Uploaded by User22023

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENI

advertisement
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO
SKRIPSI
Oleh:
Syamsuddin
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA
MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahin Malang untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata
Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
Oleh:
Syamsuddin
NIM: 06110110
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
Juli, 2010
PERSETUJUAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO
Oleh:
Syamsuddin
Nim : 06110110
Disetujui Pada Tanggal, 19 Juli 2010
Dosen Pembimbing,
Dr. H. Asmaun Sahlan M.Ag
NIP : 195211101983031004
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP : 196512051994031 003
HALAMAN PENGESAHAN
PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM
MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA
PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IX IPA2 DI
SMAN I PAITON PROBOLINGGO
SKRIPSI
Dipersiapkan dan disusun oleh
Syamsuddin (06110110)
telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal
29 Juli 2010 dengan nilai B+
dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh
gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 5 Agustus 2010
Panitia Ujian
Tanda Tangan
Ketua Sidang
H. Ahmad Sholeh, M.Ag
NIP. 197608032006041 001
:
Sekretaris Sidang
Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag
NIP. 195211101983031004
:
Pembimbing,
Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag
NIP. 195211101983031 004
:
Penguji Utama
Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I
NIP. 196512051994031 003
:
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang
Dr. H. M. Zainuddin, MA
NIP. 19620507 199503 1 001
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk :
1. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya
dari sejak kecil sampai sekarang
2. Guru dan para dosen yang dengan iklas memdidikku
3. Kakak laki-laki-ku yang telah membantu dan memotivasi dalam
menuntut ilmu sampai kuliyah
4. Rekan-rekan yang senasib sepenanggungan, dan
5. Adek-adekku yang juga memberi semangat dalam penyelesaikan skipsi
MOTTO
y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$#
∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$#
Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia
Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (5) (Surat Al-A’laq: 1-5)
Dr.H Asmaun Sahlan, M.Ag
Dosen Fakultas Tarbiyah
Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal
: Skripsi Nur Hamid Ansori
Lamp : 5 (Lima) Eksemplar
Malang, 19 Juli 2010
Kepada Yth.
Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang
di
Malang
Assalamu'alaikum Wr. Wb.
Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa
maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di
bawah ini :
Nama
: Syamsuddin
NIM
: 06110110
Jurusan
: Pendidikan Agama Islam
Judul Skripsi : Pengguan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo
Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak
diajukan untuk diujikan.
Demikian, mohon dimaklumi adanya.
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Pembimbing,
Dr. H Asmaun Sahlan, M.Ag
NIP : 195211101983031004
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
:
Syamsuddin
Nim
:
06110110
Alamat
:
Jl. Raya Sumbersari No. 88
Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan
pada Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang berjudul:
“PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN
MOTIVASI
BELAJAR
SISWA
PADA
MATA
PELAJARAN
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON
PROBOLINGGO”
adalah hasil karya saya sendiri dan bukan “duplikasi” dari karya orang lain,
selanjutnya apabila dikemudian hari ada claim dari pihak lain, bukan menjadi
tanggung jawab dosen pembimbing atau Fakultas Tarbiyah UIN Malang, tetapi
menjadi tanggung jawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
Malang, 19 Juli 2010
Syamsuddin
KATA PENGANTAR
Syukur Al Hamdulillah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul: Pennggunaan Media
Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton
Probolinggo, guna memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan Islam” (S.Pd.I) pada
fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Semoga sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang
senantiasa setia sampai akhir masa.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa didalam menyelesaikan skripsi ini,
telah banyak mendapat bantuan dari semua pihak, baik moril maupun materiil.
Oleh karenanya penulis mohon kepada Allah SWT agar semua itu dibalas sesuai
dengan amal perbuatannya.
Untuk itulah penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya kepada:
1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun
spiritual serta kasih sayangnya yang tiada batas demi tercapainya cita-cita
penulis.
2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang yang telah memberikan tempat bagi kami untuk menuntut ilmu.
3. Bapak Dr. H. M Zainuddin MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana
Malik Ibrahim Malang yang telah banyak memberikan waktu dan kesempatan
bagi penulis.
4. Bapak Drs. H. Moh. Padil M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Agama
Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
5. Bapak Dr. H. Asmaun Sahlan MA,g selaku Dosen Pembimbing yang telah
banyak memberikan waktunya untuk memotivasi serta pengarahan yang amat
berharga bagi penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini.
6. Drs. H. Saifullah
Probolinggo
beserta stafnya, selaku kepala sekolah SMAN I Paiton
yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengadakan
penelitian
7. Kepada kakak-Ku yang telah banyak membantu, baik secara materil maupun
spiritual.
8. Kepada bapak saleh yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
9. Kepada adek-adekku yang telah memberi dorongan dan semangat serta
doa’nya dalam penyelesaian skripsi.
10. Kepada teman-temanku yang ada di pesantern Al-Munir
11. Dan juga kepada teman-teman kosan yang telah memotivasi saya untuk selalu
ngiat dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
Sejalan dengan keterbatasan yang ada pada diri penulis maka skripsi ini
masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal metodologi, sestematika maupun
pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya koreksi, saran dan
kritik yang konstruktif dari segenap pembaca terhadap kekurangan dan kekeliruan
yang terdapat pada skripsi ini.
Akhirnya penulis memohon taufiq serta hidayah-Nya semoga sekripsi ini
dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 19 Juli 2010
Penulis
DATDAR TABEL
TABEL I
: Struktur Organisasi SMAN I Paiton Probolinggo
TABEL II
: Daftar Guru SMAN I Paiton Probolinggo
TABEL III
: Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo
TABEL IV
: Sarana dan Prasarana SMAN I Paiton Probolinggo
TABEL V
: Daftar Hadir Siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo
TABEL VI
:Daftar Nilai Siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
: Bukti konsultasi
Lampiran II
: Surat penelitian
Lampiran III : Bukti surat penelitian di sekolah
Lampiran IV : Soal Ulangan
Lampiran V : Lembar Kerja Siswa (LKS)
Lampiran VI : Pedoman interview, Observasi
Lampiran VII : Foto-foto
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………...
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
v
HALAMAN MOTTO
vi
HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING………………………….
vii
HALAMAN PERNYATAAN
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR TABEL
xii
DARTAR LAMPIRAN
xii
DAFAR ISI
xiv
ABSTRAK
xix
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
4
C. Tujuan Penelitian
5
D. Penegasan Isltilah
5
E. Manfaat Penelitian
6
F. Ruang Lingkup Penelitian
7
G. Sistematika Pembahasan
7
BAB II: KAJIAN TEORI
A. Media Pembelajaran
9
1. Pengertian Media Pembelajaran
9
2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran
11
a. Media LKS
15
b. Media Proyektor
19
23
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi Belajar
23
2. Macam-Macam Motivasi Belajar
25
a. Motivasi Instrinsik
25
b. Motivasi Ekstrinsik
28
3. Fungsi Motivasi Belajar
32
4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi
Belajar
33
C. Pendidikan Agama Islam
37
1. Pengertian Pendidikan Agama Islam
37
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
40
3. Komponen-Komponen
Pendidikan
Agama Islam
D. Penggunaan
Media
44
Pembelajaran
Pendidikan Agama Islam
dalam
47
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan jenis penelitian
55
B. Kehadiran peneliti
63
C. Lokasi penelitian
63
D. Sumber data dan jenis data
64
E. Instrument penelitian
65
F. Teknik pengumpulan data
66
1. Tes
66
2. Motode observasi
66
3. Metode wawancara
67
4. Analisis data
68
G. Penecekan keabsahan data
70
H. Tahap-tahap penelitian
71
BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Latar Belakang Objek Penelitian
77
1. Sejarah Singkat Berdirinya Sman I Paiton
77
2. Visi Misi Dan Tujuan Penelitian
78
3. Tujuan Sekolah
78
4. Struktur Organisasi Sekolah
79
5. Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo
79
6. Keadaan Saran dan Prasarana SMAN I
Paiton
80
82
7. Tata Tertib Sekolah
B. Penggunaan Media Pembelajaran
dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada
pata Pelajaran Pendidikan Agama Islam
Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton
Probolinggo
84
1. Paparan Data Sebelum Tindakan
87
2. Siklus I
89
3. Siklus II
100
4. Siklus III
109
C. Kendala-kendala
Pembelajaran
Menggunaan
dalam
Media
Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di
SMAN I Paiton Probolinggo
117
D. Mengatasi Kendala-kendala Penggunaan
Media Pembelajaran dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di
SMAN I Paiton Probolinggo
118
BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Penggunaan Media LKS dan Proyektor LCD pada mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 SMAN
I Paiton Probolinggo
120
B. Kendala-kendala Penggunaan Media LKS dan Proyektor
LCD
125
C. Mengatasi Kenda-kendala Menggunakan Media LKS dan
Proyektor LCD
126
BAB VI: PENUTUP
A. Kesimpulan
128
B. Saran
130
ABSTRAK
Syamsuddin
Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan
Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikang Agama Islam di SMAN
I Paiton Probolinggo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas
Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H.
Asmaun Sahlan.M.Ag
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek
dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut
daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang
peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar- mengajar sangat
ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran
kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang
dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung
kepada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran
komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikannya.
Untuk menghindari ketidak lancaran komonikasi tersebut adalah guru harus
mampu dan bisa menggunakan media pembelajaran, karena Media pembelajaran
merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar mengajar,
karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat
ataupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara
untuk memotivasi dan berkomonikasi dengan siswa agar lebih efektif dan antusias
dalam kegiatan bealajar mengajar.
Untuk memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang akan
disampaikan salah satu cara yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam adalah
menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran di kelas XI
IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo adalah untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berangkat dari permasalahan
tersebut diatas, maka dalam penelitian ini diabil rumusan masalah sebagi berikut:
Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di
SMAN I Paiton Proboling? Bagaimana kendala dalam menggunakan media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siwa pada mata pelajaran
pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo?
Bagaimana mengatasi penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2
di SMAN I Paiton Probolinggo.
Tujuan penelitian ini adalah: Untuk
mengetahui penggunaan media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Untuk
mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2
di SMAN I Paiton Probolinggo. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala
penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada
mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton
Probolinggo.
Penelitian ini dilakukan di SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan desain
penelitian tindakan kelas (PTK) mengikuti model yang dikembangkan oleh John
Elliott. Analisis data dilakukan dengan menggunakan interview, observasi, dan
dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif karena
pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan ada
peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
pada tiap-tiap siklus. Dengan menggunakan media LKS motivasi siswa bertambah
dibandingkan saat Pre Tes. Motivasi siswa saat pre tes masih masih rendah yaitu
20, setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi 25 atau 25%, siklus
II naik menjadi 34 atau 70% dan siklus III naik menjadi 45 atau 125%.
Dalam menggunakan media LKS dan Projektor LCD pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo peneliti
menemukan kendala-kendala, diantaranya adalah kurang siapnya siswa dalam
mengikuti pelajaran, siswa masih takut mengungkapkan pendapatnya matinya
lampu saat menggunakan media projektor LCD, kedaan luar kelas yang ramai,
dan masih ada siswa yang lambat dan minta izin ketika berlangsungnya pelajaran.
Untuk mengatasi kendala tersebut peneliti memotivasi siswa untuk semangat
belajar dan aktif dalam kelas, memberi teguran dan sangsi kepada siswa yang
terlambat. Dan memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya.
Kata Kunci
: Media pembelajaran, Motivasi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup
komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor
tersebut daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang
memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajarmengajar sangat ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan
materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komonikasi dalam proses
belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan
materi sangat tergantung kepada kelancaran interaksi antara guru dengan
siswanya. Ketidak lancaran komonikasi membawa akibat terhadap pesan yang
diberikannya.1
Karena pada hakekatnya proses belajar –mengajar adalah suatu proses
komonikasi antara guru dan siswanya, proses komonikasi ini diwujudkan
melalui penyampain dan tukar menukar pesan dan informasi antara guru dan
siswanya. Agar pesan atau informasi bisa diserap dan mudah dipahami oleh
siswa, maka diperlukan sarana atau alat komonikasi. Adapun sarana atau alat
yang digunakan untuk memperlancar komonikasi dalam proses belajar
mengajar disebut Media pembelajaran.
Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam
proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan
1
Asnawir dan Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)hlm.1
kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar. Selain itu media
pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomonikasi
dengan siswa agar lebih efektif semangat dan antusias dalam kegiatan bealajar
dan pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat
diperlukan.
Menurut Asnawir dan Basyiruddin Ustman dalam bukunya media
Pembelajaran. Menggunakan media dalam proses belajaran mengajar dapat
membangkitkan memotivasi dan merangsang siswa untuk belajar2
Sedangkan menurut Oemar Hamalik dasar penggunaan media dalam
penyampaian suatu mata pelajaran berasal dari adanya pernyataan dalam
UU.RI BAB II Pasal 3 dan 4 tahun 1989 yang berbunyi. “pendidika nasional
bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
mengembangkan manusia
indonisia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan
keterampilan, kesehata jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan
mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan”
Untuk melaksanakan fungsi dan untuk mencapai tujuan tersebut, yang
dengan sendirinya dijabarkan terlebih dahulu menjadi tujuan instituisional dan
selanjutnya menjadi tujuan-tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional, maka
peran dan fungsi sistem dan proses pembelajaran atau pengajaran ternyata
sangat penting, bahkan sangat menentukan. interaksi guru dan siswa dalan
2
Ibid.hlm.14
proses tersebut perlu mendapat dukungan dari media instruksional atau media
pendidikan secara luas, tepat dan efektif.3
Dalam memnyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media
pembelajaran.
Media
pembelajaran
pendidiakan
agama
adalah
pengantar/pelantara pesan guru kepada penerima pesan yaitu siswa. Media
pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan,
perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar
serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama islam.
Media pembelajaran pendidikan agama islam dapat digunakan untuk
meningkatkan motivasi dan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus
diperhatikan
prinsip-prinsip
penggunaannya,
dan
penggunaan
media
pembelajaran ini juga harus bermanfaat bagi peserta didik khususnya dan
pendidik karena keduanya akan dapat pengetahuan yang baru.
Pendidikan agama islam merupakan bidang studi yang harus diajarkan di
sekolah formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam hal ini
termasuk SMAN I Paiton Probolinggo. Pendidikan agama dapat dikatakan
berhasil apabila memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam penyampain pendidikan agama islam tidak terlepasa pula
dari suatu proses, yang disebut dengan proses belajar mengajar atau proses
pendidikan. Oleh karena itu menggunakan media dalam penyampain
pendidikan agama islam ini mutlak diperlukan dan guru agama harus bisa dan
3
Oemar Hamalik. Media pendidikan (Bandung : PT Citra Aditya Bakti Cetakan ke 7 1994) hlm 3
mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan
tujuan yang ingin dicapai agar anak memperoleh hasil yang bagus.
Berangkat dari uraian di atas penulis memandang pentingnya untuk
mengadakan penelitian penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidiakan Agama Islam di
SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan judul. PENGUNAAN MEDIA
PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR
SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
KELAS XI IPA2 di SMAN I PAITON PROBOLINGGGO.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di
SMAN I Paiton Probolinggo?
2. Bagaimana kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas
IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo?
3. Bagaimana mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di
SMAN I Paiton Probolinggo.
2. Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala penggunaan media
pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton
Probolinggo.
D. Penegasan Istilah
Untuk lebih memahami pengertian istilah yang digunakan dalam judul
skripsi dan untuk menghindari terjadinya kesalahfahaman, maka judul tersebut
perlu dijelaskan sebagaio berikut :
1. Media Pembelajaran
Sebuah alat yang berfungsi da digunakan untuk penyampain pesan
pembelajaran4
2. Motivasi
Suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan
timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.5
3. Pendidikan Agama Islam
4
5
Hujair AH, Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogjakarta: Safaria Insania Press.2009). hlm 3
Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar. (Bandung: Sinar baru, 1992), hlm. 186
Bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hokum-hukum agama islam
menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran
islam6
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak:
1. Bagi Sekolah
Sebagai sumbangan dan pengembangan penggunaan media pembelajaran
dalam meningkatakn kualitas Pendidikan Agama Islam disekolah.
2. Bagi Penelitian Lebih Lanjut
Sebagai bahan kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang
penggunaan media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa
3. Bagi Guru
Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru PAI untuk menggunakan media
pembelajaran dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi
belajar siswanya
4. Bagi Siswa
Memudahkan siswa untuk memahami, dan mengerti apa yang disampaikan
oleh guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PAI.
5. Bagi Penulis
6
Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998) hlm 9
Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain
itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi
tenaga pendidik yang profesional.
F. Ruanglingkup dan keterbatasan penelitian
Untuk menghindari adanya pembahasan yang terlalu luas dan
menyimpang dari apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka penulis
memberikan batasan- batasan dalam pembahasan ini yakni:
1. Sampel penelitian ini hanya terdiri atas siswa kelas XI IPA2 SMAN I
Paiton. Sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin kurang tepat kalau
digeneralisasikan pada semua siswa SMAN I Paiton.
2. Media yang digunakan kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya media LKS dan Proyektor
3. Penggunaan media Proyektor dan LKS terhadap motivasi belajar siswa
kelas XI IPA2 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN I
Paiton probolinggo.
G. Sistematika Pembahasan
Adapun sistematika penyusunannya sebagai berikut:
BAB I
: Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumuasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup
pembahasan, dan sistematika pembahasan
BAB II
: Mengemukakan kajian teoritis, yang didalamnya dibahas
masalah yang didasarkan pendekatan secara teoritis yang
mengemukakan beberapa pendapat para ahli yang berkisar pada
masalah-masalah
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa Pendidikan Agama Islam
BAB III
: Membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan
peneliti, lokasi, sember data, teknik pengumpulan data, teknik
analisis data, pengecekatan keabsahan temuan dan tahap-tahap
penelitian.
