Uploaded by praptiwiratna30

ASKEP + LUKA BAKAR KEL 1

advertisement
ASUHAN
KEPERAWATAN
Kelompok 1 :
1.Azzahra
Khairunissa
2.Dila Puspita Sari
3.Dhea Erma Bella
4.Dewi Retno
Pambudi
5.Ratna Praptiwi
PADA TN.X DENGAN
LUKA BAKAR
(COMBUSTIO)
LAPORAN PENDAHULUAN LUKA BAKAR
Pengertian :
Luka bakar adalah kerusakan
atau kehilangan jaringan yang
disebabkan kontak dengan
sumber panas seperti api, air
panas, bahan kimia, listrik
dan radiasi.
Etiologi :
▫
▫
▫
▫
▫
2
Luka bakar karna air panas
Luka bakar karna bahan
kimia
Luka bakar karna listrik
Luka bakar karna radiasi
Luka bakar karna suhu
rendah(frost bife)
PATOFISIOLOGI :
Pemahaman mengenai patofisiologi dari luka bakar penting untuk penatalaksanaan
yang tepat. Secara umum, respon tubuh terhadap cedera termis dapat dibagi
menjadi respon lokal dan sistemik:
a. Respon Lokal
Berdasarkan penelitian oleh Jackson pada tahun 1947, terdapat 3 zona pada luka
bakar:
Zona Koagulasi
Zona Stasis
Zona Hiperemia
b. Respon Sistemik
Efek sistemik muncul dipengaruhi oleh pelepasan sitokin dan mediator inflamasi
terutama setelah area luka bakar mencapai 30% dari total luas permukaan tubuh/
total body surface area (TBSA).
3
Perubahan Kardiovaskular
Perubahan kardiovaskular yang terjadi adalah peningkatan permeabilitas kapiler.
Hal ini berakibat pada perpindahan protein dan cairan intravaskuler ke jaringan
interstisial. Sebagai respon peningkatan permeabilitas, akan terjadi pula
vasokonstriksi perifer dan splangnikus, sementara kontraktilitas miokard menurun.
Kaskade kejadian ini dipengaruhi oleh dilepaskannya mediator inflamasi tumour
necrosis factor α (TNF α). Semua perubahan yang telah disebutkan di atas,
ditambah dengan hilangnya cairan dari zona luka, dapat berakibat hipotensi
sistemik dan hipoperfusi end organ.
Perubahan Respiratori
Perubahan respiratori mediator inflamasi menyebabkan bronkokonstriksi, dan
pada kasus luka bakar yang berat dapat menyebabkan sindroma gagal napas
(respiratory distress) .
Perubahan Metabolik
Perubahan metabolik laju metabolik basal (basal metabolic rate BMR) meningkat
hingga tiga kali dari BMR normal. Hal ini, terutama jika dibarengi oleh hipoperfusi
splanchnic, mengakibatkan proses katabolisme yang hebat
4
Perubahan Imunologi
Perubahan imunologi terdapat penurunan respon sistem imun yang
non-spesifik, baik melalui jalur cell-mediated maupun humoral.
Jika luka bakar disebabkan oleh cedera elektrik, aliran listrik akan
mengalir dalam tubuh dan menyebabkan kerusakan di antara titik
masuk (entry) dan titik keluar (exit) listrik. Di dalam tubuh, aliran
listrik akan menghasilkan panas, sebesar 0,24 x (voltase) squared x
resistensi. [5] Selanjutnya, panas yang ditimbulkan akan merusak
jaringan dan menyebabkan perubahan fisiologi tubuh seperti yang
sudah dijelaskan di atas. Cedera yang disebabkan di dalam tubuh
akan bergantung dari voltase aliran listrik.
5
MANISFESTASI KLINIS
Luka bakar derajat 2 dibedakan menjadi 2
yaitu :
Derajat 2 dangkal (superficial)
Kerusakan mengenai bagian superficial dari
dermis
organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelencar keringat, kelenjar, masih utuh
Penyembuhan terjadi sepontan dalam waktu
10-14
Derajat 2 deep (dalam )
Kerusakan mengenai sebagian besar masih
utuh hampir seluruh bagian dermis
organ-organ kulit seperti folikel rambut,
kelenjar keringat, kelenjar sebasea sebagian
besar masih utuh
Penyembuhan terjadi lebih lama,tergantung
epitel yang tersisa.
