Uploaded by estiastuti11

DESAIN RISET KAUSAL

advertisement
MAKALAH RISET PEMASARAN
“DESAIN RISET KAUSAL”
Dosen Pengampu : Totok Wibisono, SE, MM
DISUSUN OLEH:
CAHYO NUR BIAT
(B.131.17.0394)
TONI SEFTIAN
(B.131.17.0339)
ESTI ASTUTI
(B.131.17.0396)
S1 MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
Kata Pengantar
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Desain Riset Kausal”
ini tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis dan menunjang
perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah memahami materi yang
disajikan didalamnya. Selama pencarian referensi dan penyusunan makalah ini, tidak sedikit
kendala yang penulis hadapi. Namun, berkat arahan dan bimbingan dari pihak-pihak terkait,
maka kendala tersebut dapat diatasi.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala
kerendahan hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami mengucapkan Terima kasih kepada semua pihak dan semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kehidupan serta perkembangan ilmu pengetahuan serta mampu
menjadi acuan dalam mata kuliah bersangkutan.
1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1.
Latar Belakang ........................................................................................................................ 3
1.2.
Rumusan Masalah ................................................................................................................... 3
1.3. Tujuan .......................................................................................................................................... 3
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Desain Riset Sebab-Akibat (Kausal).......................................................................... 4
2.2. Eksperimentasi Sebagai Riset Sebab Akibat (Kausal) ................................................................. 4

Validitas internal dan eksternal dari eksperimen .................................................................... 5

Peran eksperimental dalam riset pemasaran ........................................................................... 6

Masa depan dan masalah-masalah ekperimentasi ................................................................... 6
2.3. Jenis-Jenis Uji Pasar .................................................................................................................... 7

Memilih prosedur uji pasar ..................................................................................................... 8
BAB III
PENUTUP ............................................................................................................................................ 10
3.1. Kesimpulan ................................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 11
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam riset pemasaran kita mempelajari mengenai desain riset pemasaran yaitu
kerangka kerja atau rencana untuk melakukan studi yang akan dilakukan sebagai pedoman
dalam megumpulkan dan menganalisis data. Desain riset adalah cetak biru yang harus diikuti
dalam menyelesaikan suatu studi. Desain ini menyerupai cetak biru yang dibuat para ketika
membangun sebuah rumah. Ketika kita ingin melaksanakan suatu riset penting untuk periset
membuat desain riset agar proses riset dapat berjalan sesuai rencana. Dalam desain riset
terdapat 3 jenis yaitu riset eksploratori, riset deskriptif dan riset kausal. Apakah desain
tersebut menjadi produktif dalam situasi tertentu tergantung seberapa mahir desain tersebut
diaplikasikan. Semua itu tergantung pada masalah spesifik yang ingin dipecahkan. Jadi analis
riset perlu memahami desain-desain dasar agar mereka dapat memodifikasinya sehingga
sesuai tujuan spesifikasi. Maka dari itu latar belakang makalah ini adalah untuk menjelaskan
mengenai Desain Riset Pemasaran terutama jenis Desain Riset Kausal.
1.2.Rumusan Masalah
A. Apa pengertian desain riset kausal?
B. Bagaimana eksperimentasi digunakan dalam riset kausal?
C. Apa saja jenis-jenis dan metode uji pasar?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui tentang desain riset kausal.
2. Mengetahui tentang eksperimentasi dalam desain riset kausal.
3. Mengetahui jenis-jenis dan metode uji pasar.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Desain Riset Sebab-Akibat (Kausal)
Riset kausal adalah riset yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan sebab
akibat antar variabel. Bertujuan untuk memahami variabel mana yang berfungsi sebagai
penyebab (variabel bebas) dan variabel mana yang berfungsi sebagai akibat (variabel
tergantung). Serta, untuk menentukan karakteristik hubungan antara variabel penyebab dan
efek yang akan diprediksi.
 Hubungan sebab akibat
Konsep hubungan sebab-akibat adalah jauh lebih rumit dan pembahasan yang
terinci tentang hal itu akan membawa kita terlalu jauh dari kerangka pembahasan. Namun,
beberapa hal yang penting akan memungkinkan kita untuk menentukan secara layak peran
eksperimen dalam membangun validitas hipotesis bahwa X menyebabkan Y.