BAB IV
: Dalam bab ini berisi tentang latae belakang objek penelitian,
papran data yang meliputi observasi sebelum tindakan, pre test,
dan hasil pre test. Siklus I sampai siklus III yang meliputi
rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, ibservasi tindakan,serta
refleksi . bab ini diakhiri dengan pembahasan
BAB V
: Bab ini berisi tentang pembahasan dari kajian pustaka dan data
hasil temuan
BAB VI
: Penutup yang berisi kesimpulan terakhir sebagai jawaban atas
permasalahan yang ada dan dilengkapi dengan saran-saran yang
bersifat konstruktif.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Media Pembelajaran
I. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah
kata media memiliki arti “ perantara” atau
“pengantar”. Association For Education and Communication Technology
(AECT ). Mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan
untuk
suatu
Association
proses
(NEA)
penyaluran
informasi.
mendefisinikan
Sedangkan
sebagai
benda
Education
yang
dapat
dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta
indtrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar
mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruktional.7
Sedangkan menurut Azhar Arsyad kata media berasal dari bahasa
latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘pelantara’ atau
‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar
pesan dari pengirim kepada penerima pesan.8
Menurut beberapa ahli pengertian media pembelajaran adalah
sebagai berikut:
a. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and
Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang
digunakan dalam proses penyampaian informasi9
7
Asnawir dan Basyiruddin Usman Op, Cit. hlm.11
Azhar Arsyad. Media Pembejaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003) hlm.3
9
Ibid. hlm 3
8
b. Asnawir dan Basyiruddin mendefinisikan media adalah suatu yang
bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan
audiens (siswa) sehingga dapat mendorong
terjadinya proses
pendidikan10.
c. Gane dalam Hujair AH. Sanaky mengakatan bahwa media adalah
berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan
pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar
d. Soeprapto dkk dalam Mahfudh Shalahuddin mengatakan media
pendidikan atau pengajaran adalah semua alat pembantu yang secara
efektif dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang
diinginkan11
e. Oemar Hamalik media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang
digunakan dlam upaya untuk lebih mengefektifkan komonikasi dan
interksi antara guru dan siswa dlam proses pendidikan dan pengajaran
disekolah12
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau
penyalurnya (guru) ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan
(siswa) nya. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan
pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses
belajar mengajar.
10
Asnawir dan Basyiruddin usman Op,Cip hlm.11
Mahfudh Shalahuddin. Media Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu cetakan1 1986)
hlm.4
12
Oemar Hamalik, Op.Cit. hlm 23
11
2. Jenis-jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki beberapa jenis, diantaranya yang di
ungkapkan oleh berapa ahli. Menurut Arif Sadiman dkk jenis-jenis media
pembelajaran atau media pendidikan meliputi:
a) Media Grafis
Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan
disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu
simbol-simbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar
dalam penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat
berhasil secara efektif dan efisien.
b) Media Audio
Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan
dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan
kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal.
c) Media Proyeksi Diam
Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti
menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya terletak pada pola
interaksinya13
Sedangkan menurut Gearlach dan Elly, yang di kutip Mahfuh
Shalahuddin menggolonglan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari :
13
Arief S dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan) (Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada 2003), hlm 3
1) Benda Sebenarnya: Termasuk dalam katagori ini meliputi : orang,
kejadian, objek atau benda
2) Presentasi Verbal: yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media
cetak,
kata-kata
yang
diproyeksikan
melalui
slide,
filmstrip,
transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan
lain sebagainya
3) Presentasi Grafis:, katagori ini meliputi : Chart, grafik, peta, diagram,
lukisan/gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan suatu
ide, ketrampilan/sikap
4) Potret diam (Still picture) yakni Potret dari berbagai macam objek atau
peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide,
majalah dinding dan sebagainya
5) Film (Motion picture) Artinya jenis media yang diperoleh dari hasil
pemotretan benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan
gambar (film animasi)
6) Rekaman suara (audio recorder) Ialah bentuk media dengan
menggunakan bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang
tentu dapat dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat
individual
7) Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma" Yaitu infomasi
verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya
respon dari siswa.
8) Simulasi Adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk
mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah
laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan
jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula
dilakukan dengan permainan (permainan simulasi)14
14
Mahfudh Shalahuddin. Op,Cit hlm 46-47
Sedangakan kalau dilihat dari segi sudut pandang yang lebih luas,
media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual,
audio-visual saja, melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan
tingkah laku pengajarnya, sehingga media pembelajaran diklasifikasikan
sebagai berikut:
a) Bahan
yang
mengutamakan
kegiatan
membaca
atau
dengan
menggunakan simbol- simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan
bacaan
b) Alat-alat audio visual, yang meliputi:
1) Media proyeksi ( Overhead Projctor, Slide, Film, dan LCD
2) Media non proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun,
papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain)
3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diaroma, boneka,
topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah.
c) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif,
film rekaman, radio, televisi, vidio, VCD, laboratorium elektronik,
ruang kelas otomatis, sitem interkomonikasi, komputer, internet.
d) Kumpulan
Benda-benda,
yaitu
berupa
peninggalan
sejarah,
dukomintasi, Bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan,
mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan,
agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain.
e) Contoh-contoh kelakuan, prilaku pengajar. Pengajar memberi contoh
prilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan
dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.15
Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar
ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat
diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu :
a. Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya
tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang
dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan
tempel, papan fanel, dan lainnya.
b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang
penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal
tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda
sebenarnya, boneka, dan sebagainya.
c. Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara
saja. Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat
perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera
suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder.
d. Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai
proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip.
e. Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada
prinsipnya sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio.
Perbedaannya jika radio cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan
TV memancarkan suara dan gambar. Video Tape Recorder adalah alat
untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara
serempak suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan kalau TV
adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari
jarak jauh.16
Dari penjelasan tersebut diatas media pembelajaran itu banyak sekali
macamnya, sehingga penulis akan hanya membahas tentang media visul
yaitu LKS dan audio- visual yang dapat diproyeksikan yaitu Proyektor
15
16
Hujair AH, Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogjakarta: Safaria Insania Press.2009). hlm 40-41
Mahfudh Shalahuddin. Op,Cit hlm 47-48
LCD karena media inilah yang peneliti
gunakan ketika penelitian
dilaksanakan pada waktu praktik mengajar.
a. Media LKS (Lembar Kerja Siswa)
Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaranlembaran yang berisi materi dan tugas yang harus dikerjakan oleh
peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang
diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang
akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata
pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan
dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi
dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi
tugasnya17
Dalam proses belajar mengajar, lembar Kegiatan Siswa (LKS)
sering dimanfaatkan sebagai buku latihan siswa yang didalamnya
memuat:
1)
Ringkasan materi
Dengan adanya ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah
memahami materi pelajaran.
2)
Soal-soal latihan
Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kegiatan
siswa umumnya, berisi:
17
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.177
a) Soal-soal subyektif (Uraian)
Soal-soal subyektif disebut juga soal uraian yang memberikan
kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan
jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi,
sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi
variasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut
berperan menentukan18
Beberapa kelebihan soal bentuk subyektif ini diantarnya:
1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan
fikiran sendiri.
2. Dapat menghindarkan sifat tertekan dalam menjawab soal.
3. Melatih peserta didik untuk memilih fakta relevan dengan
persoalan, serta mengorganisasikannya
sehingga
dapat
diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara
utuh.
4. Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan
kalimat yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk
menyususn kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan
cepat.
5. Soal bentuk uraian tepat untuk mengukur kemampuan
analitik, sintetik dan evaluatif.
Sedangkan kelemahan soal bentuk ini antara lain:
18
Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm.
55
1. Membutuhkan waktu banyak untuk memeriksa hasilnya.
2. Pemberian skor jawaban kadang-kadang tidak ajeg (reliable),
sebab ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, seperti tulisan
peserta didik, kelelahan penilai, situasi, dll.
3. Variasi jawaban terlalu banyak dan tingkat kebenarannya
menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menentukan
kriteria benar-salah menjadi agak kabur.
b) Soal-soal obyektif (Fixed renponse item)
Pada tipe ini, butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didk
disertai dengan alternatif jawaban, sehingga peserta didik tinggal
memilih satu diantara alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban
tersebut hanya ada satu yang paling benar atau yang paling
benar, sedangkan lainnya salah.19
Soal bentuk obyektif ini memiliki beberapa kelebihan,
diantaranya:
1. Peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang
menjawab benar, maupun yang menjawab salah.
2. Subyektivitas pendidik rendah.
3. Memudahkan pendidik dalam memberikan penilaian.
4. Tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi.
Sedangkan kelemahannya, diantaranya:
1. Memberikan kemungkinan adanya siswa menebak jawaban.
19
Ibid., hlm. 69
2. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunnya, karena
harus membuat alternatif jawabannya
Adapun fungsi dari lembar kerja siswa adalah sebagai berikut :
a) Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman
siswa terhadap materi pelajaran yang didapat.
b) Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai
kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan
proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada
diri siswa20
Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau
membuat ikhtisar/resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam setiap
LKS biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran.
Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka guru sebagai
pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh
adanya lembar kerja. Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah
hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktifitas pada saat proses
belajar mengajar serta interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan
utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil.
b. Media Proyektor LCD
Pryektor LCD Merupakan salah satu alat optik dan eletronik,
sistem optiknya efisien yang menghasilkan cahaya amat terang tanpa
mematikan
20
(menggelapkan)
lampu
ruangan,
sehingga
dapat
Lalu M Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya : Usaha Nasional, 1993), hlm.
78
memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat
dipancarkan dengan baik kegambar.21
Untuk mengoprasikan atau menggunakan Proyektor LCD ini,
membutuhkan dan menggunakan bantuan komputer. Pogram informasi
di desain melalui program komputer dengan pogram power point
(slide). Pembelajaran dengan mengunakan proyektor LCD ini akan
memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapatkan materi
pembelajaran yang autentik dan berinteraksi secara luas.
Dengan menggunakan proyektor LCD dengan bantuan komputer
pogram Microsoft power point, seorang pengajar dapat mendesain
berbagai program pengajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai, pogram yang didesain dengan
menggunakan Microsoft power poin diantarannya:
a. Memasukkan teks, gambar dan suara
b. Membuat tampilan menarik
Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi
pembelajar pada pogram komputer Microsoft power point dengan
memberi background untuk memperindah tampilan. Ada beberapa
jenis background yang ditawarkan yaitu:
1) Dengan memberi warna
2) Dengan memberitekstur
3) Memasang gambar dari file sendiri22
21
Hujair AH, Sanaky. Op,cit hlm.188
Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat maka,
Ponyktor LCD ini telah menggantikan kedudukan Overhead Proyektor (
OHP ). Dulu Guru atau Dosen ketika mengajar dalam kelas sering
memakai OHP, sekarang tidak lagi menggunakannya, karena OHP
kurang praktis di banding dengan proyektor LCD. Bahkan pimpinan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
mengeluarkan kebijakan bahwa OHP-OHP yang berada di setiap kelas
agar segera ditarik dan digantikan dengan Pryektor LCD.
Adapun alasan alasan kenapa OHP-OHP ini digantikan dengan Pryektor
LCD antara lain adalah:
a) Mengikuti perkembngan zaman atau peekembangan tekhnologi
karena itu OHP dianggap sebagai “barang kuno”
b) Dilihat dari teknologinya, Pryektor LCD lebih menjanjikan
efisiensinya dalam pemanfaatannya dibanding OHP, karena pada
saat penyajian atau pembuatan bahan presentasi pada digital
Pryektor dibantu oleh perangkat lunak (sofware ), seperti power
poin, sedangkan OHP bahan presentasinya harus dibuat secara
manual,ditulis tangan atau meskipun memakai jasa komputer tetap
haru melalui beberapa kerjaan lainnya, seperti memindahkan
(mengcopy ) bahan dari kertas ke transparansi.
c) Penyajian bahan ajar, proyektor LCD dapat menampilkan bahan
visual diam dan gerak, sedangkan OHP hanya menampilkan bahan
22
Hujair.AH Sanaky. Op,Cit. hlm132- 133
visual dian saja. Pryektor LCD mampu menampilkan gambar tiga
dimensi sedangkan OHP tidak bisa23
Pryektor LCD ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihannya sebagai berikut
1)
Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas
2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons dari
penerima pesan
3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat
4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak
membosankan
5) Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi waena,
animasi, dan suara
6) Dapat dipergunakan berulang-ulang
7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar, karena kontrol
sepenuhnya pada komunikator
8) Lebih sehat dibandingkan dengan papan tulis dan OHP
Sedangkan kelemahan dari Pryektor LCD adalah:
1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah tidak dapat
memiliki.
2) Memerlukan perangkat keras ( hadware ) yaitu komputer dan LCD
untuk memproyeksikan pesan.
23
Yudhi Munadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.( Jakarta: Gaung Persada
Pres.2008) hlm182
3) Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknikteknik penyajian ( animasi ) yang kompleks
4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk
menggunakannya.
5) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ideide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoin,
sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan.
6)
Bagi
pemberi
pesan
yang
tidak
memiliki
keterampilan
menggunakan dapat memerlukan operator atau pembantu khusus.24
B. Motivasi Belajar
I. Pengertian Motivasi Belajar
Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab
seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan
mungkin melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi disini merupakan syarat
mutlak didalam belajar. Oleh karena itu seorang guru disini diharapkan
bisa memberi motivasi belajar kepada siswa.
Motivasi belajar terdiri dari dua kata “motivasi” dan “belajar” kedua
kata tersebut mempunyai pengertian berbeda akan tetapi didalam
pembahasan kali ini dua kata tersebut akan membentuk suatu pengertian,
biar lebih jelasnya penulis akan menguraikan dibawah ini.
Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang
menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Ada
24
Hujair AH, Sanaky. Op,Cit .hlm140
tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat di amati dari observasi
tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan: (a)
bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa
ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha
keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan
tersebut, dan (c) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan25
Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya “psikologi belajar dan
mengajar” menyatakan bahwa: motivasi adalah suatu perubahan energi
dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi
untuk mencapai tujuan.26 Dari devinisi ini dapat diartikan bahwa motivasi
adalah sebab-sebab yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya
untuk melakukan suatu aktivitas atau perbuatan untuk mencapai suatu
tujuan.
Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian
motivasi antara lain adalah sebagai berikut:
a.
M.C. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi
adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan
munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya
tujuan27
25
Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam
(Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm 139
26
. Oemar Hamalik, Op,Cip, hlm. 186
27
Sardiman , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta: CV. Rajawali Pers. 1990). hlm:73
b.
Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan
yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai
tujuan.
c.
Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat,
bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah
laku secara terarah28
Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pada intinya
sama yakni sebagai pendorong yang mengubah energi dalam diri
seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan
tertentu. Motivasi disini berasal dari dalam diri sendiri, dan juga motivasi
dapat dirangsang oleh faktor dari luar individu tersebut
Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang
mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis
kemukakan menurut para cerdik pandai mengenai motivasi belajar, yaitu:
a Mulyadi menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan
dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan
perbuatan belajar29
b Tadjab, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam
diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.30
28
Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung : PT. Remaja
Rosdakarya., 2002 ) hlm136
29
Mulyadi, Psikologi Pendidikan, (Malang :Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel,1991) hlm:87
30
Tadjab, Ilmu Pendidikan (Surabaya: Karya Abditama 1994) hlm: 101
c Menurut Sardiman, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang
bersifat non intelektual, peranan yang luas dalam hal menimbulkan
gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang
memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk
melakukan kegiatan belajar31.
Dari pendapat para ahli diatas penulis mempuyai pemahaman bahwa
yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu dorongan yang bisa
membangkitkan gairah siswa untuk selalu belajar dan selalu aktif dalam
kegiatan proses belajar mengajar.
2. Macam-macam Motivasi Belajar
Adapun motivasi belajar bagi siswa disini dibedakan menjadi dua,
adapun penjelasannya sebagai berikut:
a. Motivasi Instrinsik
Motivasi instrinsik ialah suatu aktivitas/kegiatan belajar dimulai
dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan
yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dalam hal ini
Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”,
menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang
menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena
31
Sardiman, Op,Cit, hlm: 75
dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan
sesuatu32
Di dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara instrinsik
dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugastugas belajar, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan yang
sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai
apa yang sedang dipelajari, bukan karena mendapat pujian dari guru.
Biasanya siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya
dalam belajar lebih baik dari siswa yang termotivasi secara ekstrinsik.
Adapun hal-hal yang menimbulkan motivasi instrinsik adalah:
1) Adanya kebutuhan
Adanya sesuatu kebutuhan dalam diri anak akan mendorongnya
untuk berbuat atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu.
Menurut Morgan yang dikutip oleh sardiman ada empat
kebutuhan yang penting bagi anak, yang
a) Kebutuhan untuk menyenangkan.
b) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri.
c) Kebutuhan untuk mencapai hasil.
d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan33
2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri
32
33
Ibid . hlm: 104
Ibid, hlm 88
Maksudnya ialah mengetahui hasil-hasil atas prestasinya sendiri.
Dengan mengetahui apakah ia ada kemajuan atau kemunduran maka
hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat,
anak yang mendapat prestasi tinggi akan timbul kegembiraan dan
keinginan untuk meningkatkan kegiatan belajar dalam diri siswa.
Sedangkan anak yang mendapat angka rendah, akan mendorong lebih
giat belajar agar memperoleh angka yang lebih baik, atau paling tidak
dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapainya
3) Adanya aspirasi atau cita-cita.34
Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari cita-cita, dan cita-cita
tersebut pastilah beragam
tergantung tingkatan umur manusia itu
sendiri. Dalam hal ini Amin Daien Indrakusuma mengemukakan
sebagai berikut.
”Cita-cita yang menjadi tujuan hidupnya ini akan merupakan
pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi belajarnya.
Disamping itu cita-cita seseorang anak dipengaruhi oleh tingkat
kemampuannya”35
Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tindakan atau perbuatan anak
itu karena di dorong oleh cita-cita dan dengan cita-cita itulah yang
dapat menentukan tingkat keberhasilannya.
34
Amir Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), hlm.
I62-164
35
Ibid, hlm. 164
b. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini
tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena takut
kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi
yang semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang
dilaksanakan36.
Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses
belajar mengajara motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan
oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah,
tingkatan hadia, dan persaingan.
Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah, sebab
pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai
dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum
memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah.
Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru
sehingga siswa mau dan ingin belajar.37
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik
adalah ganjaran, hukuman, persaingan. Kajian masing-masing faktor
tersebut akan penulis jelaskan dibawah ini :
36
Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kuriukulum Nasional (Jakarta: Pedoman Ilmu
Jaya, 1995), hlm. 85
37
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara. 2007) hlm 163
1. Ganjaran
Ganjaran merupakan alat yang dapat menimbulkan
motivasi
ekstrinsik . Ganjaran ini dapat dijadikan pendorong bagi siswa untuk
belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Ganjaran yang diberikan oleh
ganjaran kepada muridnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :
a) Pujian
Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus
merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu seorang guru
harus mampu memberikan pujian secara tepat, dengan pujian
yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan
mempertinggi gairah belajar38
b) Penghormatan
Ganjaran yang berupa penghormatan ini ada dua macam yaitu :
1) Berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat
penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan temantemannya, baik itu temn-teman dikelas, teman-teman satu
sekolah atau mungkin juga dihadapan para teman dan orang
tua siswa, misalnya pada malam perpisahan yang diadakan
pada akhir tahun, pada saat itu ditampilkan siswa-siswa yang
telah berhasil menjadi bintang kelas.
2) Berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu.
Misalnya anak yang berhasil mengerjakan suatu soal yang
38
Tabrani Rusyan. Pendekatakan dalam Proses Belajar Mengajar .( Bandunag: CV Remaja
1989) hlm 104
sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis untuk dicontoh temantemannya, anak yang rajin diserahi wewenang untuk
mengurusi perpustakaan sekolah dan sebagainya
c) Hadiah
Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai
pengharhaan atau kenangan cindera mata. Hadiah ini merupakan
ganjaran yang berbentuk pemberian barang atau yang disebut juga
dengan materiil. Dengan demikian hadiah tersebut siswa akan
termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar
yang telah diraih dan tidak menutup kemungkinan akan
mendorong siswa lainnya berlomba-lomba dalam belajar39.
d) Tanda Penghargaan
Tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran
simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat
tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan lain sebagainya
2. Hukuman
Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anal secara sadar
dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya
nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji
didalam hatinya untuk tidak mengulanginya
39
Amir Dien Indrakusuma. Op,Cit hlm.159-160
3. Persaingan atau kompetisi
Persaingan atau kompetisi merupakan salah satu faktor yang dapat
menumbuhkan motivasi belajar siswa. Persaingan ini akan dapat
terjadi dengan sendirinya dan juga dapat terjadi karena ditimbulkan
dengan sengaja oleh guru.40
Dari definisi dan conton-toncoh tersebut diatas maka dapat
disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah merupakan motivasi
yang timbul karena adanya dorongan dari luar individu yang tidak
secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, jadi seorang siswa
akan belajar jika ada dorongan dari luar seperti ingin mendapatkan nilai
yang baik, hadiah dan lain-lain dan bukan karena semata-mata ingin
mengetahui sesuatu.
Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya
dapat menjadi pendorong untuk belajar. Namun tentunya agar aktivitas
dalam belajarnya memberikan kepuasan atau ganjaran diakhir kegiatan
belajarnya maka sebaiknya motivasi yang mendorong siswa untuk
belajar adalah motivasi intrinsik.
Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi
siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta
40
Amir Dien Indrakusuma. Op,Cit. hlm 147
tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan
mencapai
prestasi
dan
dorongan
memiliki
pengetahuan
dan
keterampilan untuk masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih
kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah
atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru41.
3. Fungsi Motivasi Belajar
Dalam kegiatan proses belajar mengajar, motivasi sangar penting dan
diperlukan. Karena motivasi merupakan bagian dalam mewujudkan
keinginan dan hasil belajar siswa. Apabila siswa selalu termotivasi dalam
kegiaatan proses belajar mengajarnya maka dia akan tekun dan semangat
dalam belajarnya.Dalam hal ini Tabrani memaparkan dalam bukunya:
Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”, yaitu
a Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan
b Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik
c Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.42
Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi, dalam Agama Islam ada
sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “Niat”, sebagaimana
dalam hadits Rosulullsh SAW 43
‫ِ"!َ ِة وإ ائ ى‬# ‫ل‬
ُ َْ &
َ ‫ ِا'َ ا‬: ‫ و‬
‫ ا‬
‫ل رل ا‬
()‫*ى ا‬# +‫)راوا‬
41
Muhibbin Syah, Op,Cit,.137
Tabrani Rusyan. Op.Cit hlm: 123
43
Alisuf Sabri, Op,Cit , hlm. 86
42
Artinya: “sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya, dan
setiap orang akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) sesuai
dengan niatnya”44.
Jadi niat juga bisa diartikan sebagai motivasi, karena apabila
seseorang punya niat maka dia akan melakukannya dengan sungguhsungguh, sehingga apa yang dia inginkan akan tercapai. Siswa yang
termotivasi dan punya niat untuk mendapatkan nilai yang bagus maka dia
akan berjuang dan belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh untuk
mendapatkan prestasi itu.
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan.
Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat
mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan
belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Menurut Ngalim Purwanto. dalam bukunya “Psikologi Pendidikan”
menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan
menjadi dua golongan. Yaitu:
1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut
dengan faktor individual
44
Syaikh Islam Muhyiddin. Riyaadhusshilihin ( Semarang: Maktabah wa Wathbah) hlm 6
Adapun yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain:
faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan
faktor pribadi. Adapun penjelasannya dibawah ini:
a) Kematangan atau pertumbuhan
Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah
dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk
dibangku sekolah menengah pertama. Semua ini disebabkan
pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran
itu. Mengajar sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan
pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohani
telah matang untuk itu
b) Kecerdasan atau intelegensi
Dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik
ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Jelas
kiranya bahwa dalam belajar kecuali kematangan, intelegensi pun
turut memegang peranan.
c) Latihan dan ulangan
Karena terlatih, karena sering kali mengulangi sesuatu, maka
kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin
dikuasai
dan
makin
mendalam.
Sebaliknya,
tanpa
latihan
pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi
hilang atau berkurang. Karena latihan, karena sering kali mengalami
sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada seseuatu itu.
Makin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasratnya
untuk mempelajarinya.
d) Motivasi
Motiv merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan
sesuatu. Motiv intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga
akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan
tertentu.
e) Sifat-sifat pribadi seseorang
Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam
belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya
masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan orang lain.
Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit
banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil
belajarnya dapat dicapai.
2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor Sosial
Adapun yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga
atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang
dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan
yang tersedia dan motivasi sosial. Adapaun penjelasan faktor-faktor
tersebut akan dipaparkan sebagai berikut:
a) Keadaan keluarga
Suasana dan keadaan keluarga yang bervariasi mau tidak mau turut
menentukan bagaimana dan sampai mana belajar dialami dan dicapai
oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya fasilitasfasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan
penting pula.
b) Guru dan cara mengajar
Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting
pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya
pengetahuan yang dimiliki, turut menentukan bagaimana hasil
belajar yang dapat dicapai siswa.
c) Alat-alat pelajaran
Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang
diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik
dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu
akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak.
d) Motivasi sosial
Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka
faktor motivasi memegang peranan pula, motivasi sosial dapat pula
timbul pada anak dari orang-orang lain sekitarnya. Pada umumnya
motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan
mungkin pula tidak dengan sadar.
e) Lingkungan dan kesempatan
Seseorang yang berasal dari keluarga yang baik, memiliki inteligensi
yang baik, sekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan
alat-alatnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih
ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya45
C. Pendidikan Agama Islam
I. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan
pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama
merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum.
Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan
“me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi
latihan. Dalam memlihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran,
tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran.46
Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan
tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Sedangkan Islam berasal dari bahasa arab Aslama, Yuslimu,
Islaman yang berarti berserah diri, patuh dan tunduk. Kata Islam tersebut
pada mulanya berasal dari Salima, yang berarti Selamat, Sentosa, Damai.
Dari pengertian demikian secara harfiah Islam dapat diartikan patuh,
tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencapai keselamatan.47
Adapun Pendidikan Agama Islam tersusun dari dua pengertian
pendidikan dan pendidikan agama Islam. Secara etimologis, pendidikan
45
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) hlm.102-105
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai
Pustaka 2003) hlm ; 232
47
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,(jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003) hlm.290
46
dalam konteks Islam diambil dari bahsa arab, yaitu Tarbiyah yang
merupakan masdar dari fi’il Rabba-Yarabbi-Tarbiyatan yang berarti
tumbuh dan bekembang. Sedangkan Islam berasal dari kata kerja
Aslama-Yuslimu-Islaman yang berarti tunduk patuh dan menyerahkan
diri dan istilah pendidikan bisa juga diartikan dengan istilah Ta’lim
(pengajaran) atau Ta’dib (pembinaan).48
Dalam hal ini menurut Zuhairini, yang dikutip oleh Muhaimin
menjelaskan bahwa dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut
dangan kata “ta’lim” dan “ta’dib” mengacu pada pengertian yang lebih
tinggi, dan mencakup unsur-unsur
pemgetahuan (‘ilm), pengajaran
(ta’lim) dan pembimbingan yang baik (tarbiyah). Sedangkan menurut
Langgulung (1997), pendidikan Islam itu setidak-tidaknya tercakup
dalam delapan pengertian, yaitu Al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan
keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny
(pengajaran keagamaan), al-ta’lim al-Islamy
(pengajaran keislaman),
tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi alIslam (pendidikan dalam Islam), al-tarbiyah ‘inda al-muslimin
(pendidikan di kalangan orang-orang Islam), dan al-tarbiyah alIslamiyah (pendidikan Islam).49
Pendidikan
Islam
juga
diartikan
sebagai
usaha
untuk
menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari
berbagai aspek yang bermacam-macam, yaitu aspek akal, keyakinan,
48
49
Muhaimin. Op,Cit hlm 36
Ibid. Hlm 36
kejiwaan, akhlaq, kemauan dan daya cipta dalam semua tingkat
pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan
versi dan metode-metode yang ada. Definisi ini menjelaskan bahwa
proses pendidikan Islam diartikan sebagai upaya persiapan manusia
muslim yang sempurna dari berbagai aspek tingkat pertumbuhan untuk
kehidupan dunia dan akherat dengan prinsip dan metode yang bersifat
Islami. Pendidikan Islam juga merupakan pendidikan yang difahami dan
dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung
dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as-Sunah.50
Secara keseluruhan definisi yang bertemakan Pendidikan Islam itu
menagcu pada suatu penegertian bahwa yang diamksud dengan
penddiikan islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, membina
peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina
suatu kepribadian yang utama sesuai nilai-nilai ajaran islam
Didalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa
pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa
dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama
islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan
memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan
antara umat beragama dalaml masyarakat untuk mewujudkan persatuan
nasional.51
50
Muhibbin Syah. .Op,Cit. hlm 11
51
Muhaimin. Op,Cit hlm.75-76
Sedangkan Pendidikan Agama Islam di SMA adalah Upaya sadar
dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal,
memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak
mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya
kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran,
latihan,
sertapenggunaan pengalaman.
Dibarengi tuntunan untuk
menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan
antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan
persatuan bangsa.52
2. Tujuan Pendidikan Agama Islam
Tujuan pendidikan adalah suatu yang hendak dicapai dengan
kegiatan atau usaha pendidikan. Pendidikan berusaha mengubah keadaan
seesorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi
dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi sikap
seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk
manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara utuh, lengkap
dan terpadu
Tujuan pendidikan agama Islam secara umum ialah,”meningkatkan
keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik
tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman
dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berpendidikan agama Islam mulia
dalam
52
kehidupan
kepribadian,
bermasyarakat,
berbangsa
Departemen Pendidikan Nasional. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA/MA
(http:www.Google.Com, Diakses 17 Juni 2010
dan
bernegara”(GBPP PAI, 1994). Sedangkan dalam GBPP mata pelajaran
pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih
dipersingkat lagi, yaitu,”agar siswa memahami, menghayati, menyakini,
dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang
beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berpendidikan agama Islam
mulia53.
Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan
umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan
umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semau kegiatan
pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan
sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah
kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta
didik menjadi manusia sempurna (Insan kamil) setelah ia menghabiskan
sisa umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang
akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu
Setiap orang sangat membutuhkan pendidikan formal melalui
sekolah bukan hanya di lingkungan umum dan alam sekitarnya, karena
pendidikan formallah yang mempunyai tujuan yang jelas. Dalam
pendidikan formal direncanakan dan diatur segala sesuatu yang
berhubungan dengan tujuan, cara dan alat, waktu dan tempat untuk
mencapai tujuan itu. Karena itu, tujuan pendidikan Islam dapat dicapai
53
Muhaimin. Op,Cip.hlm 78
dalam pendidikan formal. Sedangkan pendidikan formal itu dicapai
dengan pengajaran. Ini berarti tujuan pengajaran ialah untuk mencapai
tujuan pendidikan. Tujuan pengajaran Islam ialah untuk mencapai tujuan
pendidikan Islam yaitu membentuk kepribadian muslim.54
Secara teoritis pendidikan agama islam disekolah adalah (1)
pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta
ahklak mulia peserta didik seoptimal mungkin. (2) penanaman nilai
ajaran islam sebagai pedoman mencapai kebahagian hidup didunia dan
ahkirat; (3) penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik
dan sosial; (4) perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelamahan
peserta didik dalam keyakinan, pengalaman ajaran agama islam dalam
kehidupan sehari-hari; (5) pencegahan dari hal-hal negatif budaya asing
yang dihadapinya sehari-haari; (6) pengajaran tentang ilmu pengetahuan
keagamaan
secara
umum
(alam
nyata
dan
nir-nyata)
sistem
fungsionalnya; dan (7) penyaluran untuk mendalami pendidikan agama
ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi55
Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Omar Muhammad AlTaumy al-Syaiebani, dalam Arifin diartikan sebagai perubahan yang
diingini yang diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan
untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari kehidupan
pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar dimana
54
Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Proyek Pembinaan Perguruan
Tinggi Agama/ IAIN, 1982), hlm. 60
55
Muhaimin. Pengembangan Kurikilum Pendidikan Agama Islam, Disekolah, Madrasah, dan
Perguruan Tinggi.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) hlm.40
individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses
pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara
profesi asasi dalam masyarakat.56
Sedangakan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA adalah
bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui
pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta
pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,
ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam
kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk
dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi57
Jadi tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA adalah
upaya untuk membelajarkan agama Islam agar dapat meningkatkan
keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang
agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertaqwa
kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
56
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan
Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 42
57
Departemen Pendidikan Nasional. Mata pelajaran pendidikan agama islam SMA/MA
(http:www.google.com, diakses 17 Juni 2010
3. Komponen-komponen Pendidikan Agama Islam
Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen
yang meliputi : tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar,
metode, alat dan sumber, serta evaluasi58
a) Tujuan
Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari
pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran
merupakan suatu cita-cita yang bernilai normatif. Sebab dalam
tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak
didik. Tujuan pengajaran merupakan deskripsi tentang penampilan
perilaku (Performance) anak didik yang diharapkan setelah
mempelajari bahan pelajaran tertentu.
b) Bahan Pelajaran
Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam
proses belajar mengajar. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi
anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran)
ini adalah suatu yang membawa tujuan pengajaran. Bahan pelajaran
merupakan inti yang ada dalam kesulitan belajar mengajar, karena
memag bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh
anak didik.
58
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : PT Refika
Aditama, 2009), hlm 13
c) Kegiatan Belajar Mengajar
Cara belajar mengajar adalah inti dalam pendidikan. Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam
sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya.
Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar yang bagaimanapun
juga ditentukan dari baik dan tidaknya program pengajaran yang
telah dilakukan, dan akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan
dicapai.
d) Metode
Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar,
metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang
bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
Ada beberapa metode pembelajaran yang dikemukakan oleh
Abdul Majid antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Metode ceramah adalah menyampaikan materi yang dilakukan
secara lisan.
Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada
peserta didik dan sebaliknya.
Metode tulisan adalah metode mendidik dengan huruf atau
simbul, untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya
belum diketahui.
Metode diskusi yaitu cara untuk memecahkan masalah, baik satu
orang atau lebih untuk memperkuat pendapatnya.
Metode pemecahan masalah yaitu dengan menstimulasi anak
didik untuk memperhatikan, menelaah, dan berfikir tentang
suatu masalah kemudian menganalisisnya.
Metode kisah yaitu dengan menyampaikan kisah yang
diharapkan dapat mengubah hati nuraninya dan berupaya
melakukan hal-hal yang baik sebagai dampaknya.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Metode perumpamaan yaitu metode untuk mengungkapkan
suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu.
Metode
pemahaman
dan
penalaran
yaitu
dengan
membangkitkan akal dan kemampuan berfikir anak didik secara
logis.
Metode perintah berbuat baik dan saling menasehati yaitu untuk
memotivasi siwa melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar.
Metode suri tauladan, diharapkan akan menumbuhkan hasrat
untuk berbuat baik pula.
Metode hikmah adalah upaya menuntun orang lain untuk
menggunakan akalnya untuk mendapat kebenaran dan kebaikan
diikuti penjelasan yang rasional.
Metode peringatan dan pemberian motivasi yaitu kegiatan
memberi dorongan agar anak bersedia dan mau mengerjakan
kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua dan guru.
Metode praktik yaitu memberikan materi dengan alat atau
benda, lalu diperagakan, dengan harapan anak didik jelas dan
dapat mempraktekkannya.
Metode karyawisata yaitu dengan mengadakan perjalanan untuk
menggali sebuah ilmu, memperhatikan keindahan dengan tujuan
mengambil hikmahnya.
Pemberian ampunan dan bimbingan adalah memberi
kesempatan anak didik untuk memperbaiki tingkah lakunya dan
mengembangkan dirinya
Metode kerja sama yaitu upaya saling membantu satu sama lain
untuk melaksanakan tugasnya dan memecahkan masalah yang
dihadapi.
