RESUME KONSEP SKRIPSI ARSITEKTUR JUDUL: GEDUNG KONVENSI DAN UMKM TEMA: METAFORA TANGIBLE DISUSUN OLEH: Dwi Kevin Ramadhana 1322056 DOSEN PEMBIMBING: Ir. Adhi Widyarthara, MT. Bayu Teguh Ujianto, ST., MT. PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL MALANG 2019 A. Pemahaman Objek Perancangan Pengertian Judul GEDUNG: Pengertian Gedung menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26/PRT/M/2008 adalah wujud fisik hasil pekerjaan konstruksi yang menyatu dengan tempat kedudukannya, sebagian, atau seluruhnya berada diatas dan/atau didalam tanah dan/atau air, yang berfungsi sebagai tempat manusia melakukan kegiatannya, baik hunian atau tempat tinggal, kegiatan keagamaan, kegiatan usaha, kegiatan sosial, budaya, maupun kegiatan khusus. KONVENSI: Pengertian Konvensi menurut Peraturan Menteri Pariwisata RI No. 2 Tahun 2017 adalah sebuah pertemuan resmi dalam skala besar yang dihadiri oleh perwakilan atau delegasi (pemerintah, asosiasi,atau industri) untuk melakukan diskusi, pertukaran informasi atau tindakan atas permasalahan khusus yang menjadi perhatian bersama. UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah): Pengertian UMKM menurut Peraturan perundang-undangan No. 20 Tahun 2008 adalah sebuah usaha produktif yang dimiliki perorangan maupun badan usaha yang telah memenuhi kriteria sebagai UMKM. UMKM yang meliputi usaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah memiliki kriteria masing-masing yang telah diatur dalam Peraturan perundang-undangan No. 20 Tahun 2008 tentang UMKM. Sifat Konvensi a. Konvensi Lokal, Pertemuan ini bersifat lokal dan diselenggarakan oleh kelompok kecil yang potensial, mungkin saja bersifat mandiri yang mempunyai organisasi dengan pedoman kerja (AD/ART). b. Konvensi Daerah, Konvensi yang diselenggarakan oleh instansi pemerintah daerah atau organisasi swasta daerah yang mandiri dengan pedoman kerja (AD/ART) yang kegiatannya ditujukan untuk memajukan daerah setempat. 1 c. Konvensi Nasional, melibatkan para peserta dan penyelenggara pada skala nasional. d. Konvensi Regional, Kegiatan ini bisa saja dilakukan oleh pemerintah, atau oleh swasta atau kerjasama kedua belah pihak. Karena cakupannya lebih luas, sehingga jenis konvensi ini memberikan dampak yang lebih besar bagi penyelenggara maupun tempat penyelenggaraannya. e. Konvensi Internasional, penyelenggaraan konvensi ini didasarkan pada letak geografis, yakni negara-negara bertetangga yang sepakat membentuk wilayah untuk kepentingan bersama, contoh: MEE, ASEAN, ATF (ASean Travel Forum), AHRA, PATA. Seperti Konvensi regional namun dengan cakupan yang lebih luas / mengglobal, yang meliputi kerjasama antar benua, contoh: WTO, IATA. Sifat Konvensi a. Konvensi ukuran kecil : 20 – 50 peserta b. Konvensi ukuran sedang : 60 – 200 peserta c. Konvensi ukuran besar : 200 – 20.000 peserta 2 Hasil Studi Komparasi 1. Tampilan Bangunan Tabel 1.1 Studi Komparasi Struktur Bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi) Dyandra