Uploaded by User26644

RESUME KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR (Auditorium) - Dwi Kevin Ramadhana 1322056

advertisement
RESUME KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR
JUDUL:
GEDUNG KONVENSI DAN UMKM
TEMA:
METAFORA TANGIBLE
DISUSUN OLEH:
Dwi Kevin Ramadhana
1322056
DOSEN PEMBIMBING:
Ir. Adhi Widyarthara, MT.
Bayu Teguh Ujianto, ST., MT.
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG
2019
A. Pemahaman Objek Perancangan
 Pengertian Judul
GEDUNG:
Pengertian Gedung menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
26/PRT/M/2008 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan
tempat kedudukannya, sebagian, atau seluruhnya berada diatas dan/atau didalam
tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya,
baik hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial,
budaya, maupun kegiatan khusus.
KONVENSI:
Pengertian Konvensi menurut Peraturan Menteri Pariwisata RI No. 2 Tahun
2017 adalah sebuah pertemuan resmi dalam skala besar yang dihadiri oleh perwakilan
atau delegasi (pemerintah, asosiasi,atau industri) untuk melakukan diskusi, pertukaran
informasi atau tindakan atas permasalahan khusus yang menjadi perhatian bersama.
UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah):
Pengertian UMKM menurut Peraturan perundang-undangan No. 20 Tahun 2008
adalah sebuah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang
telah memenuhi kriteria sebagai UMKM. UMKM yang meliputi usaha mikro, usaha
kecil, dan usaha menengah memiliki kriteria masing-masing yang telah diatur dalam
Peraturan perundang-undangan No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM.

Sifat Konvensi
a. Konvensi Lokal, Pertemuan ini bersifat lokal dan diselenggarakan oleh
kelompok kecil yang potensial, mungkin saja bersifat mandiri yang mempunyai
organisasi dengan pedoman kerja (AD/ART).
b. Konvensi Daerah, Konvensi yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah
daerah atau organisasi swasta daerah yang mandiri dengan pedoman kerja
(AD/ART) yang kegiatannya ditujukan untuk memajukan daerah setempat.
1
c. Konvensi Nasional, melibatkan para peserta dan penyelenggara pada skala
nasional.
d. Konvensi Regional, Kegiatan ini bisa saja dilakukan oleh pemerintah, atau
oleh swasta atau kerjasama kedua belah pihak. Karena cakupannya lebih luas,
sehingga jenis konvensi ini memberikan dampak yang lebih besar bagi
penyelenggara maupun tempat penyelenggaraannya.
e. Konvensi Internasional, penyelenggaraan konvensi ini didasarkan pada letak
geografis, yakni negara-negara bertetangga yang sepakat membentuk wilayah
untuk kepentingan bersama, contoh: MEE, ASEAN, ATF (ASean Travel
Forum), AHRA, PATA. Seperti Konvensi regional namun dengan cakupan
yang lebih luas / mengglobal, yang meliputi kerjasama antar benua, contoh:
WTO, IATA.

Sifat Konvensi
a. Konvensi ukuran kecil : 20 – 50 peserta
b. Konvensi ukuran sedang : 60 – 200 peserta
c. Konvensi ukuran besar : 200 – 20.000 peserta
2