Metode pentahapan yaitu penyampaian materi dengan bertahap
sesuai dengan proses perkembangan anak didiknya59
e) Alat
Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka
mencapai tujuan pengajaran. Alat dapat dibagi menjadi dua macam
yaitu : alat verbal dan alat bantu non verbal. Alat verbal berupa
suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sebagai alat bantu non
verbal berupa globe, papan tulis, batu lisan, batu kapur, gambar,
diagram, slide, video dan sebagainya.
59
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru
(Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 137-158
f)
Sumber Pelajaran
Sumber
pelajaran
adalah
segala
sesuatu
yang
dapat
dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa
didapatkan. Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali ada di
mana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan dan
sebagainya.
Pemanfaatan
sumber-sumber
pengajaran
tersebut
tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakankebijakan lainnya. Segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai
sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang telah
ditetapkan60
g) Evaluasi
Evaluasi Pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk
menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala
sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan
D. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam
Penggunaan media pembelajaran pada pelajaran pendidikan agama
islam sudah lama digunakan pada masa para nabi dan rasul. Para Nabi dan
rasul menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi
sendiri, dan dengan memberi contoh teladan yang baik. Sebagai contoh
teladan yang bersifat Uswatun Hasanah, Nabi selalu menunjukkan sifat-sifat
yang terpuji
60
Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000),
hlm. 20
Media pendidikan Agama Islam ialah semua aktifitas yang ada
hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang
dapat diragakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan
oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak
bertentangan dengan ajaran islam.
Semua alat yang dapat digunakan untuk menyampaian informasi
mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain,Yaitu segala
sesuatu atau benda dapat dipakai sebagai media pengajaran agama seperti ; 1)
papan tulis, 2) buku pelajaran, 3) buletin board dan display, 4) film atau
gambar hidup, 5) radio pendidikan, 6) komputer, 7) karya wisata61
Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran adalah sebagai
berikut:
1. Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang
integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu
yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan
hanya dimanfaatkan bila sewaktu-waktu digunakan.
2. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang
digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses
belajar mengajar.
3. Guru hendaknya dapat menguasai teknik-teknik dari suatu media
pembelajaran yang digunakan.
61
Asnawir, Basyiruddin Usman. Op,Cip.hlm 117
4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu
media pembelajaran.
5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa
macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang
menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat
merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan interaksi
belajar mengajar.62
Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun. Prinsip-prinsip penggunaan
media adalah sebagai berikut:
1) Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan media pembelajaran
yang harus dipakai tanpa melibatkan strategi mengajar dan media lainnya.
Oleh sebab itu sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan
teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar dan
kebutuhan belajar.
2) Tidak ada satu mediapun yang sesuai dan cocok dengan segala macam
kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan proses
belajar mengajar dipilih satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan
tujuan dan kebutuhan belajar.
3) Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu
dibanding media lain.
4) Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak berdasarkan teori
pemilihan media dalam tempo relatif kurang akan menyebabkan kaburnya
isi materi ini berarti bukan pendekatan multi media.
5) Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar
sebaiknya guru melakukan persiapan yang cukup dan cermat. Karena
hanya dengan cara demikian guru dapat menguasai seluruh materi dan
proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya mempersiapkan bahan
tambahan agar dapat memperluas dan memperdalam topik yang
dibahasnya.
6) Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa juga dipersiapkan
sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya sesuai
dengan karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa yang
62
Ibid, hlm 11
berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses belajar mengajar dan
juga dapat meningkatkan interaksi belajar.
7) Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian intregal dari sistem
pendidkan. Yakni media harus diperlakukan secara tepat dan proposional,
sehingga tidak hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul
merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan
8) Jangan sekali- kali menggunakan media hanya untuk mengisi waktu
kosong dengan tujuan sebagai hiburan semata, karena dengan demikian
tanggapan siswa selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan.
Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali.63
Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip- prinsip
penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai
berikut:
1. Media merupakan bagian intregal dari sistem pengajaran.
2. Media merupakan sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah.
3. Guru harus menguasai tehnik media yang akan digunakan.
4. Guru harus memperhitungkan untung- rugi penggunaan media.
5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis.
6. Guru dapat menggunakan multimedia jika pokok bahasan memerlukan
beberapa macam media.
7. Guru harus mempersiapkan media secara cermat dan juga siswa yang akan
diajar sehingga ada interaksi dalam proses belajar mengajar.
Azhar Arsyad dalam Hamalik mengemukakan bahwa pemakain atau
penggunakan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajaar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh
63
Arif Sukadi. S. S, Radikun, Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT. Mediatama Sarana
Perkasa, 1988) hlm.173-174
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan
penyampaian
pesan
dan
isi
pelajaran
pada
saat
itu.
Disamping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data dengan menarik
dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memasatkan informasi 64
Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilainilai praktis sebagai berikut
1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau
mahasiswa
2) Media dapat mengatasi ruang kelas.
3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan
lingkungannya
4) Media menghasilkan keseragaman pengalaman. Pengamatan yang
dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang
dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis.
6) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru.
7) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar
8) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang
konkrit kepada yang absrak.65
Disamping
penggunaan
media
pembelajaran
tersebut
dapat
membangkitkan motivasi atau keingan yang baru dalam pembelajaran, tapi
64
65
Azhar Arsyad. Op,cit hlm. 15-16
Asnawir, Basyiruddin Usman. Op,cip. Hlm 14-15
dalam penggunaan media pembelajaran, ada beberapa faktor yang menjadi
hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran. Diantara hambatanhambatan terdebut adalah:
1. Faktor internal
Yaitu hambatan yang berasal dari dalam diri penerima pesan atau
pembelajaran itu sendiri, berupa
a Hambatan
psikologis
seperti,
seperti
minat,
sikap,
pendapat,
kepercayaan, intelegensi, pengetahuan. Pembelajar yang senang
terhadap mata pelajaran, topik, serta pengajarnya tentu lain hasil
belajarnya dibandingkan dengan yang dibenci atau tak menyukai
kesemuanya itu.
b Hambatan fisik, seperti kesehatan, sakit, keterbatasan daya indra, dan
cacat tubuh. Jangan terlalu banyak mengharap dari pembelajar yang lagi
sakit karena pesan-pesan yang disampaikan padanya akan terhambat.
2. Hambatan eksternal
Hambatan yang berasal dari luar pembelajar seperti:
a Membutuhkan biaaya yang mahal, seperti pengunaan komputer,
proyektor LCD dll.
b Hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi
dan kondisi keadaan sekitar. Proses pembelajaran ditempat yang tenang,
sejuk dan nyaman tentu akan lain hasilnya dengan proses yang
dilakukan dikelas yang bising, panas,66 dan pemadaman listrik
66
Hujair AH. Sanaky. Op,Cit, hlm 13-14
Jadi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media
pembelajaran pasti ada hambatan atau kendala- kendala yang dihapi
oleh seorang guru ketika proses belajar mengajar berlangsung, entah
hambatan itu yang datang dari siswa itu sendiri, seperti males, tidak
senang dengan pelajarannya, sakit dan lain sebagainya. Ada juga yang
datang dari luar, seperti lingkungan yang kurang mendukung, rame,
panas dan lain sebagainnya sehingga hasil dari pembelajaran itu kurang
maksimal.
Untuk mengatasi kendala atau hambatan dalam menggunakan
media pembelajaran itu seorang guru harus pintar- pintar mengetahui
situasi, kondisi siswa dan lingkungan disekitarnya, sehingga dalam
proses belajar mengajar berjalan secara efektif. Adapun langkahlangkah yang harus di tempuh oleh guru dalam mengatasi kendala
tersebut adalah:
1) Guru harus menggunakan media secara tepat dan bervariasi,
sehingga dapat mengatasi sikap pasif pembelajar (siswa), sehingga
media itu akan:
a. Menimbulkan kegairahan belajar bagi pembelajar
b. Memungkinkan
interaksi
yang
lebih
langsung
antara
pembelajar dengan lingkungan kenyataan
c. Memungkinkan pembelajar dapat belajar sendiri-sendiri
menurut kemampuan dan minatnya.
2) Dengan adanya sifat yang unik pada tiap pembelajar ditambah lagi
dengan lingkungan serta pengalaman yang berbeda, maka seorang
guru harus memberikan rangsangan yang sama, memberikan
pengalaman, serta menimbulkan persepsi yang sama kepada
siswanya dengan menggunakan media tersebut.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian
tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam penelitian tindakan ini,
peneliti melakukan suatu tindakan/intervensi, yang secara khusus diamati
terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan
terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling
tepat67
Sudikin, dkk dalam bukunya Purwadi , penelitian tindakan kelas (yang
selanjutnya disingkat PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan
oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan
tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
(KBM) dalam arti luas.68
Sedangkan
Rochiati
Wiriaatmaja
dalam
Hopkins
mengartikan
penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur
penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam
disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang
terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan69.
Rapoport
dalam
Hopkins
yang
dikutip
Rochiati
Wiriaatmaja
mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam
67
Suharsimi Arikunto. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta: Rineka Cipta.1998)
hlm 2
68
Sudikin dkk. Manajemen Penelitian Tindakan kelas. Hlm 10
69
Rochiati wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan kelas(bandung: Remaja Rosa Karya, 2007)
hlm 11
mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan
membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka
etika yang disepakati bersama.70
Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan
stategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan
dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya, pihak yang
terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan
kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah - masalah yang
terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan
kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat
keberhasilannya.71
Secara singkat Classroom Action Research didefinisikan sebagai suatu
bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan
tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek
pembelajaran di kelas secara profesional72
Sedangkan menurut Djunaidi Ghony penelitian tindakan kelas (PTK)
adalah: suatu proses dimana guru-dosen dan siswa-mahasiswa menginginkan
terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran dikelas dapat
tercapai secara optimal.73
70
71
Ibid, hlm 11-12
Kunandar . Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.(Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada 2008) hlm.41
72
Suyanto. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta)
hlm.4
73
Djunaidi Ghoni. Penelitian Tindakan Kelas. (Malang: UIN Press. 2008) hlm.8
Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok
guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan
belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu
gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat
pengaruh nyata dari upaya itu74
Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik, menurut suyanto
karakteristik penelitian tindakan kelas adalah bahwasanya problema yang
diangkat untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) harus
selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang
dihadapi oleh guru, dan karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas
(PTK) adalah adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki
proses belajar-mengajar di kelas75
Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas adalah:
1. Untuk memecahkan permaslahan yang nyata yang terjadi didalam kelas
yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang
belajar.
2. Peningkatan kualitas praktikpembelajaran dikelas secara terus- menerus
mengingat masyarakat berkembang secara cepat.
3. Peningkatkan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkakatan
proses pembelajaran.
4. Sebagai alat traning in service, yang memperlengkapi guru dengan skill
dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi
kesadaran dirinya.
5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif
terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan.
6. Meningkatkan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik
pembelajaran dikelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan
dan menigkatkan motivasi belajar siswa.
74
75
Rochiati Wiriaatmadja, Op,Cip.hlm 13
Suyanto. Op,Cit. hlm 5-6
7. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan
8. Menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah, sehingga
tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan
pembelajaran secara berkelanjutan.
9. Peningkatkan efiseensi pengelolaan
perbaikan proses pembelajaran.76
pendidikan,
peningkatan
atau
Sedangkan menurut Masnur Muslich tujuan penelitian tindakan kelas
atau
PTK
adalah
untuk
memperbaiki
dan
meningkatkan
kualitas
pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan
permasalahan pembelajaran di sekolah.77
Banyak mamfaat yang dapat di petik dari penelitian tindakan kelas,
adapun manfaat tersebut antara lai sebagai berikut.
1. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam
mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya.
2. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru
3. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kinerja belajar dan kompetensi siswa
4. Dengan pelaksaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas proses pembelajaran dikelas
5. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas penggunaan media, alat bantu belaja, dan sumber belajar lainnya
6. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan
kualitas prosedur dan alat evalusai yang akan digunakan untuk mengukur
proses dan hasil belajar siswa
7. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangann
pribadi siswa disekolah
8. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan /atau peningkatan
kualitas penerapan kurilulum78
9. Sedangkan manfaat PTK menurut Suyanto adalah:
76
Kunandar. Op,cit. hlm 63-64
Masnur Muslich. Melaksanakan Ptk Itu Mudah.(Jakarta: Sinar Grafika Offset.2009) hlm10
78
Ibid hlm 11
77
1. Dalam aspek inovasi pembelajaran, penelitian tindakan kelas (PTK)
mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan
kelasnya.
2. Dalam aspek pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas
(PTK) dapat membantu guru secara efektif untuk mengembangkan
kurikulum, karena guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap
pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas.
3. Dari aspek profesionalisme guru, penelitian tindakan kelas (PTK)
merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk
memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya
menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional, karena guru
yang profesional tentu tidak enggan melakukan perubahan-perubahan
dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya79
Secara sederhana, penelitian tindakan kelas (Classroom Action
Research) atau PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang
didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan
tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation)
dan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan
yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan),80 sebagaimana gambar
berikut:
79
80
Suyanto. Op,Cit hlm 9-10
Suharsimi Arikunto,dkk Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta:Bumi Aksar. 2009) hm.74
Dalam penelitian tindakan kelas desain penelitian terdiri dari langkahlangkah spiral sebagaimana didefinisikan Suharsimi Arikunto bahwa desain
penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu :
perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing,
dan refleksi atau reflecting81
Pada penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model atau desain.
Desain tersebut diantaranya: 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis & Mc
Taggart, 3) Model Dave Ebbutt, 4) Model John Elliot, 5) Model Hopkins, dan
masih ada beberpa model lain, yang pada prinsipnya merupakan
pengembangan dari model yang ada82
81
Wahid Murni, Nur Ali. 2008. Penelitian Tinadakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum dari
Terori Menuju Praktik. Malang. Universitas Negeri Malang, Hlm 18
82
Ibid .hlm 40-41
Adapun desain penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah
dengan model siklus menurut model John Elliot yang terdiri dari empat
komponen
yang
serupa
dengan
model
penelitian
tindakan
yang
dikembangkan oleh model Kurt Lewin, empat komponen yaitu :
a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk
memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan prilaku dan sikap
sebagai solusi.
b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya
perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan.
c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang
dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa.
d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, ,melihat dan memperhitungkan atas hasil
refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan
terhadap rencana awal83
Jika diperhatikan desain PTK John Elliott seperti yang terpampang dibawah,
tampak bahwa didalam suatu tindakan (acting) terdiri dari beberpa step atau langkah
tndakan, yaitu langkah tindakan1. Langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 384.
83
84
Djunaidi Ghony, Op, Cit .hlm 20
Ibid 42
Siklus 1
Siklus 2
Siklus 3
Ide Awal
Temuan dan Analisis
Perncanaan Umum
Implementasi
Monitoring
Implementasi dan Efeknya
Penjelasan kegagalan tentang
Revisi Perencanaan
Perbaikan Perncanaan
Implementasi
Langkah Berikutnya
Monitoring
Penjelasan
Revisi Ide Umum
Perbaikan Perencanaan
Monitoring Implementasi dan
Implementasi
Langkah
B. Kehadiran Peneliti
Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian
mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih adalah
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu dengan
pendekatan kualitatif jenis kolaboratif-partisipatoris.
Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti bertindak sebagai
observer, pengumpul data, penganalisis data, dan sekaligus pelopor hasil
penelitian. Dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai
perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan
akhirnya pelapor hasil penelitian85
C. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN I Paiton Probolinggo kelas XI
IPA2. Pemilihan lokasi ini karena SMAN I Paiton sangat dekat dengan
tempat kami tinggal, disamping itu
peneliti juga akan mempraktikkan
penggunaan media pembelajaran khususnya media Proyektor LCD yang
mana peneliti ketahui guru pendidikan agama islam disana jarang bahkan
tidak sama sekali menggunakan media Proyektor LCD
Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian akan disesuaikan dengan jam
pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas yang digunakan sebagai
obyek penelitian.
85
Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung; Rosda Karya. 2005) hlm. 95
D. Sumber Data dan Jenis Data
Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data
adalah siswa-siswi kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo, dimana siswasiswi tersebut tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan,
tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah
satu karakteristik penelitian tindakan kelas.
Data penelitian ini mencakup:
1. Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan (pre test), meliputi
skor hasil tes awal atau tes pengetahuan prasyarat, hasil penugasan dan
hasil tes pada setiap akhir tindakan.
2. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas siswa
pada pembelajaran PAI dalam proses belajar mengajar dengan
menggunakan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD
3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IPA2 SMA I Paiton
Probolinggo
Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatan
lapangan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaan media
pembelajaran berupa LKS dan Proyektor LCD pada bidang studi PAI dalam
meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IPA2 SMAN I Paiton
Probolinggo. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini ada yang
bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari: (1)
Dokumentasi, (2) Observasi, (3) Interview, seperti kalimat yang memberi
gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan motivasi belajar, keaktifan
siswa ketika mengikuti pelajaran baik setelah menggunakan media LKS dan
Proyektor LCD ataupun sebelum menggunakannya. Sedangkan data yang
bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi, pre test dan post tes
E. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti di lapangan menjadi syarat utama,
peneliti mengumpulkan data dalam latar ilmiah, dimana peneliti bertindak
sebagai instrumen kunci. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana
dan pelaksana tindakan terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas, pengumpul data, penganalisis data dan pada akhirnya ia
menjadi pelapor hasil penelitian. Pencari tahu alamiah dalam pengumpulan
data lebih banyak tergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data.
Instrument pendukung lainnya adalah pedoman observasi dan tes86
Pedoman observasi di buat dari berbagai referensi yang di simpulkan
dari teori-teori yang terkait dengan variabel penelitian dan dikembangkan
menjadi indikator sehingga dijadikan pedoman observasi ketika penelitian di
kelas sedang berlangsung.
Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, maka peneliti menyusun
instrumen penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti untuk
memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar dan daya ingat siswa maka
disusunlah instrumen yang mengacu pada indicator motivasi belajar dan daya
ingat siswa.