1. Berdasarkan kedalaman luka bakar
a. Luka bakar derajat 1
Kerusakan terjadi pada lapisan epidermis
Kulit kering,hiperemi berupa eritema
Tidak dijumpai bulae
Nyeri karna ujung-ujung saraf sensori
teriritasi
Penyembuhan terjadi waktu 5-10 hari
b. Luka bakar derajat 2
Kerusakan meliputi epidermis dan sebagian
dermis berupa reaksi inflamasi disertai
proses eksudas
Dijumpai bulae
Nyeri karna ujung-ujung saraf teriritasi
Dasar luka berwarna merah atau pucat,
sering terletak lebih tinggi diatas kulit normal.
6
c. Luka bakar derajat 3
Kerusakan meliputi seluruh lapisan dermis dan
lapisan yang lebih dalam
organ-organ kulit seperti folikel
rambut,kelenjar keringat, kelenjar sebasea
mengalami kerusakan
Tidak dijumpai bulae
kulit yang terbakar berwarna abu-abu dan
pucat. Kering letaknya lebih rendah dibanding
kulit sekitar
Tidak dijumpai rasa nyeri dan hilang sensasi,
karna ujung-ujung saraf sesorik mengalami
kerusakan atau kematian.
2. Berdasarkan tingkat kerusakan luka
a. Luka bakar mayor
Luka bakar dengan luas lebih dari 25% pada
orang dewasa dan lebih dari 20% pada anakanak
Luka bakar full thicknecs lebih dari 10%
Terdapat luka pada tangan, luka ,tangan,mata,
kaki ,telinga, dan perineum terdapat trauma
inhalasi
dan
multiple
injuri
tanpa
memperhitungkan
derajat
dan
luasnya
lukaTerdapat luka bakar listrik bertegangan
tinggi
b. Luka bakar moderat.Luka bakar dengan luas
15-25% pada orang dewasa 10-20% pada
anak- anak
Luka bakar full thicknecs kurang dari 10%
Tidak terdapat luka bakar pada tangan muka,
mata, talinga ,kaki dan perineum
c. Luka bakar minor.Luka bakar dengan
luas<15% pada orang dewasa dan< 10% pada
anak- anak.Luka bakar full thicknes<2%
Tidak terdapat luka bakar didaerah wajah, tangan, dan
kaki luka tidak sirkumfer, tidak terdapat troma inhalasi,
elektrik, fraktur.
7
Penatalaksanaan :
Medis
Pemberian obat-obatan seperti antibiotic dapat secara topical atau sistemik.contohnya seperti
mafenide acetate,silver nitrate,provi done,iodine,bacitracin,neomyun,poly miyan,
Keperawatan
Perawatan awal pasien yang terkena luka bakar, dilakukan resusitasi cairan seperti pemberian
cairan intravena yang adekuat harus dilakukan terutama bagian ekstermitas yang terkena luka
bakar.
Pemeriksaan :
Laboraturium : Hb,Ht,Leukosit Trombosit, gula darah , elektrolit ,keratin, vreum, protein, albumin,
hapusan luka, urine lengkap, AGD ,dll
Rongten : foto thorax dll
EKG
CVP : untuk mengetahui tekanan vena sentral ,diperlukan pada luka bakar lebih dari 30%
dewasa dan lebih dari 20% pada anak
8
KOMPLIKASI
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Bum shock(shock hipovolemik)
Adalah komplikasi yang pertama kali dialami oleh klien dengan luka bakar luar karena
hipovolemik yang tidak segera diatasi
Sepsis
Kehilangan kulit sebagai pelindung menyebabkan kulit mudah terinfeksi
Pneumonia
Dapat terjadi karena luka bakar dengan penyebab trauma inhalasi sehingga rongga
paru terisi oleh gas (zat-zat inhalasi)
Gagal ginjal akut
Kondisi gagal ginjal akut dapat terjadi karena penurunan aliran darah ke ginjal.