Hasil Studi Komparasi
1. Tampilan Bangunan
Tabel 1.1 Studi Komparasi Struktur Bangunan
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Dyandra Convention Center
Dyandra Convention Center ini
mempresentasikan tema post modern dengan
baik melalu bentuk fasad dengan elemen garisgaris miring.
Convention Hall Golden Tulip
Holland Resort
Golden Tulip Holland Resort memiliki
arsitektur bangunan ikonik dan berkarakter
elegan.
Convention Hall Singhasari Resort
Convention Hall Singhasari Resort ini
menggunakan arsitektur Neo-Vernakular dari
bangunan candi.
Dari Ketiga objek komparasi masing-masing
Kesimpulan
memiliki bentuk yang berbeda dan mengambil
tema arsitektur yang berbeda.
3
2. Ruang dan Sirkulasi
Tabel 1.2 Studi Komparasi Ruang dan Sirkulasi
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Dyandra Convention Center
Ruangan pada Dyandra Convention Center di
kelompokkan menjadi 4 ruang utama yang
masing-masing memiliki fungsi yang berbeda
dan saling mendukung seperti Grand Ballroom,
PreFunction Hall, Hall Room, Executive
Meeting Room.
Convention Hall Golden Tulip
Holland Resort
Convention Hall Golden Tulip Holland Resort
mampu menampung 2000 orang pengunjung
dan dapat dibagi menjadi 2 ruang dengan
dinding partisi. Ruang penunjang lainnya yaitu
Kitchen dan Storage.
Convention Hall Singhasari Resort
Convention Hall Singhasari Resort ini
memiliki kapasitas pengunjung 6000 orang dan
dapat dibagi menjadi 3 ruang dengan
penggunaan dinding partisi. Ruang penunjang
lainnya yaitu Kitchen dan loading dock yang
berada di belakang Convention Hall.
Tata Letak ruang utama dan ruang penunjang
Kesimpulan
memiliki kesamaan letak dan juga memiliki
sirkulasi yang besar lalu ukuran ruang utama
yang fleksible
4
3. Struktur Bangunan
Tabel 1.3 Studi Komparasi Struktur Bangunan
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Dyandra Convention Center
Pada bangunan Dyandra Convention Center ini
Struktur bangunan utama didominasi dengan
struktur beton bertulang dan perpaduan
struktur rangka baja.
Convention Hall Golden Tulip
Holland Resort
Pada Convention Hall Golden Tulip Holland
Resort ini Struktur bangunan utama didominasi
dengan struktur beton bertulang dan struktur
rangka baja.
Convention Hall Singhasari Resort
Pada struktur bangunan utama menggunakan
struktur rangka baja dan beton bertulang
dimana kolom-kolom yang lebar menjadi daya
tarik dan memiliki fungsi sebagai Kamar
mandi Pengunjung.
Struktur bangunan yang ada didominasi
Kesimpulan
dengan struktur baja dan beton bertulang.
Dimana kriteria bangunan tersebut
menggunakan prinsip struktur bentang lebar.
5
4. Utilitas Bangunan
Tabel 1.4 Studi Komparasi Utilitas Bangunan
(Sumber: Dokumen Pribadi)
Dyandra Convention Center
Utilitas bangunan pada bangunan Dyandra
Convention Center ini memiliki sistem HVAC,
Plumbing, sistem air bersih, sistem pemadam
kebakaran, panel listrik utama, transportasi
bangunan berupa lift, dan sistem pencahayaan
buatan kelompok ruang utama.
Convention Hall Golden Tulip
Holland Resort
Pada Convention Hall Golden Tulip Holland
Resort ini dilengkapi dengan sistem keamanan
kebakaran, pencahayaan buatan pada ruang
utama, panel listrik utama, plumbing dan
HVAC.
Convention Hall Singhasari Resort
Utilitas bangunan pada bangunan Convention
Hall Singhasari Resort ini memiliki sistem
HVAC, Plumbing, panel listrik utama, sistem
air bersih dan sistem pencahayaan buatan pada
ruang utama.
Utilitas bangunan utama memiliki fungsi yang
Kesimpulan
sama dimana ruangan di lengkapi dengan
sistem plumbing dan HVAC, pemadam
kebakaran, dan panel listrik utama.
6

Pengertian Tema
METAFORA TANGIBLE (Metafora Konkrit):
Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai
bahasa lainnya. Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara
langsung. Metafora merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan
sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Pengertian umum menurut WJS
Purwadarminto adalah perubahan atau perumpaan arti kiasaan. Perubahan tersebut
terjadi pada semua aspek kehidupan dalam kaitannya dengan arsitektur. Berikut ada
juga beberapa pengertian menurut beberapa tokoh, yaitu:

Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture”
Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain
sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam
pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain,
mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain.

Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction
of Architecture” Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari
hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi
yang melihat secara literal

Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern
Architecture” Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat
dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu
bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan.

Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture”
Metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada
dalam desain spektrum perancang.
Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan
bahwa Tema Metafora merupakan konsep arsitektur yang berorientasi kepada bentuk
yang diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan
dari orang yang menikmati arsitekturnya sehingga, saat merancang fungsi ruang
condong mengikuti konsep bentuk yang akan dirancang.
7

Tujuan Perancangan: Fungsi & Desain
A. Fungsi

Memberikan wadah atau sarana konvensi atau pertemuan yang layak dan
memenuhi standar di Kota Malang.

