BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-
hari. Ketika berbahasa ada bentuk nyata dari pikiran yang ingin disampaikan kepada mitra tutur.
Dalam komunikasi selalu ada makna yang ingin disampaikan dari apa yang dirasakan. Dalam
Linguistik, semantik adalah bidang yang fokus mempelajari tentang makna baik yang berupa text
maupun narrative. Pengetahuan linguistik yang memungkinkan untuk menentukan jika kalimat
yang itu benar atau salah, ketika sebuah kalimat menyiratkan kebenaran atau kesalahan dari yang
lain, dan jika kalimat memiliki banyak makna. Dalam linguistik modern, kemudian, makna
dipelajari dengan membuat analisis rinci dari kata-kata dan kalimat yang digunakan dalam
konteks yang spesifik.
Kalimat yang diutarakan oleh penutur kadang-kadang tidak hanya memiliki satu makna,
tetapi memiliki lebih dari satu makna, hal ini disebut dengan ambigu. Kalimat ambigu menjadi
salah satu fokus yang terdapat dalam semantik. Kata ambigu dapat terjadi ketika satu kata dalam
kalimat memiliki lebih dari makna. Pengetahuan tentang kata dan struktur ambigu menyatakan
bahwa makna dari ungkapan linguistik dibentuk dari kata dan struktur sintaksisnya. Dalam
penelitian ini, ambiguitas menjadi latar belakang masalah yang ingin diselesaikan. Ketika
penutur mengatakan sesuatu dan kalimat yang dituturkan tidak dapat dipahami secara jelas,
sehingga perlu adanya analisis lebih jauh tentang tuturan yang dituturkan sehingga apa yang
dituturkan dapat dipahami oleh pendengar. Mengetahui bahasa berarti mengetahui cara
memproduksi bahasa dan mengerti makna dari setiap kalimat. Ambiguitas menjadi salah satu
fokus penting dalam memahami makna dari sebuah kalimat.
Dalam penelitian ini, data yang akan dianalisis adalah data tertulis yang diperoleh dari
novel eat, pray, love, iklan makanan dalam bahasa Inggris, dan humor dalam bahasa Inggris.
Novel eat, pray, love merupakan novel dari kisah nyata penulis. Novel yang bercerita tentang
pengalaman hidup penulis yang menikmati waktu ‘kesendiriannya’ dengan berkeliling tiga
negara yaitu Italia, India, dan Indonesia. Setiap tempat merepresentasikan hal yang ingin
dilakukan, seperti di Italia, penulis yang bernama Elizabeth Gilbert yang menggambarkan
perjalan Gilbert di Italia untuk memenuhi keinginannya menikmati makanan lezat. Negara kedua
yaitu India, tempat yang merepresentasikan perjalanannya tentang berdoa, tentang spiritual,
tentang waktunya untuk Tuhan. Dan tempat yang terakhir adalah Bali yang menggambarkan
perjalanannya menemukan cinta yang baru. Gilbert menggambarkan perasaannya melalui katakata yang tertuang dalam karyanya dalam novel eat, pray, love. Setiap penulis memiliki gaya
bahasa tersendiri dalam menciptakan sebuah karya sastra.
Data selanjutnya adalah iklan makanan dalam bahasa Inggris. Bahasa dalam iklan
memiliki fungsi-fungsi tersendiri karena orientasi dari iklan adalah pembeli sehingga iklan harus
dikemas dengan bahasa yang menarik perhatian pembeli. Tak jarang dalam iklan terdapat
ambiguitas karena tendensius bahasa iklan terlihat pada makna yang bersifat ambigu. Penulisan
bahasa iklan kadang terlihat tidak begitu memperhatikan etika dalam berbahasa sehingga
terkadang pembeli salah menginterpretasikan makna iklan tersebut. Iklan menjadi salah satu
pilihan sumber data karena penulis mengganggap bahasa iklan adalah bahasa yang unik, ada
makna yang harus diungkap dari setiap bahasa iklan. Iklan makanan menjadi pilihan karena
dalam iklan makanan penulis melihat ada hal-hal yang tidak terdapat dalam penggunaan bahasa
pada tempat yang lain.
