Upaya Peningkatan Kerjasama INDONESIA

advertisement
Upaya Peningkatan Kerjasama
INDONESIA - AS
DI SEKTOR PERTAMBANGAN
(Studi di PT. Freeport Indonesia dan PT. Newmont Nusa Tenggara)
Editor:
Humphrey Wangke
Diterbitkan oleh:
P3DI Setjen DPR Republik Indonesia
dan Azza Grafika
Judul:
Upaya Peningkatan Kerjasama Indonesia - AS di Sektor Pertambangan
(Studi di PT. Freeport Indonesia dan PT. Newmont Nusa Tenggara)
Perpustakaan Nasional:
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
viii+160 hlm.; 17x24 cm
Cetakan Pertama, 2012
ISBN: 978-979-9052-71-1
Penulis:
Trias Palupi Kurnianingrum
Humphrey Wangke
Tri Rini Puji Lestari
Sita Hidriyah
Simela Victor Muhamad
Editor:
Humphrey Wangke
Desain Sampul:
Fery C. Syifa
Penata Letak:
Zaki
Diterbitkan oleh:
Pusat Pengkajian, Pengolahan Data dan Informasi (P3DI)
Sekretariat Jenderal DPR Republik Indonesia
Gedung Nusantara I Lt. 2
Jl. Jenderal Gatot Subroto Jakarta Pusat 10270
Telp. (021) 5715409 Fax. (021) 5715245
Bersama:
Azza Grafika, Anggota IKAPI DIY, No. 078/ DIY/ 2012
Kantor Pusat:
Jl. Seturan II CT XX/128 Yogyakarta
Telp. +62 274-6882748
Perwakilan Jabodetabek:
Graha Azza Grafika Perumahan Alam Asri
B-1 No. 14 Serua Bojongsari Kota Depok 16520
Telp. +62 21-49116822
Sanksi Pelanggaran Pasal 72
Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2
Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu)
bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidanan penjara paling lama 7 (tujuh)
tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan
atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana
penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
KATA PENGANTAR
AS merupakan negara industri maju yang sangat tergantung pada luar negeri
untuk pemenuhan kebutuhan mineralnya di dalam negeri. Seperti misalnya pada
tahun 1985 negara ini mengimpor lebih dari 90 persen kebutuhan akan mangan,
platina, mika, bauksit, kobalt, tantalium, dan kolombium. AS mengimpor lebih dari
33 mineral yang strategis dari luar negeri. 13 mineral di antaranya untuk memenuhi
kebutuhan dalam negerinya yang terkait dengan kegiatan ekonomi dengan pasokan
yang sangat terbatas dan rawan untuk dihentikan. Kobalt, kromium, mangan dan
platina merupakan kelompok mineral yang termasuk dalam “first tier” karena
sangat penting bagi kehidupan AS. AS membutuhkan mineral yang tergolong “first
tier” itu untuk memenuhi kebutuhan militer dan sipil.
Ironisnya, AS justru mempercayai negara-negara yang secara politik tidak stabil
atau rezim yang represif dalam memenuhi kebutuhan mineral di dalam negerinya.
Seperti misalnya pada awal dekade tahun 1980-an, AS banyak mengimpor kromium,
mangan dan platina dari Afrika Selatan. AS juga mengimpor kebutuhan kobaltnya dari negara Zaire pada tahun 1980-an. Selama periode yang sama, AS juga
mengimpor tembaga dalam jumlah besar dari Chili. Meskipun terjadi pelanggaran
HAM di negara-negara tersebut, AS tetap melanjutkan impor mineral dari negaranegara itu yang berarti mendukungnya secara ekonomis. Konsekuensinya, AS harus
mengkompromikan antara pemenuhan kebutuhan sumber daya mineral di dalam
negeri dengan dukungan terhadap negara-negara yang represif. Tapi sayangnya, AS
tidak mampu mengurangi ketergantungannya terhadap sumber-sumber mineral
dari luar negeri karena hanya sedikit negara yang menghasilkan mineral yang
dibutuhkannya.
