DASAR-DASAR PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERTANIAN Oleh : Susilo Riwayat diri 1. Nama 2. Tempat/Tgl/ lahir 3. Bidang Keahlian : Susilo : Sukoharjo, 26 April 1965 : a. Soil Survey and Mapping b. Land Evaluation c. Regional Planning d. Community Development e. Geomorphology and Landscape f. Mining Reclamation 4. Kegiatan lain yang disukai : tourism, otomotif (motocross), menulis. MOTTO : bermanfaat (uwur, sembur, tutur) bagi alam dan masyarakat karena semata-mata Allah. HP. 081328646546 E-mail : [email protected] Riwayat diri RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD s/d SMA di Sukoharjo 2. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM (1990) 3. Pasca Sarjana Fak.Geografi UGM : Pengembangan Wilayah (masih studi) Riwayat Diri PENGALAMAN ORGANISASI Anggota Himpunan Gambut Indonesia (HGI), sejak tahun 1992 – sekarang. Anggota Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI), sejak tahun 1993 – sekarang. Manajer Riset Sejati Foundation -Jakarta, tahun 1999-2003. Manajer Riset Yayasan Harmony, tahun 2002-2006. Ketua Bidang Anggota dan Pengembangan Lembaga pada MAPORINA (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) Cabang DIY, sejak tahun 2005 – 2010. Sekeretaris Jenderal MAPORINA (Masyarakat Pertanian Organik Indonesia) Cabang DIY, sejak tahun 2010 –sekarang. Anggota World Association Soil dan Water Conservation (WASWC), sejak tahun 2003. Riwayat Diri PENGALAMAN ORGANISASI Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian dan Pembangunan Wilayah (LP2W) Indonesia , sejak tahun 2006 – sekarang. Anggota Tim Indonesia Design Power (IDP) Tim Khusus Menteri Perdagangan Republik Indonesia, sejak tahun 2007 – 2010. Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Keanekaragaman Alam, Pangan dan Budaya ”Harmony Bhinneka Nusantara”, sejak 2009 – sekarang Dewan Pimpinan Lembaga Sertifikasi JECA (Jogjakarta Environment Certification Assurance) yaitu lembaga sertifikasi ISO 14000, tahun 2006 – sekarang. Ketua Pengelola Pusat Data Sumberdaya Alam dan Teknologi Terapan (PUSDATT) Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, 2003 – 2011. Pendiri Indonesia Tourism Watch : 2012 – sekarang Tim Perumus Program : Forum Silaturahmi Kraton Nusantara, 2009 sekarang Sekelumit Pengalaman Lapangan 1. a.Wartawan Majalah Film ‘JAKARTA JAKARTA’. 1.b. Pelopor Pengusaha dan Petani Agribisnis Melon di Jawa Tengah 2. Ketua Lapangan : Pemetaan Tanah Untuk Mendukung Pengembangan Pemanfaatan Air Tanah di Kabupaten Purwakarta dan Subang (Dinas Pengairan Propinsi Jawa Barat) 3. Anggota Tim : Pemetaan Tanah untuk mendukung pengembangan tebu di Madiun (P3GI Pasuruan) 4. Anggota Tim : Evaluasi Kawasan Penghijauan Nasional di Blitar Selatan (Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia) 5. Anggota Tim : Studi Toleransi Erosi Sub DAS Kritis se Jawa Tengah (BTP DAS Surakarta) Sekelumit Pengalaman Lapangan 6. Ketua Bidang Tanah : Studi Penyusunan Rencana Umum Satuan Kawasan Pengembangan Transmigrasi di Wahai P. Seram Maluku Tengah (Deptrans - PT. Geopranata Cipta Jakarta) 7. Anggota Tim : Penyusunan Pewilayahan Komoditas Pertanian