86
Margono, Metodologi Pendidikan Pendidikan. (Rineka Cipta, Jakarta, 2000), hlm 38
F. Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, maka dalam penelitian
ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data dengan beberapa tehnik
sebagai berikut:
1. Tes
Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa
pada pelajaran pendidikan agama islam di SMAN I Paiton Probolinggo..
Tes tersebut terdiri dari tes awal atau tes pengetahuan prasyarat yang
akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran
sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan prasyarat
tersebut juga akan dijadikan sebagai acuan nantik ketika sudah
menggunakan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD. Apakah
dengan menggunakan media tersbut siswa ada perubahan atau atau tidak.
Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes
ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian pemahaman
siswa terhadap materi sekaligus tolak ukur motivasi siswa setelah
dilaksanakan dan digunakan media LKS da Proyektor LCD.
2. Metode Observasi (Pengamatan)
Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut
juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap
suatu objek dengan menggunakan segala indra.87 Berdasarkan definisi
diatas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara
87
Suharsimi Arikunto. Op,Cit.hlm. 204
pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian
diadakan pencatatan-pencatatan.
Metode observasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data
tentang keadaan SMAN I Paiton Probolinggo, juga untuk mengetahui
perilaku siswa hubungannya dengan motivasi siswa dalam proses belajar
mengajar.
3. Metode Wawancara (Interview)
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan
itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang
mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan
jawaban atas pertanyaan itu.88 Metode wawancara atau metode interview
dipergunakan jika seseorang ingin mendapatkan keterangan atau pendirian
secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan
muka dengan orang itu.
Wawancara atau intrview merupakansalah
satu bentuk tehnik
pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriftif
kualitatif dan deskriptif kuantitaif. Sebelum melaksanakan wawancara para
peneliti menyiapkan insrumen wawancara yang disebut pedoman
wawancara. Pedoman ini berisi jumlah pertanyaan atau pernyataan yang
meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau
pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengtahuan, konsep, pendapat,
88
Lexy Moeleong. Op,Cit hlm. 186.
persepsi, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau
variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.89
G. Analisis Data
Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk
memastikan bahwa dengan mengaplikasikan penggunaan meida pembelajaran
dapat meningkatkan motivasi dan juga prestasi belajar siswa. Data yang
bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis
secara kualitatif. Menurut FX. Soedarsono, jika yang dikumpulkan berupa
data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut
dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan,
mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta
membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis90
Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif,
cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian
tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat
menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah
yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya91
Sedangkan data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka
atau data kuantitatif, untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi
89
Nana Syaodih Sukmadinata. Op cit, Hlm 216
Soedarsono. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional
2001).hlm : 26
91
Ibid, hlm 25
90
dan prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan dilakukan dengan cara
menghitung prosentase kemudian dideskripsikan92
Analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan :
1) Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara,
dokumentasi dan catatan lapangan.
2) Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas
guru dan aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran LKS dan
Proyektor LCD.
3) Menyajikan data atau memaparkan data dengan perhitungan frekuensi dan
presentasi data.
4) Menyimpulkan data.
Dalam penelitian ini selain melihat keaktifan yang diamati selama
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Taraf keberhasilan tindakan
juga ditentukan dengan melihat motivasi siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dan juga prestasi belajar siswa yaitu hasil belajar kognitif yang
diperoleh dari skor hasil tes formatif siswa dan hasil belajar afektif yang
berasal dari sikap dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar.
Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang
bersifat kuantitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis
menggunakan rumus:93
92
Ibid 25
Resna Yunanti, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang 2006. Aplikasi Pembelajaran
Kontekstual Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan
Prestasi Belajar Siswa SDN Ketawanggede 1 Malang.hlm 115
93
Post rate – Base rate
P=
x 100 %
Base rate
Keterangan:
P
= Presentase Peningkatan
Post rate
= Nilai rata-rata sesudah tindakan
Base rate
= Nilai rata-rata sebelum tindakan
H. Pengecekan Keabsahan Temuan
Untuk pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam
penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi
adalah cara pengecekan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar
data sebagai pembanding.
Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan
sumber lainnya. Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini,
penulis menggunakan triangulasi sumber, yaitu yang berarti membandingkan
dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.94
Pengecekan keabsahan data dilakukan dalam dua tahapan :
1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan hasil pengamatan dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
94
Lexy. Moleong,. Op.Cit.hlm:330
I.
Tahap-tahap Penelitian
Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini
merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Desain penelitian ini mengikuti
model yang di kembangkan revisi model Lewin menurut Elliot
Dalam penelitian ini di rencanakan terdiri dari tiga siklus penelitian
yang harus di tempuh, yaitu:
a. Siklus I di laksanakan dua kali pertemuan
b. Siklus II di laksanakan dua kali pertemuan
c. Siklus III di laksanakan dua kali pertemuan
Adapun dalam pelaksanaan penelitian di jelaskan sebagai berikut:
1. Siklus I
a. Identifikasi Masalah
Peneliti berdiskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI)
mengenai permasalahan yang muncul ketika kegiatan belajar mengajar
di kelas
IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo, apakah dalam proses
belajar mengajar sudah atau sering menggunakan media pembelajaran
seperti media proyektor LCD, Kompoter LKS dan metode apa yang
selama ini di gunakan oleh guru PAI dan bagaimana motivasi siswa
pada saat pembelajaran berlangsung dan bagaimana hasil pembelajaran
itu.
b. Memeriksa di lapangan
Observasi yang di lakukan oleh peneliti di lapangan pada saat
kegiatan belajar mengajar berlangsung bertujuan untuk mengetahui
permasalahan yang telah di identifikasi sebelumnya dan mencatat
kegiatan-kegiatan
yang
ada
sebelumnya.
Selanjutnya,
peneliti
melakukan pre test dengan menggunakan media LKS yang sudah biasa
digunakan dalam pembelajaran dikelas itu, dengan menggunakan
metode ceramah terlebih dahulu dan dan tanya jawab. Pre test ini di
lakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi pembelajaran.
c. Perencanaan tindakan
Peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru PAI
setelah mengetahui betul pokok permasalahannya. Dengan harapan
problema yang ada dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti
mempersiapkan perencanaan sebagai berikut:
1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan media LKS
Perencanaan itu terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup.
2) Membuat modul pembelajaran.
3) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang di
gunakan meneliti motivasi belajar siswa.
4) Membuat pembagian kelompok
d. Pelaksanaan tindakan
Penelitian dilakukan di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo
sesuai dengan rencana pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru
sekaligus obsever dengan mencatat setiap perkembangan yang terjadi
dikelas pada lembar observasi.
e. Observasi
Peneliti melakukan observasi saat pelaksanaan tindakan dengan
menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting yang
terjadi saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini di lakukan untuk
mengetahui perkembangan
motivasi siswa pada saat proses
pembelajaran berlangsung.
f. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan
yang terjadi kepada siswa, guru, maupun suasana dikelas.95. Refleksi
dilakukan untuk mengetahui hasil sementara dari penerapan atau
penggunaan media LKS dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
g. Revisi perencanaan
Revisi perencanaan dilakukan Peneliti berdiskusi dengan guru
PAI untuk melihat kembali rencana pembelajaran sebelum-Nya serta
membuat rencana pembelajaran kembali dengan menggunakan media
Proyektor LCD pada siklus II agar siswa lebih antusias dan termotivasi
lagi belajarnya.
95
Sukidin,dkk . Op, Cit Hlm, 112
2. Siklus II
a. Rencana baru
Peneliti membuat rencana baru dan mendiskusikannya dengan
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memperbaiki permasalahan
pembelajaran yang terjadi pada siklus 1.
b. Pelaksanaan tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan di atas
dan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi kembali dari pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting
yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung
untuk mengetahui
perkembangan partisipasi, antusias siswa dalam kelas dan juga untuk
mengetahui perkembangan motivasi siswa.
d. Refleksi
Peneliti mengulas hasil observasi mengenai perubahan yang
terjadi dari penggunaan media Pryektor LCD
dalam meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam.
e. Revisi perencanaan
Revisi perencanaan dilakukan Peneliti berdiskusi dengan guru
PAI untuk melihat kembali rencana pembelajaran sebelumnya serta
membuat rencana pembelajaran kembali dengan tetap menggunakan
media Pryektor LCD karena dengan menggunakan media Pryektor LCD
ini ada perubahan pada diri siswa dengan antusias dan partisipasinya
yang lumayan tinggi, bisa dikatakan siswa sudah mulai termotivasi.
3. Siklus III
a. Rencana baru
Peneliti membuat rencana baru dan mendiskusikannya dengan
guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk tetap menggunakan media
Pryektor LCD karena dengan menggunakan media Pryektor LCD
motivasi siswa meningkat pada siklus II.
b. Pelaksanaan tindakan
Peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan di atas
dan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung.
c. Observasi
Peneliti melakukan observasi kembali dari pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting
yang terjadi saat pembelajaran
berlangsung
untuk mengetahui
perkembangan motivasi siswa saat pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Peneliti mengulas hasil observasi mengenai perubahan yang
terjadi dari penggunaan media Pryektor dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
Dengan menggunakan media LKS pada siklus I siswa masih
kurang termotivasi sehingga perlu menggunakan media lain yaitu media
Pryektor LCD untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siklus II, dan siklus III.
BAB IV
LAPORAN HASIL PENELITIAN
Uraian berikut ini adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan
keberadaan lokasi penelitian dan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan. Dari beberapa hal di atas tersebut, nantinya kita akan mengetahui
apakah dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi
belajar siswa. Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Fbruari 2010 sampai
31 maret 2010 selama enam kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada
tanggal 13 februari 2010, dan pertemuan terakhir tanggal 27 maret 2010
A. Latar Belakang Objek Penelitian
1. Sejarah singkat berdirinya SMAN I Paiton
SMA Negeri 1 Paiton adalah sekolah menengah atas yang berdiri
pada tahun 1986. Pada tahun tersebut sebagai filial SMA Negeri Kraksaan,
sehingga guru-gurunya banyak dari sekolah tersebut. Kepala sekolah yang
pertama Drs. Sudjoko, Drs. Soetrisno (alm), Drs. Moh. Yusuf (sekarang ka
disdikkab Pamekasan), Drs. Mas'ud (sekarang Pengawas SMP/SMA ), dan
Drs. Saifulloh, MM.
Pada 2003 terjadi paradigma baru sebagai konstelasi dari adanya
pertumbuhan penduduk dan PLTU Paiton, SMA Negeri 1 memasuki fase
baru. Dari hanya 9 kelas berkembang menjadi 12, sehingga pada 2009 ini
dengan 867 siswa menjadi 21 kelas dengan komposisi kelas X = 8 kelas, XI
= 7 dan kelas XII = 6. Tuntutan dari masyarakat untuk menyekolahkan
putra-putrinya menyebabkan sinergi luar biasa dari lingkungan sekitar
memoles SMA Negeri 1 Paiton (PT EMOMI, salah satu operator PLTU
Paiton; Pemkab Probilinggo melalui bupati Hasan Aminudin, MSi
menyumbang 3 gedung RKB sekaligus dan bantuan pusat melalui PPMU
Propinsi Jatim
2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah
Visi
Terdepan dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang
berwawasan global
Misi
1. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
2. Tenaga edukatif dan administratif yang profesional
3. Input siswa yang berkwalitas
4. Peningkatan potensi dan kreatifitas siswa
5. Kwalitas lulusan yang berwawasan lingkungan
6. Sistem informasi dan komunikasi berbasis IPTEK
Tujuan Sekolah
1. Meningkatkan pelayanan pendidikan dengan melengkapi sarana
prasarana belajar
2. Meningkatkan kemampuan tenaga administrasi dan guru dalam
pelayanan pendidikan, melalui kegiatan MGMP, penyelenggaraan
workshop dan pelatihan
3. Meningkatkan daya tampung siswa secara lebih selektif
4. Mengembangkan kreatifitas siswa dalam bidang penelitian ilmiah,
keilmuan, seni, dan olahraga
5. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pendidikan berwawasan
lingkungan
6. Mengembangkan sistem informasi dan administrasi sekolah dengan
komputerisasi, melalui pelatihan komputer untuk guru dan tenaga
administrasi
3. Struktur Organisasi Sekolah
Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang
menunjukkan hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain,
sehingga jelas tugas dan wewenangnya serta tanggung jawab dari masingmasing komponen tersebut. Adapun truktur organisasi SMAN I Paiton
Probolinggo sebagai berikut:
No
Nama
Jabatan
1
Drs. H Saifullah MM
Kepala Sekolah
2
Drs. Mustofa
Wakil kepala
3
Hairul anwar. M.Pd
Waka kurikilum
4
Drs. Muarif
Waka kesiswaan
5
Drs. Dardir Affani
Sarana prasarana
6
Heri Suyanto
Tata usaha
7
Drs. Priyo Purwoko
BP/BK
8
Mulhadi SP.d
Humas
4. Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo
Keberadaan siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam
kegiatan proses belajar mengajar. Kaitannya dalam hal ini SMAN I Paiton
Probolinggo sampai sekarang memiliki jumlah siswa yang cukup besar,
yaitu 736 siswa yang terdiri dari 395 siswa laki-laki dan 341siswi putri,
secara keseluruhan jumlah siswa terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas X,
kelas XI, dan kelas XII dan masing-masing kelas terdiri dari tujuh ruang
belajar. Sehingga secara keseluruhan jumlah ruang belajar di SMAN 1
Paiton Probolinggo terdiri dari 21 ruang belajar, belum termasuk ruang Lab
dan ruang praktek lain.96
Pembinaan dan pelatihan siswa di SMAN 1 Paiton Probolinggo
dimulai sejak siswa kelas bawah atau kelas X . Hal tersebut dimaksudkan
agar potensi yang mereka miliki secara jelas dapat disalurkan melalui
pemilihan jurusan di kelas atas atau kelas XI nantinya, karena di SMAN 1
Paiton Probolinggo ini telah memiliki tiga jurusan yang terdiri dari jurusan
IPS, jurusan IPA, dan jurusan Bahasa.
Adapun jumlah siswa pada tahun 2009/2010 sebagai berikut:
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
X
124
104
228
X1 IPA
64
79
143
XI IPS
81
42
123
XII IPA
54
71
125
XII IPS
72
45
117
Jumlah
395
341
736
5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN I Paiton
SMAN I Paiton Probolinggo merupakan salah satu lembaga
pendidikan yang memiliki sarana dan prasarana yang relative lengkap, hal
tersebut terlihat dari berbagai perlengkapan sekolah yang ada, mulai dari
96
Wawancara dengan Bapak Mu’arif bagian kurikulum 29/03/2010
gedung sampai alat-alat kebutuhan penunjang kegiatan belajar siswa, yang
kesemuanya ditata dengan baik dan rapi sesuai dengan tata ruang sekolah
pada umumnya.
Sarana dan prasarana yang ada tersebut terus disesuaikan dengan
kebutuhan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, hal tersebut
memiliki arti penting bagi penyelenggaraan pendidikan yang baik dan
berkualitas. Tentunya apabila penggunaan sarana dan prasarana tersebut
oleh siswa maupun guru dapat dilakukan secara baik dan maksimal sesuai
dengan kebutuhan kegiatan pendidikan, maka proses pendidikan akan dapat
mencapai tujuan dan hasil yang baik.
Dalam ranka mencapai tujuan membangun sekolah yang berkualitas
dan membentuk manusia yang mempunyai budi pekerti yang luhur, maka
kesemuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan adanya berbagai faktor
pendukung, seperti sarana dan prasarana yang telah ada. Seperti yang telah
disebutkan diatas, maka sekolah ini berupaya penuh dalam menumbuh
kembangkan sekolah dengan pendaya gunaan sarana dan prasarana secara
efektif. Adapun sarana dan prasarana di SMAN I Paiton Probolinggo
sebagai berikut:
NO
JENIS RUANGAN
JUMLAH
1
Ruang kelas
21
2
Ruang kepala sekolah
1
3
Ruang guru
1
4
Ruang waka
1
5
Ruang BK
1
6
Ruang TU
1
7
Ruang OSIS
1
8
Ruang UKS
1
9
Ruang lab kimia
1
10
Ruang lab biologi
1
11
Ruang lab fisika
1
12
Ruang Multimedia
2
13
Ruang komputer
1
14
Ruang keterampilan
1
15
Ruang perpus
1
16
Ruang olahraga
1
17
Ruang Musik
1
18
Kantin
3
19
Musholla
2
20
Perpus
1
21
WC
4
6. Tata Tertib Sekolah
a. Hal Masuk Sekolah
1. Proses belajar mengajar dimulai pukul 06.45 sampai dengan pukul
13.10 WIB.
2. Siswa melaksanakan do’a bersama pada awal dan akhir pelajaran.
3. Siswa yang terlambat harus ijin guru piket surat izin masuk diberikan
pada pengajar dikelasnya.
4. Siswa yang tidak masuk sekolah, harus berkirim surat dari orang tua
atau surat keterangan dokter.
5. Siswa tidak boleh meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran
berakhir tanpa ijin guru piket.
b. Hak – hak Peserta Didik
1. Siswa berhak mengikuti Proses Belajar Mengajar dari semua mata
pelajaran sesuai dengan tingkatan kelasnya.
2. Siswa berhak mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan
pilihannya.
3. Siswa berhak mendapat perlakuan / pelayanan yang baik dari sekolah
tanpa membedakan status sosial ekonomi dan keyakinan.
4. Siswa berhak memanfaatkan fasilitas sekolah sesuai dengan fungsinya,
seperti :
a. Perpustakaan
b. Laboratorium IPA, Komputer, Multimedia
c. Ruang UKS
d. Musholla
e. Tempat Parkir
f. Kantin, koperasi, dll
c. Kewajiban Peserta Didik
1. Hormat dan taat kepada Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan pesuruh
sekolah.
2. Menjaga nama baik sekolah dan menjunjung tinggi martabat Keluarga
besar SMA Negeri 1 Paiton kapan dan dimana saja.
3. Menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan, kerindangan,
ketertiban, kedamaian dan keamanan lingkungan sekolah.