Data selanjutnya adalah humor dalam bahasa Inggris. Humor adalah sesuatu yang lucu,
yang dapat menyebabkan kejenakaan atau menggelikan sehingga dapat membuat orang tertawa.
Humor dapat tercipta dari kata-kata lucu baik yang terucap maupun yang tertulis dan juga dari
tingkah-laku lucu seseorang. Humor juga kurang memperhatikan etika berbahasa, karena
orientasi dari bahasa humor adalah untuk membuat pembaca atau pendengar tertawa.
Penggunaan bahasa dalam humor selalu terdapat permainan bahasa sehingga para humoris
memanfaatkan aspek-aspek bahasa sebagai sumber ide, dan salah satu aspek yang paling sering
digunakan adalah aspek ambiguitas.
Penelitian ini akan menjawab permasalahan yang menjadi latar belakang dalam
penyusunan penelitian ini. Penelitian ini akan diselesaikan dari sudut pandang semantik, yaitu
kajian tentang makna. Lebih spesifik, kajian makna tersebut akan lebih fokus pada ambiguitas.
Peneliti akan fokus pada ambiguitas yang terdapat dalam novel, iklan, dan humor yang ada
dalam bahasa Inggris. Dalam melakukan penelitian ini, peneliti akan mengacu pada teori
semantik. Teori-teori yang berhubungan dengan dua kajian kebahasaan tersebut akan menjadi
dasar penelitian ini.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan pendahuluan diatas, maka dapat dirumuskan beberapa rumusan masalah
yang terdapat dalam penelitian ini, yaitu:
1) Bagaimana bentuk ambigu yang terdapat dalam setiap kata, frasa, atau kalimat
pada novel, iklan, dan humor dalam bahasa Inggris?
2) Mengapa ambigu dapat terjadi pada kata, frase, atau kalimat pada novel, iklan,
dan humor dalam bahasa Inggris?
3) Bagaimana fungsiambigu yang terjadi dalam setiap kata, frase, dan kalimat pada
novel, iklan, dan humor dalam bahasa Inggris?
1.3
Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab
rumusan masalah dalam penelitian ini. Adapun tujuan tersebut adalah:
1) Mendeskripsikan jenis-jenis ambiguitas yang ada dalambahasa Inggris.
2) Menjelaskan penyebab-penyebab terjadinya ambiguitas dalam bahasa Inggris.
3) Mendeskripsikan fungsi ambiguitas yang ada dalam bahasa Inggris.
1.4
Manfaat Teoretis/ Praktis
Peneliti berharap semoga penelitian ini mampu memberikan manfaat, baik secara teoritis
maupun secara praktis. Manfaat teoretis yaitu manfaat yang dapat memperjelas teori-teori yang
telah ada, dan juga menambah pengetahuan baru terhadap teori-teori yang baru digunakan dalam
penelitian ini.
Untuk manfaat praktis, penelitian ini diharapkan mampu membantu memahami apa itu
ambigu, bentuk, makna dan fungsinya sendiri. Khususnya bagi orang-orang yang berlatar
belakang non-western agar mampu memahami teks-teks yang berbahasa Inggris.
