1a. Berdasarkan Williams (1988) maka ada lima pandangan dasar perbedaan antara pendekatan kuantitatif (istilah Williams dengan kuantitatif positivistik) dan kualitatif. Kelima dasar pandangan tersebut ialah sifat realitas, interaksi peneliti dan obyek penelitiannya, posibilitas generalisasi dan posibilitas kausal dan peranan nilai. 1) Pada dasar pandangan sifat realitas, maka pendekatan kuantitatif melihat realitas sebagai tunggal, konkrit, teramati, dan dapat difragmentasi. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat realitas ganda (majemuk), hasil konstruksi dalam pengertian holistik. Itulah sebabnya peneliti kuantitatif lebih spesifik, percaya langsung pada sang obyek generalis, meragukan dan mencari fenomena selanjutnya pada sang obyek realitas. 2) Pada dasar pandangan interaksi antara peneliti dengan obyek penelitiannya, maka pendekatan kuantitatif melihat sebagai independen, dualistik bahkan mekanistik. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat sebagai proses interaktif, tidak terpisahkan bahkan partisipatif. Itulah sebabnya penelitian kuantitatif agak memisahkan antara si peneliti sebagai subyek pelaku aktif dan obyek penelitian sebagai obyek pelaku pasif dan dapat dibebani aneka model penelitian oleh si peneliti. Sebaliknya dalam pendekatan kualitatif ada substitusi situasi dan mutual experience, bersama-sama di suatu medan (arena) nan tak terpisahkan yang sangat mutual dan tumpang tindih. Terasa sekali kuantitatif melontarkan subyek atas obyek yang saling terpisahkan, meneliti tentang sesuatu. Sebaliknya kualitatif melontarkan obyek atas obyek, yang tak terpisahkan, meneliti menembus di dalam sesuatu. Dengan perkataan lain, pendekatan kuantitatif to solve the problem by surrounding the problem. Sebaliknya pendekatan kualitatif to solve the problem by penetrating the problem. 3) Pada dasar pandangan posibilitas generalis, maka pendekatan kuantitatif bebas dari ikatan konteks dan waktu (nomothetic statements), sedang pendekatan kualitatif terikat dari ikatan konteks dan waktu (idiographic statements). Itulah sebabnya peneliti kuantitatif dapat dikenai atau dibebani dengan percobaan tertentu, lalu diukur hasilnya (ada macam-macam jenis eksperimen). Sebaliknya peneliti kualitatif lebih menerjunkan diri dalam riak gelombang gejolak obyek penelitian dan terbenam di dalamnya. Ini agar dia menjadi mengerti, memahami, dan menghayati (verstehen) pada obyek penelitiannya. 4) Pada dasar pandangan posibilitas kausal, maka pendekatan kuantitatif selalu memisahkan antara sebab riil temporal simultan yang mendahuluinya sebelum akhirnya melahirkan akibat-akibatnya. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu mustahilkan usaha memisahkan sebab dengan akibat, apalagi secara simultan. Sebab dan akibat adalah nebula yang Pantha Rhei (mengalir kontinyu terus menerus). Itulah sebabnya pendekatan kuantitatif selalu on line process, satu arah, mulai dari awal sebab, proses, dan akhirnya akibat. Sebaliknya pendekatan kualitatif selalu on cyclus process, kontinyu dan banyak arah, suatu interaksi yang dipetakan dan masing-masing berupa sebab dan akibat sebagai kutub-kutubnya. Proses sebab akibat adalah suatu kelanjutan dari proses sistem model atau paradigma tertentu. 5) Pada dasar pandangan peranan nilai, maka pendekatan kuantitatif melihat segala sesuatu bebas nilai, obyektif dan harus seperti apa adanya. Sebaliknya pendekatan kualitatif melihat segala sesuatu tidak pernah bebas nilai, termasuk si peneliti sendiri yang subyektif. Itulah sebabnya penelitian kuantitatif selalu mendaku bahwa penelitian yang terbaik ialah yang obyektif, jujur, netral, dan apa adanya, dan yang terpenting kebal terhadap nilai-nilai di sekitar suatu obyek penelitian. Penelitian kualitatif memustahilkan hal ini. Hasil pengamatan jenis penelitian, analisa datang dan sekalian hasil penelitian tidak lepas (konstektual) dengan era, geografi, budaya dan aliran-aliran nilai yang berpengaruh di situ. Peranan nilai hendak dilihat dengan totalitas eksistensialnya. (Lukas.S.Musianto,2002:125-126) b. Karena tri dharma perguruan tinggi salah satunya adalah penelitian dimana untuk pembuatan tugas akhir mahasiswa/skripsi yang berguna untuk menyelesaikan studi akhir. Selain itu para dosen juga melaksanakan penelitian baik yang bersifat mandiri atau proyek sehingga mahasiswanya juga harus melaksanakan penelitian. 3a. Dalam melakukan penelitian, peneliti dapat menggunakan metode dan rancangan (design) tertentu dengan mempertimbangkan tujuan penelitian dan sifat masalah yang dihadapi. Menurut fraenkell, J.R. dan wallen, N.E. menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif dapat dibedakan berdasarkan metode penelitiannya, yang meliputi: 1. Eksperimen Tipe penelitian ini sering digunakan pada penelitian ilmu eksakta (ilmu alam) atau biasa disebut penelitian percobaan. Penelitian ini menggunakan beberapa kelompok yang diberikan perlakuan atau stimulus tertentu yang sesuai dengn tujuan penelitian. 