Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) 129 Pengaruh Konflik Peran, Ambinguitas Peran, Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda Yang Dimoderasi Oleh Kecerdasan Emosional Nastasya Mamesah Program Magister Manajemen Fakutas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi ([email protected]) Abstract This study aims to determine the ability of emotional intelligence in the moderating influence the role of conflict and role ambiguity on the women in dual role. Respondent of this study is 72. The data collection in this study using a questionnaire. Questionnaires were distributed as many as 72 pieces or all women working in PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Branch Manado, while questionnaires were returned 50 and 48 it can be processed. This study using purposive sampling method and hypotheses are tested using an moderated regression analysis (MRA) with SPSS. The results of this study shows the emotional intelligence is able to moderate the influence of role conflict and role in the performance of and the ambiguities of the women in dual role. Keywords: role conflict, women in dual role, emotional intelligence Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan kecerdasan emosional dalam memoderasi pengaruh konflik peran, dan ketidakjelasan peran pada wanita berperan ganda. Responden dari penelitian berjumlah 72. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Kuesioner yang disebar sebanyak 72 buah atau seluruh wanita yang bekerja di PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Cabang Manado, sedangkan kuesioner yang kembali 50 dan dapat diolah sebanyak 48 buah. Karya ilmiah ini menggunakan metode sampel purposive sampling dan hipotesis diuji dengan menggunakan analisis moderated regression analysis (MRA) dengan program SPSS. Karya ilmiah ini menunjukan kecerdasan emosional mampu memoderasi pengaruh konflik peran dan ambinguitas peran pada kinerja wanita berperan ganda. Kata kunci : konflik peran, ambinguitas peran, kinerja wanita berperan ganda, kecerdasasn emosional Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 130 orang Latar Belakang laki-laki dan 1,4 juta orang Bekerja merupakan salah satu hal perempuan. Dilihat berdasarkan daerah yang sangat penting bagi sebagian orang tempet tinggal (perkotaan dan perdesaan), dewasa. Dalam beberapa dekade ini jumlah perkembangan dan pertumbuhan ekonomi diwilayah perkotaan adalah sebesar 1,8 terjadi dengan sangat pesat. Hal ini juta jiwa, sedangkan ang tinggal di daerah mendorong wanita untuk ikut serta dalam perdesaan adlah sebesar 961 ribu jiwa. pemenuhan tangga. (Badan Pusat Statistik, 2010). Penelitian- Maka tidak mengherankan bila saat ini kita penelitian mengenai pengaruh role stress sering menjumpai wanita yang bekerja. pada kinerja semakin banyak dilakukan. Dalam era sekarang, dimana ilmu dan Fisher (2001), Viator (2001), Fanani et al. teknologi (2008), Agustina (2009), Tamaela (2011) , kebutuhan berkembang rumah dengan pesat, penacari kerja yang Sumiati tinggal menyebabkan semakin terkikisnya sekat- Widyastuti dan (2011) sekat yang memisahkan antara pria dan menyatakan bahwa wanita untuk bekerja. Sumbangan wanita berpengaruh pada dalam pembangunan ekonomi terlihat dari penelitian Rahayu (2002), Fogarty et al. kecenderungan partisipasi wanita dalam (2000), Firdaus (2007) dan Rahmiati dan angkatan kerja. Di Indonesia, Berdasarkan Kusuma (2004) menyatakan bahwa konflik hasil SP2010, jumlah angkatan kerja peran tidak berpengaruh pada kinerja. adalah 107,7 juta jiwa. Dari jumlah Penelitian Fisher (2001), Viator (2001), tersebut, jumlah penduduk yang bekerja Agustina (2009) dan Rahayu (2002) adalah 104,9 juta