 Bukti mengenai hubungan sebab akibat
urutan waktu terjadinya variabel-variabel adalah bukti lain dari hubungan sebabakibat
di antara kedua variabel itu. Bukti ini didasarkan pada konsep sederhana berikut:
Satu kejadian tidak dapat dianggap sebagai "penyebab" dari kejadian lainnya jika hal itu
terjadi setelah kejadian lainnya. Timbulnya sebuah faktor sebab-akibat mungkin mendahului
akan mungkin secara serempak dengan terjadinya sebuah kejadian; menurut definisi, suatu
akibat tidak dapat dihasilkan oleh sebuah kejadian yang terjadi hanya setelah akibat itu
dirasakan. Namun, mungkin saja setiap istilah dalam hubungan itu menjadi sebuah "sebab"
maupun sebuah “akibat" dari istilah lain.
Meskipun secara konseptual sederhana, namun bukti berdasarkan urutan waktu memerlukan
perhatian khusus dari para periset. Kadang-kadang sulit untuk menetapkan urutan waktu dari
sebuah fenomena. Misalnya, mari kita pertimbangkan hubungan antara pengeluaran tahunan
suatu perusahaan untuk iklan dengan penjualannya. Para manajer pemasaran seringkali
menganggap kenaikan penjualan disebabkan oleh peningkatan pengeluaran untuk iklan.
2.2. Eksperimentasi Sebagai Riset Sebab Akibat (Kausal)
Karena kendali berada di tangan investigator, maka eksperimen dapat memberikan bukti
yang lebih meyakinkan tentang hubungan sebab akibat daripada yang dapat diberikan oleh
desain ekploratori atau deskriptif. Eksperimen adalah Investigasi ilmiah dimana seorang
investigator memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel independen serta
mengamati variabel dependent atau variabel concomitant variation terhadap manipulasi
variabel independent.
Terdapat dua jenis eksperimen yang berbeda yaitu:
a. Eksperimen laboratorium adalah suatu investigasi dimana investigator
menciptakan situasi dengan kondisi-kondisi yang diinginkandan kemudian
memanipulasi bebeerapa variable di sampingn mengendalikan variable-variabel
4
lalinnya. Jadi invertigator mampu mengamati dan mengukur dampak dari
manipulasi variable;-variabel itu serta meminimalkam dampak dari factor-faktor
lainnya.
b. Ekperimen lapangan adalah studi riset dalam situasi yang ralistik atau alami,
meskipun juga melibatkan manipulasi satu atau lebih variabeldiabwah kondisi
yang sebisa mungkin deikendalikan seperti situasi sebenarnya.
 Validitas internal dan eksternal dari eksperimen
Untuk meyakinkan bahwa desain penelitian eksperimen layak untuk pengujain
hipotesis penelitian, maka dilakukan pengendalian terhadap validitas internal dan
eksternal
a. Validitas internal Merupakan validitas yang berkaitan dengan sejauh mana hubungan
sebab akibat antara variabel bebas dan variabel terikat yang ditemukan dalam
peneltian ini.
 History, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kedua kelompok sampel yang
memiliki kemampuan awal dan usia yang sama.
 Maturation, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kedua kelompok sampel
pada usia yang relatif sama. Hal ini diaplikasikan dalam bentuk penentuan
kedua sampel pada kelas/tingkat yang sama.
 Testing, faktor ini dikontrol lewat penggunaan butir tes yang variatif dengan
menyisipkan pernyataan atau pertanyaan pengecoh.
 Statistical regression, faktor ini dikontrol lewat penggunaan instrumen yang
telah teruji reliabilitasnya.
 Selection, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kedua kelompok sampel yang
memiliki kemampuan dasar relatif sama.
 Mortality, dikontrol lewat penggunaan jumlah data pengukuran awal dan akhir
yang sama dalam satu sampel.
 Interactions effect, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kelompok sampel
yang belum pernah mendapat perlakuan yang sama.
 Instrumentation effect, faktor ini dikontrol lewat penggunaan instrumen yang
telah teruji validitasnya.
 Experimentar effect, faktor ini dikontrol lewat penggunaan intact teacher
untuk menghindari interaksi langsung antara peneliti dengan kedua kelompok.
 Participant sophisticated, faktor ini dikontrol lewat penggunaan kedua
kelompok sampel yang belum pernah mengalami dan mengetahui pola
perlakuan dalam eksperimen secara mendalam.
b. Validitas eksternal merupakan validitas yang berkaitan dengan sejauh mana hasil
penelitian dapat digeneralisir terhadap populasi dan latar.
 Interaction of selection and treatment, faktor ini dikontrol lewat penggunaan
intact class dan melakukan random terhadap kelas yang akan dijadikan
kelompok kontrol dan eksperimen.
 Interaction of setting and treatment, faktor ini dikontrol dengan melakukan
generalisir terhadap populasi pada setting yang sama seperti kelas, kelompok
usia, sekolah dan materi yang sama.