Hipertensi jaringan akut
Kontraktur
Dekubitus
9
B.Proses Keperawatan
b.Diagnosa keperawatan yang
mungkin muncul :
1.Nyeri akut berhubungan dengan
agen pencedera fisik ( terbakar)
(D,0077)
2.Gangguan
integritas
kulit
berhubungan
dengan
kurang
terpapar informasi tentang upaya
mempertahankan / melindungi
integritas jaringan(D.0129)
3.Resiko
infeksi
berhubungan
dengan kerusakan integritas kulit
(D.0142)
a.Pengkajian secara teoritis
Biodata
Keluhan utama
Riwayat penyakit dahulu dan sekarang
Riwayat penyakit keluarga
Pola ADL
Makanan / cairan (pola nutrsi)
Faktor –faktor yang menghambat penyembuhan
luka
Pengobatan yang berpengaruh pada
penyembuhan luka
Status nutrisi
Posisi dan lokasi luka
Presentase luka bakar
Stadium luka
Tampilan luka secara klinis
Nyeri
10
ASUHAN
KEPERAWATAN
PADA Tn.X
1. DATA DASAR
A. Identitas pasien
Nama
2. Usia
3. Status Perkawinan
4. Pekerjaan
5. Agama
6. Pendidikan
7. Suku
8. Bahasa Yang Digunakan
9. Alamat Rumah
10. Sumber Biaya
11. Tanggal Masuk RS
12. Diagnosa Medis
B.Sumber informasi
1,Nama
2.Hubungan dengan klien
: Tn.X
: 46 Tahun
: Menikah
: Wiraswasta
: Islam
: SMA
: Jawa
: Bahasa Indonesia / Jawa
: Jl. Nunyai no 10
: BPJS
: 18 Febuari 2021
: combostio/ luka bakar
: Ny.D
: istri
12
II.RIWAYAT KESEHATAN
A.Riwayat kesehatan masuk RS :
Datang ke IGD rumah sakit seger waras pada tanggal 18 Februari 2021 pukul 09
00 WIB diantar oleh keluarganya. dengan mengalami luka bakar setelah tersengat
listrik, bagian wajah, leher, dada dan perut. klien mengeluh nyeri perih dan panas.
Dari hasil pengkajian jika diketahui ukuran pada kepala P 12 cm,L 20 cm, leher p
12 cm dan lebar 10 cm, dada P 30 cm L 20cm, perut p 30 dan L 35 cm. Setelah
dilakukan pemeriksaan fisik (TTV) didapatkan hasiln TD= 120/80 MMhg, N= 90
X/mnt, RR= 20X/mnt, S= 37 C.
13
B. Riwayat kesehatan saat pengkajian
1.Keluhan utama = nyeri
P : Klien mengatakan nyeri akibat luka bakar
Q : Klen mengatakan nyeri dirasakan seperti
ditusuk-tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa di bagian
yang mengalami luka bakar seperti di bagian
wajah leher dada dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Klien mengatakan nyeri hilang timbul
frekuensi 5 sampai 7 menit 2- 3 kali durasi < 5
detik.
2.Keluhan penyerta : dan mengatakan luka
bakar yang di alaminya perih, panas, dan
kemerahan pada kulit.
14
C. RIWAYAT KESEHATAN
LALU :
Riwayat alergi
Riwayat kecelakaan
Riwayat perawatan di RS
Riwayat penyakit berat
Riwayat pengobatan
Riwayat operasi
: Klien mengatakan tidak memiliki riwayat alergi
: Dan mengatakan tidak pernah mengalami kecelakaan
: Klien mengatakan belum pernah dirawat di RS
:Klien mengatakan memiliki riwayat penyakit rhematoid
arthritis sejak 2 tahun lalu
:Mengatakan mengkonsumsi obat golongan steroid
NSAIDS rutin
: Klien tidak memiliki riwayat operasi
15
d. Riwayat kesehatan keluarga
mengatakan tidak memiliki riwayat penyakit seperti asma,TBC, hepatitis dan lain-lain yang
diturunkan oleh keluarganya.
