BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perdagangan internasional merupakan salah satu bentuk kegiatan ekonomi
bilateral maupun multilateral, di mana sebuah negara mengekspor (menjual)
barang dan jasa ke negara lain, demikian juga dengan negara lain yang
mengimpor (menerima) barang dan jasa. Kegiatan ekspor impor ini dilakukan
untuk memperoleh keuntungan dari mengekspor dan mengimpor.
Jika sebuah negara mendapat keuntungan yang lebih besar pada barang
dan jasa tertentu dengan cara mengekspor, maka negara tersebut akan melakukan
ekspor untuk barang dan jasa tertentu, demikian juga sebaliknya, jika sebuah
negara mendapat keuntungan yang lebih banyak dengan mengimpor, maka negara
tersebut akan berusaha untuk tidak melakukan ekspor pada barang dan jasa
tertentu.
Suatu negara melakukan kegiatan perdagangan internasional, yaitu ekspor
barang dan jasa pada bidang-bidang yang memiliki keuntungan absolut, maupun
yang memiliki keuntungan komparatif yang relatif efisien; serta melakukan impor
barang dan jasa terhadap bidang-bidang yang relatif tidak efisien dalam proses
produksinya.
Menurut Halwani (2005), sebab-sebab umum yang mendorong terjadinya
perdagangan internasional adalah: (1) Sumber daya alam (natural resources), (2)
Sumber daya modal (capital resources), (3) Tenaga kerja (human resources), dan
(4) Teknologi.
Universitas Sumatera Utara
Oleh karena itu, adanya perbedaan di antara ke empat poin yang
disebutkan di atas membuat negara-negara satu dengan yang lainnya di dunia
melakukan perdagangan ekspor dan impor dengan tetap mencari keuntungan dari
hasil perdagangan yang diperoleh.
Perbedaan-perbedaan itu menimbulkan pula perbedaan barang yang
dihasilkan, biaya yang diperlukan, serta mutu dan kuantumnya. Karena itu mudah
dipahami adanya negara yang lebih unggul dan lebih istimewa dalam
memproduksi hasil tertentu. (Amir, 2000).
Perkembangan kerjasama internasional antarnegara di dunia dalam bidang
perdagangan dapat dilihat dari abad dua puluh yang dibagi menjadi dua periode
yang jelas. Tahun 1914 – 1945 ditandai dengan persaingan yang tidak sehat,
perdagangan internasional yang tidak berkembang, keuangan yang semakin
terisolasi, perang militer yang terbuka, dan depresi ekonomi. Setelah berakhirnya
perang dunia II, sebagian besar warga dunia menikmati berkembangnya
kerjasama ekonomi, luasnya hubungan perdagangan, semakin banyaknya pasar
uang yang terintegrasi, berkembangnya demokrasi, dan pesatnya pertumbuhan
ekonomi.
Integrasi perdagangan antarnegara meningkat pesat terutama pada tahun
1970-an, pada saat banyak negara mulai menerapkan sistem ekonomi terbuka
yaitu perekonomian yang terkait dengan perdagangan internasional (atau era
keterbukaan global), dan setelah itu mengalami sedikit penurunan pada
pertengahan decade 80-an dan suatu akselerasi di tahun 90-an (Krugman, 1995;
Baldwin dan Martin, 1999).
Universitas Sumatera Utara
Sulit bagi suatu negara untuk memenuhi kebutuhan sendiri tanpa adanya
kerjasama dengan negara lain, dan hal ini didukung pula dengan kemajuan
teknologi yang sangat pesat, distribusi barang dan jasa semakin lancar, serta
perkembangan spesialisasi produksi komoditi yang menjadi semakin luas.
Demikian halnya dengan Indonesia yang harus melakukan kegiatan
perdagangan ekspor impor dalam memenuhi kebutuhan akan barang-barang di
dalam negeri.
Grafik di bawah ini menggambarkan perkembangan nilai ekspor dan
impor Indonesia dalam dollar.