jiwa, terdiri dari 66,8 juta menyatakan bahwa ambiguitas peran orang laki-laki dan 38,1 juta orang berpengaruh pada kinerja, namun perempuan. Dilihat berdasarkan daerah penelitian Fanani dkk. (2008), Djony tempat tinggal (perkotaan dan perdesaan), Harijanto, Prof. Umar Nimran, Prof. jumlah penduduk bekerja yang tinggal di Achmad Sudiro, Dr. Mintarti Rahayu. perkotaan adalah sebesar 48,9 juta jiwa, (2013) sedangkan yang tinggal di perdesaan menyatakan bahwa ambiguitas peran tidak adalah sebesar 56,0 juta jiwa. (Badan Pusat berpengaruh pada kinerja. Statistik, 2010) Viator (2001), Agustina (2009), dan konflik kinerja, peran namun dan Forgaty et al. (2000) Penelitian Dari 107,7 juta angkatan kerja, Fogarty et al. (2000) menyatakan bahwa jumlah penduduk yang mencari kerja kelebihan peran berpengaruh pada kinerja sebanyak 2,8 juta jiwa, terdiri dari 1,4 juta sedangkan penelitian Rahmiati dan Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) 131 Kusuma (2004) dan (2007) terdahulu yang dipakai sebagai indikator menyatakan bahwa kelebihan peran tidak pada artikel ini antara lain: Rizzo et al., berpengaruh pada kinerja. yang dikutip Irzani et.al (2014), Yadav Terdapatnya Firdaus inkonsistensi hasil (2011), Agustina (2009), Tamaela (2011), tersebut, dapat Ida, Gerianta, dan Made Gede (2014). penelitian-penelitian disebabkan oleh adanya variabel lain yang mempengaruhi hubungan variabel Kajian Teoritik dan Empiris dependen independen. Sanjaya Teori Peran (2012,155:163) meneliti mengenai peran Teori dan peran (role theory) kecerdasan emosi sebagai pemoderasi pada merupakan penekanan sifat individual stress penelitian sebagai pelaku sosial Teori peran (Role mengindikasikan bahwa kecerdasan emosi Theory) adalah teori yang merupakan melemahkan pengaruh stres kerja terhadap perpaduan antara teori, orientasi, maupun kinerja. Kemampuan seseorang untuk disiplin ilmu. Selain dari psikologi, teori mengatur emosinya merupakan salah satu peran hal yang harus menjadi perhatian utama antropologi (Sarwono, 2002:45).Seseorang karena menjadi salah satu kunci untuk memiliki peran, baik di dalam maupun di keluar dari tekanan tersebut sehingga luar pekerjaannya. Masing-masing peran seorang karyawan dapat memperbaiki menghendaki perilaku yang berbeda-beda. kinerjanya ke depan. Beberapa peneliti Role stress atau tekanan peran pada percaya bisa hakekatnya adalah suatu kondisi dimana mengontrol dan mengelola stres dengan setiap peranan seseorang memiliki harapan baik ketika bekerja, kinerja karyawan yang berbeda yang dipengaruhi tersebut di perusahaan akan lebih tinggi harapan orang lain, yang mana harapan- (Ciarrochi et al., 2002:197-209,) harapan tersebut dapat berbenturan, tidak kerja. bahwa Hasil karyawan yang berawal dari sosiologi dan oleh jelas dan menyulitkan peranan seseorang, sehingga Argumen Orisinalitas / Kebaruan Penulis mengambil menggabungkan pendapat indikator-indikator yang dan berupa seseorang menjadi samar-samar, sulit, bertentangan atau tidak mungkin untuk bertemu (Agustina, pada 2009:40-69). Fogarty et al.(2000:31-67) penelitian terdahulu untuk dipakai pada menyatakan terdapat tiga jenis role stress penelitian yaitu ini dan ada peranan diolah dengan menggunakan alat analisis yang lain. Studi konflik peran (role conflict), Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 132 ketidakjelasan peran (role ambiguity) dan konflik menjadi tidak ada. Hal ini kelebihan peran (role overload). menjelaskan bahwa konflik mengakui adanya unsur persepsi, pertentangan, kelangkaan sumber daya, dan hambatan. Affective Events Theory Afective events theory (AET) Menurut Robbins dan Judge (2008:66) dimulai dengan mengenali bahwa emosi konflik adalah