Convention Center Dyandra Convention Center ini mempresentasikan tema post modern dengan baik melalu bentuk fasad dengan elemen garisgaris miring. Convention Hall Golden Tulip Holland Resort Golden Tulip Holland Resort memiliki arsitektur bangunan ikonik dan berkarakter elegan. Convention Hall Singhasari Resort Convention Hall Singhasari Resort ini menggunakan arsitektur Neo-Vernakular dari bangunan candi. Dari Ketiga objek komparasi masing-masing Kesimpulan memiliki bentuk yang berbeda dan mengambil tema arsitektur yang berbeda. 3 2. Ruang dan Sirkulasi Tabel 1.2 Studi Komparasi Ruang dan Sirkulasi (Sumber: Dokumen Pribadi) Dyandra Convention Center Ruangan pada Dyandra Convention Center di kelompokkan menjadi 4 ruang utama yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda dan saling mendukung seperti Grand Ballroom, PreFunction Hall, Hall Room, Executive Meeting Room. Convention Hall Golden Tulip Holland Resort Convention Hall Golden Tulip Holland Resort mampu menampung 2000 orang pengunjung dan dapat dibagi menjadi 2 ruang dengan dinding partisi. Ruang penunjang lainnya yaitu Kitchen dan Storage. Convention Hall Singhasari Resort Convention Hall Singhasari Resort ini memiliki kapasitas pengunjung 6000 orang dan dapat dibagi menjadi 3 ruang dengan penggunaan dinding partisi. Ruang penunjang lainnya yaitu Kitchen dan loading dock yang berada di belakang Convention Hall. Tata Letak ruang utama dan ruang penunjang Kesimpulan memiliki kesamaan letak dan juga memiliki sirkulasi yang besar lalu ukuran ruang utama yang fleksible 4 3. Struktur Bangunan Tabel 1.3 Studi Komparasi Struktur Bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi) Dyandra Convention Center Pada bangunan Dyandra Convention Center ini Struktur bangunan utama didominasi dengan struktur beton bertulang dan perpaduan struktur rangka baja. Convention Hall Golden Tulip Holland Resort Pada Convention Hall Golden Tulip Holland Resort ini Struktur bangunan utama didominasi dengan struktur beton bertulang dan struktur rangka baja. Convention Hall Singhasari Resort Pada struktur bangunan utama menggunakan struktur rangka baja dan beton bertulang dimana kolom-kolom yang lebar menjadi daya tarik dan memiliki fungsi sebagai Kamar mandi Pengunjung. Struktur bangunan yang ada didominasi Kesimpulan dengan struktur baja dan beton bertulang. Dimana kriteria bangunan tersebut menggunakan prinsip struktur bentang lebar. 5 4. Utilitas Bangunan Tabel 1.4 Studi Komparasi Utilitas Bangunan (Sumber: Dokumen Pribadi) Dyandra Convention Center Utilitas bangunan pada bangunan Dyandra Convention Center ini memiliki sistem HVAC, Plumbing, sistem air bersih, sistem pemadam kebakaran, panel listrik utama, transportasi bangunan berupa lift, dan sistem pencahayaan buatan kelompok ruang utama. Convention Hall Golden Tulip Holland Resort Pada Convention Hall Golden Tulip Holland Resort ini dilengkapi dengan sistem keamanan kebakaran, pencahayaan buatan pada ruang utama, panel listrik utama, plumbing dan HVAC. Convention Hall Singhasari Resort Utilitas bangunan pada bangunan Convention Hall Singhasari Resort ini memiliki sistem HVAC, Plumbing, panel listrik utama, sistem air bersih dan sistem pencahayaan buatan pada ruang utama. Utilitas bangunan utama memiliki fungsi yang Kesimpulan sama dimana ruangan di lengkapi dengan sistem plumbing dan HVAC, pemadam kebakaran, dan panel listrik utama. 