Prop. D.I. Yogyakarta (Kanwil Pertanian Prop. DIY) 8. Anggota Tim : Penyusunan Buku Hortikultura Indonesia (Departemen Pertanian R I ) 9. Ketua Lapangan : Survei dan Pemetaan Tanah Semi Detil di Propinsi Kalimantan Timur (Bappenas – Asian Development Bank) 10. Ketua Lapangan : Survei dan Pemetaan Tanah Semi Detil Kecamatan Kokap, Kalibawang Kab. Kulon Progo DIY (BAPPEDA Prop. DIY) 11. Ketua Bidang Tanah : Pemetaan Sumberdaya Alam Kab. Klaten (BAPPEDA Kab. Klaten) Sekelumit Pengalaman Lapangan 12.Pelatih : ”Menumbuhkan kesadaran kelompok petani organik” (LSM Hari Pangan Se Dunia) 13. Ketua Lapangan : Studi Kelayakan Perkebunan Kelapa Sawit di Sorong Papua (PT. Henrinson Inti Persada Jakarta) 14. Ketua Bidang Tanah : Studi Pengembangan Kelapa Sawit di Kuala Enok Jambi dan Pulau Burung (PT. Sambu Indonesia) 15. Anggota Tim : Evaluasi HPH se Kalimantan Timur (Swedis Forest Swedia – PT. Wahana Bakti) 16.Ketua Bidang Tanah : Studi Kelayakan Kelapa Sawit di Kalimantan Tengah (PT. Henrinson Inti Persada Jakarta) 17. Pelatih : ”Pemetaan Tanah Partisipatif” (Masyarakat Konservasi Tanah dan Air Indonesia) Sekelumit Pengalaman Lapangan 18. Ketua Lapangan : Studi Pengembangan Hortikultura di D.I. Yogyakarta (Kanwil Pertanian Prop. DIY) 19. Anggota Tim : Studi Rencana Teknis Satuan Pemukiman di Kawasan Gambut 1 juta hektar Kalimantan Tengah (Departemen Transmigrasi) 20. Ketua Tim Ahli : Studi Kelayakan Pemukiman untuk Suku Kamoro Timika Papua (PT. Freeport Indonesia) 21. Ketua Tim Ahli : Studi Pemetaan Tanah Adat Suku Kamoro untuk mendukung program Rekognisi di Daerah Pengendapan Tailing PT. Freeport Indonesia (Sejati Foundation – PT. Freeport Indonesia), tahun 1997 22. Tim Ahli : Penyusunan Baseline Studi untuk persiapan Mineclosure di PT. Newmont Minahasa Raya Sulawesi Utara (PT. Newmont Minahasa Raya) Sekelumit Pengalaman Lapangan 23. Tim Ahli : Studi tataguna lahan di Mouri Ohoiwut (tanah adat 10 desa adat) di P. Kei Maluku Tenggara (McArthur Foundation , Amerika Serikat) 24. Ketu Tim Ahli : Design Program Pemberdayaan Masyarakat Suku Kamoro selama 4 tahun, Timika Papua (Sejati Foundation – PT. Freeport Indonesia) 25. Ketua Tim : Evaluasi Proyek Bangun Desa YUADP Propinsi DIY (BAPPEDA Prop. DIY) 26. Tim Ahli : Studi Analisis Nilai Sumberdaya Alam Suku Kamoro Timika Papua (PT. Freeport Indonesia) 27. Tim Ahli : Penyusunan Baseline Studi di PT. Newmont Horas Nauli Batangtoru Tapanuli Selatan (PT. Newmont Horas Nauli) 28. Ketua Tim Lapangan : Studi Pengembangan Pertanian di KK PT. Freeport Indonesia Papua (LPM UGM) Sekelumit Pengalaman Lapangan 28. Ketua Tim : Studi Pengembangan Kawasan Pariwisata di Candi Abang Yogyakarta (Dinas Pariwisata Prop. DIY) 29. Anggota Tim : Prelimenary Studi Biofisik untuk mendukung pengembangan pertambangan batubara di Kab. Paser Kalimantan Timur (PT. Indika Inti Energi) 30.Tim Ahli : Studi Biofisik di Kabupaten Pacitan dan Ponorogo untuk mendukung pemberdayaan masyarakat (Plan Internasional) 31. Pelatih : Kerusakan Tanah dan Mitigasinya (Hari Pangan Se Dunia) 32. Tim Ahli : Penyusunan Rencana Pengembangan Pulau Serangan Bali (PT. Bali Turtle Island Development) 