sebuah respon terhadap peristiwa sebuah dalam lingkungan kerja. Lingkungan kerja dihadapkan pada harapan peran (role meliputi semua hal yang melingkupi expectation) yang berbeda. Konflik peran pekerjaan tersebut seperti tugas, tingkat muncul otonomi pekerjaan. menemukan bahwa untuk memenuhi Lingkungan ini menciptakan peristiwa syarat satu peran dapat membuatnya lebih kerja yang dapat berupa percekcokan, sulit kegembiraan atau keduanya. Peristiwa- Sementara role expectation sendiri adalah peristiwa kerja tersebut memicu reaksi bagaimana orang lain yakin seseorang emosi harus dan positif kepribadian tuntutan atau dan negatif, tetapi suasana hati peran didefinisikan sebagai dimana individu situasi ketika untuk seorang memenuhi berbuat pada individu peran situasi lain. tertentu. Penjelasan tersebut memberikan suatu mempengaruhi mereka untuk merespon gambaran peristiwa tersebut dengan intensitas yang memunculkan harapan yang mungkin lebih besar atau lebih kecil. Orang-orang sulit untuk dicapai atau dipuaskan. yang mempunyai peran Memperhatikan beberapa definisi stabilitas emosional lebih berkemungkinan konflik peran di atas secara umum dapat untuk bereaksi kuat terhadap peristiwa- disimpulkan bahwa yang dimaksud konflik peristiwa dapat peran adalah pertentangan perilaku, pola kepuasan pikir dan nilai yang dialami individu mempengaruhi rendah konflik pada negatif. nilai bahwa Emosi-emosi kinerja dan (Robbins dan Judge, 2008). akibat adanya ekspektasi peran yang berlainan yang diterima individu tersebut Konflik Peran sehingga individu tersebut kesulitan dalam Robbins (2002:199) menjelaskan mengambil suatu tindakan mengenai apa bahwa keberadaan konflik merupakan yang harus dilakukannya. Konflik peran masalah persepsi, jika tidak ada individu juga dialami individu ketika nilai-nilai menganggap bahwa konflik itu ada, maka internal, telah menjadi suatu kesepakatan bahwa bertabrakan dengan tuntutan yang lainnya. etika, atau standar dirinya Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) Rizzo et al., yang dikutip Irzani et.al (2014:12) menyebutkan terdapat enam 133 menyebutkan terdapat delapan indikator terjadinya ambiguitas peran. indikator terjadinya konflik peran. Kecerdasan Emosional Ambiguitas Peran Patton (2002: 1) mendefinisikan (Ketidakjelasan kecerdasan emosi sebagai suatu kekuatan Peran) Menurut Cicero, L., Pierro, A., & dibalik singgasana kemampuan intelektual. Van Knippenberg, D. (2010:411-412) Kecerdasan emosi merupakan dasar-dasar “Role ambiguity is the uncertainty about pembentukan what is expected related to the role keterampilan-keterampilan untuk menunda performance. Role ambiguity is defined as kepuasan dan mengendalikan impuls- the extent to how uncertainty one's role impuls, tetap optimis jika berhadapan expectations”, Peran ambiguitas adalah dengan kemalangan dan ketidakpastian, ketidakpastian menyalurkan diharapkan tentang terkait apa dengan yang emosi yang emosi-emosi mencakup yang kuat kinerja. secara efektif, mampu memotivasi dan Ketidakjelasan peran didefinisikan sebagai menjaga semangat disiplin diri dalam salah satu peran haranpan yang tidak pasti usaha mencapai tujuan-tujuan, menangani . kelemahan-kelemahan Menurut Nimran (2004:101) seseorang menunjukkan rasa empati kepada orang dapat dikatakan berada dalam ambiguitas lain, membangun kesadaran diri dan peran apabila menunjukkan ciri-ciri antara pemahaman pribadi. Yadav (2011:249) lain sebagai berikut: tidak jelas benar apa menyatakan kecerdasan emosional terbagi tujuan peran yang dia mainkan; tidak jelas menjadi lima dimensi yaitu: Mengenali kepada siapa bertanggung jawab dan siapa emosi yang melapor kepadanya; tidak cukup Memotivasi diri, Mengetahui