Genogram :
16
III. RIWAYAT PSIKOSOSIALSPRITUAL
▫
▫
▫
▫
▫
Support System:Klien mengatakan
keluarganya mendukung dirinya
dalam menghadapi penyakitnyanya
Komunikasi : Pola komunikasi klien
terhadap tetangganya dan
keluarganya baik
System nilai kepercayaan : Klien
menganut agama islam
▫
▫
▫
▫
▫
▫
17
IV. LINGKUNGAN
A.Rumah
kebersihan : keberrsihan rumah tn. X
terjaga karena istrinya selalu
membersihkan rumah
polusi
: tidak terdapat polusi di
rumah tn. X
bahaya : tidak terdapat bahaya didekat
rumah tn. X
B. Pekerjaan
kebersihan : lingkungan tempat kerja
klien bersih
polusi
: tidak terdapat polusi di
tempat kerja klien
bahaya : tidak terdapat bahaya di tempat
kerja klien
V. POLA KEBIASAAN SEHARI HARI SEBELUM DAN SAAT SAKIT :
▫
▫
▫
A. pola nutrisi dan cairan sebelum dan saat sakit
1. pola nutrisi
sebelum sakit : klien mengatakan dengan frekuensi 3 kali sehari dengan porsi satu
piring sedang dengan nafsu makan bayi pilihan makan dengan jenis makanan
bervariasi seperti lauk nasi, dan sayur. Klien tidak makan makanan tambahan dan
klien tidak memiliki riwayat alergi berat badan klien tetap dalam 3 bulan terakhir
▫ saat sakit: klien mengatakan makan dengan frekuensi 3 kali sehari dengan makan
setengah piring.klien minum 1 gelas berisi 200 ml susu yang diberikan
menggunakan bantuan NGT. Klien makan makanan tambahan lain yang diberikan
dengan bantuan ngt. berat badan klien tetap dalam 3 bulan terakhir.
Indeks massa tubuh (IMT) :
▫ I MT =BB (KG) : TB(m)x(TB)m)
▫ Indeks massa tubuh : 60kg : 1,6m x 1,6m = 23,4 (normal)
18
▫
▫
▫
▫
▫
▫
2. pola cairan
sebelum sakit:
klien mengatakan sebelum sakit minum air putih dengan frekuensi 8 kali dalam
sehari dengan menggunakan gelas berukuran 200 ml atau sekitar 200 ml volume
air putih yang diminum oleh klien.
saat sakit:
Klien mengatakan saat sakit Bak dibantu oleh istrinya dengan frekuensi 3 sampai
dalam sehari dengan jumlah 750 ML atau sebanyak satu gelas berukuran 250 ml
dalam sekali Bak.dan mengatakan urinnya berbau khas dan berwarna kuning
pekat. klien mengatakan tidak ada keluhan saat bak namun harus dibantu oleh
istrinya dengan kondisinya yang sekarang.
19
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Intake :
Intake = minum+infus
= 1000+960 = 1960cc/hari
Iwl
= (BBX15) : 24
= 60x15 = 900 atau 32,5
cc/jam
Output= BAK + lWL
= 750 + 900
= 1.600 cc/hari
Balance Cairan = intake - output
= 1960 - 1650
= 310 cc/hari
2.BAB
saat sakit :
klien bab 1 sampai 2 kali dalam sehari pada
pagi hari setelah bangun tidur dengan
konsistensi lunak dan berwarna kecoklatan.
Klien mengatakan tidak terdapat keluhan
saat bab dan tidak menggunakan obat
pencahar
saat sakit:
klien BAB 1-2 kali dalam sehari pada pagi
hari
setelah
bangun
tidur
dengan
konsistensi lunak dan berwarna kecoklatan .
Klien mengatakan tidak menggunakan obat
pencahar namun terdapat kesulitan saat bab
harus dengan bantuan istrinya
20
C. Pola personal hygiene
▫
▫
▫
▫
▫
▫
1. MANDI
sebelum sakit klien mengatakan mandi dua kali dalam sehari dan saat sakit band tidak mandi
namun hanya dialah pada bagian tubuh yang tidak mengalami luka bakar dibantu oleh istrinya
2. ORAL HYGINE
sebelum sakit klien mengatakan menggosok gigi dua kali sehari pada pagi hari dan malam
sebelum tidur . saat sakit kalian tidak menggosok gigi dikarenakan kondisi muka yang
mengalami luka bakar .