Memasuki abad ke 21, AS tetap menjadi negara yang sangat tergantung
pada sumber-sumber mineral yang berada di luar negeri. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan akan mineral, AS akan lebih bergantung pada kebaikan
negara-negara yang sering mengalami pergolakan politik. Akibatnya, pemenuhan
kebutuhan mineral AS sering terganggu. Karena itu sangat mungkin di masa
depan pemenuhan kebutuhan mineral AS akan mengalami gangguan lagi. Ketika
negara-negara di Afrika mengalami pergolakan, maka dapat dipastikan bahwa
pasokan mineral ke AS akan terganggu.
Karena ketergantungannya terhadap kebutuhan mineral yang strategis
ini, AS harus menjalani politik luar negeri yang bersifat ganda. Di satu sisi ia
iii
mengkritik kondisi politik dalam negeri suatu negara, tetapi di lain sisi ia terus
mengimpor bahan-bahan mineral dari negara tersebut.
Dengan tingkat kebutuhan mineral di dalam negerinya yang sangat tinggi, AS
terus berusaha mencari negara yang mempunyai kekayaan mineral yang dapat
diandalkan untuk memenuhi kebutuhan pasokan didalam negerinya. Indonesia
merupakan salah satunya. Hal ini dibuktikan dengan kecepatan AS untuk
memanfaatkan kesempatan pertama yang dberikan oleh Presiden Soeharto
kepada investor asing untuk menanamkan modalnya di Indonesia. Berlakunya
UU No 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing dimanfaatkan AS dengan
menghadirkan PT Freeport McMoran di bumi cenderawasih untuk melakukan
penambangan tembaga dan bauksit di kawasan itu. Kontrak Karya (KK) yang
dilakukan oleh PT Freeport McMoran terjadi pada tahun 1971 dan 1991. KK
tahun 1971 untuk penambangan Gunung Ertsberg atau Gunung Bijih Timur
dan KK 1991 untuk penambangan Gunung Grasberg.
AS tidak dapat mengesampingkan posisi strategis Indonesia sebagai
penghasil mineral karena Indonesia merupakan negara terbesar kedua dunia
sebagai penghasil timah dan negara ketiga terbesar dunia dalam produksi
batubara. Indonesia juga merupakan negara ketiga terbesar di dunia sebagai
produsen tembaga, posisi kelima dan ketujuh sebagai penghasil nikel dan emas.
Dengan kekayaan alam seperti itu, pada tahun 2009 Indonesia memperoleh
pemasukan dari sumber-sumber energi dan mineral hingga 24 persen dari total
pendapatan nasional. Tapi ironisnya, meskipun secara keseluruhan sumbersumber mineral Indonesia menduduki peringkat 6 dunia akan tetapi investasi
di sektor pertambangan hanya menduduki peringkat 46 dunia.
Data yang dimiliki oleh Indonesia Mining Association (IMA) menyebutkan
bahwa hingga tahun 2010, jumlah investasi di sektor pertambangan mencapai
41,8 miliar dolar AS. Karena itu Indonesia mempunyai potensi besar untuk
meningkatnya jumlah nilai investasi asing di sektor pertambangan. Peluang
ke arah itu cukup besar karena Indonesia menyimpan cadangan mineral yang
masih tergolong besar. Untuk nikel, jumlah cadangan mencapai 1,8 miliar ton,
untuk timah jumlah cadangan mencapai 650.000 ton, bauksit 726 ribu ton,
sedangkan emas mencapai sekitar 5 ribu ton.
Dengan situasi dan kondisi seperti itu, Indonesia berharap, AS bersedia
meningkatkan investasinya di Indonesia. Hingga saat ini AS merupakan salah
satu negara dengan investasi terbesar di Indonesia bersama Singapura, Jepang,
Belanda dan Korea Selatan. Indonesia berharap AS merealisasikan janjinya untuk
meningkatkan investasinya di Indonesia, seperti yang sebelumnya disampaikan
Presiden Amerika Serikat Barack Obama saat berkunjung ke Indonesia yaitu
menjadikan investasi dan perdagangan Amerika nomor satu terbesar di Indonesia.
Berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), AS merupakan
salah satu negara dengan nilai investasi terbesar di Indonesia. Selama kurun
iv
waktu 2000-2010, total nilai investasi Amerika Serikat adalah 3.540 juta dolar.