Mampu mengembangkan produk dan pelaku UMKM di Kota Malang.
B. Desain

Merancang sebuah wadah untuk Kegiatan Konvensi bagi para wisatawan.

Merancang sebuah wadah untuk bisnis bagi pelaku UMKM di Kota malang.

Merancang sebuah Gedung Konvensi dan UMKM yang memiliki tema
Metafora Tangible.

Rumusan Masalah

Bagaimana metode perancangan pada sebuah banguna Gedung Konvensi dan
UMKM di kota Malang ?

Bagaimana Gedung Konvensi dan UMKM di Kota Malang dengan tema
metafora tangible dapat beroperasi dengan baik sebagai sarana kegiatan
konvensi sekaligus wadah pengembangan UMKM kota malang?
8
B. Lokasi / Gambar Tapak
Gambar Lokasi Tapak

Luas Tapak
: ± 18.800 m2

Lokasi Tapak
: Jl. Merdeka Timur, Kec. Klojen, Kota Malang

Lebar Jalan
: ± 12 m2

Kemiringan Kontur
: 0,3%

Batas Utara
: Kantor Bupati Malang

Batas Timur
: Pertokoan

Batas Selatan
: Jl. KH. Agus Salim

Batas Barat
: Jl. Merdeka Timur

KLB = 1,0 – 3,0

KDB = 60% - 70%

TLB = 4 – 20 lantai

KDH minimal 10%
9
C. Program Ruang
 Besaran Ruang Auditorium
Tabel 3.5 Besaran Ruang Auditorium
Kapasitas
Nama Ruang
Perabot
(A)
2000
Kursi
Auditorium
Standart
Perhitungan
Unit
(B)
Sumber
(AxB)
NAD
1.000 m²
ASS
600 m²
Sirkulasi
0,5
m²/
200 %
org
Total
(m²)
3.000
m²
2
Panggung
200
kapasitas
m²
600
m²
30 orang
2 Meja
Ruang
Operator
4 Kursi
1 Lemari
6 Sofa
0,72
0,25
m²
1,17
Persiapan
0,48
10 Orang
40 Orang
m²
2 m²
7,6
m²
250 %
29,61
m²
1,44 m²
m²
1,5
150 %
7,02 m²
NAD
3 Meja
R. Meeting
1 m²
0,6 m²
m²
m²
Perlengkapan
NAD
0,6
Ruang
Gudang
1,44 m²
m²
ASS
15 m²
50 %
TSS
80 m²
150 %
22,5
m²
120
10
m²
R. Pers
R. Fax dan
Fotokopi
Toilet
60 Orang
2 m²
TSS
120 m²
100 %
-
-
FL
23 m²/ unit
-
3 Kloset
0,35
Wanita
NAD
2 wastafel
2 Kloset
Toilet Pria
2 wastafel
4 Urinoir
3 Kloset
Toilet
Khusus
3 wastafel
Pemateri
3 Urinoir
0,55
0,35
NAD
0,1
0,35
6,45
m²
1,1 m²
200 %
6,6
m²
1,05 m²
m²
m²
200 %
0,4 m²
m²
0,55
m²
0,7 m²
m²
m²
23
1,1 m²
m²
0,55
m²
1,05 m²
m²
Pengunjung
240
NAD
0,1
m²
1,65 m²
200 %
9 m²
0,3 m²
TOTAL KESELURUHAN
4.565
m²
(Sumber: Analisa Penyusun, 2018)
Jadi total keseluruhan besaran ruang Auditorium adalah 4.565 m²
11