4. Mematuhi dan memenuhi ketentuan adminnistrasi dan keuangan
sekolah sesuai dengan peraturan yang bberlaku.
5. Berpakaian seragam sekolah dengan ketentua sebagai berikut :97
HARI
SENIN
SELASA
SERAGAM
Putih+putih
Putih+kotakkotak
Abu-abu+putih
RABU DAN
KAMIS
Pramuka
JUM’AT
DAN SABTU
IKAT PINGGANG
DAN SEPATU
Hitam
Hitam
KAOS KAKI
Hitam
Putih
Hitam
Putih
Putih
Putih
B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di
SMAN I Paiton Probolinggo
Adapun yang menyebabkan atau melatarbelakangi penggunaan media
pembelajaran kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo ini adalah untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam. Karena siswa kelas IPA 2 kurang termotivasi ketika mengikuti pelajaran
PAI. Minat siswa pada pelajaran PAI masih minim padahal kelas IPA2 ini
adalah termasuk kelas yang lumayan aktif dalam mengikuti pelajaran. Oleh
sebab itu untuk mengatasi hal tersebut perlu diakan penelitian untuk
97
. Dukomentasi 2009/2010
memperbaiki pembelajaran PAI di SMAN I Paiton Probilinggo khususnya
kelas IPA2 agar tujuan dari PAI disana bisa tercapai. .
Karena
Pendidikan
Agama
Islam
disekolah
bertujuan
untuk
menumbuhkan dan meningkatkan keimanan ketaqwaan seta berakhlakul
karimah, dan mampu berjuang menegakkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah
masyarakat melalui pemberian pengetahuan kepada peserta didik sesuai dengan
prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan nilai-nilai agama sebagai
landasan pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Untuk mewujudkan tujuan pendidikan agama Islam seperti yang
tersebut di atas maka salah satu yang perlu dilakukan oleh guru
adalah
melakukan berbagai pengembangan dan pendekatan pembelajaran sehingga
siswa termotivasi, semangat belajarnya tinggi dan prestasinya bagus. Adapun
salah satu langkah yang bisa merangsang dan bisa memancing siswa untuk
semangat belajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran atau media
pendidikan.
Penggunaan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD pada mata
pelajaran pendidikan agama islam diharapkan bisa membangkitkan minat dan
ransangan baru pada diri siswa untuk belajar. Karena dengan menggunakan
media yang tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami isi dari materi
pelajaran. Adapun dengan menggunakan media LKS siswa bisa belajar kapan
saja, siswa tidak perlu menulis apa yang diterangakan oleh guru, siswa bisa
belajar dirumahnya masing-masing, siswa bisa berlatih mengerjakan soal di
LKS masing-masing. Sedangkan dengan menggunakan media Proyektor LCD
dengan bantuan komputer pogram Microsoft power poin, siswa bisa melihat
tampilan-tampilan, seperti gambar, tulisan dan bisa menulis ringkasan materi
yang guru buat dengan menggunakan power point.
Sebenarnya penggunaan media LKS di SMAN I Paiton Probolinggo
tidak asing lagi, guru Pendidikan Agama Islam disana sudah sering
menggunakannya, akan tetapi siswa-siswanya kurang antusias dan kurang
termotivasi dikarenakan guru kurang begitu peduli akan pemahaman siswanya
sehingga menyebabkan siswa bosan, malas dan ngantuk ketika mengikuti
pelajaran PAI. Karena mengetahui hal seperti itu peneliti mencoba untuk tetap
menggunakan media LKS tapi dengan metode yang berbeda yaitu melibatkan
siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengajak siswa berdiskusi,
mencoba memahami teks yang ada di LKS, dan siswa mencoba menerangkan
dan menjelaskan maksud dari teks tersebut dengan bahasanya sendiri, dan
diakhir pelajaran peneliti akan memberikan tugas yang ada di LKS siswa
masing masing.
Dalam mengunakan media proyektor LCD ini, seorang guru dituntut
kreatif dalam membuat desain atau tampilan-tampilan gambar, tulisan dengan
menggunakan power point, karena hal itu dapat merangsang dan mendatangkan
gairah baru pada diri siswa sehingga siswa lebih termotivasi lagi dalam
kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara sebelum dan
sesudah menggunakan media LKS dan Proyektor LCD, menunjukkan hasil
belajar yang signifikan, dimana motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran
sangat bagus, siswa aktif dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya, dan
hasil belajar siswa bagus. Hal ni tidak bisa dipisahkan dari performan seorang
guru yang harus bisa melakukan penyusunan perencanaan, penggunaan media
secara baik dan tepat dan juga sistem evaluasi yang dilakukan.
Bapak Sholeh mengatakan:
Penggunaan media LKS dengan cara mengikutsertakan siswa dalam
pembelajaran seperti diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas membuat
siswa tidak ngantuk dan malas, apalagi dengan menggunakan media
proyektor LCD siswa malah tambah senang dan semangat siswa lebih
terfokus lagi ketika mendengarkan penjelasan guru.98
Penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 SMAN I
Paiton Probolinggo dilaksanakan tiga siklus. Siklus I menggunakan media LKS
dan siklus II, III menggunakan media Proyektor LCD.
1. Paparan Data Sebelum Tindakan
a. Observasi
Sebelum
penelitian
dilaksanakan,
peneliti
mengadakan
pertemuan pada hari Jum’at tanggal 5 Februari 2010 dengan kepala
sekolah dan guru PAI SMAN 1 Paiton Probolinggo. Dalam pertemuan
itu peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut. Kepala sekolah dan waka kurikulum serta guru PAI
memberikan izin pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru
PAI berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan,
dan disepakati bahwa kelas XI IPA2 yang dijadikan sumber data
98
Hasil wawancara dengan bapak Sholeh guru pendidikan agama islam pada hari sabtu tanggal 13
Maret 2010.
penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas XI IPA2 termasuk kelas
yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan
kelas yang baik dalam disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab
yang besar terhadap apa yang diamanatkan oleh setiap guru.
Sebelum
pelaksanaan
tindakan,
peneliti
terlebih
dahulu
berdiskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI IPA2,
peneliti menanyakan bagaimana motivsi siswa ketika proses belajar
mengajar berlangsung, dan metode apa saja yang dipakai dalam proses
mengajar dan juga media apa saja yang sering diapakai dalam
pembelajaran PAI di kelas XI IPA2, pertanyaan-pertanyan tersebut
sebagai gambaran dan tolak ukur nantik ketika peneliti melakukan
pembelajaran dikelas.
b. Pre Tes
Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti mengadakan pre tes
bersama guru PAI. Pre tes dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6
Februari 2010 menggunakan media LKS dengan metode ceramah.
c. Hasil Pre Tes
Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias
terhadap pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan
belajar mengajar dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa
ingin tahu mereka terhadap materi yang akan diberikan. Kebanyakan
dari mereka kelihatannya jenuh terhadap pelajaran. Karena motivasi
siswa terhadap pelajaran kurang, maka hasil belajar mereka juga kurang
maksimal. Dari hasil evaluasi pada saat pre test motivasi siswa hanya
20
2. Siklus I
a. Rencana Tindakan Siklus I
Peneliti merencanakan tindakan setelah mengetahui betul pokok
permasalahannya,
dengan
harapan
problem
yang
ada
dapat
terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mempersiapkan perencanaan
sebagai berikut: Pada rencana tindakan siklus I peneliti menggunakan
media LKS dengan menikutsetakan siswa dalam kegiatan belajar
mengajar dengan menajak siswa berdiskusi memehami materi yang
ada di LKS, menjelaskan maksud dari teks yang ada di LKS dengan
bahasa siswa sendiri, Tanya jawab, dan tugas rumah. dengan
menggunakan media LKS dan metode pembelajaran seperti diatas,
peneliti berusaha membantu siswa untuk lebih semangat dan aktif
dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam pembelajaran itu
tidak hanya terpusat pada guru. Siklus I dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan. Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti melakukan
beberapa tahap persiapaan, antara lain:
1) Membuat perencanaan pembelajaran
2) Membagi materi tentang menghargai karya orang lain dan dosa
besar meliputi:
a. Pengertian dan maksud menghargai karya orang lain.
b. Perilaku menghargai karya orang lain.
c. Pengertian dosa besar.
d. Contoh perbuatan dosa besar.
(1) Dosa besar terhadap Allah SWT.
(2) Dosa besar terhadap diri sendiri.
(3) Dosa besar dalam keluarga.
(4) Dosa besar dalam pemenuhan seksual.
(5) Dosa besar dalam makanan dan minuman.
(6) Dosa besar dalam kehidupan bermasyarakat
e. Menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari.
3) Membagi siswa yang berjumlah 36 orang menjadi empat
kelompok, sesuai dengan deretan bangku masing-masing.
4) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi:
a) Pendahuluan
(1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a
pembuka pelajaran.
(2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
(3) Guru mengapsen siswa
(4) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan
pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan.
(5) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran
b) Kegiatan Inti
(1) Guru menerangkan sebentar tentang materi yang sudah ada
di LKS
(2) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, sesuai
dengan deratan bangku masing-masing.
(3) Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan
memahami materi yang ada di LKS.
(4) Setiap kelompok berdiskusi dan memahami materi yang
ada di LKS masing-masing kelompok.
(5) Setiap kelompok ada satu perwakilan untuk menjelaskan
materi di LKS sesui dengan pemahamannya.
(6) Kelompok satu dan dua menjelaskan secara bergiliran.
(7) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti
atau pemahamannya tidak sama.
(8) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang
ada di LKS, guru mencoba menjelaskan kembali materi
tentang menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya.
c) Penutup/Refleksi
(1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
tentang meteri yang sudah di lakukan.
(2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi di LKS yang belum dimengerti.
(3) Guru dan siswa bersama-sama membaca doa’ penutup
pelajaran.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I
Pada Siklus pertama ini diadakan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 13 dan 20 Februari 2010. Dengan materi menghargai karya
orang lain dan Dosa besar. Pembelajarannya berlangsung selama 2 X
45
menit
untuk
setiap
pertemuan.
Adapun
langkah-langkah
pembelajaraan sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana
penelitian yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 februari
2010 dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a
b) Sikap siswa siap memulai pelajar
c) Absensi
d) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan
realita kehidupan.
e) Guru
menjelaskan
rencana
kegiatan
pembelajaran
dan
memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar.
2) Kegiatan Inti
a) Guru
menjelaskan
sekilas
tentang
materi
yang
akan
disampaikan, yaitu tentang menghargai karya orang lain.
b) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok sesuai dengan
deretan bangku masing-masing.
c) Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan
memahami materi yang ada di LKS
d) Setiap kelompok berdiskusi dan memahami materi yang ada di
LKS masing-masing kelompok
e) Setiap kelompok mengutus satu perwakilan untuk menjelaskan
materi di LKS sesui dengan pemahamannya.
f) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti atau
pemahamannya tidak sama.
g) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang ada
di LKS, guru mencoba menjelaskan kembali materi tentang
menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya.
h) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal
yang ada di LKS.
3) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari
b) Guru dan murid bersama-sama membaca doa’ menutup
pelajaran.
Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 20
Februari 2010 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a
b) Sikap siswa siap memulai pelajar
c) Absensi
d) Guru mengadakan apersepsi dengan
mengaitkan materi dengan
realita kehidupan
e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran dan memotivasi
siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibahas minggu yang
lalu.
b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya
c) Guru memberi waktu kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi
dan memahami materi tengtang dosa besar.
d) Setiap kelompok ada perwakilan untuk menjelaskan materi pelajaran
yang sudah didiskusisikan.
e) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti atau
pemahamannya tidak sama.
f) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang ada di
LKS,
guru
mencoba
menjelaskan
kembali
materi
tentang
menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya.
g) Guru memberi tugas kepada siswa soal-soal yang ada di LKS.
h) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas minggu yang lalu.
3) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan seharihari
b) Guru dan murid bersama-sama membaca doa’ menutup pelajaran.
c. Observasi Siklus I
Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas
dengan menggunakan media LKS dengan belajar memahami materi
dan mendiskusikanya serta pemberian tugas setiap akhir pelajaran,
terlihat bahwasanya para siswa mulai antusias dan merespon positif.
Mulai adanya peningkatan motivasi belajar dibandingkan pada saat pre
test. Hal ini terlihat dari rasa ingin tau siswa pada isi materi yang ada
di
LKS
dengan
memadukan
pemahamannya
dengan
teman
kelompoknya, siswa mulai senang bertanya apabila pemahamannya
tidak sama dengan temannya. hal ini sangat berbeda pada saat pre test
siswa kebanyakan diam, tidur-tiduran dan masih sedikit yang
bertanya. Pada siklus I ini siswa sudah mulai termotivasi meskipun
belum semuanya.
Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai
guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan
pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan,
respon siswa masih kurang dan siswa masih belum termotivasi, hal ini
dikarenakan siswa belum mendapatkan penyegaran dalam kegiatan
belajar mengajar, sehingga mereka berusaha memusatkan perhatian
selama pembelajaran berlangsung. Tetapi ketika memasuki kegiatan
penjelasan materi secara global, sudah ada sebagian
siswa yang
mengajukan pertanyaan meskipun kurang bagus. Hal ini dikarenakan
siswa masih belum terbiasa untuk mengajukan pertanyaan. Sebaliknya,
mereka lebih suka menjawab pertanyaan.
Memasuki tahap kegiatan inti, siswa dengan cepat berdiskusi dan
memahami materi yang ada di LKS dengan kelompoknya masingmasing. pertemuan pertama kelompok satu dan dua dengan perwakilan
nya menjelaskan isi materi yang ada di LKS sesuai dengan
pemahamannya. Begitupun pada pertemuan berikutnya terlebih dahulu
guru memberi waktu kepada siswa untuk memahami dan berdiskusi,
setelah itu kelompok tiga dan empat menjelaskan hasil pemahamannya
yang telah didiskusikan.
Setelah siswa selesai mencoba menerangkan hasil diskusi dan
pemahamannya, peneliti mencoba menjawab pertanyaan yang belum
terjawab atau belum bisa memuaskan kelompok yang bertanya, dan
penetili juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang belum bisa dipahami di LKS. Setelah tidak ada
pertanyaan-pertanyaan dari siswa peneliti memberi tugas rumah soalsoal di LKS dengan materi yang sudah dibahas. Dalam pembelajaran
ini, peneliti melatih siswa untuk aktif dan berani untuk mengeluarkan
pendapatnya dengan materi yang sudah ada di LKS.
Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa sudah
mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa sudah mulai
termotivasi, meskipun tidak semuanya seperti yang diharapkan. Ini
dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan bahwa
aktivitas siswa sudah mulai membaik dari sebelumnya. Kegiatan
memahami materi di LKS dengan diskusi, mengungkapkan pendapat,
bertanya dan pekerjaan rumah sudah lumayan bagus. Meskipun masih
didominasi oleh para siswa yang aktif, Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka yang aktif
adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang
pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka
cenderung kurang percaya diri pada kemampuannya.
Selanjutnya, untuk mengetahui apakah siswa sudah termotivasi
apa belum terhadap materi PAI. peneliti melihat antusias siswa ketika
megikuti pembelajaran dengan siswa berani menjelaskan materi yang
ada di LKS sesuai dengan pemahamannya sendiri, banyaknya siswa
yang bertanya, siswa mengerjakan tugas-tugas yang sudah diberikan
oleh peneliti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa sudah
mulai aktif mengikuti pelajaran, siswa sudah mulai berani bertanya,
siswa mengerjakan tugas soal yang sudah diberikan.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam
semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam Kegiatan Belajar
Mengajar
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat
sedikit peningkatan motivasi yang semula motivasi siswa pada saat pre
tes adalah 20 meningkat menjadi 25 atau 25% pada siklus I.
d. Penutup/Refleksi Siklus I
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI.
Pada siklus I ini
peneliti menggunakan media pembelajaran LKS
dengan membelajarkan siswa untuk memahami materi sesuai dengan
pemahamanya
sendiri
dengan
cara
berdiskusi
dengan
teman
kelompoknya, Tanya jawab dan pemberian tugas rumah, pada
pertemuan pertama siswa masih kurang aktif dan kurang termotivasi di
karenakan siswa kurang siap, karena disekolah pada waktu itu masih
tidak begitu aktif. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah
mulai termotivasi. Siswa sudah antusias dan aktif dalam mengikuti
pembelajaran, siswa berani menjelaskan materi yang ada di LKS
sesuai dengan pemahamannya sendiri, siswa bertanya apabila belum
mengerti.
Kalau kembali pada tujuan peneliti yaitu, untuk meningkatkan
motivasi
belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikanga Agama
Islam dengan menggunakan media pembelajaran, dalam hal ini peneliti
menggunakan media LKS dengan membelajarkan siswa untuk
memahami sendiri materi yang ada dengan berdiskusi, Tanya jawab,
dan pemberian tugas rumah, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada
siklus I ini bisa merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa,
meskipun masih sedikit, dikarenakan
1) Siswa masih belum terbiasa memahami sendiri materi yang ada di
LKS sehingga siswa masih kesulitan dalam menerangkan dan
menjelaskan materi dengan bahasanya sendiri
2) Siswa masih belum begitu aktif dalam menjawab dan membuat
pertanyaan.
3) Motivasi siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam hanya
dimiliki siswa yang prestasinya bagus dikelas.
4) Siswa masih kurang percaya diri akan kemampuannya, sehingga
dalam
menjawab
pertanyaan
masih
digantungkan
kepada
temannya.
Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, maka peneliti
akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Peneliti
lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat
materi pelajaran yang akan dipelajari.
2) Memotivasi siswa agar lebih berani bertanya apabila ada
keterangan yang belum di mengerti atau susah dipahami.
3) Peneliti akan menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan
power point karena materi yang akan disampaikan lebih susah
dipahami yaitu menjelaskan isi kandungan surat Ar-rum: 41-42,
Al-A’raf: 56-58, dan Sad: 27.
4) Sebelum Peneliti menjelaskan materi, peneliti akan menyuruh
siswa membaca ayat Al-Qur’an yang akan dipelajari.