emosi orang wewenang untuk melaksanakan tanggung lain, Membina hubungan dengan orang jawabnya; tidak sepenuhnya mengerti apa lain. diri, Mengelola pribadi, emosi diri, yang diharapkan dari padanya; dan tidak memahami benar peranan dari pada Kinerja pekerjaannya dalam rangka mencapai menurut Mangkunegara (2009:9) tujuan secara keseluruhan. Rizzo et al., pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah yang dikutip hasil kerja secara kualitas dan kuantitias Irsani et.al (2014:12) yang dicapai oleh seorang pegawai dalam Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 134 melaksanakan tugasnya sesuai dengan terjadi tanggung diberikan ketidakpastian mengenai beberapa hal kepadanya. Kinerja menurut Kalbers dan yang berhubungan dengan pekerjaannya fogarty (1995:64-86) terdiri dari, kualitas, seperti: efektivitas, kuantitas, mengatur waktu, jawabnya, apa yang diharapkan darinya, evaluasi, penilaian dari pimpinan. dan bagaimana mengerjakan pekerjaan jawab yang yang ketika mengenai beragam. konsisten Kajian Empiris Dalam hubungannya dengan konflik individu mengalami lingkup Hasil dengan tanggung penelitian penelitian ini yang dilakukan oleh Senjaya (2012:155-163) peran ambinguitas peran kinerja wanita yang yang berperan ganda dan kecerdasan emosional memoderasi pengengaruh stres emosional penelitian-penelitian terdahulu kerja terhadap kinerja. Dari sini dapat mengungkapkan bahwa pada sebagian dilihat kasus, konflik peran dan ambinguitas pelatihan untuk meningkatkan kecerdasan peran berpengaruh tidak signifikan kinerja, emosional meski ada beberapa kasus yang tidak wanita berperan ganda, seperti ke pelatihan menyatakan demikian. Karena konflik emotional intelligent programs, seperti peran dan ambinguitas peran berkaitas erat anger dengan suatu berfokus pada pengelolaan emosi. Rose perusahaan untuk memperoleh benefit dan West (1999:707-721) menemukan yang kinerja ahwa anger management program ini karywannya baik, sehingga ketika konflik berhasil mengurangi perasaan dan ekspresi peran dan ambinguitas kemarahan. kinerja, lebih bagian tinggi dari apabila peran terjadi menyatakan bahwa bahwa kecerdasan pentingnya seseorang management pelatihan- khususny program Komponen kunci pada yang dadri peningkatan. Sejalan dengan Nyoman perubahan perilaku ini diakibatkan oleh Triaryati (2003:77-90), menyatakan bahwa latihan-latihan pengenalan emosi, bermain konflik peran pada karyawan yang telah peran, dan teknik relaksasi. Diharapkan menikah dan mempunyai anak dapat di dapat membantu wanita berperan ganda definisikan sebagai bentuk konflik peran untuk dimana tuntutan dari peran pekerjaan pekerjaan dengan lebih baik, sehingga kurang dapat di penuhi karena pada saat dapat mengurangi kemungkinan terjadinya yang sama. penurunan kinerja. Greenberg dan Baron (2003:756-990) menyatakan bahwa ambiguitas peran dapat menghadapi Berdasarkan tekanan-tekanan peneitian- penelitian terdahulu yang telah dilakukan, maka, Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) 135 Dalam penelitian ini, akan diketahui Karyawan wanita yang berstatus sebagai apakah terjadi dan bagaimana perbedaan ibu rumah tangganyang berjumlah 72 dan pengaruh yang ada antara Konflik orang. Dan yang terkumpul yang telah Peran dan Ambinguitas Peran terhadap dibagikan 50, dari 50 yang terkumpul 2 Kinerja Wanita Berperan Ganda yang kuesioner rusak. Jadi yang dapat diolah 48. dimoderasi oleh Kecerdasan Emosional Model Pada Pegawai Wanita di Kantor PT. Bank menggunakan Rakyat Indonesia,Tbk Cabang Manado. analysis. Kemudian, dengan variabel-variabel atas menggabungkan penelitian pengujian moderated hipotesis regression Variabel terikat dalam penelitian terduhulu, ini adalah