Besaran Ruang Hall Konvensi
Tabel 3.6 Besaran Ruang Hall Konvensi
Kapasitas
Nama Ruang
Perabot
(A)
Hall
1.000
Konvensi
Kursi
Foyer/lobby
1.000
Orang
2 Sofa
Standart
Perhitungan
Unit
(B)
m²/
m²/
4 Kursi
2 Lemari
Banquet
Penyimpanan
Bahan
200 %
NAD
500 m²
200 %
1,17
10 Orang
20 Orang
10 Orang
0,48
NAD
0,6
m²
1,5
m²
1,5
m²
1.500
m²
250 %
11,5
m²
1 m²
200 %
4,12
m²
1,2 m²
m²
1,5
1.500
1,92 m²
m²
m²
(m²)
0,96 m²
m²
0,25
Total
2,34 m²
NAD
4 Meja
Dapur
500 m²
org
0,48
Perlengkapan
NAD
0,5
Persiapan
Gudang
(AxB)
org
m²
Ruang Rias
Sumber
0,5
Ruang
2 Meja
Sirkulasi
ASS
15 m²
50 %
NAD
30 m²
100 %
NAD
15 m²
100 %
22,5
m²
60
m²
30
12
m²
Makanan
Toilet
3 Kloset
0,35
NAD
2 wastafel
2 Kloset
Toilet
Pengunjung
1,05 m²
m²
Pengunjung
Wanita
m²
2 wastafel
Pria
4 Urinoir
0,55
0,35
m²
0,7 m²
m²
m²
6,45
1,1 m²
m²
0,55
200 %
NAD
0,1
1,1 m²
200 %
6,6
m²
0,4 m²
m²
TOTAL KESELURUHAN
5.141
m²
Jadi total keseluruhan besaran ruang Hall Konvensi adalah 5.141 m²

Besaran Ruang Toko Ritel UMKM
Tabel 3.7 Besaran Ruang Ritel UMKM
Nama
Ruang
Toko Ritel
Kapasitas
Standart
Perhitungan
Perabot
Unit
(A)
(B)
11 Rak 1
0,875
Sisi A
m²
2 Rak 2
1,75
Sisi
m²
Meja
2,86
Kasir
m²
Sumber
(AxB)
Sirkulasi
Total
(m²)
9,625 m²
UMKM
Unit
Pangan
(8 Unit)
NAD
3,5 m²
200 %
337,84
m²
2,86 m²
13
Rak 1 Sisi
1,3
B
m²
Meja
0,9
Display
m²
11 Rak 1
0,875
Sisi A
m²
2 Rak 2
1,75
Sisi
m²
Meja
2,86
Kasir
m²
Rak 1 Sisi
1,3
B
m²
Meja
0,9
Display
m²
11 Rak 1
0,875
Sisi A
m²
2 Rak 2
1,75
Sisi
m²
Meja
2,86
Kasir
m²
Rak 1 Sisi
1,3
B
m²
Meja
0,9
Display
m²
Toko Ritel
11 Rak 1
0,875
UMKM
Sisi A
m²
Toko Ritel
1,3 m²
0,9 m²
9,625 m²
3,5 m²
UMKM
Unit
Sandang
(4 Unit)
Toko Ritel
NAD
2,86 m²
200 %
168,92
m²
1,3 m²
0,9 m²
9,625 m²
3,5 m²
UMKM
Unit
Kerajinan
(4 Unit)
NAD
2,86 m²
200 %
168,92
m²
1,3 m²
0,9 m²
NAD
9,625 m²
200 %
84,46
m²
14
Unit Rokok
2 Rak 2
1,75
(2 Unit)
Sisi
m²
Meja
2,86
Kasir
m²
Rak 1 Sisi
1,3
B
m²
Meja
0,9
Display
m²
11 Rak 1
0,875
Sisi A
m²
Toko Ritel
2 Rak 2
1,75
UMKM
Sisi
m²
Unit
Meja
2,86
Kasir
m²
Rak 1 Sisi
1,3
B
m²
Meja
0,9
Display
m²
Industri
Kimia
(2 Unit)
3,5 m²
2,86 m²
1,3 m²
0,9 m²
9,625 m²
3,5 m²
NAD
2,86 m²
200 %
84,46
m²
1,3 m²
0,9 m²
TOTAL KESELURUHAN
844,6
m²
Jadi total keseluruhan besaran ruang Ritel UMKM adalah 844,6 m²
dibulatkan 845 m²
15