 Multiple treatment interference, faktor ini dikontrol lewat upaya agar kedua
kelompok sampel tidak pernah mendapat perlakukan ini sebelumnya.
5
 Peran eksperimental dalam riset pemasaran
Uji Pasar (Uji Pemasaran), sebuah eksperimen terkendali yang dilakukan dalam sektor
pasar yang terbatas tetapi dipilih secara hati-hati, tujuannya adalah untuk memprediksi
konsekuensi penjualan atau laba, baik secara absolut atau relatif, atas satu atau lebih tindakan
pemasaran yang direncanakan.
 Masa depan dan masalah-masalah ekperimentasi
Terdapat tiga masalah eksperimen yang lebih penitng secara umum, danuji pasar secara
khusus adalah niaya, waktu dan pengendalian
a. Biaya. Biaya selalu menjadi pertimbangan utamam dalam uji pemasaran.
Ketika meluncurkan produk baru terdapat biaya-biaya yang berkaitaan dengan
produksi dengan barang itu. Jadi uji pasar juga termasuk biaya pemasaran
untuk iklan, penjualan pribadi, ruang pameran atau display, dan sebagainya.
b. Waktu. Waktu yang diperlukan untuk melakukan uji pasar yang memadai juga
dapat menjadi sangat lama. Pada tahun 1960, Procter & Gamble
menghabiskan waktu selama delapan tahun untuk menguji popok sekali pakai
merek Pampers sebelum meluncurkan produk itu di Amerika Serikat. Dalam
lingkungan global yang serba cepat berubah seperti sekarang ini, pendekatan
itu hanya akan membuat sebuah perusahaan sangat rentan digilas oleh para
pesaing yang lebih gesit. Terdapat tekanan untuk memperpanjang periode uji
pemasaran, karena bukti empiris mengindikasikan bahwa ketepatan uji pasar
meningkat secara langsung dengan berlalunya waktu. Eksperimen-eksperimen
yang dilakukan dalam periode yang singkat tidak akan menimbulkan dampak
kumulatif dari tindakan-tindakan pemasaran. Akibatnya, satu tahun seringkali
direkomendasikan sebagai batas minimum sebelum setiap jenis keputusan
”jadi-tidak jadi” dibuat. Periode satu tahun itu akan memungkinkan para
periset untuk memperhitungkan variasi-variasi musiman yang mungkin dan
untuk mempelajari perilaku pembelian berulang. Namun eksperimeneksperimen yang lama seperti itu mahal harganya dan menimbulkan masalah
pengendalian tambahan serta reaksi kompetitif. Procter & Gamble telah
berkomitmen untuk mempercepat peluncuran produknya ke seluruh dunia.
c. Pengendalian. Masalah-masalah yang berkaitan dengan pengendalian
tercermin dalam beberapa cara. Pertama, terdapat masalah-masalah
pengendalian dalam eksperimen itu sendiri. Uji pasar spesifik apa yang akan
digunakan? Bagaimana distribusi produk akan diatur dalam pasar-pasar
tersebut? Dapatkah perusahaan melakukan kerjasama yang diperlukan dengan
para pedagang grosirnya? Dengan para pengecer? Apakah uji pasar dan kotakota pengendali dapat disesuaikan secara memadai untuk menghapus
karakteristik pasar sebagai alasan utama atas hasil.hasil penjualan yang
berbeda? Apakah unsur-unsur strategi pemasaran yang lain Terdapat
pengendalian yang terkait dengan reaksi kompetitif. Meskipun perusahaan
mungkin dapat mengkoordinasikan aktivitas-aktivitas perusahaanya sendiri,
namun perusahaan itu hanya memiliki pengendalian kecil terhadap
pesaingnya.
6
2.3. Jenis-Jenis Uji Pasar
Dalam menguji pasar kita mempelajari berbagai jenis uji pasar, antara lain :
a. Uji pasar standar adalah uji pasar popular dimana perusahaan menjual produk
melalui saluran-saluran distribusi normalnya.
b. Uji pasar terkendali (controlle test market), yang kadang-kadang disebut sebagai
forced-distribution test market. Dalam pasar yang terkendali, keseluruhan program
pengujian dilakukan oleh perusahaan jasa dari luar. Perusahaan jasa itu membayar
para pengecer atas rak tokonya sehingga dapat menjamin distribusi ke toko-toko yang
merupakan persentase dari total volume penjualan toko makanan yang telah
ditentukan sebelumnya. Sejumlah perusahaan riset telah melakukan uji pasar
terkendali, termasuk Audits & Surveys dan Burgoyne.