6 Pengertian Tema METAFORA TANGIBLE (Metafora Konkrit): Metafora adalah salah satu majas dalam Bahasa Indonesia, dan juga berbagai bahasa lainnya. Metafora adalah majas yang mengungkapkan ungkapan secara langsung. Metafora merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menjelaskan sesuatu melalui persamaan dan perbandingan. Pengertian umum menurut WJS Purwadarminto adalah perubahan atau perumpaan arti kiasaan. Perubahan tersebut terjadi pada semua aspek kehidupan dalam kaitannya dengan arsitektur. Berikut ada juga beberapa pengertian menurut beberapa tokoh, yaitu: Menurut Anthony C. Antoniades, 1990 dalam ”Poethic of Architecture” Suatu cara memahami suatu hal, seolah hal tersebut sebagai suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik dari suatu topik dalam pembahasan. Dengan kata lain menerangkan suatu subyek dengan subyek lain, mencoba untuk melihat suatu subyek sebagai suatu yang lain. Menurut James C. Snyder, dan Anthony J. Cattanese dalam “Introduction of Architecture” Metafora mengidentifikasikan pola-pola yang mungkin terjadi dari hubungan-hubungan paralel dengan melihat keabstrakannya, berbeda dengan analogi yang melihat secara literal Menurut Charles Jenks, dalam ”The Language of Post Modern Architecture” Metafora sebagai kode yang ditangkap pada suatu saat oleh pengamat dari suatu obyek dengan mengandalkan obyek lain dan bagaimana melihat suatu bangunan sebagai suatu yang lain karena adanya kemiripan. Menurut Geoffrey Broadbent, 1995 dalam buku “Design in Architecture” Metafora pada arsitektur adalah merupakan salah satu metode kreatifitas yang ada dalam desain spektrum perancang. Dari beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa Tema Metafora merupakan konsep arsitektur yang berorientasi kepada bentuk yang diwujudkan dalam bangunan dengan harapan akan menimbulkan tanggapan dari orang yang menikmati arsitekturnya sehingga, saat merancang fungsi ruang condong mengikuti konsep bentuk yang akan dirancang. 7 Tujuan Perancangan: Fungsi & Desain A. Fungsi Memberikan wadah atau sarana konvensi atau pertemuan yang layak dan memenuhi standar di Kota Malang. Mampu mengembangkan produk dan pelaku UMKM di Kota Malang. B. Desain Merancang sebuah wadah untuk Kegiatan Konvensi bagi para wisatawan. Merancang sebuah wadah untuk bisnis bagi pelaku UMKM di Kota malang. Merancang sebuah Gedung Konvensi dan UMKM yang memiliki tema Metafora Tangible. Rumusan Masalah Bagaimana metode perancangan pada sebuah banguna Gedung Konvensi dan UMKM di kota Malang ? Bagaimana Gedung Konvensi dan UMKM di Kota Malang dengan tema metafora tangible dapat beroperasi dengan baik sebagai sarana kegiatan konvensi sekaligus wadah pengembangan UMKM kota malang? 