Besaran Ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis
Tabel 3.8 Besaran Ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis
Kapasitas
Nama Ruang
Perabot
Standart
Perhitungan
Unit
(A)
(B)
1 meja
2 m²
Sumber
(AxB)
ASS
2,6 m²
ASS
0,5 m²
Sirkulasi
Total
(m²)
Ruang
Kantor
1 kursi
Kepala 4
Unit
2 rak
m²
Sofa
1 Meja
1 Meja
1 lemari
Ruang
Karyawan
10 Unit
Toilet
Pengelola
m²
Komputer
4 Unit
Kantor
0,6
1,3
1 Set.
Makan
m²
1 Meja
Ruang Tamu
Ruang
0,5
1 meja
5 m²
1,3
m²
0,8
m²
1,2 m²
NAD
1,3 m²
ASS
5 m²
NAD
1,3 m²
NAD
0,8 m²
0,6
0,96
m²
1,3
Komputer
m²
0,35
m²
33,6
m²
150 %
19 m²
150 %
2 m²
0,6 m²
m²
1 Meja
3 Kloset
NAD
100 %
NAD
0,96 m²
200 %
8,58
m²
1,3 m²
NAD
1,05 m²
200 %
6,45
m²
16
Wanita
2 wastafel
2 Kloset
Toilet
Pengelola
2 wastafel
Pria
4 Urinoir
1 Lemari
Ruang
Janitor 4
Unit
0,55
0,35
0,55
m²
0,6
m²
NAD
0,96
0,96
Keamanan
0,6
0,96 m²
1 Meja
0,96
1,3
CCTV
Komputer
m²
6 LCD
5 Orang
NAD
0,35
m²
150 %
3,9 m²
1,3 m²
100 %
8,72
m²
2,1 m²
m²
1,5
m²
0,96 m²
m²
1 Meja
6,96
0,6 m²
m²
Ruang
100 %
0,96 m²
NAD
1 Lemari
6,6 m²
1,92 m²
m²
m²
200 %
0,6 m²
m²
Gantung
1,1 m²
0,4 m²
m²
Pos
Pantry
NAD
0,1
0,48
1 Meja
0,7 m²
m²
2 Rak
2 Trolley
1,1 m²
m²
NAD
7,5 m²
100 %
15 m²
17
R. Genset
1 Unit
24,75
m²
NAD
24,75 m²
50 %
37,12
m²
147,93
m²
Jadi total keseluruhan besaran ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis
adalah 147,93 m² dibulatkan menjadi 148 m²

Besaran Ruang Untuk Penunjang
Tabel 3.9 Besaran Ruang Penunjang
Nama
Ruang
Kafetaria
Standart
Kapasitas
Perhitungan
Perabot
Unit
(A)
(B)
60 Orang
2,63
m²
Sirkulasi
Sumber
(AxB)
JDC
157,8 m²
200 %
ASS
31,56 m²
100 %
ASS
15,78 %
100 %
NAD
8 m²
100 %
FL
23 m²
50 %
NAD
64 m²
100 %
Total
(m²)
473,4
m²
20%
Dapur
Kafetaria
10 Orang
Kafe
63,12
m²
taria
10
Gudang
Kafetaria
%
2 Orang
kafe
31,56
m²
taria
ATM
4 Mesin
Center
ATM
Medical
Center
Loading
1 Unit
4 Mobil
2 m²
23
m²
16
16 m²
34,5
m²
128
18
Dock
Box
m²
Musholla
30 Orang
1 m²
30 m²
10 Orang
1 m²
10 m²
o R. Sholat
o R.
Wudhu
o WC Pria
o WC
Wanita
m²
ASS
100 %
4 Orang
3 m²
12 m²
4 orang
3 m²
12 m²
TOTAL KESELURUHAN
128
m²
874,58
m²
Jadi total keseluruhan besaran ruang Penunjang adalah 874,58 m²
dibulatkan menjadi 875 m²

Ruang Parkir
 Sekitar 3.000 orang yang terbagi sebagai Peserta, Pengunjung UMKM, dan
pengelola gedung. Analisa luasan kebutuhan parkir di asumsikan dengan
pembagian presentase : 45% Mobil, 20% Motor, dan 35% Bus.
 Satuan Ruang Parkir kendaraan yaitu :
 Mobil
: 2,5 m x 5 m
= 12,5 m²
 Motor
: 0,75 m x 2 m
= 1,5 m²
 Bus
: 3,4 m x 12,5
= 42,5 m²
 Kebutuhan Parkir
 Mobil
: 3.000 orang x 45%
= 1.350 Orang
 1.350 Orang : (1 Mobil = 8 orang)
= 169 Mobil (Dibulatkan)
 169 Mobil x 12,5 m²
= 2.112,5 m²
 Motor
= 600 Orang
: 3.000 orang x 20%
 600 Orang : (1 Motor = 2 Orang)
= 300 Motor
 300 Motor x 1,5 m²
= 450 m²
19
 Bus
: 3.000 orang x 35%
= 1.050 orang
 1.050 Orang : (1 bus=45 orang)
= 23 Bus (Dibulatkan)
 23 Bus x 31,25 m²
= 718,75 m²
 Total Parkir: 2.112,5 m² + 450 m² + 718,75 m² = 3.281 m²
Sirkulasi 50% x 3.281 m²
= 1.640 m²
Jadi, total kebutuhan area parkir kendaraan adalah:
3.281 m² + 1.640 m² = 4.921 m²
KETERANGAN :
NAD
: Neufert Arsitektur Data
TSS
: Time Server Standart
ASS
: Asusmsi
JDC
: J. De Chiara
FL
: Fred Lawson
KELOMPOK FASILITAS
TOTAL LUASAN
Auditorium
4.565 m2
Hall Konvensi
5.141 m2
Toko Ritel UMKM
845 m2
Pengelola Teknis dan Non Teknis
148 m2
Penunjang
875 m2
Total Bangunan Non-Parkir
11.574 m2
Ruang Parkir
4.921 m2
Total Keseluruhan
16.495 m2