1.5
Tinjauan Pustaka
Peneliti melakukan beberapa tinjauan pustaka agar peneliti lebih memahami masalah
yang akan dianalisis yang berkaitan dengan ambiguitas. Beberapa di antaranya adalah penelitian
tentang ambiguitas dalam dua novel Jepang yaitu Madogiwa no Totto-chan and Utsukushisato
Kanashimito. Dalam penelitian tersebut yang ditulis oleh Yelni Anwari, Diana Kartika, Elvina A
Saibi menemukan dua jenis ambiguitas yang terdapat dalam dua novel tersebut, yaitu ambiguitas
gramatikal dan ambiguitas leksikal. Penelitian lain yang juga mengkaji ambiguitas adalah
penelitian yang ditulis oleh Henry Trian (2012) tentang ambiguitas pada iklan Indosat. Dalam
penelitian tersebut, penulis menjelaskan bahwa dalam bahasa iklan, ambiguitas sering ditemui
karena mempunyai motif tersendiri untuk menarik konsumen dan juga ambiguitas yang terkemas
dalam suatu pesan sering sekali terjadi, apakah itu pesan yang dibuat agar terkesan ambigu atau
pesan yang memang tidak sengaja mengandung ambigu. Penelitian selanjutnya yang juga
mengkaji ambiguitas adalah penelitian yang ditulis oleh Dwi Retno Anggraeni (2009) dengan
judul skripsi adalah“Ambiguitas Pada Judul Artikel Beberapa Majalah Remaja Berbahasa Inggris
(Suatu Kajian Sintaktis dan Semantis).” Tinjauan pustaka pada tulisan-tulisan tersebut sangat
membantu peneliti untuk lebih banyak memahami ambiguitas. Penelitian lain yang juga
mengkaji ambiguitas adalah penelitian yang dilakukan oleh Dian Safitri (2013) dengan judul
skripsi adalah “Permainan Bahasa Dalam Wacana Plesetan Stiker Humor di Wilayah Bantul dan
Yogyakarta”. Penelitian tersebut fokus pada permainan bahasa pada stiker humor yang juga
banyak menggunakan ambiguitas. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa aspek-aspek
kebahasaan yang dimanfaatkan sebagai bentuk perminan bahasa dalam stiker humor terdapat tiga
bentuk permainan bahasa yaitu fonologi, morfologi, dan semantik yang juga tidak jarang
menimbulkan keambiguan. Penelitian-penelitian tersebut sangat membantu penulis untuk lebih
teliti dalam memahami ambiguitas.
1.6
Landasan Teori
Setiap bahasa memiliki kosakata yang terbatas, sehingga tak jarang ketika manusia ingin
mengungkapkan konsep yang ada dalam pikirannya menggunakan beberapa kosakata yang sama
sehingga tuturan tersebut dapat menimbulkan keambiguaan. Mengapa dalam bahasa terdapat
banyak ambiguitas? Ambiguitas dapat terjadi dalam setiap bahasa apapun, karena konsep yang
akan dikemukakan oleh manusia sangat banyak/ tidak terbatas sementara itu kombinasi bunyi
untuk membentuk kata baru sangat terbatas. Manusia dapat menggunakan kata yang sama untuk
menggambarkan konsep yang berbeda tapi hal tersebut dapat menimbulkan makna ganda.
Seperti penjelasan Ullman (1972:156) “Ambigutiy is a linguistic condition which can arise in
variety of ways”. Ambiguitas merupakan bagian dari linguistik yang timbul dari berbagai cara.
Sedangkan menurut Fromkin dan Rodman (via Anggraeni 2009:22) mengatakan bahwa “A word
or a sentence is ambiguous if it can be understood or interpreted in more than one way”. Sebuah
kata atau kalimat bersifat ambigu jika dapat dipahami atau diinterpretasikan lebih dari satu cara.
Ambiguitas yang terjadi karena ketidak sengajaan dapat menimbulkan kebingungan bagi para
pendengar atau pembaca, tetapi penggunaan ambiguitas dengan tujuan tertentu meiliki fungsi
tersendiri. Landasan tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh penggunaan
ambiguitas yang denga tujuan tertentu dalam novel, iklan, dan humor.