33. Anggota Tim : Penyusunan Rencana Tata Ruang dan Tata Guna Lahan Berbasis Citra Satelit Kota Banjarbaru Kalimantan Selatan (Dinas Tata Kota Banjarbaru) 34. Anggota Tim Indonesia Design Power : Rapid Mapping Produk Indonesia (Kementerian Perdagangan R I) 35. Pelatih : Kepemimpinan Transformatif di Pedesaan (Shamdana Philipines) Sekelumit Pengalaman Lapangan 36. Pelatih : Strategi Pengembangan Pertanian Organik di Era Globalisasi (Jaringan Kerja Pertanian Organik Indonesia) 37. Pelatih : Kewirausahaan bagi mahasiswa Papua se Jawa Bali (Yayasan Bina Teruna Teruni Bumi Cendrawasih – Binterbusih) 38. Anggota Tim : Penyusunan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup RI tentang Kriteria Kerusakan Lahan Tambang (Kementerian Negara Lingkungan Hidup R I) 39.Pelatih : Optimalisasi Kawasan Lahan Marginal bagi anggota DPR RI (PNPM) 40. Pelatih : Teknik Reklamasi pada Lahan tambang untuk karyawan PT. Holcim (PT. Holcim) 41. Ketua Tim Ahli : Studi Potensi Pengembangan Lahan Sawah se Kalimantan Tengah (Kementerian Pertanian RI) 42. Ketua Tim Ahli : Studi Pengembangan Tembakau di Kab Pekalongan berbasis dana cukai tembakau (Pemkab Pekalongan 43. Ketua Tim Ahli : Avaluasi Kerusakan Tanah di Kab Jombang (Badan Lingkungan Hidup) 44. Soil consultant (PT. Devgen Seed and Crop Technology) Ragam Wilayah-01 Ragam Wilayah-2 Ragam Wilayah-3 Landform Fluvio marin pantai timur sumatera Ragam Wilayah-5 Ragam Wilayah-6 Ragam Wilayah-7 Ragam Wilayah-7 Ragam Wilayah-8 Ragam Wilayah-9 Ragam Wilayah-10 Ragam Wilayah -11 Ragam Wilayah 12 Ragam Wilayah 13 Ragam Wiayah-14 Ragam Wilayah-15 Ragam Wilayah-16 Unsur Unsur Perencanaan Pembangunan Wilayah Pertanian Perencanaan (planning) Pengembangan (development) Wilayah (region) Pertanian (agriculture) Apa itu Perencanaan? 1. 2. 3. 4. Waterson (1965) : usaha sadar, terorganisasi, dan terus menerus guna memilih alternatif terbaik dari sejumlah alternatif untuk mencapai tujuan tertentu Faludi (1973) : suatu proses untuk menentukan tindakan berorientasi ke masa depan melalui serangkaian pilihan-pilihan Melville Branch (1980) : proses aktivitas berkelanjutan dan memutuskan apa yang dapat dilakukan untuk masa depan, serta bagaimana mencapainya Friedman (1987) : …from knowledge to action. Kekuatan perencanaan : pada kemampuannya untuk mewujudkan ide ke realita Prinsip Perencanaan Beorientasi pada perubahan Sebagai alat untuk mencapai tujuan Berorientasi pada masa depan? Memilih dan menentukan Pengalokasian sumberdaya Beorientasi pada tindakan dan kepentingan kolektif Proses yang menerus Elemen Utama Perencanaan 1. 2. 3. 4. Perumusan/identifikasi persoalan/problem Perumusan tujuan/goals setting Penjabaran dan pemilihan alternatif-alternatif tindakan/alternative means Penentuan time frame pencapaian tujuan Tradisi Perencanaan Perencanaan sebagai “reformasi sosial” Perencanaan sebagai “analisis kebijakan” Perencanaan sebagai “pembelajaran sosial” Perencanaan sebagai “mobilisasi sosial” Jenis Perencanaan Berdasar Filosofinya Jenis Theosentris Positivism Utopianism Rasionalism Contoh Catatan Kota Jogja, Hasta Kosala Kosali Landuse planning, RUTRK New