Pada kuartal pertama tahun 2011, nilai investasi dari Amerika Serikat mencapai
359,1 juta dolar.
Komitmen AS untuk meningkatkan hubungan perdagangan dan
investasi dengan Indonesia dilakukan melalui penandatangan US-Indonesia
Comprehensive Partnership. Perdagangan kedua negara pada tahun 2010
mencapai nilai 23,4 miliar dolar AS. Pada kuartal pertama tahun 2011, ekspor
AS ke Indonesia meningkat 17 persen dibandingkan waktu yang sama tahun
2010, sementara impor dari Indonesia meningkat 22 persen. Indonesia
tetap menjadi prioritas utama perdagangan AS melalui pemberian fasilitas
Generalized System of Preferences (GSP) sehingga hampir 1,9 miliar dolar AS
produk Indonesia memasuki pasaran di AS. Sementara di bidang investasi, pada
tahun 2009 investasi langsung AS di Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar AS,
sementara investasi Indonesia di AS sejak tahun 2008 mencapai total 256 juta
dolar AS. Indonesia dan AS telah membentuk Trade and Investment Framework
Agreement (TIFA) untuk membicarakan setiap hambatan di sektor perdagangan
terutama untuk sektor farmasi, produk pertanian, dan energi.
Kesiapan Indonesia untuk menarik investor asing lebih banyak lagi
ditunjukkan dengan diterbitkannya UU No. 4 tahun 2009 tentang Pertambangan
Mineral dan Batubara untuk menggantikan UU No. 11 tahun 1967 tentang
Ketentuan-ketentuan Pokok Pertambangan yang sudah tidak sesuai dengan
perkembangan zaman. Ada catatan menarik dari UU yang baru ini. Dalam
banyak hal rumusan kebijaksanaan sangat berbeda dengan UU sebelumnya.
Perbedaan-perbedaan tersebut antara lain dalam hal:
1. Dasar hukum dan bentuk perizinan usaha pertambangan;
2. Desentralisasi wewenang pengurusan dan pengelolaan dari pemerintah
pusat ke pemerintah daerah;
3. Penggolongan (pengelompokan) usaha pertambangan;
4. Pemberian perlakuan yang sama bagi PMA (Penanaman Modal Asing) dan
PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri).
Selain itu, UU No. 4 tahun 2009 cukup mengatur hal-hal yang berkenaan
dengan lingkungan hidup, pengembangan masyarakat, pemberdayaan masyarakat,
dan lain-lain, yang belum atau tidak diatur dalam UU No. 11 tahun 1967. Karena
itu, terbitnya UU yang baru ini telah menimbulkan kontroversi karena berbagai
penyesuaian yang harus dilakukan oleh perusahaan-perusahan pertambangan
yang telah beroperasi di Indonesia.
Berkaitan dengan hal ini, tim Hubungan Indonesia Setjen DPRRI mengadakan
penelitian di dua perusahaan pertambangan AS yang beroperasi di Indonesia
yaitu PT Freeport Indonesia dan PT Newmont Nusa Tenggara. Tujuannya adalah
untuk mengetahui sejauhmana kedua perusahaan ini mau melakukan penyesuaian
terhadap UU No. 4 Tahun 2009 mengingat kedua pertambangan ini menghasilkan
v
mineral yang sangat dibutuhkan oleh AS. Asumsi yang digunakan adalah karena
ketergantungan AS terhadap pasokan mineral dari luar negeri sangat tinggi maka
seharusnya kedua perusahaan itu mau melakukan penyesuaian-penyesuaian
terhadap peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia.
Topik penelitian yang kami lakukan mencakup 5 aspek yang penting untuk
diketahui yaitu 1. Bidang hukum; 2. Bidang lingkungan hidup; 3. Bidang kesehatan;
4. Bidang ketenagakerjaan; dan 5. Hubungan Indonesia-AS dewasa ini dan di masa
depan. Penelitian di bidang hukum adalah yang terkait dengan kewajiban divestasi
saham seperti yang diamanatkan Pasal 112 ayat (2) UU No. 4 Tahun 2009 tentang
Pertambangan Mineral dan Batubara. Permasalahan lain yang diteliti adalah amanat
UU No. 32 Tahun 2004 jo UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, di
mana diwajibkan adanya pelimpahan wewenang di bidang pertambangan dari
Pemerintah Pusat ke Pemerintah Daerah. Di bidang lingkungan hidup, penelitian
terfokus pada upaya yang dilakukan oleh kedua perusahaan itu untuk mengurangi
dampak pencemaran akibat kegiatan pertambangan yang dilakukannya. Masalah
utama penelitian adalah tailing yang dihasilkan oleh kedua perusahaan ini masih
menimbulkan polemik apakah berbahaya untuk kesehatan ataukah tidak.