c. Uji pasar elektronik (electronic test market). Uji pasar elektronik berbeda dengan uji
pasar terkendali yang tradisional dalam beberapa hal. Pertama, para penyedia jasa
elektronik membentuk sebuah panel yang terdiri dari rumah tangga-rumah tangga
yang berada dalam daerah uji pasar tersebut, di mana mereka bisa mendapatkan
banyak informasi tentang demografis. Rumah tangga-rumah tangga ini akan diberi
kartu identifikasi, yang harus mereka tunjukkan pada saat keluar dari toko-toko bahan
makanan. Semua barang yang mereka beli secara otomatis akan dicatat dan
dihubungkan dengan rumah tangga melalui alat scanner yang tersedia di semua
supermarket di daerah tersebut. Kedua, para pemasok jasa elektronik juga memiliki
kemampuan untuk memonitor perilaku menonton televisi masing-masing rumah
tangga tersebut. Jadi para pemasok jasa elektronik tersebut memiliki kemampuan
untuk menghubungkan exposure uji iklan komersial dengan perilaku membeli, yang
pada gilirannya akan memungkinkan para pengguna layanan elektronik menguji, tidak
hanya tingkat penerimaan konsumen terhadap sebuah produk baru atau yang telah
dimodifikasi, tetapi juga berbagai bagian lain dari program pemasaran.
d. Uji pasar simulasi (simulated test market : STM). Studi STM biasanya digunakan
sebelum dilakukan sebuah uji pasar berskala penuh. Biasanya studi STM dimulai
dengan mewawancarai konsumen, baik di pusat-pusat perbelanjaan atau kadangkadang di rumah-rumah mereka. Selama wawancara berlangsung, konsumen akan
diperlihatkan dengan produk baru dan diminta untuk menilai fiturnya. Kemudian
mereka ditunjukkan iklan produk itu dan iklan produk-produk pesaing. Dalam
lingkungan toko yang disimulasi, mereka kemudian diberi kesempatan untuk membeli
produk, yang seringkali dengan harga yang lebih rendah, atau dengan kupon cents-ojf.
Mereka yang memilih untuk tidak membeli produk yang sedang diuji itu biasanya
akan diberikan sampel secara gratis.
Setelah periode penggunaan produk yang telah ditentukan sebelumnya, para periset
akan menindaklanjuti dengan melakukan wawancara melalui telepon kepada para
peserta untuk menilai reaksi mereka atas produk itu dan niat membeli kembali.
Semua informasi itu lalu dimasukkan ke sebuah model komputer, yang memiliki
persamaan-persamaan untuk angka pembelian ulang serta pangsa pasar yang lebih
mungkin dicapai melalui uji model. Kunci simulasi adalah persamaanpersamaan yang
dibangun dalam model komputer.
7
 Memilih prosedur uji pasar
Mereka yang membutuhkan uji pasar atas suatu produk baru atau untuk menyempurnakan
unsur lain dari program pemasaran harus memilih jenis uji pasar apa yang akan digunakan.
Salah satu cara yang berguna adalah dengan melihat alternatif-altematif sebagai tahap proses
yang berurutan, dengan melakukan uji pasar simulasi mendahului uji pasar terkendali, yang
pada gilirannya dilakukan sebelum uji-uji pasar standar. Namun urutan ini tidak selalu seperti
yang digambarkan. Uji pasar simulasi (STM) atau uji pasar terkendali yang sangat
menjanjikan dapat membuat sebuah perusahaan melewati satu atau lebih tahap-tahap lebih
lanjut, dan mungkin langsung meluncurkan produknya secara nasional.
Keunggulan utama dari STM adalah bahwa uji itu memberikan proteksi dari serangan para
pesaing. STM juga tepat untuk menilai uji coba dan perilaku pembelian ulang. STM lebih
cepat serta lebih murah daripada pengujian beskala penuh dan terutama sangat tepat untuk
menandai produk-produk yang kurang baik, yang memungkinkan perusahaan menghindari
pengujian dengan skala penuh atas produk tersebut. Sedangkan kelemahannya adalah bahwa
STM tidak memberikan setiap informasi tentang kemampuan perusahaan untuk menjamin
dukungan dunia perdagangan atas produknya atau tentang reaksi kompetitif apa yang
mungkin muncul. Jadi, STM lebih cocok untuk mengevaluasi perkembangan produk daripada
meneliti kemungkinan suksesnya produk-produk baru yang sangat berbeda.