8 B. Lokasi / Gambar Tapak Gambar Lokasi Tapak Luas Tapak : ± 18.800 m2 Lokasi Tapak : Jl. Merdeka Timur, Kec. Klojen, Kota Malang Lebar Jalan : ± 12 m2 Kemiringan Kontur : 0,3% Batas Utara : Kantor Bupati Malang Batas Timur : Pertokoan Batas Selatan : Jl. KH. Agus Salim Batas Barat : Jl. Merdeka Timur KLB = 1,0 – 3,0 KDB = 60% - 70% TLB = 4 – 20 lantai KDH minimal 10% 9 C. Program Ruang Besaran Ruang Auditorium Tabel 3.5 Besaran Ruang Auditorium Kapasitas Nama Ruang Perabot (A) 2000 Kursi Auditorium Standart Perhitungan Unit (B) Sumber (AxB) NAD 1.000 m² ASS 600 m² Sirkulasi 0,5 m²/ 200 % org Total (m²) 3.000 m² 2 Panggung 200 kapasitas m² 600 m² 30 orang 2 Meja Ruang Operator 4 Kursi 1 Lemari 6 Sofa 0,72 0,25 m² 1,17 Persiapan 0,48 10 Orang 40 Orang m² 2 m² 7,6 m² 250 % 29,61 m² 1,44 m² m² 1,5 150 % 7,02 m² NAD 3 Meja R. Meeting 1 m² 0,6 m² m² m² Perlengkapan NAD 0,6 Ruang Gudang 1,44 m² m² ASS 15 m² 50 % TSS 80 m² 150 % 22,5 m² 120 10 m² R. Pers R. Fax dan Fotokopi Toilet 60 Orang 2 m² TSS 120 m² 100 % - - FL 23 m²/ unit - 3 Kloset 0,35 Wanita NAD 2 wastafel 2 Kloset Toilet Pria 2 wastafel 4 Urinoir 3 Kloset Toilet Khusus 3 wastafel Pemateri 3 Urinoir 0,55 0,35 NAD 0,1 0,35 6,45 m² 1,1 m² 200 % 6,6 m² 1,05 m² m² m² 200 % 0,4 m² m² 0,55 m² 0,7 m² m² m² 23 1,1 m² m² 0,55 m² 1,05 m² m² Pengunjung 240 NAD 0,1 m² 1,65 m² 200 % 9 m² 0,3 m² TOTAL KESELURUHAN 4.565 m² (Sumber: Analisa Penyusun, 2018) Jadi total keseluruhan besaran ruang Auditorium adalah 4.565 m² 11 Besaran Ruang Hall Konvensi Tabel 3.6 Besaran Ruang Hall Konvensi Kapasitas Nama Ruang Perabot (A) Hall 1.000 Konvensi Kursi Foyer/lobby 1.000 Orang 2 Sofa Standart Perhitungan Unit (B) m²/ m²/ 4 Kursi 2 Lemari Banquet Penyimpanan Bahan 200 % NAD 500 m² 200 % 1,17 10 Orang 20 Orang 10 Orang 0,48 NAD 0,6 m² 1,5 m² 1,5 m² 1.500 m² 250 % 11,5 m² 1 m² 200 % 4,12 m² 1,2 m² m² 1,5 1.500 1,92 m² m² m² (m²) 0,96 m² m² 0,25 Total 2,34 m² NAD 4 Meja Dapur 500 m² org 0,48 Perlengkapan NAD 0,5 Persiapan Gudang (AxB) org m² Ruang Rias Sumber 0,5 Ruang 2 Meja Sirkulasi ASS 15 m² 50 % NAD 30 m² 100 % NAD 15 m² 100 % 22,5 m² 60 m² 30 12 m² Makanan Toilet 3 Kloset 0,35 NAD 2 wastafel 2 Kloset Toilet Pengunjung 1,05 m² m² Pengunjung Wanita m² 2 wastafel Pria 4 Urinoir 0,55 0,35 m² 0,7 m² m² m² 6,45 1,1 m² m² 0,55 200 % NAD 0,1 1,1 m² 200 % 6,6 m² 0,4 m² m² TOTAL KESELURUHAN 5.141 m² Jadi total keseluruhan besaran ruang Hall Konvensi adalah 5.141 m² Besaran Ruang Toko Ritel UMKM Tabel 3.7 Besaran Ruang Ritel UMKM Nama Ruang Toko Ritel Kapasitas Standart Perhitungan Perabot Unit (A) (B) 11 Rak 1 0,875 Sisi A m² 2 Rak 2 1,75 Sisi m² Meja 2,86 Kasir m² Sumber (AxB) Sirkulasi Total (m²) 9,625 m² UMKM Unit Pangan (8 Unit) NAD 3,5 m² 200 % 337,84 m² 2,86 m² 13 Rak 1 Sisi 1,3 B m² Meja 0,9 Display m² 11 Rak 1 0,875 Sisi A m² 2 Rak 2 1,75 Sisi