langsung, fungsi termodinamika baru yang disebut energi bebas Gibbs (G) digunakan dimana: G = H – TS Semua besaran dalam persamaan di atas merujuk ke sistem dan T merupakan suhu sistem. G mempunyai satuan energi karena H dan TS mempunyai satuan energi dan sama halnya dengan H dan S, G juga merupakan fungsi keadaan sehingga: G = H – TS Kondisi kespontanan dan kesetimbangan pada suhu dan tekanan tetap dapat disimpulkan berdasarkan ∆G sebagai beikut : ∆G < 0 reaksi spontan ∆G > 0 reaksi tidak spontan (reaksi spontan dalam arah berlawanan) ∆G = 0 sistem berada pada kesetimbangan 8.2 Perubahan Energi Bebas Standar untuk menghitung ∆G˚ dapat dimulai dari persamaan reaksi berikut aA + bB cC + dD Perubahan energi bebas standar, ∆G˚rxn diberikan oleh Perubahan energi bebas standar adalah : ∆G˚rxn = [1 x ∆G˚f (CO2)] - [1 x ∆G˚f (grafit) +[1 x ∆G˚f (O2)] Sebagaimana dengan entalpi pembentukan standar, energi bebas pembentukan standar setiap unsur dalam keadaan stabil sama dengan nol. Jadi ∆G˚rxn = [c ∆G˚f (C) + d ∆G˚f (D) – [a ∆G˚f (A) + b ∆G˚f (B)] ∆G˚f (C,grafit) = 0 dan ∆G˚f(O2) = 0 Sehingga ∆G˚rxn = ∆G˚f (CO2) atau secara umum dapat dituliskan sebagai ∆G˚rxn = ∑∆G˚f (hasil reaksi) - ∑m∆G˚f (pereaksi) dimana n dan m merupakan kkoefisien stoikiometri, ∆G˚f adalah energi bebas pembentukan standar senyawa, perubahan energi bebas yang terjadi jika 1 mol senyawa disintetis dari unsur–unsurnya pada keadaan standar. Untuk pembakaran grafit misalnya, C (grafit) + O2 CO2 (g) Soal Latihan 1. Berikan penjelasan dan contoh tentang: system, lingkungan, kalor, kerja, energy dalam, entalpi, entropi, spontan, reversibel. a. Sistem adalah benda atau sekumpulan apa saja yang akan diteliti atau diamati dan menjadi pusat perhatian. Contoh : Air mendidih dalam panci tanpa tutup (panas dan uap, yang penting, lepas ke udara) b. lingkungan adalah benda-benda yang berada diluar dari sistem tersebut. Contoh : Contoh lainnya ialah pada saat mengamati sup yang direbus hingga mendidih, maka isi sup di dalam panci merupakan sistem sedangkan udara di bagian permukaan air dan dinding panci merupakan lingkungan. c. Kalor adalah energi yang di transfer dari suatu benda ke benda lainnya karena adanya perbedaan suhu. Contoh : ketika matahari bersinar terik pada siang hari, maka kita akan merasakan gerah atau kepanasan. Atau ketika kita duduk dan mengelilingi api unggun, kita merasakan hangat walaupun kita tidak bersentukan dengan apinya secara langsung. d. Kerja / usaha adalah proses perpindahan energi secara mekanik . Contoh : Suatu gas dipanaskan pada tekanan tetap sehingga memuai, seperti terlihat pada gambar. Tentukanlah usaha yang dilakukan gas. (1 atm = 105 N/m2) Kunci Jawaban : Diketahui: p = 2 atm, V1 = 0,3 L, dan V2 = 0,5 L. 1 liter = 1 dm3 = 10–3 m3 W = p ( ΔV) = p (V2 – V1) W = 2 × 105 N/m2 (0,5 L – 0,2 L) × 10–3 m3 = 60 Joule. e. Energy dalam adalah jumlah energi kinetik seluruh partikel penyusunnya , di tambah jumlah seluruh energi potensial dari interaksi antara seluruh partikel tersebut. Contoh : Suatu gas memiliki volume awal 2,0 m3 dipanaskan dengan kondisi isobaris hingga volume akhirnya menjadi 4,5 m3. Jika tekanan gas adalah 2 atm, tentukan usaha luar gas tersebut! (1 atm = 1,01 x 105 Pa) Pembahasan Data : V2 = 4,5 m3 V1 = 2,0 m3 P = 2 atm = 2,02 x 105 Pa Isobaris → Tekanan Tetap W = P (ΔV) W = P(V2 − V1) W = 2,02 x 105 (4,5 − 2,0) = 5,05 x 105 joule f. Entalpi adalah jumlah energi dari suatu sistem termodinamika. Contoh : Kompresor kulkas dan penghangat tangan adalah contoh nyata dari entalpi. Penguapan refrigeran pada kompresor dan reaksi oksidasi besi pada penghangat tangan menghasilkan perubahan kandungan panas di bawah tekanan konstan. g. spontan adalah proses irreversible, maka perubahan- perubahan fungsi keadaan sistem seperti tekanan, temperatur, volume atau fungsi keadaan lain akan berbeda dari keadaan lingkungannya. Contoh : air mengalir dari tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah. Atau listrik mengalir dari potensial tinggi ke potensial yang lebih rendah. h. Proses reversibel adalah proses termodinamik yang dapat berlanggsung secara bolak-balik. Contoh : proses ekspansi gas dapat dibuat sebagai proses reversibel dengan cara meningkatkan sedikit demi sedikit tekanan sistem dengan laju yang sangat lambat. I. Contoh : Es yang meleleh pada suhu ruangan merupakan contoh dari naiknya entropi . Entropi adalah ukuran banyaknya energi atau kalor yang tidak dapat diubah menjadi usaha. 