3. Siklus II
a. Rencana Tindakan Siklus II
Dalam perencanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti akan
menggunakan media Proyektor LCD dengan harapan dengan
menggunakan media ini siswa lebih termotivasi lagi dan semangat
belajarnya lebih meningkat pada mata pelajaran Pendidikan Agama
Islam.
Mengingat pada siklus
I siswa sudah mulai termotivasi
meskipun masih sedikit. Sebagaimana halnya dengan pelaksanaan
siklus I, pada siklus II ini dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan pembelaran.
2) Membuat power point materi pembelajaran.
3) Menyuruh siswa membaca ayat Al- Qur’an yang mau dipelajari
sebelum peneliti menjelaskan isi kandungannya.
4) Membagi materi menjadi tiga bagian, yaitu:
a) Memahami Q.S. Ar-Rum: 41-42
(1) Terjemahan harfiah Q.S Ar-Rum: 41-42
(2) Penjelasan Q.S Ar-Rum: 41-42
(3) Isi kandungan Q.S Ar-Rum: 41-42
(4) Perilaku yang mencerminkan Q.S Ar-Rum: 41-42
b) Memahami Q.S. Al-A’raf: 56-58
(1) Terjemahan harfiah Q.S. Al-A’raf: 56-58
(2) Penjelasan Q.S. Al-A’raf: 56-58
(3) Isi kandungan Q.S. Al-A’raf: 56-58
(4) Perilaku yang mencerminkan Q.S. Al-A’raf: 56-58
c) Memahami Q.S Sad: 27
(1) Terjemahan harfiah Q.S Sad: 27
(2) Penjelasan Q.S Sad: 27
(3) Isi kandungan Q.S Sad: 27
(4) Perilaku yang mencerminkan Q.S Sad: 27
(5) Siswa mencatat materi yang sudah dijelaskan.
(6) Siswa tetap duduk dan berkelompok seperti waktu sisklus I
(7) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan
untuk meneliti peningkatan motivasi belajar siswa.
(8) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II
meliputi:
a) Pendahuluan
1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a
membuka pelajaran.
2) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
3) Guru mengabsen siswa.
4) Guru
mengadakan
apersepsi
dengan
cara
menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi
yang akan disampaikan.
5) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
1) Guru menyuruh siswa untuk membaca surat Ar-rum:
41-42, Al-A’raf: 56-58, dan Sad: 27
2) Guru mulai menerangkan materi 41-42, Al-A’raf: 5658, dan Sad: 27, serta tajwidnya
3) Guru membagi siswa empat kelompok seperti waktu
siklus I
4) Siswa harus mencatat materi yang diterangkan oleh
guru.
5) Guru menyuruh satu perwakilan tiap-tiap kelompok
untuk
menerangkan kembali materi yang sudah
dijelaskan.
6) Guru
memberikan
pertanyaan
kepada
tiap-tiap
kelompok tentang maksud ayat diatas beserta
tajwidnya
7) Guru meberi tugas soal-soal yang ada di LKS.
c) Penutup/Refleksi
1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar
tentang meteri yang sudah di lakukan.
2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
bertanya tentang materi yang sudah di dijelaskan.
3) Guru dan siswa bersama-sama membaca doa’
penutup pelajaran.
b. Pelaksanaan Siklus II
Sebagaimana siklus I pelaksanaan siklus II diadakan dua kali
pertemuan yaitu, tanggal 27 Februari dan tanggal 6 Maret 2010.
Pembelajaran berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertmuan.
Pada pelaksanaan siklus II ini, langkah-langkah pembelajaran
dilakukan sebagaimana skenario pembelajaran yang terdapat dalam
rencana pembelajaran. Yaitu sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Februari
dengan sekenario yang telah diterapkan dalam pembelajaran yaitu
sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do’a membuka
pelajaran
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c) Guru mengapsen siswa.
d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan meteri pelajaran
dengan realita kehidupan.
e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran.
2) Kegiatan inti
a) Guru menyuruh kelompok satu yang belum presentasi pada
siklus I untuk membaca surat Ar-Rum ayat 41-42.
b) Guru menyuruh perwakilan dari kelompok dua yang belum
presentasi untuk membaca surat Al-A’raf ayat 56-58.
c) Guru terlebih dahulu menjelaskan kandungan surat Ar-Rum
ayat 41-42. Setalah itu dilanjutkan dengan sura Al-A’raf ayat
56-58. Dengan menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan
power point.
d) Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang sudah
dijelaskan.
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang sudah dijelaskan.
f) Guru memberi pertanyaan kepada siswa.
g) Guru menyimpulkan kembali materi yang sudah disampaikan.
h) Guru memberi tugas soal-soal yang ada di LKS.
2) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar tentang
materi yang sudah sampaikan.
b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang sudah disampaikan.
c) Guru dan siswa membaca doa’ menutup pelajaran.
Kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6
Maret 2010 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam
pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan membaca
doa’
membuka pelajaran.
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran.
c) Guru mengapsen siswa.
d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi dengan realita
kehidupan
e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru memberi pertanyaan sekilas tentang materi yang sudah
diterangkan minggu yang lalu tentang surat Ar-Rum dan AlA’raf.
b) Guru menyuruh perwakilan kelompok tiga dan empat yang
belum presentasi pada siklus I untuk membaca surat Sad ayat
27.
c) Guru menjelaskan isi kandungan surat Sad ayat 27 dengan
menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point.
d) Guru juga menjelaskan ilmu tajwid dan mengambil contoh dari
surat Ar-Rum, Al-A’raf dan surat Sad.
e) Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang sudah
dijelaskan.
f) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
tentang materi yang sudah dijelaskan.
g) Guru memberi pertanyaan tantang materi yang sudah
dijelaskan.
h) Guru membaca surat Ar-Rum ayat 41-42.
i) Guru member tugas soal-soal yang ada di LKS.
3) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasikl belajar materi
yang sudah disampaikan.
b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk bertanya.
c) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran.
c. Observasi Siklus II
Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa
motivasi siswa mengalaimi peningkatan yang lumayan tinggi dalam
mengikuti pelajaran. Pandangan dan pendengaran siswa terfokus pada
tampilan power point yang di pancarkan oleh proyektor LCD yang
berisi materi pelajaran. Siswa sangat senang melihat tampilan-tampilan
itu sehingga memudahkan peneliti untuk menyampaikan isi materi
pelajaran.
Memasuki kegiatan inti, hasil pengamatan menunjukkan siswa
begitu semangat mendengarkan peneliti menjelaskan materi dengan
menggunakan power point yang dipancarkan oleh proyektor LCD.
Siswa bertanya dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang
diberikan peneliti, siswa berani mengemukakan pendapatnya sehingga
suasana dikelas aktif. Siswa lebih mudah memahami isi materi
pelajaran dengan menggunakan media Proyektor LCD dengan
tampilan power point. Namun pada pertemuan yang kedua ketika
menerangkan ilmu tajwid peneliti harus mengulang- ngulang kembali,
dikarenakan siswa masih belum sepenuhnya mengerti dengan materi
tajwid, namun ahkirnya juga bisa teratasi.
Pada akhir pelajaran ketika peneliti mempraktekkan dan
membaca surat Ar-Rum ayat 41-41. dan memberi contoh tentang ilmu
tajwid siswa bertambah antusias mendengarkannya.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam
fokus
siswa
dalam
mendengarkan
materi
yang
disampaikan
,bertambahnya semangat siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan, dan rasa ingin tau siswa dalam kegiatan belajar mengajar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan motivasi
siswa bertambah, ada peningkatan dibandingkan dengan saat pre tes.
Hasil pre tes yaitu 20. Siklus I meningkat menjadi 25 atau 25% dan
siklus II meningkat menjadi 34 atau 70% peningkatan dari siklus I ke
siklus II sebesar 45%
d. Penutup/Refleksi Siklus II
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan
siklus I, yaitu bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa pada mata
pelajaran PAI. Pada siklus II ini motivasi siswa ada peningkatan
dengan menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power
point. Penglihatan dan pendengaran siswa berpusat pada materi yang
ada pada Proyektor LCD, meskipun ada sebagian kecil siswa yang
masih belum memperhatikan sepenuhnya. Apalagi ketika peneliti
menerangkan ilmu tajwid siswa masih belum mengerti, akan tetapi hal
itu bisa teratasi oleh peneliti dengan mengulang dan menjelaskan
kembali.
Kalau kembali pada tujuan peneliti yaitu, untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan
media pembelajaran, dalam hal ini peneliti menggunakan media
Proyektor LCD pada siklus II, dengan melibatkan siswa dalam
bertanya, menjawab pertanyaan dan mencatat materi pelajaran, maka
peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus II ini dengan menggunakan
media Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal
ini dapat dilihat dari:
1) Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dan siswa lebih fokus
ketika mendengarkan materi yang disampaikan.
2) Semangat siswa dalam menjawab pertanyaan yang peneliti berikan.
3) Siswa berani bertanya dan berani mengungkapkan pendapatnya.
Meskipun terdapat meningkatan motivasi belajar siswa pada
siklus II namun masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus III dengan
tetap menggunakan media Proyekor LCD agar media proyektor LCD
ini benar-benar dapat diaplikasikan dan mendapat hasil yang sangat
memuaskan.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah:
1) Peneliti lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat
materi pelajaran yang akan dipelajari.
2) Memotivasi siswa agar lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar
mengajar dan berani mengungkapkan pendapatnya.
3) Memacu siswa agar membawa dan membaca LKS sebelum masuk
kelas.
4. Siklus III
a. Rencana tindakan siklus III
Dalam perencanaan tindakan pada siklus III ini, peneliti tetap
menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power poin.
dengan harapan siswa akan terbiasa menggunakan media ini, dan
motivasi
siwa
akan
bertambah
dibandingkan
dengan
siklus
sebelumnya. Pada siklus ke II dengan menggunakan media Proyektor
LCD. dapat merangsang siswa untuk fokus pada pelajaran, siswa
termotivasi untuk mendengarkan, dan memperhatikan materi yang
disampaikan. Sebagaimana halnya dengan pelaksanaan siklus I, dan II.
Pada siklus III ini dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1) Membuat perencanaan pembelajaran.
2) Membuat power point materi pelajaran.
3) Membagi materi pelajaran tentang iman kepada kitab-kitab Allah
yan meliputi:
a) Pengertian iman kepada Allah.
b) Mengetahui kitab-kitab Allah yang wajib di yakini.
c) Isi yang terkandung dalam kitab-kitab Allah
d) Masa berlakunya kitab-kitab Allah.
e) Fungsi iman kepada kita-kitab Allah.
f) Melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah
4) Guru menyuruh setiap siswa membuat pertanyaan tentang materi
yang sudah dijelaskan di tulis di kertas dan di kumpulkan.
5)
Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan peneliti
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
6) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus III meliputi:
a) Pendahuluan
(1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do’a
membuka pelajaran.
(2) Sikap siswa memulai pelajaran
(3) Guru mengabsen siswa.
(4) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran
dengan realita kehidupan.
(5) Guru menjelaskan rencana pembelajaran.
b) Kegiatan Inti
(1)Guru menjelaskan pengertian iman secara global terlebih
dulu.
(2)Guru
menjelaskan
pengertian
iman
kepada
Allah
menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power
point.
(3)Siswa mencatat materi yang sudah dijelaskan.
(4)Guru memberi pertanyaan tentang iman kepada kitab-kiab
Allah .
(5)Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan.
(6)Guru memberi tugas soal-soal yang ada di LKS.
c) Penutup/Refleksi
(1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari
itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari
sebauh rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari.
(2) Memberi
kesempatan
kembali
kepada
siswa
menanyakan materi yang belum jelas.
(3) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran.
untuk
b. Pelaksanaan siklus III
Pelaksanaan sisklus III diadakan dua kali pertemuan yaitu pada
tanggal 13 dan 27 Maret 2010. Pembelajaran berlangsung selama 2 X
45
menit
untuk
setiap
pertemuan.
Adapun
langkah-langkah
pembalajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana
penelitian sebagai berikut:
Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Maret
dengan sekenario yang telah diterapkan dalam pembelajaran sebagai
berikut:
1) Pendahuluan
a) Megucapkan salam dilanjutkan dengan doa’ pembuka pelajaran.
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran
c) Guru mengabsen siswa.
d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran
dengan realita kehidupan
e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menjelaskan pengertian iman secara global terlebih dahulu
b) Guru menjelaskan pengertian, macam-macam, masa berlaku,
dan fungsi iman kepada malaikata Allah.
c) Siswa mendengarkan sambil mencatat materi yang sudah
dijelaskan.
d) Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang
sudah disampaikan.
e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
f) Guru menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan.
3) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebauh
rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan
sehari-hari.
b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk menanyakan
materi yang belum jelas.
c) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran.
Kemudia pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 27
Maret 2010 dengan pelaksanaan sekenario yang diterapkan dalam
pembelajaran sebagai berikut:
1) Pendahuluan
a) Megucapkan salam dilanjutkan dengan doa’ pembuka pelajaran.
b) Sikap siswa siap memulai pelajaran
c) Guru mengabsen siswa.
d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran
dengan realita kehidupan.
e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
a) Guru menerangkan kembali materi secara global yakni pada
siklus II dan III seca ringkas dengan menggunakan Proyektor
LCD dengan tampilan power point.
b) Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan
materi yang sudah diajarkan pada siklus II dan III.
c) Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan catatan dan
LKS-nya di Tas.
d) Guru membagikan lembar soal kepada siswa.
e) Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal.
f) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal beserta
jawabannya.
3) Penutup/Refleksi
a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu
tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian.
b) Guru memotivasi siswa agar selalu semangat dalam belajar.
c)
Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran.
c. Observasi Siklus III
Pada siklus III ini, hasil pengamaatan menunujukkan bahwa
siswa
mengalami
peningkatan
motivasi
belajar
yang
cukup
mengembirakan dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan
media Proyektor LCD, siswa lebih fokus lagi lagi dan siswa lebih
mudah memahami isi materi yang disampaikan. Hal ini bisa dilihat
siswa dengan mudah menjawab pertanyaan pertanyaan yang peneliti
berikan, siswa berani mengemukakan pendapatnya dan hasil ujian
siswa sangat memuaskan.
Pada tahap pendahuluan kegiatan siswa cukup bagus siswa
menunjukkan siap mengikuti pelajara dan, memasuki kegiatan inti
ketika guru menerangkan pengertian, macam-macam dan fungsi iman
kepada Allah. Siswa mendengarkan dan penglihatannya terfokus pada
Proyektor LCD, siswa juga mencatat materi yang ada di power point.
Siswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang peneliti berikan.
Memasuki kegiatan inti pada pertemuan kedua, peneliti menjelaskan
materi secara global semangat siswa masih tinggi dalam menjawab dan
bertanya, setelah peneliti mau mengadakan ulangan siswa masih
semangat dan gembira.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam
bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tau siswa dalam
kegiatan belajar mengajar dan juga hasil ujian siswa yang sangat
memuaskan.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat
peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Dari
siklus I, II, dan III dengan menggunakan media Proyektor LCD.
Peningkatan motivasi siswa yang semula dari hasil pre test hanya 20
meningkat menjadi 25 atau 25% pada siklus I. pada siklus II
meningkat menjadi 34 atau 70% dan pada siklus III meningkat menjadi
45 atau 125%. Peningkatan dari siklus I ke Siklus II sebesar 45%
Siklus II ke III sebesar 55%
Dengan melihat semakin
tingginya antusias dan partisipasi
dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Maka bisa disimpulkan
dengan menggunakan media Proyektor LCD dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
d. Penutup/Refleksi Siklus III
pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini tetap sama dengan
siklus I dan II yaitu bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa pada mata bpelajaran PAI. Pada siklus III ini, peneliti masih
menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. Motivasi
belajar siswa bertambah meningkatkan dari siklus I dan II. Siswa lebih
nyaman dan merasa cocok dengan menggunakan media Proyektor
LCD ini, karena siswa lebih bisa terfokus dan lebih mudah memahami
materi yang disampaikan. Apalagi siswa juga ikut aktif dalam
pembelajaran dengan diberi pertanyaan-pertanyaan, mengungkapkan
pendapatnya sendiri dan mengerjakan soal ujian dengan baik.
Seperti disebutkan diatas, bahwa tujuan peneliti menggunakan
media Proyektor LCD adalah untuk meningkatkan motivasi belajar
siswa terhadap pelajaran PAI melalui pembelajaran yang melibatkan
siswa secara aktif. Maka peneliti menyimpulkan bahwa pad sisklus III
ini dengan menggunakaan media Proyektor LCD dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa yang sangat mengembirakan.
C. Kendala-Kendala
Menggunakan
Media
Pembelajaran
dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
Dalam penggunaan media pembelajaran LKS pada siklus I dan media
Proyektor pada siklus II dan III tidak terlepas dari kendala-kendala yang
dihadapi peneliti dalam penyampaian pesan kepada siswanya, sehingga
mengurangi optimalisasi pembelajaran. Adapun kendala-kendala tersebut ada
yang datang dari siswa itu sendiri yang disebut dengan faktor internal dan ada
yang datang dari luar siswa yang disebut faktor eksternal.
1. Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan
pertama dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran kurang
maksimal.
2. Masih ada siswa yang lupa bawa LKS.
3. Siswa masih kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan
pendapatnya dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya.
4. Siswa belum bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan
proyektor LCD peneliti yang dominan menggunakannya.
5. Masih ada siswa yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran
berlangsung.
6. Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga
peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa dalam
memahami pelajaran.
7. Keadaan luar kelas yang ramai dengan siswa kelas lain (karena ada kelas
yang kosong). Kedaan luar kelas memang sangat mendukung jalannya
pembelajaran.
D. Mengatasi Kendala-kendala Menggunakan Media Pembelajaran dalam
Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
Pelaksanaan siklus I, II, dan siklus III peneliti menemukan kendalakendala dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media LKS
dan Proyektor LCD. Dengan adanya kendala-kendala tersebut diatas sehingga
peneliti memikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut, akhirnya ditemukan
sebuat sebuah solusi untuk meminimalisir kendala tersebut. Adapun upayaupaya untuk mengatasi dan meminimalisir kendala tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar karena materi yang diajarkan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan jangan
sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak perlu menulis.
