Boks 2 : PERAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH DALAM PENGENTASAN KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG Salah satu upaya untuk menanggulangi kemiskinan adalah melalui pemberdayaan UMKM yang telah terbukti memiliki daya tahan yang relatif kuat dalam menghadapi krisis ekonomi yang lalu. Peran penting UMKM itu sendiri dapat ditinjau dari beberapa aspek, yaitu jumlah unit usaha yang terbentuk, penyerapan tenaga kerja, perannya dalam peningkatan produk domestik bruto (PDB) dan sumbangannya terhadap ekspor nasional. Dalam kurun waktu 1997-2001 rata-rata unit UMKM secara nasional mencapai 99,81% dari total perusahaan yang ada. Tenaga kerja yang bekerja dalam sektor UMKM ini juga mencapai 99,48% dari total pekerja nasional, selain itu UMKM memberikan sumbangan hingga 55,1% kepada PDB Nasional. Secara umum rata-rata pertumbuhan UKM tahun 1999-2001 adalah 3%, rata-rata pertumbuhan pekerja 18,8% dan rata-rata pertumbuhan PDB –2,5% (Aloysius, 2003). Tambunan (2002); Berry et.al (2001) dalam Aloysius (2003) juga menyatakan bahwa UKM memiliki keunggulan dalam hal fleksibelitas untuk bertahan terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi. Berkaitan dengan pertumbuhan UMKM tersebut, perlu dilihat hubungan antara pertumbuhan UMKM dengan kemiskinan pada masyarakat, dan juga peran UKM mengurangi kemiskinan sehingga dapat digunakan untuk mengidentifikasi langkah langkah kebijakan yang dapat ditempuh dalam pengembangan UMKM dalam rangka mengurangi kemiskinan di Provinsi Lampung. Dengan menggunakan explanatory research, penelitian yang dilakukan oleh Bank Indonesia Bandar Lampung bekerjasama dengan LPM UNILA ini menggunakan sampel yang diambil dari usaha kecil yang masuk dalam sembilan sektor usaha baik yang tergabung dalam kelompok ILMEA (Industri Logam, Mesin, Elektronik dan Aneka) maupun IKAH (Industri Kimia, Agro Industri dan Hasil Hutan) yang ada di Provinsi Lampung. Beberapa hasil dan kesimpulan dari penelitian ini antara lain: 1. Struktur usaha mikro, kecil, dan menengah di Propinsi Lampung masih dikuasai oleh sektor agraris terutama disektor pertanian. 2. Tingkat keeratan hubungan antara penambahan satu unit usaha kecil baru dengan upaya pengurangan kemiskinan di Propinsi Lampung sangat kuat/erat, dimana setiap penambahan (pembukaan) satu unit usaha kecil baru akan berpotensi meningkatkan pendapatan riil perkapita masyarakat sebesar Rp14,57838. 3. Penambahan tenaga kerja pada usaha mikro, kecil, dan menengah yang berstruktur ekonomi agraris yang didominasi oleh sektor pertanian tidak bisa digunakan sebagai media pengurangan kemiskinan karena produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian ini sangat rendah. 4. Penambahan modal (investasi) pada usaha mikro, kecil dan menengah tidak memiliki pengaruh yang signifikan pada upaya pengurangan kemiskinan di Propinsi Lampung. Dimana setiap penambahan investasi pada UMKM sebesar Rp 1.000.000,- secara kumulatif hanya berpotensi meningkatkan pendapatan perkapita sebesar Rp 0,826531 Sementara beberapa saran yang diajukan sebagai berikut : 1. Arah pembangunan usaha Propinsi Lampung sebaiknya tidak menitik-beratkan pada sektor agraris terutama pertanian yang cenderung memiliki tingkat produktivitas yang rendah. 2. Jika pemerintah daerah tetap ingin memajukan/mempertahankan UMKM sektor pertanian, maka pemerintah harus meningkatkan skill karyawan misalnya melalui peningkatan pendidikan tenaga kerja UMKM. 3. Pemerintah harus mendorong upaya pembukaan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah baru di Propinsi Lampung dengan memperhatikan sektor usaha yang bersifat menguntungkan (non-agraris) dan diikuti dengan kegiatan promosi dan pencadangan usaha. 4. Pemberian bantuan tidak hanya difokuskan pada modal saja, tetapi juga bantuan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan, bantuan manajemen usaha kecil kepada pemilik usaha mikro, kecil, dan menengah dalam rangka meningkatkan keterampilan (skill) karyawan dan meningkatkan produktivitas usaha kecil. 5. Perlu adanya upaya secara berkesinambungan dalam mengatasi kemiskinan di Propinsi Lampung dengan menitikberatkan pada sektor pendidikan guna menyiapkan tenaga kerja yang terampil.