Uploaded by winaannisa97

LAPORAN KASUS SOL

advertisement
LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN SPACE OCCUPYING LESSION DI RUANG KEMUNING IIB
RSUP DR. HASAN SADIKIN BANDUNG
WINA WININGSIH
23219000064
UNIVERSITAS PADJADJARAN
BANDUNG
2019
A. PENGKAJIAN
I. IDENTITAS PASIEN DAN KELUARGA
A. Identitas Klien
Nama
: Ny.I
Usia
: 34 Tahun
Tempat Tanggal Lahir
: Tasikmalaya/ 02 Juni 1985
Jenis Kelamin
: Perempuan
Alamat
: Pamugaran 01/01 Desa Cempakasari Kecamatan
Bojong Gambir Kabupaten Tasikmalaya
Status
: Menikah
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: IRT
Agama
: Islam
Suku
: Sunda
No. Medrek
: 000177910
Tanggal Masuk RS
: 27-08-2019
Tanggal Pengkajian
: 29-08-2019
Diagnosa Medis
:
Space occupying lession (Supratentorial at left
frontoparietal
due
to
susp
conventory
meningioma)
B. Identitas Keluarga
Nama
: Hadiat
Usia
: 42
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Pamugaran 01/01 Desa Cempakasari Kecamatan
Bojong Gambir Kabupaten Tasikmalaya
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
: Buruh Tani
Hubungan dengan klien
: Suami
II. RIWAYAT KESEHATAN
A. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri pada bagian kepala dan mata.
B. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada saat dikaji klien mengatakan nyeri di bagian kepala dan mata klien, nyeri
pada kepala dirasakan seperti ditusuk benda tajam. Nyeri berkurang bila
diistirahatkan. Klien tampak meringis saat nyeri terasa skala nyeri 3 (0-10). Mual
(+), Muntah (-).
C. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien mengatakan sekitar 8 bulan yang lalu sering mengalami buram pada mata,
dan mengalami kebutaan total semenjak 2 bulan terakhir. muncul benjolan di
kepala bagian depan sebelah kiri.
D. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang berpenyakit sama seperti klien.
E. Riwayat Psikososial dan Spiritual
a) Gambaran konsep diri
Citra tubuh
: klien merasa terganggu dengan penampilannya karena ada
benjolan di kepala dan mengalami kebutaan
Identitas diri : klien menyadari bahwa dirinya adalah seorang wanita
bersuami dan memiliki dua orang anak
Peran
: klien merasa peran sebagai istri dan ibu kurang maksimal
setelah mengalami kebutaan
Ideal diri
: klien menginginkan bisa melihat kembali dan beraktifitas
normal seperti biasa
Harga diri
: dalam kondisi sakit klien merasa tetap berharga karena selama
ini selalu didampingi oleh suami dan keluarga. Dalam aktifitas
sehari-hari setelah mengalami kebutaan anggota keluarga selalu
membantu aktifitas klien.
b) Data psikologis
Saat anamnesa awal, klien cukup kooperatif dan mengatakan kaget
terhadap penyakit yang dialaminya.
c) Data sosial
Kehidupan sehari-hari klien sering bersosialisasi dengan masyarakat,
mengantar-jemput anak sekolah dan melakukan pekerjaan sebagai buruh
harian jika ada yang mau mengerjakan jasanya. Setelah di rumah sakit semua
kegiatan itu tidak dapat dilakukan.
d) Data spiritual
Klien menganggap keadaan yang dialaminya sekarang merupakan
ujian dalam hidup, klien selalu semangat untuk bisa sembuh.
F. Riwayat ADL
No
1
Kebutuhan
Dasar
Makan
Sebelum sakit
Setelah Sakit/Di RS
Makan 2 kali/hari
dengan menu nasi,
lauk pauk, sayur.
Makan klien habis
½ - 1 porsi
Klien minum air
putih 4-5 gls/hari.
Makan 3 kali/hari dengan menu sesuai
dari rumah sakit.
Porsi makan habis 3/4 – 1 porsi
2
Minum
3
Istirahat dan tidur
Tidur malam jam 8 Klien tidur dengan durasi yang cukup
atau 9 malam, namun sering terbangun pada malam hari
bangun jam 5 pagi
4
Eliminasi BAK
Eliminasi BAK 3-4 Eliminasi BAK 5-6 x/hari. Warna kuning
kali/hari.