kinerja wanita berperan ganda. maka dalam penelitian ini digunakan Kinerja wanita berperan ganda merupakan vairiabel hasil Konflik Peran (X1) dan kerja yang dicapai dalam Ambinguitas Peran (X2) sebagai variabel melaksanakana tugasnya sesuai dengan independen, tanggung jawab yang diberikan padanya, Ganda (Y) Kecerdasan Kinrja dan Wanita Berperan dimoderasi Emosional (Z). oleh Variabel dan menjadi salah satu tolak ukur yang digunakan untuk menentukan apakah Konflik Peran dan Ambinguitas Peran suatu pekerjaan yang dilakukan akan baik mengambil moderated regression analysis atau dari hasil uji koefisien Pada Pegawai dengan Wanita di Kantor PT. Bank Rakyat digunakan oleh Indonesia,Tbk Cabang Manado (1995:64-86). sebaliknya. Variabel mengadopsi ini instrumen diukur yang Kalbers dan Fogarty Variabel bebas dalam penelitian ini adalah: konflik peran (X1) (Konflik peran atau role conflict adalah Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan suatu konflik yang timbul dari mekanisasi penelitian asosiatif atau penelitian yang pengendalian birokratis organisasi yang menguji pengaruh antar variabel dalam hal tidak sesuai dengan norma, aturan, etika ini peran, dan kemandirian profesional. Variabel ini kinerja diukur dengan mengadopsi instrumen yang pegawai wanita yang memiliki peran digunakan oleh Rizzo et al. dalam Irzani ganda. et.al (2014). konflik kecerdasan peran, ambiguitas emosional, (Sumarsono, dan 2004:342-800). ambiguitas peran (X2) Penelitian ini berlokasi di PT. Bank (Ambiguitas peran atau role ambiguity Rakyat Indonesia,Tbk Cabang Manado adalah tidak cukupnya informasi yang Populasi dalam penelitian ini adalah diberikan serta tidak adanya arah dan Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 136 kebijakan yang jelas, kepastian tentang kali (one shot) diperoleh hasil bahwa otoritas, kewajiban dan hubungan dengan seluruh item memiliki nilai alpha cronbach lainnya dan ketidakpastian sanksi dan > dari 0,6. Dengan demikian seluruh item ganjaran terhadap perilaku yang dilakukan. adalah reliable. Variabel ini diukur dengan mengadopsi instrumen yang digunakan oleh Rizzo et al. dalam Irzani et.al (2014:12). Hasil Uji Asumsi Klasik Berdasarkan hasil uji (3)Variabel moderasi dalam penelitian ini multikolinieritas adalah kecerdasan emosional. Kecerdasan diketahui emosional adalah kemampuan mengenali multikolinieritas pada data oleh karena perasaan diri sendiri dan perasaan orang nilai Variabel Inflation Factor ( VIF ) = lain, serta 1.415. Nilai ini sesuai ketentuan kurang mengelola emosi dengan baik pada diri dari 10. Demikian juga dengan angka sendiri dan dalam hubungan dengan orang tolerance = 0.706. Nilai ini lain. Variabel kecerdasan emosional ini ketentuan lebih dari 0.1. Berdasarkan diukur dengan mengadopsi instrumen yang gambar di atas terlihat bahwa tidak ada digunakan oleh Marita dkk. (2008). (4) pola yang jelas pada titik-titik dalam Kinerja menurut Kalbers dan fogarty kotak, dapat disimpulkan data tidak terjadi (1995:64-86) kualitas, heterokesdastisitas. Berdasarkan hasil uji efektivitas, kuantitas, mengatur waktu, normalitas pada gambar di atas diperoleh evaluasi, penilaian dari pimpinan. hasil bahwa data menyebar garis diagonal memotivasi diri terdiri sendiri, dari, pada bahwa tabel di tidak atas terjadi sesuai dan mengikuti arah garis diagonal maka Pembahasan data memenuhi asumsi Normalitas. Uji Validitas dan Reliabilitas Hasil analisis ditemukan bahwa semua hasil korelasi antara variabel Pengujian Hipotesa Hasil Uji Pengaruh Konflik Peran dengan item seluruhnya memiliki nilai terhadap Kinerja Wanita Berperan signifikansi di bawah 0,05 atau 5%, Ganda yang di moderasi oleh sehingga seluruh item adalah valid. Hasil