PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO SKRIPSI Oleh: Syamsuddin PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010 PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahin Malang untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Strata Satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) Oleh: Syamsuddin NIM: 06110110 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG Juli, 2010 PERSETUJUAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO Oleh: Syamsuddin Nim : 06110110 Disetujui Pada Tanggal, 19 Juli 2010 Dosen Pembimbing, Dr. H. Asmaun Sahlan M.Ag NIP : 195211101983031004 Mengetahui, Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP : 196512051994031 003 HALAMAN PENGESAHAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS IX IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO SKRIPSI Dipersiapkan dan disusun oleh Syamsuddin (06110110) telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 29 Juli 2010 dengan nilai B+ dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada tanggal: 5 Agustus 2010 Panitia Ujian Tanda Tangan Ketua Sidang H. Ahmad Sholeh, M.Ag NIP. 197608032006041 001 : Sekretaris Sidang Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 195211101983031004 : Pembimbing, Dr. H. Asmaun Sahlan, M.Ag NIP. 195211101983031 004 : Penguji Utama Drs. H. Moh. Padil, M.Pd.I NIP. 196512051994031 003 : Mengesahkan, Dekan Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang Dr. H. M. Zainuddin, MA NIP. 19620507 199503 1 001 PERSEMBAHAN Karya tulis ini kupersembahkan untuk : 1. Ayah dan Ibuku tercinta yang telah membesarkan dan mendidik saya dari sejak kecil sampai sekarang 2. Guru dan para dosen yang dengan iklas memdidikku 3. Kakak laki-laki-ku yang telah membantu dan memotivasi dalam menuntut ilmu sampai kuliyah 4. Rekan-rekan yang senasib sepenanggungan, dan 5. Adek-adekku yang juga memberi semangat dalam penyelesaikan skipsi MOTTO y7š/u‘uρ ù&tø%$# ∩⊄∪ @,n=tã ôÏΒ z≈|¡ΣM}$# t,n=y{ ∩⊇∪ t,n=y{ “Ï%©!$# y7În/u‘ ÉΟó™$$Î/ ù&tø%$# ∩∈∪ ÷Λs>÷ètƒ óΟs9 $tΒ z≈|¡ΣM}$# zΟ‾=tæ ∩⊆∪ ÉΟn=s)ø9$$Î/ zΟ‾=tæ “Ï%©!$# ∩⊂∪ ãΠtø.F{$# Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan (1) Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah (2) Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah (3) Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam (4) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (5) (Surat Al-A’laq: 1-5) Dr.H Asmaun Sahlan, M.Ag Dosen Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN)Maulana Malik Ibrahim Malang NOTA DINAS PEMBIMBING Hal : Skripsi Nur Hamid Ansori Lamp : 5 (Lima) Eksemplar Malang, 19 Juli 2010 Kepada Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Malang di Malang Assalamu'alaikum Wr. Wb. Sesudah melakukan beberapa kali bimbingan, baik dari segi isi, bahasa maupun teknik penulisan, dan setelah membaca skripsi mahasiswa tersebut di bawah ini : Nama : Syamsuddin NIM : 06110110 Jurusan : Pendidikan Agama Islam Judul Skripsi : Pengguan Media Pembelajaran Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo Maka selaku Pembimbing, kami berpendapat bahwa skripsi tersebut sudah layak diajukan untuk diujikan. Demikian, mohon dimaklumi adanya. Wassalamu'alaikum Wr. Wb. Pembimbing, Dr. H Asmaun Sahlan, M.Ag NIP : 195211101983031004 SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Syamsuddin Nim : 06110110 Alamat : Jl. Raya Sumbersari No. 88 Menyatakan bahwa Skripsi yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada Fakultas Tarbiyah UIN Malang yang berjudul: “PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 DI SMAN I PAITON PROBOLINGGO” adalah hasil karya saya sendiri dan bukan “duplikasi” dari karya orang lain, selanjutnya apabila dikemudian hari ada claim dari pihak lain, bukan menjadi tanggung jawab dosen pembimbing atau Fakultas Tarbiyah UIN Malang, tetapi menjadi tanggung jawab saya sendiri. Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun. Malang, 19 Juli 2010 Syamsuddin KATA PENGANTAR Syukur Al Hamdulillah kami panjatkan kehadirat Illahi Robbi yang telah melimpahkan rahmat, taufiq, hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini, dengan judul: Pennggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo, guna memperoleh gelar “Sarjana Pendidikan Islam” (S.Pd.I) pada fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. Semoga sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabatnya dan pengikutnya yang senantiasa setia sampai akhir masa. Selanjutnya, penulis menyadari bahwa didalam menyelesaikan skripsi ini, telah banyak mendapat bantuan dari semua pihak, baik moril maupun materiil. Oleh karenanya penulis mohon kepada Allah SWT agar semua itu dibalas sesuai dengan amal perbuatannya. Untuk itulah penulis ingin menyampaikan terima kasih yang setinggitingginya kepada: 1. Ayah dan Ibu tercinta, yang telah memberikan dukungan baik materiil maupun spiritual serta kasih sayangnya yang tiada batas demi tercapainya cita-cita penulis. 2. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah memberikan tempat bagi kami untuk menuntut ilmu. 3. Bapak Dr. H. M Zainuddin MA, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang yang telah banyak memberikan waktu dan kesempatan bagi penulis. 4. Bapak Drs. H. Moh. Padil M.Pd.I selaku ketua jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang. 5. Bapak Dr. H. Asmaun Sahlan MA,g selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktunya untuk memotivasi serta pengarahan yang amat berharga bagi penulis dalam rangka menyelesaikan skripsi ini. 6. Drs. H. Saifullah Probolinggo beserta stafnya, selaku kepala sekolah SMAN I Paiton yang telah memberikan izin kepada saya untuk mengadakan penelitian 7. Kepada kakak-Ku yang telah banyak membantu, baik secara materil maupun spiritual. 8. Kepada bapak saleh yang telah memotivasi saya dalam menyelesaikan skripsi ini. 9. Kepada adek-adekku yang telah memberi dorongan dan semangat serta doa’nya dalam penyelesaian skripsi. 10. Kepada teman-temanku yang ada di pesantern Al-Munir 11. Dan juga kepada teman-teman kosan yang telah memotivasi saya untuk selalu ngiat dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini. Sejalan dengan keterbatasan yang ada pada diri penulis maka skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dalam hal metodologi, sestematika maupun pembahasannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya koreksi, saran dan kritik yang konstruktif dari segenap pembaca terhadap kekurangan dan kekeliruan yang terdapat pada skripsi ini. Akhirnya penulis memohon taufiq serta hidayah-Nya semoga sekripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Malang, 19 Juli 2010 Penulis DATDAR TABEL TABEL I : Struktur Organisasi SMAN I Paiton Probolinggo TABEL II : Daftar Guru SMAN I Paiton Probolinggo TABEL III : Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo TABEL IV : Sarana dan Prasarana SMAN I Paiton Probolinggo TABEL V : Daftar Hadir Siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo TABEL VI :Daftar Nilai Siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I : Bukti konsultasi Lampiran II : Surat penelitian Lampiran III : Bukti surat penelitian di sekolah Lampiran IV : Soal Ulangan Lampiran V : Lembar Kerja Siswa (LKS) Lampiran VI : Pedoman interview, Observasi Lampiran VII : Foto-foto DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i HALAMAN PENGAJUAN……………………………………………... ii HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PENGESAHAN vi HALAMAN PERSEMBAHAN v HALAMAN MOTTO vi HALAMAN NOTA DINAS PEMBIMBING…………………………. vii HALAMAN PERNYATAAN viii KATA PENGANTAR ix DAFTAR TABEL xii DARTAR LAMPIRAN xii DAFAR ISI xiv ABSTRAK xix BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 B. Rumusan Masalah 4 C. Tujuan Penelitian 5 D. Penegasan Isltilah 5 E. Manfaat Penelitian 6 F. Ruang Lingkup Penelitian 7 G. Sistematika Pembahasan 7 BAB II: KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran 9 1. Pengertian Media Pembelajaran 9 2. Jenis-Jenis Media Pembelajaran 11 a. Media LKS 15 b. Media Proyektor 19 23 B. Motivasi Belajar 1. Pengertian Motivasi Belajar 23 2. Macam-Macam Motivasi Belajar 25 a. Motivasi Instrinsik 25 b. Motivasi Ekstrinsik 28 3. Fungsi Motivasi Belajar 32 4. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 33 C. Pendidikan Agama Islam 37 1. Pengertian Pendidikan Agama Islam 37 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam 40 3. Komponen-Komponen Pendidikan Agama Islam D. Penggunaan Media 44 Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dalam 47 BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan jenis penelitian 55 B. Kehadiran peneliti 63 C. Lokasi penelitian 63 D. Sumber data dan jenis data 64 E. Instrument penelitian 65 F. Teknik pengumpulan data 66 1. Tes 66 2. Motode observasi 66 3. Metode wawancara 67 4. Analisis data 68 G. Penecekan keabsahan data 70 H. Tahap-tahap penelitian 71 BAB IV: LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Latar Belakang Objek Penelitian 77 1. Sejarah Singkat Berdirinya Sman I Paiton 77 2. Visi Misi Dan Tujuan Penelitian 78 3. Tujuan Sekolah 78 4. Struktur Organisasi Sekolah 79 5. Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo 79 6. Keadaan Saran dan Prasarana SMAN I Paiton 80 82 7. Tata Tertib Sekolah B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada pata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo 84 1. Paparan Data Sebelum Tindakan 87 2. Siklus I 89 3. Siklus II 100 4. Siklus III 109 C. Kendala-kendala Pembelajaran Menggunaan dalam Media Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo 117 D. Mengatasi Kendala-kendala Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo 118 BAB V: PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Penggunaan Media LKS dan Proyektor LCD pada mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo 120 B. Kendala-kendala Penggunaan Media LKS dan Proyektor LCD 125 C. Mengatasi Kenda-kendala Menggunakan Media LKS dan Proyektor LCD 126 BAB VI: PENUTUP A. Kesimpulan 128 B. Saran 130 ABSTRAK Syamsuddin Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikang Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo. Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang. Dr. H. Asmaun Sahlan.M.Ag Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajar- mengajar sangat ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung kepada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komunikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikannya. Untuk menghindari ketidak lancaran komonikasi tersebut adalah guru harus mampu dan bisa menggunakan media pembelajaran, karena Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomonikasi dengan siswa agar lebih efektif dan antusias dalam kegiatan bealajar mengajar. Untuk memudahkan siswa dalam memahami isi materi yang akan disampaikan salah satu cara yang dilakukan guru Pendidikan Agama Islam adalah menggunakan media pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran di kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Berangkat dari permasalahan tersebut diatas, maka dalam penelitian ini diabil rumusan masalah sebagi berikut: Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Proboling? Bagaimana kendala dalam menggunakan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siwa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo? Bagaimana mengatasi penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Penelitian ini dilakukan di SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan desain penelitian tindakan kelas (PTK) mengikuti model yang dikembangkan oleh John Elliott. Analisis data dilakukan dengan menggunakan interview, observasi, dan dokumentasi. Analisis data dilakukan secara kualitatif deskriptif karena pendekatan yang digunakan adalah penelitian kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada tiap-tiap siklus. Dengan menggunakan media LKS motivasi siswa bertambah dibandingkan saat Pre Tes. Motivasi siswa saat pre tes masih masih rendah yaitu 20, setelah dilaksanakan tindakan siklus I meningkat menjadi 25 atau 25%, siklus II naik menjadi 34 atau 70% dan siklus III naik menjadi 45 atau 125%. Dalam menggunakan media LKS dan Projektor LCD pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo peneliti menemukan kendala-kendala, diantaranya adalah kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran, siswa masih takut mengungkapkan pendapatnya matinya lampu saat menggunakan media projektor LCD, kedaan luar kelas yang ramai, dan masih ada siswa yang lambat dan minta izin ketika berlangsungnya pelajaran. Untuk mengatasi kendala tersebut peneliti memotivasi siswa untuk semangat belajar dan aktif dalam kelas, memberi teguran dan sangsi kepada siswa yang terlambat. Dan memotivasi siswa untuk berani mengungkapkan pendapatnya. Kata Kunci : Media pembelajaran, Motivasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup komplek dimana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu faktor tersebut daintaranya adalah guru. Guru merupakan komponen pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan proses belajarmengajar sangat ditentuan oleh faktor guru. Tugas guru adalah menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komonikasi dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam menyampaikan materi sangat tergantung kepada kelancaran interaksi antara guru dengan siswanya. Ketidak lancaran komonikasi membawa akibat terhadap pesan yang diberikannya.1 Karena pada hakekatnya proses belajar –mengajar adalah suatu proses komonikasi antara guru dan siswanya, proses komonikasi ini diwujudkan melalui penyampain dan tukar menukar pesan dan informasi antara guru dan siswanya. Agar pesan atau informasi bisa diserap dan mudah dipahami oleh siswa, maka diperlukan sarana atau alat komonikasi. Adapun sarana atau alat yang digunakan untuk memperlancar komonikasi dalam proses belajar mengajar disebut Media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu unsur yang amat penting dalam proses belajar mengajar, karena dapat dimuati pesan yang akan disampaikan 1 Asnawir dan Basyiruddin Usman. Media Pembelajaran. (Jakarta: Ciputat Pers, 2002)hlm.1 kepada siswa baik berupa alat ataupun bahan ajar. Selain itu media pembelajaran merupakan salah satu cara untuk memotivasi dan berkomonikasi dengan siswa agar lebih efektif semangat dan antusias dalam kegiatan bealajar dan pembelajaran. Oleh karena itu penggunaan media pembelajaran sangat diperlukan. Menurut Asnawir dan Basyiruddin Ustman dalam bukunya media Pembelajaran. Menggunakan media dalam proses belajaran mengajar dapat membangkitkan memotivasi dan merangsang siswa untuk belajar2 Sedangkan menurut Oemar Hamalik dasar penggunaan media dalam penyampaian suatu mata pelajaran berasal dari adanya pernyataan dalam UU.RI BAB II Pasal 3 dan 4 tahun 1989 yang berbunyi. “pendidika nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia indonisia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehata jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan” Untuk melaksanakan fungsi dan untuk mencapai tujuan tersebut, yang dengan sendirinya dijabarkan terlebih dahulu menjadi tujuan instituisional dan selanjutnya menjadi tujuan-tujuan kurikuler, serta tujuan instruksional, maka peran dan fungsi sistem dan proses pembelajaran atau pengajaran ternyata sangat penting, bahkan sangat menentukan. interaksi guru dan siswa dalan 2 Ibid.hlm.14 proses tersebut perlu mendapat dukungan dari media instruksional atau media pendidikan secara luas, tepat dan efektif.3 Dalam memnyampaikan pesan pendidikan agama diperlukan media pembelajaran. Media pembelajaran pendidiakan agama adalah pengantar/pelantara pesan guru kepada penerima pesan yaitu siswa. Media pengajaran ini sangat diperlukan dalam merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian sehingga terjadi proses belajar mengajar serta dapat memperlancar penyampaian pendidikan agama islam. Media pembelajaran pendidikan agama islam dapat digunakan untuk meningkatkan motivasi dan interaksi belajar mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaannya, dan penggunaan media pembelajaran ini juga harus bermanfaat bagi peserta didik khususnya dan pendidik karena keduanya akan dapat pengetahuan yang baru. Pendidikan agama islam merupakan bidang studi yang harus diajarkan di sekolah formal mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi, dalam hal ini termasuk SMAN I Paiton Probolinggo. Pendidikan agama dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi tiga aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penyampain pendidikan agama islam tidak terlepasa pula dari suatu proses, yang disebut dengan proses belajar mengajar atau proses pendidikan. Oleh karena itu menggunakan media dalam penyampain pendidikan agama islam ini mutlak diperlukan dan guru agama harus bisa dan 3 Oemar Hamalik. Media pendidikan (Bandung : PT Citra Aditya Bakti Cetakan ke 7 1994) hlm 3 mampu memilih dan menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai agar anak memperoleh hasil yang bagus. Berangkat dari uraian di atas penulis memandang pentingnya untuk mengadakan penelitian penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidiakan Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo. Dengan judul. PENGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS XI IPA2 di SMAN I PAITON PROBOLINGGGO. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo? 2. Bagaimana kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo? 3. Bagaimana mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo? C. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui penggunaan media pembelajaran terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. 2. Untuk mengetahui kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo. 3. Untuk mengetahui bagaimana mengatasi kendala penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA 2 di SMAN I Paiton Probolinggo. D. Penegasan Istilah Untuk lebih memahami pengertian istilah yang digunakan dalam judul skripsi dan untuk menghindari terjadinya kesalahfahaman, maka judul tersebut perlu dijelaskan sebagaio berikut : 1. Media Pembelajaran Sebuah alat yang berfungsi da digunakan untuk penyampain pesan pembelajaran4 2. Motivasi Suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.5 3. Pendidikan Agama Islam 4 5 Hujair AH, Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogjakarta: Safaria Insania Press.2009). hlm 3 Oemar Hamalik, Psikologi Belajar dan Mengajar. (Bandung: Sinar baru, 1992), hlm. 186 Bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hokum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam6 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak: 1. Bagi Sekolah Sebagai sumbangan dan pengembangan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatakn kualitas Pendidikan Agama Islam disekolah. 2. Bagi Penelitian Lebih Lanjut Sebagai bahan kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam untuk meningkatkan motivasi belajar siswa 3. Bagi Guru Sebagai bahan pertimbangan bagi guru-guru PAI untuk menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar untuk meningkatkan motivasi belajar siswanya 4. Bagi Siswa Memudahkan siswa untuk memahami, dan mengerti apa yang disampaikan oleh guru, sehingga dapat meningkatkan motivasi dan prestasi belajar PAI. 5. Bagi Penulis 6 Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam. (Bandung: CV Pustaka Setia, 1998) hlm 9 Memberikan wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian. Selain itu hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional. F. Ruanglingkup dan keterbatasan penelitian Untuk menghindari adanya pembahasan yang terlalu luas dan menyimpang dari apa yang dimaksudkan dalam penelitian ini, maka penulis memberikan batasan- batasan dalam pembahasan ini yakni: 1. Sampel penelitian ini hanya terdiri atas siswa kelas XI IPA2 SMAN I Paiton. Sehingga kesimpulan penelitian ini mungkin kurang tepat kalau digeneralisasikan pada semua siswa SMAN I Paiton. 2. Media yang digunakan kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam hanya media LKS dan Proyektor 3. Penggunaan media Proyektor dan LKS terhadap motivasi belajar siswa kelas XI IPA2 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam SMAN I Paiton probolinggo. G. Sistematika Pembahasan Adapun sistematika penyusunannya sebagai berikut: BAB I : Merupakan pendahuluan yang berisi latar belakang, rumuasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup pembahasan, dan sistematika pembahasan BAB II : Mengemukakan kajian teoritis, yang didalamnya dibahas masalah yang didasarkan pendekatan secara teoritis yang mengemukakan beberapa pendapat para ahli yang berkisar pada masalah-masalah yang berkaitan dengan pelaksanaan penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa Pendidikan Agama Islam BAB III : Membahas tentang metode penelitian yang meliputi pendekatan peneliti, lokasi, sember data, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekatan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. BAB IV : Dalam bab ini berisi tentang latae belakang objek penelitian, papran data yang meliputi observasi sebelum tindakan, pre test, dan hasil pre test. Siklus I sampai siklus III yang meliputi rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, ibservasi tindakan,serta refleksi . bab ini diakhiri dengan pembahasan BAB V : Bab ini berisi tentang pembahasan dari kajian pustaka dan data hasil temuan BAB VI : Penutup yang berisi kesimpulan terakhir sebagai jawaban atas permasalahan yang ada dan dilengkapi dengan saran-saran yang bersifat konstruktif. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran I. Pengertian Media Pembelajaran Secara harfiah kata media memiliki arti “ perantara” atau “pengantar”. Association For Education and Communication Technology (AECT ). Mendefinisikan media yaitu segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu Association proses (NEA) penyaluran informasi. mendefisinikan Sedangkan sebagai benda Education yang dapat dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta indtrumen yang dipergunakan dengan baik dalam kegiatan belajar mengajar, dapat mempengaruhi efektifitas program intruktional.7 Sedangkan menurut Azhar Arsyad kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti ‘tengah’, ‘pelantara’ atau ‘pengantar’. Dalam bahasa Arab media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan.8 Menurut beberapa ahli pengertian media pembelajaran adalah sebagai berikut: a. Menurut AECT (Assosiation for Educational Communication and Technology). Media merupakan segala bentuk dan saluran yang digunakan dalam proses penyampaian informasi9 7 Asnawir dan Basyiruddin Usman Op, Cit. hlm.11 Azhar Arsyad. Media Pembejaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,2003) hlm.3 9 Ibid. hlm 3 8 b. Asnawir dan Basyiruddin mendefinisikan media adalah suatu yang bersifat menyalurkan pesan dan dapat merangsang pikiran dan kemauan audiens (siswa) sehingga dapat mendorong terjadinya proses pendidikan10. c. Gane dalam Hujair AH. Sanaky mengakatan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar d. Soeprapto dkk dalam Mahfudh Shalahuddin mengatakan media pendidikan atau pengajaran adalah semua alat pembantu yang secara efektif dapat digunakan oleh guru untuk mencapai tujuan yang diinginkan11 e. Oemar Hamalik media pendidikan adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dlam upaya untuk lebih mengefektifkan komonikasi dan interksi antara guru dan siswa dlam proses pendidikan dan pengajaran disekolah12 Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan wadah dari pesan yang oleh sumber atau penyalurnya (guru) ingin diteruskan kepada sasaran yaitu penerima pesan (siswa) nya. Bahwa materi yang ingin di sampaikan adalah pesan pembelajarannya serta tujuan yang ingin dicapai adalah terjadinya proses belajar mengajar. 10 Asnawir dan Basyiruddin usman Op,Cip hlm.11 Mahfudh Shalahuddin. Media Pendidikan Agama (Surabaya: PT Bina Ilmu cetakan1 1986) hlm.4 12 Oemar Hamalik, Op.Cit. hlm 23 11 2. Jenis-jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran memiliki beberapa jenis, diantaranya yang di ungkapkan oleh berapa ahli. Menurut Arif Sadiman dkk jenis-jenis media pembelajaran atau media pendidikan meliputi: a) Media Grafis Media grafis adalah media visual. Dalam media ini, pesan yang akan disampaikan dapat dituangkan dalam bentuk simbol. Oleh karena itu simbol-simbol yang digunakan perlu difahami benar artinya, agar dalam penyampaian materi dalam proses belajar mengajar dapat berhasil secara efektif dan efisien. b) Media Audio Media audio berbeda dengan media grafis, media audio berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif, baik verbal maupun non verbal. c) Media Proyeksi Diam Media proyeksi diam mempunyai persamaan dengan media grafis dalam arti menyajikan rangsangan-rangsangan visual. Perbedaannya terletak pada pola interaksinya13 Sedangkan menurut Gearlach dan Elly, yang di kutip Mahfuh Shalahuddin menggolonglan media atas dasar ciri-ciri fisiknya terdiri dari : 13 Arief S dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan) (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2003), hlm 3 1) Benda Sebenarnya: Termasuk dalam katagori ini meliputi : orang, kejadian, objek atau benda 2) Presentasi Verbal: yang termasuk dalam katagori ini meliputi : media cetak, kata-kata yang diproyeksikan melalui slide, filmstrip, transparansi, catatan di papan tulis, majalah dinding, papan tempel, dan lain sebagainya 3) Presentasi Grafis:, katagori ini meliputi : Chart, grafik, peta, diagram, lukisan/gambar yang sengaja dibuat untuk mengkomunikasikan suatu ide, ketrampilan/sikap 4) Potret diam (Still picture) yakni Potret dari berbagai macam objek atau peristiwa yang mungkin dipresentasikan melalui buku, film, stip, slide, majalah dinding dan sebagainya 5) Film (Motion picture) Artinya jenis media yang diperoleh dari hasil pemotretan benda/kejadian sebenarnya maupun film dari pemotretan gambar (film animasi) 6) Rekaman suara (audio recorder) Ialah bentuk media dengan menggunakan bahasa verbal atau efek suara, dalam hal ini sudah barang tentu dapat dimanfaatkan secara klasikal, kelompok atau bersifat individual 7) Program atau disebut dengan "pengajaran Berprograma" Yaitu infomasi verbal, visual, atau audio yang sengaja dibuat untuk merangsang adanya respon dari siswa. 8) Simulasi Adalah peniruan situasi yang sengaja diadakan untuk mendekati/menyerupai kejadian sebenarnya, contoh : simulasi tingkah laku seorang pengemudi dalam mobil dengan memperhatikan keadaan jalan ditunjukkan pada layar (dengan film). Simulasi dapat pula dilakukan dengan permainan (permainan simulasi)14 14 Mahfudh Shalahuddin. Op,Cit hlm 46-47 Sedangakan kalau dilihat dari segi sudut pandang yang lebih luas, media pembelajaran tidak hanya terbatas pada alat-alat audio, visual, audio-visual saja, melainkan sampai pada kondisi pribadi pembelajar dan tingkah laku pengajarnya, sehingga media pembelajaran diklasifikasikan sebagai berikut: a) Bahan yang mengutamakan kegiatan membaca atau dengan menggunakan simbol- simbol kata dan visual (bahan-bahan cetakan dan bacaan b) Alat-alat audio visual, yang meliputi: 1) Media proyeksi ( Overhead Projctor, Slide, Film, dan LCD 2) Media non proyeksi (papan tulis, poster, papan temple, kartun, papan planel, komik, bagan, diagram, gambar, grafik, dan lain-lain) 3) Benda tiga dimensi antara lain benda tiruan, diaroma, boneka, topeng, lembaran balik, peta, globe, pameran, dan museum sekolah. c) Media yang menggunakan teknik atau masinal, yaitu slide, film strif, film rekaman, radio, televisi, vidio, VCD, laboratorium elektronik, ruang kelas otomatis, sitem interkomonikasi, komputer, internet. d) Kumpulan Benda-benda, yaitu berupa peninggalan sejarah, dukomintasi, Bahan-bahan yang memiliki nilai sejarah, jenis kehidupan, mata pencaharian, industri, perbankan, perdagangan, pemerintahan, agama, kebudayaan, politik, dan lain-lain. e) Contoh-contoh kelakuan, prilaku pengajar. Pengajar memberi contoh prilaku atau suatu perbuatan. Misalnya, mencontohkan suatu perbuatan dengan gerakan tangan dan kaki, gerakan badan, mimik, dan lain-lain.15 Selanjutnya apabila penggolongan jenis media tersebut atas dasar ukuran serta kompleks tidaknya alat perlengkapan, maka dapat diklasifikasikan menjadi lima macam yaitu : a. Media tanpa proyeksi dua dimensi : yaitu jenis yang penggunaannya tanpa proyektor dan hanya mempunyai dua ukuran saja, yakni panjang dan lebar. Termasuk dalam jenis ini misalnya : papan tulis, papan tempel, papan fanel, dan lainnya. b. Media tanpa proyeksi tiga dimensi yaitu : Jenis media yang penggunaannya tanpa proyektor dan mempunyai ukuran panjang, lebal tebal, dan tinggi. Termasuk dalam katagori ini misalnya : benda sebenarnya, boneka, dan sebagainya. c. Media Audio yaitu media yang hanya memberikan rangsangan suara saja. Media ini penggunaannya tanpa proyektor, tetapi memiliki alat perlengkapan khusus yang dapat menyampaikan atau memperkera suara. Jenis media semacam ini misalnya : radio dan tape recorder. d. Media dengan proyeksi yaitu : Media yang penggunaannya memakai proyektor, misalnya : Fim, slide, dan Film strip. e. Televisi dan Video Tape Recorder yaitu Jenis media yang pada prinsipnya sama dengan Audio Tape recorder, dan Radio. Perbedaannya jika radio cukup dengan pemancar suara saja, sedangkan TV memancarkan suara dan gambar. Video Tape Recorder adalah alat untuk merekam, menyimpan dan menampilkan kembali secara serempak suara dan gambar dari suatu objek. Sedangkan kalau TV adalah sebagai alat untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak jauh.16 Dari penjelasan tersebut diatas media pembelajaran itu banyak sekali macamnya, sehingga penulis akan hanya membahas tentang media visul yaitu LKS dan audio- visual yang dapat diproyeksikan yaitu Proyektor 15 16 Hujair AH, Sanaky. Media Pembelajaran.(Yogjakarta: Safaria Insania Press.2009). hlm 40-41 Mahfudh Shalahuddin. Op,Cit hlm 47-48 LCD karena media inilah yang peneliti gunakan ketika penelitian dilaksanakan pada waktu praktik mengajar. a. Media LKS (Lembar Kerja Siswa) Lembar kegiatan siswa (student work sheet) adalah lembaranlembaran yang berisi materi dan tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Lembaran kegiatan biasanya berupa petunjuk, langkahlangkah untuk menyelesaikan suatu tugas. Suatu tugas yang diperintahkan dalam lembar kegiatan harus jelas kompetensi dasar yang akan dicapainya. Lembar kegiatan dapat digunakan untuk mata pelajaran apa saja. Tugas-tugas sebuah lembar kegiatan tidak akan dapat dikerjakan oleh peserta didik secara baik apabila tidak dilengkapi dengan buku lain atau referensi lain yang terkait dengan materi tugasnya17 Dalam proses belajar mengajar, lembar Kegiatan Siswa (LKS) sering dimanfaatkan sebagai buku latihan siswa yang didalamnya memuat: 1) Ringkasan materi Dengan adanya ringkasan materi ini, siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran. 2) Soal-soal latihan Bentuk-bentuk soal latihan yang dimuat dalam lembar kegiatan siswa umumnya, berisi: 17 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm.177 a) Soal-soal subyektif (Uraian) Soal-soal subyektif disebut juga soal uraian yang memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih dan menentukan jawaban. Kebebasan ini berakibat data jawaban bervariasi, sehingga tingkat kebenaran dan tingkat kesalahan juga menjadi variasi, hal inilah yang mengundang subyektivitas penilai ikut berperan menentukan18 Beberapa kelebihan soal bentuk subyektif ini diantarnya: 1. Peserta didik dapat mengorganisasikan jawaban dengan fikiran sendiri. 2. Dapat menghindarkan sifat tertekan dalam menjawab soal. 3. Melatih peserta didik untuk memilih fakta relevan dengan persoalan, serta mengorganisasikannya sehingga dapat diungkapkan menjadi satu hasil pemikiran terintegrasi secara utuh. 4. Jawaban yang diberikan diungkapkan dalam kata-kata dan kalimat yang disusun sendiri, sehingga melatih untuk menyususn kalimat dengan bahasa yang baik, benar dan cepat. 5. Soal bentuk uraian tepat untuk mengukur kemampuan analitik, sintetik dan evaluatif. Sedangkan kelemahan soal bentuk ini antara lain: 18 Chabib Thoha, Teknik Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1994), hlm. 55 1. Membutuhkan waktu banyak untuk memeriksa hasilnya. 2. Pemberian skor jawaban kadang-kadang tidak ajeg (reliable), sebab ada faktor-faktor lain yang berpengaruh, seperti tulisan peserta didik, kelelahan penilai, situasi, dll. 3. Variasi jawaban terlalu banyak dan tingkat kebenarannya menjadi bertingkat-tingkat, sehingga dalam menentukan kriteria benar-salah menjadi agak kabur. b) Soal-soal obyektif (Fixed renponse item) Pada tipe ini, butir-butir soal yang diberikan kepada peserta didk disertai dengan alternatif jawaban, sehingga peserta didik tinggal memilih satu diantara alternatif jawaban yang tersedia. Jawaban tersebut hanya ada satu yang paling benar atau yang paling benar, sedangkan lainnya salah.19 Soal bentuk obyektif ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya: 1. Peserta didik menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar, maupun yang menjawab salah. 2. Subyektivitas pendidik rendah. 3. Memudahkan pendidik dalam memberikan penilaian. 4. Tidak membutuhkan waktu yang lama dalam mengoreksi. Sedangkan kelemahannya, diantaranya: 1. Memberikan kemungkinan adanya siswa menebak jawaban. 19 Ibid., hlm. 69 2. Membutuhkan waktu yang lama dalam penyusunnya, karena harus membuat alternatif jawabannya Adapun fungsi dari lembar kerja siswa adalah sebagai berikut : a) Bagi siswa LKS berfungsi untuk memudahkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang didapat. b) Bagi guru LKS berfungsi untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikannya serta mempertimbangkan proses berfikir yang bagaimana yang akan ditumbuhkan pada diri siswa20 Selain itu dengan adanya LKS siswa tidak perlu mencatat atau membuat ikhtisar/resume pada buku catatannya lagi, sebab dalam setiap LKS biasanya sudah terdapat ringkasan seluruh materi pelajaran. Berdasarkan fungsi lembar kerja di atas, maka guru sebagai pengelola proses belajar, kedudukannya tidak dapat digantikan oleh adanya lembar kerja. Karena keberadaan lembar kerja siswa ini adalah hanya membantu kemudahan dan kelancaran aktifitas pada saat proses belajar mengajar serta interaksi antara guru dan murid. Sehingga tujuan utama proses belajar dapat tercapai atau berhasil. b. Media Proyektor LCD Pryektor LCD Merupakan salah satu alat optik dan eletronik, sistem optiknya efisien yang menghasilkan cahaya amat terang tanpa mematikan 20 (menggelapkan) lampu ruangan, sehingga dapat Lalu M Azhar, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA (Surabaya : Usaha Nasional, 1993), hlm. 78 memproyeksikan tulisan, gambar, atau tulisan dan gambar yang dapat dipancarkan dengan baik kegambar.21 Untuk mengoprasikan atau menggunakan Proyektor LCD ini, membutuhkan dan menggunakan bantuan komputer. Pogram informasi di desain melalui program komputer dengan pogram power point (slide). Pembelajaran dengan mengunakan proyektor LCD ini akan memberi kesempatan pada pembelajar untuk mendapatkan materi pembelajaran yang autentik dan berinteraksi secara luas. Dengan menggunakan proyektor LCD dengan bantuan komputer pogram Microsoft power point, seorang pengajar dapat mendesain berbagai program pengajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, pogram yang didesain dengan menggunakan Microsoft power poin diantarannya: a. Memasukkan teks, gambar dan suara b. Membuat tampilan menarik Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar pada pogram komputer Microsoft power point dengan memberi background untuk memperindah tampilan. Ada beberapa jenis background yang ditawarkan yaitu: 1) Dengan memberi warna 2) Dengan memberitekstur 3) Memasang gambar dari file sendiri22 21 Hujair AH, Sanaky. Op,cit hlm.188 Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat maka, Ponyktor LCD ini telah menggantikan kedudukan Overhead Proyektor ( OHP ). Dulu Guru atau Dosen ketika mengajar dalam kelas sering memakai OHP, sekarang tidak lagi menggunakannya, karena OHP kurang praktis di banding dengan proyektor LCD. Bahkan pimpinan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengeluarkan kebijakan bahwa OHP-OHP yang berada di setiap kelas agar segera ditarik dan digantikan dengan Pryektor LCD. Adapun alasan alasan kenapa OHP-OHP ini digantikan dengan Pryektor LCD antara lain adalah: a) Mengikuti perkembngan zaman atau peekembangan tekhnologi karena itu OHP dianggap sebagai “barang kuno” b) Dilihat dari teknologinya, Pryektor LCD lebih menjanjikan efisiensinya dalam pemanfaatannya dibanding OHP, karena pada saat penyajian atau pembuatan bahan presentasi pada digital Pryektor dibantu oleh perangkat lunak (sofware ), seperti power poin, sedangkan OHP bahan presentasinya harus dibuat secara manual,ditulis tangan atau meskipun memakai jasa komputer tetap haru melalui beberapa kerjaan lainnya, seperti memindahkan (mengcopy ) bahan dari kertas ke transparansi. c) Penyajian bahan ajar, proyektor LCD dapat menampilkan bahan visual diam dan gerak, sedangkan OHP hanya menampilkan bahan 22 Hujair.AH Sanaky. Op,Cit. hlm132- 133 visual dian saja. Pryektor LCD mampu menampilkan gambar tiga dimensi sedangkan OHP tidak bisa23 Pryektor LCD ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun kelebihannya sebagai berikut 1) Praktis, dapat dipergunakan untuk semua ukuran kelas 2) Memberikan kemungkinan tatap muka dan mengamati respons dari penerima pesan 3) Memberikan kemungkinan pada penerima pesan untuk mencatat 4) Memiliki variasi teknik penyajian yang menarik dan tidak membosankan 5) Memungkinkan penyajian dengan berbagai kombinasi waena, animasi, dan suara 6) Dapat dipergunakan berulang-ulang 7) Dapat dihentikan pada setiap sekuens belajar, karena kontrol sepenuhnya pada komunikator 8) Lebih sehat dibandingkan dengan papan tulis dan OHP Sedangkan kelemahan dari Pryektor LCD adalah: 1) Pengadaannya mahal dan tidak semua sekolah tidak dapat memiliki. 2) Memerlukan perangkat keras ( hadware ) yaitu komputer dan LCD untuk memproyeksikan pesan. 23 Yudhi Munadi. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.( Jakarta: Gaung Persada Pres.2008) hlm182 3) Memerlukan persiapan yang matang, bila menggunakan teknikteknik penyajian ( animasi ) yang kompleks 4) Diperlukan keterampilan khusus dan kerja yang sistematis untuk menggunakannya. 5) Menuntut keterampilan khusus untuk menuangkan pesan atau ideide yang baik pada desain program komputer microsoft powerpoin, sehingga mudah dicerna oleh penerima pesan. 6) Bagi pemberi pesan yang tidak memiliki keterampilan menggunakan dapat memerlukan operator atau pembantu khusus.24 B. Motivasi Belajar I. Pengertian Motivasi Belajar Dalam proses belajar mengajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajarnya. Motivasi disini merupakan syarat mutlak didalam belajar. Oleh karena itu seorang guru disini diharapkan bisa memberi motivasi belajar kepada siswa. Motivasi belajar terdiri dari dua kata “motivasi” dan “belajar” kedua kata tersebut mempunyai pengertian berbeda akan tetapi didalam pembahasan kali ini dua kata tersebut akan membentuk suatu pengertian, biar lebih jelasnya penulis akan menguraikan dibawah ini. Motivasi dapat diartikan sebagai tenaga pendorong atau penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku ke arah suatu tujuan tertentu. Ada 24 Hujair AH, Sanaky. Op,Cit .hlm140 tidaknya motivasi dalam diri peserta didik dapat di amati dari observasi tingkah lakunya. Apabila peserta didik mempunyai motivasi, ia akan: (a) bersungguh-sungguh, menunjukkan minat, mempunyai perhatian, dan rasa ingin tahu yang kuat untuk ikut serta dalam kegiatan belajar, (b) berusaha keras dan memberikan waktu yang cukup untuk melakukan kegiatan tersebut, dan (c) terus bekerja sampai tugas-tugas tersebut terselesaikan25 Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya “psikologi belajar dan mengajar” menyatakan bahwa: motivasi adalah suatu perubahan energi dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.26 Dari devinisi ini dapat diartikan bahwa motivasi adalah sebab-sebab yang ada dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau perbuatan untuk mencapai suatu tujuan. Banyak para ahli yang memberikan batasan tentang pengertian motivasi antara lain adalah sebagai berikut: a. M.C. Donald yang dikutip oleh Sardiman mengemukakan, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahulu dengan tanggapan terhadap adanya tujuan27 25 Muhaimin. Paradigma Pendidikan Islam, Upaya Mengefektifkan Pendidikan Agama Islam (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2004), hlm 139 26 . Oemar Hamalik, Op,Cip, hlm. 186 27 Sardiman , Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta: CV. Rajawali Pers. 1990). hlm:73 b. Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. c. Gleitman dan Reiber yang dikutip oleh Muhibbin Syah berpendapat, bahwa motivasi berarti pemasok daya (energizer) untuk bertingkah laku secara terarah28 Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa pada intinya sama yakni sebagai pendorong yang mengubah energi dalam diri seseorang ke dalam bentuk suatu aktivitas nyata untuk mencapai tujuan tertentu. Motivasi disini berasal dari dalam diri sendiri, dan juga motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar individu tersebut Untuk dapat mendalami dan mempunyai suatu gambaran yang mendalam serta jelas mengenai motivasi belajar, maka hal ini penulis kemukakan menurut para cerdik pandai mengenai motivasi belajar, yaitu: a Mulyadi menyatakan bahwa motivasi belajar adalah membangkitkan dan memberikan arah dorongan yang menyebabkan individu melakukan perbuatan belajar29 b Tadjab, motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan belajar itu demi mencapai suatu tujuan.30 28 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya., 2002 ) hlm136 29 Mulyadi, Psikologi Pendidikan, (Malang :Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel,1991) hlm:87 30 Tadjab, Ilmu Pendidikan (Surabaya: Karya Abditama 1994) hlm: 101 c Menurut Sardiman, motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual, peranan yang luas dalam hal menimbulkan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar, siswa yang memeliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi unuk melakukan kegiatan belajar31. Dari pendapat para ahli diatas penulis mempuyai pemahaman bahwa yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah suatu dorongan yang bisa membangkitkan gairah siswa untuk selalu belajar dan selalu aktif dalam kegiatan proses belajar mengajar. 