m² Meja 2,86 Kasir m² Rak 1 Sisi 1,3 B m² Meja 0,9 Display m² 11 Rak 1 0,875 Sisi A m² 2 Rak 2 1,75 Sisi m² Meja 2,86 Kasir m² Rak 1 Sisi 1,3 B m² Meja 0,9 Display m² Toko Ritel 11 Rak 1 0,875 UMKM Sisi A m² Toko Ritel 1,3 m² 0,9 m² 9,625 m² 3,5 m² UMKM Unit Sandang (4 Unit) Toko Ritel NAD 2,86 m² 200 % 168,92 m² 1,3 m² 0,9 m² 9,625 m² 3,5 m² UMKM Unit Kerajinan (4 Unit) NAD 2,86 m² 200 % 168,92 m² 1,3 m² 0,9 m² NAD 9,625 m² 200 % 84,46 m² 14 Unit Rokok 2 Rak 2 1,75 (2 Unit) Sisi m² Meja 2,86 Kasir m² Rak 1 Sisi 1,3 B m² Meja 0,9 Display m² 11 Rak 1 0,875 Sisi A m² Toko Ritel 2 Rak 2 1,75 UMKM Sisi m² Unit Meja 2,86 Kasir m² Rak 1 Sisi 1,3 B m² Meja 0,9 Display m² Industri Kimia (2 Unit) 3,5 m² 2,86 m² 1,3 m² 0,9 m² 9,625 m² 3,5 m² NAD 2,86 m² 200 % 84,46 m² 1,3 m² 0,9 m² TOTAL KESELURUHAN 844,6 m² Jadi total keseluruhan besaran ruang Ritel UMKM adalah 844,6 m² dibulatkan 845 m² 15 Besaran Ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis Tabel 3.8 Besaran Ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis Kapasitas Nama Ruang Perabot Standart Perhitungan Unit (A) (B) 1 meja 2 m² Sumber (AxB) ASS 2,6 m² ASS 0,5 m² Sirkulasi Total (m²) Ruang Kantor 1 kursi Kepala 4 Unit 2 rak m² Sofa 1 Meja 1 Meja 1 lemari Ruang Karyawan 10 Unit Toilet Pengelola m² Komputer 4 Unit Kantor 0,6 1,3 1 Set. Makan m² 1 Meja Ruang Tamu Ruang 0,5 1 meja 5 m² 1,3 m² 0,8 m² 1,2 m² NAD 1,3 m² ASS 5 m² NAD 1,3 m² NAD 0,8 m² 0,6 0,96 m² 1,3 Komputer m² 0,35 m² 33,6 m² 150 % 19 m² 150 % 2 m² 0,6 m² m² 1 Meja 3 Kloset NAD 100 % NAD 0,96 m² 200 % 8,58 m² 1,3 m² NAD 1,05 m² 200 % 6,45 m² 16 Wanita 2 wastafel 2 Kloset Toilet Pengelola 2 wastafel Pria 4 Urinoir 1 Lemari Ruang Janitor 4 Unit 0,55 0,35 0,55 m² 0,6 m² NAD 0,96 0,96 Keamanan 0,6 0,96 m² 1 Meja 0,96 1,3 CCTV Komputer m² 6 LCD 5 Orang NAD 0,35 m² 150 % 3,9 m² 1,3 m² 100 % 8,72 m² 2,1 m² m² 1,5 m² 0,96 m² m² 1 Meja 6,96 0,6 m² m² Ruang 100 % 0,96 m² NAD 1 Lemari 6,6 m² 1,92 m² m² m² 200 % 0,6 m² m² Gantung 1,1 m² 0,4 m² m² Pos Pantry NAD 0,1 0,48 1 Meja 0,7 m² m² 2 Rak 2 Trolley 1,1 m² m² NAD 7,5 m² 100 % 15 m² 17 R. Genset 1 Unit 24,75 m² NAD 24,75 m² 50 % 37,12 m² 147,93 m² Jadi total keseluruhan besaran ruang Pengelola Teknis dan Non Teknis adalah 147,93 m² dibulatkan menjadi 148 m² Besaran Ruang Untuk Penunjang Tabel 3.9 Besaran Ruang Penunjang Nama Ruang Kafetaria Standart Kapasitas Perhitungan Perabot Unit (A) (B) 60 Orang 2,63 m² Sirkulasi Sumber (AxB) JDC 157,8 m² 200 % ASS 31,56 m² 100 % ASS 15,78 % 100 % NAD 8 m² 100 % FL 23 m² 50 % NAD 64 m² 100 % Total (m²) 473,4 m² 20% Dapur Kafetaria 10 Orang Kafe 63,12 m² taria 10 Gudang Kafetaria % 2 Orang kafe 31,56 m² taria ATM 4 Mesin Center ATM Medical Center Loading 1 Unit 4 Mobil 2 m² 23 m² 16 16 m² 34,5 m² 128 18 Dock Box m² Musholla 30 Orang 1 m² 30 m² 10 Orang 1 m² 10 m² o R. Sholat o R. Wudhu o WC Pria o WC Wanita m² ASS 100 % 4 Orang 3 m² 12 m² 4 orang 3 m² 12 m² TOTAL KESELURUHAN 128 m² 874,58 m² Jadi total keseluruhan besaran