Modul Komunikasi Organisasi dan Kepemimpinan [TM13]

advertisement
MODUL PERKULIAHAN
MANAJEMEN KRISIS
KOMUNIKASI DALAM
ORGANISASI
Isu, krisis, resiko krisis bagi organisasi,
dan mengelola krisis komunikasi
dalam organisasi
Fakultas
Program Studi
Pascasarjana
Magister Ilmu
Komunikasi
Tatap Muka
13
Kode MK
Disusun Oleh
MK 52004
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Abstract
Kompetensi
Modul ini menjelaskan tentang
definisi isu & krisis, perkembangan
isu menjadi krisis, resiko krisis bagi
organisasi, dan mengelola krisis
komunikasi dalam organisasi
Melalui pokok bahasan ini dihar apkan
mahasiswa dapat mengerti dan
memahami tentang definisi isu & krisis,
menganalisis perkembangan isu menjadi
krisis, menilai resiko krisis bagi organisasi,
cara mengelola krisis komunikasi dalam
organisasi, dan hal-hal yang harus
dihindari dalam situasi krisis
Pembahasan
Definisi Isu dan Krisis
Isu dapat didefinisikan sebagai : (1) keprihatinan atau kekhawatiran tentang
keputusan dan pengoperasian organisasi, yang mungkin atau tidak mungkin juga
melibatkan (2) konflik dalam pendapat dan penilaian mengenai suatu keputusan dan
pengoperasian perusahaan
Dalam banyak kasus, sebelum suatu masalah menjadi keprihatinan dalam
sebuah organisasi maupun keprihatian bagi aktivis, masyarakat atau stakeholder
sebuah organisasi, isu-isu seperti itu sering sudah ada sebagai keprihatinan dalam
perdebatan publik dalam masyarakat
Howard Chase, seorang pakar terkenal mengenai isu-isu manajemen
menekankan bahwa :
Isu seringkali melibatkan berbagai persoalan dalam pertarungan antara
organisasi dan pihak lain, dan seringkali memerlukan tindakan yang menentukan
bagi organisasi untuk melindungi reputasinya. Selain itu, isu-isu juga sangat erat
hubungannya dengan hal-hal yang dapat berkembang menjadi krisis
Krisis didefinisikan sebagai :
Suatu hal yang memerlukan tindakan yang bukan hanya tegas tetapi juga
langsung dari organisasi. Perlunya tindakan sesegera mungkin tersebut dipicu oleh,
misalnya, tekanan publik, perhatian media yang intens atau karena adanya bahaya
2016
2
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
(jika terjadi kecelakaan, gangguan produk atau produk yang rusak) bagi karyawan,
pelanggan atau anggota masyarakat umum.
Ahli teori organisasi Karl Weick mendefinisikan krisis sebagai : Masalah yang
kritis dan intens yang mengancam keberadaan organisasi dalam hal asumsi dasar,
nilai, dan cara pengoperasian. Cara yang mudah untuk membedakan antara isu dan
krisis adalah mempertimbangkan proses tentang bagaimana isu-isu berkembang
dari waktu ke waktu
Perkembangan Isu menjadi Krisis
Menilai Resiko Krisis bagi Organisasi
 Rencana krisis.
Penanggung jawab komunikasi perusahaan harus melakukan sebuah sesi
brainstorming yang mencakup manajer paling senior dalam organisasi serta
perwakilan dari daerah yang paling mungkin akan terpengaruh oleh krisis
 Menentukan efek pada publik.
Sekali kemungkinan risiko telah ditetapkan untuk krisis yang potensial,
perusahaan perlu menentukan publik yang akan sangat terpengaruh oleh krisis.
2016
3
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Selain itu, perusahaan juga perlu melihat risiko dan dampak krisis terhadap publik
yang paling penting.
 Tentukan tujuan komunikasi bagi krisis yang potensial
Menetapkan sasaran komunikasi krisis potensial berbeda dari mencari tahu
bagaimana menangani krisis itu sendiri. Perusahaan harus melakukan keduanya,
tetapi biasanya manajer lebih mungkin untuk berfokus pada hal-hal macam apa
yang akan mereka lakukan selama krisis daripada apa yang mereka katakan dan
kepada siapa. Komunikasi lebih penting daripada tindakan ketika krisis melibatkan
hal yang lebih tidak berwujud (intangible) seperti hilangnya reputasi daripada
hilangnya nyawa.
 Menganalisis pilihan saluran
Setelah persoalan yang berkaitan dengan publik selesai, maka setiap individu
yang terlibat dalam sesi perencanaan harus mulai berpikir tentang apa tujuan
komunikasi yang akan
lakukan untuk publik mereka masing-masing. Apakah
tujuan ini akan tercapai atau tidak, seringkali tergantung pada efektivitas saluran
komunikasi yang dipilih oleh perusahaan untuk menyampaikan pesan
 Menetapkan tim yang berbeda untuk setiap krisis.