2. Macam-macam Motivasi Belajar Adapun motivasi belajar bagi siswa disini dibedakan menjadi dua, adapun penjelasannya sebagai berikut: a. Motivasi Instrinsik Motivasi instrinsik ialah suatu aktivitas/kegiatan belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan penghayatan suatu kebutuhan dan dorongan yang secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar. Dalam hal ini Sardiman dalam bukunya “Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar”, menjelaskan bahwa motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena 31 Sardiman, Op,Cit, hlm: 75 dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu32 Di dalam proses belajar siswa yang termotivasi secara instrinsik dapat dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugastugas belajar, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan yang sebenarnya. Tujuan belajar yang sebenarnya adalah untuk menguasai apa yang sedang dipelajari, bukan karena mendapat pujian dari guru. Biasanya siswa yang termotivasi secara intrinsik aktivitasnya dalam belajar lebih baik dari siswa yang termotivasi secara ekstrinsik. Adapun hal-hal yang menimbulkan motivasi instrinsik adalah: 1) Adanya kebutuhan Adanya sesuatu kebutuhan dalam diri anak akan mendorongnya untuk berbuat atau berusaha untuk memenuhi kebutuhan itu. Menurut Morgan yang dikutip oleh sardiman ada empat kebutuhan yang penting bagi anak, yang a) Kebutuhan untuk menyenangkan. b) Kebutuhan untuk berbuat sesuatu demi kegiatan itu sendiri. c) Kebutuhan untuk mencapai hasil. d) Kebutuhan untuk mengatasi kesulitan33 2) Adanya pengetahuan tentang kemajuan sendiri 32 33 Ibid . hlm: 104 Ibid, hlm 88 Maksudnya ialah mengetahui hasil-hasil atas prestasinya sendiri. Dengan mengetahui apakah ia ada kemajuan atau kemunduran maka hal ini dapat menjadi pendorong bagi anak untuk belajar lebih giat, anak yang mendapat prestasi tinggi akan timbul kegembiraan dan keinginan untuk meningkatkan kegiatan belajar dalam diri siswa. Sedangkan anak yang mendapat angka rendah, akan mendorong lebih giat belajar agar memperoleh angka yang lebih baik, atau paling tidak dapat mempertahankan prestasi yang telah dicapainya 3) Adanya aspirasi atau cita-cita.34 Dalam kehidupan manusia tidak lepas dari cita-cita, dan cita-cita tersebut pastilah beragam tergantung tingkatan umur manusia itu sendiri. Dalam hal ini Amin Daien Indrakusuma mengemukakan sebagai berikut. ”Cita-cita yang menjadi tujuan hidupnya ini akan merupakan pendorong bagi seluruh kegiatan anak, pendorong bagi belajarnya. Disamping itu cita-cita seseorang anak dipengaruhi oleh tingkat kemampuannya”35 Pendapat tersebut menunjukkan bahwa tindakan atau perbuatan anak itu karena di dorong oleh cita-cita dan dengan cita-cita itulah yang dapat menentukan tingkat keberhasilannya. 34 Amir Dien Indrakusuma, Pengantar Ilmu Pendidikan, (Surabaya: Usaha Nasional, 1984), hlm. I62-164 35 Ibid, hlm. 164 b. Motivasi Ekstrinsik Motivasi yang datangnya dari luar diri individu, atau motivasi ini tidak ada kaitannya dengan tujuan belajar, seperti belajar karena takut kepada guru, atau karena ingin lulus, ingin memperoleh nilai tinggi yang semuanya itu tidak berkaitan langsung dengan tujuan belajar yang dilaksanakan36. Sedangkan menurut Oemar Hamalik dalam bukunya proses belajar mengajara motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang disebabkan oleh faktor-faktor dari luar situasi belajar, seperti angka kredit, ijazah, tingkatan hadia, dan persaingan. Motivasi ekstrinsik ini tetap diperlukan disekolah, sebab pengajaran disekolah tidak semuanya menarik minat siswa atau sesuai dengan kebutuhan siswa. Lagi pula sering kali para siswa belum memahami untuk apa ia belajar hal-hal yang diberikan oleh sekolah. Karena itu motivasi terhadap pelajaran itu perlu dibangkitkan oleh guru sehingga siswa mau dan ingin belajar.37 Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi ekstrinsik adalah ganjaran, hukuman, persaingan. Kajian masing-masing faktor tersebut akan penulis jelaskan dibawah ini : 36 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kuriukulum Nasional (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1995), hlm. 85 37 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (Jakarta: Bumi Aksara. 2007) hlm 163 1. Ganjaran Ganjaran merupakan alat yang dapat menimbulkan motivasi ekstrinsik . Ganjaran ini dapat dijadikan pendorong bagi siswa untuk belajar lebih baik dan lebih giat lagi. Ganjaran yang diberikan oleh ganjaran kepada muridnya dapat dibedakan menjadi empat, yaitu : a) Pujian Pujian adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. Oleh karena itu seorang guru harus mampu memberikan pujian secara tepat, dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar38 b) Penghormatan Ganjaran yang berupa penghormatan ini ada dua macam yaitu : 1) Berbentuk semacam penobatan, yaitu anak yang mendapat penghormatan diumumkan dan ditampilkan dihadapan temantemannya, baik itu temn-teman dikelas, teman-teman satu sekolah atau mungkin juga dihadapan para teman dan orang tua siswa, misalnya pada malam perpisahan yang diadakan pada akhir tahun, pada saat itu ditampilkan siswa-siswa yang telah berhasil menjadi bintang kelas. 2) Berbentuk pemberian kekuasaan untuk melakukan sesuatu. Misalnya anak yang berhasil mengerjakan suatu soal yang 38 Tabrani Rusyan. Pendekatakan dalam Proses Belajar Mengajar .( Bandunag: CV Remaja 1989) hlm 104 sulit, disuruh mengerjakan dipapan tulis untuk dicontoh temantemannya, anak yang rajin diserahi wewenang untuk mengurusi perpustakaan sekolah dan sebagainya c) Hadiah Hadiah adalah memberikan sesuatu kepada orang lain sebagai pengharhaan atau kenangan cindera mata. Hadiah ini merupakan ganjaran yang berbentuk pemberian barang atau yang disebut juga dengan materiil. Dengan demikian hadiah tersebut siswa akan termotivasi untuk belajar guna mempertahankan prestasi belajar yang telah diraih dan tidak menutup kemungkinan akan mendorong siswa lainnya berlomba-lomba dalam belajar39. d) Tanda Penghargaan Tanda penghargaan ini disebut juga ganjaran simbolis. Ganjaran simbolis ini dapat berupa surat-surat tanda penghargaan, surat tanda jasa, sertifikat-sertifikat, piala-piala dan lain sebagainya 2. Hukuman Hukuman adalah tindakan yang dijatuhkan kepada anal secara sadar dan sengaja sehingga menimbulkan nestapa. Dan dengan adanya nestapa itu anak akan menjadi sadar akan perbuatannya dan berjanji didalam hatinya untuk tidak mengulanginya 39 Amir Dien Indrakusuma. Op,Cit hlm.159-160 3. Persaingan atau kompetisi Persaingan atau kompetisi merupakan salah satu faktor yang dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa. Persaingan ini akan dapat terjadi dengan sendirinya dan juga dapat terjadi karena ditimbulkan dengan sengaja oleh guru.40 Dari definisi dan conton-toncoh tersebut diatas maka dapat disimpulkan bahwa motivasi ekstrinsik adalah merupakan motivasi yang timbul karena adanya dorongan dari luar individu yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar, jadi seorang siswa akan belajar jika ada dorongan dari luar seperti ingin mendapatkan nilai yang baik, hadiah dan lain-lain dan bukan karena semata-mata ingin mengetahui sesuatu. Baik motivasi intrinsik maupun motivasi ekstrinsik, kedua-duanya dapat menjadi pendorong untuk belajar. Namun tentunya agar aktivitas dalam belajarnya memberikan kepuasan atau ganjaran diakhir kegiatan belajarnya maka sebaiknya motivasi yang mendorong siswa untuk belajar adalah motivasi intrinsik. Dalam perspektif kognitif, motivasi yang lebih signifikan bagi siswa adalah motivasi intrinsik karena lebih murni dan langgeng serta 40 Amir Dien Indrakusuma. Op,Cit. hlm 147 tidak bergantung pada dorongan atau pengaruh orang lain. Dorongan mencapai prestasi dan dorongan memiliki pengetahuan dan keterampilan untuk masa depan, umpamanya memberi pengaruh lebih kuat dan relatif lebih langgeng dibandingkan dengan dorongan hadiah atau dorongan keharusan dari orang tua dan guru41. 3. Fungsi Motivasi Belajar Dalam kegiatan proses belajar mengajar, motivasi sangar penting dan diperlukan. Karena motivasi merupakan bagian dalam mewujudkan keinginan dan hasil belajar siswa. Apabila siswa selalu termotivasi dalam kegiaatan proses belajar mengajarnya maka dia akan tekun dan semangat dalam belajarnya.Dalam hal ini Tabrani memaparkan dalam bukunya: Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar”, yaitu a Mendorong timbulnya kelakuan atau perbuatan b Mengarahkan aktivitas belajar peserta didik c Menggerakan dan menentukan cepat atau lambatnya suatu perbuatan.42 Sejalan dengan arti dan fungsi motivasi, dalam Agama Islam ada sejenis motivasi yang arti dan fungsinya sama yaitu “Niat”, sebagaimana dalam hadits Rosulullsh SAW 43 ِ"!َ ِة وإ ائ ى# ل ُ َْ & َ ِا'َ ا: و ا ل رل ا ()*ى ا# +)راوا 41 Muhibbin Syah, Op,Cit,.137 Tabrani Rusyan. Op.Cit hlm: 123 43 Alisuf Sabri, Op,Cit , hlm. 86 42 Artinya: “sesungguhnya setiap amal itu tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu (balasan perbuatan) sesuai dengan niatnya”44. Jadi niat juga bisa diartikan sebagai motivasi, karena apabila seseorang punya niat maka dia akan melakukannya dengan sungguhsungguh, sehingga apa yang dia inginkan akan tercapai. Siswa yang termotivasi dan punya niat untuk mendapatkan nilai yang bagus maka dia akan berjuang dan belajar dengan tekun dan bersungguh-sungguh untuk mendapatkan prestasi itu. 4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi sangat diperlukan. Motivasi bagi siswa dapat mengembangkan aktifitas dan inisiatif, dapat mengarahkan akan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. Dalam kaitannya dengan itu perlu diketahui ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi motivasi belajar. Menurut Ngalim Purwanto. dalam bukunya “Psikologi Pendidikan” menyatakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat dibedakan menjadi dua golongan. Yaitu: 1. Faktor yang ada pada diri organisme itu sendiri yang kita sebut dengan faktor individual 44 Syaikh Islam Muhyiddin. Riyaadhusshilihin ( Semarang: Maktabah wa Wathbah) hlm 6 Adapun yang termasuk ke dalam faktor individual antara lain: faktor kematangan atau pertumbuhan, kecerdasan, latihan, motivasi dan faktor pribadi. Adapun penjelasannya dibawah ini: a) Kematangan atau pertumbuhan Kita tidak dapat mengajar ilmu pasti kepada anak kelas tiga sekolah dasar, atau mengajar ilmu filsafat kepada anak-anak yang baru duduk dibangku sekolah menengah pertama. Semua ini disebabkan pertumbuhan mentalnya belum matang untuk menerima pelajaran itu. Mengajar sesuatu baru dapat berhasil jika taraf pertumbuhan pribadi telah memungkinkannya, potensi-potensi jasmani atau rohani telah matang untuk itu b) Kecerdasan atau intelegensi Dapat tidaknya seseorang mempelajari sesuatu dengan berhasil baik ditentukan atau dipengaruhi pula oleh taraf kecerdasannya. Jelas kiranya bahwa dalam belajar kecuali kematangan, intelegensi pun turut memegang peranan. c) Latihan dan ulangan Karena terlatih, karena sering kali mengulangi sesuatu, maka kecakapan dan pengetahuan yang dimilikinya dapat menjadi makin dikuasai dan makin mendalam. Sebaliknya, tanpa latihan pengalaman-pengalaman yang telah dimilikinya dapat menjadi hilang atau berkurang. Karena latihan, karena sering kali mengalami sesuatu, seseorang dapat timbul minatnya kepada seseuatu itu. Makin besar pula perhatiannya sehingga memperbesar hasratnya untuk mempelajarinya. d) Motivasi Motiv merupakan pendorong bagi suatu organisme untuk melakukan sesuatu. Motiv intrinsik dapat mendorong seseorang sehingga akhirnya orang itu menjadi spesialis dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. e) Sifat-sifat pribadi seseorang Faktor pribadi seseorang turut pula memegang peranan dalam belajar. Tiap-tiap orang mempunyai sifat-sifat kepribadiannya masing-masing yang berbeda antara seseorang dengan orang lain. Sifat-sifat kepribadian yang ada pada seseorang itu sedikit banyaknya turut pula mempengaruhi sampai dimanakah hasil belajarnya dapat dicapai. 2. Faktor yang ada diluar individu yang kita sebut faktor Sosial Adapun yang termasuk faktor sosial antara lain: faktor keluarga atau keadaan rumah tangga, guru dan cara mengajarnya, alat-alat yang dipergunakan dalam belajar-mengajar, lingkungan dan kesempatan yang tersedia dan motivasi sosial. Adapaun penjelasan faktor-faktor tersebut akan dipaparkan sebagai berikut: a) Keadaan keluarga Suasana dan keadaan keluarga yang bervariasi mau tidak mau turut menentukan bagaimana dan sampai mana belajar dialami dan dicapai oleh anak-anak. Termasuk dalam keluarga, ada tidaknya fasilitasfasilitas yang diperlukan dalam belajar turut memegang peranan penting pula. b) Guru dan cara mengajar Faktor guru dan cara mengajarnya merupakan faktor yang penting pula. Bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi rendahnya pengetahuan yang dimiliki, turut menentukan bagaimana hasil belajar yang dapat dicapai siswa. c) Alat-alat pelajaran Sekolah yang cukup memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam menggunakan alat-alat itu akan mempermudah dan mempercepat belajar anak-anak. d) Motivasi sosial Karena belajar itu adalah suatu proses yang timbul dari dalam, maka faktor motivasi memegang peranan pula, motivasi sosial dapat pula timbul pada anak dari orang-orang lain sekitarnya. Pada umumnya motivasi semacam ini diterima anak tidak dengan sengaja dan mungkin pula tidak dengan sadar. e) Lingkungan dan kesempatan Seseorang yang berasal dari keluarga yang baik, memiliki inteligensi yang baik, sekolah di suatu sekolah yang keadaan guru-gurunya dan alat-alatnya baik belum tentu pula dapat belajar dengan baik. Masih ada faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya45 C. Pendidikan Agama Islam I. Pengertian Pendidikan Agama Islam Pengertian pendidikan agama tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum. Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan “me” sehingga menjadi “mendidik”, artinya memelihara dan memberi latihan. Dalam memlihara dan memberi latihan diperlukan adanya ajaran, tuntunan, dan pimpinan mengenai akhlaq dan kecerdasan pikiran.46 Selanjutnya pendidikan diartikan sebagai proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan. Sedangkan Islam berasal dari bahasa arab Aslama, Yuslimu, Islaman yang berarti berserah diri, patuh dan tunduk. Kata Islam tersebut pada mulanya berasal dari Salima, yang berarti Selamat, Sentosa, Damai. Dari pengertian demikian secara harfiah Islam dapat diartikan patuh, tunduk, berserah diri (kepada Allah) untuk mencapai keselamatan.47 Adapun Pendidikan Agama Islam tersusun dari dua pengertian pendidikan dan pendidikan agama Islam. Secara etimologis, pendidikan 45 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 1999) hlm.102-105 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka 2003) hlm ; 232 47 Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam,(jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2003) hlm.290 46 dalam konteks Islam diambil dari bahsa arab, yaitu Tarbiyah yang merupakan masdar dari fi’il Rabba-Yarabbi-Tarbiyatan yang berarti tumbuh dan bekembang. Sedangkan Islam berasal dari kata kerja Aslama-Yuslimu-Islaman yang berarti tunduk patuh dan menyerahkan diri dan istilah pendidikan bisa juga diartikan dengan istilah Ta’lim (pengajaran) atau Ta’dib (pembinaan).48 Dalam hal ini menurut Zuhairini, yang dikutip oleh Muhaimin menjelaskan bahwa dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut dangan kata “ta’lim” dan “ta’dib” mengacu pada pengertian yang lebih tinggi, dan mencakup unsur-unsur pemgetahuan (‘ilm), pengajaran (ta’lim) dan pembimbingan yang baik (tarbiyah). Sedangkan menurut Langgulung (1997), pendidikan Islam itu setidak-tidaknya tercakup dalam delapan pengertian, yaitu Al-tarbiyah al-diniyah (pendidikan keagamaan), ta’lim al-din (pengajaran agama), al-ta’lim al-diny (pengajaran keagamaan), al-ta’lim al-Islamy (pengajaran keislaman), tarbiyah al-muslimin (pendidikan orang-orang Islam), al-tarbiyah fi alIslam (pendidikan dalam Islam), al-tarbiyah ‘inda al-muslimin (pendidikan di kalangan orang-orang Islam), dan al-tarbiyah alIslamiyah (pendidikan Islam).49 Pendidikan Islam juga diartikan sebagai usaha untuk menumbuhkan dan membentuk manusia muslim yang sempurna dari berbagai aspek yang bermacam-macam, yaitu aspek akal, keyakinan, 48 49 Muhaimin. Op,Cit hlm 36 Ibid. Hlm 36 kejiwaan, akhlaq, kemauan dan daya cipta dalam semua tingkat pertumbuhan yang disinari oleh cahaya yang dibawa oleh Islam dengan versi dan metode-metode yang ada. Definisi ini menjelaskan bahwa proses pendidikan Islam diartikan sebagai upaya persiapan manusia muslim yang sempurna dari berbagai aspek tingkat pertumbuhan untuk kehidupan dunia dan akherat dengan prinsip dan metode yang bersifat Islami. Pendidikan Islam juga merupakan pendidikan yang difahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-Qur’an dan as-Sunah.50 Secara keseluruhan definisi yang bertemakan Pendidikan Islam itu menagcu pada suatu penegertian bahwa yang diamksud dengan penddiikan islam adalah upaya membimbing, mengarahkan, membina peserta didik yang dilakukan secara sadar dan terencana agar terbina suatu kepribadian yang utama sesuai nilai-nilai ajaran islam Didalam GBPP PAI di sekolah umum, dijelaskan bahwa pendidikan agama islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan agama islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan antara umat beragama dalaml masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.51 50 Muhibbin Syah. .Op,Cit. hlm 11 51 Muhaimin. Op,Cit hlm.75-76 Sedangkan Pendidikan Agama Islam di SMA adalah Upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab suci Al Quran dan Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, sertapenggunaan pengalaman. Dibarengi tuntunan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubunganya dengan kerukunan antar ummat beragama dalam masyarakat hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa.52 2. Tujuan Pendidikan Agama Islam Tujuan pendidikan adalah suatu yang hendak dicapai dengan kegiatan atau usaha pendidikan. Pendidikan berusaha mengubah keadaan seesorang dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak dapat berbuat menjadi dapat berbuat, dari tidak bersikap seperti yang diharapkan menjadi sikap seperti yang diharapkan. Kegiatan pendidikan ialah usaha membentuk manusia secara keseluruhan aspek kemanusiaannya secara utuh, lengkap dan terpadu Tujuan pendidikan agama Islam secara umum ialah,”meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah Swt serta berpendidikan agama Islam mulia dalam 52 kehidupan kepribadian, bermasyarakat, berbangsa Departemen Pendidikan Nasional. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam SMA/MA (http:www.Google.Com, Diakses 17 Juni 2010 dan bernegara”(GBPP PAI, 1994). Sedangkan dalam GBPP mata pelajaran pendidikan agama Islam kurikulum 1999, tujuan PAI tersebut lebih dipersingkat lagi, yaitu,”agar siswa memahami, menghayati, menyakini, dan mengamalkan ajaran Islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertakwa kepada Allah Swt dan berpendidikan agama Islam mulia53. Secara umum tujuan pendidikan Islam terbagi kepada tujuan umum, tujuan sementara, tujuan akhir dan tujuan operasional. Tujuan umum adalah tujuan yang akan dicapai dengan semau kegiatan pendidikan baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan sementara adalah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam sebuah kurikulum. Tujuan akhir adalah tujuan yang dikehendaki agar peserta didik menjadi manusia sempurna (Insan kamil) setelah ia menghabiskan sisa umurnya. Sementara tujuan operasional adalah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu Setiap orang sangat membutuhkan pendidikan formal melalui sekolah bukan hanya di lingkungan umum dan alam sekitarnya, karena pendidikan formallah yang mempunyai tujuan yang jelas. Dalam pendidikan formal direncanakan dan diatur segala sesuatu yang berhubungan dengan tujuan, cara dan alat, waktu dan tempat untuk mencapai tujuan itu. Karena itu, tujuan pendidikan Islam dapat dicapai 53 Muhaimin. Op,Cip.hlm 78 dalam pendidikan formal. Sedangkan pendidikan formal itu dicapai dengan pengajaran. Ini berarti tujuan pengajaran ialah untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pengajaran Islam ialah untuk mencapai tujuan pendidikan Islam yaitu membentuk kepribadian muslim.54 Secara teoritis pendidikan agama islam disekolah adalah (1) pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Serta ahklak mulia peserta didik seoptimal mungkin. (2) penanaman nilai ajaran islam sebagai pedoman mencapai kebahagian hidup didunia dan ahkirat; (3) penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial; (4) perbaikan kesalahan-kesalahan, kelemahan-kelamahan peserta didik dalam keyakinan, pengalaman ajaran agama islam dalam kehidupan sehari-hari; (5) pencegahan dari hal-hal negatif budaya asing yang dihadapinya sehari-haari; (6) pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum (alam nyata dan nir-nyata) sistem fungsionalnya; dan (7) penyaluran untuk mendalami pendidikan agama ke lembaga pendidikan yang lebih tinggi55 Tujuan Pendidikan Agama Islam menurut Omar Muhammad AlTaumy al-Syaiebani, dalam Arifin diartikan sebagai perubahan yang diingini yang diusahakan dalam proses pendidikan atau usaha pendidikan untuk mencapainya, baik pada tingkah laku individu dari kehidupan pribadinya atau kehidupan masyarakat serta pada alam sekitar dimana 54 Zakiyah Daradjat, Metodologi Pengajaran Agama Islam, (Jakarta:Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/ IAIN, 1982), hlm. 60 55 Muhaimin. Pengembangan Kurikilum Pendidikan Agama Islam, Disekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005) hlm.40 individu itu hidup atau pada proses pendidikan itu sendiri dan proses pengajaran sebagai suatu kegiatan asasi dan sebagai proporsi diantara profesi asasi dalam masyarakat.56 Sedangakan Tujuan Pendidikan Agama Islam di SMA adalah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan, melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi57 Jadi tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMA adalah upaya untuk membelajarkan agama Islam agar dapat meningkatkan keyakinan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan siswa tentang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman, bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 56 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 1994), hlm. 42 57 Departemen Pendidikan Nasional. Mata pelajaran pendidikan agama islam SMA/MA (http:www.google.com, diakses 17 Juni 2010 3. Komponen-komponen Pendidikan Agama Islam Di dalam kegiatan belajar mengajar terdapat beberapa komponen yang meliputi : tujuan, bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi58 a) Tujuan Tujuan adalah suatu cita-cita yang ingin dicapai dari pelaksanaan pembelajaran. Tujuan dalam pendidikan dan pengajaran merupakan suatu cita-cita yang bernilai normatif. Sebab dalam tujuan terdapat sejumlah nilai yang harus ditanamkan kepada anak didik. Tujuan pengajaran merupakan deskripsi tentang penampilan perilaku (Performance) anak didik yang diharapkan setelah mempelajari bahan pelajaran tertentu. b) Bahan Pelajaran Bahan pelajaran adalah substansi yang akan disampaikan dalam proses belajar mengajar. Bahan adalah salah satu sumber belajar bagi anak didik. Bahan yang disebut sebagai sumber belajar (pengajaran) ini adalah suatu yang membawa tujuan pengajaran. Bahan pelajaran merupakan inti yang ada dalam kesulitan belajar mengajar, karena memag bahan pelajaran itulah yang diupayakan untuk dikuasai oleh anak didik. 