3. CUCI RAMBUT
sebelum sakit klien mencuci rambut sebanyak 4 kali dalam seminggu saat sakit klien belum
pernah mencuci rambutnya
21
D. Pola istirahat dan tidur
sebelum sakit klien tidur selama 7 sampai 8
jam dalam sehari waktunya pada siang hari
jam 14.00 sampai 15.00 dan malam hari jam
22.00 sampai jam 05.00 wib. Sebelum tidur
dan menggosok gigi dan tidak ada kesulitan
saat tidur.
Saat sakit klien tidur hanya 4 - 5 jam dalam
sehari pada jam 23.00 - 05.00 wib. Siang
hari klien tidak tidur. Kebiasaan sebelum
tidur meminum obat. Saat sakit jam tidur
klien berkurang dikarenakan dirinya yang
tidak bisa tidur akibat nyari pedih dan panas
pada luka bakar yang dialaminya.
22
E. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit :
Klien bekerja sebagai wiraswasta
dengan waktu kerja pagi hari. Klien
jarang berolahraga , jika ada waktu
luang klien berkumpul dengan
anaknya dan drinya.
Saat sakit : saat sakit klien tidak
bekerja dan berolahraga, klien
hanya berbaring ditempat tidur.
F.
pola
kebiasaan
yang
mempengaruhi kesehatan
Klien
tidak
merokok,
minum
minuman
keras
maupun
ketergantungan obat terlarang.
IV. PENGKAJIAN FISIK
Pemeriksaan umum.
Kesadaran : composmetis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/mnt
Pernafasan : 20 x/mnt
Suhu : 37°c
Bb : 60 kg
Tb : 160 cm
Imt = BB/TB(m) X TB (m) = 60 kg/1,6
m x 1,6 m = 23,4 ( normal )
B. Pemeriksaan Persistem
1.Sistem penglihatan
Posisi mata : simetris
Kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Konjungtiva : ananemis
Sklera : anikterik
Kornea : berwarna coklat terang
Pupil : ukuran 4 mm, reaksi terhadap
cahaya baik
Ketajaman penglihatan : normal
Tanda tanda radang : tidak ada
Pemakaian alat bantu penglihatan : tidak
ada
24
2.Sistem pendengaran
Bentuk telinga : simetris
Karakteristik serumen : kecoklatan,
konsistensi lunak,bau , khas.
Kondisi telinga: baik
Cairan dari telinga : tidak ada
Fungsi pendengaran : baik
Pemakaian alat bantu : tidak ada
3.Sistem wicara
•Kesulitan atau gangguan : tidak ada
4.SISTEM PERNAFASAN
Jalan nafas : paten
Pernafasan : tidak sesak
Bila sesak : Frekuensi : 20 x/mnt
Irama : teratur
Kedalaman : dangkal
Suara nafas : vesikuler
Batuk : tidak ada batuk
Penggunaan alat bantu nafas : tidak ada
I = dada simetris, tidak ada bekas luka ,
pernafasan dangkal
P = tidak ada defisiasi trakea,tulang iga teraba
normal
P = bunyi nafas sonor
A = suara nafas vesikuler
5.SISTEM KARDIOVASKULER
a) sirkulasi perifer
nadi : 90 x/mnt
irama : teratur
denyut : kuat
distensi vena jagularis : tidak ada
temperatur kulit : kemerahan
pengisian kapiler : crt < 3 detik
edema : tidak ada
b) sirkulasi jantung
kecepatan denyut apikal : 90 x/mnt
bunyi jantung normal : lupdub
kelainan bunyi jantung : tidak ada
keluhan : tidak ada keluhan
nyeri dada : terdapat nyeri dada karena luka bakar
lctus cardis : normal,kardiomegali = tidak dapat
pembesaran
25
6. SISTEM NEUROLOGI
GCS : E4 V6 M5
tanda tanda peningkatan intrakranial : tidak ada
gangguan neurologis : tidak ada
pemeriksaan refleks
patologis : tanda hoffan, tremor (-) , respon bronki
(-)
fisiologis : reflek tendon ( bisep (-),tovep (-),
pergelangan (-),patela (-),tumit (-)
tanda iritasi meningel : rigiditas nucal (kaku leher
-), brudziruki 1,2,3,4 (-)
kekuatan otot motorik
5555
5555
5555
5555
Pergerakan ektermitas : bebas