Uji pasar terkendali lebih mahal daripada uji pasar simulasi tetapi lebih murah dibandingkan
uji pasar standar. Salah satu alasan mengapa STM lebih murah daripada uji pasar standar
adalah bahwa pemasok riset menjamin distribusi. Produsen tidak perlu menggunakan tenaga
penjualannya sendiri untuk meyakinkan dunia perdagangan bahwa menumpuk barang-barang
mereka dapat menguntungkan. Produsen bisa yakin bahwa produk barunya akan mendapat
tingkat penerimaan toko yang tepat, akan diberi tempat di lorong yang tepat pada tiap toko,
akan menerima jumlah tempat yang tepat di rak, akan diberi harga yang tepat, tidak akan
mengalami masalah kekurangan persediaan, dan akan menerima ruang pameran atau display
untuk promosi serta harga yang sesuai dengan tingkat yang direncanakan.
Keharusan untuk mengimplementasikan rencana pemasaran ini dengan sempurna juga
merupakan salah satu kelemahan dari uji pasar terkendali. Penerimaan atau penolakan atas
produk baru oleh dunia perdagangan di ”dunia nyata" merupakan hal yang penting bagi
kesuksesan setiap produk baru. Uji pasar terkendali akan menjamin penerimaan oleh dunia
perdagangan selama uji tersebut berlangsung, tetapi penerimaan itu tidak akan terjamin ketika
produk dipasarkan secara aktual. Jika produsen tidak mau repot memikirkan hal tersebut
karena produk barunya sama dengan lini produk yang sudah ada di pasar di mana perusahaan
sudah memiliki saluran distribusi sendiri, maka uji pasar terkendali merupakan indikator yang
cukup baik. Namun masalah pengendalian yang berlebihan atas usaha pemasaran selama uji
pasar berlangsung perlu diperhatikan. Kadang-kadang, dalam situasi nyata produsen masih
harus menghadapi kekurangan persediaan, lokasi lorong yang buruk, ruangan pajangan yang
tidak memadai, serta kurangnya kerjasama dari dunia perdagangan dalam hal penetapan
harga dan promosi Penjualan. Jika produsen memiliki pengalaman yang cukup untuk
melakukan penjualan. Jika produsen memiliki pengalaman yang cukup untuk melakukan
penyesuaian-penyesuaian ini, maka uji pasar terkendali akan menjadi laboratorium yang
berguna untuk menguji tingkat penerimaan produk dan untuk menyempurnakan program
pemasaran. Apabila produk itu sama sekali masih baru atau sangat berbeda bagi produsen,
8
maka pertanyaan tentang dukungan dunia perdagangan akan menjadi persoalan yang masih
diragukan, dan uji terkendali akan menjadi kurang berguna dalam kondisi seperti ini. Uji
pasar standar yang tradisional akan memberikan sebuah lingkungan yang lebih alami
daripada uji pasar simulasi atau terkendali. Uji pasar standar memainkan peran yang lebih
penting apabila:
1.Penting bagi perusahaan untuk menguji kemampuannya dalam menjual produk secara
nyata ke dunia perdagangan dan mendistribusikan produknya.
2.Investasi modal berjumlah signifikan dan perusahaan perlu melakukan uji pasar yang
lebih lama untuk menilai dengan akurat kebutuhan modalnya atau kemampuan
teknisnya dalam membuat produk.
3.Perusahaan sedang memasuki wilayah baru dan perlu membangun dasar
pengalamannya sehingga dapat berperan secara nyata, tetapi ingin mempelajari
bagaimana melakukannya dalam skala terbatas.
9
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Riset kausal adalah riset yang dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan sebab akibat
antar variabel. Bertujuan untuk memahami variabel mana yang berfungsi sebagai penyebab
(variabel bebas) dan variabel mana yang berfungsi sebagai akibat (variabel tergantung).
Serta, untuk menentukan karakteristik hubungan antara variabel penyebab dan efek yang
akan diprediksi. Satu kejadian tidak dapat dianggap sebagai "penyebab" dari kejadian lainnya
jika hal itu terjadi setelah kejadian lainnya. Timbulnya sebuah faktor sebab-akibat mungkin
mendahului akan mungkin secara serempak dengan terjadinya sebuah kejadian; menurut
definisi, suatu akibat tidak dapat dihasilkan oleh sebuah kejadian yang terjadi hanya setelah
akibat itu dirasakan. Namun, mungkin saja setiap istilah dalam hubungan itu menjadi sebuah
"sebab" maupun sebuah “akibat" dari istilah lain.
.
10
DAFTAR PUSTAKA

Churchill, Gilbert. 2001.Dasar-dasar Riset Pemasaran Jilid 1, edisi 4. Jakarta:
Erlangga.
11
Download