2. Seorang mahasiswa makan jalangkote yang nilai kalorinya adalah sebesar 102 Joule (sesuai dengan informasi dari penjual jalangkote) di Pintu 1. Setelah makan, mahasiswa itu jalan kaki masuk ke kampus. Dari kalorimeter digital yang dia miliki tercatat nilai sebesar 57 Joule untuk aktivitas itu. Hitung perubahan energy dalam mahasiswa tersebut, jika system tubuhnya hanya tergantung dari kedua aktivitas itu. => Dik : q (Panas) = +102 Joule : w (Kersa) = -57 joule Dit : Perubahan Energi Dalam Peny : ∆E = q + w = 102 + (-57) = 45 Joule 3. Satu mol uap benzene dicairkan pada titik diidh normalnya, yaitu 80,1 C. Proses ini merupakan proses reversibel, dan berlangsung pada tekanan tetap 1 atm. Jika diketahui panas penguapan benzene adalah 30,75 kJ/mol, hitung q, w, U (atau E), H, S dan G. (tetapan R = 8,31 J/mol.K) => C6H6(g) -----> C6H6(l) 1 atm Q =qp = ΔH = -30,75 kJ W = -p ΔV = nRT = 1 . 8,31 x 353.1 = 2934,3 joule = 2,93 kJ ΔU = q + w = -30,75 + 2,93 = -27,82 kJ ΔS = q rev / T = -30750 / 353,1 = 87,08 j/k 4. Suatu cuplikan n-heptana sebanyak 0,5 g dibakar secara sempurna dengan oksigen berlebih dalam calorimeter bom (pada volume tetap) menjadi CO2(g) dan H2O(l). Suhu air yang mengelilingi wadah pembakaran meningkat sebanyak 2,934 C. Jika kapasitas kalor calorimeter dan perlengkapannya adalah 8175 J/K dan suhu rata-rata calorimeter adalah 25 C, hitung U dan H, per mol heptana, bagi proses ini. Mr heptana (C7H16) = 100 ∆U/∆H = 100/0,5 . 8175. 2934. 10-3 = 4797,09 Kj/mol = -4797,09 (Reaksi Eksoterm) ∆n = -4 ∆H = -4797,09/4 . 8,31 . 298x10-3 = -4806,995 Kj/mol 5. Hitung entalpi standard dari reaksi disosiasi gas PCl5 menjadi PCl3 dan Cl2 . Apakah reaksi berlangsung eksotermik atau endotermik. Note: lihat data-data entalpi reaksi di diktat/buku referensi. ΔH pembentukan PCl₅ adalah -382,2 kJ/mol Reakasi eksoterm adalah reaksi yang melepaskan kalor dari sistem ke lingkungan. Pelepasan kalor ke lingkungan akan menurunkan energi di dalam sistem. Entalpi hasil reaksi menjadi berkurang atau menjadi lebih kecil dari entalpi awal. Dengan demikian perubahan entalpi sistem bernilai negatif (∆H = –) 6. Hitung entalpi standard untuk reaksi pembakaran etanol. Apakah reaksi berlangsung eksotermik atau endotermik. Note: lihat data-data entalpi reaksi di diktat/buku referensi. => C₂H₅OH + 3O₂ ---> 2CO₂ + 3H₂O ΔH = ƩΔH kanan/produk – ƩΔH kiri/reaktan ΔH = { (2. ΔH°f CO₂) + (3. ΔH°f H₂O) } - (1. ΔH°f C₂H₅OH) ΔH = { {2. -393,5) + (3. -285,85) } - (1. - 278) ΔH = { (787) + (-857,55) } + 278 ΔH = -70,55 + 278 ΔH = 207,45 kJ Pada reaksi endoterm, system menyerap enegri. Sehingga entalpi system akan bertambah. Ini artinya, entalpi produk (HP) lebih besar dari entalpi pereaksi (Hr). Dengan demikian, perubahan entalpi yang merupakan selisih antara entalpi produk dengan entalpi pereaksi atau Hp – Hr bertanda positif. 7. Jika serbuk tembaga ditambahkan pada larutan perak nitrat di dalam tabung reaksi ? Dengan kata lain, apakah reaksi: Cu(s) + 2 Ag+ (aq) Cu2+(aq) + 2 Ag(s), merupakan reaksi spontan ? (T,P standard) Reaksi Spontan karena jika dilihat dari deret volta, Cu lebih dahulu dibandingkan Ag yang menandakan bahwa Eo = Positif. 8. Berikan penjelasan secara termodinamika terhadap pertanyaan ini: mengapa mulut terasa dingin pada saat mengunyah es krim ? karena pada lidah terdapat krausa yang bisa merasakan dingin lalu menghantarkan impuls dingin ke otak