Terkait dengan bidang lingkungan hidup adalah masalah kesehatan. Masalah
kesehatan di pertambangan sangat kompleks sebab bukan hanya menyangkut
jaminan kesehatan bagi pada pekerjanya tetapi juga bagi masayarakat di sekitar
tambang. Masalah sosial lainnya yang diteliti adalah sektor ketenagakerjaan. Telah
jamak diketahui bahwa investasi asing banyak mempekerjakan tenaga kerja asing.
Karena itu melalui penelitian ini, ingin diketahui bagaimana kedua perusahaan
ini mengakomodasi tenaga kerja domestik agar kepentingan Indonesia di dalam
mengatasi masalah pengangguran bisa terbantukan. Terakhir adalah pembahasan
tentang prospek hubngan kedua negara di bidang investasi di sektor pertambangan.
Analisis dalam penelitian ini, kami lakukan dengan lebih memperhatikan
aspek kualitatif agar dapat lebih menjelaskan secara luas permasalahan yang
hendak diteliti. Tentu saja hasil penelitian ini masih memiliki kekurangankekurangan, karena itu setiap kritik dan masukan sangat kami harapkan untuk
kesempurnaan hasil penelitian ini.
Editor,
Humphrey Wangke
vi
DAFTAR ISI
Kata Pengantar................................................................................................................................iii
Daftar Isi...........................................................................................................................................vii
Bagian I
KAJIAN HUKUM ATAS DIVESTASI SAHAM BIDANG PERTAMBANGAN
DI INDONESIA (STUDI KASUS PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
DAN PT. FREEPORT INDONESIA)
Trias Palupi Kurnianingrum...................................................................................................1
BAB I
.PENDAHULUAN...............................................................................................3
BAB II
.METODE PENELITIAN............................................................................... 11
BAB III
.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 13
BAB IV
.KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 35
Bagian II
PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERKELANJUTAN
PADA PT. FREEPORT INDONESIA
DAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
Humphrey Wangke.................................................................................................................. 37
BAB I
.PENDAHULUAN............................................................................................ 39
BAB II
.METODE PENELITIAN............................................................................... 51
BAB III
.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 53
BAB IV
.PENUTUP......................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 71
Bagian III
CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) BIDANG KESEHATAN
Tri Rini Puji Lestari................................................................................................................. 75
BAB I
.PENDAHULUAN............................................................................................ 77
BAB II
.METODE PENELITIAN............................................................................... 83
BAB III
.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................... 85
BAB IV
.KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................... 99
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................101
vii
Bagian IV
DINAMIKA PERMASALAHAN PEKERJA TAMBANG INDONESIA
PADA PERUSAHAAN TAMBANG AMERIKA SERIKAT
YANG BEROPERASI DI INDONESIA
Sita Hidriyah............................................................................................................................103
BAB I
.PENDAHULUAN..........................................................................................105
BAB II
.METODE PENELITIAN.............................................................................111
BAB III
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN MASALAH............................................................113
BAB IV
.KESIMPULAN...............................................................................................127
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................129
Bagian V
KEHADIRAN PT. NEWMONT NUSA TENGGARA
DAN PT. FREEPORT INDONESIA DALAM PERSPEKTIF
HUBUNGAN INDONESIA-AMERIKA SERIKAT
Simela Victor...........................................................................................................................131
BAB I
.PENDAHULUAN..........................................................................................133
BAB II
.METODE PENELITIAN.............................................................................137
BAB III
.HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.........................................139
BAB IV
.KESIMPULAN DAN REKOMENDASI...................................................153
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................155
Biografi Penulis...........................................................................................................................159
.
Download