town, garden city Kosmologi, mitologi Orientasi spasial, standar teknik Ideal, utopian Repelitada, SWP Rasional komprehensif Fenomenologi Advocacy, empowerment Pemihakan, equity planning Tantangan Perencanaan Wilayah Pertanian • Globalisasi, pasar bebas, kapitalism, privatisasi • Pluralisme • Kerusakan lingkungan • Demokratisasi, desentralisasi • Kemiskinan dan ketidak adilan sosial Pengembangan/Pembangunan Suatu serangkaian kegiatan yang dilaksanakan atas dasar rencana yang sistematis dan holistik untuk menuju suatu kondisi dimasa mendatang yang lebih baik. WILAYAH (REGION) Yaitu : suatu bentang darat dipermukaan bumi yang mempunyai kharakteristik tertentu Yaitu : ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau fungsional (UU No.26/2007) Ruang adalah wadah yang meliputi darat, laut, udara (termasuk di dalam bumi) sebagai tempat manusia dan makhluk hidup melakukan kegiatan untuk kehidupannya PERTANIAN Dalam arti luas meliputi kegiatan pertanian (tanaman pangan, hortikultura, biofarmaka), perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan. Dalam arti sempit : pertanian dan perkebunan Ruang, Wilayah, Kawasan Kawasan yaitu wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya (kawasan budidaya, kawasan perdesaan, kawasan agropolitan, kawasan perkotaan, kawasan metropolitan, kawasan megapolitan, kawasan strategis nasional, kawasan strategis provinsi, kawasan strategis kabupaten/kota) Kawasan Lindung Yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumberdaya alam dan sumberdaya buatan Kawasan Budidaya Yaitu wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk budidaya atas dasar kondisi dan potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia, dan sumberdaya buatan Kawasan Perdesaan Yaitu wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi Kawasan agropolitan Yaitu kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian dan pengelolaan sumberdaya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan satuan sistem permukiman dan sistem agribisnis Kawasan Perkotaan Yaitu wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi Kawasan Metropolitan Yaitu kawasan perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang mempunyai saling keterkaitan fungsional yang dihubungkan sistem jaringan prasarana wilayah terintegrasi, dengan jumlah penduduk sekurang-kurangnya 1 juta jiwa. Kawasan Megapolitan Yaitu kawasan yang terbentuk dari dua atau lebih kawasan metropolitan yang memiliki hubungan fungsional dan membentuk sebuah sistem Kawasan Strategis Kabupaten/Kota Yaitu wilayah yang penataan ruangnya diprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan atau lingkungan. BERDASARKAN TINGKAT KERAGAMANNYA, WILAYAH PERTANIAN DIKELOMPOKKAN MENJADI 2 YAITU : 1. Wilayah Pertanian seragam (Homogenous Agriculture Region), yaitu wilayah pertanian yang kenampakan fisiknya didominasi oleh satu jenis tumbuhan/tanaman/hewan/perikanan atau satu kelompok (famili) tumbuhan/tanaman. Contoh : perkebunan tebu, perkebunan kelapa, tambak, perkebunan teh, dll 2. Wilayah Pertanian Heterogen (Heterogenous Agriculture Region), yaitu yaitu wilayah pertanian yang kenampakan