ringkasan hasil quick survey dampak krisis keuangan global

advertisement
Suplemen 4
Suplemen 4
RINGKASAN HASIL QUICK SURVEY DAMPAK KRISIS KEUANGAN GLOBAL
TERHADAP UMKM
Krisis keuangan global yang dipicu oleh krisis subprime mortgage di Amerika Serikat
memberikan dampak negatif terhadap kondisi ekonomi dan prospeknya di berbagai negara
termasuk Indonesia. Pada triwulan I-2009, pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya
mencapai 4,6%, sedangkan prospek ekonomi Indonesia secara keseluruhan tahun 2009
diperkirakan hanya tumbuh pada kisaran 3-3,5%, terutama karena anjloknya external
demand. Penurunan aktivitas ekonomi saat ini terjadi di hampir seluruh sektor ekonomi dan
berbagai skala usaha termasuk UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian
Indonesia.
Berdasarkan data BPS (2007), peran UMKM dari sisi penciptaan PDB memberikan kontribusi
sebesar 53,60% sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja memberikan kontribusi
mencapai 92,46%. Oleh karena itu, melihat pentingnya peran UMKM dalam perekonomian
Indonesia, maka dirasa perlu untuk melakukan kajian tentang dampak krisis keuangan
global terhadap kinerja UMKM secara umum dengan tetap mempertimbangkan aspek
spasial (antar wilayah) di Indonesia.
Tabel 1. Distribusi Responden
Sektor / Bidang Usaha
Propinsi
Pertanian
Palembang
Bengkulu
Bandar
Lampung
TOTAL
Industri
Pengolahan
Perdagangan/
Hotel/Restoran
Transpor/
Komunikasi
Total
Lainnya
13
4
30
3
10
60
6
1
2
1
0
10
10
4
4
2
0
20
29
9
36
6
10
90
Profil UMKM sebagai responden di ketiga propinsi yang dijadikan sebagai lokasi sampel bisa
dilihat pada tabel di atas. Berdasarkan propinsi, responden terbanyak berada di Propinsi
Sumatera Selatan yaitu sebanyak 67%. Responden di Propinsi Lampung sebanyak 22% dan
Propinsi Bengkulu sebanyak 11%. Berdasarkan sektor usaha, responden terbanyak bergerak
di sektor perdagangan / hotel / restoran sebanyak 40% diikuti sektor pertanian sebanyak
32%.
Berdasarkan skala usaha hampir setengah responden (49%) merupakan kelompok usaha
kecil dengan omset antara Rp 300 juta – Rp 2,5 miliar. Sementara jumlah responden skala
menengah dengan omset antara Rp 2,5 miliar – Rp 50 miliar sebanyak 36%. Sisanya 14%
merupakan UMKM skala mikro dan 1% merupakan skala usaha besar.
1 Suplemen 4
Dilihat dari bentuk badan hukum sebagian besar responden (74%) tidak memiliki badan
hukum, masing-masing 12% berbentuk PT dan CV, sisanya sebanyak 2% berbentuk
koperasi. Berdasarkan lama beroperasi, 56% responden telah beroperasi lebih dari 10
tahun, 35% telah beroperasi selama 4-10 tahun, 8% telah beroperasi selama 1-3 tahun,
dan 1% beroperasi kurang dari 1 tahun.
Dari hasil survei tersebut, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.
2 Dampak negatif krisis keuangan global dirasakan oleh sebagian besar pelaku UMKM di
wilayah Propinsi Sumatera Selatan, Lampung, dan Bengkulu secara merata di semua
sektor usaha yang menjadi responden survei. Namun jika dibandingkan dengan krisis
tahun 1997, responden di sektor pertanian lebih banyak yang menyatakan bahwa krisis
saat ini lebih terasa dampaknya. Hal ini bisa disebabkan karena jatuhnya harga
komoditas terutama kelapa sawit dan karet yang merupakan komoditas pertanian
utama Sumbagsel.
Krisis keuangan global telah menurunkan kinerja responden melalui penurunan omset
usaha / penjualan yang berpengaruh terhadap profit margin yang didapatkan,
walaupun terdapat sedikit pengecualian pada minoritas responden seperti responden
pengolah bahan makanan dan perdagangan. Krisis global juga mempangaruhi
kemampuan sebagian kecil responden dalam memenuhi kewajiban ke perbankan
terutama responden di sektor pertanian.
Untuk bertahan dari gempuran krisis, responden pada umumnya melakukan strategi
efisiensi dan sebagian di antaranya mencari pasar baru ataupun segmen pasar baru.
Pengurangan tenaga kerja bukan merupakan solusi yang populer dilakukan oleh para
responden.
Mayoritas responden optimis perekonomian akan membaik. Optimisme tersebut
dipengaruhi oleh keyakinan bahwa pemerintah akan segera melakukan tindakan yang
diperlukan untuk pemulihan. Dari sisi kebijakan, responden berharap pemerintah
menambah skim kredit UMKM bersubsidi seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) serta
mengurangi pajak / bea masuk.
Download