Perhitungan Jumlah Lantai
Luas site
Luas lantai Dasar
KDB
KLB
Jumlah Lantai
= 18.800 m2
= 16.495 m2
= 60% x 18.800 m2 = 11.280 m2
= 2 x 18.800 m2 = 37.600 m2
= KLB / KDB
= 37.600 m2 / 11.280 m2
= 3,3 Lantai ~ dibulatkan 3 Lantai
20
D. Konsep Rancangan
Konsep Bentuk
Gedung Konvensi dan UMKM ini mengambil Tema Metafora Tangible yang
berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda
atau materi. Bentuk gedung ini terinspirasi dari bentuk sebuah mata yang berarti
mempunyai makna melakukan interaksi bertatapan dan melakukan pertemuan. Sesuai
dengan fungsi utama dari gedung ini sebagai wadah kegiatan konvensi dan jual beli
produk UMKM yang dilakukan antar penjual dan pembeli, maka dasar bentuk dari
sebuah mata diaplikasikan ke bentuk Gedung Konvensi dan UMKM ini.
Konsep Ruang

Foyer / Lobby
Foyer / Lobby mendukung kegiatan Hall Konvensi dan Auditorium nantinya
akan berfungsi sebagai area registrasi acara, ticket box, pesta buffet atau cocktail,
atau eksibisi dalam skala kecil. Nantinya
akan dirancang 2 tangga untuk
mengakomodir jumlah peserta yang banyak serta dirancang void agar pandangan dari
lantai atas ke bawah atau sebaliknya tidak terhalang jika ada kegiatan eksibisi.

Hall Konvensi
Pada area Hall konvensi akan dirancang dengan bentangan lebar bebas kolom
dengan ketinggian atap sekitar 6 meter. Nantinya karakteristik akustik ruangan
bersifat gabungan karakter serap dan pantul yang berimbang.

Toko Retail UMKM
Toko Retail UMKM ini dirancang seperti toko swalayan yang menjual barang
eceran yang menawarkan produk UMKM kota Malang. Nantinya akan dibagi 5 jenis
produk, yaitu produk menawarkan produk UMKM kota Malang. Nantinya akan
dibagi 5 jenis produk, yaitu produk pangan, produk sandang, produk kerajinan,
produk rokok, dan produk industri kimia.
21
Konsep Struktur

Struktur Bawah (Sub structure)
Berdasarkan kondisi tanah diwilayah kecematan klojen yang peka terhadap erosi
dengan lapisan tanah yang keras mencapai 10 meter kedalam, maka pondasi gedung ini
menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini dapat digunakan pada bangunan
bentang lebar dengan bentanga lebih dari 6 meter.

Struktur Utama (Main structure)
Struktur utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah sistem struktur dinding
pemikul. Sistem struktur dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan
dinding sebagai penopang atau pemikul beban pada bangunan. Ketebalan dinding harus
diperhatikan secara seksama karena berkaitan erat dengan berpa beban yang harus dipikul
oleh dinding perlantai. Dinding lantai terbawah biasanya memiliki ketebalan yang
terbesar dan semakin keatas ketebalan dindingnya semakin menipis. Hal ini disebabkan
dinding dilantai paling bawah menopang beban lantai diatasnya.