Masalah yang berbeda membutuhkan berbagai jenis keahlian, dan perencana
harus mempertimbangkan siapa yang paling cocok untuk menangani satu jenis
krisis versus lain
2016
4
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Merencanakan untuk sentralisasi
Desentralisasi perusahaan sering lebih sulit untuk berkomunikasi secara efisien
antara
divisi,
terutama
jika
belum
diberikan
pertimbangan
komunikasi
antardivisional secara penuh dalam tahap perencanaan krisis. Perencanaan
sentralisasi dapat membantu menanggalkan lapisan birokrasi, menjaga jalur
komunikasi tetap terbuka bagi seluruh anggota perusahaan, dan menghilang
konflik, yang semuanya sangat penting dalam krisis
 Apa yang termasuk dalam suatu rencana formal
Setiap konsultan komunikasi akan menyarankan untuk mengembangkan rencana
terinci yang digunakan dalam krisis. Ini merupakan hal yang formal, dalam arti
bahwa rencana tersebut biasanya dicetak dan diedarkan ke manajer yang tepat,
yang mungkin harus menandatangani pernyataan bahwa mereka telah membaca
dan menyetujui rencana tersebut. Hal ini memungkinkan perusahaan untuk
memastikan bahwa rencana tersebut telah diakui oleh para manajer, dan
klarifikasi atas rencana tersebut akan dibahas dalam lingkungan atau situasi yang
tidak krisis (noncrisis).
Hal-hal yang Harus Dihindari dalam Situasi Krisis
Stanton (2002) mengemukakan 10 kesalahan komunikasi yang harus dihindari
ketika menanggapi situasi krisis, yaitu :
 Jangan terburu-buru memberikan penilaian.
Tidak berspekulasi atau membuat penilaian tanpa adanya informasi yang lengkap
2016
5
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
 Jangan bereaksi secara berlebihan
Suaru perusahaan dapat mudah jatuh ke dalam perangkap ketika memperlakukan
setiap isu sebagai krisis. Oleh karena itu, penting bagi suatu organisasi untuk
menentukan bagaimana membedakan antara krisis dan keadaan darurat
 Jangan gagal untuk bertindak
Tujuan utama dalam krisis bagi suatu perusahaan adalah memulihkan hubungan
yang didasari oleh saling percaya dengan publiknya.
 Jangan menutupi fakta
kebenaran biasanya merupakan tempat terbaik untuk memulai
 Jangan menyalahkan
Melakukan hal ini menunjukkan bahwa sejak awal, perusahaan lebih fokus pada
masalah atau isu yang muncul dan bekerja untuk mengatasinya
 Jangan menunjukkan kurangnya perhatian, empati atau simpati.
Perhatian
perusahaan
kepda
stakeholders,
profitabilitas,
dan
tingkat
pengembalian investasi tidak boleh didahulukan ketimbang ekspresi keprihatinan
saat kehidupan masyarakat ada yang terpengaruh atau terkena dampak dari
perusahaan
 Jangan picik
mencari perspektif eksternal menghindari kesalahan dengan mengandalkan
hanya pada fokus ke dalam.
 Jangan menunjukkan tidak adanya teamwork
2016
6
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Pendekatan tim inti menggambarkan adanya bakat-bakat terbaik individu dari
beberapa departemen dan disiplin, sehingga memastikan adanya komunikasi
yang efektif dan sangat produktif dalam pengelolaan krisis.
 Jangan membatasi informasi internal
karyawan harus dilihat sebagai duta besar untuk menguji pesan dan
mengumpulkan pendapat serta wawasan
 Jangan gagal untuk merencanakan
Rencana ini harus termasuk menentukan siapa yang akan terlibat dalam proses
pengambilan keputusan serta peran dan tanggung jawab khusus
2016
7
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Daftar Pustaka
Djuarsa, Sasa, (2001), Teori Komunikasi, Universitas Terbuka.
Eisenberg, Eric & HL Goodal (1997), Organizational Communication – Balancing Creativity and
Constraint, Second Edition, St. Martin’s Press, New York
Fredric M. Jablin, Linda L. Putnam, Editors (2001) The New Handbook of Organizational Communication:
Advances in Theory, Research and Methods, Sage Publications, USA
Goldhaber, Gerald (1993), Organizational Communication, Six Edition, McGraw Hill, USA
Hatch, Mary Jo (1997), Organizational Theory – Modern, Symbolic and Postmodern Prespectives, Oxford
University Press, USA
Pace, Wayne R & Don F. Faules (1998), Komunkasi Organisasi : Strategi Meningkatkan Kinerja
Perusahaan – Penerjemah : Deddy Mulyana, PT Remaja Rosdakarya, Bandung
Yenny dkk (2004), Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka,
Suminar, Yenny Ratna (2004), Buku Materi Pokok Komunikasi Organisasional, Universitas Terbuka,
Jakarta
2016
8
Komunikasi Organisasi
Dr. Nur Kholisoh, M.Si
Pusat Bahan Ajar dan eLearning
http://www.mercubuana.ac.id
Download