Kecerdasan Emosional ini menyatakan bahwa semua item dapat Berdasarkan tabel di atas dapat digunakan untuk analisis selanjutnya. Dari disimpulkan bahwa koefisien determinasi hasil dengan (R Square) adalah sebesar 0,533 atau menggunakan metode pengukuran satu 53,3%. R Square berkisar pada angka 1-0, pengujian reliabilitas Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) dengan catatan semakin besar angka R 137 Koefisien Determinasi Square maka akan semakin kuat hubungan Koefisien determinasi (R Square) dari kedua variabel dalam model regresi. adalah sebesar 0,384 atau 38.4%. R Square Dapat disimpulkan bahwa 53,3% variabel berkisar pada angka 1-0, dengan catatan kinerja wanita berperan ganda dapat semakin besar angka R Square maka akan dijelaskan oleh variabel konflik peran. semakin Sementara lainnya variabel dalam model regresi. Dapat dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel disimpulkan bahwa 38.4% variabel kinerja lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. wanita berperan ganda dapat dijelaskan selisihnya 46,7% kuat hubungan dari kedua oleh variabel ambiguitas peran. Sementara selisihnya 61.6% lainnya dipengaruhi atau Efek Moderasi Model persamaan regresi moderasi adalah Y= 7.843 + 0,318 X1 + 0.011z. dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam penelitian ini. Hasil uji efek moderasi untuk Konflik peran (X1) terhadap kinerja Wanita Efek Moderasi Berperan Ganda (Y) menunjukkan nilai sig Model persamaan regresi moderasi 0.014. Artinya nilai sig lebih kecil dari sebagai berikut: Y= 12.087 + 0.060 X2 + nilai probabilitas 0,05 (0,014<0,05) maka 0.014z. Hasil uji efek moderasi untuk kesimpulan yang dapat diambil adalah H0 Ambiguitas peran (X2) terhadap kinerja ditolak dan H1 diterima. Ini berarti Wanita Berperan Ganda (Y) menunjukkan Kecerdasan signifikan nilai sig 0.009. Artinya nilai sig lebih kecil menjadi pemoderasi pengaruh Konflik dari nilai probabilitas 0,05 (0,009<0,05) peran Wanita maka kesimpulan yang dapat diambil Berperan Ganda (Y). Dengan demikian adalah H0 ditolak dan H1 diterima. Ini hipotesa 1 diterima. berarti (X1) emosional terhadap (Z) kinerja Kecerdasan emosional (Z) signifikan menjadi pemoderasi pengaruh Hasil Uji Pengaruh Ambiguitas Peran ambiguitas peran (X2) terhadap kinerja terhadap Kinerja Wanita Berperan Wanita Berperan Ganda (Y). Dengan Ganda yang di moderasi oleh demikian hipotesa 2 diterima. Kecerdasan Emosional Konflik Peran (X1) Terhadap Kinerja Wanita Berperan Ganda (Y) yang di Moderasi Oleh Kecerdasan emosional Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 138 Robbins (2007) tingkat stress pada lingkup tanggung jawabnya, apa yang tiap orang akan menimbulkan dampak ang diharapkan berbeda, desain mengerjakan pekerjaan yang beragam. struktur sebuah organisasi, ketidakpastian Ketidakjelasan peran muncul karena tidak lingkungan juga mempengaruhi tingkat cukupnya informasi yang diperlukan untuk stress. menyelesaikan tugas-tugas atau pekerjaan selain mempengaruhi Nyoman Triaryati (2003), darinya, yang karyawan dan memuaskan. mempunyai anak dapat di definisikan berpengaruh sebagai bentuk konflik peran dimana Karyawan wanita apabila semakin tinggi tuntutan dari peran pekerjaan kurang dapat kecenderungan ketidakjelasan peran yang di penuhi karena pada saat yang sama. dialami, maka akan cenderung memiliki konflik negative kinerja yang semakin rendah. Namun terhadap kinerja. Artinya apabila semakin apabila mampu mengelola emosinya, maka tinggi kecenderungan konflik peran wanita pengaruh negatif antara ketidakjelasan yang berperan ganda, maka karywan peran dengan kinerja akan melemah peran telah menikah berpengaruh dengan bagaimana menyatakan bahwa