58 Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar (Bandung : PT Refika Aditama, 2009), hlm 13 c) Kegiatan Belajar Mengajar Cara belajar mengajar adalah inti dalam pendidikan. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan peserta didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar yang bagaimanapun juga ditentukan dari baik dan tidaknya program pengajaran yang telah dilakukan, dan akan berpengaruh terhadap tujuan yang akan dicapai. d) Metode Metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode sangat diperlukan oleh guru, dengan penggunaan yang bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Ada beberapa metode pembelajaran yang dikemukakan oleh Abdul Majid antara lain: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Metode ceramah adalah menyampaikan materi yang dilakukan secara lisan. Metode tanya jawab adalah mengajukan pertanyaan kepada peserta didik dan sebaliknya. Metode tulisan adalah metode mendidik dengan huruf atau simbul, untuk mengetahui segala sesuatu yang sebelumnya belum diketahui. Metode diskusi yaitu cara untuk memecahkan masalah, baik satu orang atau lebih untuk memperkuat pendapatnya. Metode pemecahan masalah yaitu dengan menstimulasi anak didik untuk memperhatikan, menelaah, dan berfikir tentang suatu masalah kemudian menganalisisnya. Metode kisah yaitu dengan menyampaikan kisah yang diharapkan dapat mengubah hati nuraninya dan berupaya melakukan hal-hal yang baik sebagai dampaknya. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. Metode perumpamaan yaitu metode untuk mengungkapkan suatu sifat dan hakikat dari realitas sesuatu. Metode pemahaman dan penalaran yaitu dengan membangkitkan akal dan kemampuan berfikir anak didik secara logis. Metode perintah berbuat baik dan saling menasehati yaitu untuk memotivasi siwa melakukan amar ma’ruf dan nahi mungkar. Metode suri tauladan, diharapkan akan menumbuhkan hasrat untuk berbuat baik pula. Metode hikmah adalah upaya menuntun orang lain untuk menggunakan akalnya untuk mendapat kebenaran dan kebaikan diikuti penjelasan yang rasional. Metode peringatan dan pemberian motivasi yaitu kegiatan memberi dorongan agar anak bersedia dan mau mengerjakan kegiatan atau perilaku yang diharapkan oleh orang tua dan guru. Metode praktik yaitu memberikan materi dengan alat atau benda, lalu diperagakan, dengan harapan anak didik jelas dan dapat mempraktekkannya. Metode karyawisata yaitu dengan mengadakan perjalanan untuk menggali sebuah ilmu, memperhatikan keindahan dengan tujuan mengambil hikmahnya. Pemberian ampunan dan bimbingan adalah memberi kesempatan anak didik untuk memperbaiki tingkah lakunya dan mengembangkan dirinya Metode kerja sama yaitu upaya saling membantu satu sama lain untuk melaksanakan tugasnya dan memecahkan masalah yang dihadapi. Metode pentahapan yaitu penyampaian materi dengan bertahap sesuai dengan proses perkembangan anak didiknya59 e) Alat Alat adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Alat dapat dibagi menjadi dua macam yaitu : alat verbal dan alat bantu non verbal. Alat verbal berupa suruhan, perintah, larangan dan sebagainya. Sebagai alat bantu non verbal berupa globe, papan tulis, batu lisan, batu kapur, gambar, diagram, slide, video dan sebagainya. 59 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2008), hlm 137-158 f) Sumber Pelajaran Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali ada di mana-mana: di sekolah, di halaman, di pusat kota, di pedesaan dan sebagainya. Pemanfaatan sumber-sumber pengajaran tersebut tergantung pada kreativitas guru, waktu, biaya, serta kebijakankebijakan lainnya. Segala sesuatu dapat dipergunakan sebagai sumber belajar sesuai kepentingan guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan60 g) Evaluasi Evaluasi Pendidikan adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai segala sesuatu dalam dunia pendidikan atau segala sesuatu yang ada hubungannya dengan dunia pendidikan D. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Pendidikan Agama Islam Penggunaan media pembelajaran pada pelajaran pendidikan agama islam sudah lama digunakan pada masa para nabi dan rasul. Para Nabi dan rasul menggunakan media yang tepat yakni melalui media perbuatan Nabi sendiri, dan dengan memberi contoh teladan yang baik. Sebagai contoh teladan yang bersifat Uswatun Hasanah, Nabi selalu menunjukkan sifat-sifat yang terpuji 60 Syaiful Bahri Djamarah. Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. (Jakarta:PT Rineka Cipta, 2000), hlm. 20 Media pendidikan Agama Islam ialah semua aktifitas yang ada hubungannya dengan materi pendidikan agama, baik yang berupa alat yang dapat diragakan maupun teknik/metode yang secara efektif dapat digunakan oleh guru agama dalam rangka mencapai tujuan tertentu dan tidak bertentangan dengan ajaran islam. Semua alat yang dapat digunakan untuk menyampaian informasi mengenai pendidikan dan pengajaran agama kepada orang lain,Yaitu segala sesuatu atau benda dapat dipakai sebagai media pengajaran agama seperti ; 1) papan tulis, 2) buku pelajaran, 3) buletin board dan display, 4) film atau gambar hidup, 5) radio pendidikan, 6) komputer, 7) karya wisata61 Prinsip-prinsip penggunaan media pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Pengunaan media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai bagian yang integral dari suatu sistem pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan bila sewaktu-waktu digunakan. 2. Media pembelajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. 3. Guru hendaknya dapat menguasai teknik-teknik dari suatu media pembelajaran yang digunakan. 61 Asnawir, Basyiruddin Usman. Op,Cip.hlm 117 4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pembelajaran. 5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis. 6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari beberapa macam media, maka guru dapat memanfaatkan multimedia yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar mengajar dan dapat merangsang motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan interaksi belajar mengajar.62 Menurut Arief Sukadi S.S dan Radikun. Prinsip-prinsip penggunaan media adalah sebagai berikut: 1) Tidak ada satupun teknik atau strategi mengajar dan media pembelajaran yang harus dipakai tanpa melibatkan strategi mengajar dan media lainnya. Oleh sebab itu sebaiknya dalam proses belajar mengajar dipergunakan teknik dan media pembelajaran sesuai dengan tujuan belajar dan kebutuhan belajar. 2) Tidak ada satu mediapun yang sesuai dan cocok dengan segala macam kegiatan belajar. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melaksanakan proses belajar mengajar dipilih satu bentuk media yang cocok dan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar. 3) Media tertentu lebih cepat dipakai untuk tujuan pembelajaran tertentu dibanding media lain. 4) Pengunaan berbagai media secara berlebihan dan tidak berdasarkan teori pemilihan media dalam tempo relatif kurang akan menyebabkan kaburnya isi materi ini berarti bukan pendekatan multi media. 5) Sebelum menggunakan suatu media dalam proses belajar mengajar sebaiknya guru melakukan persiapan yang cukup dan cermat. Karena hanya dengan cara demikian guru dapat menguasai seluruh materi dan proses belajar mengajar akan berjalan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Bila dianggap perlu maka guru sebaiknya mempersiapkan bahan tambahan agar dapat memperluas dan memperdalam topik yang dibahasnya. 6) Selama belajar menggunakan media, sebaiknya siswa juga dipersiapkan sebelumnya dan siswa juga harus diperlakukan sebaik-baiknya sesuai dengan karakteristiknya sehingga dapat berperan sebagai siswa yang 62 Ibid, hlm 11 berperan aktif dan bertangungjawab dalam proses belajar mengajar dan juga dapat meningkatkan interaksi belajar. 7) Media perlu diusahakan agar dapat menjadi bagian intregal dari sistem pendidkan. Yakni media harus diperlakukan secara tepat dan proposional, sehingga tidak hanya sebagai alat Bantu mengajar tetapi betul- betul merupakan satu mata rantai dalam sistem pendidikan 8) Jangan sekali- kali menggunakan media hanya untuk mengisi waktu kosong dengan tujuan sebagai hiburan semata, karena dengan demikian tanggapan siswa selanjutnya terhadap media betul- betul sebagai hiburan. Dan untuk mengubah situasi akan sulit sekali.63 Dari pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa prinsip- prinsip penggunaan media pembelajaran pendidikan agama Islam adalah sebagai berikut: 1. Media merupakan bagian intregal dari sistem pengajaran. 2. Media merupakan sumber belajar yang digunakan dalam usaha memecahkan masalah. 3. Guru harus menguasai tehnik media yang akan digunakan. 4. Guru harus memperhitungkan untung- rugi penggunaan media. 5. Penggunaan media pembelajaran harus diorganisir secara sistematis. 6. Guru dapat menggunakan multimedia jika pokok bahasan memerlukan beberapa macam media. 7. Guru harus mempersiapkan media secara cermat dan juga siswa yang akan diajar sehingga ada interaksi dalam proses belajar mengajar. Azhar Arsyad dalam Hamalik mengemukakan bahwa pemakain atau penggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajaar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh 63 Arif Sukadi. S. S, Radikun, Pengembangan Sumber Belajar, (Jakarta: PT. Mediatama Sarana Perkasa, 1988) hlm.173-174 psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, penyajian data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan memasatkan informasi 64 Penggunaan media dalam proses belajar mengajar mempunyai nilainilai praktis sebagai berikut 1) Media dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki siswa atau mahasiswa 2) Media dapat mengatasi ruang kelas. 3) Media memungkinkan adanya interaksi langsung antara siswa dengan lingkungannya 4) Media menghasilkan keseragaman pengalaman. Pengamatan yang dilakukan siswa dapat secara bersama-sama diarahkan kepada hal-hal yang dianggap penting sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai 5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, kongkrit dan realistis. 6) Media dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru. 7) Media dapat membangkitkan motivasi dan merangsang siswa untuk belajar 8) Media dapat memberikan pengalaman yang integral dari suatu yang konkrit kepada yang absrak.65 Disamping penggunaan media pembelajaran tersebut dapat membangkitkan motivasi atau keingan yang baru dalam pembelajaran, tapi 64 65 Azhar Arsyad. Op,cit hlm. 15-16 Asnawir, Basyiruddin Usman. Op,cip. Hlm 14-15 dalam penggunaan media pembelajaran, ada beberapa faktor yang menjadi hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran. Diantara hambatanhambatan terdebut adalah: 1. Faktor internal Yaitu hambatan yang berasal dari dalam diri penerima pesan atau pembelajaran itu sendiri, berupa a Hambatan psikologis seperti, seperti minat, sikap, pendapat, kepercayaan, intelegensi, pengetahuan. Pembelajar yang senang terhadap mata pelajaran, topik, serta pengajarnya tentu lain hasil belajarnya dibandingkan dengan yang dibenci atau tak menyukai kesemuanya itu. b Hambatan fisik, seperti kesehatan, sakit, keterbatasan daya indra, dan cacat tubuh. Jangan terlalu banyak mengharap dari pembelajar yang lagi sakit karena pesan-pesan yang disampaikan padanya akan terhambat. 2. Hambatan eksternal Hambatan yang berasal dari luar pembelajar seperti: a Membutuhkan biaaya yang mahal, seperti pengunaan komputer, proyektor LCD dll. b Hambatan lingkungan, yaitu hambatan yang ditimbulkan oleh situasi dan kondisi keadaan sekitar. Proses pembelajaran ditempat yang tenang, sejuk dan nyaman tentu akan lain hasilnya dengan proses yang dilakukan dikelas yang bising, panas,66 dan pemadaman listrik 66 Hujair AH. Sanaky. Op,Cit, hlm 13-14 Jadi dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran pasti ada hambatan atau kendala- kendala yang dihapi oleh seorang guru ketika proses belajar mengajar berlangsung, entah hambatan itu yang datang dari siswa itu sendiri, seperti males, tidak senang dengan pelajarannya, sakit dan lain sebagainya. Ada juga yang datang dari luar, seperti lingkungan yang kurang mendukung, rame, panas dan lain sebagainnya sehingga hasil dari pembelajaran itu kurang maksimal. Untuk mengatasi kendala atau hambatan dalam menggunakan media pembelajaran itu seorang guru harus pintar- pintar mengetahui situasi, kondisi siswa dan lingkungan disekitarnya, sehingga dalam proses belajar mengajar berjalan secara efektif. Adapun langkahlangkah yang harus di tempuh oleh guru dalam mengatasi kendala tersebut adalah: 1) Guru harus menggunakan media secara tepat dan bervariasi, sehingga dapat mengatasi sikap pasif pembelajar (siswa), sehingga media itu akan: a. Menimbulkan kegairahan belajar bagi pembelajar b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara pembelajar dengan lingkungan kenyataan c. Memungkinkan pembelajar dapat belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya. 2) Dengan adanya sifat yang unik pada tiap pembelajar ditambah lagi dengan lingkungan serta pengalaman yang berbeda, maka seorang guru harus memberikan rangsangan yang sama, memberikan pengalaman, serta menimbulkan persepsi yang sama kepada siswanya dengan menggunakan media tersebut. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif dengan desain penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Dalam penelitian tindakan ini, peneliti melakukan suatu tindakan/intervensi, yang secara khusus diamati terus-menerus, dilihat plus-minusnya, kemudian diadakan pengubahan terkontrol sampai pada upaya maksimal dalam bentuk tindakan yang paling tepat67 Sudikin, dkk dalam bukunya Purwadi , penelitian tindakan kelas (yang selanjutnya disingkat PTK) adalah suatu bentuk penelitian yang dilaksanakan oleh guru untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam melaksanakan tugas pokoknya, yaitu mengelola pelaksanaan kegiatan belajar mengajar (KBM) dalam arti luas.68 Sedangkan Rochiati Wiriaatmaja dalam Hopkins mengartikan penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inquiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan69. Rapoport dalam Hopkins yang dikutip Rochiati Wiriaatmaja mengartikan penelitian tindakan kelas untuk membantu seseorang dalam 67 Suharsimi Arikunto. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.(Jakarta: Rineka Cipta.1998) hlm 2 68 Sudikin dkk. Manajemen Penelitian Tindakan kelas. Hlm 10 69 Rochiati wiriaatmadja. Metode Penelitian Tindakan kelas(bandung: Remaja Rosa Karya, 2007) hlm 11 mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.70 Penelitian tindakan kelas memiliki peranan yang sangat penting dan stategis untuk meningkatkan mutu pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan benar. Diimplementasikan dengan baik artinya, pihak yang terlibat dalam PTK (guru) mencoba dengan sadar mengembangkan kemampuan dalam mendeteksi dan memecahkan masalah - masalah yang terjadi dalam pembelajaran di kelas melalui tindakan bermakna yang diperhitungkan dapat memecahkan masalah atau memperbaiki situasi dan kemudian secara cermat mengamati pelaksanaannya untuk mengukur tingkat keberhasilannya.71 Secara singkat Classroom Action Research didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional72 Sedangkan menurut Djunaidi Ghony penelitian tindakan kelas (PTK) adalah: suatu proses dimana guru-dosen dan siswa-mahasiswa menginginkan terjadinya perbaikan, peningkatan, dan perubahan pembelajaran dikelas dapat tercapai secara optimal.73 70 71 Ibid, hlm 11-12 Kunandar . Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada 2008) hlm.41 72 Suyanto. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas. (Yogyakarta: IKIP Yogyakarta) hlm.4 73 Djunaidi Ghoni. Penelitian Tindakan Kelas. (Malang: UIN Press. 2008) hlm.8 Secara ringkas, penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu74 Penelitian tindakan kelas mempunyai karakteristik, menurut suyanto karakteristik penelitian tindakan kelas adalah bahwasanya problema yang diangkat untuk dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas (PTK) harus selalu berangkat dari persoalan praktek pembelajaran sehari-hari yang dihadapi oleh guru, dan karakteristik khas dari penelitian tindakan kelas (PTK) adalah adanya tindakan-tindakan (aksi) tertentu untuk memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas75 Sedangkan tujuan penelitian tindakan kelas adalah: 1. Untuk memecahkan permaslahan yang nyata yang terjadi didalam kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dan siswa yang sedang belajar. 2. Peningkatan kualitas praktikpembelajaran dikelas secara terus- menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat. 3. Peningkatkan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui peningkakatan proses pembelajaran. 4. Sebagai alat traning in service, yang memperlengkapi guru dengan skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan mempertinggi kesadaran dirinya. 5. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan. 6. Meningkatkan mutu hasil pendidikan melalui perbaikan praktik pembelajaran dikelas dengan mengembangkan berbagai jenis keterampilan dan menigkatkan motivasi belajar siswa. 74 75 Rochiati Wiriaatmadja, Op,Cip.hlm 13 Suyanto. Op,Cit. hlm 5-6 7. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan 8. Menumbuhkembangkan budaya akademik dilingkungan sekolah, sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan. 9. Peningkatkan efiseensi pengelolaan perbaikan proses pembelajaran.76 pendidikan, peningkatan atau Sedangkan menurut Masnur Muslich tujuan penelitian tindakan kelas atau PTK adalah untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran serta membantu memberdayakan guru dalam memecahkan permasalahan pembelajaran di sekolah.77 Banyak mamfaat yang dapat di petik dari penelitian tindakan kelas, adapun manfaat tersebut antara lai sebagai berikut. 1. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan kompetensi guru dalam mengatasi masalah pembelajaran yang menjadi tugas utamanya. 2. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi peningkatan sikap profesional guru 3. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kinerja belajar dan kompetensi siswa 4. Dengan pelaksaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas proses pembelajaran dikelas 5. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas penggunaan media, alat bantu belaja, dan sumber belajar lainnya 6. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau peningkatan kualitas prosedur dan alat evalusai yang akan digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa 7. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan/atau pengembangann pribadi siswa disekolah 8. Dengan pelaksanaan PTK akan terjadi perbaikan dan /atau peningkatan kualitas penerapan kurilulum78 9. Sedangkan manfaat PTK menurut Suyanto adalah: 76 Kunandar. Op,cit. hlm 63-64 Masnur Muslich. Melaksanakan Ptk Itu Mudah.(Jakarta: Sinar Grafika Offset.2009) hlm10 78 Ibid hlm 11 77 1. Dalam aspek inovasi pembelajaran, penelitian tindakan kelas (PTK) mampu melahirkan model pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan kelasnya. 2. Dalam aspek pengembangan kurikulum, penelitian tindakan kelas (PTK) dapat membantu guru secara efektif untuk mengembangkan kurikulum, karena guru kelas juga harus bertanggung jawab terhadap pengembangan kurikulum dalam level sekolah atau kelas. 