2. Penelitan survei Penelitian survei merupakan penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah-masalah isu skala besar yang actual dengan populasi sangat besar sehingga diperlukan sampel ukuran sangat besar. Pengambilan data dengan menggunakan kuesioner atau angket sebagai sumber data utama. Dalam penelitian survey, responden diminta untuk memberikan jawaban singkat yang sudah tertulis di dalam kuesioner atau angket untuk kemudian jawaban dari seluruh responden tersebut diolah menggunakan teknik analisis kuantitatif tertentu. 3. Penelitian korelasi Penelitian yang digunakan untuk menemukan kemungkinan ada atau tidaknya hubungan antar dua atau lebih variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan dari penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada salah satu atau lebih factor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. 4. Penelitian kausal komparatif Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki kemungkinan adanya hubungan sebab akibat yang berdasarkan pada pengamatan terhadap akibat yang ada dan mencari kembali factor yang mungkin menjadi penyebab melalui data tertentu. (Nanang Martono,2011:132) b. Analisis data statistik adalah proses matematika untuk mengumpulkan, mengorganisasi, menganalisis dan menafsirkan data angka. Ini merupakan salah satu daripada fase-fase dasar dalam proses penelitian. Analisis data statistik deskriptif mencakup deskripsi suatu kelompok tertentu. Analisis data statistik inferensial ditujukan ke arah “penilaian” mengenai populasi dengan mana sampel yang dipilih diduga memiliki hubungan. Berikut merupakan jenis desain penelitian kuantitatif dengan rumus statistiknya: 1. Penelitian korelasi Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian korelasi seperti ini merupakan bagian dari penelitian ex-post facto karena peneliti biasanya tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Koefisien korelasi sederhana (Pearson product moment) Rumus yang digunakan untuk menghitung koefisien korelasi pearson adalah: 𝑟= 𝑛 ∑ 𝑥𝑦 − (∑ 𝑥)(∑ 𝑦) √{𝑛 ∑𝑥 2 − (∑ 𝑥)2 }{𝑛 ∑𝑦 2 − (∑ 𝑦)2 } Keterangan : n = Banyaknya pasangan data X dan Y ∑x = Total jumlah dari variabel X ∑y = Total jumlah dari variabel Y ∑x2 = kuadrat dari total jumlah variabel X ∑y2= kuadrat dari total jumlah variabel Y ∑xy= Hasil perkalian dari total jumlah variabel X dan Y 2a. Menurut Asmdi Alsa menegaskan bahwa prosedur penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut: 1. Mengindentifikasi problem penelitian Dalam mengindentifikasi problem penelitian, penelitian kuantitatif perlu mengeluarkan tentang kecenderungan atau menjelaskan tentang keterkaitan antara variabel dan pengembangannya. 2. Mereview kepustakaan Dalam penelitian kuantitatif, kepustakaan memegang peranan penting. Melakukan review terhadap kepustakaan selain berfungsi untuk justifikasi problem penelitian, juga dimaksudkan untuk mengarahkan tujuan, dan pertanyaan atau hipotesis penelitian. 3. Menetapkan tujuan penelitian Dalam penelitian kuantitatif pertanyaan penelitiannya adalah spesifik dan sempit, terbatas pada variabel penelitian yang ditetapkan, untuk memperoleh data yang dapat diukur dan dapat diamati. 4. Mengumpulkan data Dalam penelitian kuantitatif, pengumpulan data didasarkan pada instrumen yang sudah ditetapkan sebelum penelitian, datanya berwujud bilangan, dan instrumen diberikan kepada sejumlah besar individu. 5. Menganalisis dan menginterpretasi data Dalam penelitian kuantitatif, analisis datanya menggunakan analisis statistik yang meliput urauan kecenderungan, perbandinga kelompok yang berbeda, atau hubungan antar variabel, serta melakukan interpretasi perbandngan antara hasil penelitian dengan yang diprediksi sebelum penelitian. Peneliti selanjutnya melakukan interpretasi berdasarkan hasil analisis data tersebut dipandang dari sudut prediksi awal atau penelitian-penelitian sebelumnya yang bertema sama. Interpretasi ini merupakan penjelasan mengenai mengapa hasil penelutian mendukung atau tida mendukunng prediksi yang diharapkan sebelumnya. 6. Melaporkan dan mengevaluasi penelitian Menindaklanjuti prosedur penelitian kuantitatif yang sudah dipaparkan ilmuwan diatas. (Asmdi Alsa,2003:14-18) b. langkah-langkah menyusun instrumen pembuatan angket 1. Merumuskan tujuan yang akan dicapai oleh angket. 2. Mengidentifikasi variabel yang akan dijadikan sasaran angket. 3. Menjabarkan setiap variabel menjadi sub-variabel yang lebih spesifik. 4. Menyusun pertanyaan-pertanyaan. Dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut: a. Hindari kata atau istilah yang mudah disalah artikan. b. Hindari alternatif jawaban yang tidak lengkap. c. Hindari pertanyaan yang bercabang. d. Hindari asumsi-asumsi yang tidak relevan. e. Susun kalimat yang menghasilkan jawaban sempurna. f. Berikan kuantifikasi jawaban yang sistematis. g. Hati-hati mengklarifikasi jawaban responden. 5. menentukan jenis data yang akan dikumpulkan sebagai untuk menentukan teknik analisisnya. Judul Penelitian “Pengaruh kemampuan membaca dan motivasi belajar terhadap pemecahan soal cerita matematika siswa kelas IV SD menggunakan metode demonstrasi kepada siswa putra-putri kelas IV SD” Variabel: 1. Variabel tergantungnya adalah kemampuan membaca dan motivasi belajar pemecahan soal matematika. 2. Variabel bebasnya adalah metode demonstrasi. 3. Variabel moderatornya adalah siswa putra-putri. 4. Variabel terkendali adalah kelas IV SD.