konflik peran pada yang diberikan dan Ketidak negatif cara yang jelasan peran terhadap kinerja. wanita tersebut akan cenderung memiliki kinerja yang semakin rendah. Namun Kesimpulan dan Rekomendasi apabila Kesimpulan karyawan wanita mampu mengelola emosinya , maka pengaruh Berdasarkan pembahasan diperoleh negative antara konflik peran dengan kesimpulan (1) Konflik peran tidak kinerja akan lemah. berpengaruh pada kinerja wanita berperan ganda. Namun apabila terus bertambah terhadap maka, kecerdasan emosional merupakan kinerja Wanita Berperan Ganda (Y) variabel pemoderasi dari pengaruh konflik yang di Moderasi Oleh Kecerdasan peran terhadap kinerja wanita berperan emosional ganda diterima. (2) Ambinguitas peran Ambiguitas Peran Greenberg menyatakan (X2) dan Baron bahwa (2003) tidak berpengaruh pada kinerja wanita ambiguitas berperan ganda. Namun apabila terus peran dapat terjadi ketika individu mengalami ketidakpastian bertambah maka kecerdasan emosional merupakan variabel ambiguitas pemoderasi mengenai beberapa hal yang berhubungan pengaruh peran dengan pekerjaannya seperti: mengenai kinerja wanita berperan ganda diterima dari terhadap 139 Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) Moderates Rekomendasi Dari kesimpulan penulis maka the Relationship between Stress and Mental Health. rekomendasi yang diberikan adalah (1) Personality and Adanya tingkat emosional pada karyawan Differences 32: 197-209 Individual juga Craig, A.J. “ Bukan Seberapa Cerdas Diri memperhatikan hal tersebut. (2) Pihak Anda Tetapi Bagaimana Anda manajemen Cerdas”. Batam: Interaka, 2004. sebaiknya pihak manajemen juga harus menunjukkan keseriusannya dalam menangani masalah Fanani, Zaenal, Hanif, R. A, dan Subroto, konflik peran ganda yang sudah berlebihan B. 2008. Pengaruh Struktur Audit, yang dialami karyawan karena selain Konflik Peran, dan Ketidakjelasan penting bagi karyawan, ketidak seriusan Peran terhadap Kinerja Auditor. pihak Jurnal Akuntansi dan Keungan manajemen masalah ini dalam dapat menangani berdampak buruk terhadap kinerja organisasi Indonesia 5: 140-155 Fisher, Richard T. 2001. Role Stress, the Type A Behaviour Pattern, and Daftar Pustaka External Auditor Job Statisfaction Agustina, Lidya. 2009. Pengaruh Konflik and Performance. Behavior Peran, Ketidakjelasan Peran, dan Research in Accounting 13:143- Kelebihan 168 Kepuasan Peran Kerja terhadap dan Kinerja Fogarty, T.J., Singh, J., Rhoads, G.K., dan Auditor (Penelitian pada Kantor Moore, R.K. 2000. Antecedents Akuntan Publik yang Bermitra and Consequences of Burnout in dengan Kantor Akuntan Publik Accounting: Big Four di Wilayah DKI Jakarta). Stress Jurnal Akuntansi 1:40-69 Reasearch in Accounting 12: 31-67 Beyond Model. the Role Behavioral Anoraga, Pandji. 2006. Psikologi Kerja, Goleman. 2003. Emotional Inteligece : Cetakan Keempat. Jakarta: PT Why It Can Matter More Than IQ. Rineka Cipta. New York : Bantaman Dell. Berry, David. 2003. Pokok-Pokok Pikiran Dalam Sosiologi. Jakarta: PT. Ciarrochi, J., Deane, F.P,. Anderson, S,. Emotional D. Intellegence “Kecerdasan Emosi : Mengapa Emotional Intelligence Lebih Grafindo Persada. 2002. Goleman, Penting Daripada IQ”. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2007. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 140 Goleman. 2006. Working with Emotional Provinsi Inteligence. New York: Bantm Udayana Dell. Universitas Kreitner, R., dan Kinicki, A. 2005. Greenberg, J., dan Baron, R. 2003. Behavior in Organizations. New Jersey: Prentice Hall. Pengaruh Konflik Ambiguitas Perilaku Peran Peran dan Terhadap Organisasi. Jakarta F. 2005. Organizational Behavior. New York: McGraw Hill. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu.2012. Komitmen Independensi Auditor “Evaluasi Internal Pemerintah Daerah (Studi Bandung, PT. Refika Aditama, Empiris Pada Inspektorat Kota Semarang). Tesis. Universitas Diponegoro. Dwi : Salemba Empat. Luthans, Hutami, Gartiria dan Chariri, Anis. 2011. Irzani, Bali). Kinerja SDM”. Mathis, L Robert & Jackson, Jhon.H. “Manajemen SDM”. Jakarta: Salemba Empat. 2006 dan Andre Witjaksono. Dwijanto 2014.Pengaruh Konflik Peran Dan Ambiguitas Muchlas, Makmuri. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Peran Terhadap Keinginan Keluar Nimran, U. 2004. Perilaku Organisasi . Karyawan Dengan Kepuasan Kerja Surabaya: CV. Citra Media Sebagai Variabel Mediasi Pada Pt. Asuransi Raksa Pratikara Di Nyoman, Triaryati. Adaptasi (2003). Kebijakan Work Volume 2 Nomor 1 Januari . Absen dan Turn Over. Jurnal Manajemen Issue Mengenai Surabaya. Jurnal Ilmu Manajemen | Ida Ayu Paramita Widyastary, Gerianta Family Pengaruh Dan Terhadap Kewirausahan Wirawan Yasa, dan Made Gede Vol. 5 No. 1 Maret. Universitas Wirakusuma. Kristen Petra Konflik 2014. Peran, Pengaruh Ketidakjelasan Rahim, M. Afzalur Rahim. 2002. “Toward Peran, Dan Kelebihan Peran Pada A Theory Of Managing Kinerja Auditor Dengan Organizational Kecerdasan Emosional Sebagai International Journal Of Conflict Vriabel Pemoderasi (Studi Empiris Management 2002, Vol. 13, No. 3, pada Kantor Akuntan Publik Se- Pp. 206−235 Conflict”. The 141 Pengaruh Konflik Peran….. (Mamesah) Reksohadiprodjo, S dan Handoko, H. 2001. Organisasi Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Encounter. Journal of Marketing 49: 99-102. Tang, Yung-Tai dan Chang, Cheng-Hua. Rivai, Veithzal. 2004.“Manajemen Sumber 2010. Impact of Role Ambiguity Daya Manusia untuk Perusahaan and Role Conflict on Employee dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Creativity. Raja Business Management 4: 869-881 Grafindo Persada. 2004. Robbins, S. P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta: Prentice Hall. Perilaku Organisasi”. Erlangga : Jakarta Organizational Jersey: and Behavior. Pearson of Informal Public Accounting Mentoring with Role Sterss and Related Job Outcomes. Accounting, Robbins, S.P. dan Judge, T.A,. 2008. Journal Viator, Ralph E. 2001. The Association of Formal Robbins, Stephen.P. 2002. ”Prinsip-Prinsip African Organization and Society, 26:73-93 New Widiyanto, Afif dan Sus Budiharto. 2007. International Hubungan Antara Konflik Peran Edition dengan Rose, J. dan West, C. 1999. Assessment of Komitmen terhadap Perusahaan. Anger in People with Intellectual Publikasi. Disabilities. Journal of Applied Indonesia. Research in Intellectual Disabilities 34:707-721 Widyastuti, Tri Karyawan Universitas Naskah Islam dan Sumiati, Eti. 2011. Influence of Role Conflict, Role Sanjaya, Frangky. 2012. Peran Pemoderasi Ambiguity and Role Overload Kecerdasan Emosi pada Stress toward Kerja. Akuntabilitas 10: 168 Jurnal Dinamika Manajemen 3: 155-163 Auditors Performance. Wijono, Sutarto. 2010. Psikologi Industri Supratiknya, A.1995. Komunikasi Antar dan Organisasi: Dalam Suatu Pribadi. Yogyakarta: Universitas bidang Gerak Psikologi Sumber Sanata Darma Daya Manusia (edisi pertama). Solomon, M.R., Surprenant. C., Czepiel, J.A., dan Gutman, E.G,. 1985. A Role Theory Perspective on Dyaduc Interactions: The Service Jakarta : Kencana. Winardi. 1994. (Konflik Manajemen Konflik Perubahan Dan Pengembangan). Bandung: Mandar Maju. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen Vol 4 ,No.2, 2016: 129-142 142 Yadhav, Nidhi. “Emotional Itelligence and Its Efects on Job Performance: A Comparative Insurance Study Sales International”. on Life Professionals. Journal of Multidisciplinary Research, Vol.1 Issue.8. 2011