AMBIGUITAS DALAM IKLAN TOLAK ANGIN DAN INDOSAT DI

advertisement
AMBIGUITAS DALAM IKLAN TOLAK ANGIN DAN INDOSAT DI
TELEVISI
Oleh :
Ulfa Lailatul Fajria /130210402028/Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia/2013
ABSTRAK :
Ketaksaan atau ambiguitas merupakan bagian makna dari bahasa yang
terdapat dalam sebuah tuturan atau tulisan. Iklan adalah suatu promosi atau
pengenalan mengenai produk, informasi atau jasa melalui media. Banyak
kesalahan-kesalahan berbahasa yang dapat ditemukan dalam iklan-iklan. Salah
satunya adalah ambiguitas. Banyak iklan yang memiliki makna ambigu. Hal
tersebut ditemui pada iklan Minyak angin Caplang, iklan Tolak Angin dan iklan
Indosat.
Kata kunci : Ambiguitas, iklan, semantik
Pendahuluan
Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan suatu pesan. Di
dalam pesan tersebut terkandung maksud tertentu dari pesan yang ingin
disampaikan. Entah itu pesan yang bersifat informatif atau pesan yang bersifat
persuasif, tergantung pesan apa yang ingin disampaikan oleh penyampai pesan. Di
dalam suatu pesan sering ditemui ambiguitas. Berkaitan dengan ambiguitas, sering
dijumpai perihal iklan yang mengandung ambiguitas. Ambiguitas tersebut
tergolong yang disengaja maupun tidak disengaja karena bahasa dalam iklan
bertujuan untuk menarik konsumen agar memakai produk yang ditawarkan. Maka
dari itu pesan dari iklan bersifat informatif dan persuasif. Hal tersebut ditemui pada
iklan Minyak angin Caplang, iklan Tolak Angin dan iklan Indosat yang pesannya
bersifat informatif dan persuasif yang dikemas dalam bahasa yang ambigu.
Pengertian Ambiguitas
Ambiguitas atau ketaksaan sering diartikan sebagai kata yang bermakna
ganda atau mendua arti, (Chaer :2009:104). Ketaksaan dapat diartikan atau
ditafsirkan memiliki lebih dari satu makna akan sebuah konstruksi sintaksis. Tidak
dapat dipungkiri keambiguan yang mengakibatkan terjadinya lebih dari satu makna
ini dapat terjadi saat pembicaraan lisan ataupun dalam keadaan tertulis.
Ketaksaan atau ambiguitas merupakan bagian makna dari bahasa yang
terdapat dalam sebuah tuturan atau tulisan. Ketaksaan atau ambiguitas dapat terjadi
pada sebuah tataran bahasa, baik kata, frase, klausa, kalimat, wacana, maupun
kalimat yang mempunyai beberapa arti, atau mempunyai lebih dari satu makna.
Jenis-jenis Ambiguitas atau Ketaksaan
Di dalam buku semantik leksikal karya mansoer pateda ada tiga macam
ambiguitas yakni, Ambiguitas pada tingkat fonetik, ambiguitas pada tingkat
gramatikal, dan ambiguitas pada tingkat leksikal (2001:202).
a. Ketaksaan Fonetis
Ketaksaan atau ambiguitas yang terjadi pada tataran fonetik atau fonem.
Ketaksaan pada tataran foneetik muncul akibat berbaurnya bunyi-bunyi
bahasa yang dilafalkan. Kata-kata yang membentuk kalimat bila dilafalkan
terlalu cepat, dapat mengakibatkan keragu-raguan akan maknanya.
Contoh : kata “beruang” memilik makna ganda, yaitu “mempunyai uang”
dan “nama binatang”.
b. Ketaksaan Gramatikal
Ketaksaan atau ambiguitas yang terjadi akibat perpaduan kata dengan kata,
sebuah morfem dengan morfem lain atau dengan kata yang terjadi dalam
suatu hubungan struktur bahasa. Ketaksaan gramatikal muncul pda tataran
morfologi dan sintaksis.
c. Ketaksanaan Leksikal
Ketaksanaan yang terjadi pada tataran leksem atau kata, atau dengan kata
lain ketaksanaan leksikal adalah sebuah kata atau leksem yang mempunyai
makna lebih dari satu makna, dapat terjadi pada relasi makna berupa
homonim atau polisemi.