ruang Penunjang adalah 874,58 m² dibulatkan menjadi 875 m² Ruang Parkir Sekitar 3.000 orang yang terbagi sebagai Peserta, Pengunjung UMKM, dan pengelola gedung. Analisa luasan kebutuhan parkir di asumsikan dengan pembagian presentase : 45% Mobil, 20% Motor, dan 35% Bus. Satuan Ruang Parkir kendaraan yaitu : Mobil : 2,5 m x 5 m = 12,5 m² Motor : 0,75 m x 2 m = 1,5 m² Bus : 3,4 m x 12,5 = 42,5 m² Kebutuhan Parkir Mobil : 3.000 orang x 45% = 1.350 Orang 1.350 Orang : (1 Mobil = 8 orang) = 169 Mobil (Dibulatkan) 169 Mobil x 12,5 m² = 2.112,5 m² Motor = 600 Orang : 3.000 orang x 20% 600 Orang : (1 Motor = 2 Orang) = 300 Motor 300 Motor x 1,5 m² = 450 m² 19 Bus : 3.000 orang x 35% = 1.050 orang 1.050 Orang : (1 bus=45 orang) = 23 Bus (Dibulatkan) 23 Bus x 31,25 m² = 718,75 m² Total Parkir: 2.112,5 m² + 450 m² + 718,75 m² = 3.281 m² Sirkulasi 50% x 3.281 m² = 1.640 m² Jadi, total kebutuhan area parkir kendaraan adalah: 3.281 m² + 1.640 m² = 4.921 m² KETERANGAN : NAD : Neufert Arsitektur Data TSS : Time Server Standart ASS : Asusmsi JDC : J. De Chiara FL : Fred Lawson KELOMPOK FASILITAS TOTAL LUASAN Auditorium 4.565 m2 Hall Konvensi 5.141 m2 Toko Ritel UMKM 845 m2 Pengelola Teknis dan Non Teknis 148 m2 Penunjang 875 m2 Total Bangunan Non-Parkir 11.574 m2 Ruang Parkir 4.921 m2 Total Keseluruhan 16.495 m2 Perhitungan Jumlah Lantai Luas site Luas lantai Dasar KDB KLB Jumlah Lantai = 18.800 m2 = 16.495 m2 = 60% x 18.800 m2 = 11.280 m2 = 2 x 18.800 m2 = 37.600 m2 = KLB / KDB = 37.600 m2 / 11.280 m2 = 3,3 Lantai ~ dibulatkan 3 Lantai 20 D. Konsep Rancangan Konsep Bentuk Gedung Konvensi dan UMKM ini mengambil Tema Metafora Tangible yang berangkat dari hal-hal visual serta spesifikasi / karakter tertentu dari sebuah benda atau materi. Bentuk gedung ini terinspirasi dari bentuk sebuah mata yang berarti mempunyai makna melakukan interaksi bertatapan dan melakukan pertemuan. Sesuai dengan fungsi utama dari gedung ini sebagai wadah kegiatan konvensi dan jual beli produk UMKM yang dilakukan antar penjual dan pembeli, maka dasar bentuk dari sebuah mata diaplikasikan ke bentuk Gedung Konvensi dan UMKM ini. Konsep Ruang Foyer / Lobby Foyer / Lobby mendukung kegiatan Hall Konvensi dan Auditorium nantinya akan berfungsi sebagai area registrasi acara, ticket box, pesta buffet atau cocktail, atau eksibisi dalam skala kecil. Nantinya akan dirancang 2 tangga untuk mengakomodir jumlah peserta yang banyak serta dirancang void agar pandangan dari lantai atas ke bawah atau sebaliknya tidak terhalang jika ada kegiatan eksibisi. Hall Konvensi Pada area Hall konvensi akan dirancang dengan bentangan lebar bebas kolom dengan ketinggian atap sekitar 6 meter. Nantinya karakteristik akustik ruangan bersifat gabungan karakter serap dan pantul yang berimbang. Toko Retail UMKM Toko Retail UMKM ini dirancang seperti toko swalayan yang menjual barang eceran yang menawarkan produk UMKM kota Malang. Nantinya akan dibagi 5 jenis produk, yaitu produk menawarkan produk UMKM kota Malang. Nantinya akan dibagi 5 jenis produk, yaitu produk pangan, produk sandang, produk kerajinan, produk rokok, dan produk industri kimia. 