Apabila siswa tidak membawa LKS guru akan memberi sangsi.
3. Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut siswa harus berani menjawab
dan mengungkapkan pendapatnya dan guru juga meningkatkan rasa percaya
diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya.
4. Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar belajar membuat Power
Point baik kepada guru atau kursus, agar kelak ketika kuliyah siswa tidak
perlu belajar lagi.
5. Memberi peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi
dan memberi sangsi bila terlambat lagi.
6. Guru lebih memotivasi siswa lagi untuk selalu giat belajar dan setiap materi
yang akan disampaikan siswa sudah belajar dan membaca materinya.
7. Guru memberi nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak
rame didekat kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya yang
didalam dan guru juga memberi tahu kepada pihak keamanan kesolah.
BAB V
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Penggunaan Media LKS dan Pr0yektor LCD pada Mata Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan mengunakan media
pembelajararan LKS dan Proyektor LCD, adalah agar siswa lebih mudah lagi
dalam memahami isi materi yang akan disampaikan. Penggunaan media
tersebut dapat membangkitkan dan mendatangkan gairah baru dalam diri
siswa ketika mengikuti pembelajaran dikelas, siswa akan termotivasi dan
akan terangsang untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti pelajaran Pendidikan
Agama Islam.
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini berlokasi dikelas XI IPA2 SMAN I
Paiton Probolinggo. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga kali siklus
dan tiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. yaitu siklus I dilaksanakan pada
tanngal 13-20 Februari 2010, siklus II dilaksanakan pada tangal 27 Februari-6
Maret 2010, dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 13-27 Maret 2010.
Pada siklus I materi yang diberikan selama dua kali pertemuan, dengan
rincian pada pertemuan pertama diberikan materi tentang menghargai karya
orang lain, meliputi: pengertian dan maksud menghargai orang lain, dan
prilaku menghargai karya orang lain. pada pertemuan kedua siswa diberikan
materi tentang dosa besar meliputi pengertian dosa besar, contoh perbuatan
dosa beasar dalam kehidupan sehari-hari.
Pelaksanaan siklus I ini dimulai dngan menggunakan media LKS
terlebih dahulu, karena siswa sudah terbiasa dengan mengguanakan media ini
dan materi yang akan disampaikan mudah. Dalam mengguanakan media LKS
ini peneliti membelajarkan dan memudahkan siswa untuk memahami materi
yang ada dalam LKS dengan menjelaskan sekilas tentang materi yang akan
disampaikan, peneliti juga membelajarkan siswa untuk aktif dalam kelas
dengan berdiskusi dan menjelaskan materi yang ada di LKS dengan
pemahamanya sendiri guru membagi siswa dalam empat kelompok sesuai
dengan deretan banku masing-masing pada akhir pembalajaran guru memberi
tugas soa-soal di LKS.
Pada pertemuan pertama siswa masih kurang antusias dalam mengikuti
kegiatan belajar mengajar. dikarenakan sekolah pada waktu pertemuan
pertama tidak begitu aktif disamping itu siswa memerlukan adaptasi dengan
peneliti. pada pertemuan kedua siswa sudah mulai aktif dan antusias siswa
sudah muali meningkat meskipun tidak semuanya. Ini bisa dilihat dari
pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa pada teman kelompok yang
menjelaskan hasil diskusinya dan hasil PR siswa yang bagus.
Secara umum hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa motivasi
siswa dalam mengkuti KBM lumayan baik. Hal ini ditunjukkan dari mulai
aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran dibandingkan pada saat pre test
peneliti melihat adanya penerimaan yang positif dari siswa kelas XI IPA 2
dengan mengunakan media LKS ini yang mengikut sertakan siswa untuk aktif
dalam belajar.
Kemudian pada siklus II peneliti mengunakan media Proyektor LCD
dengan maksud untuk menarik perhatian dan mendatangkan minat belajar
siswa yang baru, sehingga siswa lebih termotivasi lagi, dan lebih mudah
dalam memahi materi yang akan disampaikan oleh peneliti dengan
mengunakan power point yang dipancarkan oleh Proyektor LCD
dalam
menjelaskan materi tentang isi kandungan Q.S. Ar-Rum Ayat 41-42, Q.S. AlA’raf Ayat 56-58, dan Q.S. Sad.
Dalam pelaksanaan siklus II sebagaimana dengan siklus I dan siklus ini
materi juga diberikan selama
dua kali pertemuan denga rincian
pda
pertemuan pertama diberikan materi tentang al-Quran surat Ar-Rum ayat 4142 dan surat Al-A’raf ayat 56-58, meliputi: terjemahan harfiah, penjelasan, isi
kandungan, dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Ar-Rum ayat: 41-42 dan
surat Al-A’raf ayat 56-58. Pada pertemuan kedua siswa diberi materi tentang
Al-Quran surat sad ayat 27 meliputi: terjemahan harfiah, penjelasan, isi
kandungan dan perilaku yang mencerminkan surat Sad, dan juga
menjelasakan materi tentang ilmu tajwid serta diberi contoh dengan ayat-ayat
yang ada di surat Ar-Rum ayat 41-42, surat Al-A’raf ayat 56-58, dan juga
surat Sad ayat 27.
Pertemuan pertama dan kedua pada siklus II ini, ada peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran agama islam, ini di tunjukkan
dengan antusias dan fokus siwa dalam mendengarkan materi pelajaran, ketika
masuk kegiatan inti guru menyuruh siswa untuk membaca ayat Al-Quran
yang mau di pelajari, awalnya siswa malu dan takut namun, ketika guru
memotivasinya siswa mulai berani dan pada pertemuan kedua siswa tidak
takut lagi membaca ayat Al-Quran. Setelah guru menerangkan siswa
mendengarkan melihat kelayar Proyektor LCD secara fokus dan mencatat
materi yang di jelaskan oleh peneliti, dan siswa sudah mulai berani bertanya
dan menjawab pertanyaan yang peneliti berikan.
Secara umum hasil penelitian siklus II menunjukkan ada peningkatan
motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Hal ini
dapat dilihat dari antusisas, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan
belajar mengajar, fokus siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, dan
mencatat materi yang dipancarakan oleh Proyektor LCD, dengan tampilan
power point.
Begitupun pada siklus III peneliti tetap menggunakan media proyektor
LCD, agar siswa lebih termotivasi lagi dalam proses belajar mengajar pada
mata pelajaran pendidikan agama islam, karena pada siklus II motivasi siswa
meningkat dari pada siklus I.
Dalam pelaksanaan siklus III, sebagaimana dengan siklus I,dan II. Pada
siklus ini materi pelajaran diberikan selama dua kali pertemuan dengan
rincian pada pertemuan pertama diberiakan materi tentang iman kepada kitabkitab Allah meliputi: pengertian iman kepada kitab-kitab, fungsi iman kepada
kitab-kitab Allah, dan melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah. Pertemuan
kedua peneliti menjelaskan materi secara global pada sklus II dan III.
Pertemuan pertama dan kedua pada siklus III siswa sudah termotivasi
dalam mengikuti palajaran PAI. Gairah dan semangat siswa sangat tinggi
siswa berlomba-lomba dan berebut dalam menjawab pertanyaan, pada
pertemuan kedua ketika peneliti ingin mengadakan ujian siswa sangat senang
dan bahagia.
Pelaksanaan dan hasil dari siklus III ini dengan menggunakan media
Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata
pelajaran PAI kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo.
Dari pelaksanaan siklus I, II dan III motivasi siswa selalu meningkat
sehingga bisa disimpulkan dengan menggunakan media LKS dan Proyektor
LCD dapat meingkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo.
Sebelum dilaksanakan tiga siklus diatas peneliti terlebih dahulu
melakukan pre tes dengan menggunakan metode ceramah untuk mengetahui
motivasi siswa dalamkegiatan belajar mengajar. Hasil observasi menunjukkan
bahwa siswa kurang semangat, kurang memperhatikan. Siswa banyak yang
ngantuk dan malas.
Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti akan membuat perencanaan
menggunakan media LKS yang sudah biasa dipakai oleh guru PAI. Akan
tetapi peneliti akan mengikut sertakan siswa aktif dalam pembelajaran dengan
berdiskusi, memberi pertanyaan dan memberi PR setiap selesai kegiatan
belajar mengajar. Dan peneliti juga akan menggunakan media Proyektor LCD
untuk meningkatkan motivasi dan mendatangkan minat baru dalam
pembelajaran karena media ini jarang bahkan tidak sama sekali digunakan di
kelas IPA2 selama semerter.
Selaras dengan hal tersebut diatas apa yang diungkapkan olehAzhar
Arsyad dalam Hamalik yang mengemukakan bahwa pemakain atau
penggunakan media pembelajaran
dalam proses belajar mengajaar dapat
membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi
dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi
pengajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan
penyampaian
pesan
dan
isi
pelajaran
pada
saat
itu.
Disamping
membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat
membantu siswa meningkatkan pemahaman99
B. Kendala-kendala dalam Menggunakan Media LKS dan Proyektor LCD
Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan media
LKS
dan
Proyektor
peneliti
mendapatkan
kendala-kendala
ketika
penyampaian pesan atau materi pelajaran. Adapun kendala-kendala yang
ditemui peneliti yaitu:
1. Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan
pertama dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran
kurang maksimal.
2. Masih ada siswa yang lupa bawa LKS.
3. Siswa masih kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan
pendapatnya dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya.
99
Azhar Arsyad. Op,cit hlm. 15-16
4. Siswa belum bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan
proyektor LCD peneliti yang dominan menggunakannya.
5. Masih ada siswa yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran
berlangsung.
6. Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga
peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa dalam
memahami pelajaran.
7. Keadaan luar kelas yang ramai dengan siswa kelas lain (karena ada kelas
yang kosong). Kedaan luar kelas memang sangat mendukung jalannya
pembelajaran.
C. Mengatasi Kendala-kendala Ketika Menggunakan Media LKS dan
Proyektor LCD
Dalam kegiatan belajar mengajar setiap guru pasti akan mengalami dan
mendapatkan hambatan dan kendala-kendala ketika menyampaikan materi
pelajaran dikelas. Begitu halnya dengan peneliti ketika menjelaskan pelajaran
PAI di kelas IPA 2 SMAN I Paiton Probolinggo dengan menggukan media
LKS dan Proyektor LCD, mendapatkan Kendal, sehingga peneliti berusaha
mengatasinya dengan meminimalisir dengan upaya-upaya sebagai berikut:
1. Memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti proses belajar
mengajar karena materi yang diajarkan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan jangan
sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak perlu
menulis. Apabila siswa tidak membawa LKS guru akan memberi sangsi.
3. Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut siswa harus berani
menjawab
dan
mengungkapkan
pendapatnya
dan
guru
juga
meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang
dimilikinya.
4. Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar belajar membuat Power
Point baik kepada guru atau kursus, agar kelak ketika kuliyah siswa tidak
perlu belajar lagi.
5. Memberi peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi
dan memberi sangsi bila terlambat lagi.
6. Guru lebih memotivasi siswa lagi untuk selalu giat belajar dan setiap
materi yang akan disampaikan siswa sudah belajar dan membaca
materinya.
7. Guru memberi nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak
rame didekat kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya
yang didalam dan guru juga
sekolah.
.
memberi tahu kepada pihak keamanan
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian sebagi berikut:
1. Penggunaan Media Pembelajaran LKS dan Proyektor LCD
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan
bahwa dengan menggunakan media pembelajaran LKS dan Pryektor
LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo.
Indikator peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari bertambahnya
semangat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar,
tidak tampak adanya rasa malas dan letih dari roman muka siswa, mereka
selalu menampakkan rasa gembira dan senang selama mengikuti
pelajaran, selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu yang
telah ditentukan, serta besarnya rasa ingin tahu
mereka yang
diaplikasikan dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan apabila ada
materi yang kurang dipahami oleh mereka dan berlomba-lomba dalam
menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. Peningkatan motivasi
terlihat dari yang semula nilai rata-rata pre test 20. meningkat menjadi
25 atau 25 % pada siklus I, siklus II meningkat menjadi 34 atau 70 %,
dan pada siklus III semakin meningkat menjadi 45 atau 125 %
2. Kendala-kendala dalam penggunaan media pembelajaran LKS dan
Proyektor LCD.
Kendala-kendala yang peneliti dapati ketika
menggunakan
media LKS dan Proyektor LCD kelas IPA2 di SMAN I Paiton
Probolinggo mata pelajaran PAI sebagi berikut: a) Kurang siapnya
siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan pertama
dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran kurang
maksimal. b) Masih ada siswa yang lupa bawa LKS. c) Siswa masih
kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan pendapatnya
dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya. d) Siswa belum
bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan proyektor
LCD peneliti yang dominan menggunakannya. e) Masih ada siswa
yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran berlangsung. f)
Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga
peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa
dalam memahami pelajaran. g) Keadaan luar kelas yang ramai dengan
siswa kelas lain (karena ada kelas yang kosong) Kedaan luar kelas
memang sangat mendukung jalannya pembelajaran.
3. Mengatasi kendala-kendala dalam menggunakan media pembalajaran
LKS dan Proyektor LCD.
Dengan mendapati kendala-kendala tersbut diatas, maka peneliti
mencari solusi dan meminimalisirnya, adapun upaya-upaya yang
dilakukan sebagai berikut: a) Memotivasi siswa agar selalu semangat
dalam mengikuti proses belajar mengajar karena materi yang
diajarkan
sangat
penting
dalam
kehidupan
sehari-hari.
b)
Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan
jangan sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak
perlu menulis. Apabila siswa tidak membawa LKS
guru akan
memberi sangsi. c) Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut
siswa harus berani menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dan
guru juga meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan
yang dimilikinya. d) Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar
belajar membuat Power Point baik kepada guru atau kursus, agar
kelak ketika kuliyah siswa tidak perlu belajar lagi. e) Memberi
peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi dan
memberi sangsi bila terlambat lagi. f) Guru lebih memotivasi siswa
lagi untuk selalu giat belajar dan setiap materi yang akan disampaikan
siswa sudah belajar dan membaca materinya. g) Guru memberi
nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak rame didekat
kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya yang
didalam dan guru juga
memberi tahu kepada pihak keamanan
sekolah.
B. Saran
1. Bagi Sekolah
Hendaknya pihak sekolah menyarankan kepada semua guru
untuk memakai fasilitas yang ada seperti Proyektor LCD dll,
khususnya bagi guru PAI
Dalam menerangkan materi pelajaran, guru PAI sekali-kali
mengikutsertakan siswa aktif dalam pelajaran dan juga menggunakan
media Proyektor LCD karena media ini bisa memudahkan siswa
dalam memahami materi yang akan disampaikan.
2. Bagi Siswa
Kepada siswa disarankan agar meningkatkan motivasi
belajarnya dalam mengikuti pelajaran PAI biar mempunyai pegangan
hihup di dunia yang fana’ ini.
3. Bagi Penulis
Mempunyai wawasan dan pengalaman praktis di bidang
penelitian sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang
profesional.
4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut
Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian
untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media
pembelajaran LKS dan proyektor LCD dalam meningkatkan motivasi
belajar siswa.
DAFTAR PUSTKA
Arifin, Mohmmad. 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara
Arikonto 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara
---------, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta: Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada
Asnawir, Basyiruddin Usman. 2002 Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers.
Azhar, Lalu 1993, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA Surabaya : Usaha
Nasional.
Daradjat,,Zakiyah 1982 Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Proyek
Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/ IAIN
Departemen Pendidikan Nasional. Mata pelajaran pendidikan agama islam
SMA/MA (http:www.google.com, diakses 17 Juni 2010
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 200 Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
Jakarta:PT Rineka Cipta
Ghony, Djunaidi.2008. Penelitian tindakan kelas . Malang. UIN Press
Hamalik, Oemar. 1994 Media Pendidikan Bandung : PT Citra Aditya Bakti.
-------------------- 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru
-------------------- 2007 Proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara
Indrakusuma, Amir Dien,1984. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha
Nasional.
Kunandar .2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi
Guru. Jakarta: PT Rja Grafindo Persada
Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar
Kompetensi Guru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Moleong, Lexi.2005 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Rosda Karya.
Muhaimin 2005 Pengembangan Kurikilum Pendidikan Agama Islam, Disekolah,
Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
------------.2002. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosda
Karya.
Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru .Bandung:.
PT Remaja Rosda Karya.
Muhyiddin ,Syaikh Islam. Riyaadhusshilihin Semarang: Maktabah wa Wathbah.
Mulyadi, Psikologi Pendidikan, 199.1 Malang :Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan
Ampel.
Munadi ,Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta:
Gaung Persada Pres.
Muslich, Masnur.2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Sinar Grafika
Offset
Nata ,Abuddin, 2001 Metodologi Studi Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada
Nur Ali, Wahid Murni,. 2008. Penelitian Tinadakan Kelas Pendidikan Agama dan
Umum dari Terori Menuju Praktik. Malang. Universitas Negeri
Malang.
Purwanto Ngalim, 1999. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosda Karya
Radikun, Arif Sukadi.1988 , Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT.
Mediatama Sarana Perkasa.
Sabri,
Alisuf, 1995 Psikologi pendidikan
Nasional,Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya
Berdasarkan
Kuriukulum
Sadiman, S. Arief dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya ). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sanaky, Hujair .2009 Media Pembelajaran, Yogjakarta: Safaria Insania Press.
Sardiman ., 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta CV. Rajawali
Pers..
Shalahudin, Mahfudh . 1986, Media Pendidikan Agama, Surabaya PT Bina Ilmu.
Sobry Sutikno, Pupuh Fathurrohman, 2009 Strategi Belajar Mengajar Bandung :
PT Refika Aditama.
Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Sukidin dkk. 2002,Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendikia
Suyanto. 1996/1997 Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Yogyakarta: IKIP Yogyakarta
Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung.
Remaja Rosda Karya.
Tabrani Rusyan, dkk 1989.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung
CV. Remaja
Tadjab 1994. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama.
Thoha, Chalib. 1994, Teknik Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Download