Pengertian Iklan
Pengertian Iklan secara bahasa adalah promosi atau pengenalan produk,
informasi barang atau jasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, iklan berarti
berita atau pesan untuk mendorong, membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan. Sedangkan pengertian Iklan menurut Rhenald
Kasali (1992:21), pesan yang menawarkan suatu produk yang ditujukan oleh suatu
masyarakat lewat suatu media. Iklan merupakan kegiatan memberitahukan atau
menginformasikan suatu hal, barang, atau jasa melalui media massa baik online
maupun ofline. Media yang digunakan, antara lain televisi, radio, koran, majalah,
internet, hp, poster, pamflet, brosur, spanduk dan sebagainya.
Jadi iklan adalah suatu promosi atau pengenalan mengenai produk,
informasi atau jasa melalui media. Media tersebut berupa televisi, radio, koran,
majalah, internet, hp, podter, pamflet, brosur, spanduk dan sebagainya yang
bertujuan untuk mendorong atau membujuk khalayak ramai agar tertarik pada
barang dan jasa yang ditawarkan.
Ambiguitas dalam Iklan-iklan di Televisi
1. Iklan Tolak Angin
Bunyi Iklan :
“Orang pintar minum tolok angin”
Kalimat pada iklan tersebut memiliki makna lebih dari satu, yaitu :
1. Orang pintar minum tolak angin maksudnya semua orang bisa minum tolak
angin karena gampang mengkonsumsinya. Rasa dan bentuk obatnya mungkin
berbeda dengan obat-obat lainnya yang biasanya berbentuk tablet dan
rasanya pahit.
2. Orang yang pintar akan memilih tolak angin untuk menyembuhkan penyakit
masuk angin.
3. Orang pintar minum tolak angin maksudnya orang yang minum tolak angin
adalah orang pintar atau dengan kata lain orang yang minum obat selain tolak
angin adalah orang bodoh.
Ketiga makna di atas adalah makna yang dapat ditimbulkan oleh ungkapan iklan
tersebut. Mungkin maksud yang dituju oleh iklan tersebut adalah makna yang ada
dalam poin nomor 1, namun mungkin hal itu hanya disadari oleh para masyarakat
yang memiliki pendidikan tinggi. Pada kenyataanya masyarakat Indonesia belum
100% yang dapat mengecap bangku sekolah.
2. Iklan Indosat
Bunyi Iklan :
“Mudik punya indosat”
Kalimat pada iklan tersebut memiliki makna yang ambigu, yaitu :
1. Indosat memiliki peranan dalam mudik (peranannya belum jelas)
2. Orang yang mudik hanya yang memakai kartu perdana Indosat tidak untuk
kartu perdana yang lainnya.
Makna yang pertama, indosat memiliki peranan dalam mudik. Peranan dalam
bentuk apa tidak dijelaskan dalam iklan tersebut. Sehingga khalayak ramai menjadi
kesulitan menafsirkan kalimat tersebut. Makna yang kedua yaitu orang yang mudik
hanya dapat menggunakan kartu perdana Indosat tidak untuk kartu perdana lain.
Pada makna kedua ini, seakan-akan iklan tersebut memberitahukan bahwa hanya
kartu indosat yang dapat dipakai saat mudik.
“IM3 gratis ribuan sms setelah mengirim dua sms”
Pada paparan iklan tersebut, konsumen dijanjikan akan mendapat ribuan sms jika
mengirim 2 sms. Padahal melihat realitanya gratis ribuan sms tersebut mempunyai
syarat tersendiri dan tidak disebutkan pada iklan yang ditayangkan di televisi.
Sehingga ada kesan yang sengaja disebunyikan untuk menarik konsumen sehingga
menimbulkan keambiguitasan.
Penutup
Iklan adalah hal memberitahukan atau memperkenalkan suatu barang atau
jasa kepada khalayak ramai sehingga masyarakat tertarik terhadap barang atau jasa
yang ditawarkan. Bahasa iklan dirancang sedemikian rupa untuk memikat perhatian
masyarakat terhadap barang atau jasa tersebut. Banyak kesalahan-kesalahan
berbahasa yang dapat ditemukan dalam iklan-iklan. Pengiklan tidak akan fokus
terhadap tata bahasa yang baik dan benar, namun akan fokus terhadap kata-kata
yang memikat walaupun sebenarnya itu adalah salah. Salah satu contohnya adalah
ambiguitas bahasa pada iklan-iklan yang telah dipaparkan di atas. Ambiguitas yang
terkemas dalam suatu pesan sering sekali terjadi, entah itu pesan yang dirancang
agar terkesan ambigu atau pesan yang memang tidak sengaja mengandung ambigu.
Oleh karena itu masyarakat dituntut untuk lebih jeli dalam memilih produk atau
jasa yang ada dalam iklan-iklan.
Daftar Rujukan
Chaer, Abdul. 2009. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Download