Struktur Atas (Upper structure)
Struktur atas pada bangunan menggunakan struktur rangka bidang ruang atau space
truss dengan pertimbangan untuk beban struktur yang lebih ringan untuk bentangan lebar.
Struktur ini membentuk volume 3 dimensi dari kombinasi batang-batangnya yang
membentuk segitiga dan bertemu pada titik joint sehingga membentuk rangka yang
stabil.
Konsep Utilitas

Air Bersih
Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PDAM atau sumur pompa dalam/deep
well dengan kedalaman 100 meter lebih lalu disalurkan ke titik titik penggunaan air.
Gedung Konvensi memiliki 2 sampai 3 lantai.
22

Air Kotor
Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu :
a.
Sistem pembuangan air bekas
Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian kain kotor, cucian peralatan
makan, atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya. Pipa pembuangan
digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan
ukurannya.
b. Sistem pembuangan air limbah
Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran atau air yang
berasal dari lavatory. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada
jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak
lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5 – 1 % ke dalam septictank.

Sistem Pengelolaan Sampah
Pembuangan sampah pada gedung ini pada umumnya adalah dengan menggunakan
tempat sampah, yaitu sampah dari masing-masing ruangan maupun bangunan,
dikumpulkan pada kantong-kantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah
yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah.

Sistem Pemadaman Kebakaran
Instalasi pemadam api pada bangunan ini menggunakan peralatan pemadam api
instalasi tetap. Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara
otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam.
Terdapat dua sistem pemadaman kebakaran, yaitu system otomatis dan sistem semi
otomatis.

Sistem Akustik
Akustik ruangan pada bangunan ini hanya digunakan pada ruangan Konvensi,
karena fungsinya yang merupakan ruangan untuk kegiatan yang berhubungan dengan
23
musikal atau seminar yang butuh suara yang sempurna. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan beberapa cara, antara lain:
1) Menjauhkan ruangan konvensi pada ruangan yang memiliki sumber
kebisingan, seperti ruang mekanikal elektrikal, ruang luar atau parkir dan jalan
raya.
2) Menggunakan material peredam suara pada ruang konvensi. Alat peredam
tersebut dapat dipasang pada lantai, dinding, dan langit – langit. Material
pelapisnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, seperti:

Karpet
atau
kain,
merupakan
bahan
yang
sering
digunakan
sebagai peredam suara sehingga meminimalisasi suara yang keluar ruangan.

Sound reflecting disk, merupakan alat khusus yang biasa digunakan pada
auditorium untuk mengatur refleksi bunyi yang akan masuk ke
telinga penonton.

Penggunaan plafond bergerigi sehingga suara dapat tersebar kepada semua
sudut ruangan secara lebih optimal, walaupun tanpa penggunaan alat
pengeras suara.

Sistem Pencahayaan
Terdapat
dua
macam
system
pencahayaan
yang
dapat
digunakan
pada
bangunan ini yaitu:
1)
Pencahayaan alami
Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit dapat dimanfaatkan
untuk pencahayaan pada siang hari terutama pada pre-function hall. Sedangkan
ruangan lain yang dapat memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu
ruang servis, ruang pengelola, dan ruang penunjang. Selain itu, lobby juga dapat
terkena cahaya alami, sehingga menghemat penggunaan listrik.
2)
Pencahayaan Buatan
Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang utama yaitu ruangan
konvensi agar dapat menciptakan suasana yang dibutuhkan pada acara. Pada
24
umumnya, sistem pencahayaan ini digunakan pada seluruh ruangan. Pada
area
lobby, untuk menghemat energi maka digunakan sistem - sistem yang dapat
menangkap cahaya matahari di siang hari. terlebih lagi acara eksibisi seringnya
dilaksanakan di siang hari.

Sistem Penghawaan
Gedung ini menggunakan penghawaan buatan pada bagian hall konvensi.
Penghawaan buatan dapat dengan menggunakan AC (Air Conditioner) dan exhaust
fan serta blower pada ruang tertentu. Penghawaan buatan yang digunakan
menggunaka sistem AC Sentral. Sistem ini memerlukan menara pendingin (water
cooling tower) yang ditempatkan di luar bangunan.

Sistem Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik
Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan
memiliki cadangan listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila
terjadi pemadaman listrik dari jaringan PLN. Untuk mewadahi instalasi listrik
diperlukan Main Distribution Panel dan Ruang Genset. Listrik yang berasal dari
Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution Panel pada tiap
lantai kemudian dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut.
25
E. Sketsa Ide / Gagasan
26
27
28
Download