21 Konsep Struktur Struktur Bawah (Sub structure) Berdasarkan kondisi tanah diwilayah kecematan klojen yang peka terhadap erosi dengan lapisan tanah yang keras mencapai 10 meter kedalam, maka pondasi gedung ini menggunakan pondasi tiang pancang. Pondasi ini dapat digunakan pada bangunan bentang lebar dengan bentanga lebih dari 6 meter. Struktur Utama (Main structure) Struktur utama yang digunakan dalam perancangan ini adalah sistem struktur dinding pemikul. Sistem struktur dinding pemikul adalah sistem struktur yang menggunakan dinding sebagai penopang atau pemikul beban pada bangunan. Ketebalan dinding harus diperhatikan secara seksama karena berkaitan erat dengan berpa beban yang harus dipikul oleh dinding perlantai. Dinding lantai terbawah biasanya memiliki ketebalan yang terbesar dan semakin keatas ketebalan dindingnya semakin menipis. Hal ini disebabkan dinding dilantai paling bawah menopang beban lantai diatasnya. Struktur Atas (Upper structure) Struktur atas pada bangunan menggunakan struktur rangka bidang ruang atau space truss dengan pertimbangan untuk beban struktur yang lebih ringan untuk bentangan lebar. Struktur ini membentuk volume 3 dimensi dari kombinasi batang-batangnya yang membentuk segitiga dan bertemu pada titik joint sehingga membentuk rangka yang stabil. Konsep Utilitas Air Bersih Penyediaan air bersih dapat diperoleh dari PDAM atau sumur pompa dalam/deep well dengan kedalaman 100 meter lebih lalu disalurkan ke titik titik penggunaan air. Gedung Konvensi memiliki 2 sampai 3 lantai. 22 Air Kotor Sistem pembuangan air kotor dibedakan menjadi 2 yaitu : a. Sistem pembuangan air bekas Air bekas yang dimaksud adalah air bekas cucian kain kotor, cucian peralatan makan, atau peralatan memasak dan beberapa macam cucian lainnya. Pipa pembuangan digunakan pipa-pipa PVC atau pipa beton dengan diameter yang diperhitungkan ukurannya. b. Sistem pembuangan air limbah Air limbah adalah air bekas buangan yang bercampur kotoran atau air yang berasal dari lavatory. Saluran air limbah di tanah atau di dasar bangunan dialirkan pada jarak sependek mungkin dan tidak diperbolehkan membuat belokan-belokan tegak lurus, dialirkan dengan kemiringan 0,5 – 1 % ke dalam septictank. Sistem Pengelolaan Sampah Pembuangan sampah pada gedung ini pada umumnya adalah dengan menggunakan tempat sampah, yaitu sampah dari masing-masing ruangan maupun bangunan, dikumpulkan pada kantong-kantong sampah, kemudian dibuang melalui shaft sampah yang langsung sampai ke lantai dasar, di mana terdapat penampungan sampah. Sistem Pemadaman Kebakaran Instalasi pemadam api pada bangunan ini menggunakan peralatan pemadam api instalasi tetap. Sistem deteksi awal bahaya (Early Warning Fire Detection), yang secara otomatis memberikan alarm bahaya atau langsung mengaktifkan alat pemadam. Terdapat dua sistem pemadaman kebakaran, yaitu system otomatis dan sistem semi otomatis. Sistem Akustik Akustik ruangan pada bangunan ini hanya digunakan pada ruangan Konvensi, karena fungsinya yang merupakan ruangan untuk kegiatan yang berhubungan dengan 23 musikal atau seminar yang butuh suara yang sempurna. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain: 1) Menjauhkan ruangan konvensi pada ruangan yang memiliki sumber kebisingan, seperti ruang mekanikal elektrikal, ruang luar atau parkir dan jalan raya. 2) Menggunakan material peredam suara pada ruang konvensi. Alat peredam tersebut dapat dipasang pada lantai, dinding, dan langit – langit. Material pelapisnya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan, seperti: Karpet atau kain, merupakan bahan yang sering digunakan sebagai peredam suara sehingga meminimalisasi suara yang keluar ruangan. Sound reflecting disk, merupakan alat khusus yang biasa digunakan pada auditorium untuk mengatur refleksi bunyi yang akan masuk ke telinga penonton. Penggunaan plafond bergerigi sehingga suara dapat tersebar kepada semua sudut ruangan secara lebih optimal, walaupun tanpa penggunaan alat pengeras suara. Sistem Pencahayaan Terdapat dua macam system pencahayaan yang dapat digunakan pada bangunan ini yaitu: 1) Pencahayaan alami Dengan intensitas cahaya matahari yang besar, terang langit dapat dimanfaatkan untuk pencahayaan pada siang hari terutama pada pre-function hall. Sedangkan ruangan lain yang dapat memaksimalkan penggunaan pencahayaan alami yaitu ruang servis, ruang pengelola, dan ruang penunjang. Selain itu, lobby juga dapat terkena cahaya alami, sehingga menghemat penggunaan listrik. 2) Pencahayaan Buatan Diutamakan penggunaan penerangan buatan pada ruang utama yaitu ruangan konvensi agar dapat menciptakan suasana yang dibutuhkan pada acara. Pada 24 umumnya, sistem pencahayaan ini digunakan pada seluruh ruangan. Pada area lobby, untuk menghemat energi maka digunakan sistem - sistem yang dapat menangkap cahaya matahari di siang hari. terlebih lagi acara eksibisi seringnya dilaksanakan di siang hari. Sistem Penghawaan Gedung ini menggunakan penghawaan buatan pada bagian hall konvensi. Penghawaan buatan dapat dengan menggunakan AC (Air Conditioner) dan exhaust fan serta blower pada ruang tertentu. Penghawaan buatan yang digunakan menggunaka sistem AC Sentral. Sistem ini memerlukan menara pendingin (water cooling tower) yang ditempatkan di luar bangunan. Sistem Sistem Penyediaan dan Distribusi Listrik Sumber listrik pada bangunan ini berasal dari jaringan listrik PLN dan memiliki cadangan listrik yang bersumber dari genset yang dapat digunakan apabila terjadi pemadaman listrik dari jaringan PLN. Untuk mewadahi instalasi listrik diperlukan Main Distribution Panel dan Ruang Genset. Listrik yang berasal dari Main Distribution Panel kemudian dialirkan ke Sub Distribution Panel pada tiap lantai kemudian dialirkan ke fasilitas yang membutuhkan daya listrik tersebut. 25 E. Sketsa Ide / Gagasan 26 27 28