Ketaksaan atau ambiguitas adalah sebuah tataran bahasa, baik kata, frase, klausa, maupun
kalimat yang mempunyai beberapa arti, atau mempunyai lebih dari satu makna. Ketaksaan
berdasarkan tataran bahasa yang terjadinya dapat dibagi menjadi tiga. (1) Ambiguitas fonetis
ialah ketaksaan atau ambiguitas yang terjadi pada tataran fonetik atau fonem; (2) ambiguitas
gramatikal ialah ketaksaan atau ambiguitas yang terjadi akibat perpaduan kata dengan kata,
sebuah morfem dengan morfem lain atau dengan kata yang terjadi dalam suatu hubungan
struktur bahasa; dan (3) ambiguitas leksikal ialah ketaksaan yang terjadi pada tataran leksem atau
kata, atau dengan kata lain ketaksaan leksikal adalah sebuah kata atau leksem yang mempunyai
makna lebih dari satu makna, bisa terjadi pada relasi makna berupa homonim atau polisemi.
Pengetahuan semantik menyatakan bahwa ketika kata-kata atau frasa (termasuk kalimat)
memiliki lebih dari satu makna, yaitu ketika mereka ambigu. Ambiguitas leksikal muncul ketika
setidaknya satu kata dalam kalimat memiliki lebih dari satu makna. Tidak semua kasus ambigu
hanya terjadi pada kata, tetapi dapat juga terjadi pada frasa. Pengetahuan tentang leksikal dan
struktural ambiguitas mengungkapkan bahwa makna ekspresi linguistik dibangun baik pada katakata itu dan struktur sintaksisnya. Ambiguitas dapat terjadi dari berbagai variasi ujaran atau
bahasa tertulis. Ketika mendengar ujaran atau membaca tulisan, terkadang ada maksud-maksud
penutur atau penulis yang kurang dipahami. Hal ini dapat disebabkan oleh munculnya penafsiran
yang bermaam-macam atau kekaburan makna (vagueness).
Masuknya kata-kata asing ke dalam suatu bahasa dengan adanya adaptasi, bisa juga
menyebabkan ambiguitas. Adanya interaksi antar suatu bangsa yang tidak jarang juga terjadinya
peminjaman kosa kata dengan adaptasi sehingga dalam suatu bahasa ada beberapa kosa kata
yang diadaptasi dari bahasa asing. Peminjaman makna ini frekuensinya akan sangat tinggi jika
ada hubungannya atau kontak akrab dengan dua bahasa, yang salah satunya berperan sebagai
model dari yang lain. Di Indonesia bahasa Arab sangat berpengaruh terhadap bahasa Melayu,
pada suatu saat lain bahasa Belanda sangat dominan, dan kini bahasa Inggris, dan pada tingkat
tertentu juga bahasa daerah, terutama bahasa Jawa. Salah satu contoh adalah munculnya kata
butir dengan makna baru sebagai padanan kata Inggris item sehingga muncullah polisemi baru.
Beberapa bentuk polisemi sudah begitu meluas dan tampak begitu alami sehingga sukarlah untuk
melacak asal-usulya. Banyaknya polisemi yang tercipta dari adanya pengaruh asing merupakan
salah satu penyebab ambiguitas.
Selain itu keterbatasan kata yang tersedia menghalangi penutur untuk menciptakan kata
baru sehingga ketika ingin menyampaikan konsep pikiran mereka, penutur menggunakan kata
yang sudah ada untuk menggambarkan maksud dari pikiran mereka. Istilah ini dikenal dengan
metafora yaitu menggunakan kata yang lain untuk menggambarkan sebuah makna. Hal ini juga
dapat menyebabkan ambiguitas dalam suatu bahasa. Seperti pada contoh kalimat as long as we
have voice kata voice dalam kalimat tersebut adalah kata yang makna sebenarnya yaitu suara tapi
maksud kata voice dalam kalimat tersebut adalah hak untuk mengungkapkan pendapat. Hal
seperti ini tidak jarang terjadi dalam suatu bahasa sehingga dapat menyebabkan keambiguan.
Ambiguitas tidak hanya terjadi pada tataran leksikal tapi juga dapat terjadi pada tataran struktur.