26
7.SISTEM PENCERNAAN
Keadaan mulut : lembab
Kesulitan menelan : tidak ada
Muntah : tidak ada
Nyeri daerah perut : nyeri pada bagian yang
terkena luka bakar
Bising usus : 26 x/mnt
Massa pada abdomen : tidak ada
Lingkar perut : 86 cm
Asites : tidak terdapat cairan
Palpasi hepar : tidak teraba pembesaran hepar
Perkusi hepar : tidak ada bunyi tambahan
Nyeri tekan : tidak ada
Nyeri lepas ; tidak ada
Distensi abdomen : tidak ada
Colostomy : tidak ada
I = mulut klien bersih dan lembab
A = bising usus 26 x/mnt
P = tidak terdapat nyeri teka dan lepas, turgr kulit
elastis,tidak ada cairan asites
P = bunyi perkusi tympani
8.SISTEM IMUNOLOGY
Pembesaran getah bening : tidak ada
9.SISTEM ENDOKRIN
Nafas berbau keton : tidak ada
Gangren ; tidak ada
Warna : jernih
Exothalamus : tidak
Tremor : tidak
Tanda peningktan kadar gula darah : tidak ada
27
10.Sistem Urogenital
Distensi kandung kemih : tidak ada
Nyeri tekan
: tidak ada
Nyeri perkusi
: tidak ada
Penggunaan kateter
: tidak ada
Frekuensi bak
: 3 kali sehari
Jumlah output keluar
: 750 ml/hari
Keadaan genital
: Tidak ada
keluhan
11.SISTEM INTEGUMEN
Keadaan rambut
- kekuatan : kuat
- warna : hitam
- kebersihan : bersih
Keadaan kuku : bersih
- kekuatan : kuat
- Warna : merah muda
- Kebersihan : bersih terjaga
Keadaan kulit
- kekuatan : kuat
- warna : sawo matang
- kebersihan : bersih
12.SISTEM MUSKULOSKELETAL
Kesulitan dalam pergerakan : tidak ada
Sakit pada tulang dan sendi : tidak ada
Tanda tanda fraktur : tidak ada
Lokasi : tidak ada
Kontraktur pada persendian ekstermitas :
tidak ada
Tonus otot : lemah
Kelemahan bentuk tulang dan otot : tidak ada
Tanda radanfg pada otot dan sendi : tidak ada
Penggunaan alat bantu : tidak ada
28
PENGKAJIAN LUKA BAKAR
1.Faktor- faktor yang menghambat penyembuhan luka
▫ Infeksi
▫ Keadaan luka tidak terinfeksi oleh bakteri yang dapat menyebabkan luka
bernanah dan berbau busuk
▫ Kurang nutrisi
▫ Klien hanya mengonsumsi susu yang diberikan lewat ngt kondisi ini dapat
menyebabkan kurang nutrisi
▫ Diabetes
▫ Tidak ada
▫ Pengaruh obat
29
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Klien tidak mengonsumsi obat yang menghambat penyembuhan luka
Sirkulasi darah klien baik
Ulkus kulit
Klien tidak mengalami ulkus kulit
Minum alkohol
Klien tidak minum alkohol
2.Pengobatan yang berpengaruh pada penyembuhan luka
▫ Tidak terdapat pengobatan medis maupun keperawatan yang dapat
menghambat penyembuhan luka
30
3.Status nutrisi
▫ IMT klien normal 23,4 namun kebutuhan nutrisi klien belum tercukupi
karena klien hanya minum susu yang dibantu menggunakan ngt
4.Posisi dan lokasi luka
▫ Luka terdapat seluruh bagian wajah,leher,dada dan perut
5.Presentase luka bakar
▫ Luka bakar dibagian wajah dan leher : 9 %
▫ Luka bakar dibagian dada dan prut : 18 %
▫ Luas luka bakar jika keseluruhan : 27 %
6.Stadium luka bakar
▫ Luka bakar yang dialami oleh klien adalah luka bakar derajat 2, dengan luka
kedalaman dermis sepertiga bagian superfisial dermis ( deep dermal pashas
thickness bum)
31
7.Tampilan luka bakar
▫ Luka bakar yang dialami Tn. X berwarna merah pink 98 %,low
eksudar,serose,kulit sekitar luka kering,bula (+),edema (+)terasa nyeri dengan
ukuran luka pada bagian kepala p 12cm L 20cm leher p 12 cm lebar 10
cm,dada p 30cm dan perut p 30 cm dan lebar 35 cm.