Warna jernih bau khas urine.
jernih, bau khas
urine
5
Eliminasi BAB
BAB 1-2 kali/hari
6
Personal Hygiene
Mandi 2 kali/hari, Selama di RS klien mandi 1 kali/hari,
gosok gigi 2x/hari gosok gigi 2 kali/hari dan keramas baru 1
dan keramas tiga kali. Baju diganti 1 kali sehari.
hari sekali.
Kebutuhan cairan klien 30-60 ml/kgbb/hr
BB klien 70 kg
Total kebutuhan cairan 2.100 ml/hari
Setelah di rumah sakit asupan cairan
belum terkaji
BAB 1-2 kali/hari
III. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
: Klien tampak bersih, kesadaran kompos mentis
GCS E4M6V5
b. Tanda-Tanda Vital
TD: 130/90 mmHg
N: 56 x/menit
R: 22 x/menit
S: 36,5°C
c. Antropometri
Berat badan
: 70 kg
TB
: 150 cm
IMT
: BB/TBxTB = 31.1 (obesitas)
d. Kepala
Terdapat benjolan di kepala bagian depan sebelah kiri, kulit kepala bersih dan tidak
terdapat lesi.
1) Rambut
Rambut hitam, penyebaran rambut merata, bersih tidak ada ketombe dan kutu.
2) Mata
Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis, sklera putih, ada nyeri tekan area
mata dan klien tidak dapat melihat.
3) Hidung
Bentuk hidung simetris, kondisi bersih, tidak terdapat pernafasan cuping
hidung, tidak ada pengeluaran secret.
4) Telinga
Kedua telinga sejajar dengan mata, kondisi bersih, tidak ada nyeri tekan daerah
telinga, fungsi pendengaran baik ditandai dengan klien mampu menjawab
pertanyaan perawat
5) Mulut
Mukosa bibir sedikit kering, berwarna merah muda, lidah dan gigi bersih,
tidak tampak perdarahan gusi
6) Leher
Tidak terdapat pembengkakan kelenjar tiroid, terdapat pembesaran kelenjar
getah bening.
e. Dada
Bentuk dada simetris, pengembangan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot
bantuan pernafasan tambahan. Bunyi paru-paru vesikuler, tidak ada suara
tambahan. Irama jantung normal, tidak ada suara tambahan.
f. Abdomen dan Punggung
Tidak ada distensi abdomen, tidak ada nyeri tekan dan nyeri lepas. Auskultasi dan
perkusi belum terkaji. Punggung terasa pegal terutama bagian kiri karena sebagian
besar posisi berbaring di tempat tidur.
g. Genitalia dan Anus
Tidak terkaji secara langsung, klien mengatakan selalu membersihkan area genital
setelah BAK dan tidak ada kelainan, tidak ada hemoroid pada anus
h. Ekstremitas
i. Integumen
Kulit klien sawo matang, tampak bersih dan lembab. CRT< 3 detik, turgor kulit
baik.
IV.
Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Pemeriksaan
Hematologi
Hemoglobin
Hematokrit
Leukosit
Trombosit
Eritrosit
Indeks Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Protombine Time
PT
INR
APTT
GDS
SGOT
SGPT
Albumin
Ureum
Kreatinin
Natrium
Kalium
(AST)
(ALT)
b. Radiologi
Foto Thorax
:
CT Scan
:
Hasil
Nilai Rujukan
13.6 g/dL
39.9 %
13120
308000
4.66 juta/uL
11.5-15.5 g/dl
35-45%
4500-13000/mm3
150000-450000/mm3
4.2 – 5.5 juta/uL
85.6 fl
29.2 pg
34.1 %
80 – 96 fl
27.5 – 33.2 pg
34.1 %
12.8 detik
0.90 detik
11 – 15 detik
0.8 – 1.2 detik
27.30 detik
98 mg/dl
18 u/dl
31 u/dl
3.62 g/dl
14.6 mg/dl
0.73 mg/dl
137 mEq/L
4.0 mEq/L
21 – 41 detik
<140 mg/dl
15 – 37 u/dl
14-59 u/dl
3.4 – 5.0 g/dl
15.0 – 39 mg/dl
0.6 – 1.0 mg/dl
135 – 145 mEq/L
3.5 – 5.1 mEq/L
MRI
:
V. Terapi yang digunakan
a. Obat-Obatan
1) Ranitidine
2)
b. Diet
VI.