Selain jumlah kata yang terbatas sehingga kombinasi kata-kata terbatas dalam membentuk
sebuah kalimat juga intonasi penutur dalam menuturkan sebuah kalimat dapat mempengaruhi
terjadinya ambiguitas.
Berdasarkan landasan teori di atas, penulis mengemukakan hipotesis bahwa ambiguitas
dapat terjadi pada tataran leksikal maupun struktur. Dalam penelitian ini, penulis memilih novel,
iklan, dan humor sebagai sumber data. Ambiguitas dapat terjadi di mana saja, termasuk dalam
novel, iklan, atau humor. Dan fungsi ambiguitas akan berbeda tergantung tempat
penggunaannya. Penulis melakukan penelitian ini dengan berlandaskan hipotesis tersebut.
Peneliti ingin melihat perbedaan ambiguitas berdasarkan penggunaannya dan juga fungsinya
berdasarkan penggunaannya.
1.7
Metode Penelitian
Dalam melakukan penelitian, ada tiga hal yang harus dilakukan yaitu:1) mengumpulkan
data, 2) menganalisis data, dan 3) menyajikan data. Untuk setiap langkah yang akan dilakukan
memiliki metode yang berbeda-beda. Penelitian harus dilakukakn berdasarkan metode yang akan
digunakan. Langkah pertama dalam sebuah penelitian yaitu pengumpulan data.
1.7.1 Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini
menggunakan metode kepustakaan, diawali
dengan melakukan
pengumpulan data yang diperoleh dari novel, iklan, dan humor dalam bahasa Inggris. Data yang
diperoleh dari novel, iklan, dan humor digunakan untuk melihat bentuk, fungsi, dan maknanya
dalam kata, frase, atau kalimat. Setelah melihat bentuk, fungsi dan makna ambiguitas dalam
kutipan-kutipan tersebut kemudian peneliti akan menjawab mengapa ambiguitas dapat terjadi
pada setiap kata atau kalimat yang ada dalam novel, iklan, dan humor dalam bahasa Inggris.
1.7.2 Metode Analisis Data
Setelah melakukan pengumpulan data, data kemudian dianalisis dengan menggunakan
metode distribusional yaitu metode analisis yang alat penentunya ada di dalam dan merupakan
bagian dari bahasa yang diteliti (Sudaryanto dalam Mastoyo 2007:54). Data yang telah diperoleh
akan dipahami sebaik-baik mungkin sehingga dapat menyelesaikan analisis data dengan akurat.
Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis dengan beberapa tahapan sebagai berikut.
1.
Mengidentifikasi bentuk-bentuk ambiguitas yang berupa kata, frase, maupun structural.
2.
Menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ambiguitas.
3.
Menjelaskan fungsi-fungsi ambiguitas yang terdapat dalam novel, iklan, dan humor.
1.8
Sistematika Penyajian
Penelitian ini akan menyajikan hasil dalam 5 bab untuk memberikan penjelasan terhadap
data yang diperoleh dari novel, iklan, dan humor. Kelima bab tersebut adalah sebagai berikut.
Bab I adalah bagian pendahuluan yang mebicarakan tentang latar belakang mengenai
makalah ini secara umum, yaitu pembahasan tentang ambiguitas, kerangka teori, rumusan
masalah dan tujuan, manfaat, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika
penyajian.
Bab II akan membahas rumusan masalah 1 yaitu pembahasan yang akan menguraikan
bagaimana bentuk penggunaan ambiguitas dalam novel, iklan, dan humor dalam bahasa Inggris.
Bab III akan membahas rumusan masalah 2 yaitu menguraikan secara khusus tentang
fungsi dan makna ambiguitas dalam data yang diperoleh dari novel, iklan, dan humor.
Bab IV akan menjawab rumusan masalah 3 yaitu mendeskripsikan secara khusus tentang
faktor-faktor yang dapat menyebabkan ambiguitas.
Bab V yaitu penutup kesimpulan dan keseluruhan hasil pembahasan kajian mengenai
ambiguitas dalam novel, iklan, dan humor.
Download