32
Pemerikasaan penunjang
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
1. Hasil laboratorium
Pemeriksaan
Hb : 14,5 g/dl
Leukosit : 29.600/mm3
Trombosit : 213.000/mm3
HT : 30%
Ureum : 39 mg/dl
Kreatin : 1,3 menol/l
Natrium : 133 mmol/l
Kalium : 3,68 mmol/l
Cl : 112 mmol/l
2. Foto rontgen thorax
Penatalaksanaan
1. Infus rl 480 cc x 2
2. Infeksi kareloac 1 gr/8 jam
3. Tablet tramadol 50 mg/5 jam
4. Salep
5. Supratul
1.Resusitasi cairan
Rumus Baxter : (% luka bakar) x BB x 4 cc
27 % x 60 x 4 =6.480/jam
8 jam pertama
: 3.240 cc
8 jam kedua
: 1.620 cc
8 jam ketiga
: 1.620 cc
33
Resume kondisi pasien
▫
Klien datang ke IGD RS seger waras pada tanggal 18 Februari 2021 pukul
09:00 wib diantar oleh keluarganya.dengan mengalami luka bakar setelah
tersengat listrik diseluruh bagian wajah leher,dada dan perut klien
mengeluh nyeri,perih,dan panas.dari hasil pengkajian luka diketahui
ukuran pada kepala p:12 cm,l: 20 cm, p:12 cm dan lebar 10 cm, dada p 30
cm l 20cm, perut p:30cm, dan lebar 35 cm, setelah dilakukan pemeriksaan
fisik ttv didapatkan hasil: td 120/80, n:90x /mnt, rr: 20x/mnt, s:37 c, klien
mendapatkan penatalaksanaan setelah diberikan cairan infus rl,obat infeksi
oral,serta topical klien mediberikan resusiatasi cairan dan mendapatkan
teknik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri.
34
DATA FOKUS
DATA SUBJEKTIF :
P : Klien mengatakan nyeri akibat luka bakar
Q : Klien mengatakan nyeri dirasakan seperti ditusuk tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa dibagian yang mengalami luka bakar seperti wajah,leher,dada dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul,frekuensi 5-7 menit,2-3 kali l,durasi <5 detik
DATA OBJEKTIF
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tampak sulit tidur
4. Bersikap protektif waspada menghindari nyeri
5. Td: 120/80 mmhg
N : 90 x/ mnt
RR : 20 x/ mnt
S : 37 c
35
ANALISA DATA
. No.
1.
DATA
P : Klien mengatakan nyeri akibat
luka bakar
Q : Klien mengatakan nyeri
dirasakan seperti ditusuk tusuk
R : Klien mengatakan nyeri terasa
dibagian yang mengalami luka bakar
seperti wajah,leher,dada dan perut
S : Skala nyeri 6
T : Nyeri hilang timbul,frekuensi 5-7
menit,2-3 kali l,durasi <5 detik
MASALAH
Nyeri akut
(D.0077)
36
ETIOLOGI
agen pencedera
fisik (Terbakar)
ANALISA DATA
.