3. Dari aspek profesionalisme guru, penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan salah satu media yang dapat digunakan oleh guru untuk memahami apa yang terjadi di kelas, dan kemudian meningkatkannya menuju ke arah perbaikan-perbaikan secara profesional, karena guru yang profesional tentu tidak enggan melakukan perubahan-perubahan dalam praktek pembelajarannya sesuai dengan kondisi kelasnya79 Secara sederhana, penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) atau PTK dilaksanakan dalam bentuk siklus berulang yang didalamnya terdapat empat tahapan utama kegiatan, yaitu perencanaan tindakan (planing), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation) dan refleksi (reflecting) dan seterusnya sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan),80 sebagaimana gambar berikut: 79 80 Suyanto. Op,Cit hlm 9-10 Suharsimi Arikunto,dkk Penelitian Tindakan Kelas ( Jakarta:Bumi Aksar. 2009) hm.74 Dalam penelitian tindakan kelas desain penelitian terdiri dari langkahlangkah spiral sebagaimana didefinisikan Suharsimi Arikunto bahwa desain penelitian tindakan kelas terdiri dari empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu : perencanaan atau planning tindakan atau acting, pengamatan atau observing, dan refleksi atau reflecting81 Pada penelitian tindakan kelas terdapat beberapa model atau desain. Desain tersebut diantaranya: 1) Model Kurt Lewin, 2) Model Kemmis & Mc Taggart, 3) Model Dave Ebbutt, 4) Model John Elliot, 5) Model Hopkins, dan masih ada beberpa model lain, yang pada prinsipnya merupakan pengembangan dari model yang ada82 81 Wahid Murni, Nur Ali. 2008. Penelitian Tinadakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum dari Terori Menuju Praktik. Malang. Universitas Negeri Malang, Hlm 18 82 Ibid .hlm 40-41 Adapun desain penelitian tindakan kelas yang digunakan peneliti adalah dengan model siklus menurut model John Elliot yang terdiri dari empat komponen yang serupa dengan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh model Kurt Lewin, empat komponen yaitu : a. Rencana yaitu rencana tindakan apa yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan mutu atau perbaikan prilaku dan sikap sebagai solusi. b. Tindakan yaitu apa yang dilakukan oleh guru atau peneliti sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perbaikan yang diinginkan. c. Observasi yaitu mengamati atas hasil atau dampak dari tindakan yang dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. d. Refleksi yaitu peneliti mengkaji, ,melihat dan memperhitungkan atas hasil refleksi ini peneliti bersama-sama guru dapat melakukan revisi perbaikan terhadap rencana awal83 Jika diperhatikan desain PTK John Elliott seperti yang terpampang dibawah, tampak bahwa didalam suatu tindakan (acting) terdiri dari beberpa step atau langkah tndakan, yaitu langkah tindakan1. Langkah tindakan 2, dan langkah tindakan 384. 83 84 Djunaidi Ghony, Op, Cit .hlm 20 Ibid 42 Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3 Ide Awal Temuan dan Analisis Perncanaan Umum Implementasi Monitoring Implementasi dan Efeknya Penjelasan kegagalan tentang Revisi Perencanaan Perbaikan Perncanaan Implementasi Langkah Berikutnya Monitoring Penjelasan Revisi Ide Umum Perbaikan Perencanaan Monitoring Implementasi dan Implementasi Langkah B. Kehadiran Peneliti Kehadiran peneliti di lapangan sebagai instrumen kunci penelitian mutlak diperlukan karena terkait dengan desain penelitian yang dipilih adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu dengan pendekatan kualitatif jenis kolaboratif-partisipatoris. Selama penelitian tindakan ini dilakukan, peneliti bertindak sebagai observer, pengumpul data, penganalisis data, dan sekaligus pelopor hasil penelitian. Dalam penelitian ini, kedudukan peneliti adalah sebagai perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan akhirnya pelapor hasil penelitian85 C. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMAN I Paiton Probolinggo kelas XI IPA2. Pemilihan lokasi ini karena SMAN I Paiton sangat dekat dengan tempat kami tinggal, disamping itu peneliti juga akan mempraktikkan penggunaan media pembelajaran khususnya media Proyektor LCD yang mana peneliti ketahui guru pendidikan agama islam disana jarang bahkan tidak sama sekali menggunakan media Proyektor LCD Sedangkan waktu pelaksanaan penelitian akan disesuaikan dengan jam pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) pada kelas yang digunakan sebagai obyek penelitian. 85 Lexi Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung; Rosda Karya. 2005) hlm. 95 D. Sumber Data dan Jenis Data Terkait dengan penelitian ini yang akan dijadikan sebagai sumber data adalah siswa-siswi kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo, dimana siswasiswi tersebut tidak hanya diperlukan sebagai obyek yang dikenai tindakan, tetapi juga aktif dalam kegiatan yang dilakukan. Hal ini sesuai dengan salah satu karakteristik penelitian tindakan kelas. Data penelitian ini mencakup: 1. Skor tes siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan (pre test), meliputi skor hasil tes awal atau tes pengetahuan prasyarat, hasil penugasan dan hasil tes pada setiap akhir tindakan. 2. Hasil observasi dan catatan lapangan yang berkaitan dengan aktivitas siswa pada pembelajaran PAI dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD 3. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa kelas IPA2 SMA I Paiton Probolinggo Data penelitian ini berupa hasil pengamatan, kumpulan, pencatatan lapangan, dan dokumentasi dari setiap tindakan perbaikan penggunaan media pembelajaran berupa LKS dan Proyektor LCD pada bidang studi PAI dalam meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo. Data yang diperoleh dari penelitian tindakan ini ada yang bersifat kualitatif. Data yang bersifat kualitatif diperoleh dari: (1) Dokumentasi, (2) Observasi, (3) Interview, seperti kalimat yang memberi gambaran tentang ekspresi siswa berkaitan dengan motivasi belajar, keaktifan siswa ketika mengikuti pelajaran baik setelah menggunakan media LKS dan Proyektor LCD ataupun sebelum menggunakannya. Sedangkan data yang bersifat kuantitatif berasal dari evaluasi, pre test dan post tes E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian ini peneliti di lapangan menjadi syarat utama, peneliti mengumpulkan data dalam latar ilmiah, dimana peneliti bertindak sebagai instrumen kunci. Selain itu peneliti juga berperan sebagai perencana dan pelaksana tindakan terlibat langsung dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas, pengumpul data, penganalisis data dan pada akhirnya ia menjadi pelapor hasil penelitian. Pencari tahu alamiah dalam pengumpulan data lebih banyak tergantung pada dirinya sebagai alat pengumpul data. Instrument pendukung lainnya adalah pedoman observasi dan tes86 Pedoman observasi di buat dari berbagai referensi yang di simpulkan dari teori-teori yang terkait dengan variabel penelitian dan dikembangkan menjadi indikator sehingga dijadikan pedoman observasi ketika penelitian di kelas sedang berlangsung. Untuk memperoleh data yang akurat dan valid, maka peneliti menyusun instrumen penelitian yang sesuai dengan masalah yang akan diteliti untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar dan daya ingat siswa maka disusunlah instrumen yang mengacu pada indicator motivasi belajar dan daya ingat siswa. 86 Margono, Metodologi Pendidikan Pendidikan. (Rineka Cipta, Jakarta, 2000), hlm 38 F. Teknik Pengumpulan Data Untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan, maka dalam penelitian ini penulis menggunakan tehnik pengumpulan data dengan beberapa tehnik sebagai berikut: 1. Tes Tes ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui motivasi siswa pada pelajaran pendidikan agama islam di SMAN I Paiton Probolinggo.. Tes tersebut terdiri dari tes awal atau tes pengetahuan prasyarat yang akan digunakan untuk mengetahui penguasaan konsep materi pelajaran sebelum pemberian tindakan. Selanjutnya tes pengetahuan prasyarat tersebut juga akan dijadikan sebagai acuan nantik ketika sudah menggunakan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD. Apakah dengan menggunakan media tersbut siswa ada perubahan atau atau tidak. Selain tes awal juga dilakukan tes pada setiap akhir tindakan, hasil tes ini akan digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa terhadap materi sekaligus tolak ukur motivasi siswa setelah dilaksanakan dan digunakan media LKS da Proyektor LCD. 2. Metode Observasi (Pengamatan) Suharsimi Arikunto mengemukakan bahwa observasi atau disebut juga dengan pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian terhadap suatu objek dengan menggunakan segala indra.87 Berdasarkan definisi diatas maka yang dimaksud metode observasi adalah suatu cara 87 Suharsimi Arikunto. Op,Cit.hlm. 204 pengumpulan data melalui pengamatan panca indra yang kemudian diadakan pencatatan-pencatatan. Metode observasi ini peneliti gunakan untuk memperoleh data tentang keadaan SMAN I Paiton Probolinggo, juga untuk mengetahui perilaku siswa hubungannya dengan motivasi siswa dalam proses belajar mengajar. 3. Metode Wawancara (Interview) Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.88 Metode wawancara atau metode interview dipergunakan jika seseorang ingin mendapatkan keterangan atau pendirian secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu. Wawancara atau intrview merupakansalah satu bentuk tehnik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriftif kualitatif dan deskriptif kuantitaif. Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan insrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara. Pedoman ini berisi jumlah pertanyaan atau pernyataan yang meminta untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi pertanyaan atau pernyataan bisa mencakup fakta, data, pengtahuan, konsep, pendapat, 88 Lexy Moeleong. Op,Cit hlm. 186. persepsi, atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus masalah atau variabel-variabel yang dikaji dalam penelitian.89 G. Analisis Data Data yang diperoleh dari tindakan yang dilakukan dianalisis untuk memastikan bahwa dengan mengaplikasikan penggunaan meida pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan juga prestasi belajar siswa. Data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari hasil observasi dan dokumentasi dianalisis secara kualitatif. Menurut FX. Soedarsono, jika yang dikumpulkan berupa data kualitatif, maka analisis dilakukan secara kualitatif pula. Proses tersebut dilakukan melalui tahap: menyederhanakan, mengklasifikasi, memfokuskan, mengorganisasi (mengaitkan gejala) secara sistematis dan logis, serta membuat abstraksi atas kesimpulan makna hasil analisis90 Sedangkan data yang dikumpulkan berupa angka atau data kuantitatif, cukup dengan menggunakan analisis deskriptif dan sajian visual. Sajian tersebut untuk menggambarkan bahwa dengan tindakan yang dilakukan dapat menimbulkan adanya perbaikan, peningkatan, dan atau perubahan ke arah yang lebih baik jika dibandingkan dengan keadaan sebelumnya91 Sedangkan data yang dikumpulkan dari hasil observasi berupa angka atau data kuantitatif, untuk mengetahui apakah ada peningkatan motivasi 89 Nana Syaodih Sukmadinata. Op cit, Hlm 216 Soedarsono. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas (Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional 2001).hlm : 26 91 Ibid, hlm 25 90 dan prestasi belajar siswa seperti yang diharapkan dilakukan dengan cara menghitung prosentase kemudian dideskripsikan92 Analisis data dilakukan dalam beberapa tahapan : 1) Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan catatan lapangan. 2) Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data tindakan aktivitas guru dan aktivitas siswa dalam penggunaan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD. 3) Menyajikan data atau memaparkan data dengan perhitungan frekuensi dan presentasi data. 4) Menyimpulkan data. Dalam penelitian ini selain melihat keaktifan yang diamati selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Taraf keberhasilan tindakan juga ditentukan dengan melihat motivasi siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan juga prestasi belajar siswa yaitu hasil belajar kognitif yang diperoleh dari skor hasil tes formatif siswa dan hasil belajar afektif yang berasal dari sikap dan keaktifan siswa selama kegiatan belajar mengajar. Untuk mengetahui perubahan hasil tindakan, jenis data yang bersifat kuantitatif yang didapatkan dari hasil evaluasi dianalisis menggunakan rumus:93 92 Ibid 25 Resna Yunanti, Skripsi Fakultas Tarbiyah UIN Malang 2006. Aplikasi Pembelajaran Kontekstual Pada Bidang Studi Pendidikan Agama Islam dalam Meningkatkan Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa SDN Ketawanggede 1 Malang.hlm 115 93 Post rate – Base rate P= x 100 % Base rate Keterangan: P = Presentase Peningkatan Post rate = Nilai rata-rata sesudah tindakan Base rate = Nilai rata-rata sebelum tindakan H. Pengecekan Keabsahan Temuan Untuk pengecekan keabsahan data yang bersifat kualitatif, dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan triangulasi. Triangulasi adalah cara pengecekan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu di luar data sebagai pembanding. Teknik triangulasi yang paling banyak digunakan adalah pemeriksaan sumber lainnya. Adapun pengecekan keabsahan data dalam penelitian ini, penulis menggunakan triangulasi sumber, yaitu yang berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.94 Pengecekan keabsahan data dilakukan dalam dua tahapan : 1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara 2. Membandingkan hasil pengamatan dengan isi suatu dokumen yang berkaitan. 94 Lexy. Moleong,. Op.Cit.hlm:330 I. Tahap-tahap Penelitian Seperti yang telah di kemukakan sebelumnya bahwa penelitian ini merupakan jenis penelitian tindakan kelas. Desain penelitian ini mengikuti model yang di kembangkan revisi model Lewin menurut Elliot Dalam penelitian ini di rencanakan terdiri dari tiga siklus penelitian yang harus di tempuh, yaitu: a. Siklus I di laksanakan dua kali pertemuan b. Siklus II di laksanakan dua kali pertemuan c. Siklus III di laksanakan dua kali pertemuan Adapun dalam pelaksanaan penelitian di jelaskan sebagai berikut: 1. Siklus I a. Identifikasi Masalah Peneliti berdiskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) mengenai permasalahan yang muncul ketika kegiatan belajar mengajar di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo, apakah dalam proses belajar mengajar sudah atau sering menggunakan media pembelajaran seperti media proyektor LCD, Kompoter LKS dan metode apa yang selama ini di gunakan oleh guru PAI dan bagaimana motivasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung dan bagaimana hasil pembelajaran itu. b. Memeriksa di lapangan Observasi yang di lakukan oleh peneliti di lapangan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang telah di identifikasi sebelumnya dan mencatat kegiatan-kegiatan yang ada sebelumnya. Selanjutnya, peneliti melakukan pre test dengan menggunakan media LKS yang sudah biasa digunakan dalam pembelajaran dikelas itu, dengan menggunakan metode ceramah terlebih dahulu dan dan tanya jawab. Pre test ini di lakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi pembelajaran. c. Perencanaan tindakan Peneliti merencanakan tindakan dan berdiskusi dengan guru PAI setelah mengetahui betul pokok permasalahannya. Dengan harapan problema yang ada dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mempersiapkan perencanaan sebagai berikut: 1) Membuat rencana pembelajaran dengan menggunakan media LKS Perencanaan itu terdiri dari pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. 2) Membuat modul pembelajaran. 3) Menyiapkan instrumen penelitian yaitu lembar observasi yang di gunakan meneliti motivasi belajar siswa. 4) Membuat pembagian kelompok d. Pelaksanaan tindakan Penelitian dilakukan di kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo sesuai dengan rencana pembelajaran. Peneliti bertindak sebagai guru sekaligus obsever dengan mencatat setiap perkembangan yang terjadi dikelas pada lembar observasi. e. Observasi Peneliti melakukan observasi saat pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Observasi ini di lakukan untuk mengetahui perkembangan motivasi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. f. Refleksi Refleksi adalah kegiatan mengulas secara kritis tentang perubahan yang terjadi kepada siswa, guru, maupun suasana dikelas.95. Refleksi dilakukan untuk mengetahui hasil sementara dari penerapan atau penggunaan media LKS dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. g. Revisi perencanaan Revisi perencanaan dilakukan Peneliti berdiskusi dengan guru PAI untuk melihat kembali rencana pembelajaran sebelum-Nya serta membuat rencana pembelajaran kembali dengan menggunakan media Proyektor LCD pada siklus II agar siswa lebih antusias dan termotivasi lagi belajarnya. 95 Sukidin,dkk . Op, Cit Hlm, 112 2. Siklus II a. Rencana baru Peneliti membuat rencana baru dan mendiskusikannya dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk memperbaiki permasalahan pembelajaran yang terjadi pada siklus 1. b. Pelaksanaan tindakan Peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan di atas dan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. c. Observasi Peneliti melakukan observasi kembali dari pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui perkembangan partisipasi, antusias siswa dalam kelas dan juga untuk mengetahui perkembangan motivasi siswa. d. Refleksi Peneliti mengulas hasil observasi mengenai perubahan yang terjadi dari penggunaan media Pryektor LCD dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. e. Revisi perencanaan Revisi perencanaan dilakukan Peneliti berdiskusi dengan guru PAI untuk melihat kembali rencana pembelajaran sebelumnya serta membuat rencana pembelajaran kembali dengan tetap menggunakan media Pryektor LCD karena dengan menggunakan media Pryektor LCD ini ada perubahan pada diri siswa dengan antusias dan partisipasinya yang lumayan tinggi, bisa dikatakan siswa sudah mulai termotivasi. 3. Siklus III a. Rencana baru Peneliti membuat rencana baru dan mendiskusikannya dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk tetap menggunakan media Pryektor LCD karena dengan menggunakan media Pryektor LCD motivasi siswa meningkat pada siklus II. b. Pelaksanaan tindakan Peneliti melaksanakan tindakan berdasarkan perencanaan di atas dan mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. c. Observasi Peneliti melakukan observasi kembali dari pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi serta mencatat hal-hal penting yang terjadi saat pembelajaran berlangsung untuk mengetahui perkembangan motivasi siswa saat pembelajaran berlangsung. d. Refleksi Peneliti mengulas hasil observasi mengenai perubahan yang terjadi dari penggunaan media Pryektor dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam Dengan menggunakan media LKS pada siklus I siswa masih kurang termotivasi sehingga perlu menggunakan media lain yaitu media Pryektor LCD untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada siklus II, dan siklus III. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN Uraian berikut ini adalah salah satu upaya untuk mendeskripsikan keberadaan lokasi penelitian dan mendeskripsikan hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Dari beberapa hal di atas tersebut, nantinya kita akan mengetahui apakah dengan menggunakan media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Penelitian mulai dilaksanakan pada tanggal 5 Fbruari 2010 sampai 31 maret 2010 selama enam kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada tanggal 13 februari 2010, dan pertemuan terakhir tanggal 27 maret 2010 A. Latar Belakang Objek Penelitian 1. Sejarah singkat berdirinya SMAN I Paiton SMA Negeri 1 Paiton adalah sekolah menengah atas yang berdiri pada tahun 1986. Pada tahun tersebut sebagai filial SMA Negeri Kraksaan, sehingga guru-gurunya banyak dari sekolah tersebut. Kepala sekolah yang pertama Drs. Sudjoko, Drs. Soetrisno (alm), Drs. Moh. Yusuf (sekarang ka disdikkab Pamekasan), Drs. Mas'ud (sekarang Pengawas SMP/SMA ), dan Drs. Saifulloh, MM. Pada 2003 terjadi paradigma baru sebagai konstelasi dari adanya pertumbuhan penduduk dan PLTU Paiton, SMA Negeri 1 memasuki fase baru. Dari hanya 9 kelas berkembang menjadi 12, sehingga pada 2009 ini dengan 867 siswa menjadi 21 kelas dengan komposisi kelas X = 8 kelas, XI = 7 dan kelas XII = 6. Tuntutan dari masyarakat untuk menyekolahkan putra-putrinya menyebabkan sinergi luar biasa dari lingkungan sekitar memoles SMA Negeri 1 Paiton (PT EMOMI, salah satu operator PLTU Paiton; Pemkab Probilinggo melalui bupati Hasan Aminudin, MSi menyumbang 3 gedung RKB sekaligus dan bantuan pusat melalui PPMU Propinsi Jatim 2. Visi Misi dan Tujuan Sekolah Visi Terdepan dalam pelayanan pendidikan kepada masyarakat yang berwawasan global Misi 1. Sarana dan prasarana pendidikan yang memadai 2. Tenaga edukatif dan administratif yang profesional 3. Input siswa yang berkwalitas 4. Peningkatan potensi dan kreatifitas siswa 5. Kwalitas lulusan yang berwawasan lingkungan 6. Sistem informasi dan komunikasi berbasis IPTEK Tujuan Sekolah 1. Meningkatkan pelayanan pendidikan dengan melengkapi sarana prasarana belajar 2. Meningkatkan kemampuan tenaga administrasi dan guru dalam pelayanan pendidikan, melalui kegiatan MGMP, penyelenggaraan workshop dan pelatihan 3. Meningkatkan daya tampung siswa secara lebih selektif 4. Mengembangkan kreatifitas siswa dalam bidang penelitian ilmiah, keilmuan, seni, dan olahraga 5. Meningkatkan pemahaman siswa tentang pendidikan berwawasan lingkungan 6. Mengembangkan sistem informasi dan administrasi sekolah dengan komputerisasi, melalui pelatihan komputer untuk guru dan tenaga administrasi 3. Struktur Organisasi Sekolah Struktur organisasi merupakan suatu kerangka atau susunan yang menunjukkan hubungan antara komponen yang satu dengan yang lain, sehingga jelas tugas dan wewenangnya serta tanggung jawab dari masingmasing komponen tersebut. Adapun truktur organisasi SMAN I Paiton Probolinggo sebagai berikut: No Nama Jabatan 1 Drs. H Saifullah MM Kepala Sekolah 2 Drs. Mustofa Wakil kepala 3 Hairul anwar. M.Pd Waka kurikilum 4 Drs. Muarif Waka kesiswaan 5 Drs. Dardir Affani Sarana prasarana 6 Heri Suyanto Tata usaha 7 Drs. Priyo Purwoko BP/BK 8 Mulhadi SP.d Humas 4. Keadaan Siswa SMAN I Paiton Probolinggo Keberadaan siswa merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan proses belajar mengajar. Kaitannya dalam hal ini SMAN I Paiton Probolinggo sampai sekarang memiliki jumlah siswa yang cukup besar, yaitu 736 siswa yang terdiri dari 395 siswa laki-laki dan 341siswi putri, secara keseluruhan jumlah siswa terbagi dalam tiga kelas, yaitu kelas X, kelas XI, dan kelas XII dan masing-masing kelas terdiri dari tujuh ruang belajar. Sehingga secara keseluruhan jumlah ruang belajar di SMAN 1 Paiton Probolinggo terdiri dari 21 ruang belajar, belum termasuk ruang Lab dan ruang praktek lain.96 Pembinaan dan pelatihan siswa di SMAN 1 Paiton Probolinggo dimulai sejak siswa kelas bawah atau kelas X . Hal tersebut dimaksudkan agar potensi yang mereka miliki secara jelas dapat disalurkan melalui pemilihan jurusan di kelas atas atau kelas XI nantinya, karena di SMAN 1 Paiton Probolinggo ini telah memiliki tiga jurusan yang terdiri dari jurusan IPS, jurusan IPA, dan jurusan Bahasa. Adapun jumlah siswa pada tahun 2009/2010 sebagai berikut: Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah X 124 104 228 X1 IPA 64 79 143 XI IPS 81 42 123 XII IPA 54 71 125 XII IPS 72 45 117 Jumlah 395 341 736 5. Keadaan Sarana dan Prasarana SMAN I Paiton SMAN I Paiton Probolinggo merupakan salah satu lembaga pendidikan yang memiliki sarana dan prasarana yang relative lengkap, hal tersebut terlihat dari berbagai perlengkapan sekolah yang ada, mulai dari 96 Wawancara dengan Bapak Mu’arif bagian kurikulum 29/03/2010 gedung sampai alat-alat kebutuhan penunjang kegiatan belajar siswa, yang kesemuanya ditata dengan baik dan rapi sesuai dengan tata ruang sekolah pada umumnya. Sarana dan prasarana yang ada tersebut terus disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan guru dalam proses belajar mengajar, hal tersebut memiliki arti penting bagi penyelenggaraan pendidikan yang baik dan berkualitas. Tentunya apabila penggunaan sarana dan prasarana tersebut oleh siswa maupun guru dapat dilakukan secara baik dan maksimal sesuai dengan kebutuhan kegiatan pendidikan, maka proses pendidikan akan dapat mencapai tujuan dan hasil yang baik. Dalam ranka mencapai tujuan membangun sekolah yang berkualitas dan membentuk manusia yang mempunyai budi pekerti yang luhur, maka kesemuanya itu tidak dapat dipisahkan dengan adanya berbagai faktor pendukung, seperti sarana dan prasarana yang telah ada. Seperti yang telah disebutkan diatas, maka sekolah ini berupaya penuh dalam menumbuh kembangkan sekolah dengan pendaya gunaan sarana dan prasarana secara efektif. Adapun sarana dan prasarana di SMAN I Paiton Probolinggo sebagai berikut: NO JENIS RUANGAN JUMLAH 1 Ruang kelas 21 2 Ruang kepala sekolah 1 3 Ruang guru 1 4 Ruang waka 1 5 Ruang BK 1 6 Ruang TU 1 7 Ruang OSIS 1 8 Ruang UKS 1 9 Ruang lab kimia 1 10 Ruang lab biologi 1 11 Ruang lab fisika 1 12 Ruang Multimedia 2 13 Ruang komputer 1 14 Ruang keterampilan 1 15 Ruang perpus 1 16 Ruang olahraga 1 17 Ruang Musik 1 18 Kantin 3 19 Musholla 2 20 Perpus 1 21 WC 4 6. Tata Tertib Sekolah a. Hal Masuk Sekolah 1. Proses belajar mengajar dimulai pukul 06.45 sampai dengan pukul 13.10 WIB. 2. Siswa melaksanakan do’a bersama pada awal dan akhir pelajaran. 3. Siswa yang terlambat harus ijin guru piket surat izin masuk diberikan pada pengajar dikelasnya. 4. Siswa yang tidak masuk sekolah, harus berkirim surat dari orang tua atau surat keterangan dokter. 5. Siswa tidak boleh meninggalkan sekolah sebelum jam pelajaran berakhir tanpa ijin guru piket. b. Hak – hak Peserta Didik 1. Siswa berhak mengikuti Proses Belajar Mengajar dari semua mata pelajaran sesuai dengan tingkatan kelasnya. 2. Siswa berhak mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan pilihannya. 3. Siswa berhak mendapat perlakuan / pelayanan yang baik dari sekolah tanpa membedakan status sosial ekonomi dan keyakinan. 4. Siswa berhak memanfaatkan fasilitas sekolah sesuai dengan fungsinya, seperti : a. Perpustakaan b. Laboratorium IPA, Komputer, Multimedia c. Ruang UKS d. Musholla e. Tempat Parkir f. Kantin, koperasi, dll c. Kewajiban Peserta Didik 1. Hormat dan taat kepada Kepala Sekolah, Guru, Karyawan dan pesuruh sekolah. 2. Menjaga nama baik sekolah dan menjunjung tinggi martabat Keluarga besar SMA Negeri 1 Paiton kapan dan dimana saja. 3. Menjaga dan memelihara kebersihan, keindahan, kerindangan, ketertiban, kedamaian dan keamanan lingkungan sekolah. 4. Mematuhi dan memenuhi ketentuan adminnistrasi dan keuangan sekolah sesuai dengan peraturan yang bberlaku. 5. Berpakaian seragam sekolah dengan ketentua sebagai berikut :97 HARI SENIN SELASA SERAGAM Putih+putih Putih+kotakkotak Abu-abu+putih RABU DAN KAMIS Pramuka JUM’AT DAN SABTU IKAT PINGGANG DAN SEPATU Hitam Hitam KAOS KAKI Hitam Putih Hitam Putih Putih Putih B. Penggunaan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo Adapun yang menyebabkan atau melatarbelakangi penggunaan media pembelajaran kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo ini adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Karena siswa kelas IPA 2 kurang termotivasi ketika mengikuti pelajaran PAI. Minat siswa pada pelajaran PAI masih minim padahal kelas IPA2 ini adalah termasuk kelas yang lumayan aktif dalam mengikuti pelajaran. Oleh sebab itu untuk mengatasi hal tersebut perlu diakan penelitian untuk 97 . Dukomentasi 2009/2010 memperbaiki pembelajaran PAI di SMAN I Paiton Probilinggo khususnya kelas IPA2 agar tujuan dari PAI disana bisa tercapai. . Karena Pendidikan Agama Islam disekolah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan ketaqwaan seta berakhlakul karimah, dan mampu berjuang menegakkan nilai-nilai Islam di tengah-tengah masyarakat melalui pemberian pengetahuan kepada peserta didik sesuai dengan prinsip-prinsip dan konsep Islam dalam mewujudkan nilai-nilai agama sebagai landasan pencapaian tujuan pendidikan nasional. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan agama Islam seperti yang tersebut di atas maka salah satu yang perlu dilakukan oleh guru adalah melakukan berbagai pengembangan dan pendekatan pembelajaran sehingga siswa termotivasi, semangat belajarnya tinggi dan prestasinya bagus. Adapun salah satu langkah yang bisa merangsang dan bisa memancing siswa untuk semangat belajar adalah dengan menggunakan media pembelajaran atau media pendidikan. Penggunaan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD pada mata pelajaran pendidikan agama islam diharapkan bisa membangkitkan minat dan ransangan baru pada diri siswa untuk belajar. Karena dengan menggunakan media yang tepat dapat memudahkan siswa dalam memahami isi dari materi pelajaran. Adapun dengan menggunakan media LKS siswa bisa belajar kapan saja, siswa tidak perlu menulis apa yang diterangakan oleh guru, siswa bisa belajar dirumahnya masing-masing, siswa bisa berlatih mengerjakan soal di LKS masing-masing. Sedangkan dengan menggunakan media Proyektor LCD dengan bantuan komputer pogram Microsoft power poin, siswa bisa melihat tampilan-tampilan, seperti gambar, tulisan dan bisa menulis ringkasan materi yang guru buat dengan menggunakan power point. Sebenarnya penggunaan media LKS di SMAN I Paiton Probolinggo tidak asing lagi, guru Pendidikan Agama Islam disana sudah sering menggunakannya, akan tetapi siswa-siswanya kurang antusias dan kurang termotivasi dikarenakan guru kurang begitu peduli akan pemahaman siswanya sehingga menyebabkan siswa bosan, malas dan ngantuk ketika mengikuti pelajaran PAI. Karena mengetahui hal seperti itu peneliti mencoba untuk tetap menggunakan media LKS tapi dengan metode yang berbeda yaitu melibatkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan mengajak siswa berdiskusi, mencoba memahami teks yang ada di LKS, dan siswa mencoba menerangkan dan menjelaskan maksud dari teks tersebut dengan bahasanya sendiri, dan diakhir pelajaran peneliti akan memberikan tugas yang ada di LKS siswa masing masing. Dalam mengunakan media proyektor LCD ini, seorang guru dituntut kreatif dalam membuat desain atau tampilan-tampilan gambar, tulisan dengan menggunakan power point, karena hal itu dapat merangsang dan mendatangkan gairah baru pada diri siswa sehingga siswa lebih termotivasi lagi dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan antara sebelum dan sesudah menggunakan media LKS dan Proyektor LCD, menunjukkan hasil belajar yang signifikan, dimana motivasi siswa dalam mengikuti pelajaran sangat bagus, siswa aktif dan berani dalam mengungkapkan pendapatnya, dan hasil belajar siswa bagus. Hal ni tidak bisa dipisahkan dari performan seorang guru yang harus bisa melakukan penyusunan perencanaan, penggunaan media secara baik dan tepat dan juga sistem evaluasi yang dilakukan. Bapak Sholeh mengatakan: Penggunaan media LKS dengan cara mengikutsertakan siswa dalam pembelajaran seperti diskusi, Tanya jawab, pemberian tugas membuat siswa tidak ngantuk dan malas, apalagi dengan menggunakan media proyektor LCD siswa malah tambah senang dan semangat siswa lebih terfokus lagi ketika mendengarkan penjelasan guru.98 Penggunaan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo dilaksanakan tiga siklus. Siklus I menggunakan media LKS dan siklus II, III menggunakan media Proyektor LCD. 1. Paparan Data Sebelum Tindakan a. Observasi Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti mengadakan pertemuan pada hari Jum’at tanggal 5 Februari 2010 dengan kepala sekolah dan guru PAI SMAN 1 Paiton Probolinggo. Dalam pertemuan itu peneliti menyampaikan tujuan untuk melaksanakan penelitian di sekolah tersebut. Kepala sekolah dan waka kurikulum serta guru PAI memberikan izin pelaksanaan penelitian. Kemudian peneliti dan guru PAI berdiskusi mengenai rencana penelitian yang akan dilaksanakan, dan disepakati bahwa kelas XI IPA2 yang dijadikan sumber data 98 Hasil wawancara dengan bapak Sholeh guru pendidikan agama islam pada hari sabtu tanggal 13 Maret 2010. penelitian. Dengan pertimbangan bahwa kelas XI IPA2 termasuk kelas yang mempunyai kemampuan yang heterogen dan juga merupakan kelas yang baik dalam disiplin dan mempunyai rasa tanggung jawab yang besar terhadap apa yang diamanatkan oleh setiap guru. Sebelum pelaksanaan tindakan, peneliti terlebih dahulu berdiskusi dengan guru Pendidikan Agama Islam (PAI) kelas XI IPA2, peneliti menanyakan bagaimana motivsi siswa ketika proses belajar mengajar berlangsung, dan metode apa saja yang dipakai dalam proses mengajar dan juga media apa saja yang sering diapakai dalam pembelajaran PAI di kelas XI IPA2, pertanyaan-pertanyan tersebut sebagai gambaran dan tolak ukur nantik ketika peneliti melakukan pembelajaran dikelas. b. Pre Tes Sebelum tindakan dilaksanakan, peneliti mengadakan pre tes bersama guru PAI. Pre tes dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 6 Februari 2010 menggunakan media LKS dengan metode ceramah. c. Hasil Pre Tes Pada pelaksanaan pre test, siswa terlihat kurang antusias terhadap pelajaran, mereka terlihat kurang dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Hal itu diketahui dari kurangnya rasa ingin tahu mereka terhadap materi yang akan diberikan. Kebanyakan dari mereka kelihatannya jenuh terhadap pelajaran. Karena motivasi siswa terhadap pelajaran kurang, maka hasil belajar mereka juga kurang maksimal. Dari hasil evaluasi pada saat pre test motivasi siswa hanya 20 2. Siklus I a. Rencana Tindakan Siklus I Peneliti merencanakan tindakan setelah mengetahui betul pokok permasalahannya, dengan harapan problem yang ada dapat terselesaikan. Oleh karena itu peneliti mempersiapkan perencanaan sebagai berikut: Pada rencana tindakan siklus I peneliti menggunakan media LKS dengan menikutsetakan siswa dalam kegiatan belajar mengajar dengan menajak siswa berdiskusi memehami materi yang ada di LKS, menjelaskan maksud dari teks yang ada di LKS dengan bahasa siswa sendiri, Tanya jawab, dan tugas rumah. dengan menggunakan media LKS dan metode pembelajaran seperti diatas, peneliti berusaha membantu siswa untuk lebih semangat dan aktif dalam pelaksanaan pembelajaran sehingga dalam pembelajaran itu tidak hanya terpusat pada guru. Siklus I dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan. Sebelum siklus I dilaksanakan peneliti melakukan beberapa tahap persiapaan, antara lain: 1) Membuat perencanaan pembelajaran 2) Membagi materi tentang menghargai karya orang lain dan dosa besar meliputi: a. Pengertian dan maksud menghargai karya orang lain. b. Perilaku menghargai karya orang lain. c. Pengertian dosa besar. d. Contoh perbuatan dosa besar. (1) Dosa besar terhadap Allah SWT. (2) Dosa besar terhadap diri sendiri. (3) Dosa besar dalam keluarga. (4) Dosa besar dalam pemenuhan seksual. (5) Dosa besar dalam makanan dan minuman. (6) Dosa besar dalam kehidupan bermasyarakat e. Menghindari perbuatan dosa besar dalam kehidupan sehari-hari. 3) Membagi siswa yang berjumlah 36 orang menjadi empat kelompok, sesuai dengan deretan bangku masing-masing. 4) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus I meliputi: a) Pendahuluan (1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a pembuka pelajaran. (2) Sikap siswa siap memulai pelajaran. (3) Guru mengapsen siswa (4) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan. (5) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran b) Kegiatan Inti (1) Guru menerangkan sebentar tentang materi yang sudah ada di LKS (2) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok, sesuai dengan deratan bangku masing-masing. (3) Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan memahami materi yang ada di LKS. (4) Setiap kelompok berdiskusi dan memahami materi yang ada di LKS masing-masing kelompok. (5) Setiap kelompok ada satu perwakilan untuk menjelaskan materi di LKS sesui dengan pemahamannya. (6) Kelompok satu dan dua menjelaskan secara bergiliran. (7) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti atau pemahamannya tidak sama. (8) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang ada di LKS, guru mencoba menjelaskan kembali materi tentang menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya. c) Penutup/Refleksi (1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar tentang meteri yang sudah di lakukan. (2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi di LKS yang belum dimengerti. (3) Guru dan siswa bersama-sama membaca doa’ penutup pelajaran. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pada Siklus pertama ini diadakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 dan 20 Februari 2010. Dengan materi menghargai karya orang lain dan Dosa besar. Pembelajarannya berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembelajaraan sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana penelitian yaitu sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 februari 2010 dengan skenario yang telah ditetapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a b) Sikap siswa siap memulai pelajar c) Absensi d) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan realita kehidupan. e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan sekilas tentang materi yang akan disampaikan, yaitu tentang menghargai karya orang lain. b) Guru membagi siswa menjadi empat kelompok sesuai dengan deretan bangku masing-masing. c) Guru memberi waktu kepada siswa untuk berdiskusi dan memahami materi yang ada di LKS d) Setiap kelompok berdiskusi dan memahami materi yang ada di LKS masing-masing kelompok e) Setiap kelompok mengutus satu perwakilan untuk menjelaskan materi di LKS sesui dengan pemahamannya. f) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti atau pemahamannya tidak sama. g) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang ada di LKS, guru mencoba menjelaskan kembali materi tentang menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya. h) Guru memberi tugas kepada siswa untuk mengerjakan soal-soal yang ada di LKS. 3) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari b) Guru dan murid bersama-sama membaca doa’ menutup pelajaran. Kemudian pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2010 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a b) Sikap siswa siap memulai pelajar c) Absensi d) Guru mengadakan apersepsi dengan mengaitkan materi dengan realita kehidupan e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa agar aktif dalam kegiatan belajar mengajar 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan kembali materi yang sudah dibahas minggu yang lalu. b) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya c) Guru memberi waktu kepada tiap-tiap kelompok untuk berdiskusi dan memahami materi tengtang dosa besar. d) Setiap kelompok ada perwakilan untuk menjelaskan materi pelajaran yang sudah didiskusisikan. e) Kelompok yang lain menanyakan apabila belum mengerti atau pemahamannya tidak sama. f) Setelah semua kelompok selesai menjelaskan materi yang ada di LKS, guru mencoba menjelaskan kembali materi tentang menghargai karya orang lain dan menyimpulkannya. g) Guru memberi tugas kepada siswa soal-soal yang ada di LKS. h) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas minggu yang lalu. 3) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebuah rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan seharihari b) Guru dan murid bersama-sama membaca doa’ menutup pelajaran. c. Observasi Siklus I Pada siklus I ini, selama pelaksanaan pembelajaran di kelas dengan menggunakan media LKS dengan belajar memahami materi dan mendiskusikanya serta pemberian tugas setiap akhir pelajaran, terlihat bahwasanya para siswa mulai antusias dan merespon positif. Mulai adanya peningkatan motivasi belajar dibandingkan pada saat pre test. Hal ini terlihat dari rasa ingin tau siswa pada isi materi yang ada di LKS dengan memadukan pemahamannya dengan teman kelompoknya, siswa mulai senang bertanya apabila pemahamannya tidak sama dengan temannya. hal ini sangat berbeda pada saat pre test siswa kebanyakan diam, tidur-tiduran dan masih sedikit yang bertanya. Pada siklus I ini siswa sudah mulai termotivasi meskipun belum semuanya. Selama pelaksanaan pembelajaran, peneliti bertindak sebagai guru sekaligus sebagai observer yang mencatat lembar pengamatan pada pedoman observasi. Hasil pengamatan pada tahap pendahuluan, respon siswa masih kurang dan siswa masih belum termotivasi, hal ini dikarenakan siswa belum mendapatkan penyegaran dalam kegiatan belajar mengajar, sehingga mereka berusaha memusatkan perhatian selama pembelajaran berlangsung. Tetapi ketika memasuki kegiatan penjelasan materi secara global, sudah ada sebagian siswa yang mengajukan pertanyaan meskipun kurang bagus. Hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa untuk mengajukan pertanyaan. Sebaliknya, mereka lebih suka menjawab pertanyaan. Memasuki tahap kegiatan inti, siswa dengan cepat berdiskusi dan memahami materi yang ada di LKS dengan kelompoknya masingmasing. pertemuan pertama kelompok satu dan dua dengan perwakilan nya menjelaskan isi materi yang ada di LKS sesuai dengan pemahamannya. Begitupun pada pertemuan berikutnya terlebih dahulu guru memberi waktu kepada siswa untuk memahami dan berdiskusi, setelah itu kelompok tiga dan empat menjelaskan hasil pemahamannya yang telah didiskusikan. Setelah siswa selesai mencoba menerangkan hasil diskusi dan pemahamannya, peneliti mencoba menjawab pertanyaan yang belum terjawab atau belum bisa memuaskan kelompok yang bertanya, dan penetili juga memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum bisa dipahami di LKS. Setelah tidak ada pertanyaan-pertanyaan dari siswa peneliti memberi tugas rumah soalsoal di LKS dengan materi yang sudah dibahas. Dalam pembelajaran ini, peneliti melatih siswa untuk aktif dan berani untuk mengeluarkan pendapatnya dengan materi yang sudah ada di LKS. Berdasarkan hasil pengamatan, diketahui bahwa siswa sudah mulai antusias dalam mengikuti pembelajaran, siswa sudah mulai termotivasi, meskipun tidak semuanya seperti yang diharapkan. Ini dapat dilihat dari lembar observasi siswa yang menunjukkan bahwa aktivitas siswa sudah mulai membaik dari sebelumnya. Kegiatan memahami materi di LKS dengan diskusi, mengungkapkan pendapat, bertanya dan pekerjaan rumah sudah lumayan bagus. Meskipun masih didominasi oleh para siswa yang aktif, Hal ini dikarenakan adanya perbedaan individual pada masing-masing siswa. Mereka yang aktif adalah mayoritas yang memiliki prestasi di kelas, dan mereka yang pasif adalah yang berprestasi kurang atau sedang dan mereka cenderung kurang percaya diri pada kemampuannya. Selanjutnya, untuk mengetahui apakah siswa sudah termotivasi apa belum terhadap materi PAI. peneliti melihat antusias siswa ketika megikuti pembelajaran dengan siswa berani menjelaskan materi yang ada di LKS sesuai dengan pemahamannya sendiri, banyaknya siswa yang bertanya, siswa mengerjakan tugas-tugas yang sudah diberikan oleh peneliti. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa siswa sudah mulai aktif mengikuti pelajaran, siswa sudah mulai berani bertanya, siswa mengerjakan tugas soal yang sudah diberikan. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam semangat, antusias dan rasa ingin tahu siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat sedikit peningkatan motivasi yang semula motivasi siswa pada saat pre tes adalah 20 meningkat menjadi 25 atau 25% pada siklus I. d. Penutup/Refleksi Siklus I Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PAI. Pada siklus I ini peneliti menggunakan media pembelajaran LKS dengan membelajarkan siswa untuk memahami materi sesuai dengan pemahamanya sendiri dengan cara berdiskusi dengan teman kelompoknya, Tanya jawab dan pemberian tugas rumah, pada pertemuan pertama siswa masih kurang aktif dan kurang termotivasi di karenakan siswa kurang siap, karena disekolah pada waktu itu masih tidak begitu aktif. Namun pada pertemuan berikutnya siswa sudah mulai termotivasi. Siswa sudah antusias dan aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa berani menjelaskan materi yang ada di LKS sesuai dengan pemahamannya sendiri, siswa bertanya apabila belum mengerti. Kalau kembali pada tujuan peneliti yaitu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikanga Agama Islam dengan menggunakan media pembelajaran, dalam hal ini peneliti menggunakan media LKS dengan membelajarkan siswa untuk memahami sendiri materi yang ada dengan berdiskusi, Tanya jawab, dan pemberian tugas rumah, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus I ini bisa merangsang dan meningkatkan motivasi belajar siswa, meskipun masih sedikit, dikarenakan 1) Siswa masih belum terbiasa memahami sendiri materi yang ada di LKS sehingga siswa masih kesulitan dalam menerangkan dan menjelaskan materi dengan bahasanya sendiri 2) Siswa masih belum begitu aktif dalam menjawab dan membuat pertanyaan. 3) Motivasi siswa terhadap materi Pendidikan Agama Islam hanya dimiliki siswa yang prestasinya bagus dikelas. 4) Siswa masih kurang percaya diri akan kemampuannya, sehingga dalam menjawab pertanyaan masih digantungkan kepada temannya. Berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, maka peneliti akan melanjutkan pembelajaran pada siklus II dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut: 1) Peneliti lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Memotivasi siswa agar lebih berani bertanya apabila ada keterangan yang belum di mengerti atau susah dipahami. 3) Peneliti akan menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power point karena materi yang akan disampaikan lebih susah dipahami yaitu menjelaskan isi kandungan surat Ar-rum: 41-42, Al-A’raf: 56-58, dan Sad: 27. 4) Sebelum Peneliti menjelaskan materi, peneliti akan menyuruh siswa membaca ayat Al-Qur’an yang akan dipelajari. 3. Siklus II a. Rencana Tindakan Siklus II Dalam perencanaan tindakan pada siklus II ini, peneliti akan menggunakan media Proyektor LCD dengan harapan dengan menggunakan media ini siswa lebih termotivasi lagi dan semangat belajarnya lebih meningkat pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. Mengingat pada siklus I siswa sudah mulai termotivasi meskipun masih sedikit. Sebagaimana halnya dengan pelaksanaan siklus I, pada siklus II ini dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) Membuat perencanaan pembelaran. 2) Membuat power point materi pembelajaran. 3) Menyuruh siswa membaca ayat Al- Qur’an yang mau dipelajari sebelum peneliti menjelaskan isi kandungannya. 4) Membagi materi menjadi tiga bagian, yaitu: a) Memahami Q.S. Ar-Rum: 41-42 (1) Terjemahan harfiah Q.S Ar-Rum: 41-42 (2) Penjelasan Q.S Ar-Rum: 41-42 (3) Isi kandungan Q.S Ar-Rum: 41-42 (4) Perilaku yang mencerminkan Q.S Ar-Rum: 41-42 b) Memahami Q.S. Al-A’raf: 56-58 (1) Terjemahan harfiah Q.S. Al-A’raf: 56-58 (2) Penjelasan Q.S. Al-A’raf: 56-58 (3) Isi kandungan Q.S. Al-A’raf: 56-58 (4) Perilaku yang mencerminkan Q.S. Al-A’raf: 56-58 c) Memahami Q.S Sad: 27 (1) Terjemahan harfiah Q.S Sad: 27 (2) Penjelasan Q.S Sad: 27 (3) Isi kandungan Q.S Sad: 27 (4) Perilaku yang mencerminkan Q.S Sad: 27 (5) Siswa mencatat materi yang sudah dijelaskan. (6) Siswa tetap duduk dan berkelompok seperti waktu sisklus I (7) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan untuk meneliti peningkatan motivasi belajar siswa. (8) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus II meliputi: a) Pendahuluan 1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do'a membuka pelajaran. 2) Sikap siswa siap memulai pelajaran. 3) Guru mengabsen siswa. 4) Guru mengadakan apersepsi dengan cara menghubungkan pengetahuan siswa dengan materi yang akan disampaikan. 5) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran. b) Kegiatan Inti 1) Guru menyuruh siswa untuk membaca surat Ar-rum: 41-42, Al-A’raf: 56-58, dan Sad: 27 2) Guru mulai menerangkan materi 41-42, Al-A’raf: 5658, dan Sad: 27, serta tajwidnya 3) Guru membagi siswa empat kelompok seperti waktu siklus I 4) Siswa harus mencatat materi yang diterangkan oleh guru. 5) Guru menyuruh satu perwakilan tiap-tiap kelompok untuk menerangkan kembali materi yang sudah dijelaskan. 6) Guru memberikan pertanyaan kepada tiap-tiap kelompok tentang maksud ayat diatas beserta tajwidnya 7) Guru meberi tugas soal-soal yang ada di LKS. c) Penutup/Refleksi 1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar tentang meteri yang sudah di lakukan. 2) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah di dijelaskan. 3) Guru dan siswa bersama-sama membaca doa’ penutup pelajaran. b. Pelaksanaan Siklus II Sebagaimana siklus I pelaksanaan siklus II diadakan dua kali pertemuan yaitu, tanggal 27 Februari dan tanggal 6 Maret 2010. Pembelajaran berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertmuan. Pada pelaksanaan siklus II ini, langkah-langkah pembelajaran dilakukan sebagaimana skenario pembelajaran yang terdapat dalam rencana pembelajaran. Yaitu sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 27 Februari dengan sekenario yang telah diterapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do’a membuka pelajaran b) Sikap siswa siap memulai pelajaran. c) Guru mengapsen siswa. d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan meteri pelajaran dengan realita kehidupan. e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran. 2) Kegiatan inti a) Guru menyuruh kelompok satu yang belum presentasi pada siklus I untuk membaca surat Ar-Rum ayat 41-42. b) Guru menyuruh perwakilan dari kelompok dua yang belum presentasi untuk membaca surat Al-A’raf ayat 56-58. c) Guru terlebih dahulu menjelaskan kandungan surat Ar-Rum ayat 41-42. Setalah itu dilanjutkan dengan sura Al-A’raf ayat 56-58. Dengan menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. d) Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang sudah dijelaskan. e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan. f) Guru memberi pertanyaan kepada siswa. g) Guru menyimpulkan kembali materi yang sudah disampaikan. h) Guru memberi tugas soal-soal yang ada di LKS. 2) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar tentang materi yang sudah sampaikan. b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah disampaikan. c) Guru dan siswa membaca doa’ menutup pelajaran. Kemudian pada pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2010 dengan pelaksanaan skenario yang diterapkan dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan membaca doa’ membuka pelajaran. b) Sikap siswa siap memulai pelajaran. c) Guru mengapsen siswa. d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi dengan realita kehidupan e) Guru menjelaskan rencana kegiatan pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Guru memberi pertanyaan sekilas tentang materi yang sudah diterangkan minggu yang lalu tentang surat Ar-Rum dan AlA’raf. b) Guru menyuruh perwakilan kelompok tiga dan empat yang belum presentasi pada siklus I untuk membaca surat Sad ayat 27. c) Guru menjelaskan isi kandungan surat Sad ayat 27 dengan menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. d) Guru juga menjelaskan ilmu tajwid dan mengambil contoh dari surat Ar-Rum, Al-A’raf dan surat Sad. e) Siswa mendengarkan dan mencatat materi yang sudah dijelaskan. f) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang sudah dijelaskan. g) Guru memberi pertanyaan tantang materi yang sudah dijelaskan. h) Guru membaca surat Ar-Rum ayat 41-42. i) Guru member tugas soal-soal yang ada di LKS. 3) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasikl belajar materi yang sudah disampaikan. b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk bertanya. c) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran. c. Observasi Siklus II Pada siklus II ini, hasil pengamatan menunjukkan bahwa motivasi siswa mengalaimi peningkatan yang lumayan tinggi dalam mengikuti pelajaran. Pandangan dan pendengaran siswa terfokus pada tampilan power point yang di pancarkan oleh proyektor LCD yang berisi materi pelajaran. Siswa sangat senang melihat tampilan-tampilan itu sehingga memudahkan peneliti untuk menyampaikan isi materi pelajaran. Memasuki kegiatan inti, hasil pengamatan menunjukkan siswa begitu semangat mendengarkan peneliti menjelaskan materi dengan menggunakan power point yang dipancarkan oleh proyektor LCD. Siswa bertanya dan berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang diberikan peneliti, siswa berani mengemukakan pendapatnya sehingga suasana dikelas aktif. Siswa lebih mudah memahami isi materi pelajaran dengan menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power point. Namun pada pertemuan yang kedua ketika menerangkan ilmu tajwid peneliti harus mengulang- ngulang kembali, dikarenakan siswa masih belum sepenuhnya mengerti dengan materi tajwid, namun ahkirnya juga bisa teratasi. Pada akhir pelajaran ketika peneliti mempraktekkan dan membaca surat Ar-Rum ayat 41-41. dan memberi contoh tentang ilmu tajwid siswa bertambah antusias mendengarkannya. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam fokus siswa dalam mendengarkan materi yang disampaikan ,bertambahnya semangat siswa dalam bertanya dan menjawab pertanyaan, dan rasa ingin tau siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan motivasi siswa bertambah, ada peningkatan dibandingkan dengan saat pre tes. Hasil pre tes yaitu 20. Siklus I meningkat menjadi 25 atau 25% dan siklus II meningkat menjadi 34 atau 70% peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar 45% d. Penutup/Refleksi Siklus II Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II ini tetap sama dengan siklus I, yaitu bertujuan untuk meningkatkan motivasi siswa pada mata pelajaran PAI. Pada siklus II ini motivasi siswa ada peningkatan dengan menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power point. Penglihatan dan pendengaran siswa berpusat pada materi yang ada pada Proyektor LCD, meskipun ada sebagian kecil siswa yang masih belum memperhatikan sepenuhnya. Apalagi ketika peneliti menerangkan ilmu tajwid siswa masih belum mengerti, akan tetapi hal itu bisa teratasi oleh peneliti dengan mengulang dan menjelaskan kembali. Kalau kembali pada tujuan peneliti yaitu, untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI dengan menggunakan media pembelajaran, dalam hal ini peneliti menggunakan media Proyektor LCD pada siklus II, dengan melibatkan siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan dan mencatat materi pelajaran, maka peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus II ini dengan menggunakan media Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari: 1) Semangat siswa dalam mengikuti pelajaran dan siswa lebih fokus ketika mendengarkan materi yang disampaikan. 2) Semangat siswa dalam menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. 3) Siswa berani bertanya dan berani mengungkapkan pendapatnya. Meskipun terdapat meningkatan motivasi belajar siswa pada siklus II namun masih perlu ditingkatkan lagi pada siklus III dengan tetap menggunakan media Proyekor LCD agar media proyektor LCD ini benar-benar dapat diaplikasikan dan mendapat hasil yang sangat memuaskan. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: 1) Peneliti lebih banyak memberikan dorongan tentang manfaat materi pelajaran yang akan dipelajari. 2) Memotivasi siswa agar lebih aktif lagi dalam kegiatan belajar mengajar dan berani mengungkapkan pendapatnya. 3) Memacu siswa agar membawa dan membaca LKS sebelum masuk kelas. 4. Siklus III a. Rencana tindakan siklus III Dalam perencanaan tindakan pada siklus III ini, peneliti tetap menggunakan media Proyektor LCD dengan tampilan power poin. dengan harapan siswa akan terbiasa menggunakan media ini, dan motivasi siwa akan bertambah dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Pada siklus ke II dengan menggunakan media Proyektor LCD. dapat merangsang siswa untuk fokus pada pelajaran, siswa termotivasi untuk mendengarkan, dan memperhatikan materi yang disampaikan. Sebagaimana halnya dengan pelaksanaan siklus I, dan II. Pada siklus III ini dimulai dengan tahap-tahap sebagai berikut: 1) Membuat perencanaan pembelajaran. 2) Membuat power point materi pelajaran. 3) Membagi materi pelajaran tentang iman kepada kitab-kitab Allah yan meliputi: a) Pengertian iman kepada Allah. b) Mengetahui kitab-kitab Allah yang wajib di yakini. c) Isi yang terkandung dalam kitab-kitab Allah d) Masa berlakunya kitab-kitab Allah. e) Fungsi iman kepada kita-kitab Allah. f) Melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah 4) Guru menyuruh setiap siswa membuat pertanyaan tentang materi yang sudah dijelaskan di tulis di kertas dan di kumpulkan. 5) Mempersiapkan instrumen penelitian yang digunakan peneliti untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. 6) Membuat langkah-langkah pembelajaran pada siklus III meliputi: a) Pendahuluan (1) Mengucapkan salam dilanjutkan dengan bacaan do’a membuka pelajaran. (2) Sikap siswa memulai pelajaran (3) Guru mengabsen siswa. (4) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran dengan realita kehidupan. (5) Guru menjelaskan rencana pembelajaran. b) Kegiatan Inti (1)Guru menjelaskan pengertian iman secara global terlebih dulu. (2)Guru menjelaskan pengertian iman kepada Allah menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. (3)Siswa mencatat materi yang sudah dijelaskan. (4)Guru memberi pertanyaan tentang iman kepada kitab-kiab Allah . (5)Guru menyimpulkan materi yang sudah disampaikan. (6)Guru memberi tugas soal-soal yang ada di LKS. c) Penutup/Refleksi (1) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebauh rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. (2) Memberi kesempatan kembali kepada siswa menanyakan materi yang belum jelas. (3) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran. untuk b. Pelaksanaan siklus III Pelaksanaan sisklus III diadakan dua kali pertemuan yaitu pada tanggal 13 dan 27 Maret 2010. Pembelajaran berlangsung selama 2 X 45 menit untuk setiap pertemuan. Adapun langkah-langkah pembalajaran sebagaimana yang telah direncanakan dalam rencana penelitian sebagai berikut: Pada pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 13 Maret dengan sekenario yang telah diterapkan dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Megucapkan salam dilanjutkan dengan doa’ pembuka pelajaran. b) Sikap siswa siap memulai pelajaran c) Guru mengabsen siswa. d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran dengan realita kehidupan e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Guru menjelaskan pengertian iman secara global terlebih dahulu b) Guru menjelaskan pengertian, macam-macam, masa berlaku, dan fungsi iman kepada malaikata Allah. c) Siswa mendengarkan sambil mencatat materi yang sudah dijelaskan. d) Guru memberi pertanyaan kepada siswa tentang materi yang sudah disampaikan. e) Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya. f) Guru menyimpulkan materi yang sudah dijelaskan. 3) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari sebauh rencana kegiatan pembelajaran kaitannya dengan kehidupan sehari-hari. b) Memberi kesempatan kembali kepada siswa untuk menanyakan materi yang belum jelas. c) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran. Kemudia pada pertemuan kedua, dilaksanakan pada tanggal 27 Maret 2010 dengan pelaksanaan sekenario yang diterapkan dalam pembelajaran sebagai berikut: 1) Pendahuluan a) Megucapkan salam dilanjutkan dengan doa’ pembuka pelajaran. b) Sikap siswa siap memulai pelajaran c) Guru mengabsen siswa. d) Guru mengadakan apersepsi mengaitkan materi pelajaran dengan realita kehidupan. e) Guru menjelaskan rencana pembelajaran. 2) Kegiatan Inti a) Guru menerangkan kembali materi secara global yakni pada siklus II dan III seca ringkas dengan menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. b) Guru memberi pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang sudah diajarkan pada siklus II dan III. c) Guru memerintahkan siswa untuk memasukkan catatan dan LKS-nya di Tas. d) Guru membagikan lembar soal kepada siswa. e) Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan soal. f) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan lembar soal beserta jawabannya. 3) Penutup/Refleksi a) Mengadakan refleksi terhadap proses dan hasil belajar hari itu tentang beberapa hal yang perlu mendapat perhatian. b) Guru memotivasi siswa agar selalu semangat dalam belajar. c) Guru dan siswa membaca doa’ penutup pelajaran. c. Observasi Siklus III Pada siklus III ini, hasil pengamaatan menunujukkan bahwa siswa mengalami peningkatan motivasi belajar yang cukup mengembirakan dalam mengikuti pelajaran dengan menggunakan media Proyektor LCD, siswa lebih fokus lagi lagi dan siswa lebih mudah memahami isi materi yang disampaikan. Hal ini bisa dilihat siswa dengan mudah menjawab pertanyaan pertanyaan yang peneliti berikan, siswa berani mengemukakan pendapatnya dan hasil ujian siswa sangat memuaskan. Pada tahap pendahuluan kegiatan siswa cukup bagus siswa menunjukkan siap mengikuti pelajara dan, memasuki kegiatan inti ketika guru menerangkan pengertian, macam-macam dan fungsi iman kepada Allah. Siswa mendengarkan dan penglihatannya terfokus pada Proyektor LCD, siswa juga mencatat materi yang ada di power point. Siswa berlomba-lomba menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. Memasuki kegiatan inti pada pertemuan kedua, peneliti menjelaskan materi secara global semangat siswa masih tinggi dalam menjawab dan bertanya, setelah peneliti mau mengadakan ulangan siswa masih semangat dan gembira. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa tercermin dalam bertambahnya semangat, antusias dan rasa ingin tau siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan juga hasil ujian siswa yang sangat memuaskan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilaksanakan terdapat peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI. Dari siklus I, II, dan III dengan menggunakan media Proyektor LCD. Peningkatan motivasi siswa yang semula dari hasil pre test hanya 20 meningkat menjadi 25 atau 25% pada siklus I. pada siklus II meningkat menjadi 34 atau 70% dan pada siklus III meningkat menjadi 45 atau 125%. Peningkatan dari siklus I ke Siklus II sebesar 45% Siklus II ke III sebesar 55% Dengan melihat semakin tingginya antusias dan partisipasi dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Maka bisa disimpulkan dengan menggunakan media Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. d. Penutup/Refleksi Siklus III pelaksanaan pembelajaran pada siklus III ini tetap sama dengan siklus I dan II yaitu bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata bpelajaran PAI. Pada siklus III ini, peneliti masih menggunakan Proyektor LCD dengan tampilan power point. Motivasi belajar siswa bertambah meningkatkan dari siklus I dan II. Siswa lebih nyaman dan merasa cocok dengan menggunakan media Proyektor LCD ini, karena siswa lebih bisa terfokus dan lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Apalagi siswa juga ikut aktif dalam pembelajaran dengan diberi pertanyaan-pertanyaan, mengungkapkan pendapatnya sendiri dan mengerjakan soal ujian dengan baik. Seperti disebutkan diatas, bahwa tujuan peneliti menggunakan media Proyektor LCD adalah untuk meningkatkan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran PAI melalui pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Maka peneliti menyimpulkan bahwa pad sisklus III ini dengan menggunakaan media Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa yang sangat mengembirakan. C. Kendala-Kendala Menggunakan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Dalam penggunaan media pembelajaran LKS pada siklus I dan media Proyektor pada siklus II dan III tidak terlepas dari kendala-kendala yang dihadapi peneliti dalam penyampaian pesan kepada siswanya, sehingga mengurangi optimalisasi pembelajaran. Adapun kendala-kendala tersebut ada yang datang dari siswa itu sendiri yang disebut dengan faktor internal dan ada yang datang dari luar siswa yang disebut faktor eksternal. 1. Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan pertama dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran kurang maksimal. 