PENALARAN DALAM GEOMETRI Oleh : Uswatun Khasanah Tika Nurleli Nurfeti Dwi Susilowati Siti Amidah Sub Materi Pokok : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Penalaran Induksi Contoh Sangkalan Penalaran Deduksi Konvers, Invers, dan Kontraposisi Penarikan Kesimpulan Postulat Geometri Postulat Pengukuran Penalaran Induksi Penalaran adalah sebuah proses berpikir untuk penarikan kesimpulan dari suatu informasi. Penalaran induksi, yakni proses berpikir untuk menarik kesimpulan dari pengamatan kasus-kasus khusus menuju hal yang bersifat umum. Contoh berikut dapat menunjukkan bahwa penalaran induksi dapat digunakan dalam geometri Contoh 1: Potonglah tiga model bentuk segitiga yang berbeda dari selembar kertas Pojok dari setiap segitiga dipotong dan dipasangkan bersama seperti gambar di bawah ini Proses penalaran induksi di deskripsikan sebagai berikut: Langkah 1: kamu mengamati sebuah benda yang benar untuk setiap kasus yang kamu cek Langkah 2: karena benda tersebut benar untuk semua kasus yang kamu cek, kamu menyimpulkan bahwa benda tersebut benar untuk semua kasus yang lain dan juga menyatakan suatu pernyataan yang bersifat umum. Penalaran Deduktif Penalaran Deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus. Penalaran deduktif memberlakukan prinsip-prinsip umum untuk mencapai kesimpulan-kesimpulan yang spesifik Setelah itu kita menggunakan penalaran induksi untuk menemukan beberapa pernyataan umum tentang bentuk-bentuk tersebut. Kita membutuhkan metode untuk membuktikan bahwa pernyataan umum yang kita temukan benar untuk semua kejadian. Metode yang akan kita gunakan disebut penalaran deduksi. Proses penalaran deduksi menginginkan agar kita menerima beberapa pernyataan umum yang bersifat dasar tanpa adanya bukti. Hal seperti ini disebut postulate. Semua pernyataan umum yang dapat dibuktikan kebenarannya dengan menggunakan definisi, postulat dan logika penalaran deduksi disebut teorema (dalil). Langkah – langkah dalam penalaran Deduktif: 1. Mulai dengan memberi kondisi (hipotesis) 2. Gunakan logika dan definisi, postulate, atau teorema sebelumnya untuk membuktikan rentetan pernyataan atau langkah – langkah mana yang pasti (sesuai) untuk hasil yang diinginkan. 3. Menyatakan hasil (kesimpulan) Tipe Pernyataan Jika-Maka Definisi Pernyataan Jika-Maka adalah sebuah pernyataan dengan bentuk jika p maka q dimana p dan q adalah pernyataan sederhana, p disebut hipotesis, q disebut kesimpulan. Simbol p q ( baca p implikasi q) digunakan untuk mewakili sebuah pernyataan JikaMaka. Contoh : Diberikan hipotesis dan kesimpulan, tulis pernyataan Jika-Maka nya Hipotesis ( p ) : Bangun datar ABCD adalah sebuah persegi Kesimpulan ( q ) : ABCD memiliki empat sisi yang kongruen Jika-Maka ( p q ) : Jika ABCD adalah sebuah persegi, maka ABCD memiliki empat sisi kongruen Sebuah pernyataan Jika-Maka bernilai benar ketika hipotesis bernilai benar, kesimpulan juga benar atau katakanlah sebaliknya, sebuah pernyataan Jika-Maka bernilai salah hanya ketika hipotesisnya bernilai benar dan kesimpulannya bernilai salah Konvers, Invers, dan Kontraposisi Dari implikasi p ⇒ q , dapat dibentuk tiga implikasi lain dengan menggunakan p dan q sebagai dasar: Konversnya, yaitu q ⇒ p Inversnya, yaitu ~p ⇒ ~q Kontraposisinya, yaitu ~q ⇒ ~p Dengan demikian; konvers, invers, dan kontraposisi dari implikasi “Jika suatu bendera adalah bendera RI maka ada warna merah pada bendera tersebut.” berturut-turut adalah: Jika suatu bendera ada warna merahnya maka bendera tersebut adalah bendera RI (q ⇒ p) atau konvers dari implikasi p ⇒ q. Jika suatu bendera bukan bendera RI maka pada bendera tersebut tidak ada warna merahnya (~p ⇒ ~q) atau invers dari implikasi p ⇒ q. Jika suatu bendera tidak ada warna merahnya, maka bendera tersebut bukan bendera RI (~q ⇒ ~p) atau kontraposisi dari implikasi p ⇒ q. Penarikan Kesimpulan Penarikan kesimpulan diawali dengan menentukan himpunan pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang saling berelasi, dan atau telah diketahui kebenarannya, kemudian dapat diturunkan suatu pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk. Himpunan Pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang ditentukan disebut premis, sedangkan pernyataan tunggal atau pernyataan majemuk yang diturunkan dari premis-premis disebut simpulan(konklusi). Ada 3 pola penarikan kesimpulan, yaitu : Modus Ponens Bentuk argument modus ponens Premis 1 : p ⇒q (benar) Premis 2 : p (benar) Konklusi : q (benar) Modus Tollens Premis 1 : p ⇒q (benar) Premis 2 : q (benar) Konklusi : p (benar) Sillogisme Premis 1 : p ⇒q (benar) Premis 2 : q ⇒r (benar) Konklusi : p ⇒r (benar) Postulate Geometri Postulat adalah pernyataan yang diterima tanpa ada yang menyamakan postulat dengan aksioma sehingga mereka dapat dipertukarkan. Postulat geometri dapat dibandingkan dengan aturan game. Dalam “game of geometry” kita terima postulat sebagai kebenaran dan menggunakannya untuk membantu kita dalam membuktikan suatu teorema. Untuk menjamin adanya titik kita terima postulat ini. Postulat juga memberi informais tentang garis-garis dan bidang-bidang. Postulate Pengukuran • The Ruler Postulate Untuk setiap pasang titik yang menghubungkan sebuah bilangan positif yang unik disebut dengan jarak diantara titik-titik itu.Titik-titik yang ada pada sebuah garis dapat dipasangkan satu-satu dengan bilangan-bilangan real sehingga jarak diantara 2 titik adalah nilai mutlak dari selisih bilangan yang mereka gabungkan. • Postulate busur derajad Untuk setiap sudut yang menghubungkan sebuah bilangan real diantara 0 dan 180 disebut ukuran sudut (m).Misal P menjadi sebuah titik yang berada pada tepi separuh bidang H. Tiap sinar garis pada separuh bidang atau tepi bidang itu dengan puncak di P dapat dipasangkan satu-satu dengan bilangan real n, 0n180, sehingga ukuran sudut dibentuk oleh sepasang sinar garis yang tidak sejajar dengan ujung (puncak) P, yang merupakan nilai mutlak dari selisih bilangan yang mereka gabungkan.