DATA OBJEKTIF
1. Klien tampak meringis
2. Klien tampak gelisah
3. Klien tampak sulit tidur
4. Bersikap protektif waspada
menghindari nyeri
5. Td: 120/80 mmhg
N : 90 x/ mnt
RR : 20 x/ mnt
S : 37 c
37
RENCANA KEPERAWATAN
1.Nyeri akut (D.0077)
Definisi :
Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan denagn kerusakan jaringan actual yang fusngsional ,dengan
onset dadakan atau lamat dan berinteraksi ringan hingga berat yang berlangsungkurang 3 bulan.
Penyebab :
1. Agen pencedera fisiologis (mis.inflamasi ,iskemia ,neoplasma )
2. Agen pencedera kimiawi (mis.terbakar bahan kimia ,iritasi )
3. Agen pencedera fisik (mis.abses amputasi,terbakar ,terpotong,mengangkat berat,prosedur operasi ,trauma ,latihan
fisik berlebihan.
Tanda dan Gejala mayor :
Subjektif:
1. mengeluh nyeri
Objektif :
1. tampak meringis
2.bersikap protektif(mis.waspada psosisimenghindari nyeri)
3.Gelisah
38
4. Frekuensi nadi meningkat
5.Sulit tidur
Tanda dan gejala minor :
Subjektif:Objektif:
1.Tekanan darah meningkat
2.Pola napas berubah
3.Nafsu makn berubah
4.Proses berpikir terganggu
Kondisi klinis terkait :
1.Kondisi pembedahan
2.Cedera traumatis
3.Infeksi
4.Sindrom koroner akut
5.Glaukoma
5.Menarik diri
6.Berfokus pada diri sendiri
7.Diaforesis
39
INTERVENSI
1.Manajemen nyeri (I. 108238)
Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan
kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadakan atau lambat dan berintensitas rendah
sehingga berat dan konsisten.
Tindakan
Observasi :
Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan intensitas nyeri
Identifikasi skala nyeri
Identifikasi respons nyeri nonverbal
Identifikasi factor yang memperberat dan memperingan nyeri
Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
Identifikasi pengaruh nyeri terhadap kualitas hidup
Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
Monitor efek samping penggunaan analgesik
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
40
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Teraupetik :
Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, hypnosis, akuprestur,
terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi bermain)
kontrol lingkungan yang meperberat rasa nyeri (mis.suhu ruangan, pencahayaan, kebisingan)
fasilitasi istirahat dan tidur
pertimbangkan jenis dan sumber nyeridalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi :
jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
jelaskan strategi meredakan nyeri
anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi :
kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
41
2.Pemberian Analgesik (I. 08243)
Menyiapkan dan memberikan agen farmakologis untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit.
Tindakan
Observasi
Identifikasi karakteristik nyeri (mis. Pencetus, pereda, lokasi, intensitas, frekuensi, durasi)
Identifikasi riwayat alergi obat
Identifikasi kesesuaian jenis analgesic (mis. Narkotika, non-narkotika, atau NSAID) dengan tingkat keparahan
nyeri
Monitor tanda – tanda vital setlah dan sesudah pemeberian analgesic
Monitor efektifitas analgesik
Teraupetik
Diskusikan jenis analgesic yang disukai untuk mencapai analgesia optimal, jika perlu
Pertimbangkan penggunaan infus kontinu atau bolus opioid untuk mempertahankan kadar dalam serum
Tetapkan target efektifitas analgesic untuk mengoptimalkan respons pasien
Dokumentasikan respons terhadap efek analgesik dan efek yang tidak diinginkan.
Edukasi
Jelaskan efek terapi dan efek samping obat
Kolaborasi : Kolaborasi pemberian dosis dan jenis analgesik, sesuai indikasi
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
42
3.Pemantauan nyeri (I. 08242)
Mengumpulkan dan menganalisis data nyeri.
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
▫
Tindakan
Observasi
Identifikasi factor pencetus dan pereda nyeri
Monitor kualitas nyeri (mis. Terasa tajam, tumpul, diremas – remas, ditimpa beban berat)
Monitor lokasi dan penyebaran nyeri
Monitor intensitas nyeri dengan menggunakan skala
Monitor durasi dan frekuensi nyeri
Teraupetik
Atur interval waktu pemantauan sesuai kondisi pasien
Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
Informasikan hasil pemantauan
43
✋❤😉
44
Download