Sumber: Information Blog, 2010
Gambar 1.1 Grafik Perkembangan Ekspor Impor Indonesia tahun 1970 –
2000
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Wikipedia, 2012
Gambar 1.2 Grafik Volume Ekspor Impor Indonesia tahun 1990 – 2011
Arus globalisasi yang pada akhir-akhir ini terus mengalami peningkatan,
khususnya dalam bidang ekonomi yang menyebabkan tiap-tiap negara di hampir
seluruh penjuru dunia melakukan kegiatan ekspor impor untuk keperluan pasokan
barang dan jasa dalam negeri. Setiap negara yang terlibat dalam perdagangan
internasional berusaha keras untuk menciptakan produk-produk yang dapat
bersaing dengan negara lain dan hal ini mendorong ekspor di negara itu. Sumber
daya alam dan sumber daya manusia diberdayakan secara penuh untuk menunjang
perdagangan internasional dalam era globalisasi ini. Negara satu dengan yang lain
memiliki rasa saling ketergantungan akibat globalisasi yang mendorong
pertumbuhan perdagangan internasional, peningkatan pengaruh perusahaan
multinasional, dan adanya semacam dominasi organisasi seperti WTO (World
Trade Organization).
Negara-negara yang hasil produksi dalam negerinya tidak mampu bersaing
dengan produk-produk dari luar negeri dalam hal kualitas dan harga yang
Universitas Sumatera Utara
terjangkau, sudah tentu melakukan impor, karena permintaan lokal/domestik
terhadap produk luar yang sangat tinggi.
Di negara Indonesia sendiri, kurang efisiennya perusahaan-perusahaan
local/domestik
dalam
memproduksi
barang-barang
komoditi
permintaan
masyarakat menimbulkan tingginya permintaan konsumen Indonesia terhadap
barang-barang impor dibanding dengan hasil produksi local itu sendiri. Sebagai
contoh adalah mesin-mesin pabrik, barang-barang elektronik seperti komputer,
laptop, televisi, lemari es, dan sebagainya, kendaraan bermotor seperti mobil,
sepeda motor, truk, dan alat pengangkut berat, peralatan komunikasi seperti
handphone, fax-mail, dan lain sebagainya, yang berasal dari luar negeri lebih
diminati daripada produksi lokal.
Hasil produksi negara Indonesia untuk beberapa barang di atas belum
mampu bersaing dengan negara luar sehingga Indonesia harus mengimpor dari
luar akibat perusahaan yang memproduksi sebagian dari produk-produk tersebut
kurang efisien, ditambah lagi dengan permintaan konsumen yang sangat tinggi.
Kegiatan impor dalam perdagangan internasional di Sumatera Utara
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan barang komoditi yang
produksi domestiknya tidak mencukupi bagi kebutuhan masyarakat Sumatera
Utara dan karena pemenuhan semua kebutuhan local yang tidak bisa dihasilkan
sendiri, atau jika dapat dihasilkan sendiri mungkin tidak efisien atau memerlukan
biaya yang sangat tinggi atau waktu yang cukup lama.
Universitas Sumatera Utara
Beberapa factor yang menjadi penentu bagi impor barang di Sumatera
Utara antara lain adalah nilai tukar (exchange rate), Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB), serta jumlah penduduk Sumatera Utara.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi impor
barang di Sumatera Utara”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, dapat dirumuskan bahwa masalah
penelitian adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh kurs valuta asing terhadap impor barang di Sumatera
Utara?
2. Bagaimana pengaruh PDRB Sumatera Utara terhadap impor barang di
Sumatera Utara?
3. Bagaimana pengaruh jumlah penduduk Sumatera Utara terhadap impor barang
di Sumatera Utara?
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian:
1. Untuk mengetahui pengaruh nilai kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dollar
AS terhadap impor barang.
2. Untuk mengetahui pengaruh PDRB Sumut terhadap impor barang.
3. Untuk mengetahui pengaruh jumlah penduduk terhadap impor barang.
Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penelitian
1. Untuk memperluas wawasan ilmiah penulis mengenai bidang yang diteliti.
2. Sebagai bahan masukan kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan bagi
kebijakan perdagangan ekspor-impor, khususnya dalam bidang impor di
Sumatera Utara.
3. Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian
dengan topik yang sejenis.
Universitas Sumatera Utara
Download