fisiknya didominasi oleh lebih dari satu jenis tumbuhan/tanaman/hewan/perikanan atau lebih dari satu tipe penggunaan lahan. Contoh : kawasan agroforestry, kawasan kebun campuran, area mina padi, dll LATAR BELAKANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH PERTANIAN Pembangunan pertanian merupakan pembangunan sektoral sebagai bagian dari pembangunan suatu daerah /wilayah /negara Strategi dan kebijakan perencanaan pembangunan wilayah pertanian sangat tergantung Sistem Pembangunan yang dianut oleh suatu daerah/negara Keberhasilan implementasi pengembangan pertanian dipengaruhi oleh VISION dan Leadership Style dari pimpinan suatu lembaga/instansi/negara/perusahaan Prinsip Perencanaan dan Pengembangan Wilayah Pertanian 1. 2. 3. 4. 5. Cocok secara fisik (land suitability) Tidak bertentangan secara sosiokultural Tidak merusak lingkungan Layak secara ekonomi Berkelanjutan PRINSIP PENGEMBANGAN WILAYAH PERTANIAN Sesuai secara fisik : kesesuaian lahan, resiko hama penyakit, ketersediaan aksesibilitas/infrastruktur Sesuai secara sosial budaya : tataruang, kebijakan yang terkait, tingkat penguasaan teknologi, ketersediaan SDM, tidak bertentangan secara adat/institusi sosial masyarakat Tidak merusak lingkungan : resiko kerusakan tanah, pencemaran air, pemusnahan plasma nutfah langka, pencemaran udara, marginalisasi masyarakat setempat Layak secara ekonomi : B/C, BEP, NPV, ketersediaan pengembang Pendekatan (Approach) yang digunakan PPW Spatial Approach Land Quality Approach Economy Approach Regional Complexity Approach “Amunisi” bagi pengembang pertanian (perencana dan pengembang) Spatial : pengetahuan tentang tata ruang, pemetaan (peta dan citra satelit), kebijakan tata ruang Land quality : pengetahuan tentang evaluasi lahan dan land improvement, agroekologi Economy : pengetahuan tentang agribisnis (produksi, pengolahan, pemasaran), akutansi, ekonomi pembangunan Regional complexity : kebudayaan, antropologi, komunikasi masa, conflict resolution, sejarah, dll Tahap-Tahap Pengembangan Wilayah Pertanian 1. Mengenali kondisi Fisik : kharakteristik tanah (kesuburan tanah, kesesuaian lahan), landscape, ketersediaan & kualitas air, litologi, kerawanan bencana, aksesibilitas, posisi keruangan,ketersediaan tanaman/tumbuhan eksisting, dan kharakteristik komoditi yang akan dikembangkan Kondisi Fisik Indonesia Negeri Kepulauan (lautan > daratan) Sumberdaya lahan (pedosfer, atmosfer, hidrosfer, litosfer, biosfer) sangat bervariasi Merupakan bagian dari “ring of fire” (banyak gunung api, pertemuan plate tectonic) sehingga rawan gempa bumi Kondisi Fisik Daratan (ditinjau dari bentuklahan) Kawasan Marin Kawasan Fluvio-marin Kawasan dataran rendah Kawasan Pegunungan (volkanik, karst, angkatan, lipatan) Kondisi Fisik Daratan (ditinjau dari land use) Kawasan pedalaman (hutan lindung, cagar alam, hutan rakyat, hutan produksi, taman nasional, dll) Kawasan perdesaan (rural) Kawasan transisi (rurban, desa kota/kota desa) Kawasan perkotaan (urban) Salah satu Pendekatan Mengenali Kondisi Fisik (untuk pengembangan pertanian) • Evaluasi Lahan : 1. Analisis Kemampuan Lahan 2. Analisis Kesesuaian Lahan