2. Masih ada siswa yang lupa bawa LKS. 3. Siswa masih kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya. 4. Siswa belum bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan proyektor LCD peneliti yang dominan menggunakannya. 5. Masih ada siswa yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran berlangsung. 6. Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. 7. Keadaan luar kelas yang ramai dengan siswa kelas lain (karena ada kelas yang kosong). Kedaan luar kelas memang sangat mendukung jalannya pembelajaran. D. Mengatasi Kendala-kendala Menggunakan Media Pembelajaran dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Pelaksanaan siklus I, II, dan siklus III peneliti menemukan kendalakendala dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media LKS dan Proyektor LCD. Dengan adanya kendala-kendala tersebut diatas sehingga peneliti memikirkan bagaimana mengatasi hal tersebut, akhirnya ditemukan sebuat sebuah solusi untuk meminimalisir kendala tersebut. Adapun upayaupaya untuk mengatasi dan meminimalisir kendala tersebut adalah sebagai berikut: 1. Memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar karena materi yang diajarkan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan jangan sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak perlu menulis. Apabila siswa tidak membawa LKS guru akan memberi sangsi. 3. Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut siswa harus berani menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dan guru juga meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya. 4. Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar belajar membuat Power Point baik kepada guru atau kursus, agar kelak ketika kuliyah siswa tidak perlu belajar lagi. 5. Memberi peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi dan memberi sangsi bila terlambat lagi. 6. Guru lebih memotivasi siswa lagi untuk selalu giat belajar dan setiap materi yang akan disampaikan siswa sudah belajar dan membaca materinya. 7. Guru memberi nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak rame didekat kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya yang didalam dan guru juga memberi tahu kepada pihak keamanan kesolah. BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. Penggunaan Media LKS dan Pr0yektor LCD pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan mengunakan media pembelajararan LKS dan Proyektor LCD, adalah agar siswa lebih mudah lagi dalam memahami isi materi yang akan disampaikan. Penggunaan media tersebut dapat membangkitkan dan mendatangkan gairah baru dalam diri siswa ketika mengikuti pembelajaran dikelas, siswa akan termotivasi dan akan terangsang untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti pelajaran Pendidikan Agama Islam. Penelitian tindakan kelas (PTK) ini berlokasi dikelas XI IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan tiga kali siklus dan tiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. yaitu siklus I dilaksanakan pada tanngal 13-20 Februari 2010, siklus II dilaksanakan pada tangal 27 Februari-6 Maret 2010, dan siklus III dilaksanakan pada tanggal 13-27 Maret 2010. Pada siklus I materi yang diberikan selama dua kali pertemuan, dengan rincian pada pertemuan pertama diberikan materi tentang menghargai karya orang lain, meliputi: pengertian dan maksud menghargai orang lain, dan prilaku menghargai karya orang lain. pada pertemuan kedua siswa diberikan materi tentang dosa besar meliputi pengertian dosa besar, contoh perbuatan dosa beasar dalam kehidupan sehari-hari. Pelaksanaan siklus I ini dimulai dngan menggunakan media LKS terlebih dahulu, karena siswa sudah terbiasa dengan mengguanakan media ini dan materi yang akan disampaikan mudah. Dalam mengguanakan media LKS ini peneliti membelajarkan dan memudahkan siswa untuk memahami materi yang ada dalam LKS dengan menjelaskan sekilas tentang materi yang akan disampaikan, peneliti juga membelajarkan siswa untuk aktif dalam kelas dengan berdiskusi dan menjelaskan materi yang ada di LKS dengan pemahamanya sendiri guru membagi siswa dalam empat kelompok sesuai dengan deretan banku masing-masing pada akhir pembalajaran guru memberi tugas soa-soal di LKS. Pada pertemuan pertama siswa masih kurang antusias dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. dikarenakan sekolah pada waktu pertemuan pertama tidak begitu aktif disamping itu siswa memerlukan adaptasi dengan peneliti. pada pertemuan kedua siswa sudah mulai aktif dan antusias siswa sudah muali meningkat meskipun tidak semuanya. Ini bisa dilihat dari pertanyaan-pertanyaan yang diajukan siswa pada teman kelompok yang menjelaskan hasil diskusinya dan hasil PR siswa yang bagus. Secara umum hasil penelitian siklus I menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam mengkuti KBM lumayan baik. Hal ini ditunjukkan dari mulai aktifnya siswa ketika mengikuti pelajaran dibandingkan pada saat pre test peneliti melihat adanya penerimaan yang positif dari siswa kelas XI IPA 2 dengan mengunakan media LKS ini yang mengikut sertakan siswa untuk aktif dalam belajar. Kemudian pada siklus II peneliti mengunakan media Proyektor LCD dengan maksud untuk menarik perhatian dan mendatangkan minat belajar siswa yang baru, sehingga siswa lebih termotivasi lagi, dan lebih mudah dalam memahi materi yang akan disampaikan oleh peneliti dengan mengunakan power point yang dipancarkan oleh Proyektor LCD dalam menjelaskan materi tentang isi kandungan Q.S. Ar-Rum Ayat 41-42, Q.S. AlA’raf Ayat 56-58, dan Q.S. Sad. Dalam pelaksanaan siklus II sebagaimana dengan siklus I dan siklus ini materi juga diberikan selama dua kali pertemuan denga rincian pda pertemuan pertama diberikan materi tentang al-Quran surat Ar-Rum ayat 4142 dan surat Al-A’raf ayat 56-58, meliputi: terjemahan harfiah, penjelasan, isi kandungan, dan perilaku yang mencerminkan Q.S. Ar-Rum ayat: 41-42 dan surat Al-A’raf ayat 56-58. Pada pertemuan kedua siswa diberi materi tentang Al-Quran surat sad ayat 27 meliputi: terjemahan harfiah, penjelasan, isi kandungan dan perilaku yang mencerminkan surat Sad, dan juga menjelasakan materi tentang ilmu tajwid serta diberi contoh dengan ayat-ayat yang ada di surat Ar-Rum ayat 41-42, surat Al-A’raf ayat 56-58, dan juga surat Sad ayat 27. Pertemuan pertama dan kedua pada siklus II ini, ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran agama islam, ini di tunjukkan dengan antusias dan fokus siwa dalam mendengarkan materi pelajaran, ketika masuk kegiatan inti guru menyuruh siswa untuk membaca ayat Al-Quran yang mau di pelajari, awalnya siswa malu dan takut namun, ketika guru memotivasinya siswa mulai berani dan pada pertemuan kedua siswa tidak takut lagi membaca ayat Al-Quran. Setelah guru menerangkan siswa mendengarkan melihat kelayar Proyektor LCD secara fokus dan mencatat materi yang di jelaskan oleh peneliti, dan siswa sudah mulai berani bertanya dan menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. Secara umum hasil penelitian siklus II menunjukkan ada peningkatan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan agama islam. Hal ini dapat dilihat dari antusisas, partisipasi siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, fokus siswa dalam mendengarkan penjelasan guru, dan mencatat materi yang dipancarakan oleh Proyektor LCD, dengan tampilan power point. Begitupun pada siklus III peneliti tetap menggunakan media proyektor LCD, agar siswa lebih termotivasi lagi dalam proses belajar mengajar pada mata pelajaran pendidikan agama islam, karena pada siklus II motivasi siswa meningkat dari pada siklus I. Dalam pelaksanaan siklus III, sebagaimana dengan siklus I,dan II. Pada siklus ini materi pelajaran diberikan selama dua kali pertemuan dengan rincian pada pertemuan pertama diberiakan materi tentang iman kepada kitabkitab Allah meliputi: pengertian iman kepada kitab-kitab, fungsi iman kepada kitab-kitab Allah, dan melaksanakan ajaran kitab-kitab Allah. Pertemuan kedua peneliti menjelaskan materi secara global pada sklus II dan III. Pertemuan pertama dan kedua pada siklus III siswa sudah termotivasi dalam mengikuti palajaran PAI. Gairah dan semangat siswa sangat tinggi siswa berlomba-lomba dan berebut dalam menjawab pertanyaan, pada pertemuan kedua ketika peneliti ingin mengadakan ujian siswa sangat senang dan bahagia. Pelaksanaan dan hasil dari siklus III ini dengan menggunakan media Proyektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI kelas XI IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo. Dari pelaksanaan siklus I, II dan III motivasi siswa selalu meningkat sehingga bisa disimpulkan dengan menggunakan media LKS dan Proyektor LCD dapat meingkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN I Paiton Probolinggo. Sebelum dilaksanakan tiga siklus diatas peneliti terlebih dahulu melakukan pre tes dengan menggunakan metode ceramah untuk mengetahui motivasi siswa dalamkegiatan belajar mengajar. Hasil observasi menunjukkan bahwa siswa kurang semangat, kurang memperhatikan. Siswa banyak yang ngantuk dan malas. Untuk mengatasi hal tersebut maka peneliti akan membuat perencanaan menggunakan media LKS yang sudah biasa dipakai oleh guru PAI. Akan tetapi peneliti akan mengikut sertakan siswa aktif dalam pembelajaran dengan berdiskusi, memberi pertanyaan dan memberi PR setiap selesai kegiatan belajar mengajar. Dan peneliti juga akan menggunakan media Proyektor LCD untuk meningkatkan motivasi dan mendatangkan minat baru dalam pembelajaran karena media ini jarang bahkan tidak sama sekali digunakan di kelas IPA2 selama semerter. Selaras dengan hal tersebut diatas apa yang diungkapkan olehAzhar Arsyad dalam Hamalik yang mengemukakan bahwa pemakain atau penggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajaar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh- pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keaktifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Disamping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman99 B. Kendala-kendala dalam Menggunakan Media LKS dan Proyektor LCD Dalam pelaksanaan pembelajaran PAI dengan menggunakan media LKS dan Proyektor peneliti mendapatkan kendala-kendala ketika penyampaian pesan atau materi pelajaran. Adapun kendala-kendala yang ditemui peneliti yaitu: 1. Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan pertama dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran kurang maksimal. 2. Masih ada siswa yang lupa bawa LKS. 3. Siswa masih kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya. 99 Azhar Arsyad. Op,cit hlm. 15-16 4. Siswa belum bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan proyektor LCD peneliti yang dominan menggunakannya. 5. Masih ada siswa yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran berlangsung. 6. Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. 7. Keadaan luar kelas yang ramai dengan siswa kelas lain (karena ada kelas yang kosong). Kedaan luar kelas memang sangat mendukung jalannya pembelajaran. C. Mengatasi Kendala-kendala Ketika Menggunakan Media LKS dan Proyektor LCD Dalam kegiatan belajar mengajar setiap guru pasti akan mengalami dan mendapatkan hambatan dan kendala-kendala ketika menyampaikan materi pelajaran dikelas. Begitu halnya dengan peneliti ketika menjelaskan pelajaran PAI di kelas IPA 2 SMAN I Paiton Probolinggo dengan menggukan media LKS dan Proyektor LCD, mendapatkan Kendal, sehingga peneliti berusaha mengatasinya dengan meminimalisir dengan upaya-upaya sebagai berikut: 1. Memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar karena materi yang diajarkan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. 2. Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan jangan sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak perlu menulis. Apabila siswa tidak membawa LKS guru akan memberi sangsi. 3. Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut siswa harus berani menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dan guru juga meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya. 4. Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar belajar membuat Power Point baik kepada guru atau kursus, agar kelak ketika kuliyah siswa tidak perlu belajar lagi. 5. Memberi peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi dan memberi sangsi bila terlambat lagi. 6. Guru lebih memotivasi siswa lagi untuk selalu giat belajar dan setiap materi yang akan disampaikan siswa sudah belajar dan membaca materinya. 7. Guru memberi nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak rame didekat kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya yang didalam dan guru juga sekolah. . memberi tahu kepada pihak keamanan BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian sebagi berikut: 1. Penggunaan Media Pembelajaran LKS dan Proyektor LCD Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran LKS dan Pryektor LCD dapat meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam kelas IPA2 SMAN I Paiton Probolinggo. Indikator peningkatan motivasi belajar siswa terlihat dari bertambahnya semangat dan antusias siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, tidak tampak adanya rasa malas dan letih dari roman muka siswa, mereka selalu menampakkan rasa gembira dan senang selama mengikuti pelajaran, selalu berusaha menyelesaikan tugas-tugas dalam waktu yang telah ditentukan, serta besarnya rasa ingin tahu mereka yang diaplikasikan dengan melontarkan pertanyaan-pertanyaan apabila ada materi yang kurang dipahami oleh mereka dan berlomba-lomba dalam menjawab pertanyaan yang peneliti berikan. Peningkatan motivasi terlihat dari yang semula nilai rata-rata pre test 20. meningkat menjadi 25 atau 25 % pada siklus I, siklus II meningkat menjadi 34 atau 70 %, dan pada siklus III semakin meningkat menjadi 45 atau 125 % 2. Kendala-kendala dalam penggunaan media pembelajaran LKS dan Proyektor LCD. Kendala-kendala yang peneliti dapati ketika menggunakan media LKS dan Proyektor LCD kelas IPA2 di SMAN I Paiton Probolinggo mata pelajaran PAI sebagi berikut: a) Kurang siapnya siswa dalam mengikuti pelajaran pada siklus I pertemuan pertama dengan menggunakan media LKS, sehingga pembelajaran kurang maksimal. b) Masih ada siswa yang lupa bawa LKS. c) Siswa masih kelihatan malu dalam menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dalam menjawab pertanyaan dari teman-temannya. d) Siswa belum bisa membuat power point, sehingga dalam menggunakan proyektor LCD peneliti yang dominan menggunakannya. e) Masih ada siswa yang terlambat dan minta izin ketika pembelajaran berlangsung. f) Siswa kurang mempersiapkan materi sebelum masuk kelas, sehingga peneliti harus berusaha memaksimalkan dan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran. g) Keadaan luar kelas yang ramai dengan siswa kelas lain (karena ada kelas yang kosong) Kedaan luar kelas memang sangat mendukung jalannya pembelajaran. 3. Mengatasi kendala-kendala dalam menggunakan media pembalajaran LKS dan Proyektor LCD. Dengan mendapati kendala-kendala tersbut diatas, maka peneliti mencari solusi dan meminimalisirnya, adapun upaya-upaya yang dilakukan sebagai berikut: a) Memotivasi siswa agar selalu semangat dalam mengikuti proses belajar mengajar karena materi yang diajarkan sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. b) Menyarankan kepada siswa agar selalu membawa LKS-Nya dan jangan sampai lupa, agar dalam menyampaikan materi siswa tidak perlu menulis. Apabila siswa tidak membawa LKS guru akan memberi sangsi. c) Memotivasi siswa agar jangan malu dan takut siswa harus berani menjawab dan mengungkapkan pendapatnya dan guru juga meningkatkan rasa percaya diri siswa akan kemampuan yang dimilikinya. d) Memotivasi dan menyarankan kepada siswa agar belajar membuat Power Point baik kepada guru atau kursus, agar kelak ketika kuliyah siswa tidak perlu belajar lagi. e) Memberi peringatan kepada siswa yang terlambat agar tidak mengulangi dan memberi sangsi bila terlambat lagi. f) Guru lebih memotivasi siswa lagi untuk selalu giat belajar dan setiap materi yang akan disampaikan siswa sudah belajar dan membaca materinya. g) Guru memberi nasehat kepada siswa yang tidak ada gurunya agar tidak rame didekat kelas XI IPA2 karena mengganggu konsentrasi temannya yang didalam dan guru juga memberi tahu kepada pihak keamanan sekolah. B. Saran 1. Bagi Sekolah Hendaknya pihak sekolah menyarankan kepada semua guru untuk memakai fasilitas yang ada seperti Proyektor LCD dll, khususnya bagi guru PAI Dalam menerangkan materi pelajaran, guru PAI sekali-kali mengikutsertakan siswa aktif dalam pelajaran dan juga menggunakan media Proyektor LCD karena media ini bisa memudahkan siswa dalam memahami materi yang akan disampaikan. 2. Bagi Siswa Kepada siswa disarankan agar meningkatkan motivasi belajarnya dalam mengikuti pelajaran PAI biar mempunyai pegangan hihup di dunia yang fana’ ini. 3. Bagi Penulis Mempunyai wawasan dan pengalaman praktis di bidang penelitian sebagai bekal untuk menjadi tenaga pendidik yang profesional. 4. Bagi Peneliti Lebih Lanjut Dapat mempergunakan hasil penelitian ini sebagai kajian untuk diadakannya penelitian lebih lanjut tentang penggunaan media pembelajaran LKS dan proyektor LCD dalam meningkatkan motivasi belajar siswa. DAFTAR PUSTKA Arifin, Mohmmad. 1994, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara Arikonto 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara ---------, Suharsimi. 1998. Prosuder Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta Arsyad, Azhar. 2005. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada Asnawir, Basyiruddin Usman. 2002 Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers. Azhar, Lalu 1993, Proses Belajar Mengajar Pola CBSA Surabaya : Usaha Nasional. Daradjat,,Zakiyah 1982 Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta:Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/ IAIN Departemen Pendidikan Nasional. Mata pelajaran pendidikan agama islam SMA/MA (http:www.google.com, diakses 17 Juni 2010 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2003 Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka Djamarah, Syaiful Bahri. 200 Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta:PT Rineka Cipta Ghony, Djunaidi.2008. Penelitian tindakan kelas . Malang. UIN Press Hamalik, Oemar. 1994 Media Pendidikan Bandung : PT Citra Aditya Bakti. -------------------- 1992. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru -------------------- 2007 Proses Belajar Mengajar Jakarta: Bumi Aksara Indrakusuma, Amir Dien,1984. Pengantar Ilmu Pendidikan, Surabaya: Usaha Nasional. Kunandar .2008. Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Rja Grafindo Persada Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Pembelajaran (Mengembangkan Standar Kompetensi Guru). Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Margono. 2000. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta Moleong, Lexi.2005 Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung; Rosda Karya. Muhaimin 2005 Pengembangan Kurikilum Pendidikan Agama Islam, Disekolah, Madrasah, dan Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. ------------.2002. Paradigma Pendidikan Islam, Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Muhibbin Syah. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru .Bandung:. PT Remaja Rosda Karya. Muhyiddin ,Syaikh Islam. Riyaadhusshilihin Semarang: Maktabah wa Wathbah. Mulyadi, Psikologi Pendidikan, 199.1 Malang :Biro Ilmiah, FT. IAIN Sunan Ampel. Munadi ,Yudhi. 2008. Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru.Jakarta: Gaung Persada Pres. Muslich, Masnur.2009. Melaksanakan PTK itu Mudah. Jakarta: Sinar Grafika Offset Nata ,Abuddin, 2001 Metodologi Studi Islam. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Nur Ali, Wahid Murni,. 2008. Penelitian Tinadakan Kelas Pendidikan Agama dan Umum dari Terori Menuju Praktik. Malang. Universitas Negeri Malang. Purwanto Ngalim, 1999. Psikologi Pendidikan.Bandung: Remaja Rosda Karya Radikun, Arif Sukadi.1988 , Pengembangan Sumber Belajar, Jakarta: PT. Mediatama Sarana Perkasa. Sabri, Alisuf, 1995 Psikologi pendidikan Nasional,Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya Berdasarkan Kuriukulum Sadiman, S. Arief dkk. 2003. Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya ). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sanaky, Hujair .2009 Media Pembelajaran, Yogjakarta: Safaria Insania Press. Sardiman ., 1990. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta CV. Rajawali Pers.. Shalahudin, Mahfudh . 1986, Media Pendidikan Agama, Surabaya PT Bina Ilmu. Sobry Sutikno, Pupuh Fathurrohman, 2009 Strategi Belajar Mengajar Bandung : PT Refika Aditama. Soedarsono. 2001. Aplikasi Penelitian Tindakan Kelas Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Sukidin dkk. 2002,Manajemen Penelitian Tindakan Kelas. Insan Cendikia Suyanto. 1996/1997 Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Syaodih Sukmadinata, Nana. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung. Remaja Rosda Karya. Tabrani Rusyan, dkk 1989.Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung CV. Remaja Tadjab 1994. Ilmu Pendidikan. Surabaya: Karya Abditama. Thoha, Chalib. 1994, Teknik Evaluasi Pendidikan ( Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Uhbiyati, Nur. 1998. Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: CV Pustaka Setia. Wiriaatmadja, Rochiati. 2005. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.