Pathway
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan hasil pengkajian maka diagnosa keperawatan yang ditegakkan adalah
sebagai berikut:
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
(desakkan massa pada intrakranial) yang ditandai dengan pasien tampak meringis,
skala nyeri 3 (0-10)
A. ANALISA DATA
Data
Data Subjektif:
P : klien mengatakan nyeri
Q : klien mengatakan nyeri seperti
ditusuk benda tajam
R : nyeri dirasakan pada area kepala
bagian depan
S : skala nyeri 3 (0-10)
T : nyeri dirasakan hilang timbul
Data Objektif:
- Skala nyeri 3 (0-10)
- TD : 130/90
- N = 56x/mnt
- R : 22x/menit
- S : 36.5 °C
- Klien tampak semakin meringis
ketika timbul
Etiologi
Agen cedera biologis :
desakkan massa pada
intrakranial
Masalah
Keperawatan
Nyeri Akut
C. INTERVENSI KEPERAWATAN
No.
1.
Perencanaan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan
Intervensi
Nyeri
NOC:
berhubungan
Setelah
dengan agen
tindakan keperawatan
komprehensif meliputi lokasi,
cedera biologis
selama 3x24 jam nyeri
karakteristik, durasi, frekuensi,
(desakkan
berkurang
kualitas, intensitas dan faktor
dari peningkatan nadi dan respirasi pada
pencetus
klien
massa
NIC: Manajemen nyeri
Rasional
dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
dengan
pada kriteria:
intrakranial)
yang
ditandai
 Skala nyeri 1
(0-10)
pasien  Tanda-tanda vital
dengan
tampak meringis,
dalam batas normal
skala nyeri 3 (0-  Klien dapat
2. Observasi tanda-tanda vital klien
3. Berikan posisi yang nyaman pada
klien
4. Kendalikan faktor lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri klien
10), TD 130/90
memahami dan
MmHg,
mengaplikasikan
nonfarmakologis seperti teknik
teknik relaksasi dan
relaksasi dan teknik distraksi
HR:
56x/mnt,
RR 22x/mnt,
S: 36,5 C
distraksi
5. Lakukan dan ajarkan Teknik
6. Kolaborasi pemberian analgetik
1. Pengkajian nyeri yang komprehensif dapat
menentukan intervensi yang tepat bagi
penanganan nyeri
2. Peningkatan nyeri dapat terinterpretasikan
3. Posisi yang baik membantu memberikan
kenyamanan bagi klien
4. Lingkungan yang nyaman dapat
merangsang pengeluaran endorphin yang
meningkatkan kenyamanan
5. Mengurangi nyeri klien dengan cara
nonfarmakologi
6. Analgetik bekerja memblok pembentukan
mediator nyeri atau memblok penghantaran
nyeri oleh serabut saraf
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Nama Pasien : Ny. I
Ruangan : Kemuning IIB
No . Medrek : 000177910
No Dx
Tgl/jam
1.
30 Agustus 2019 /
19.00 wib
Implementasi
1. Melakukan pengkajian nyeri
komprehensif meliputi lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
intensitas dan faktor pencetus
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital
klien
3. Mengajarkan dan memberikan posisi
yang nyaman pada klien
4. Memberikan informasi mengenai
Respon
S : klien mengatakan masih nyeri
pada area kepala seperti di tusuk
benda tajam, nyeri hilang timbul
skala 3.
O : klien tampak meringis ketika
nyeri muncul, skala nyeri 3
RR : 80x/mnt
HR : 18x/mnt
Suhu : 36,8 oC
TD : 130/80mmHg
lingkungan yang dapat mempengaruhi
A : Masalah teratasi sebagian
nyeri klien
P : Lanjutkan intervensi sesuai
rencana
5. mengajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri seperti teknik
relaksasi dan teknik distraksi
6. Kolaborasi pemberian analgetik
Paraf
Wina
2.
31 Agustus 2019 /
19.00 wib
1. Melakukan pengkajian nyeri ulang
meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital
klien
3. Kolaborasi pemberian analgetik
S : klien mengatakan nyeri
berkurang terutama setelah minum
obat dan istirahat. Skala nyeri 1
Wina
O : klien tampak lebih tenang
RR : 76x/mnt
HR : 15x/mnt
Suhu : 37,0oC
TD : 110/70mmHg
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi sesuai
rencana
3.
01 September 2019
/ 20.00 wib
1. Melakukan pengkajian nyeri ulang
meliputi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas dan faktor
pencetus
2. Melakukan observasi tanda-tanda vital
klien
3. Kolaborasi pemberian analgetik
S : klien mengatakan nyeri sudah
hilang
O : klien tampak tenang
RR : 70x/mnt
HR : 16x/mnt
Suhu : 36,4oC
TD : 130/90mmHg
A : Masalah teratasi
P : intervensi dihentikan
Wina
Download